Tempat Fasum: Masjid Istiqlal

  • Ya Allah Sendainya Benar Ampuni Hamba, Kalau Fitnah Ampuni juga Hamba

    Ya Allah Sendainya Benar Ampuni Hamba, Kalau Fitnah Ampuni juga Hamba

    GELORA.CO – MENTERI Agama Prof Nasaruddin Umar dihadapkan pada tuduhan kasus dugaan pencabulan hingga didemo oleh sekelompok orang. Dia menanggapi hal ini dengan tenang, karena bukan sekali ini diterpa kabar miring.

    Dalam kasus dugaan pencabulan ini, Nasaruddin Umar menegaskan telah memaafkan orang yang menudingnya. Dia bahkan telah bertemu dengan beberapa perwakilan massa aksi yang akhirnya meminta maaf atas demo tersebut.

    Dilansir dari video TikTok yang diunggah akun @kita.nu.nasaruddin, Jumat, 28 Maret 2025, dalam pertemuan itu, dua orang perwakilan aksi meminta maaf karena melakukan demo tanpa mencek kebenaran gosip tersebut.

    “Saya Syaril, koordiantor aksi kemarin, saya mewakili teman-teman meminta maaf ke Pak Menteri. Karena kami terlalu cepat mendengar isu yang tidak pasti dan benar, sehingga memberikan dampak buruk ke Pak Menteri dan instansi secara keseluruhan,” ujarnya.

    Begitu juga dengan seorang ibu yang meminta maaf karena ikut aksi tersebut.

    Nasaruddin mengatakan telah memaafkan semuanya. Dia sadar sebagai hamba Allah tidak akan luput dari fitnah.

    “Lebih dari itupun ibu lakukan, saya maafkan, saya enggak ada apa-apanya. Saya hanya hamba Allah, Nabi juga difitnah keji, juga Aisyah,” ungkapnya.

    “Saya hanya berdoa kepada Allah, kalau seandainya fitnah hanya kebenaran, ampuni hamba, kami yang salah, tapi kalau fitnah ini keliru ampuni juga hamba,” sambungnya.

    Nasaruddin mengatakan selama ini telah kenyang dengan fitnah sebagai Yahudi, hindu dan liberal karena kedekatannya dengan pemeluk agama lain, selama menjadi Imam Masjid Istiqlal.

    “Jangan ada lagi ada beban, saya terbiasa difitnah, difitnah jadi Yahudi, jadi Hindu, liberal, difitnah jadi syiah. Tapi selalu tersenyum, ‘ya Allah kalau hambamu salah, ampuni aku, tapi kalau yang memiftnahku keliru, hamba juga saya maafkan’,” tuturnya. ***

  • Pulang Ibadah, Indra Bruggman Cerita Sandal Hilang di Masjid Istiqlal

    Pulang Ibadah, Indra Bruggman Cerita Sandal Hilang di Masjid Istiqlal

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktor Indra Bruggman mengaku kaget sandal yang digunakannya untuk pergi beribadah di Masjid Istiqlal hilang seusai dirinya menjalani salat tarawih. Kelucuan itu diungkapkan pria kelahiran Tasikmalaya, 8 mei 1981 dalam unggahan akun Instagramnya yang dikutip Beritasatu.com, Jumat (28/3/2025).

    “Paling benci kalau sudah keluar dari terus sandalnya enggak ada,” ucap Indra Bruggman saat mengeluhkan sandalnya yang hilang.

    Alhasil, dirinya langsung meminjam sandal milik keponakannya yang ikut bersamanya beribadah di Masjid Istiqlal Jakarta itu.

  • Tips Menukar Uang Lebaran di Tempat Penukaran Uang Resmi, Hati-hati Peredaran Uang Palsu

    Tips Menukar Uang Lebaran di Tempat Penukaran Uang Resmi, Hati-hati Peredaran Uang Palsu

    PIKIRAN RAKYAT – Tips menukar uang lebaran di tempat penukaran uang resmi ini bisa jadi solusi untuk Sobat PR yang ingin menukarkan uangnya ke uang baru tanpa khawatir dapat uang palsu. Lokasi penuaran uang baru di DKI Jakarta dari Bank Indonesia (BI) pun sudah kembali tersedia. Sobat PR bisa mulai melakukan penukaran uang di lokasi penukaran.

    BI telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp180,9 triliun, yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan alokasi tahun lalu yang mencapai Rp183,8 triliun.

    Jika tahun lalu batas maksimal penukaran adalah Rp4 juta, pada 2025, jumlah tersebut ditingkatkan menjadi Rp4,3 juta. Penukaran uang baru ini akan dilaksanakan di sekitar 4.000 lokasi, dengan 1.200 di antaranya dikelola langsung oleh Bank Indonesia, sementara sisanya bekerja sama dengan perbankan.

    Terdapat tiga jenis layanan penukaran uang yang akan tersedia, yaitu penukaran uang keliling reguler yang akan dilakukan di tempat-tempat ibadah, layanan penukaran uang yang diselenggarakan bersama perbankan, dan layanan penukaran uang tematik.

    Layanan penukaran uang pecahan rupiah tahun ini hanya dapat dilakukan dalam empat periode pemesanan penukaran:

    Periode I, mulai 3 Maret 2025 mulai pukul 12.00 WIB untuk masa penukaran 4-9 Maret 2025 Periode II, mulai 9 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB untuk masa penukaran 10-16 Maret 2025 Periode III, mulai 16 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB untuk masa penukaran 17-23 Maret 2025 Periode IV, mulai 23 Maret 2025 mulai pukul 09.00 WIB untuk masa penukaran 24-27 Maret 2025. Cara Daftar untuk Ikut Penukaran Uang Baru

    Jika kamu ingin menukarkan uang baru, kamu harus daftar terlebih dahulu secara online. Berikut langkah-langkahnya:

    Akses tautan resmi Bank Indonesia untuk penukaran uang baru di https://pintar.bi.go.id/. Di halaman utama situs, klik menu “Penukaran Uang Rupiah Melalui Kas Keliling”. Pilih provinsi tempat kamu ingin melakukan penukaran uang baru melalui mobil kas keliling. Sistem akan menampilkan daftar lokasi dan tanggal yang tersedia. Pilih lokasi dan waktu sesuai dengan kebutuhanmu. Masukkan data diri secara lengkap, yang meliputi: NIK (Nomor Induk Kependudukan) dari KTP Nama lengkap Nomor telepon aktif Alamat e-mail yang valid Isi jumlah lembar atau keping uang rupiah yang ingin kamu tukarkan sesuai dengan kebutuhan. Setelah menyelesaikan proses pemesanan, kamu akan menerima bukti pemesanan layanan. Bawa bukti pemesanan tersebut saat mendatangi petugas kas keliling di lokasi dan waktu yang telah kamu pilih sebelumnya. Lokasi Penukaran Uang Baru di DKI Jakarta

    1. MASJID K.H HASYIM ASHARI

    Alamat: Jalan Daan Mogot KM 14,5 No.14, RT.3/RW.14, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11750, Indonesia Jadwal: 5 Maret 2025 (13:00 – 14:00 WIB)

    2. MASJID AL-AZHAR

    Alamat: Jalan Sisingamangaraja XII No. 12, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Jadwal: 5 Maret 2025 (13:00 – 14:00 WIB)

    3. MASJID ISTIQLAL

    Alamat: Jl. Taman Wijaya Kusuma, Ps. Baru, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jadwal: 5 Maret 2025 (13:00 – 14:00 WIB)

    4. ISLAMIC CENTER

    Alamat:Jalan Kramat Jaya Raya RW 1, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara Jadwal: 5 Maret 2025 (13:00 – 14:00 WIB)

    5. MASJID K.H HASYIM ASHARI

    Alamat: Jalan Daan Mogot KM 14,5 No.14, RT.3/RW.14, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11750, Indonesia Jadwal: 6 Maret 2025 (12:00 – 13:00 WIB)

    6. MASJID AT-TIN

    Alamat: Jalan Raya Taman Mini Pintu 1, Jakarta Timur Jadwal: 6 Maret 2025 (12:00 – 13:00 WIB) Syarat dan Ketentuan Penukaran Uang Melalui Layanan Kas Keliling Bank Indonesia

    Sementara itu, berikut syarat yang harus dipenuhi jika kamu mau menukarkan uang.

    Penukaran hanya bisa dilakukan sesuai dengan tanggal, lokasi, dan waktu yang tercantum pada bukti pemesanan. Penukar harus menunjukkan bukti pemesanan layanan, baik dalam bentuk digital maupun cetak, saat melakukan penukaran. Jumlah uang Rupiah yang dibawa untuk ditukarkan harus sesuai dengan nominal yang tertera pada bukti pemesanan. Uang yang akan ditukarkan harus dipilah berdasarkan jenis pecahan dan tahun emisi. Uang disusun searah dan dipisahkan antara yang masih layak edar dan yang tidak layak edar. Tidak diperbolehkan menggunakan selotip, perekat, lakban, atau steples untuk mengikat uang. Bank Indonesia akan memberikan penggantian dengan nilai nominal yang sama dengan uang yang ditukarkan. Uang pengganti dapat diberikan dalam pecahan atau tahun emisi yang sama maupun berbeda, selama ciri keaslian uang dapat dikenali. Sebelum melakukan penukaran pada tanggal yang telah dipesan, NIK-KTP tidak bisa digunakan untuk membuat pemesanan baru. NIK-KTP dapat digunakan kembali setelah tanggal pada bukti pemesanan terlewati.

    Dengan mematuhi ketentuan ini, proses penukaran uang melalui kas keliling akan berjalan lebih tertib dan efisien.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • AFPI, AFSI dan OJK kolaborasi tingkatkan literasi keuangan syariah

    AFPI, AFSI dan OJK kolaborasi tingkatkan literasi keuangan syariah

    kami terus melakukan edukasi dan literasi pindar syariah kepada masyarakat yang semakin luas jangkauannya. Hal ini sekaligus untuk menghindarkan masyarakat dari jebakan pinjol ilegal

    Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dengan dukungan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui platform pinjaman daring (pindar) syariah.

