Tag: Susilo Bambang Yudhoyono

  • Sindir Cawe-cawe Jokowi Demi Fufufafa Jadi Presiden, Amien Rais Ingatkan Pesan SBY Jangan Ada Dua Matahari

    Sindir Cawe-cawe Jokowi Demi Fufufafa Jadi Presiden, Amien Rais Ingatkan Pesan SBY Jangan Ada Dua Matahari

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Muhammad Amien Rais, kembali melontarkan kritik pedas terhadap mantan Presiden Jokowi dan putranya, Gibran Rakabuming Raka.

    Amien menilai Jokowi masih terus ikut campur dalam pemerintahan meskipun kepemimpinan nasional telah beralih ke Presiden Prabowo Subianto sejak 20 Oktober 2024.

    “Presiden SBY beberapa waktu lalu mengingatkan kita semua jangan sampai ada dua matahari dalam kepemimpinan nasional,” ujar Amien di X pribadinya @realAmienRais (16/2/2025).

    Dikatakan pria yang dikenal sebagai lokomotif Reformasi ini, jika dalam sebuah kepemimpinan terdapat dua matahari, maka bisa dipastikan rakyat akan mengalami kesengsaraan.

    “Apalagi kepemimpinan politik buat sebagian pemimpin yang kurang terdidik dan bodoh. Pasti menimbulkan sengsara rakyatnya,” tukas mantan Ketua MPR RI ini.

    Amien menegaskan bahwa peringatan SBY itu harus dijadikan perhatian serius, mengingat Jokowi masih terus berperan aktif dalam dinamika politik nasional.

    “Kita sudah punya presiden baru sejak 20 Oktober tahun lalu, yaitu Pak Prabowo Subianto, tetapi Jokowi alias Mulyono masih saja cawe-cawe,” cetusnya.

    Menurutnya, mantan presiden itu sengaja berupaya mengendalikan pemerintahan dan bahkan memiliki target politik tertentu.

    “Ingin mengatur negeri dan target politiknya jelas menurut saya, yaitu membuat kepresidenan Prabowo gagal,” tegas pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini.

    Ia pun menuding bahwa tujuan utama Jokowi adalah membuka jalan bagi Gibran untuk menjadi Presiden Indonesia berikutnya.

  • Pengakuan Prabowo Tak Suka Ada yang Menjelekkan Megawati

    Pengakuan Prabowo Tak Suka Ada yang Menjelekkan Megawati

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri memiliki jasa dalam membangun Indonesia. Prabowo meminta pihak-pihak agar tidak menjelek-jelekkan Megawati.

    Hal itu disampaikan Prabowo dalam sambutan dalam acara puncak HUT ke-17 Gerindra di SICC, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025). Prabowo saat itu tengah menyinggung jasa para presiden terdahulu.

    “Apa yang saya lakukan sekarang, saya katakan ini karena letak pondasi dasar dibuat oleh presiden-presiden terdahulu. Semuanya punya bagian, ibarat kita bangun rumah, Bung Karno letakkan, Pak Harto membangun, dan seterusnya. Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega,” ujar Ketua Umum Partai Gerindra ini.

    Prabowo pun mengakui Megawati juga berjasa untuk Indonesia. Dia mengingatkan untuk tidak saling menjelekkan.

    “Saya akui Ibu Mega banyak keberhasilan dan jasa untuk republik ini, saya akui. Maaf kalau ada yang mau jelek-jelekkan Ibu Mega, saya tidak suka menjelek-jelekkan karena saya juga mengerti apa yang beliau buat juga untuk republik ini,” ujarnya.

    Prabowo mengatakan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pun berjasa untuk Indonesia. Dia mengatakan SBY telah mengatasi berbagai tantangan dengan didampingi Wapres ke-10 Jusuf Kalla.

    “Pak SBY, presiden mengatasi krisis demi krisis, dibantu oleh Pak JK, konflik berkepanjangan mereka selesaikan, tsunami mereka hadapi, krisis keuangan mereka atasi, kita hormatilah orang yang telah berbuat baik,” jelasnya.

    Begitu pula, lanjut Prabowo, dengan Presiden ke-7 Joko Widodo. Prabowo juga berkomitmen untuk bangkit dan meningkatkan penghasilan rakyat.

    “Pak Jokowi, saya katakan beliau sangat berjasa, sehingga kita bisa, Insya Allah kita akan bangkit, kita akan hilirisasi, kita akan tingkatkan penghasilan untuk rakyat Indonesia,” tuturnya.

    (fca/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Prabowo Anggap Transisi Presiden Termulus di Dunia, PDIP: Biasa Saja

    Prabowo Anggap Transisi Presiden Termulus di Dunia, PDIP: Biasa Saja

    Jakarta

    Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengklaim transisi dari presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden RI ke-8, yakni dirinya, adalah transisi termulus di dunia. PDIP menyebut capaian tersebut biasa saja.

    “Kalau kita lihat pada era reformasi setelah pemilihan presiden langsung, semua transisi mulus, dari Ibu Megawati ke SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mulus, dari SBY ke Jokowi mulus, dari Jokowi ke Prabowo juga mulus, menurut kami biasa saja dan memang harus seperti itu, siapapun pemimpin nasionalnya harus didukung,” ujar Jubir PDIP Guntur Romli lewat pesan Whatsapp kepada detikcom, Sabtu (15/2/2025).

    Guntur kemudian mengatakan dalam politik, jangan takut untuk berbeda pendapat. Berbeda pendapat boleh saja, yang tidak boleh adalah perpecahan.

    “Karena dalam demokrasi yang berjalan pasti ada ‘ketegangan’, ada saling koreksi, kita mengenal sistem trias politica dan checks and balances,” sambung Guntur.

    Menurutnya, saling koreksi sangat dibutuhkan dalam sebuah pemerintahan. Baginya, jika tak ada koreksi, maka rakyat bisa menjadi tumbal.

    “Kalau tidak ada koreksi, kita akan kembali ke orde baru, ada otoritaritaniasme atau bisa jadi yang terjadi kongkalikong antar kekuasaan, ini rakyat akan jadi korban,” pungkasnya.

    Dalam pidatonya di HUT Gerindra ke-17 di Sentul International Convention Centre, Bogor, Sabtu (15/2/2025), Prabowo menyebut transisi presiden ke-7 dan ke-8 adalah transisi yang paling mulus dalam sejarah dunia.

    “Transisi dari presiden ke-7 ke presiden ke-8 saya kira suatu transisi yang paling, salah satu transisi yang paling mulus dalam sejarah dunia bukan hanya Indonesia,” ujar Prabowo.

    (isa/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pesan SBY ke KIM: Pemimpin Kita Prabowo, Jangan Ada yang Mendua Hati – Page 3

    Pesan SBY ke KIM: Pemimpin Kita Prabowo, Jangan Ada yang Mendua Hati – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudyohono (SBY) mengajak seluruh anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk setia terhadap Presiden Prabowo Subianto. Dia menginginkan KIM tetap satu hati di bawah kepemimpinan Prabowo.

    Hal itu disampaikan SBY saat menghadiri acara silaturahmi Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang digelar di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/2/2025).

    “Pemimpin kita Bapak Prabowo, kita harus bersatu dalam hati, kita siap loyal penuh kepada pemimpin kita. Jangan ada yang mendua hati. Satu hati untuk pemimpin kita, untuk pemerintahan,” tutur SBY.

    Lebih lanjut, SBY juga berpesan kepada Koalisi Indonesia Maju untuk menyukseskan pemerintahan Prabowo lima tahun ke depan. Bahkan diharapkan bisa sampai 10 tahun ke depan.

    “Dengan prioritas yang beliau punya, agenda yang akan dijalankan lima tahun ke depan, insyaAllah 10 tahun ke depan,” katanya.

