Tag: Susilo Bambang Yudhoyono

  • Semua BUMN Terkonsolidasi di Danantara, Apa Manfaatnya?

    Semua BUMN Terkonsolidasi di Danantara, Apa Manfaatnya?

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dony Oskaria mengungkap berbagai manfaat dari konsolidasi seluruh BUMN ke dalam Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

    Sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony menjelaskan bahwa penggabungan ini akan meningkatkan efektivitas dan daya saing BUMN dalam menopang perekonomian nasional.

    “Kita akan melihat kekuatan yang lebih besar dari BUMN setelah konsolidasi ini,” ujar Dony di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta dikutip Sabtu (8/3/2025).

    Sebelumnya, masing-masing BUMN beroperasi secara terpisah. Namun, dengan pengelolaan yang lebih terintegrasi, hasil bisnis mereka bisa dimaksimalkan.

    Salah satu contoh adalah Bank Mandiri, yang selama ini menyetorkan dividen kepada Kementerian Keuangan sebagai bagian dari pendapatan negara. Sayangnya, dividen ini langsung digunakan untuk anggaran negara tanpa ada pengembangan lebih lanjut.

    Melalui skema baru dari Danantara, dividen dari BUMN tidak hanya menjadi pemasukan, tetapi juga digunakan untuk ekspansi bisnis dan investasi yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

    Tak hanya itu, BUMN yang sebelumnya belum mampu memberikan kontribusi signifikan juga akan mendapatkan peluang perbaikan melalui pemanfaatan dana investasi yang tersedia.

    “Kami bisa lebih mudah melakukan restrukturisasi dan pembenahan bagi BUMN yang saat ini masih tertinggal,” tambah Dony.

    Proses penggabungan seluruh BUMN ke dalam Danantara dijadwalkan berlangsung pada akhir Maret atau awal April 2025.

    BPI Danantara diketahui telah diresmikan di Istana Kepresidenan pada Senin (24/3/2025) oleh Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo.

    Dalam peresmian tersebut, Prabowo menegaskan bahwa Danantara akan menjadi salah satu dana kekayaan negara (sovereign wealth fund) terbesar di dunia.

    “Hari ini adalah momentum bersejarah bagi Indonesia. Dengan total aset lebih dari US$ 900 miliar, Danantara akan menjadi salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia,” tegas Prabowo.

  • SBY Sebut Pemimpin Haus Jabatan Cenderung Perpanjang Kekuasaan, Termasuk Ubah Konstitusi

    SBY Sebut Pemimpin Haus Jabatan Cenderung Perpanjang Kekuasaan, Termasuk Ubah Konstitusi

    loading…

    JAKARTA – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) menilai seorang pemimpin yang haus masa jabatannya cenderung akan memperpanjang masa kekuasaan . Menurutnya, semua cara bakal ditempuh untuk memperpanjang kekuasan, termasuk mengubah konstitusi.

    Hal itu SBY tuturkan dalam acara bedah buku “Standing Firm for Indonesia’s Democracy: An Oral History of President Susilo Bambang Yudhoyono,” yang digelar KBRI Tokyo secara hybrid, Jumat (7/3/2025).

    “My own observations, kalau pemimpin politik itu haus kekuasaan, tergoda oleh kekuasaan, around the globe, banyak pemimpin, presiden, perdana menteri, siapapun, cenderung atau tergoda memperpanjang kekuasaannya, mengubah konstitusi, menambah masa jabatan, periode atau terms,” kata SBY.

    SBY mengatakan, upaya memperpanjang jabatan itu ada yang berhasil dan juga sebaliknya. Namun, ia menegaskan, kekuatan yang absolut itu pada hakekatnya selalu ditolak di mana pun.

    SBY mencontohkan bagaimana serangkaian protes dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negara Arab dan Afrika Utara pada awal 2010 atau dikenal sebagai Arab Spring.

    “Mengapa rontok? Karena ada perlawanan publik, kebanyakan dari mahasiswa, dari middle class, intelektual yang kebetulan menganggur, no job. Kemudian ekonominya buruk, tiba-tiba melihat pemimpin politiknya punya kekuasaan yang mutlak, yang absolut, terjadilah perlawanan publik dan tidak bisa pertahan,” ujarnya.

