JAKARTA – Teddy Adhitya memperkenalkan single baru yang berjudul “Bayangkan Ku Hilang”. Lagu ini jadi rilisan solo pertamanya di tahun 2025, setelah Februari lalu muncul sebagai kolaborator Matter Mos di lagu “Sujud”.
“Bayangkan Ku Hilang” adalah sebuah balada yang minim isian instrumen. Lagu ini lebih berfokus pada cara Teddy melantunkan kata demi kata, baris demi baris, dan bait demi bait.
Single ini memang ditujukan sebagai pembuka dari rangkaian single yang akan datang – dengan benang merah emosional yang saling terhubung.
“Setiap rilisan ke depan akan jadi kelanjutan cerita ini. Bukan hanya tentang cinta personal, tapi juga tentang bagaimana kita memandang kehidupan, dunia, dan semua yang ada di sekitar kita,” kata Teddy dalam keterangannya, Jumat, 4 Juli.
Adapun, “Bayangkan Ku Hilang” menggambarkan perasaan seseorang yang terus memberi cinta tanpa pernah benar-benar dilihat atau diakui. Namun, lebih dari sekadar kisah patah hati, lagu ini juga dapat dimaknai sebagai suara dari sesuatu yang terus ada namun terabaikan, seperti alam yang perlahan memudar karena ketidakpekaan manusia terhadap keberadaannya.
Proses penulisan hingga produksi lagu terbilang intim dan kontemplatif. Teddy menulisnya bersama Rafi Sudirman, dan memproduserinya bersama Rifan Kalbuadi.
Dalam proses yang tenang dan reflektif, mereka mencoba menggali lapisan emosi terdalam tentang memberi tanpa menerima, atau hadir namun tak dianggap.
“Hasilnya adalah komposisi yang terasa mentah, personal, dan jujur,” ujar Teddy.
“Bayangkan Ku Hilang” ingin mengajak pendengar untuk lebih peka, bukan hanya terhadap cinta dan kehadiran seseorang, tapi juga terhadap hal-hal kecil yang sering dianggap biasa.
Lagu ini bukan hanya tentang rasa sakit karena cinta yang tak dihargai, melainkan ajakan untuk menyadari keberadaan yang kerap kita abaikan sebelum semuanya benar-benar hilang.
Menurutnya, lagu ini cocok didengarkan saat malam hari, ketika sedang sendiri dan butuh ruang untuk merenung.
“Lagu ini bisa jadi teman perjalanan, pengantar tidur, atau bahkan pelipur lara di tengah perasaan kehilangan dan kehampaan,” pungkas Teddy Adhitya.