    Susilo Bambang Yudhoyono juga menyarankan agar seluruh pihak dapat melakukan yang terbaik dan membantu keberhasilan pemerintah. Seluruh pihak diharapkan memberikan solusi dari segala permasalahan yang ada.

    “Marilah kita semua untuk beliau (Prabowo). Do our best. Mari berbuat yang terbaik. Semua permasalahan akan selalu ada tantangan, akan selalu ada, tapi percayalah setiap permasalahan akan ada solusinya. Oleh karena itu kita harus menjadi bagian dari solusi, jangan bagian dari masalah,” ucap SBY.

     

  • Presiden Prabowo Sebut 15 Proyek Hilirisasi Dijalankan Tahun Ini Tanpa Investasi Asing

    Presiden Prabowo Sebut 15 Proyek Hilirisasi Dijalankan Tahun Ini Tanpa Investasi Asing

    Bogor, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan program hilirisasi yang telah dicanangkan oleh Presiden ketujuh, Joko Widodo. Sebanyak 15 megaproyek akan dimulai pada 2025 dengan nilai investasi mencapai miliaran dolar Amerika Serikat.

    “Program yang telah dirintis Pak Jokowi, khususnya hilirisasi, akan terus kita lanjutkan dan wujudkan. Tahun ini, kita akan memulai minimal 15 proyek besar dengan nilai investasi mencapai miliaran dolar,” ujar Prabowo dalam sambutannya pada perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (15/2/2025).

    Prabowo menegaskan bahwa proyek hilirisasi tersebut akan dijalankan tanpa bergantung pada investasi asing. Namun, pemerintah tetap membuka peluang bagi investor luar negeri yang tertarik untuk berpartisipasi.

    “Kita akan memulai tanpa harus meminta-minta investasi dari luar negeri. Kita ingin mewujudkan cita-cita Bung Karno, yaitu berdiri di atas kaki sendiri. Kita tidak akan mengemis,” katanya.

    “Namun, jika ada investor asing yang ingin masuk, silakan. Indonesia tetap terbuka bagi mereka yang ingin berinvestasi, tetapi kita tidak akan bergantung pada pihak luar. Kita akan bangkit dengan kekuatan kita sendiri,” tambahnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Prabowo mengumumkan bahwa pemerintah akan meluncurkan badan pengelola investasi Indonesia bernama Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada 24 Februari 2025.

    “Sembilan hari dari sekarang, tepatnya pada 24 Februari, kita akan meluncurkan dana investasi Indonesia yang saya beri nama Danantara,” ujarnya.

    Prabowo juga meminta para mantan presiden serta organisasi keagamaan untuk turut mengawasi pengelolaan Danantara, mengingat dana tersebut merupakan aset negara yang harus dijaga bersama.

    Prabowo meminta mantan presiden, Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri serta ormas keagamaan untuk berpartisipasi mengawasi Danantara karena memiliki aset milik negara.

    “Selain itu, saya juga berpikir bahwa pimpinan NU, Muhammadiyah, KWI, dan organisasi lainnya bisa turut membantu memastikan bahwa ini adalah uang rakyat, uang anak-anak dan cucu-cucu kita,” tutupnya dalam menjelaskan terkait proyek hilirisasi.

  • Ciri Partai Politik yang akan Didirikan Jokowi, Bak Perusahaan: Partai Super Terbuka

    Ciri Partai Politik yang akan Didirikan Jokowi, Bak Perusahaan: Partai Super Terbuka

    TRIBUNJATIM.COM – Joko Widodo alias Jokowi mengaku ingin segera mendirikan partai politik alias parpol.

    Bahkan, Jokowi menyebutkan ciri-ciri parpol yang akan ia dirikan.

    Maksud Jokowi itu makin menguat setelah di beberapa kesempatan ia mengungkapkan niatnya tersebut.

    Jokowi juga sempat dua kali menyatakan hal tersebut dalam satu pekan terakhir.

    Pertama, keinginan untuk mendirikan partai tersebut diungkap Jokowi saat wawancara khusus dengan jurnalis senior Najwa Shihab di kediamannya beberapa waktu lalu.