    “Jadi cerita ini pada hakikatnya kembali bahwa semakin besar kekuasaan itu sebetulnya akan menimbulkan masalah. Power tends to corrupt. Absolute power tends to corrupt absolutely. Itu peringatan untuk siapa pun who is holding power,” kata SBY.

    (abd)

  • Pemimpin Haus Masa Jabatan Cenderung Tergoda Perpanjang Kekuasaan, Termasuk Ubah Konstitusi

    Pemimpin Haus Masa Jabatan Cenderung Tergoda Perpanjang Kekuasaan, Termasuk Ubah Konstitusi

    GELORA.CO – Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, seorang pemimpin yang haus masa jabatannya cenderung tergoda untuk memperpanjang masa kekuasaan. Semua cara bakal ditempuh, termasuk mengubah konstitusi.

    Hal itu ia sampaikan dalam diskusi bedah buku yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo pada Jumat (7/3/2025). 

    Kegiatan ini berlangsung hybrid, luring dan daring.

    “My own observations, kalau pemimpin politik itu haus kekuasaan, tergoda oleh kekuasaan, around the globe, banyak pemimpin, presiden, perdana menteri, siapapun, cenderung atau tergoda memperpanjang kekuasaannya, mengubah konstitusi, menambah masa jabatan, periode atau terms,” ujar SBY.

    Langkah tersebut tentu ada yang berhasil dan juga sebaliknya. Namun, kekuatan yang absolut itu pada hakekatnya selalu ditolak di manapun.

    Ia mencontohkan bagaimana serangkaian protes dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negara Arab dan Afrika Utara pada awal tahun 2010-an atau dikenal sebagai Arab Spring.

    “Mengapa rontok? Karena ada perlawanan publik, kebanyakan dari mahasiswa, dari middle class, intelektual yang kebetulan menganggur, no job. Kemudian ekonominya buruk, tiba-tiba melihat pemimpin politiknya punya kekuasaan yang mutlak, yang absolut, terjadilah perlawanan publik dan tidak bisa bertahan,” ujarnya.

    “Jadi cerita ini pada hakikatnya kembali bahwa semakin besar kekuasaan itu sebetulnya akan menimbulkan masalah. Power tends to corrupt. Absolute power tends to corrupt absolutely. Itu peringatan untuk siapapun who is holding power,” tegas SBY.

    Presiden 2 periode ini melarang keras penyalahgunaan kekuasaan dalam bernegara. 

    Menurutnya sudah sepatutnya hal tersebut didapat secara sah dengan mengikuti konstitusi dan demokrasi.

    Pun setelah kekuasan itu digenggam, maka seharusnya dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

    “Jangan melaksanakan penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power. Power harus didapatkan secara sah. Follow the constitution, follow democratic way untuk mendapatkan power. Setelah power didapatkan, gunakan pula dengan baik. The exercise of power matters. Kalau tahu konstitusi, tahu undang-undang, mengetahui nilai-nilai demokrasi akan tercegah dia menyalahgunakan kekuasaannya,” pungkasnya.

  • Mayor Teddy Indra Wijaya Naik Pangkat Jadi Letkol, Ini Profilnya

    Mayor Teddy Indra Wijaya Naik Pangkat Jadi Letkol, Ini Profilnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto telah menaikkan pangkat Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dari mayor menjadi letnan kolonel (letkol). Keputusan ini diambil sesuai dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan TNI.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menyampaikan bahwa kenaikan pangkat tersebut telah memenuhi seluruh persyaratan administrasi dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, termasuk peraturan presiden.

    Kenaikan pangkat Teddy Indra Wijaya tertuang dalam Surat Perintah Nomor Sprin/674/II/2025 yang telah dikonfirmasi kebenarannya. Lantas, siapa sebenarnya sosok Letkol Teddy Indra Wijaya ini? Berikut profil singkatnya!

    Profil Letkol Teddy Indra Wijaya

    Teddy Indra Wijaya lahir pada 14 April 1989 dan memulai karier militernya pada 2011 setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah. Ia berasal dari Korps Infanteri dan bertugas di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Pada 2014, ia dipercaya menjadi asisten ajudan Presiden Joko Widodo dan menjalankan tugas tersebut hingga 2019.

    Demi meningkatkan kemampuannya, ia kemudian melanjutkan pendidikan di US Army Ranger School di Fort Benning, Amerika Serikat. Dalam program tersebut, ia menjadi salah satu prajurit terbaik TNI AD yang mendapat pengakuan dari pasukan elite Angkatan Darat AS.

    Pada November 2019, Teddy, yang saat itu berpangkat kapten, memperoleh prestasi sebagai lulusan terbaik dengan meraih International Honor Graduate Award. Penghargaan ini diberikan kepada siswa internasional dengan nilai tertinggi selama menjalani pendidikan militer di sekolah pasukan elite AS tersebut. Dari 14 siswa asing yang mengikuti program ini, Teddy berhasil menjadi yang terbaik.

    Selain itu, ia juga mendapatkan dua penghargaan lainnya. Pertama, Commandant List Award, yang diberikan kepada siswa dengan peringkat akademik dan jasmani terbaik, di mana ia menduduki peringkat ke-30 dari total 185 siswa. Kedua, ia meraih Gold APFT (Army Physical Fitness Test) setelah memperoleh nilai jasmani sempurna, yaitu 100 persen.

    Pada 2020, Teddy juga berhasil meraih kualifikasi sebagai anggota Pasukan Elite US Army Ranger. Keberhasilannya ini membuatnya sejajar dengan perwira TNI AD lain yang pernah lulus dari Ranger School, seperti Jenderal TNI Purn Susilo Bambang Yudhoyono, Letjen TNI Purn Hotmangaraja Panjaitan, dan Letjen TNI Purn Nugroho Widyatomo.

    Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut, ia kembali ke Indonesia dan ditugaskan sebagai ajudan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Selama empat tahun terakhir, ia mendampingi Prabowo dalam berbagai kegiatan kementerian, termasuk saat masa kampanye Pemilihan Presiden 2024.

    Dengan kenaikan pangkat ini, Teddy Indra Wijaya semakin menegaskan eksistensinya sebagai salah satu perwira terbaik di TNI AD yang dimiliki Indonesia.

  • SBY tekankan urgensi kepercayaan dalam hubungan internasional di GRIPS

    SBY tekankan urgensi kepercayaan dalam hubungan internasional di GRIPS

    Jepang memiliki empat keunggulan utama di mata negara-negara ASEAN.

    Jakarta (ANTARA) – Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menekankan pentingnya kepercayaan dalam hubungan internasional saat menyampaikan kuliah umum di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) Tokyo, Jepang, Kamis.

    “Dunia saat ini makin kompleks, tidak pasti, dan berbahaya. Keseimbangan strategis global sedang bergeser,” kata SBY dalam kuliah umum bertajuk The Importance of Trustworthiness: Indonesia, ASEAN, and Japan tersebut, sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta.

    Pada kesempatan itu, SBY juga membahas peran Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) dalam menghadapi tantangan geopolitik.

    Berbeda dengan Eropa, kata SBY, ASEAN tidak pernah bergantung pada kekuatan eksternal untuk menjaga stabilitasnya.

    “Kami selalu mencari peluang dalam setiap perubahan,” ucap SBY.

    Berdasarkan survei terbaru, imbuh dia, ASEAN cenderung memandang Jepang, Tiongkok, dan Uni Eropa sebagai mitra utama.

    SBY turut menyinggung peran Jepang sebagai mitra strategis ASEAN yang dipercaya.

    “Jepang memiliki empat keunggulan utama di mata negara-negara ASEAN, yakni kepercayaan yang tinggi, rekam jejak kerja sama yang baik, tidak memiliki agenda tersembunyi, serta konsisten dalam mendukung sentralitas ASEAN,” katanya.

    Terkait dengan keanggotaan Indonesia dalam blok ekonomi BRICS, SBY mengatakan bahwa hal itu bukan tanda perubahan kebijakan luar negeri Indonesia.

    “Keanggotaan Indonesia di BRICS tidak berarti kami bergeser dari kebijakan bebas aktif. Sebaliknya, ini adalah langkah untuk memperkuat kehadiran Indonesia di berbagai forum internasional,” tutur SBY.

    Mengakhiri kuliah umum itu, SBY menekankan kerja sama dan kepercayaan antarnegara merupakan kunci dalam menjaga stabilitas global.

