Jakarta, CNBC Indonesia – Vitamin ternyata tidak harus dikonsumsi lewat mulut. Peneliti menemukan cara agar manfaat nutrisi vitamin bisa “diserap” langsung oleh tubuh manusia lewat udara.
Dalam artikel dalam jurnal Advances in Nutrition yang ditulis oleh Flávia Fayet-Moore dari University of Newcastle dan Stephen R. Robinson dari RMIT University, kedua peneliti memaparkan cara tubuh menyerap nutrisi dari udara dan potensi implementasinya sebagai mekanisme perawatan kesehatan tubuh.
Fayet-Moore dan Robinson menyebut nutrisi yang diserap lewat udara ini sebagai aeronutrients untuk membedakannya dengan gastronutrients yang diserap tubuh manusia lewat lambung. Mereka merekomendasikan konsumsi nutrisi seperti yodium, zinc, mangan, dan beberapa jenis vitamin lewat “napas.”
Proses konsumsi nutrisi lewat udara ini dinilai sangat efektif karena manusia tak pernah “berhenti menghirup udara.” Setiap hari, manusia menghirup 9.000 liter udara. Selama hidupnya, rata-rata manusia menghirup 438 juta liter udara.
Karakteristik ini berarti manusia bisa mengkonsumsi “komponen” dari udara dalam jumlah yang sangat besar dalam “dosis” yang sangat kecil.
Selama ini, mayoritas riset soal dampak akumulasi paparan molekul udara ke tubuh manusia fokus kepada polusi. Fayet-Moore dan Robinson mencoba membahas proses ini dari sisi yang lain, yaitu paparan berdampak positif.
Contoh aeronutrients paling mudah adalah oksigen. Seperti vitamin, oksigen juga tergolong “nutrisi yang dibutuhkan tubuh manusia untuk menjaga fungsi bandan tertentu.”
Manusia menyerap aeronutrients lewat jejaring pembuluh darah kecil di hidung, paru-paru, olfactory epithelium (area di hidung yang mendeteksi aroma), dan oropharynx (bagian belakang tenggorokan).
Paru-paru bisa menyerap molekul yang 260 kali lebih besar dibanding perut. Molekul ini diserap kemudian menempel di sistem pembuluh darah dan otak manusia. Obat yang “dihirup” seperti nikotin atau obat bius bisa memasuki tubuh hanya dalam hitungan detik. Oleh karena itu, obat yang dihirup dalam volume yang kecil jauh lebih efektif dibandingkan dengan obat yang dikonsumsi lewat saluran pencernaan.
Fayet-Moore dan Robinson kemudian mengutip sebuah penelitian di Irlandia dengan objek populasi anak sekolah yang hidup di area pantai yang penuh rumput laut. Rumput laut diketahui membuat lingkungannya dipenuhi oleh gas yodium. Hasil penelitian. menunjukkan anak-anak di lokasi tersebut memiliki kandungan yodium lebih tinggi di air seni mereka, meskipun mereka tidak mengonsumsi makanan dengan kandungan yodium lebih besar dibanding anak sekolah di lokasi lain.
Molekul mangan dan zinc juga bisa diserap tubuh lewat neuron yang mendeteksi aroma di hidung manusia. Cilia (struktur menyerupai rambut di dalam sistem pernapasan manusia) juga memiliki reseptor khusus yang bisa mengikat nutrisi tertentu seperti vitamin C, kalsium, mangan, magnesium, zat besi, dan asam amino.
Fayet-Moore dan Robinson menyatakan penggunaan “vitamin hirup” sudah terbukti aman lewat penelitian 70 tahun lalu. yang menunjukkan vitamin B12 hirup bisa mengobati kekurangan vitamin B12. Pola pengobatan ini, salah satunya, sangat efektif untuk pasien bergaya hidup vegan yang tidak mengonsumsi makanan dengan kandungan B12 tinggi seperti daging, telur, dan salmon.
Kedua peneliti menyarankan terapi serupa diperluas untuk nutrisi lainnya, terutama vitamin D, untuk diterapkan di lingkungan dengan tertutup dengan udara sirkulasi tertutup seperti pesawat terbang, rumah sakit, hingga stasiun luar angkasa.
(dem/dem)