JABAR EKSPRES – Warga di Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terpaksa menggunakan anyaman bambu untuk menyeberang.
Pasalnya, jembatan yang menghubungkan dua kampung itu tidak kunjung diperbaiki setelah ambruk diterjang banjir pada satu bulan lalu.
Warga terpaksa membuat anyaman bambu secara swadaya agar masyarakat di dua kampung tersebut tetap bisa beraktivitas sehari-hari.
“Jalan ini sebetulnya bukan jalan alternatif, melainkan akses hidup atau jalan utama masyarakat. Mulai dari anak sekolah maupun mobilisasi ekonomi,” ujar Nendi (42), tokoh masyarakat di Kampung Sukamaju, Selasa (15/4/2025).
Nendi mengatakan, kondisi jembatan yang terbuat dari anyaman bambu rawan tersapu oleh derasnya aliran sungai. Karena itu, dirinya berharap agar jembatan yang lama terputus itu segera diperbaiki.
BACA JUGA: WALHI Jabar: Degradasi Lahan Hulu Jadi Biang Banjir Bandung Timur
“Cukup banyak yang melintas di jembatan ini, dan berharap agar segera diperbaiki, mengingat mereka sendiri was-was ketika melintas,” katanya.
Sekedar diketahui, jembatan tersebut ambruk pada Senin 24 Maret 2025 lalu. Jembatan tersebut ambruk setelah fondasinya tergerus banjir akibat aliran sungai yang meluap. Alhasil aktivitas warga terhambat lantaran harus memutar ke jalur lain sejauh lima kilometer.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pun sempat merespons keluhan warga Padalarang terkait penanganan jembatan tersebut. Dia menegaskan aparat kewilayahan mulai dari Bupati, Camat hingga Kepala Desa segera memperbaiki jembatan itu.
“Sampai sekarang belum ada, dan masih dalam pembahasan kata pihak desa maupun kecamatan. Tapi kalau bisa secepatnya karena saya rasa tidak memerlukan anggaran besar,” kata Nendi.
Terpisah Camat Padalarang, Agus Achmad Setiawan mengaku, sudah mengecek langsung jembatan penghubung dua kampung yang ambruk tersebut.
BACA JUGA: Bupati Bandung Pastikan Eksekusi Lahan di Tenjolaya Ditunda, Janji Mediasi Semua Pihak
“Sudah kami cek langsung ke lokasi kemarin. Memang penyebabnya karena terkikis air sungai, kami ajukan untuk segera diperbaiki,” kata Agus.
Agus menyebut bahwa laporan tertulis juga telah dikirimkan kepada pimpinan daerah, dan sejak viralnya kejadian tersebut, koordinasi lintas sektor terus dilakukan.