    “Indonesia akan terus berjuang untuk Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, inklusif, dan penuh kerja sama. Dalam upaya ini, kami mengharapkan Jepang bisa menjadi mitra utama,” demikian SBY.

    National Graduate Institute for Policy Studies atau GRIPS merupakan lembaga pendidikan tinggi berbasis riset di Tokyo yang berfokus pada kebijakan publik. GRIPS menawarkan program pascasarjana di berbagai bidang yang berkaitan dengan isu kebijakan global.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • SBY di GRIPS Tokyo: ‘Kepercayaan Kunci Stabilitas Global’ – Halaman all

    SBY di GRIPS Tokyo: ‘Kepercayaan Kunci Stabilitas Global’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menekankan pentingnya kepercayaan dalam hubungan internasional saat menyampaikan kuliah umum di National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS), Tokyo, Jepang, Kamis (7/3/2025).

    Dalam kuliah bertajuk “The Importance of Trustworthiness: Indonesia, ASEAN, and Japan”, SBY menguraikan dinamika global serta peran ASEAN dalam menjaga stabilitas kawasan.

    “Dunia saat ini semakin kompleks, tidak pasti, dan berbahaya. Keseimbangan strategis global sedang bergeser,” ujar SBY.

    Ia menyoroti perubahan kebijakan Amerika Serikat di bawah pemerintahan terbaru, yang menurutnya berdampak pada stabilitas global dan hubungan internasional.

    Peran ASEAN Hadapi Tantangan Geopolitik

    SBY juga membahas peran ASEAN dalam menghadapi tantangan geopolitik.

    Berbeda dengan Eropa, ASEAN tidak pernah bergantung pada kekuatan eksternal untuk menjaga stabilitasnya.

    “Kami selalu mencari peluang dalam setiap perubahan,” katanya.

    Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menambahkan bahwa survei terbaru menunjukkan ASEAN kini lebih memandang Jepang, China, dan Uni Eropa sebagai mitra utama, bukan Amerika Serikat.

    SBY turut menyinggung peran Jepang sebagai mitra strategis ASEAN yang paling dipercaya.

    “Jepang memiliki empat keunggulan utama di mata negara-negara ASEAN: kepercayaan yang tinggi, rekam jejak kerja sama yang baik, tidak memiliki agenda tersembunyi, serta konsisten dalam mendukung sentralitas ASEAN,” paparnya.

    Terkait keanggotaan Indonesia dalam BRICS, SBY menegaskan bahwa hal ini bukan tanda perubahan kebijakan luar negeri Indonesia.

    “Keanggotaan Indonesia di BRICS tidak berarti kami bergeser dari kebijakan bebas aktif. Sebaliknya, ini adalah langkah untuk memperkuat kehadiran Indonesia di berbagai forum internasional,” jelasnya.

    Mengakhiri kuliahnya, SBY menekankan bahwa kerja sama dan kepercayaan antarnegara adalah kunci dalam menjaga stabilitas global.

    “Indonesia akan terus berjuang untuk Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, inklusif, dan penuh kerja sama. Dalam upaya ini, kami mengharapkan Jepang bisa menjadi mitra utama,” tutupnya.

    Kuliah umum ini dihadiri oleh ratusan akademisi, mahasiswa, serta pembuat kebijakan dari berbagai negara yang antusias terhadap wawasan yang disampaikan SBY terkait tantangan dan peluang di dunia saat ini.

    National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) adalah lembaga pendidikan tinggi berbasis riset di Tokyo yang berfokus pada kebijakan publik.

    GRIPS menawarkan program pascasarjana di berbagai bidang yang berkaitan dengan isu-isu kebijakan global.

    Dengan lebih dari 350 mahasiswa dari berbagai latar belakang profesional—termasuk pemerintahan, media, organisasi internasional, dan bisnis—GRIPS menjadi pusat pembelajaran dengan lingkungan internasional yang dinamis. Dua pertiga mahasiswa GRIPS berasal dari luar Jepang, menciptakan jejaring global yang kuat.

    Sejak berdiri, GRIPS telah melahirkan lebih dari 6.000 alumni dari 120 negara, yang berkontribusi pada pembangunan dan kemakmuran dunia melalui pengetahuan serta pengalaman yang mereka peroleh selama studi.