    Kedua pada Kamis (13/2/2025) sore, pernyataan yang sama kembali diungkap oleh Jokowi, ayah Gibran Rakabuming Raka tersebut.

    Dalam perbincangannya dengan Najwa Shihab tersebut Jokowi membocorkan berniat mendirikan partai ala Perusahaan Super Terbuka.

    Menurut dia, partai politik yang ideal akan memiliki format terbuka bagi anggotanya.

    “Partai politik itu akan seperti perusahaan terbuka atau tbk.”

    “Saat ini rencananya tersebut masih dimatangkan.”

    “Baru dimatangkan, keinginan kami ada sebuah partai politik yang super tbk,” ungkap Jokowi di depan Najwa.

    Ditemui awak media, Jokowi disinggung terkait maksud pernyataan membuat partai super tbk tersebut.

    Sambil tertawa lirih, Jokowi hanya menyebut satu kalimat di depan awak media yakni partai super terbuka.

    “Partai super terbuka,” ungkap Jokowi sambil tertawa.

    Hak Konstitusi

    Di sisi lain, rencana Jokowi untuk mendirikan partai politik (parpol) baru semakin ramai diperbincangkan.

    Namun, Wakil Menteri Ketenagakerjaan yang juga Ketua Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer atau Noel, mengaku belum mengetahui hal tersebut.

    “Saya enggak tahu tuh,” jawab Noel singkat, usai silaturahmi partai politikKoalisi Indonesia Maju (KIM) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/2/2025).

    Meski begitu, Noel menegaskan bahwa setiap warga negara, termasuk Jokowi, memiliki hak konstitusional untuk membentuk partai politik. 

    “Itu hak konstitusi beliau sebagai warga negara,” ungkapnya.

    Noel juga menambahkan, hingga saat ini, ia belum menerima informasi lebih lanjut atau berkomunikasi langsung dengan Jokowi terkait kabar tersebut.

    “Belum lah, itu kan persoalan pak Jokowi,” tuturnya.

    Rencana pembentukan partai baru ini mencuat setelah Jokowi dipecat oleh PDIP.

    Dalam beberapa kesempatan, Jokowi menyebutkan hasratnya untuk mendirikan partai politik yang berbeda dari yang ada saat ini.

    Pada wawancara dengan jurnalis senior Najwa Shihab, Jokowimengungkapkan konsep partai politik yang ingin didirikannya. 

    Menurutnya, partai tersebut akan memiliki format yang mirip dengan perusahaan terbuka, atau TBK, di mana anggotanya bisa bergabung dengan cara yang lebih fleksibel dan terbuka.

    “Ini masih dimatangkan, tapi keinginan kami adalah sebuah partai politikyang super terbuka,” kata Jokowi saat itu.

    Ketika kembali ditanya soal hal ini, Jokowi hanya tersenyum dan menambahkan, “Partai super terbuka,” seraya tertawa ringan.

    Dituding Jadi Biang Kerok Efisiensi Anggaran

    Sementara itu, Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) muncul jawab tudingan terkait efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintahan Prabowo Subianto saat ini.

    Banyak pihak menuding efisiensi anggaran terjadi akibat beban utang yang diwariskan pada masa Jokowi menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.

    Ditemui awak media di kediamannya yang beralamat di Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Solo pada Kamis (13/2/2025) sore, Jokowiangkat bicara.

    Jokowi mengatakan bahwa terkait beban utang negara, pemerintah yang saat ini di bahwa kepemimpinan Prabowo sangatlah hati-hati.

    Tak hanya pada saat ini, Jokowi menambahkan bahwa di masa kepemimpinannya. 

    Pengelolaan utang negara juga direncanakan dengan sangat berhati-hati.

    Ia pun berpendapat bahwa pengelolaan utang negara saat ini masih terbilang aman lantaran masih di kisaran 39 persen terhadap Gross Domestic Product (GDP) atau dalam bahasa Indonesia berarti Produk Domestik Bruto (PDB).