    Kegiatan dilaksanakan di Masjid Istiqlal, Jakarta, dengan tajuk “Pindar Berbagi Berkah Ramadan” dalam rangka memperingati bulan Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Kegiatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai fintech lending berbasis syariah. Sebagai platform pendanaan yang bertanggung jawab, pindar hadir untuk mendukung inklusi keuangan masyarakat, terutama dalam pemberdayaan ekonomi umat,” ujar Sekretaris Jenderal AFPI Ronald Andi Kasim dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

    Rangkaian acara meliputi talk show dengan narasumber dari OJK, AFPI, dan AFSI, kemudian juga penandatanganan MoU pengembangan ekosistem fintech syariah antara AFPI, AFSI, dan Masjid Istiqlal.

    Selain itu, juga ada penyerahan santunan infaq berupa 4.000 box iftar Ramadan untuk jamaah, tadarus Al-Quran, serta buka puasa bersama.

    Ketua Klaster Syariah AFPI Chairul Aslam mengatakan bonus demografi Indonesia telah menciptakan populasi anak muda yang semakin melek digital dan menginginkan layanan investasi berbasis syariah.

    Meskipun minat terhadap pindar syariah kuat, menurutnya, industri ini masih menghadapi tantangan, seperti rendahnya pemahaman masyarakat mengenai skema syariah dibandingkan dengan fintech konvensional.

    “Untuk itu kami terus melakukan edukasi dan literasi pindar syariah kepada masyarakat yang semakin luas jangkauannya. Hal ini sekaligus untuk menghindarkan masyarakat dari jebakan pinjol ilegal,” ujar Chairul.

    Ia memastikan fintech syariah akan terus melakukan inovasi termasuk kerja sama dengan perbankan syariah, sehingga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

    “Apalagi regulasi saat ini telah membuka peluang kerja sama antara Pindar Syariah dan perbankan melalui skema channeling dan referral. Kolaborasi yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir ini diharapkan terus berkembang guna memberikan akses pembiayaan yang lebih luas bagi masyarakat,” ujar Chairul.

    Dalam kesempatan sama, Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Mohammad Ismail Riyadi mengakui penetrasi fintech syariah masih rendah termasuk inklusi keuangannya.

    Hasil survei OJK mencatat produk syariah baru memenuhi sebesar 12,8 persen dari permintaan pasar, sedangkan literasi keuangan syariah baru mencapai 4 persen di seluruh Indonesia.

    “Untuk itu kami membutuhkan peranan pelaku usaha seperti AFPI dan AFSI untuk mengadakan acara seperti ini, demi mendukung peningkatan literasi keuangan syariah,” ujar Ismail.

    Per November 2024, penyaluran dana melalui pindar syariah tercatat mencapai Rp234,21 miliar, dengan total outstanding sebesar Rp1,38 triliun.

    Sementara itu, tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) juga cukup baik di angka 98,88 persen.

    Acara ini dihadiri juga oleh Anggota Badan Supervisi OJK Muhammad Edhie Purnawan, Kepala Departemen Perizinan, Pemeriksaan Khusus dan Pengendalian Kualitas Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Edi Setijawan, Direktur Pengawasan Usaha Pembiayaan Berbasis Teknologi OJK Indra, serta ⁠Ketua Amaliyah Ramadhan Masjid Istiqlal Kiai Haji Mas’ud Halimin.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo Apresiasi Peran Baznas untuk Palestina – Page 3

    Prabowo Apresiasi Peran Baznas untuk Palestina – Page 3

    Sejumlah pejabat yang membayar zakatnya yakni, Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua DPD RI Sultan Najamuddin, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Politik, dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar.

    Kemudian, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad, hingga Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

     

  • Tempo Scan kembali wujudkan mudik gratis dengan tema `Sepenuh Hati Untuk Indonesia Maju`

    Tempo Scan kembali wujudkan mudik gratis dengan tema `Sepenuh Hati Untuk Indonesia Maju`

    Foto; Istimewa

    Tempo Scan kembali wujudkan mudik gratis dengan tema `Sepenuh Hati Untuk Indonesia Maju`
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 27 Maret 2025 – 22:46 WIB

    Elshinta.com – Mudik merupakan momen yang selalu dinantikan setiap tahun menjelang Hari Raya. Mudik bukan hanya suatu perjalanan pulang ke kampung halaman tetapi merupakan sebuah perayaan perjalanan bertemu dengan keluarga dan orang terkasih. 

    Perjalanan mudık selalu menyimpan rasa cinta yang mendalam. Mudik terus mengingatkan bahwa keluarga adalah tempat dimana kita berada.

    Sebagai perusahaan 100% lndonesia, Tempo Scan sejak tahun 2016 melakukan Mudik gratis yang telah mengantarkan para pemudik ke berbagai pelosok wilayah Indonesia dengan aman dan nyaman. 