     

  • Tokoh Dunia Gabung Jokowi-SBY Jadi Dewan Pengawas Danantara, Ide Prabowo

    Tokoh Dunia Gabung Jokowi-SBY Jadi Dewan Pengawas Danantara, Ide Prabowo

    PIKIRAN RAKYAT – Ada wacana bergabungnya tokoh global sebagai jajaran dari Dewan Penasihat, untuk Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia. Artinya yang bersangkutan akan menemani kerja eks Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    Presiden RI Prabowo Subianto sendiri yang mempertimbangkan tokoh dunia menjadi bagian dari proyek besar ini.

    Hal ini ditegaskan Kepala Pelaksana Bidang Operasional Danantara Dony Oskaria, saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 5 Maret 2025.

    Ia menyebutkan, nama-nama tokoh global tersebut telah diajukan kepada Presiden Prabowo usai disiapkan oleh pihaknya.

    “Itu sedang dikonfirmasi tentunya, siapa orangnya belum bisa dipastikan. Presiden nanti akan menilai. Yang pasti bahwa karena ini (ingin) menjadi satu hal yang baik dan bagus secara tata kelola kita membuka peluang untuk adanya global advisor. Tetapi orangnya siapa, nanti tentu Pak Presiden yang akan mengumumkan,” kata Dony.

    Dony menjelaskan bahwa alasan memilih tokoh global untuk mengisi posisi Dewan Penasihat Danantara Indonesia, adalah agar para individu berpengalaman di bidang investasi dapat memberikan masukan terbaik bagi Indonesia.

    Oleh karena itu, tokoh-tokoh global yang diajukan oleh pengurus Danantara Indonesia berasal dari berbagai latar belakang, sehingga mereka dapat memberikan nasihat yang optimal dalam pengelolaan investasi-investasi BPI tersebut.

    “Kemampuan mereka ada yang bidang investment, risk management, ada bidang macam-macam diharapkan tentu expertise-nya tentu mereka punya reputasi yang sangat baik. Diharapkan dengan expertise mereka, mereka bisa memberikan nasihat bagaimana membuat dan membangun tata kelola yang baik di dalam pengelolaan investasi pemerintah ini,” ujar Dony.

    Dony memastikan bahwa untuk Dewan Pengawas Danantara Indonesia, akan tetap mengandalkan badan dan lembaga non-kementerian dari dalam negeri, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), yang akan bertugas mengawasi kinerja BPI.

    Prabowo Berhati-hati Soal Danantara

    Sebelumnya, pada Senin, 27 Februari 2025, Presiden RI Prabowo Subianto, bersama Presiden Ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Indonesia di Istana Kepresidenan Jakarta.

    Dalam sambutannya, Prabowo menyatakan bahwa Danantara, sebagai sovereign wealth fund Indonesia, akan mengelola aset lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal sekitar 20 miliar dolar AS.

    Kepala Negara menekankan bahwa pengelolaan Danantara Indonesia harus dilakukan dengan sangat hati-hati, mengutamakan transparansi, dan dapat diaudit oleh pihak manapun.

    “Danantara Indonesia untuk itu harus dikelola dengan sebaik-baiknya, dengan sangat hati-hati, dengan sangat transparan, dengan saling mengawasi, harus bisa diaudit setiap saat oleh siapa pun,” ujar Prabowo dalam peluncuran Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia di Istana Kepresidenan, Jakarta. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Deretan Komandan Paspampres yang Sukses Jadi Danjen Kopassus, Nomor 2 Pernah Melawan Perompak Somalia

    Deretan Komandan Paspampres yang Sukses Jadi Danjen Kopassus, Nomor 2 Pernah Melawan Perompak Somalia

    loading…

    Sertijab Danjen Kopassus dari Mayjen TNI Agus Sutomo kepada Mayjen TNI Doni Monardo beberapa waktu lalu. Foto/SindoNews

    JAKARTA – Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) yang sukses menjadi Danjen Kopassus menarik untuk diulas. Sebab tidak banyak perwira tinggi (Pati) TNI AD yang bisa menduduki jabatan sebagai orang nomor 1 di Korps Baret Merah Kopassus.

