Banyuwangi (beritajatim.com) – Acara Nokrongin Ilmu Bareng (Nongkibar) di Amphitheater Radio Blambangan FM juga dirangkai dengan berbagai kegiatan. Tidak hanya sekedar acara nongkrong-nongkrong, tapi juga sebagai wadah berbagi ilmu.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sengaja menghadirkan anak muda di acara itu dan menantang mereka untuk menggali solusi. Salah satunya untuk turut menyumbangkan pemikiran demi mengatasi berbagai persoalan di Banyuwangi.
Salah satu tantangan itu adalah kemiskinan. Walaupun, angka kemiskinan di Banyuwangi terendah di Jawa Timur, tapi boleh lantas didiamkan.
“Saat ini, anak-anak muda yang berkumpul di Nongkibar ini, saya ajak untuk tidak hanya berharap. Tapi, bagaimana menghadirkan solusi-solusi konkrit untuk mengatasi berbagai persoalan yang Banyuwangi hadapi,” kata Ipuk.
Dalam Nongkibar tersebut juga menghadirkan komika yang meraih penghargaan 100 Most Influential Women versi BBC (British Broadcasting Company), Sakdiyah Ma’ruf. Ia berbagi inspirasi untuk memantik anak muda dapat menghadirkan solusi.
Sakdiyah menceritakan dirinya yang tumbuh dalam keterbatasan dan budaya patriarki di lingkungannya yang kuat. Diskriminasi gender dan intoleransi kerap dialaminya.
“Hal ini membuat saya terpantik untuk berbuat lebih. Menyuarakan ketidakadilan tersebut dalam balutan komedi,” ungkapnya. (rin/ted)