Kementerian Pertahanan China belum memberikan komentar atas laporan tersebut. Namun Beijing telah memberikan reaksi marah terhadap Amerika Serikat (AS) karena mengizinkan Lai singgah di Hawaii dan Guam dalam rangkaian kunjungan ke Pasifik tersebut.
Lai menolak klaim kedaulatan China atas Taiwan, namun dia mengakui ingin perdamaian dengan Beijing dan sudah beberapa kali menawarkan perundingan tapi selalu ditolak.
Sementara itu, tiga sumber keamanan Taipei mengungkapkan bahwa berdasarkan penilaian intelijen terbaru, kemungkinan digelarnya latihan perang terbaru oleh China pada akhir pekan nanti sangat tinggi.
Salah satu sumber menggambarkan pemandangan yang “lebih sibuk” dari biasanya di perairan sekitar Taiwan, sebagai kemungkinan militer China memposisikan diri untuk latihan perang terbaru.
Armada Angkatan Laut Rusia, yang mencakup tiga kapal frigate dan satu kapal pasokan, terdeteksi mendekati zona tambahan Taiwan yang berjarak 24 mil laut dari lepas pantai tenggara pulau itu pada Senin (2/12) waktu setempat.
Armada Moskow itu, menurut salah satu sumber Reuters, terpantau melakukan simulasi serangan gabungan dengan kapal penghancur China terhadap “kapal dan pesawat asing”.
Pada Selasa (3/12) pagi, kapal-kapal militer Rusia terpantau memasuki perairan Laut China Timur, dengan sumber-sumber menyebut armada itu diperkirakan akan melanjutkan manuver bersama rekan-rekan mereka dari China sembari bergerak ke utara.
“Penilaian tersebut menunjukkan China mungkin akan melakukan pengerahan untuk latihan setelah kunjungan (Lai) tersebut,” sebut sumber tersebut, merujuk pada rangkaian kunjungan Lai di kawasan Pasifik.
(nvc/ita)