    Tahun 2025 ini, Tempo Scan kembali mengadakan Mudik gratis dengan tema “Mudik Sepenuh Hati untuk lndonesia Maju” sebagai wujud komitmen sepenuh hati yang diberikan kepada mitra usaha. Tempo Scan percaya bahwa dari kegiatan mudik kembali kepada keluarga akan dapat membawa harapan besar bagi kemajuan Indonesia.

    Tahun ini Tempo Scan Group menyediakan 50 bus untuk 3.000 peserta yang akan menuju ke beberapa kota di Jawa dan Sumatera. Pelepasan peserta mudik dilaksanakan di Masjid lstiqlal Jakarta yang merupakan simbol keberagaman umat Muslim di lndonesia serta memberi makna toleransi dan persatuan. 

    Keberangkatan ribuan pemudik dari Masjid Istiqlal ini mencerminkan harapan untuk perjalanan yang aman, nyaman dan bermakna. Acara Mudik Gratis Tempo Scan kali ini juga turut dihadiri Komjen. Pol. Drs. Suntana, M.Si selaku Wakil Menteri Perhubungan Indonesia.

    “Acara Mudik Gratis ini merupakan bentuk komitmen yang kami berikan sepenuh hati untuk terus mendukung masyarakat dalam menjalani tradisi mudik. Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mengurangi beban perjalanan bagi para pemudik serta membawa kebahagiaan di momen Hari Raya IduI Fitri,” ujar Handojo S. Muljadi, Executive Chairman & Founder Tempo Scan Group, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com.

    “Dengan adanya acara ini, Tempo Scan sebagai perusahaan 100% Indonesia berharap dapat menyebarkan semangat kebersamaan dan kepedulian di tengah masyarakat, serta memberikan kontribusi positif untuk Indonesia yang lebih maju,“ jelas Handojo.

    Sumber : Sumber Lain

  • Memaknai Ramadan dengan Al-Qur’an

    Memaknai Ramadan dengan Al-Qur’an

    Ramadan adalah bulan di mana Al-Qur’an diturunkan. Hal ini menjadikannya bulan yang paling spesial dan utama diantara bulan-bulan lainnya. Sebagaimana ketika akan menghadapi sesuatu yang spesial, maka kita perlu memasuki bulan Ramadan dengan persiapan yang spesial pula. Rasa-rasanya tak ada persiapan yang lebih spesial selain dengan ilmu. 

    Berkaitan dengan Ramadan dan Al-Qur’an, sumber paling utama yang dapat kita rujuk adalah firman Allah Surah Al-Baqarah ayat 185. Telaah ayat ini akan membantu kita mendapatkan perspektif yang utuh dalam memahami bulan Ramadan dan Al-Qur’an.

    شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍۢ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍۢ فَعِدَّةٌۭ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

    Artinya: (Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, siapa di antara kamu yang menyaksikan (datangnya) bulan itu, maka berpuasalah. Namun, siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.)

    Mengenal Ramadan secara Etimologis

    Terdapat beragam pendapat tentang asal-usul nama bulan Ramadan. Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib mengemukakan setidaknya ada empat pendapat. 

    Pendapat pertama, yang dinukil dari Al-Khalil, bahwasanya Ramadan berasal dari kata الرمضاء (dengan sukun pada huruf mim), bermakna hujan yang turun sebelum musim gugur dan membersihkan debu di permukaan bumi. Artinya, bulan Ramadan adalah bulan yang membersihkan dosa-dosa yang ada pada diri manusia.

    Pendapat kedua mengatakan bahwa kata Ramadan berasal dari الرمض (ar-ramadh), yang berarti panasnya batu akibat terik matahari. Implikasinya yakni umat Islam pada bulan Ramadan mengalami “panas”-nya menahan diri dari hal-hal yang halal (makan, minum, dan sebagainya). Makna lainnya adalah bulan Ramadan adalah bulan yang panas dan membakar dosa-dosa, sebagaimana panasnya membakar sesuatu. 

    Pendapat ketiga, yang dikutip dari Al-Azhari, mengungkapkan bahwa nama Ramadan berasal dari frasa “ramadhtu an-naṣl” (رَمَضْتُ النَّصْلَ), yang berarti “Aku mengasah mata anak panah” dengan tujuan agar menjadi tajam dan halus. Anak panah yang telah diasah kemudian dinamakan “an-nasl ar-ramidh” (النصل الرميض) atau “marmudh” (مرموض). Kata Ramadan ini digunakan untuk menggambarkan kebiasaan orang-orang pada bulan tersebut, dimana mereka mengasah senjata-senjata mereka agar siap digunakan. 

    Pendapat keempat, yang merupakan pendapat Mujahid, mengutarakan bahwa Ramadan adalah salah satu nama Allah Ta’ala. Maknanya, rahmat Allah yang begitu luas menyebabkan terhapusnya dosa-dosa manusia. 

    Keempat pendapat di atas sejatinya melengkapi satu sama lain dan menggambarkan karakteristik bulan Ramadan setidaknya dengan empat kata kunci: bersih, panas, asah, dan nama Allah; yang seluruhnya bermuara pada lenyapnya dosa manusia. Hubungan antara ketiga kata kunci ini dengan Al-Qur’an akan dibahas berikutnya.

