Subang (beritajatim.com) – Pesisir Pantai Utara (Pantura) saat ini dalam kondisi yang memprihantikan. Kawasan daratan yang dulunya menjadi area pemukiman kini sepenuhnya tertutup air laut akibat abrasi.
Abrasi menghantam kawasan Pantura Jawa Barat, memaksa warga Desa Mayangan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat kehilangan tempat tinggalnya. Bagi mereka yang memilih bertahan, terpaksa membangun tanggul tinggi demi mencegah air masuk ke dalam rumah.
Selepas maghrib menjadi waktu yang penuh kekhawatiran bagi warga Desa Mayangan. Mereka harus waspada dan bersiap menghadapi datangnya air laut pasang di malam hari.
Berangkat dari kondisi memprihatinkan ini, jenama perlengkapan luar ruang, EIGER Adventure, bergerak untuk turut serta menyelamatkan pesisir Pantura dari abrasi. EIGER memulai upaya tersebut melalui program penanaman 10 ribu mangrove di Mayangan pada Selasa (7/5/2024).
Marketing General Manager EIGER, Jason Edward Wuysang mengatakan, penanaman 10 ribu mangrove ini bagian dari kolaborasi Bersama Wanadri. Ke depan, EIGER menargetkan dapat menanam 100 ribu pohon mangrove di seluruh Indonesia sebagai wujud komitmen dalam menjaga kelestarian alam.
“Tidak hanya tentang menanam, yang terpenting adalah menjaga dan menumbuhkan bersama ekosistem mangrove di sini, agar mangrove bisa menjadi tameng bagi pesisir Mayangan dan serapan karbon Indonesia yang lebih baik,” kata Jason.
Penanaman 10 ribu pohon mangrove di pesisir Pantura
Penanaman 10 ribu mangrove ini turut melibatkan sejumlah pihak, seperti pelajar SMKN 1 Legonkulon dan SMAN 1 Pamanukan, serta kaum muda Desa Manyaran. Kegiatan ini dalam pengawalan oleh Wanadri dan komunitas muda Siaga Pesisir Utara (SIPUT).
Brand Ambassador EIGER, Ramon Tungka, tak mau melewatkan momen istimewa ini. Dia turut terjun langsung menanam mangrove di kawasan pesisir Pantura. Baginya, menanam mangrove berarti menanam kebaikan.
“EIGER sekali lagi menunjukkan sebuah aksi. Sebuah upaya yang peka dan peduli terhadap lingkungan. Inklusifitas atau keterlibatan semua pihak bukan lagi salah satu solusi, tapi satu-satunya solusi. Untuk mencegah pesisir Pulau Jawa tenggelam. Kita harus segera bergerak, mulai dari hal kecil, yang mampu memberi dampak besar,” kata Ramon.
Site Manager Wanadri project wilayah Mayangan, Mansur, menjelaskak titik tanam mangrove di pesisir Mayangan sudah ditentukan oleh Wanadri dan masyarakat setempat. Upaya konservasi sudah dijalankan sejak 2014 secara terus menerus.
Menurut Mansur, muka air laut selalu naik setiap tahunnya. Dampaknya, daratan di kawasan pesisir semakin tenggelam.
Dibutuhkan puluhan tahun untuk mengembalikan kondisi seperti semula. Wanadri bersama warga desa, kata Masnur, terus bergerak menanam mangrove sesuai kemampuan.
“Kami juga terus berupaya untuk menyatukan antara warga dan lingkungannya, sasaran pembinaan yang paling penting adalah pemuda, karena mereka penerus di lingkungannya sendiri,” ujar Mansur.
Upaya EIGER berkomitmen menanam 10 ribu pohon di Mayangan, diucap syukur oleh warga desa, Mansur mewakili Wanadri, juga anak-anak muda yang jadi garda terdepan penyelamat Mayangan dari bencana abrasi.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada EIGER atas keterlibatannya dalam penanaman mangrove di desa kami. Kami mencatat, ada 385 hektare lahan pesisir yang tenggelam dihantam abrasi. Belum sampai setengahnya kami melakukan konservasi dan perbaikan dengan menanam mangrove. Semoga komitmen EIGER untuk menanam dan menjaga hingga tumbuh mangrove ini, bisa berdampak bagi warga Mayangan,” kata Kepala Desa Mayangan, Darto.
Doa yang sama juga dikirimkan oleh Puput, salah satu siswi SMKN 1 Legonkulon yang terlibat dalam penanaman mangrove bersama EIGER. Ia mengatakan, ini yang bisa dirinya lakukan bersama teman-teman untuk menjaga rumahnya.
“Kami senang sekali. Kita tanam mangrove supaya banjir rob tidak masuk lagi ke rumah dan sekolah kami. Kalau di sekolah tiba-tiba mendung dan air laut pasang, kami takut sekali karena pasti air bisa masuk sampai ke kelas, pernah sampai setinggi paha,” ujar Puput.
Langkah EIGER berkomitmen menanam dan menjaga mangrove bersama warga Desa Mayangan, baru langkah awal. Satu langkah permulaan EIGER bisa ikut menjaga pesisir Pantura. Menjaga rumah bersama masyarakat pesisir dan habitat alami bagi satwa liar di hutan mangrove.
“Tanaman mangrove merupakan pertahanan alami pantai dengan akar yang kuat sebagai penghalang terhadap banjir dan gelombang badai. Hutan mangrove dapat menyimpan karbon hingga lima kali lebih banyak per hektarenya dibanding hutan tropis. Karbon yang ditangkap disimpan di daun, cabang, akar, dan tanah ekosistem mangrove. Semoga langkah kecil ini bisa membuat EIGER terus belajar tentang tropical adventure, pesan yang menjadi tagline EIGER.” pungkas Jason Wuysang. [beq]