    “Ya, pengelolaan anggaran yang saya tahu itu di negara kita itu sangat-sangat hati-hati.”

     “Utang kita terhadap GDP itu kira-kira masih 38-39 persen,” kata Jokowi.

    Dengan prosentase tersebut, pengelolaan utang negara menurut Jokowimasih jauh dari ketentuan Undang-Undang yang mencapai 60 persen terhadap PDB.

    “Masih jauh di bawah ketentuan Undang-undang yang ada yaitu 60 persen,” lanjutnya.

    Jokowi Sebut Nama Sri Mulyani

    Jokowi juga menegaskan, sosok yang kini menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) RI yakni Sri Mulyani merupakan sosok yang kompeten termasuk terkait penentuan kebijakan terhadap utang negara.

    Menurut Jokowi, Sri Mulyani merupakan sosok yang sangat paham betul bagaimana mengelola utang negara.

    “Jadi masih sangat hati-hati, pengelolaan kita sangat pruden sekali.”

    “Karena juga menteri keuangannya tahu konsekuensi-konsekuensi apa yang akan terjadi apabila beban utang itu terlalu besar,” lanjut dia.

    Bahkan menurut Jokowi, utang Indonesia saat ini masih sangat jauh di banding negara-negara lain.

    “Dan dibandingkan negara-negara lain, coba dibandingkan. Prosentase GDP dan utang,” pungkasnya.

    Setuju Pernyataan SBY

    Terkait hal lain, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) setuju dengan pernyataan sesama mantan kepala negara, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Indonesia tak boleh memiliki dua matahari atau matahari kembar.

    SBY menyatakan itu dalam sebuah wawancara khusus.

    Pernyataan tersebut ditujukan kepada Prabowo Subianto yang kini menduduki jabatan sebagai orang nomor satu di Indonesia.

    Tak sedikit pihak yang mengaitkan pernyataan SBY tersebut ditujukan kepada sosok Joko Widodo.

    Ditemui di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari Kota Solo pada Kamis (13/2/2025) sore, Jokowi mengaku setuju dengan apa yang diungkapkan oleh SBY.

    Tak hanya di Indonesia, Jokowi juga menambahkan bahwa matahari di dunia juga harusnya hanya ada satu.

    “Ya memang nggak boleh, matahari di dunia ini harus ada satu,” terang Jokowi.

    Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menambahkan bahwa tak hanya matahari. 

    Ia juga membuat perumpamaan bahwa di sebuah kapal pun, hanya boleh ada satu nahkoda.

    “Kapal itu nahkodanya yang baik juga satu,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, dalam wawancara khusus dengan salah satu stasiun televisi baru-baru ini SBY menceritakan kedekatannya dengan Prabowo Subianto sejak mengabdi sebagai anggota TNI.

    Dan saat Prabowo kini menjabat sebagai Presiden RI ke-8, SBY mengaku menghormati sahabatnya tersebut.

    Namun SBY mengingatkan Prabowo untuk tidak untuk berhati-hati dengan mengungkapkan bahwa tak boleh matahari kembar.

    “Saya menghormati beliau, dan beliau hormati saya. Dan falsafah saya, di Indonesia hanya ada satu matahari.”

    “Pak Prabowo tak boleh ada matahari kembar,” ungkap SBY dalam wawancara tersebut.

     

  • Prabowo tak suka ada yang cela Megawati

    Prabowo tak suka ada yang cela Megawati

    Ibu Mega, saya akui, Ibu Mega banyak jasa dan keberhasilannya untuk republik ini. Saya akui. Maaf kalau ada yang mau jelek-jelekin Ibu Mega ke saya, saya nggak suka ada yang jelek-jelekin Bu Mega karena saya mengerti apa yang beliau buat untuk republ

    Bogor (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto memuji jasa dari para Presiden pendahulu yang telah memimpin Indonesia sebelum dirinya dan menyebutkan jasa mereka sebagai pondasi yang baik dalam membangun dan menciptakan kemakmuran bangsa, karena itu Prabowo pun tak suka bila ada yang mencela Megawati yang merupakan presiden wanita pertama itu.

