JAKARTA – Teknologi yang NASA kembangkan tidak hanya berfungsi di luar angkasa. Beberapa di antaranya bahkan bisa dimanfaatkan di rumah sebagai alat pendeteksi kesehatan organ, salah satunya adalah jantung.
Pada akhir tahun 1990-an, tim di NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) mengembangkan prototipe seukuran buku teks tebal. Prototipe ini dapat mengukur tanda-tanda vital meskipun berukuran kecil, murah, dan tidak terhubung dengan tubuh manusia.
Hal ini mampu terjadi karena prototipe yang NASA kembangkan mampu memancarkan sinar radio ke orang yang diam. Menurut penjelasan badan antariksa tersebut, alat ini bekerja seperti radar dengan algoritme yang mampu membedakan aktivitas jantung dan pernapasan.
Teknologi ini pun diadopsi dan dikembangkan oleh Advanced TeleSensors dengan lisensi eksklusif dari JPL. CEO Advanced TeleSensors saat ini, Sajol Ghoshal, merupakan salah satu pihak yang berpartisipasi dalam demonstrasi prototipe tersebut.
Menurut Ghoshal, teknologi ini memiliki potensi yang baik dalam memantau kesehatan di rumah. Oleh karena itu, teknologi tersebut dikembangkan sebagai Monitor Cardi/o berukuran 3 inci yang bisa dipasangkan di langit rumah atau dinding.
Monitor ini dapat mendeteksi tanda vital seseorang dari jarak 10 kaki. Pengguna bisa mengontrol hasil pemantauan monitor menggunakan aplikasi yang terpasang di ponsel. Aplikasi tersebut akan menampilkan seluruh data di satu dasbor.
Berkat algoritma yang dikembangkan NASA sebelumnya, monitor ini mampu mendeteksi detak jantung dan pernapasan penghuni rumah. Selain itu, Advanced TeleSensors juga menambahkan kemampuan mendeteksi variabilitas denyut jantung sebagai indikasi stres.
Jika terjadi masalah, misalnya peningkatan denyut jantung secara drastis, aplikasi akan menampilkan peringatan. Seluruh data yang tersedia di aplikasi akan tersimpan di cloud hingga enam bulan dan dapat diakses oleh penyedia layanan kesehatan.
