Talenta AI di Tanah Air Kian Dibutuhkan

3 March 2024, 23:45

Ilustrasi(Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

PEMANFAATAN teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang mulai gencar diterapkan di berbagai sektor di Tanah Air membuat talenta AI kian dibutuhkan. Laporan terbaru dari Glints dan Monk’s Hills Ventures menyebut ada peningkatan permintaan terhadap talenta AI di jenjang karir junior hingga menengah di Indonesia.
Kepada Media Indonesia, Co-Founder & Group GM of Glints Steve Sutanto memaparkan tren adopsi AI yang cukup menjanjikan di Tanah Air, hingga talenta teknologi AI apa saja yang utamanya dibutuhkan pasar.
Ketika melihat lanskap kecerdasan buatan di Indonesia, katanya, negeri ini sedang berada di awal perjalanan yang menarik. “Meskipun integrasi AI di seluruh industri mungkin masih dalam tahap awal, ada momentum yang nyata untuk membangun bisnis yang mendukung AI. Pergeseran ini, meskipun belum mendasar, terus mendapatkan tempat karena perusahaan di berbagai sektor mengakui potensi AI untuk meningkatkan layanan dan kinerja mereka,” ungkap Steve dalam wawancara tertulis, Minggu (3/3).

Baca juga : Asisten Virtual AI Talita Revolusi Akses Informasi Internal
Sejumlah sektor menunjukkan adaptasi yang baik perihal penggunaan AI. Pada sektor keuangan, Steve mencontohkan penggunaan inovatif seperti sistem deteksi penipuan yang dibantu oleh AI pada perusahaan perbankan dan fintech. Sistem-sistem itu mampu menganalisis pola transaksi untuk mengidentifikasi anomali yang mengindikasikan aktivitas penipuan.
Industri ritel dan e-commerce juga mulai memanfaatkan AI untuk menciptakan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi. Melalui AI, brand dapat menganalisis preferensi pelanggan dan kebiasaan individu ketika browsing. Dengan itu, brand bisa memberikan rekomendasi produk yang disesuaikan.
Steve juga mencontohkan adopsi AI di bidang pertanian sebagai sektor yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dalam hal ini, aplikasi AI berada pada tahap awal untuk membantu petani meningkatkan hasil panen dan mengelola sumber daya secara lebih efisien.
Baca juga : Integrasikan Pendidikan AI dan IoT, SIC Cetak Talenta Digital
Melalui citra satelit dan analitik yang didukung AI, petani dapat memperoleh wawasan tentang kesehatan tanaman, kondisi tanah, dan penggunaan air. Hal itu menandai pergeseran ke arah praktik pertanian yang lebih berbasis data.
Di luar itu masih banyak sektor yang cukup lincah dalam memanfaatkan kecanggihan AI, layanan kesehatan, manufaktur, hingga transportasi. “Ketika industri dari keuangan hingga pertanian mulai menggunakan AI, kita akan melihat peningkatan permintaan akan berbagai macam keterampilan,” ungkap Steve.
Bagi para profesional di bidang teknologi, termasuk AI engineers, data scientists, dan software developers, hal itu berarti akan ada lebih banyak pekerjaan yang berfokus pada pengembangan dan penerapan solusi AI. Namun, peran non-teknologi juga akan berkembang.
Baca juga : Semakin Canggih! Ini Produk Teknologi dengan Fitur AI Terbaru di 2024
“Para marketing professional, customer service representatives, dan manajer operasional, misalnya, perlu beradaptasi dengan alur kerja yang disempurnakan dengan AI, menggunakan alat bantu AI untuk membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi,” jelasnya.
Steve menjelaskan tiga talenta teknologi AI utama yang ada di pasar, yakni AI engineers, AI prompters, dan AI testers. Untuk AI Engineers, keterampilan dasar yang dibutuhkan meliputi pemahaman mendalam tentang algoritma pembelajaran mesin, kemahiran dalam bahasa pemrograman seperti Python atau Java, dan pengalaman dengan kerangka kerja AI seperti TensorFlow atau PyTorch.
Beralih ke AI prompters, peran yang relatif baru ini menuntut kreativitas di samping pemahaman teknis. AI prompters harus mahir dalam merancang perintah yang secara efektif berkomunikasi dengan model AI. Peran tersebut menjembatani kesenjangan antara maksud manusia dan keluaran AI yang dihasilkan, memastikan bahwa respons AI selaras dengan tujuan pengguna.
Sementara AI Testers memainkan peran penting dalam memastikan keandalan dan keamanan sistem AI. Keahlian mereka mencakup pemahaman yang kuat tentang prinsip-prinsip AI untuk mengantisipasi potensi masalah, kemahiran dalam metodologi pengujian, dan kemampuan untuk merancang pengujian yang meniru skenario dunia nyata.
“Di semua peran ini, benang merahnya adalah perlunya pembelajaran dan kemampuan beradaptasi yang berkelanjutan. Bidang AI terus berkembang, mengharuskan para profesional untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi dan metodologi terbaru,” pungkas Steve. (Ifa/Z-7)
 

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi