Tempat Fasum: Masjid Istiqlal

  • Menag Panggil Kakanwil Jika Lembaga Pendidikannya Tak Ada Cek Kesehatan Gratis

    Menag Panggil Kakanwil Jika Lembaga Pendidikannya Tak Ada Cek Kesehatan Gratis

    Menag Panggil Kakanwil Jika Lembaga Pendidikannya Tak Ada Cek Kesehatan Gratis
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bakal memanggil Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) jika ditemukan adanya
    sekolah keagamaan
    yang tidak mengikuti pelaksanaan
    Cek Kesehatan Gratis
    (CKG) yang dimulai hari ini, Senin (4/8/2025) ini.
    “Kalau nanti saya tahu ada sekolah yang tidak mendapatkan pemeriksaan, saya akan panggil para Kepala Kanwil dan Kakankemenag-nya,” kata Nasaruddin Umar saat meninjau pelaksanaan CKG di Pondok Pesantren Asshidiqiyah, Jakarta Barat, Senin (4/8/2025).
    Nasaruddin memperingatkan Kakanwil agar tidak ada satu pun anak-anak di madrasah, pesantren, dan lembaga pendidikan agama lainnya yang terlewat dari program ini.
    Tidak membedakan sekolah agama apapun, Nasaruddin menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan program CKG di tiap sekolah keagamaan.
    “Siapa pun lembaga pendidikan agama dan keagamaan yang tidak memberikan perhatian penuh, nanti kami akan berikan semacam perhatian khusus,” tegasnya.
    Nasaruddin mengatakan, dirinya telah menginstruksikan setiap Kantor Wilayah (Kanwil) dan Departemen Agama (Depag) untuk melaksanakan ini sebaik mungkin.
    “Kalau nanti saya tahu ada di antara sekolah, anak didik kita tidak mendapatkan pemeriksaan, itu bukan salahnya anak, tapi salahnya kepala Kanwil dan Depag-nya,” tuturnya.
    Ia menegaskan bahwa
    cek kesehatan gratis
    ini dilakukan di seluruh lembaga pendidikan keagamaan tanpa ada pembeda antar agama apapun.
    “Tidak boleh kami meninggalkan satu orang pun di antra anak-anak bangsa Indonesia,” ucap Menag sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
    Sebagai informasi, tercatat ada 12.548.995 peserta didik binaan Kementerian Agama (Kemenag) yang akan mendapatkan layanan kesehatan gratis.
    Rinciannya, 9.179.847 siswa Madrasah (MI, MTs, MA); 3.339.536
    santri
    pondok pesantren; 18.090 siswa pendidikan Kristen; 7.032 siswa pendidikan Katolik; 3.421 siswa pendidikan Hindu (Widyalaya); 1.069 siswa pendidikan Buddha (Dhammasekha Formal).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gelar Zikir Sambut HUT RI ke-80, Menag Ingatkan Arti Merdeka dalam Perspektif Spiritual – Page 3

    Gelar Zikir Sambut HUT RI ke-80, Menag Ingatkan Arti Merdeka dalam Perspektif Spiritual – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengingatkan bahwa kemerdekaan bukan sekadar lepas dari penjajahan fisik, tetapi juga pelepasan dari segala bentuk penindasan dan ketertindasan jiwa. 

    Hal itu disampaikan Menag saat memberi sambutan dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan yang digelar Kementerian Agama di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat malam (1/8/2025).

    Acara yang menjadi pembuka rangkaian Bulan Kemerdekaan tersebut digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag dan dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Arifatul Choiri Fauzi, Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Miftachul Akhyar, dan tokoh agama dari sejumlah daerah. 

    Hadir pula enam tokoh lintas agama, Majelis Dzikir Hubbul Wathon, pimpinan ormas Islam, majelis taklim, serta para santri dari sejumlah pondok pesantren.

    Dalam sambutannya, Menag menyampaikan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukan hanya momen politik, tetapi juga peristiwa spiritual. Proklamasi yang dibacakan pada hari Jumat, 9 Ramadan 1364 Hijriah, mencerminkan keberkahan dan keterhubungan antara perjuangan kemerdekaan dengan nilai-nilai keimanan.