    Posisi Sentral Al-Qur’an dalam Bulan Ramadan

    Dalam kitab-kita tafsir dijelaskan beberapa aspek mengenai apa yang dimaksud dengan ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ dalam ayat 185 Al-Baqarah di atas. 

    Salah satu aspek pembahasannya adalah aspek linguistik, terkait alasan penggunaan isim mausul ٱلَّذِىٓ pada ayat ini. Ibnu ‘Asyur berpendapat bahwasanya audiens yang mendengar ayat ini ketika turun telah mengetahui bahwasanya Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan. Pandangan ini juga diperkuat dengan argumen linguistik lainnya, di mana posisi “شهر رمضان” bukanlah mubtada’ (subjek yang diberitakan), melainkan bagian dari khabar (isi berita)  itu sendiri. 

    Sebagaimana dalam percakapan sehari-hari, kita menggunakan kata sambung “yang” untuk menggambarkan sesuatu dengan lebih rinci dengan tujuan untuk menegaskan kembali sesuatu yang hendak kita gambarkan itu, meskipun orang yang kita ajak bicara telah mengetahuinya. 

    Misalnya, kita bercerita pada teman, “Saya hari ini bertemu dengan Budi yang sangat cerdas itu”. Orang yang kita ajak bicara sejatinya telah mengenal Budi dan tahu bahwa ia sangat cerdas. 

    Namun, karena kita antusias menceritakan pertemuan dengan Budi tersebut, kita menegaskan kembali karakteristik tentang Budi: ia sangat cerdas. Hal ini bertujuan agar teman yang mendengar pernyataan tersebut menjadi lebih menyimak yang kita sampaikan. 

    Begitu pula dengan Allah ketika menggunakan frasa ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ, Allah hendak menegaskan kembali pada kita tentang alasan keistimewaan Ramadan: karena Al-Qur’an turun di dalamnya. Terlebih karena bulan Ramadan dijumpai umat Islam setiap tahun. Adalah suatu kecenderungan yang umum bahwa sesuatu yang berulang akan menurunkan rasa antusias. Untuk mencegah hal tersebut, Allah kemudian mengabadikan frasa ini dalam Surah Al-Baqarah ayat 185 agar senantiasa kita baca dan kita renungkan kembali setiap tahunnya. 

    Tidak berhenti di sana, Imam Al-Alusi dan Imam Ar-Razi dalam kitab tafsirnya juga menjelaskan bahwa keistimewaan turunnya Al-Qur’an di bulan Ramadan tercermin dengan pengkhususan syari’at berpuasa. Mengapa puasa dan tidak yang lainnya? Ar-Razi dengan sangat indah mengungkap jawabannya, 

    مِمّا يُحَقِّقُ ذَلِكَ أنَّ الأنْوارَ الصَّمَدِيَّةَ مُتَجَلِّيَةٌ أبَدًا يَمْتَنِعُ عَلَيْها الإخْفاءُ والِاحْتِجابُ إلّا أنَّ العَلائِقَ البَشَرِيَّةَ مانِعَةٌ مِن ظُهُورِها في الأرْواحِ البَشَرِيَّةِ، والصَّوْمُ أقْوى الأسْبابِ في إزالَةِ العَلائِقِ البَشَرِيَّةِ

    Artinya: “Yang menguatkan hal ini adalah bahwa cahaya-cahaya shamadiyyah (cahaya keilahian) senantiasa tampak dan tidak mungkin tersembunyi atau terhalang, kecuali bahwa keterikatan manusiawi menjadi penghalang bagi tampaknya cahaya tersebut dalam ruh-ruh manusia. Puasa adalah sebab terkuat dalam menghilangkan keterikatan manusiawi tersebut.”

    Dari kutipan tersebut, kita dapat mengetahui bahwasanya puasa adalah ibadah paling ampuh dalam melatih diri melepaskan keterlekatan manusiawi (terhadap dunia); yang kemudian bermuara pada kemampuan kita menerima cahaya-cahaya ilahi, termasuk di dalamnya adalah cahaya Al-Qur’an.

    Refleksi 

    Apabila kita kaitkan dengan konteks saat ini, tidak sedikit masyarakat yang belum memahami kaitan erat antara bulan Ramadan dengan Al-Qur’an. Meskipun perayaan Nuzululqur’an telah dilakukan di berbagai komunitas dan institusi keagamaan serta upaya untuk mengkhatamkan Al-Qur’an terus digaungkan; masih banyak pula masyarakat yang hanya memaknai Ramadan dengan puasa, tanpa dihiasi dengan interaksi yang bermakna dengan Al-Qur’an. 

    Oleh karenanya, sudah sepatutnya kita sebagai umat meningkatkan kualitas puasa dengan berinteraksi dengan Al-Qur’an di bulan Ramadan. Sebab puasa Ramadan sejatinya membantu kita membersihkan serta membakar habis dosa-dosa yang menjadi penghalang dalam menerima cahaya petunjuk Al-Qur’an. 