    Dalam acara HUT ke-17 Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jawa Barat, Sabtu, pria yang juga Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebutkan bahwa jasa besar para Presiden terdahulu layak diapresiasi, tak terkecuali untuk Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

    “Ibu Mega, saya akui, Ibu Mega banyak jasa dan keberhasilannya untuk republik ini. Saya akui. Maaf kalau ada yang mau jelek-jelekin Ibu Mega ke saya, saya nggak suka ada yang jelek-jelekin Bu Mega karena saya mengerti apa yang beliau buat untuk republik ini,” kata Prabowo.

    Kepada para kader partainya, Prabowo berpesan agar dapat selalu menghormati dan melihat kebaikan dari suatu kepemimpinan yang berlangsung.

    Menurutnya, setiap pemimpin yang telah dipercaya untuk mengatur dan mengurus Indonesia di setiap periode selalu mengupayakan hal terbaik untuk mewujudkan kemakmuran bangsa.

    Prabowo kemudian menjelaskan setiap pemimpin di masanya memiliki peranan yang berbeda dan saling melengkapi satu sama lain dam mengibaratkannya seperti proses membangun rumah.

    “Ibarat kita bangun rumah, Bung Karno itu bangun pagar, Pak Harto membangun, dan seterusnya Pak Habibie, Gus Dur,” katanya.

    Tak lupa Prabowo menyinggung, perjuangan merawat RI dilanjutkan oleh sosok Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 RI.

    Selanjutnya, ada Susilo Bambang Yudhoyono yang setelahnya selama 10 tahun memimpin berhasil menghadapi beragam krisis mulai dari konflik bencana alam hingga krisis keuangan.

    Tak tertinggal jasa Joko Widodo yang juga mulai merancang program-program keberlanjutan yang diharapkan semakin menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.

    Prabowo menilai meski ada kekurangan atau kesalahan dalam kepemimpinan itu, tetap saja para pemimpin di setiap masanya itu berupaya untuk menjaga keberlangsungan RI bagi seluruh rakyat.

    “Mereka sudah berbuat yang terbaik untuk warga Indonesia. Marilah kita dengan kebaikan-kebaikan itu bukan kita lupakan atau bukan kita tidak mau belajar. Dari kekurangan itu justru kita harus belajar, supaya kita meningkat,” ujar Prabowo.

    Pewarta: Livia Kristianti
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Di Hadapan Jokowi, Prabowo Ngaku Tak Suka Ada yang Menjelekkan Megawati

    Di Hadapan Jokowi, Prabowo Ngaku Tak Suka Ada yang Menjelekkan Megawati

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku tak suka ada yang menjelek-jelekan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.

    Prabowo mengaku alasan dirinya tidak suka ada yang menjelekkan pimpinan PDIP itu lantaran Megawati telah banyak berjasa untuk Tanah Air.

    “Ibu Mega banyak keberhasilan dan jasa untuk republik ini, saya akui. Maaf kalau ada yang mau jelek-jelekan Bu Mega, saya tidak suka menjelek-jelekan, karena saya mengerti apa yang beliau buat juga untuk republik ini,” ujarnya di HUT ke-17 Gerindra di Bogor, Sabtu (15/2/2025).

    Dia menegaskan bahwa para presiden pendahulunya merupakan sosok yang berperan penting bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, kondisi Indonesia saat ini merupakan hasil dari perjuangan presiden sebelumnya.

    Misalnya, Presiden ke-1 RI Soekarno diibaratkan yang meletakkan pondasinya, kemudian dibangun Presiden ke-2 Soeharto, Presiden ke-3 BJ Habibie dan Presiden ke-4 Gus Dur.

    “Apa yang saya lakukan sekarang, saya katakan ini karena letak pondasi dasar dibuat oleh presiden-presiden terdahulu. Semuanya punya bagian,” tambahnya.

    Tak lupa, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai berhasil mengatasi berbagai tantangan mulai dari bencana hingga krisis keuangan.

    “Pak Jokowi saya katakan beliau sangat berjasa, sehingga kita bisa insyaallah kita akan bangkit, kita akan hilirisasi, kita akan tingkatkan penghasilan untuk rakyat Indonesia,” pungkasnya.

  • Coba Cek Seluruh Presiden di Dunia, Sekarang Ini Gak Ada yang Sekuat Prabowo

    Coba Cek Seluruh Presiden di Dunia, Sekarang Ini Gak Ada yang Sekuat Prabowo

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden ketujuh Indonesia, Jokowi memberikan pujiannya kepada Prabowo Subianto. Sebab, approval rating Presiden kedelapan itu pada 100 hari masa kerjanya sudah mencapai 80,9 persen, ditambah adanya dukungan dari parlemen hingga 80 persen.

    Sedangkan Jokowi pada masa awal jabatannya mendapatkan approval rating yang lebih rendah. Pada 2014, approval rating Jokowi berada di angka 62 persen, kemudian turun jadi 52 persen karena menaikkan harga BBM.

    Menurutnya, approval rating yang tinggi itu menunjukkan bahwa dukungan rakyat kepada Prabowo Subianto sebagai presiden sangat kuat. Begitu juga dengan dukungan politik di parlemennya.

    “Sehingga saya boleh menyampaikan Presiden Prabowo ini adalah presiden dengan dukungan terkuat, baik dari rakyat maupun dari DPR,” ucap Jokowi dalam acara HUT ke-17 Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu 15 Februari 2025.

    “Coba cek seluruh presiden yang ada di dunia ini, sekarang ini gak ada yang sekuat Bapak Prabowo Subianto,” ujarnya menambahkan.

    Saking kuatnya Prabowo Subianto, Jokowi sampai berkelakar bahwa sampai saat ini tidak ada yang berani mengkritik sang Presiden. 

    “Dikit dikit yang salah, Jokowi. Dikit dikit yang salah, Jokowi. Dikit dikit yang salah, Jokowi. Dikit dikit yang salah, Jokowi. Coba sekali sekali nyalahin Pak Prabowo, gak berani,” katanya.

    “Karena kepemimpinan dan determinasi sudah sangat teruji, kita tau tadi sudah disampaikan oleh Pak Prabowo. Buktinya berkali-kali kalah tetap terus maju, dan akhirnya menang. Mohon maaf dua kali yang mengalahkan saya,” tutur Jokowi menambahkan.

    Pujian Prabowo untuk Jokowi

    Presiden Prabowo juga menyebut nama Jokowi dalam pidatonya di acara HUT ke-17 Gerindra hari ini di Sentul, Jawa Barat. Pidato pada Sabtu 15 Februari 2025 itu dihadiri banyak ketua umum partai politik termasuk PKB, NasDem, dan petinggi PDIP.

    Pujian dilayangkan sang presiden kepada pemimpin negara sebelumnya, tak terkecuali Joko Widodo. Jokowi adalah mantan lawan politik yang mengalahkan Prabowo pada Pilpres 2014 dan Prabowo 2019, tapi kemudian mendukung untuk maju pada Pilpres 2024.

    Prabowo Subianto menyatakan ada banyak jasa dari para presiden sebelumnya termasuk Joko Widodo. Salah satu jasa para pendahulu tersebut diibaratkannya saat kita ingin membangun rumah, presiden pertama meletakkan dasarnya.

    “Semuanya punya bagian, ibarat kita bangun rumah, Bung Karno letakkan, Pak Harto membangun, dan seterusnya, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Mega, saya akui Ibu Mega banyak keberhasilan dan jasa untuk republik ini,” ujarnya.

    “Saya akui, maaf kalau ada yang mau jelek-jelekkan Ibu Mega, saya tidak suka menjelek-jelekkan karena saya juga mengerti apa yang beliau buat juga untuk republik ini,” katanya melanjutkan.

    Prabowo juga memuji SBY yang partainya, Demokrat, kini mendukung penuh pemerintahannya. Putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, bahkan menjadi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sejak Prabowo jadi presiden.

    “Pak SBY presiden mengatasi krisis demi krisis, dibantu oleh Pak JK (Jusuf Kalla), konflik berkepanjangan mereka selesaikan, tsunami mereka hadapi, krisis keuangan mereka atasi, kita hormati orang yang telah berbuat baik,” ucap Prabowo.

    “Pak Jokowi, saya katakan beliau sangat berjasa sehingga kita bisa, insyaallah, kita akan bangkit, kita akan hilirisasi, kita akan tingkatkan penghasilan untuk rakyat Indonesia,” katanya melanjutkan.

    Terkait Jokowi, Prabowo juga memuji sosoknya yang dianggap tidak mempunyai ambisi tertentu. Saat ada pihak yang menganggap Joko Widodo mengendalikan dirinya sebagai presiden, Prabowo menanggapinya dengan bercanda.

    “Pak Jokowi, saya yakin, tidak punya ambisi untuk bikin ini dan bikin itu. Saya kenal, saya (anggota) kabinet beliau 5 tahun, saya saksi, pikiran beliau hanya untuk rakyat Indonesia,” ujarnya.

    “Nanti dibilang saya dikendalikan Pak Jokowi, cawe-cawe, ndasmu. Kenapa? Kenapa kalian ribut, kan saya nggak ngomong apa-apa, benar?” katanya diiringi gelak tawa.

    Demikian pujian Prabowo kepada Joko Widodo yang dianggap sangat berjasa bagi dirinya. Hal itu disampaikannya saat menghadiri HUT ke-17 Gerindra, partai yang dipimpinnya sebagai ketua umum sejak pertama kali didirikan pada 2008.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Prabowo Ajak Masyarakat Cari Kebaikan, Bukan Kejelekan Jokowi

    Prabowo Ajak Masyarakat Cari Kebaikan, Bukan Kejelekan Jokowi

    GELORA.CO – Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Presiden Ke-8 RI Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya dalam HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2025). Dalam pidato tersebut, Prabowo menekankan pentingnya menghormati para pemimpin sebelumnya dengan lebih melihat kebaikan yang diwariskan.

    “Terima kasih Pak Jokowi, terima kasih. Kita harus menghormati, cari kebaikan, bukan kejelekan. Semua pendahulu kita, semua wapres kita, semuanya punya jasa dan kebaikan,” ujarnya.

    Prabowo menyebut, setiap pemimpin memiliki kekurangan dan kesalahan, namun mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Dia menegaskan, dari kekurangan itulah bangsa harus belajar agar terus meningkat.

    Dalam refleksi 100 hari kepemimpinannya, Prabowo mengungkapkan, sudah banyak hal yang dilakukan, tetapi ia menegaskan bahwa perjalanan masih panjang. “Dalam 100 hari, alhamdulillah kita telah berbuat banyak, tapi ini belum apa-apa. Rakyat mengharapkan lebih dari kita dan kita jangan besar kepala,” ucap Prabowo.

    Menurut Prabowo, proses transisi kekuasaan dari Presiden Jokowi kepada dirinya merupakan salah satu yang paling mulus dalam sejarah, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Dia membandingkan kondisi di Indonesia dengan negara-negara lain, termasuk Sudan yang mengalami gejolak dalam pergantian kepemimpinan.

    “Kita lihat setiap malam, tiap hari, jutaan rakyat tidak punya rumah, jenderal satu lawan jenderal lainnya, panglima angkatan darat mau diturunkan oleh wakilnya. Loh, sudah sama-sama jenderal kok? Kita bersyukur pemimpin kita tidak mendidik kita seperti itu,” ucap Prabowo.

    Prabowo juga mengapresiasi peran Jokowi dalam membantu transisi pemerintahan. Tidak lupa, ia mengapresiasi semua presiden RI, mulai Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnopurti, dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).