    “Ini bukan kebetulan. Para proklamator menyadari betul bahwa hari itu bukan sekadar tanggal, tapi juga momentum ilahiah. Zikir dan doa menjadi bagian dari kekuatan bangsa ini sejak awal berdiri,” ujar Menag.

    Menurutnya, dalam tradisi Islam, terdapat empat istilah utama yang menggambarkan makna kemerdekaan: istiqlal, tahrir, hurriyah, dan in‘itaq. Namun, kata kunci dari semuanya adalah istiqlal, yaitu kemerdekaan dari penjajahan dan kekuasaan yang zalim.

    “Tanpa istiqlal, tidak mungkin ada hurriyah, tidak mungkin ada tahrir, dan tidak mungkin ada In’itaq. Karena itu, Masjid Istiqlal bukan sekadar bangunan, tetapi nazar bangsa atas nikmat kemerdekaan,” paparnya.

    Dia juga mengingatkan bahwa kemerdekaan sejati harus diisi dengan perjuangan untuk menghadirkan keadilan sosial. Salah satu indikatornya adalah terpenuhinya gizi anak bangsa dan akses pendidikan yang merata.

    “Presiden kita selalu menekankan bahwa kemerdekaan tidak sempurna jika masih ada anak-anak kelaparan. Bagaimana masa depan bangsa ini kalau generasi mudanya kekurangan gizi? Maka pemberian gizi sehat dan pendidikan adalah bentuk konkret pengisian kemerdekaan,” tegasnya.

     

    Pada hari Rabu, Presiden Prabowo Subianto menghadiri konferensi ke-19 Uni Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam OKI atau Parliamentary Union of The OIC Member States, di Senayan. Presiden kembali menegaskan sikap Indonesia terhad…

  • Inggris dan AS Impor Ustad dari Indonesia untuk Ajarkan Islam Nusantara

    Inggris dan AS Impor Ustad dari Indonesia untuk Ajarkan Islam Nusantara

    GELORA.CO –  Pemahaman Islam di Indonesia yang mengusung semangat perdamaian atau rahmatan lil alamin di lirik internasional. Misalnya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengimpor ustad atau guru ngaji dari Indonesia. Mereka bertugas untuk mengajari imam-imam di kedua negara itu. 

    Informasi tersebut disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menghadiri Halaqah Musyawarah Kerja Nasional dan Pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Jakarta (30/7). Dia mengatakan pemahaman atau nafas Islam di Indonesia kompatibel dengan negara-negara lain. Termasuk negara dengan umat Islam yang minoritas. 

    “United Kingdom (UK) meminta training imam dari Indonesia,” katanya. Permintaan itu disampaikan pemerintah Inggris saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke sana beberapa waktu lalu. Indonesia menyanggupi itu, dengan mengirim ustadz, imam, atau mubaligh untuk menjadi mentor imam-imam di Inggris Raya. 

    Begitu pula dengan di AS. Nasaruddin mengatakan ada permintaan serupa. Dengan jumlah penduduk Islam yang terus bertambah di negara super power itu, jumlah imam ikut bertambah. Pemerintah AS juga meminta pengiriman ustad atau ulama untuk mengajari agama imam-imam di sana. 

    Seperti diketahui populasi Islam di Inggris Raya, AS, dan sejumlah negara barat mengalami lonjakan signifikan. Sehingga jumlah imam atau pemuka agama di sana ikut meningkat. Begitupun dengan keberadaan masjid, juga semakin banyak. 

    Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengatakan, kualitas Islam Indonesia yang begitu ramah dan toleran, tidak hanya diakui negara-negara barat. Di negara Timur Tengah juga mengakui semangat Islam di Indonesia sangat positif. 

    Nasaruddin mengatakan Qatar dan Uni Emirat Arab meminta Indonesia mengirimkan imam ke sana. Bahkan jumlahnya cukup besar, mencapai sekitar 250 orang. “Kenapa mereka tidak meminta imam-imam dari Mesir atau Turki. Tetapi memilih dari Indonesia,” jelas mantan Wakil Menteri Agama itu. Dia menegaskan kondisi itu mencerminkan bahwa Islam di Indonesia cocok dengan budaya manapun. Baik itu di barat yang cenderung sekuler maupun di Timue Tengah. 