    Berdasarkan data yang dihimpun SindoNews hingga Kamis (6/3/2025) tercatat 30 Pati TNI dari tiga matra yang pernah atau sedang menjabat sebagai Danpaspampres.

    Dari jumlah tersebut, hanya ada dua Pati TNI yang kemudian menjabat sebagai Danjen Kopassus usai bertugas menjaga keamanan dan keselamatan Presiden Republik Indonesia sebagai Danpaspampres.

    Siapa dua Pati TNI AD tersebut, berikut ini ulasannya:

    1. Letjen TNI (Purn) Agus Sutomo

    Letjen TNI Agus Sutomo tercatat sebagai Danpaspampres ke-20. Jenderal kelahiran Klaten, Jawa Tengah pada 14 Agustus 1980 ini bertugas di lingkaran Istana Kepresidenan di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2011.

    Abituran Akademi Militer (Akmil) 1984 dari satuan Infanteri Kopassus ini merupakan Jenderal TNI AD yang memiliki karier cemerlang. Berbagai jabatan penting di TNI pernah diembannya.

    Antara lain, Danyonif 202/Tajimalela, kemudian Dandim 0507/Kota Bekasi. Agus kemudian dimutasi menjadi Wadan Grup A Paspampres, lalu Waasops Danpaspampres.

    Kariernya terus meningkat, Agus kemudian dipercaya menjadi Dan Grup A Paspampres selama empat tahun sejak 2004-2008. Lama bertugas di Istana Kepresidenan Agus kemudian dipercaya memimpin territorial dengan menjabat sebagai Danrem 061/Suryakencana pada 2008-2009. Kemudian Kasdivif 1/Kostrad pada 2010.

    Agus kemudian kembali ke kesatuan yang membesarkannya dengan menjabat sebagai Wadanjen Kopassus pada 2010-2011. Tak lama kemudian dia ditarik kembali untuk bertugas di Istana Kepresidenan dengan menjabat sebagai Danpaspampres pada 2011–2012.

    Setahun bertugas mengawal dan menjaga keamanan Presiden SBY, Agus kemudian dimutasi menjadi Danjen Kopassus pada 2012-2014. Saat menjabat sebagai orang nomor 1 di Korps Baret Merah, beberapa anggotanya sempat terlibat dalam peristiwa penyerangan LP Cebongan di Yogyakarta.

    Agus kemudian dimutasi menjadi Pangdam Jaya pada 2014–2015 yang bertugas mengamankan Ibu Kota Jakarta di masa peralihan kepemimpinan nasional dari Presiden SBY ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Kariernya terus meningkat, Agus kemudian mendapat promosi jabatan menjadi Dankodiklat TNI AD pada 2015–2016, kemudian Dansesko TNI hingga Irjen Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI pada 2017-2018).

  • Mantan-mantan Presiden Jadi Penasihat Danantara, Rosan: Tunggu Tanggal Mainnya

    Mantan-mantan Presiden Jadi Penasihat Danantara, Rosan: Tunggu Tanggal Mainnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Chief Executive Officer Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani, angkat bicara terkait peluang presiden Indonesia terdahulu akan dilibatkan sebagai dewan penasihat badan tersebut.

    Rosan meminta semua pihak untuk menunggu pengumuman struktural lengkap Danantara yang akan disampaikan pekan depan, termasuk kepastian apakah mantan-mantan presiden akan dilibatkan dalam badan pengelola kekayaan negara itu.

    “Nanti tunggu tanggal mainnya, minggu depan kami umumkan semua secara lengkap,” ungkap Rosan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

    Saat ini, kata Rosan, pihaknya masih menyusun struktur lengkap Danantara dengan dibantu oleh tim independen nasional dan internasional untuk menyeleksi.

    Dia juga mengaku terus menjalin komunikasi secara intensif dengan Presiden Prabowo terkait struktural Danantara, termasuk memberikan CV calon-calon pemegang jabatan di badan pengelola investasi tersebut.

    Selain Rosan, Presiden Prabowo telah menunjuk Pandu Sjahrir sebagai chief investment officer (CIO) dan Donny Oskaria sebagai chief operation officer (COO) Danantara. Untuk ketua dewan pengawas dijabat oleh Erick Thohir, sedangkan wakil dewan pengawas ditempati oleh Muliaman Hadad.

    Nantinya, struktur Danantara akan dilengkapi dengan sejumlah posisi antara lain adalah dewan pengawas, dewan penasihat, oversight committee, komite audit, komite investasi, hingga komite etik.

    Sebagaimana arahan Presiden Prabowo, Rosan mengatakan bahwa pihaknya diminta untuk menyusun tim yang diisi nama-nama sebagai profesional, bersih dari praktik-praktik korupsi, hingga merupakan figur terbaik nasional dan global.

    Hal ini agar Danantara dapat menjalankan perannya dengan tata kelola yang baik, memegang prinsip kehati-hatian, transparan, dan penuh dengan integritas.

    “Track record-nya bersih, reputable, market bisa menilai. Justru kami ingin nama-nama ini market biar bisa melihat karena kita akan terbuka. Jadi kami perkenalkan dulu,” ucap Rosan.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Danantara, Senin (24/2/2025). Dalam acara peluncuran itu oleh Presiden Prabowo, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) juga ikut menekan tombol tanda Danantara resmi diluncurkan.
     

  • Danantara umumkan susunan lengkap dewan, tim pelaksana minggu depan

    Danantara umumkan susunan lengkap dewan, tim pelaksana minggu depan

    “Kami berikan juga tadi berikut CV-nya, karena ini benar-benar harus nama yang reputable, yang baik, dan tentunya berintegritas yang tinggi. Jadi, itu yang kami laporkan. Insyaallah minggu depan nama-nama itu akan kami umumkan kepada media,”

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pelaksana (CEO) BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengungkap susunan lengkap nama-nama pengurus dan manajemen Danantara, termasuk susunan lengkap Dewan Pengawas, Dewan Penasihat, komite-komite, dan tim pelaksana bakal diumumkan kepada publik minggu depan.

    Rosan menyebut jajaran pimpinan Danantara saat ini masih menggodok nama-nama untuk direkrut menjadi tim pelaksana dan manajemen Danantara bersama para penasihat dan para ahli serta perekrut profesional (headhunter).

    Dalam jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu malam, Rosan memastikan nama-nama yang diumumkan itu merupakan orang-orang yang bereputasi, punya rekam jejak yang baik, ahli di bidangnya, dan punya catatan yang bersih alias tidak pernah terlibat dalam kasus-kasus korupsi.

    “Harapannya dalam waktu dekat, mungkin minggu depan saya rasa kami akan umumkan nama-nama tersebut sehingga dari publik, dari masyarakat bisa melihat, dan bisa menilai bahwa nama-nama yang duduk sebagai pengelola dan juga manajemen di Danantara ini adalah nama-nama yang reputable,” kata CEO BPI Danantara Rosan P. Roeslani saat jumpa pers.

    Rosan menyebutkan jajaran pimpinan Danantara juga telah melaporkan nama-nama kandidat itu kepada Presiden Prabowo. Presiden pun berpesan kepada Danantara untuk memilih orang-orang terbaik, dan tidak menerima orang-orang titipan.

    “Kami berikan juga tadi berikut CV-nya, karena ini benar-benar harus nama yang reputable, yang baik, dan tentunya berintegritas yang tinggi. Jadi, itu yang kami laporkan. Insyaallah minggu depan nama-nama itu akan kami umumkan kepada media,” kata Rosan.

    Rosan bersama Kepala Pelaksana Bidang Operasional (COO) Dony Oskaria, dan Kepala Pelaksana Bidang Investasi (CIO) Pandu Sjahrir menghadap Presiden Prabowo di Istana, Rabu sore, dan melaporkan kegiatan mereka selama seminggu lebih sejak Danantara resmi terbentuk pada 24 Februari.

    Pertemuan itu berlangsung selama 2 jam lebih diselingi dengan buka puasa bersama.

    Sejauh ini, susunan pengurus Danantara yang telah diungkap ke publik mencakup jajaran pimpinan/kepala pelaksana seperti CEO, COO, dan CIO, kemudian Dewan Pengawas yang terdiri atas Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas, Muliaman Hadad sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas, dan Sri Mulyani Indrawati serta Tony Blair keduanya sebagai Anggota Dewan Pengawas. Kemudian, ada juga dua mantan presiden, yaitu Presiden Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Ke-7 Joko Widodo sebagai Dewan Penasihat.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025