Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Taliban Larang Perempuan di 2 Distrik Afghanistan Ikut Perayaan Idul Fitri

Taliban Larang Perempuan di 2 Distrik Afghanistan Ikut Perayaan Idul Fitri

Kabul

Taliban melarang perempuan di dua distrik di Afghanistan untuk ikut dalam perayaan Idul Fitri. Para perempuan di dua distrik itu dilarang untuk berpartisipasi dalam gathering atau pertemuan saat Lebaran.

Dilansir Independent, Sabtu (22/4/2023), larangan itu dikeluarkan para pemimpin Taliban setempat di distrik Baghlan utara dan distrik Takhar di timur laut. Larangan itu dikeluarkan pada Jumat (21/4) kemarin waktu setempat.

“Perempuan dilarang keluar berkelompok selama hari-hari Idul Fitri,” demikian bunyi larangan itu.

Kendati demikian, perintah tersebut tidak berlaku di seluruh Afghanistan, tetapi hanya di dua distrik.

Larangan ini keluar hanya beberapa minggu setelah serangkaian pembatasan terbaru Taliban yang melarang keluarga dan perempuan mengunjungi restoran dengan taman atau ruang hijau di provinsi Herat barat laut Afghanistan.

Seorang pejabat mengatakan perintah tersebut melarang perempuan mengunjungi restoran dengan taman setelah ada keluhan dari ulama dan anggota masyarakat yang menentang pencampuran gender di ruang tersebut.

Awal pekan ini, pemimpin tertinggi Afghanistan, Hibatullah Akhundzada, merilis pesan Idul Fitri ke negara itu dalam lima bahasa – Arab, Dari, Inggris, Pashto dan Urdu.

“Efek intelektual dan moral yang buruk dari pendudukan 20 tahun akan segera berakhir,” katanya dan memuji “hidup dalam terang” Syariah atau hukum Islam.

Pemimpin tersebut diyakini telah memainkan peran yang kuat dalam mendikte undang-undang dan kebijakan domestik di Afghanistan, terutama yang melarang pendidikan anak perempuan setelah kelas enam dan melarang perempuan Afghanistan dari kehidupan publik dan bekerja di organisasi non-pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perempuan di Afghanistan telah dilarang oleh di ruang publik seperti taman dan pusat kebugaran. Langkah-langkah tersebut telah memicu kegemparan internasional yang sengit, meningkatkan isolasi negara pada saat ekonominya runtuh-dan memperburuk krisis kemanusiaan.

(mae/dhn)