    Menurut Nasaruddin Islam di Indonesia mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan Islam di Timur Tengah. Indonesia sebagai negara maritim atau kepulauan, mempunyai budaya yang ramah. Sehingga ketika Islam hadir di Indonesia, maka menghasilkan semangat beragama yang ramah. 

    Berbeda saat Islam berada di negara kontinental. Budayanya cukup keras. “Oleh karena itu, Nabi-Nabi diturunkan di negara-negara kontinental. Kalau di Indonesia (sebagai negara maritim) tidak perlu nabi, cukup ustad,” jelas Kamaruddin disambut riuh undangan yang hadir. 

    Dia berpesan kepada anggota ISNU yang merupakan komunitas akademisi, untuk memperkuat pendidikan di Indonesia. Khususnya pendidikan agama Islam atau Islam Studies. Nasaruddin menegaskan saat ini sudah tidak nyaman belajar agama Islam di negara-negara Timur Tengah. Karena banyak perang. Sebaliknya belajar Islam Studies di Indonesia, pelajar dari penjuru dunia akan merasakan ketenangan.

    Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum ISNU Kamaruddin Amin menegaskan siap berkolaborasi dengan pemerintah. Khususnya di layanan pendidikan. Diantara yang dia soroti adalah angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia yang masih sekitar 40 persen. Padahal untuk jadi negara maju, APK pendidikan tinggi minimal 60 persen. 

  • Inggris dan AS Impor Ustad dari Indonesia untuk Ajarkan Islam Nusantara

    Inggris dan AS Impor Ustad dari Indonesia untuk Ajarkan Islam Nusantara

    GELORA.CO –  Pemahaman Islam di Indonesia yang mengusung semangat perdamaian atau rahmatan lil alamin di lirik internasional. Misalnya, Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengimpor ustad atau guru ngaji dari Indonesia. Mereka bertugas untuk mengajari imam-imam di kedua negara itu. 

    Informasi tersebut disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menghadiri Halaqah Musyawarah Kerja Nasional dan Pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Jakarta (30/7). Dia mengatakan pemahaman atau nafas Islam di Indonesia kompatibel dengan negara-negara lain. Termasuk negara dengan umat Islam yang minoritas. 

    “United Kingdom (UK) meminta training imam dari Indonesia,” katanya. Permintaan itu disampaikan pemerintah Inggris saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke sana beberapa waktu lalu. Indonesia menyanggupi itu, dengan mengirim ustadz, imam, atau mubaligh untuk menjadi mentor imam-imam di Inggris Raya. 

    Begitu pula dengan di AS. Nasaruddin mengatakan ada permintaan serupa. Dengan jumlah penduduk Islam yang terus bertambah di negara super power itu, jumlah imam ikut bertambah. Pemerintah AS juga meminta pengiriman ustad atau ulama untuk mengajari agama imam-imam di sana. 

    Seperti diketahui populasi Islam di Inggris Raya, AS, dan sejumlah negara barat mengalami lonjakan signifikan. Sehingga jumlah imam atau pemuka agama di sana ikut meningkat. Begitupun dengan keberadaan masjid, juga semakin banyak. 

    Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengatakan, kualitas Islam Indonesia yang begitu ramah dan toleran, tidak hanya diakui negara-negara barat. Di negara Timur Tengah juga mengakui semangat Islam di Indonesia sangat positif. 

    Nasaruddin mengatakan Qatar dan Uni Emirat Arab meminta Indonesia mengirimkan imam ke sana. Bahkan jumlahnya cukup besar, mencapai sekitar 250 orang. “Kenapa mereka tidak meminta imam-imam dari Mesir atau Turki. Tetapi memilih dari Indonesia,” jelas mantan Wakil Menteri Agama itu. Dia menegaskan kondisi itu mencerminkan bahwa Islam di Indonesia cocok dengan budaya manapun. Baik itu di barat yang cenderung sekuler maupun di Timue Tengah. 

    Menurut Nasaruddin Islam di Indonesia mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan Islam di Timur Tengah. Indonesia sebagai negara maritim atau kepulauan, mempunyai budaya yang ramah. Sehingga ketika Islam hadir di Indonesia, maka menghasilkan semangat beragama yang ramah. 

    Berbeda saat Islam berada di negara kontinental. Budayanya cukup keras. “Oleh karena itu, Nabi-Nabi diturunkan di negara-negara kontinental. Kalau di Indonesia (sebagai negara maritim) tidak perlu nabi, cukup ustad,” jelas Kamaruddin disambut riuh undangan yang hadir. 

    Dia berpesan kepada anggota ISNU yang merupakan komunitas akademisi, untuk memperkuat pendidikan di Indonesia. Khususnya pendidikan agama Islam atau Islam Studies. Nasaruddin menegaskan saat ini sudah tidak nyaman belajar agama Islam di negara-negara Timur Tengah. Karena banyak perang. Sebaliknya belajar Islam Studies di Indonesia, pelajar dari penjuru dunia akan merasakan ketenangan.

    Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum ISNU Kamaruddin Amin menegaskan siap berkolaborasi dengan pemerintah. Khususnya di layanan pendidikan. Diantara yang dia soroti adalah angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia yang masih sekitar 40 persen. Padahal untuk jadi negara maju, APK pendidikan tinggi minimal 60 persen. 

  • Menjaga Asa Survivalitas Politik PKB

    Menjaga Asa Survivalitas Politik PKB

    Jakarta

    Partai Kebangkitan Bangsa atau disingkat (PKB) merupakan salah satu partai berbasis massa Islam yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) di era reformasi, tepatnya pada tanggal 23 Juli 1998.

    Sebagai representasi politik utama warga Nahdlatul Ulama (NU), PKB memiliki sejarah panjang dalam kancah perpolitikan Indonesia pasca-reformasi. Partai yang didirikan sejumlah elite Kiai PBNU saat itu, kini berusia 27 tahun. Artinya dalam fase usia manusia, PKB ini sudah memasuki masa dewasa.

    Sejatinya, di usia dewasa, PKB selesai melewati masa ‘pubertas’ politiknya yang kerap bergejolak dan siap untuk menerima keberadaannya di tengah-tengah masyarakat politik lainnya.

    Di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), PKB mengalami pasang surut yang signifikan, baik dari sisi elektoral, posisi tawar politik, maupun hubungan dengan basis kulturalnya-komunitas NU, termasuk dengan pengurus PBNU saat ini.

    Pertanyaannya adalah: apakah PKB di bawah Cak Imin masih memiliki daya survival politik yang kuat ke depan?

    Politik ‘Survival’

    Pertanyaan tersebut di atas penting untuk menjadi bahan perenungan sekaligus pencermatan di tengah tantangan-tantangan krusial yang dihadapi partai-partai Islam atau berbasis massa Islam di tanah air saat ini.

    Selama dua dekade, PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) masih bisa bertahan hidup (survive). Muhaimin Iskandar dikenal sebagai politisi yang lihai dalam membangun jejaring politik kekuasaan. Julukan yang kerap disematkan kepadanya sebagai “raja lobi” bukan tanpa alasan, karena; dalam dua dekade terakhir, ia berhasil menjaga PKB tetap relevan di tengah turbulensi politik nasional dan dinamika internal partai.

    Meskipun pernah mengalami konflik dualisme kepengurusan (2008-2010) yang memecah tubuh PKB, Cak Imin berhasil merebut kendali penuh dengan dukungan struktur partai dan koneksi elite struktural pemerintahan dari satu rezim ke rezim yang lain.

    Dengan konsolidasi internal yang solid, PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin masih bisa bertahan (survive) dan mampu mempertahankan eksistensinya di Parlemen.

    Bisa dicermati, dalam penyelenggaraan tiga pemilu terakhir, perolehan suara PKB berhasil melampaui ambang batas Parlemen (Parliamentary Threshold) 4% yang ditetapkan dan terbanyak (9,04%: 2014), (9,69%: 2019) dan (10,62%: 2024) dibandingkan perolehan suara partai Islam (berbasis massa Islam) lainnya seperti; PKS, PAN, dan PPP.

    Artinya, di bawah kendali Cak Imin, posisi PKB beranjak naik dalam percaturan politik nasional, berada di urutan ke empat setelah PDIP, Golkar dan Gerindra.

    Survivalitas PKB tidak hanya dilihat dari keberlanjutan kepemimpinan Cak Imin dalam struktur kepengurusan PKB, tetapi juga dicermati dari kemampuannya menjadikan PKB sebagai partai yang selalu masuk dalam pemerintahan, terlepas siapa presiden yang mengendalikan kekuasaan.

    Menjaga keberlangsungan hidup berpolitik berarti beradaptasi dengan segala hal, baik internal maupun eksternal seperti halnya makhluk hidup bertahan hidup ; adaptasi fisiologis (Physiological adaptation), adaptasi sikap (behavioral adaptation), dan adaptasi morfologi (morphological adaptation) berkaitan dengan kamuflase fisik.

    Nah, adaptasi-adaptasi tersebut terlihat dimiliki PKB selama ini, termasuk pragmatisme politiknya yang sangat tinggi. Terlepas dari kritik dan politik (suka-tidak suka), dengan sikap-sikap tersebut, terbukti efektif menjaga eksistensi PKB dalam lanskap kekuasaan nasional.

    Dengan konsolidasi internal yang solid dan kemampuannya menjaga relasi politiknya dengan pihak lain, PKB masih bertahan (survive) sebagai peraih suara terbanyak partai berbasis massa Islam pada pemilu 2014, 2019 dan 2024. Bagaimana pasca Pemilu 2024?

    Tantangan Pasca Pemilu 2024

    Mengikuti jalan politik PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin memang menarik. Pada Pilpres 2024, PKB tampil berbeda: tidak lagi di belakang kekuatan arus utama (koalisi pemerintah), tetapi membentuk poros alternatif bersama Anies Baswedan.

    Cak Imin sebagai Cawapres menunjukkan keberaniannya mengambil risiko politik yang sangat besar. Meskipun pasangan Anies-Muhaimin kalah dalam kontestasi, manuver ini justru membuka jalur dan peluang baru: positioning PKB sebagai kekuatan oposisi yang berpotensi menjadi alternatif politik Islam moderat yang kemudian bisa membawa partai kaum Nahdliyyin itu menjadi bagian dari kekuasaan.

    Diakui atau tidak, survivalitas PKB masih sangat bergantung pada figuritas dan manuver-manuver politik Cak Imin. Maka, tantangan yang perlu dipikirkan selanjutnya adalah bagaimana PKB dapat mengelola transisi dari partai berbasis kekuasaan ke partai dengan kekuatan advokasi politik inklusif dengan tetap menjaga posisinya sebagai representasi kultural-Nahdliyyin.

    Pertama, salah satu tantangan terbesar bagi PKB di bawah Cak Imin adalah bagaimana menjaga legitimasi di mata Nahdliyin. Sejak Cak Imin mengambil alih PKB secara penuh, relasi dengan PBNU tidak selalu harmonis. Ketegangan bahkan sempat mencuat ke publik, terutama saat PBNU (2021-2026) dibawah kepemimpinan K.H.Cholil Yahya Staquf menegaskan posisinya-netral dalam politik praktis-dengan jargon ‘menghidupkan kembali’ visi politik Gus Dur.

    Namun dalam kondisi demikian, Cak Imin terlihat cerdik memainkan kartu truf politiknya. Ia membangun kembali kedekatan struktural dan simbolik-terutama lewat konsolidasi kader muda NU di daerah dan pemberdayaan aruh bawah jaringan Kiai pesantren. Hanya saja, kekhawatiran masih ada di kalangan internal NU bahwa PKB terlalu “personalistik” dan menjauh dari cita-cita kolektif Nahdlatul Ulama-PBNU.

    Kedua, dalam tiga pemilu terakhir, PKB konsisten meraih suara signifikan dalam rentang 9 – 10 % perolehan suara nasional. Persentase ini, menandakan adanya stagnasi elektoral yang bisa mengancam survivalitas PKB dalam jangka panjang, sehingga diperlukan inovasi-inovasi platform politik yang akomodatif.

    Di tengah menguatnyua pragmatisme politik, basis massa (Nahdliyyin) terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah, semakin kompetitif dan diperebutkan. Munculnya partai-partai baru Islam moderat dan fragmentasi suara Nahdliyyin (dari kalangan muda) yang mulai diakomodir partai-partai nasionalis, semakin memperkecil ceruk konstituen PKB ke depan. Nah, jika PKB gagal memformulasi narasi dan komunikasi politiknya yang bisa menjawab kebutuhan kalangan milenial Nahdliyin dan kelas menengah muslim, PKB bisa tergeser secara perlahan sebagaimana dialami ”kakaknya” yaitu, PPP.

    Walhasil, di usianya yang ke 27, PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin masih mampu membuktikan dirinya sebagai partai yang memiliki insting survival yang tinggi dan PKB diharapkan bisa menjadi pemimpin politik Islam di Indonesia.

    Dalam fase ini, PKB diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan pola kehidupan politik yang lebih luas, menerima peran yang lebih berat dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik nasional.

    Perlu disadari, survivalitas politik PKB ke depan tidak bisa hanya bergantung pada figuritas personal seorang Cak Imin. Maka, tanpa reformasi internal, regenerasi kader, dan penyegaran visi politik berbasis nilai-nilai kebangsaan dan keislaman moderat dan inklusif, PKB bisa stagnan dan kehilangan relevansinya dalam dekade mendatang. Waspadalah.

    Fathurrahman Yahya. Dosen Pengajar Wawasan Politik Islam dan Timur Tengah, Program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal, Jakarta.

    (rdp/rdp)

  • DKI kemarin, jersei baru Persija hingga rute Transjakarta Blok M-Ancol

    DKI kemarin, jersei baru Persija hingga rute Transjakarta Blok M-Ancol

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar DKI Jakarta yang terjadi pada Sabtu (26/7) kemarin, mulai dari jersei baru tim sepakbola Persija hingga rute Transjakarta Blok M-Ancol.

    Berikut berita seputar DKI Jakarta yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Resmikan jersei baru Persija, Pramono: Ini simbol semangat

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebutkan peluncuran jersei baru tim sepak bola Persija bukan hanya pengenalan kostum baru, tetapi simbol semangat untuk menghadapi musim kompetisi 2025/2026.

    “Peluncuran ini bukan sekadar pengenalan kostum baru, melainkan simbol semangat, pembaruan, dan kesiapan Persija untuk bersaing di Liga Super musim mendatang,” kata Pramono Anung di Jakarta International Stadium (JIS), Ancol, Jakarta Utara, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    2. Rute Transjakarta Blok M – Ancol dibuka untuk alternatif rekreasi

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka rute baru Transjakarta Blok M – Ancol untuk menjadi alternatif rekreasi bagi masyarakat.

    “Termasuk membuka haltenya di dalam Ancol, supaya masyarakat dapat melihat-lihat ke dalam Ancol,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat ditemui pada peresmian halte Transjakarta Blok M – Ancol, di Jakarta, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    3. Kerugian kebakaran 10 rumah di Pademangan ditaksir Rp485 juta

    Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu menaksir kerugian kebakaran 10 rumah petak di kawasan padat penduduk, Jalan Ampera Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara(Jakut), pada Sabtu siang, mencapai Rp485 juta.

    “Ada 10 rumah petak dengan luas objek yang terbakar seluas 144 meter persegi,” kata Kasiops Gulkarmat Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, Gatot Sulaeman di Jakarta, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    4. Pramono sebut Muslimat NU berkontribusi dalam jaga kerukunan beragama

    Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo menyebutkan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) berperan besar dalam menjaga kerukunan dan ketenteraman antarumat beragama, khususnya di Ibu Kota.

    “Di Jakarta, Muslimat NU memiliki kontribusi signifikan dalam menjaga isu-isu keumatan,” katanya saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-79 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    5. Hari Anak Nasional, Ancol luncurkan lagu anak hingga lomba mewarnai

    PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk meluncurkan lagu serta video anak hingga menggelar lomba mewarnai bertajuk Ruang Keajaiban bagi anak berusia 4-9 tahun untuk memeriahkan Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Juli tahun ini.

    “Kami menggelar lomba mewarnai, bertujuan memberikan ruang kreativitas dan ekspresi seni yang menyenangkan sekaligus mendidik,” kata Direktur Operasional PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Eddy Prastiyo di Jakarta, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Meski Jumlah Warga Miskin Jakarta Naik, Pramono Klaim Angkanya Lebih Baik di Tingkat Nasional 

    Meski Jumlah Warga Miskin Jakarta Naik, Pramono Klaim Angkanya Lebih Baik di Tingkat Nasional 

    JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung merespons rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta soal profil kemiskinan di Jakarta per Maret 2025.

    Di mana Pada Maret 2025, jumlah penduduk miskin di Jakarta mencapai 464,87 ribu orang, naik sebanyak 15,8 ribu orang dibandingkan September 2024 yang mencapai 449,07 ribu orang. Meski ada kenaikan jumlah penduduk miskin, Pramono menilai kondisi tersebut lebih baik dari skala nasional.

    “Pertumbuhan Jakarta itu dibandingkan dengan nasional kita juga masih lebih baik, termasuk untuk kemiskinan dan sebagainya,” kata Pramono kepada wartawan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu, 26 Juli.

    Dalam rilis BPS, persentase penduduk miskin skala nasional per Maret 2025 sebesar 8,47 persen. Sementara, di periode yang sama, penduduk miskin dari total populasi penduduk Jakarta sebesar 4,2 persen. 

    Lagipula, bila dibandingkan dengan profil kemiskinan penduduk Jakarta setahun yang lalu, jumlah warga miskin tersebut mengalami penurunan.

    “Tetapi year on year adalah 4,3 (persen per Maret 2024), sehingga dengan demikian malah terjadi penurunan,” sambung mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu.

     

    Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2025 sebanyak 464,87 ribu orang, naik sebanyak 15,8 ribu orang dibandingkan September 2024 yang mencapai 449,07 ribu orang.

    “Jumlah penduduk miskin sebesar 464,87 ribu orang, naik 15,8 ribu orang untuk posisi di Maret 2025 terhadap September 2024 yang sebesar 449,07 ribu orang,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin, Jumat, 25 Juli.

    Adapun angka kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 sebesar 4,28 persen, naik sebesar 0,14 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar 4,14 persen.

    Berdasarkan catatan BPS DKI, jika dibandingkan pada Maret 2024, angka kemiskinan pada Maret 2025 turun 0,02 persen yakni dari 4,3 persen menjadi 4,28 persen. Kondisi ini kemudian menempatkan Jakarta di urutan ketiga terendah secara nasional setelah Bali dan Kalimantan Selatan.

    Sementara untuk angka kemiskinan nasional tercatat sebesar 8,47 persen dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 23,85 juta orang. “Untuk angka kemiskinan perkotaan, dari 39 provinsi di Indonesia, sebanyak 21 provinsi mengalami peningkatan tingkat kemiskinan. dan kenaikan (kemiskinan) Jakarta 0,14 persen.”

  • Pramono Hadiri Harlah Muslimat NU, Puji Peran Besar dalam Pembangunan Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Juli 2025

    Pramono Hadiri Harlah Muslimat NU, Puji Peran Besar dalam Pembangunan Jakarta Megapolitan 26 Juli 2025

    Pramono Hadiri Harlah Muslimat NU, Puji Peran Besar dalam Pembangunan Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur DKI
    Jakarta

    Pramono Anung
    menghadiri acara Hari Lahir (Harlah) ke-79
    Muslimat Nahdlatul Ulama
    (NU) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (26/7/2025).
    Dalam acara itu, Pramono mengaku bersyukur bisa hadir dan mengapresiasi kontribusi besar Muslimat NU dalam menjaga persatuan dan nilai-nilai keagamaan di Jakarta.
    “Hari ini saya hadir di Perayaan Hari Lahir Muslimat Nahdlatul Ulama dan saya bersyukur bisa hadir karena bagaimanapun Muslimat NU ini mempunyai kontribusi yang sangat signifikan untuk menjaga hal yang berkaitan dengan apa yang, dengan keumatan,” ucap Pramono, Sabtu.
    Ia menilai, jika organisasi Muslimat NU terus terjaga, maka NU secara keseluruhan juga akan kuat.
    Dengan begitu, kata Pramono, persoalan kebangsaan seperti nasionalisme, kebhinekaan, dan kerukunan umat beragama dapat terus terjaga.
    “Dan itu terbukti di Jakarta saat ini relatif isu-isu tentang keagamaan, hubungan antara umara dan ulama itu berjalan dengan baik dan saya bersyukur untuk itu,” kata dia.
    Pramono juga menyampaikan terima kasih karena Muslimat NU selama ini mendukung program-program
    pembangunan Jakarta
    .
    Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU DKI Jakarta, Hizbiyah Rochim, mengatakan peringatan Harlah ini bukan sekadar acara seremonial, tapi juga menjadi ajang konsolidasi organisasi dan penguatan nilai-nilai Islam.
    “Harlah ini bukan sekadar perayaan seremonial tetapi juga menjadi sarana konsolidasi organisasi, penguatan nilai-nilai keislaman, serta pengukuhan tenaga perjuangan Ahlussunnah wal Jama’ah An-Najiyah,” kata Hizbiyah.
    Ia menambahkan, Muslimat NU DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan edukatif sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah.
    “Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Muslimat NU DKI Jakarta sebagai bentuk dukungan program-program yang telah dijalankan oleh Gubernur DKI Jakarta untuk menjadikan masyarakat sejahtera adil, makmur, serta mencerdaskan anak bangsa,” ujar Hizbiyah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dapat Bisikan Ketua PWNU, Pramono Bakal Tempatkan Kader NU di BUMD

    Dapat Bisikan Ketua PWNU, Pramono Bakal Tempatkan Kader NU di BUMD

    Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku mendapat bisikan dari Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Nyai Hizbiyah Rochum agar kader NU bisa ditempatkan di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta. Pramono bilang, NU sebagai organisasi keagamaan besar tentu berkontribusi untuk masyarakat.

    Pernyataan ini disampaikan Pramono saat memberi sambutan di Harlah Muslimat NU ke-79 di Masjid Istiqlal Jakarta, Sabtu (26/7).

  • Pramono sebut Muslimat NU berkontribusi dalam jaga kerukunan beragama

    Pramono sebut Muslimat NU berkontribusi dalam jaga kerukunan beragama

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo menyebutkan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) berperan besar dalam menjaga kerukunan dan ketenteraman antarumat beragama, khususnya di Ibu Kota.

    “Di Jakarta, Muslimat NU memiliki kontribusi signifikan dalam menjaga isu-isu keumatan,” katanya saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-79 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu.

    Menurut Pramono, peran Muslimat NU dalam bidang sosial, ekonomi, dan keagamaan telah menjadi pilar penting dalam memperkuat harmoni dan menjaga kehidupan masyarakat Jakarta yang majemuk.

    “Kalau organisasi ini terjaga dengan baik, saya yakin persoalan kebangsaan, nasionalisme, dan Bhinneka Tunggal Ika di republik ini akan tetap aman. Itu terbukti di Jakarta hari ini, isu-isu keagamaan dan hubungan antara umaro dan ulama berjalan baik. Saya sangat bersyukur atas hal itu,” ucapnya.

    Pram juga menilai organisasi Muslimat NU DKI Jakarta juga dinilai sebagai mitra strategis Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dalam mendorong pemberdayaan perempuan dan peningkatan partisipasi dalam pembangunan.

    “Saya bersyukur karena Muslimat NU selama ini terus mendukung pembangunan Jakarta secara signifikan,” ucap Pramono.

    Ia menambahkan, Jakarta kini tengah bertransformasi menjadi kota global yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

    Dalam visi tersebut, Pemprov DKI menempatkan penguatan peran komunitas, inklusi sosial, serta pemberdayaan perempuan sebagai fondasi utama pembangunan kota.

    “Melalui momentum ini, saya mengajak Muslimat NU dan seluruh elemen masyarakat untuk bergandengan tangan, memperkuat solidaritas, dan membangun Jakarta sebagai kota yang harmonis, maju, dan sejahtera, berpijak pada nilai-nilai agama dan budaya,” katanya.

    Pramono juga menyampaikan ucapan selamat atas Harlah ke-79 Muslimat NU DKI Jakarta.

    “Semoga langkah dan pengabdian Muslimat NU senantiasa menjadi pelita kebaikan yang membawa manfaat bagi umat, agama, dan bangsa Indonesia,” ujarnya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.