    Puasa Ramadan juga sudah semestinya menjadi ajang kita mengasah diri agar mudah melepaskan keterlekatan manusiawi yang seringkali mencegah kita untuk meresapi makna kalam-kalam-Nya. Puasa di bulan Ramadan sepatutnya pula menjadi momen terbaik dalam hidup, sebab tiada momen yang paling indah selain bercengkrama langsung dengan Sang Pencipta alam semesta. Bulan Ramadan sesungguhnya adalah check-point kita sebagai umat untuk ber-Al-Qur’an dengan seluruh aspeknya. 

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).

  • Tanggapi Isu Dugaan Skandal Amoral Kyai Nasaruddin Umar, FGMI: Fitnah Unsur Politik!

    Tanggapi Isu Dugaan Skandal Amoral Kyai Nasaruddin Umar, FGMI: Fitnah Unsur Politik!

    GELORA.CO – Muhamad Suparjo SM, selaku Ketua Umum Forum Generasi Milenial Indonesia (FGMI) menanggapi dugaan keterlibatan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam sejumlah kasus amoral dan penyalahgunaan wewenang.

    Menurutnya, isu tersebut merupakan fitnah yang sangat keji terhadap Menteri Agama dan bagian dari percobaan untuk menjatuhkan Nasaruddin dari jabatannya.

    “Saya yakin itu fitnah, untuk menjatuhkan harga diri Kyai Nasaruddin Umar dan melengserkannya dari jabatan Menteri Agama”, kata Ketua FGMI, Muhamad Suparjo SM, Kamis (27/03/2025).

    Lebih lanjut, Suparjo mengatakan bahwa isu “Skandal Amoral” Menteri Agama berbau unsur politik yang mencoba mengganggu kepemimpinan Nasaruddin Umar dalam membenahi kerusakan dalam lingkup Kementrian Agama RI.

    “Menurut saya, isu itu ada dorongan unsur politik. Kita sadar bagaimana kerusakan yang terjadi selama ini di Kementrian Agama. Nah, Menteri Agama yang sekarang mencoba membenahi semuanya. Beliau ingin bersih-bersih internal Kemenag dan inilah cobaannya difitnah pelecehan lah perselingkuhan lah”, imbuhnya.

    Suparjo juga menegaskan bahwa selama ini kepemimpinan di Kementrian Agama selalu diduduki oleh seorang politisi ataupun ormas. Namun kali ini dipimpin oleh seorang Kyai dan juga Imam Besar Masjid Istiqlal yang tidak memiliki kepentingan terhadap apapun.

    “Seringnya itu kan Menag dari politisi atau dari ormas dan baru kali ini pure seorang Kyai dan juga Imam Besar Majid Istiqlal. Dan saya pikir kita udah saling mengetahui lah bagaimana Kementerian Agama kemaren-kemaren itu banyak kepentingannya. Dan sekarang saya rasa Pak Nasaruddin Umar ini tidak ada beban dan tidak berkepentingan apapun dalam jabatannya sebagai Menteri Agama, makanya beliau pasti diganggu dengan isu-isu yang berunsur fitnah untuk menjatuhkan”, katanya.

    Suparjo meyakini masyarakat sudah sangat cerdas, serta dapat menilai mana kebenaran dan mana kebatilan. Sehingga masyarakat tidak terjebak oleh isu dan opini yang tendensius terhadap Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

    “Saya yakin masyarakat juga bisa bedain tuh siapa yang benar-benar ingin membenahi Kementrian Agama, masyarakat bisa menilai ittikad baik dari Pak Nasaruddin Umar untuk bersih-bersih internal Kemenag agar tidak terjadi praktik korupsi seperti yang sudah-sudah”, ungkapnya.

    “Kita doakan saja agar Pak Nasaruddin Umar diberi kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi cobaan untuk membenahi lingkup Kementrian Agama”, tutup Suparjo kepada awak media.

  • Aliansi Pemuda Lintas Agama Demo Kantor Kemenag, Desak Presiden Copot Nasaruddin Umar

    Aliansi Pemuda Lintas Agama Demo Kantor Kemenag, Desak Presiden Copot Nasaruddin Umar

    GELORA.CO –  Ratusan massa Aliansi Pemuda Lintas Agama, Ketua Masyarakat Anti Pelecehan, dan Aliansi Pemuda Islam Nusantara gelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jakarta, Senin (24/3/2025). Massa menuntut Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dievaluasi dan bahkan dicopot dari jabatannya.

    Aksi gabungan elemen massa ini berlangsung damai dan semangat di tengah terik matahari sekitar pintu gerbang Kemenag RI. Dimana para peserta aksi mengungkap berbagai dugaan serius, mulai dari dugaan pelecehan verbal, dugaan perselingkuhan, hingga indikasi kuat praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan Kemenag RI.

