Tak Disangka, iPad Jadi Penyelamat Karier Pianis Kelas Dunia!

Tak Disangka, iPad Jadi Penyelamat Karier Pianis Kelas Dunia!

JAKARTA – Seorang pianis konser mengungkapkan bahwa iPad berperan besar dalam membantunya mengatasi ketakutan panggung (stage fright) yang hampir mengakhiri kariernya. Kehadiran tablet tersebut di atas panggung memberikan rasa percaya diri dan kenyamanan selama pertunjukan.

Dalam sebuah wawancara dengan NPR pada Senin 2 Juni untuk mempromosikan album terbarunya, pianis Simone Dinnerstein mengisahkan perjuangannya selama puluhan tahun melawan kecemasan tampil di depan umum. Ketika tampil di atas panggung, ia kerap mengalami serangan panik yang merusak konsentrasinya dan mengganggu penampilannya.

Masalah utama yang ia hadapi adalah ekspektasi bahwa pianis klasik harus tampil dari ingatan tanpa menggunakan partitur. Meski telah berlatih keras, kecemasan tetap membuatnya kehilangan jejak saat bermain, yang justru memperburuk kondisinya.

Ketakutannya begitu parah hingga, setelah sebuah konser yang berjalan buruk, suaminya menyarankan agar ia berhenti tampil. “Saya sadar bahwa saya harus berhenti, atau saya harus mulai tampil dengan menggunakan partitur,” ujarnya.

Meskipun berusaha lebih giat berlatih, Dinnerstein tetap tidak bisa menghilangkan rasa cemas. Ia merasa kecemasan itu “merampas kegembiraan dari momen pertunjukan dan fokus terhadap musik itu sendiri.”

Bantuan dari Apple

Solusinya datang dalam bentuk kompromi: pada tahun 2017, Dinnerstein memutuskan untuk menggunakan iPad di atas panggung. Ia meyakini bahwa keputusan tersebut menyelamatkan kariernya.

iPad Pro memang kerap digunakan oleh para musisi karena layarnya yang besar cocok untuk menampilkan partitur digital. Biasanya, digunakan pedal Bluetooth untuk membalik halaman secara digital, sehingga musisi tidak perlu menghentikan permainan atau meminta bantuan orang lain untuk membalik halaman.

Meski Dinnerstein tetap menghafal musik yang ia mainkan dan tidak selalu melihat iPad selama tampil, kehadiran perangkat itu memberinya rasa aman. Ia menyebutnya sebagai sesuatu yang “sangat membebaskan dan menenangkan,” karena bertindak sebagai jaring pengaman tanpa stigma menggunakan partitur tradisional.

Sejak membawa iPad ke atas panggung, Dinnerstein merasa “lebih kreatif dan bebas,” dan tidak lagi dibayangi ketakutan. Ia mengaku kini memiliki lebih banyak “ruang mental dan energi emosional” untuk dituangkan dalam musiknya.

Hasil dari pendekatan baru ini tertuang dalam albumnya yang berjudul Complicité, berisi karya-karya Bach dan dimainkan bersama grup musik kamar miliknya, Baroklyn. Album ini kini tersedia di Apple Music Classical.