    Selain itu ada juga sorotan utama terkait, kampanye ‘Kurikulum Cinta’ yang saat ini digencarkan oleh Kemenag. Program yang diklaim bertujuan menyebarkan nilai kasih sayang dan toleransi tersebut, diduga hanya menjadi kedok agar menutupi perilaku yang tidak pantas dari terduga Nasaruddin Umar.

    “Kami menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Menang Nasaruddin Umar dan kalau perlu dicopot dari jabatannya. Hal ini karena terduga (red-Nasaruddin) sudah melakukan perbuatan pelecehan verbal, dugaan perselingkuhan dan dugaan praktek KKN, sebagaimana terungkap dari testimoni dan temuan kami,” kata Rahmat Pratama Korlap Aksi Demonstrasi, melalui rilis media, Rabu (26/3/2025) di Jakarta.

    Saat aksi demonstrasi, massa juga membentangkan spanduk-spanduk bertuliskan “Copot Menteri Munafik!”, “Agama Bukan Kedok Nafsu!”, dan “Jangan Nistakan Ayat Tuhan Demi Jabatan!”. Seruan ini kata tokoh muda ini, sebagai bentuk perlawanan terhadap dugaan pelecehan terhadap nilai-nilai keagamaan.

    “Kami hadir hari ini bukan untuk memfitnah, tapi untuk menyelamatkan martabat bangsa. Terutama dari seorang pejabat yang diduga mempermainkan ayat-ayat Tuhan, demi hasrat pribadi. Jika negara diam, maka rakyat akan bersuara,” tegas Rahmat sapaan akrabnya.

    Dirinya juga menyinggung soal bahaya membiarkan figur pejabat diduga kuat terlibat perilaku menyimpang. Padahal terduga Nasaruddin Umar selaku pemimpin Kemenag, semestinya bisa menjaga moralitas dan menjadi panutan publik.

    “Jika benar terjadi dugaan pelecehan, perselingkuhan dan hingga praktek nepotisme di balik jubah keagamaan. Maka Presiden wajib turun tangan. Jangan biarkan agama dijadikan topeng oleh orang yang haus kuasa,” ucap Rahmat.

    Dalam kasus dugaan pelecehan, menurut Rahmat, sejumlah saksi telah bersedia memberi testimoni publik. Termasuk perempuan berinisial S, yang mengaku dilecehkan secara verbal dan fisik dengan diajak menikah-kawin, padahal S sudah menikah dan punya suami.

    Selain itu perempuan berinisial N, seorang pegawai BUMN yang diduga pernah terlibat hubungan spesial atau dugaan perselingkuhan melampaui etika profesional. Hal ini terjadi saat Nasaruddin Umar saat menjabat Komisaris di salah satu BUMN.

    “Kami siap membuktikan para perempuan-perempuan yang merasa dirugikan tersebut. Mereka para perempuan siap bersaksi secara bersama-sama atau sendiri-sendiri,’ tukas Rahmat.

    Tak hanya itu, dugaan rangkap jabatan dan pengelolaan anggaran Masjid Istiqlal yang tidak transparan. Selain itu adanya dugaan penunjukan pejabat tanpa proses seleksi yang sah yang menjadi daftar panjang dugaan pelanggaran Nasaruddin Umar.

    “Menang Nasaruddin Umar juga diduga banyak melakukan praktek nepotisme dalam menunjuk pejabat tanpa proses seleksi di Kemenag. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan saja dan harus menjadi atensi semua elemen masyarakat,” pungkasnya.

  • Manajemen Waktu dan Menjaga Produktivitas Selama Ramadan

    Manajemen Waktu dan Menjaga Produktivitas Selama Ramadan

    Ramadan identik dengan “waktu”. Dari aspek pelaksanaannya, ia hanya dilaksanakan pada bulan tertentu (bulan setelah Syakban dalam penanggalan Islam), dan selama waktu tertentu (dari sebelum subuh sampai azan magrib). 

    Oleh karena itu, perhatian terhadap waktu sangatlah penting. Seperti firman Allah Swt yang menjelaskan tentang syariat puasa Ramadan:

    اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

    “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidiah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” Al-Baqarah  (2):184.

    Rasulullah SAW sering kali mengingatkan kedudukan waktu, mendorong untuk memanfaatkannya, dan melarang mengabaikannya. Beliau bersabda: 

    نِعْمَتانِ مَغْبُونٌ فِيهِما كَثِيرٌ مِنَ النّاسِ: الصِّحَّةُ والفَراغُ

    “Ada dua nikmat yang sering kali dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu sehat dan waktu luang.” (HR Bukhari, 1422  dari Abdullah bin Abbas)

    Kesadaran terhadap pentingnya waktu dikemukakan juga oleh para ulama. Imam Syafi’i pernah berkata: 

    صحبت الصوفية فما انتفعت منهم إلا بكلمتين سمعتهم يقولون: الوقت سيف فإن قطعته وإلا قطعك. ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل

    “Aku pernah bergaul dengan orang-orang sufi dan tidak ada yang aku ambil dari mereka kecuali dua kalimat: pertama, aku mendengar mereka berkata,’Waktu laksana pedang, bisa engkau memotongnya, kalau tidak, maka ia akan memotongmu.’ Kedua, nafsumu jika tidak engkau sibukkan dengan kebaikan, maka ia akan menyibukkanmu dengan kemaksiatan.” 

    Yusuf Al-Qaradhawi menegaskan,“Dan atas dasar waktu pula Allah menentukan banyak ibadah, baik yang wajib maupun yang sunah. Semua ini menguatkan bahwa peran waktu yang sangat besar. Berdasarkan hal ini maka akan menyadarkan manusia akan pentingnya waktu disertai dengan pergerakan dan perputaran benda-benda langit, perputaran matahari dan bintang-bintang, dan pergantian malam dan siang.” (Al-Qaradhawi, 1991: 6)

    Muslim yang baik hendaknya mampu mengatur waktunya dengan baik. Apalagi dalam bulan suci Ramadan, bulan istimewa yang penuh berkah. Bulan ini bukan hanya tentang berpuasa, juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, memperbanyak amal, dan melakukan refleksi diri. 

    Namun, tantangan terbesar yang sering dihadapi banyak orang selama Ramadan ialah manajemen waktu dan menjaga produktivitas, baik dalam pekerjaan, belajar, maupun aktivitas sehari-hari. Perubahan pola tidur, pola makan, serta adanya kewajiban beribadah pada waktu tertentu, dapat membuat banyak orang merasa lelah, mengantuk, dan kehilangan fokus di siang hari. Meskipun begitu, dengan manajemen waktu yang baik, orang yang berpuasa tetap dapat menjaga produktivitas sepanjang Ramadan. 

    Salah satu yang paling utama adalah perbedaan pola tidur dan makan. Ketika berpuasa, sahur biasanya dilakukan pada dini hari, sementara berbuka puasa dilakukan saat matahari terbenam. Proses perubahan pola makan ini bisa mengganggu ritme tubuh dan menyebabkan rasa lemas atau kantuk pada siang hari, apalagi bagi mereka yang harus bekerja atau belajar. 

    Selain itu, banyaknya ibadah yang harus dilakukan, seperti salat wajib, tarawih, dan bacaan Al-Qur’an, juga memengaruhi energi seseorang. Dengan berbagai kewajiban ibadah ini, banyak yang merasa lelah dan kesulitan untuk tetap fokus pada pekerjaan atau studi mereka. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti produktivitas harus menurun. Dengan beberapa strategi yang tepat, orang yang berpuasa bisa menjaga keseimbangan antara ibadah dan pekerjaan. 

    Rasa malas dan kantuk saat puasa adalah masalah yang umum terjadi. Diperlukan tidur yang cukup pada malam hari agar tubuh bisa beristirahat secara optimal. Hindari begadang yang tidak perlu karena akan mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan Anda lebih lelah pada siang hari. Istirahat secara berkala juga efektif untuk membantu menghilangkan rasa kantuk dan menyegarkan tubuh. Niatkan segala pekerjaan yang dilakukan sebagai bagian dari ibadah. Dengan cara ini, akan terasa lebih termotivasi dan mendapatkan energi lebih dalam menjalankan rutinitas Ramadan. 

    Untuk menjaga produktivitas selama Ramadan, manajemen waktu yang baik menjadi kunci utama. Tanpa perencanaan yang tepat, orang yang berpuasa akan mudah merasa terjebak dalam rutinitas yang membingungkan dan bisa kehilangan fokus. Berikut dua tip manajemen waktu:

    1. Menyusun jadwal harian yang seimbang

    Membuat jadwal harian yang jelas dan terstruktur adalah hal pertama yang harus dilakukan. Tentukan waktu untuk beribadah, bekerja, dan beristirahat. Sebagai contoh, bisa dialokasikan waktu setelah sahur untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi tinggi, karena tubuh cenderung lebih bertenaga pada pagi hari. Selanjutnya, setelah berbuka dan salat Magrib, bisa digunakan untuk menyelesaikan tugas ringan yang tidak membutuhkan banyak energi. 

    2. Teknik time blocking untuk efisiensi kerja

    Time blocking adalah teknik mengatur waktu dalam blok-blok tertentu untuk tugas-tugas spesifik. Misalnya, menyisihkan waktu selama 2 jam pada pagi hari untuk pekerjaan yang paling penting dan fokus. Setelah itu, memberikan waktu cukup untuk istirahat atau ibadah, dan lanjutkan pekerjaan dengan tugas yang lebih ringan. Hal ini akan membantu menjaga fokus dan efisiensi kerja. 

    Menjaga produktivitas selama Ramadan memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan manajemen waktu yang tepat, pola makan yang sehat, serta cara menjaga energi, orang yang berpuasa bisa menjalani bulan ini dengan maksimal. Yang terpenting, jangan lupa untuk tetap mengutamakan ibadah dan refleksi diri, karena itulah tujuan utama Ramadan. Dengan disiplin dan pengaturan waktu yang baik, orang yang berpuasa bisa tetap produktif sekaligus mendekatkan diri kepada Allah dalam bulan yang penuh berkah ini.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI).