Tag: Susilo Bambang Yudhoyono

  • 3
                    
                        SBY Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto
                        Nasional

    3 SBY Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto Nasional

    SBY Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono (
    SBY
    ) sedang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
    “Sahabat semua, saat ini Bapak SBY sedang menjalani perawatan di RSPD Gatot Soebroto,” demikian bunyi keterangan di unggahan akun Instagram bercentang biru yang mengenang   almarhumah Ani Yudhoyono, istri SBY, @aniyudhoyono, Sabtu (19/7/2025) siang.
    Informasi dari akun Instagram “Ani Yudhoyono In Memoriam” ini juga dibenarkan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Jubir
    Partai Demokrat
    , Herzaky Mahendra Putra.
    Akun Ani Yudhoyono menyampaikan bahwa kondisi kesehatan SBY menunjukkan perkembangan positif.
    “Alhamdulillah, kondisi beliau terus menunjukkan progres yang baik dan penanganan medis berjalan lancar,” tulis akun Instagram Ani Yudhoyono.
    Akun ini mengunggah foto SBY yang duduk dan diinfus tangan kanannya, namun tangan kirinya melukis menghadap kanvas.
    “Tapi ada satu hal yang beliau rindukan, yaitu melukis. Karena itulah, pagi ini seperangkat alat lukis digelar di kamar perawatan,” kata akun itu.
    Lukisan yang SBY bikin adalah lukisan pemandangan berwarna hijau, dengan perbukitan berwarna coklat di belakangnya. Lukisan itu dikatakan masih perlu diberi sentuhan akhir.
    “Mohon doa terbaik dari sahabat semua agar Bapak SBY lekas pulih dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Terima kasih atas perhatian dan dukungannya,” tulis akun Instagram Ani Yudhoyono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Museum Bank Indonesia dibuka, suguhkan sejarah keuangan dengan sentuhan modern

    Museum Bank Indonesia dibuka, suguhkan sejarah keuangan dengan sentuhan modern

    Tampak depan Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua Jakarta, yang diresmikan pada 19 Juli 2009. (Wikimedia Commons/Gunawan Kartapranata)

    19 Juli 2009: Museum Bank Indonesia dibuka, suguhkan sejarah keuangan dengan sentuhan modern
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 19 Juli 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Museum Bank Indonesia resmi dibuka pada 19 Juli 2009 di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Peresmian dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah upacara yang dihadiri pejabat negara, tokoh perbankan, serta masyarakat umum. Museum ini berdiri di gedung bersejarah bekas De Javasche Bank yang dibangun pada masa kolonial Belanda, dan kemudian menjadi kantor Bank Indonesia setelah kemerdekaan.

    Pendirian museum bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai sejarah sistem keuangan dan perbankan di Indonesia. Melalui pendekatan multimedia dan teknologi interaktif, pengunjung dapat menelusuri perkembangan ekonomi nasional dari masa kerajaan Nusantara, era kolonial, kemerdekaan, hingga sistem perbankan modern. Koleksi yang ditampilkan mencakup uang kuno, dokumen keuangan bersejarah, hingga simulasi kebijakan moneter.

    Gedung Museum Bank Indonesia sendiri merupakan salah satu cagar budaya yang telah direstorasi dengan tetap mempertahankan arsitektur aslinya. Dengan pembukaan museum ini, Bank Indonesia berharap dapat memperluas literasi keuangan di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Museum ini kini menjadi salah satu destinasi wisata edukatif unggulan di Jakarta dan memperkuat citra kawasan Kota Tua sebagai pusat sejarah dan kebudayaan nasional.

    Sumber : Sumber Lain

  • Terlalu Bodoh Jika Kita tak Rangkul Jokowi

    Terlalu Bodoh Jika Kita tak Rangkul Jokowi

    GELORA.CO  – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah menggelar Pemilihan Raya untuk mencari sosok calon ketua umum partai untuk memimpin lima tahun ke depan. 

    Ada tiga kandidat yang maju menjadi calon Ketua Umum PSI: Ronald Aristone Sinaga; Kaesang Pangarep; dan Agus Mulyono Herlambang.

    Ketiganya kini tengah dipilih oleh kader PSI seluruh Indonesia dan masyarakat yang terdaftar hingga pelaksanaan Kongres PSI pada 19-20 Juli 2025, mendatang.  Periode pemilihan dimulai sejak 12-18 Juli ini.

    Salah satu kandidat calon ketua umum PSI, Ronald Aristone Sinaga atau akrab dipanggil Bro Ron, mengungkapkan alasan utama dirinya maju menantang putra bungsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo yakni Kaesang Pangarep dan mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Agus Mulyono Herlambang. 

    Bro Ron mengatakan, dirinya ingin berkontribusi lebih luas lagi bagi masyarakat. Sebab, dia menilai selama merintis karir dan menjadi kader PSI, dirinya selalu hadir di tengah-tengah permasalahan masyarakat. Mulai dari pendidikan hingga permasalahan sosial. Sehingga, dia berharap akan jauh berkontribusi lebih luas jika terpilih sebagai Ketua Umum PSI.

    Hal itu diungkapkan Bro Ron dalam wawancara khusus bersama Tribunnews, di Palmerah, Jakarta, Selasa (15/7). 

    “Dengan hanya sebagai kader partai biasa aja, sudah bisa membantu sebegitu banyak orang. Baik dalam dunia pendidikan, bantuan sosial, dengan tim relawan yang kecil saya aja, sudah begitu banyak kita bantu. Apalagi di dunia pendidikan tadi kan,” kata Ronald.

    “Bayangkan kalau saya menjadi ketua umum. Saya bisa menggunakan network partai. Dari yang paling atas sampai ke bawah, dari ranting-ranting. Kita namanya itu DPRT ya. Ada DPP, DPW, DPD, terus ada DPC, terus DPRT ke paling-paling bawah,” sambung dia.

     

    Berikut petikan wawancara lengkap dengan Ronald Aristone Sinaga terkait pencalonannya sebagai calon ketua umum PSI:

    Tanya (T): Apa latar belakang Anda akhirnya memutuskan masuk ke dunia politik? Sebelumnya kan Anda sudah memiliki bisnis yang cukup maju.

    Jawab (J): Sebenarnya masuk politik itu gara-gara sebel. Itu di awal 2023. Sebel waktu itu sama BUMN. Jadi saya ada usaha, memang saya ada usaha otomotif, terus saya ada usaha konstruksi yang berurusan sama BUMN. Dan BUMN itu susah ditagih waktu itu kan. Susah kita dapat bayaran.

    Saya pikir waktu itu kenapa sih kok negara kayak gini ya. Kok susah amat, sudah kerjasama, kontrak lengkap, sampai invoicenya sudah lengkap, faktur pajak udah keluar, kok nggak dibayar-bayar? 

    Jadi saya berpikir waktu itu, ini harus ada cara ini, bagaimana supaya kita nanti ke depannya bisnisnya lebih lancar. Orang-orang bilang masuk politik bro, jadi pejabat, gampang dapet proyek, terus gampang dibayar.

    Saya nggak mikirin gampang dapat proyeknya sih, karena kita waktu itu, saya sih pede-pede aja ya. Kita punya tim marketing yang bagus, kita punya kualitas kerja yang bagus, untuk mendapatkan proyek saya tidak masalah. Tapi yang masalah itu dapat pembayaran proyeknya.

    Jadi masuk awalnya karena pengin menjadi aktivis di dalam dunia debt collector. Akhirnya mendaftar di awal 2023 untuk nyalon, nyaleg di 2024. 

    (T): Saat itu langsung memilih masuk PSI? Kenapa memilih PSI?

    (J):  Karena saya tuh bacotnya liar. Anak muda, diskusi ke beberapa teman, kita semua sepakat, Bro Ron ini tidak akan cocok di partai-partai besar. Kenapa? Karena mulutnya liar, mulutnya berisik lah.

    Tapi saya tuh kan berisik dalam hal membantu orang. Ini membantu orang, dan memang saya tuh kalau sekali ngegas, niat membantu tuh saya membantu terus, saya gas terus. Nah, jadi ya kita pilih lah partai anak muda ini.

    Lucunya saya tuh agak jual mahal aja waktu mendaftarnya. Sampai saya minta ketemu pengurus partai waktu itu, eh saya mau masuk, saya mau nyalon, tapi tolong ya ke depannya ya. Ini Bro Ron ini berisik loh.

    Intinya saya, inilah saya. Mereka juga kenal saya. Disclaimer kan, Mereka sudah liat saya lewat medsos kan. sekarang tau nggak? Jawabannya mantap.

    Dan membuat saya sampai hari ini bertahan di PSI. Karena dijawab adalah, selama itu membantu masyarakat, gas terus. Jadi selama saya menjadi aktivis, dan sangat aktif di medsos, dua setengah tiga tahun terakhir, saya tidak pernah diintervensi sama sekali oleh partai. Tidak kena tegur pun, nggak pernah. 

    (T): Oke mungkin karena partai anak muda, jadi kebebasan ter-express itu bener-bener dijunjung tinggi gitu ya?

    (J): Iya, tapi kan memang karena syaratnya adalah yang penting membantu masyarakat. Jadi bukan asal berisik hanya kritik-kritik. Kritik-kritik nggak jelas, tapi memang membantu masyarakat. 

    (T): Nah kemudian, sekarang maju sebagai calon ketua umum. Apa tujuannya?

    (J): Aduh. Kayaknya kalau, gimana ya, supaya tidak kedengarannya sombong atau gimana nih. Kayaknya kalau orang yang sudah kenal saya nih, udah follow saya mungkin minimum lima tahun terakhir ya.

    Lima tahun terakhir ya. Bayangkan, dengan saya hanya sebagai kader partai biasa aja, sudah bisa membantu sebegitu banyak orang. Baik dalam, apa? Baik dalam dunia pendidikan, bantuan sosial, dengan tim relawan yang kecil saya aja, sudah begitu banyak kita bantu. 

    Apalagi di dunia pendidikan tadi kan. Bayangkan kalau saya menjadi ketua umum. Saya bisa menggunakan network partai. Dari yang paling atas sampai ke bawah, dari ranting-ranting. Kita namanya itu DPRT ya. Ada DPP, DPW, DPD, terus ada DPC, terus DPRT ke paling-paling bawah. Yang benar-benar tumbuh bersama masyarakat. 

    Bayangkan, kegiatan yang saya sebutkan namanya Tim Bro Ron, yang sekitar tujuh bulan terakhir, kita bawa ke skala nasional. Begitu banyak yang bisa kita bantu, begitu banyak juga relawan-relawan yang pengin, mungkin ingin jadi aktivis, tapi ada rasa takutnya, yang kita bisa kawal, kita kawal dalam sisi politik, dalam bentuk sebuah partai, yang juga orang-orang yang bermimpi menjadi aktivis, kita semua itu di dalam satu kolam, yang belum pernah dilakukan oleh partai-partai lain.

    Jadi kita itu hadir di tengah masyarakat, membantu kebutuhan mereka, yang selama ini terlantar, atau terabaikan oleh pemerintah-pemerintah di bawah. Kita tahu sampai sekarang masih banyak orang yang belum terdaftar BPJS, karena tidak mengerti caranya. Apalagi yang saya sangat aktif tujuh bulan terakhir, mengenai penggelapan bantuan sosial, beasiswa untuk pendidikan, beasiswa sekolah.

    Banyak sekali penggelapan-penggelapan yang dilakukan oleh kepala sekolah, atau operator, atau bahkan ada beberapa guru menggelapkan. Kita bisa bantu selamatkan, kita membawa ke skala nasional.

    (T): Nah motivasinya? Karena sempat ada berita yang menyebutkan bahwa karena ada tantangan juga nih dari ketum PSI sekarang (Kaesang Pangarep)?

    (J): Memang itu tantangan, tetapi saya anggap itu menjadi pintu masuk. Jadi tantangan itu menjadi pintu masuk sebenarnya. Motivasinya saya dari dulu, bagaimana saya bisa membantu orang sebanyak mungkin.

    Karena begini, saya bisa sampai di tahap sekarang ini, karena saya punya usaha, beberapa usaha, dan itu dijalankan oleh istri saya. Dan saya sampai sekarang itu ibaratnya kurang pekerjaan aja. Karena kurang pekerjaan, bisnis sudah berjalan, makanya saya sudah dedikasikan diri saya untuk membantu masyarakat.

    Kenapa saya bisa fokus dan konsisten? Karena saya sudah menikmati rasa terima kasihnya masyarakat waktu saya memberikan solusi, memberikan hasil saat mereka meminta tolong. Dan itu sangat menagihkan.

    Ketagihan mendengar rasa terima kasih mereka kepada saya. Bayangkan, saya ini bukan siapa-siapa sebenarnya. Saya kader partai, kader biasa aja. Baru diangkat sebagai pengurus di Jawa Barat itu baru dua bulan terakhir. Karena partai melihat saya punya karakter, saya punya kegiatan selama ini, ini cocok menjadi karir partai. Jadi kan pengurus Jawa Barat. Eh, belum mulai mengurus Jawa Barat, sudah diminta mungkin mengurus nasional sebentar lagi. 

    (T): Nah tapi, ini kan lawan Anda Kaesang ya, petahana. Bagaimana cara Anda bersaing melawan Kaesang memenangkan kursi ketua umum?

    (J): Kalau dipikirkan Kaesangnya secara pribadi, saya nggak terlalu mikirkan. Karena kalau kita memikirkan Kaesang, atau kita fokus, oh ini Kaesang, susah nih. Anaknya mantan presiden. Udah Petahana, anak mantan presiden. Kalau mikirnya dari sisi itu, ya siapa yang berani maju. Nggak akan ada yang berani maju.

    Apalagi dibilang partai anak muda. Anak muda mana yang berani lawan anak mantan presiden? Ya kan? Anak muda mana? Mungkin sesama anak mantan presiden, iya kali. Tapi anak mantan presiden satu lagi, udah di partai sebelah ya kan? Ada di partai merah, ada di partai biru ya kan? Anak presiden satu mana lagi yang sisa ini? Jadi, saya nggak mikirin itu.

    Yang saya fokuskan dan saya tanamkan di otak saya dan di hati saya adalah, ini kesempatan saya membantu lebih banyak orang lain. Karena saya sudah merasakan apa yang saya bisa lakukan selama ini dalam skala yang kecil. Nah bayangkan bawa ke skala yang besar. Jadi saya nggak terlalu mikirin lah Kaesang, atau gimana. Bukan berarti dianggap enteng ya. Setiap lawan ya pasti ada pendukungnya.

    Mas Kaesang pasti ada pendukungnya. Bro Agus juga pasti ada pendukungnya. Ya tinggal masyarakat aja yang memilih. Maaf, tinggal kader aja ya. Sama aja masyarakat ya. Yang memilih ini. Kira-kira, lebih, lebih apa? Orang yang mana yang bisa membawa partai ini lebih besar, dan bisa lebih terkenal di masyarakat. Bukan sekedar yang mbak bilang tadi di awal, terkenal di kota saja. Ya kan? Tetapi terkenal di desa-desa juga.

    (T): Kabarnya dari hasil pemilu sementara calon Ketua Umum PSI ini, Anda jadi yang pertama, yang teratas nih. Gimana tanggapannya?

    (J): Ya masih sementara, belum final. Kita tunggu final lah ya kan? Sampai hari ini pun belum ada lebih dari 50 persen yang vote. Jadi masih bisa dua kali lipat lagi nih suara kan. Total yang berhak memilih itu sekitar 187 juta. Sementara per hari ini baru 60 juta yang masuk. Karena begitu banyaknya yang ingin vote, sistem agak crash dikit, agak slow ini. Jadi sabar-sabar aja. Kita sabar sampai Jumat nanti, sekitar 4 hari lagi. Kita tunggu finalnya aja lah. Kalau mimpin di awal itu udah biasa, semua pemilu presiden dulu. Awal mimpin tiba-tiba crash ya kan berikutnya.

    (T): Tapi sebenarnya Anda berapa persen sih yakin bisa menang?

    (J): Kalau pakai hati, kalau masyarakat pakai hati ya, kayaknya menang saya. Menang gede ya. Kayaknya. Kalau pakai hati ya. Kalau nggak pakai hati ya. Beda lagi lah. 

    (T): Apa usaha Anda membuat masyarakat memilih Anda menjadi Ketum PSI?

    (J): Memang partai mengizinkan kita kampanye. Kampanye ke DPW atau DPD ya. Ke Partai yang di daerah. Jadi saya mau melakukan beberapa kunjungan minggu lalu. Ya, Tur Pemilihan Raya.

    Kita juga diberikan kebebasan berkampanye selain berkunjung ke daerah. Ya, berarti saya mengandalkan sosial media. Saya tidak bayar media sama sekali. Saya tidak menggunakan media massa secara khusus.

    Tapi ya, untungnya banyak yang meliput. Alhamdulillah. Tapi memang fokusnya saya di medsos saya. Karena kekuatan saya selama ini di medsos saya. Medsos saya menunjukkan saya punya aktivitas yang lalu-lalu. Bilang, ini lho Bro Ron. Bro Ron bisa begini lho. Bro Ron bisa begini lho. Bro Ron bisa begini lho. Dan saya yakin apa yang saya sudah pernah lakukan itu belum pernah dilakukan oleh calon-calon lain. Jadi ya, tergantung masyarakatnya ya. Kalau memilih pakai hati kayaknya akan ke saya deh.

    (T): Anda habis uang berapa untuk kampanye-kampanye gini?

    (J): Nggak terlalu banyak. Kunjungan ke daerah kan hanya beli tiket, pesawat, hotel. Terus bayar spanduk, pembuatan bendera, bayar makan. Nggak seberapa lah. 

    (T): Berarti sudah selesai tur pemilihan raya ini? Atau masih ada?

    (J): Bisa sih sampai hari Jumat sebenarnya. Masih bisa 4 hari lagi. Memang ada teman-teman di Sumatera Utara pengin saya ke sana. Tapi saya pikir nanti saya capeknya. Minta ampun. Terus saya harus ke Sumatera Utara lagi. Terus itu mungkin daerah yang sisa ya yang saya bisa kunjungi. Tapi hari Jumat sudah harus di Solo. Untuk aktivitas full nanti Sabtu dan Minggu.

    Kayaknya kecapean. Saya bilang, ya teman-teman, Pak Ketua ya tolonglah ya. Titip pesan saya ke masyarakat-masyarakat Sumatera. Terus khususnya kader-kader di Sumatera Utara. Bahwa titip salam dari saya. Kalau berkenan bisa vote untuk kita. Dukungan kita. Sampai ketemu nanti pas kita jadi Ketum saja.

    (T): Kalau misalnya nanti terpilih jadi Ketua Umum PSI, apa yang bakal Anda lakukan? Kita tahu PSI ini sudah 2 kali ikut pemilu, tapi belum juga bisa lolos ke Senayan. 

    (J): Sebenarnya PSI ini hebat kok. Nggak terlalu mikirnya Senayan-nya. Kita sudah punya pelayan-pelayan masyarakat. Semenjak 2019 kita ada beberapa anggota legislatif di daerah. Baik tingkat 1, tingkat 2. Dan itu di 2024 angkanya 2 kali lipat. Saya tidak ingat persisnya berapa. Naik 2 kali lipat.

    2019 pertama kali ikut pemilihan, ada yang jadi. 2024 ada yang jadi. Saya rasa tinggal 1 langkah lagi kok. Naik ke DPR RI. Kan ada 3 level kan? Tingkat 1 Provinsi. Kota Kabupaten, tingkat 2. Yaudah lah. Finalnya ya pemilu ketiga naik ke DPR RI. 3 langkah. 

    Jangan buru-buru. Nggak usah buru-buru. Toh juga kayak saya bilang di awal tadi, saya ingin membuat partai ini adalah partai tempat menjadi aktivis dan belajar menjadi pejabat. Kenapa? Kalau belajar dari bawah, nanti pas jadi tidak akan lupa.

    Kan kita sering dengar, kalau udah jadi pada lupa ya kan? PSI nggak. PSI nggak. Ya itulah power yang saya ingin gunakan ke depannya. 

    Contoh, ada laporan masyarakat di kecamatan ini mengenai PPJS-nya atau gimana nanti. Saya kan kalau sebagai ketua umum tinggal tolong orang ketua. Ada nggak kita punya caleg di daerah itu? Ada. Pak Dewan, tolong dong koordinasi sama Pak Ketua di daerah itu. Kok bisa ada 1 desa, 30 orang nggak punya PPJS? Kirim tim ke sana, daftarkan semua. Kan bisa kayak gitu.

    (T): Tapi sudah ada program yang pengin banget dilakuin di PSI? Ada program tertentu gitu?

    (J): Advokasi. Pokoknya advokasi. Advokasi dan saya mau fokus pertamanya di situ. Tidak mungkin kan program yang sudah ada sekarang itu semuanya dihapus. Jadi kalau tadi pertama apa yang saya lakukan. Akan pasti minggu pertama itu nge-review apa yang sudah dilakukan 5 tahun terakhir. Khususnya fokus ke 2 tahun terakhir di periodenya Mas Kaesang. Apa saja yang sudah dilakukan. Apa yang bisa kita keep. Apa yang bisa kita hentikan. Atau kita perbaiki.

    Atau kita ganti dengan program yang baru. Tapi saya pengin menjadi program unggulan saya adalah menjadi pelayan masyarakat. Pengganti. Ibaratnya pengganti atau membantu pemerintah daerah yang belum sanggup masuk ke desa-desa. Karena saya tahu titik kelemahannya di tingkat kecamatan dan saya tahu titik kelemahannya. 

    (T): Kalau Anda terpilih jadi Ketua Umum PSI, Kaesang dan Pak Jokowi mau ditempatkan di mana di jajaran pengurus?

    (J): Di PSI kan ada 3 level pengurus. DPP-nya kan pengurus aktif. Terus ada Dewan Pembina. Terus ada Dewan Pakar. Mungkin itu salah satu tempat yang kita pertimbangkan.

    Yang pasti seorang tanda kutip Pak Jokowi, tokoh nasional, mantan presiden, tidak mungkin kita sia-siakan. Begitu banyak pengalaman yang beliau miliki. Sebagai kepala daerah dan juga sebagai kepala negara.

    Begitu banyak problema nasional yang beliau ketahui. Dan juga beliau sudah beresin. Atau masih banyak yang sisa yang belum beres. Terlalu bodoh dan terlalu egois dari saya jika sebagai ketua umum tidak merangkul beliau. Tanpa terlalu memikirkan gejolak politik saat ini.

    Apa yang jelek. Kan lagi sekarang fokusnya jeleknya nih. Jeleknya, jeleknya, jeleknya, jeleknya. Kita ngapain sih fokus jeleknya? Kalau kita fokus jeleknya. Terus kapan kita mau majunya? Kapan kita fokus di mencari masalah? Maaf, mencari solusi atas masalah yang ada. Jadi selama ini tanpa saya melihat orang-orang. Atau gejolak politik yang menjelekkan beliau sekarang. Saya melihat beliau itu punya pengalaman. Kita tahu ada dua partai besar yang memiliki presiden.

    Sebagai salah satu junjungan atau pembimbing. Bahkan satu ketua umum. Ada Ibu Mega di PDIP. Dan juga ada Pak SBY di Demokrat. Sangat disayangkan kalau saya tidak manfaatin pengalaman Pak Jokowi. Mungkin beliau cocok menjadi pembimbing kita ke depannya. Kita sebagai ketua umum menjalankan teknisnya di lapangan. Tetapi saya bisa pastikan segala saran-saran. Segala masukan, segala bimbingan, segala nasehat. Keputusan finalnya pasti ada di tangan ketua umum. 

    (T): Berarti Pak Jokowi di Dewan Pakar tadi ya? Pembina itu? Mungkin Dewan Pakar, mungkin Dewan Pembina. Kalau Mas Kaesang?

    (J): Mas Kaesang mungkin di salah satunya juga. Karena dari pengalamannya PSI kan, yang mantan ketua umum. Yang sudah melayani partai sampai hari ini. Semua tetap masih dimanfaatkan partai. Tidak menghilang. Kayak Sis Grace yang pertama. Beliau di Dewan Pembina sekarang. Dan juga ada Bro Giring. Beliau juga di Dewan Pembina. Dan masih berempat, masih bisa berikan masukan-masukan. Kita tetap bisa manfaatin yang senior-senior. Karena mereka masih muda. Masih bisa memberikan masukan yang positif.

    Yang mungkin mereka pelajari selama ini. Dan akhirnya bisa lebih baik. Kan kadang-kadang orang yang sudah tidak menjabat. Bisa punya pemikiran yang lebih luas lagi. Karena sudah tidak menjabat. Kita pasti butuh masukan-masukan dari mereka. Pengalaman seperti itu, Mas Kaesang tidak bisa lakukan hal yang sama. Memberikan tempat beliau. Supaya tetap bisa memberikan masukan kepada partai.

    (T): Kalau misalkan jadi ketua umum, lalu anda ditawari posisi menteri atau wakil menteri kalau misalkan nanti ada reshuffle, Anda mau nerima atau tidak?

    (J): Siapa sih yang tidak mau jadi menteri? Anak kecil saja ditawarin. Mau jadi menteri ya. Mungkin saja saya terima. Tapi di tempat-tempat tertentu yang saya pahamin. Jadi bukan sekedar. ‘Oke, Bro Ron jadi menteri. Bro Ron dari PSI.’ 

    Jadi mungkin hanya ada beberapa tempat yang mungkin saya cocok. Tidak asal ditunjuk menjadi menteri. Oh siap, siap, siap. Saya tidak mau seperti politisi-politisi lainnya yang kita lihat di TV. Asal ngomong siap, siap. Kan saya bukan orang mentan PNS atau ASN yang asal ngomong siap, siap, siap. Harus memang yang cocok di hati.

    Dan kuncinya yang mungkin di posisi yang bisa langsung memberikan manfaat kepada masyarakat saat saya membuat keputusan hari itu. Jadi kan hanya-hanya sisa beberapa posisi. Kebanyakan kalau kementerian kan banyak untuk perencanaan panjang.

    (T): Bicara lagi soal kalau Anda jadi Ketua Umum. Nanti 2029 bakal ada pemilihan lagi untuk presiden. Semua partai akan bisa mengusung calon presiden. PSI akan mengusung siapa? Calon internal atau mendukung kembali Prabowo?

    (J): Kenapa sekarang PSI memutuskan mengadakan pemilu raya? Selain memberikan contoh yang pertama di Indonesia di mana kadernya itu yang memilih Ketua Umumnya, ini juga memberikan contoh nanti ke depan. Kemungkinan besar keputusan-keputusan strategis akan dilakukan hal yang sama, yaitu e-voting. Diserahkan kepada kader. Saya nggak tau apakah ini nanti masuk di AD-ART-nya. Karena memang akan ada perubahan AD-ART juga nanti di kongres berikut ya.

    Perihal penyokongan presiden. Karena memang itu masuk di salah satu opsi di mana akan membutuhkan kegiatan seperti ini. Pemilu raya, dukungan e-voting untuk memilih siapa yang mau didukung menjadi presiden.

    Dilempar kepada kader-kader. Saya tidak tahu kalau itu fix akan dilakukan. Tetapi yang saya bisa bayangkan, yang saya bisa khayalkan adalah kalau nanti contoh ini pecah nih di antara pengurus, siapa yang kita mau sokong. Mungkin lebih baik, lebih baiknya dilempar kepada seluruh kader di Indonesia. Kita melakukan e-voting, yuk siapa yang kita mau dukung. Calon presiden A, calon presiden B, calon presiden C, kita dukung.

    (T): Sekarang bicara latar belakang Anda. Dulu Anda besar dan sekolah di Amerika Serikat. Kenapa akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia, memulai bisnis dan masuk ke dunia politik?

    (T): Saya pulang ke Indonesia awal 2011. Sebelumnya keluarga kami migrasi ke Amerika Serikat tahun 1988, semenjak kelas saya, kelas 6 SD. Saya kembali karena saat itu saya merasa di karier saya itu banyak ilmu yang kalau, waktu itu saya menghayal nih, ‘wah dengan ilmu ini kalau saya bawa pulang ke Indonesia, saya bisa jadi pengusaha nih.’

    Posisi saya terakhir itu sebagai General Manager di showroom Honda di Los Angeles. Saya pikir saya dapat begitu banyak training dari pabrikan Honda di sana. Training mengenai marketing, mengenai menjual mobil.

    Saya pikir, ‘ah dengan ilmu marketing ini mungkin saya bisa punya usaha’. Jadi memutuskan pulang. Memang bukan di bidang jual mobil waktu itu, tapi intinya ilmunya saya bisa pakai, saya bisa gunakan. Waktu itu ilmu ya cara menggunakan sosial media, cara menggunakan iklan, segala ya.

    Intinya ya pulang lah, jadi gara-gara itu aja. Jadi saya tuh enggak takut membuat keputusan yang mengubah hidup saya total gitu kan. Sudah nyaman di sana, posisi bagus, gaji bagus, saya tuh bener-bener tinggalkan posisi itu untuk pulang ke Indonesia mulai dari nol.

    Kenapa masuk politik ya karena mau nyaleg tadi di 2024. Menjadi aktivis yang bisa selalu level up, scale up, scale up. Pengin naik, pengin naik, pengin naik. Karena ya suka aja, suka bantu orang. 

    (T): Berarti Anda pindah ke Amerika Serikat umur berapa?

    (J): Tahun 1988, saat umur 13 tahun lah. masih SD, kelas 6 SD.

    (T): Dulu kenapa pindah ke Amerika Serikat?

    (J): Orang tua aja, orang tua pengin migrasi, maklum orang Batak suka merantau. Pindah ke Amerika, dibawa semua anak-anaknya, bener-bener mulai. Waktu ke sana mulai dari nol kita tinggal di apartemen kecil yang hanya 2 kamar. Orang tua di kamar sendiri, anak-anak 4 tempat yang di kamar sendiri, apartemen yang kecil.

    Aduh scale up, scale up, sampai bisa beli rumah mungkin 5 tahun kemudian baru bisa beli rumah. Bener-bener dari nol. Sampai sekarang orang tua masih di sana, sudah pensiun di sana.

    (T): Orang tua Anda kerja apa saat itu?

    (J): Perawat. Dan saya juga dulu kerja sebagai perawat, tamatan perawat di Amerika. 

    (T): Jadi sekolah keperawatan di Amerika. Berarti sebelum jadi pebisnis dan juga politikus, ada cita-cita ke dunia kesehatan? Atau karena ikutan orang tua aja?

    (J): Bukan gitu, cita-cita waktu itu kan karena gini, di waktu itu di California, di awal tahun 90-an itu kekurangan perawat. Emang kurang perawat. Jadi orang tua waktu itu bilang, saya tamat SMA tahun 94, bilang, ‘kamu mau gimana? Mau sekolah atau mau kerja?’ Karena kalau di Amerika itu biasanya tamat SMA silahkan, mau sekolah atau mau kuliah? Ya belum mau kerja, bilang yaudah kamu kalau mau sekolah, kita sekolahin, antara sekolah perawat atau nggak usah sekolah sama sekali, kerja aja. Orang lagi nggak pengen kerja ya.

    Belum usah sekolah-sekolah perawat. Nah karena kekurangan perawat, dibikinlah sebuah program keperawatan yang tadinya seharusnya sekian lama, dibikin jajaran yang nggak pendek, dipotong 50 persen waktunya. Kenapa? Ya supaya cepat tamat, supaya cepat lahir perawat-perawat baru.

    Jadi tidak ada summer vacation, nggak ada libur panas itu nggak ada, libur musim dingin nggak ada. Jadi waktu anak-anak libur ya udah kita, kita aja yang sekolah. Kita hanya libur di Natal tahun baru, udah itu aja. Di libur-libur lain nggak ada, sekolah terus. Dibikin padat supaya cepat lulus, karena negara bagian Kalifornia waktu itu kekurangan perawat. 

    (T): Jadi cita-cita Anda dari kecil itu apa sebenarnya?

    (J): Jadi polisi kayaknya

  • Jokowi Curhat Kasus Ijazah & Pemakzulan, PDIP: Semua Politisi Merasakan, tapi Tidak Diungkap

    Jokowi Curhat Kasus Ijazah & Pemakzulan, PDIP: Semua Politisi Merasakan, tapi Tidak Diungkap

    Bisnis.com, JAKARTA — Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Aria Bima berpandangan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) semestinya tidak menyampaikan hal-hal bersifat lebih personal terkait dengan berbagai hal yang dia rasakan.

    Adapun pandangannya ini disampaikan kala merespons pernyataan Jokowi yang menduga adanya agenda besar politik untuk menurunkan reputasinya di balik isu ijazah palsu dan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    “Saya melihat itu satu hal yang biasa dalam satu dinamika politik di negeri ini. Juga dirasakan oleh PDI Perjuangan, oleh Pak Prabowo, oleh Pak SBY, oleh Pak Airlangga, kan semua merasakan itu. Dan toh juga tidak disampaikan ke publik,” tuturnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025).

    Justru, menurut Aria yang dibutuhkan rakyat saat ini adalah dorongan dan semangat dari Jokowi selaku negarawan, orang yang pernah menjadi Presiden RI dua periode, mantan gubernur, dan mantan wali kota, untuk bangkit dan maju menghadapi persoalan bangsa yang ada saat ini.

    “Daripada mendengarkan keluh-kesah yang itu juga hampir ada di setiap pemimpin dan politisi di Republik Indonesia,” singgungnya.

    Meski begitu, dari sisi politik Aria menilai pernyataan Jokowi tentang hal itu sah-sah saja diucapkan, tetapi menurutnya akan lebih tepat dan bijak bila Jokowi memberikan semangat kepada rakyat menghadapi masalah negeri.

    “Jadi saya melihat, jangan rakyat justru diberi PR untuk memikirkan hal-hal yang terjadi di masing-masing individu pemimpin yang ada,” ucap dia.

    Mengutip Solopos pada Selasa (15/7/2025), pernyataan Jokowi itu diungkapkan saat diwawancarai wartawan di rumahnya, Jl Kutai Utara Nomor 1 Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (14/7/2025). 

    “Saya berperasaan memang ada agenda besar politik di balik isu-isu ini ijazah palsu, isu pemakzulan. Ini perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar  politik untuk menurunkan reputasi politik, untuk men-down grade,” ujar dia.

    Namun, Jokowi menyatakan hal itu merupakan sesuatu yang biasa di dunia politik. “Ya buat saya biasa-biasa saja lah. Iya termasuk isu pemakzulan. Jadi ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres saya kira ada agenda besar politik. Dan biasa saja lah itu,” ungkap dia.

    Terkait kasus ijazah palsu, Jokowi kembali mengatakan sudah dalam proses hukum. “Masa itu ditanyakan terus. Ini kan sudah dalam proses hukum, malah saya baca sudah proses penyidikan, ya sudah serahkan ke proses hukum, kita lihat di sidang-sidang pengadilan,” tutur dia.

  • Mitos Riza Chalid Kebal Hukum Sirna usai Ditetapkan Tersangka, Pengamat Ungkit Kasus Petral

    Mitos Riza Chalid Kebal Hukum Sirna usai Ditetapkan Tersangka, Pengamat Ungkit Kasus Petral

    GELORA.CO  – Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, turut menyoroti penetapan tersangka Muhammad Riza Chalid.

    Perlu diketahui Riza Chalid sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Kejaksaan Agung, pada 10 Juli 2025 kemarin.

    Gembong mafia migas itu terlibat kasus tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero) tahun 2018-2023.

    Menurut Fahmy, dengan penetapan tersangka, membuktikan Riza Chalid tidak kebal hukum.

    “Penersangkaan Riza Chalid  telah merobohkan mitos bahwa ia selama ini diyakini tidak tersentuh sama sekali oleh aparat penegak hukum,” ujar Fahmy kepada Tribunnews.com, dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/7/2025).

    Fahmy kemudian mengungkit kasus PT Petral pada 2014 silam. Ia menuding Riza Chalid terlibat dalam kasus tersebut.

    Riza Chalid menggunakan PT Petral di Singapura untuk merampok uang negara melalui bidding impor minyak dan blending impor Bahan Bakar Minyak (BBM). 

    Ia lalu mark-up biaya pengapalan melalui PT International Shipping dan mengolah minyak mentah menjadi BBM melalui PT Kilang Pertamina Internasional.

    “Pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengendus bahwa Petral digunakan oleh Riza Chalid sebagai sarang mafia migas, sehingga Dahlan akan membubarkan Petral.”

    “Tetapi tidak sanggup membubarkannya, lantaran menurut Dahlan Iskan bahwa backing Petral mencapai langit tujuh,” ujar Fahmy.

    Baru atas rekomendasi Tim Anti Mafia Migas, Presiden Jokowi berani bubarkan Petral. Tanpa endorse Jokowi mustahil Petral dapat dibubarkan. 

    “Namun, saat Menteri ESDM Sudirman Said akan menyerahkan hasil forensik audit korupsi Petral, konon menurut Sudirman Said, Jokowi mencegahnya sehingga tidak ada satu pun tersangka, termasuk Riza Chalid,” lanjut Fahmy. 

    Minta Prabowo Turun Tangan

    Fahmy juga menyebut, penetapan Riza Chalid sebagai tersangka menjadi momentum untuk Presiden Prabowo Subianto.

    Orang nomor satu di Indonesia itu diminta membuktikan komitmennya dalam pemberantasan korupsi.

    Menurut Fahmy, kasus korupsi yang menyeret Riza Chalid tidak bisa berhenti hanya dengan penetapan tersangka.

    “Namun, juga harus menetapkan Riza Chalid sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang) dan memburunya serta memproses hukum Riza Chalid dan tujuh tersangka lainnya hingga dijatuhi hukuman setimpal.”

    “Tanpa segera memproses secara hukum semua tersangka tersebut, maka pemberantasan korupsi pemerintahan Prabowo di Pertamina tidak lebih hanya pidato belaka dan (jangan) omon-omon saja,” tegasnya.

    Prabowo: Hampir Tiap Hari Kita Bongkar Korupsi

    Presiden Prabowo dalam berbagai kesempatannya menyampaikan komitmennya dalam pemberantasan kasus korupsi.

    Seperti yang diutaran saat menghadiri acara Kongres IV Tidar, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5/2025) lalu.

    Mantan Menteri Pertahanan RI itu mengungkap, setiap hari kasus korupsi berhasil dibongkar.

    “Hampir tiap hari kita membongkar kasus-kasus korupsi dan tidak akan berhenti.”

    “Saya disumpah untuk menjalankan Undang-Undang Dasar 1945 dan semua undang-undang yang berlaku.”

    “Siapa yang melanggar hukum, mempertahankan praktik-praktik yang mengakibatkan kerugian kekayaan negara (harus ditindak). Kekayaan negara harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,” katanya, dikutip dari KOMPASTV.

    Prabowo mengeklaim, 6 bulan pertama pemerintahannya, ia dapat menyelamatkan triliunan rupiah uang rakyat.

    Ia juga memastikan aparat penegak hukum di bawahnya tidak akan berhenti memberantas korupsi. Meskipun mendapatkan ancaman-ancaman.

    “Saya tahu ada penegak-penegak hukum yang diancam. Saya tahu saya dapat laporan ada yang rumahnya didatangi, ada yang mobilnya diikuti, ada yang rumahnya difoto.”

    “Kita paham itu, tapi saya hanya ingin sampaikan kita tidak gentar. Saya tidak gentar (lawan korupsi),” tandas Prabowo.

    Riza Chalid Belum Jadi DPO

    Kejaksaan Agung menyatakan, belum memasukkan nama Muhammad Riza Chalid ke dalam daftar pencarian orang (DPO) meski sudah menetapkan raja minyak itu sebagai tersangka kasus korupsi minyak mentah di Pertamina.

    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar mengatakan, belum dimasukkannya Riza sebagai DPO lantaran penyidik masih akan memeriksa yang bersangkutan dalam statusnya sebagai tersangka.

    Apabila Riza tidak memenuhi panggilan tersebut, maka bukan tidak mungkin dia bakal ditetapkan sebagai DPO oleh Kejagung.

    “Apakah yang bersangkutan akan dinyatakan dalam daftar daftar pencarian orang atau tidak, tergantung pada nanti proses pemanggilan yang akan disampaikan kepada yang bersangkutan sebagai tersangka,” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar, Jumat (11/7/2025).

    Meski belum menetapkan Riza sebagai DPO, namun penyidik kata Harli tidak tinggal diam.

    Saat ini, Kejagung juga telah menggandeng Kementerian Imigrasi untuk memburu beneficial owner PT Orbit Terminal Merak (OTM) usai diketahui masih berada di luar negeri.

    “Karena yang bersangkutan sudah masuk dalam daftar cekal, kita berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk Imigrasi yang mengurusi lalu lintas perjalanan orang ke dalam dan ke luar negeri,” jelasnya.

    Selain itu, penyidik dalam hal ini sudah berkoordinasi dengan perwakilan Kejaksaan RI di luar negeri guna mengawasi pergerakan dari Riza Chalid.

    “Kita juga berkoordinasi dengan pihak-pihak kita yang ada di luar negeri, para atase kita untuk melalukan monitoring (Riza Chalid) termasuk pihak-pihak lain, kita terus melakukan upaya-upaya,” pungkasnya

  • Profil Michael Wattimena, Bara dari Timur yang Terus Menyala

    Profil Michael Wattimena, Bara dari Timur yang Terus Menyala

    Jakarta, Beritasatu.com – Michael Wattimena atau yang akrab disapa BMW, belakangan mencuri perhatian publik setelah resmi ditunjuk sebagai komisaris PT Pertamina International Shipping (PIS).

    Penunjukan ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Kantor Pertamina Holding, Jakarta, pada Selasa (8/7/2025).

    Posisi ini menjadikan Michael Wattimena sebagai bagian penting dalam rantai distribusi energi nasional melalui anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang logistik kelautan dan energi.

    Sebelum menjabat di PIS, Michael Wattimena telah lebih dulu dikenal sebagai politisi senior Partai Demokrat. Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan peran strategis sebagai wakil ketua Komisi V dan VI DPR RI.

    Di luar peran legislatif, BMW juga dipercaya menjadi tenaga ahli Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, khususnya di bidang Negosiasi, Diplomasi, dan Kerja Sama Mineral dan Batu Bara.

    Sosok BMW: Bara dari Timur yang Tak Pernah PadamMichael Wattimena. – (Beritasatu.com/Istimewa)

    Lahir pada 12 Januari 1969, Michael Wattimena bukan hanya representasi dari Timur Indonesia, tetapi juga simbol tekad dan integritas.

    Berpenampilan necis dan penuh wibawa, ia menjelma sebagai jembatan yang menghubungkan aspirasi rakyat Papua Barat dengan kebijakan nasional.

    Dalam dua periode pengabdiannya di DPR RI, BMW membawa suara-suara dari pelosok yang kerap luput dari pusat perhatian. Kini, meski tak lagi duduk di parlemen, perannya justru semakin strategis.

    Sebagai pendamping Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, ia menyuarakan kepentingan energi untuk rakyat di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

    Ia menjadi wajah dari pulau-pulau yang selama ini hanya menatap kilau ibu kota dari kejauhan.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (kiri) dan Michael Wattimena (kanan). – (Beritasatu.com/Istimewa)

    Michael Wattimena membawa perspektif kepulauan dalam setiap perencanaan kebijakan. Ia mengerti betul bahwa keadilan energi bukan hanya soal pembangunan PLTU atau jaringan listrik, melainkan soal keberlangsungan hidup.

    BMW memahami bahwa bagi banyak warga di Timur, energi bukan sekadar infrastruktur, melainkan harapan.

    Komisaris dengan Misi Energi untuk Semua

    Kini, di luar gedung kementerian, Michael Wattimena menjalankan peran penting sebagai komisaris PT Pertamina International Shipping.

    Dalam posisi ini, ia tak hanya mengawasi jalannya bisnis logistik kelautan, tetapi juga memastikan distribusi energi berjalan merata ke seluruh penjuru negeri.

    Bagi BMW, energi bukan soal angka atau kilowatt semata. Energi adalah urat nadi pembangunan, dan bila distribusinya terhambat, maka janji keadilan hanya tinggal wacana.

    Dan seperti matahari dari ufuk timur, ia akan terus hadir menyinari, memanaskan, dan memastikan: Indonesia tak hanya Jakarta. Indonesia adalah juga sorong, Fakfak, Tual, Tobelo, dan Timika.

    BMW bukan tipe yang mengejar sorotan. Namun dalam diamnya, ia bekerja dengan semangat yang menyala. 

  • SBY jadi narasumber gelar wicara di KBRI Kuala Lumpur

    SBY jadi narasumber gelar wicara di KBRI Kuala Lumpur

    Kuala Lumpur (ANTARA) – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi narasumber utama dalam gelar wicara (talkshow) yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI Kuala Lumpur dan komunitas mahasiswa RI Mantra Talks, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat.

    Gelar wicara yang mengambil tema “Dari Dunia ke Nusantara: Kontribusi Mahasiswa untuk Ekonomi dan Masa Depan Indonesia” itu digelar di KBRI Kuala Lumpur.

    Acara dibuka dengan kata sambutan dari Rasyad Zuhair selaku ketua acara dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono.

    Lebih dari 300 peserta hadir dalam gelar wicara itu terdiri atas Homestaff KBRI KL, Rombongan Presiden SBY seperti Wakil Ketua Komisi I DPR RI Anton Sukartono Suratto, Syarief Hasan, Chairul Tanjung, Andi Alifian Mallarangeng beserta Istri, serta anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI, dan DPRD RI.

    Selain itu hadir juga 70 orang murid dan guru Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur, serta pengelola Sanggar Bimbingan, dan 155 orang mahasiswa Indonesia dari Xiamen University Malaysia, dan PPIM.

    Melalui kegiatan ini, SBY secara garis besar berharap melalui gelar wicara tersebut, generasi muda diaspora Indonesia dapat lebih memahami potensi diri dan peran mereka untuk menciptakan Indonesia Emas 2045.

    Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (batik biru tengah) beserta rombongan berfoto bersama dengan Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono (jas hitam tengah) dan peserta gelar wicara yang diselenggarakan di Kedutaan Besar RI Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/7/2025). (ANTARA/HO-KBRI Kuala Lumpur)

    Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Editor: Azhari
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kasus Korupsi Pengadaan Tanah, Eks Direktur Polinema Malang Ajukan Praperadilan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Juli 2025

    Kasus Korupsi Pengadaan Tanah, Eks Direktur Polinema Malang Ajukan Praperadilan Surabaya 11 Juli 2025

    Kasus Korupsi Pengadaan Tanah, Eks Direktur Polinema Malang Ajukan Praperadilan
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Eks Direktur Politeknik Negeri
    Malang
    (Polinema) yang menjabat pada periode 2017–2021, Awan Setiawan, melayangkan gugatan praperadilan terhadap Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur.
    Langkah hukum ini diambil sebagai respons atas penetapan status tersangka dan penahanan dalam kasus dugaan korupsi pengadaan tanah untuk perluasan kampus tahun anggaran 2020.
    Gugatan dengan nomor register perkara 20/Pid.Pra/2025/PN.Sby ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Surabaya pada 25 Juni 2025. Sidang perdana praperadilan telah digelar pada 8 Juli 2025, namun pihak Kejati Jatim sebagai termohon tidak hadir. Akibatnya, sidang ditunda hingga 15 Juli 2025.
    Kuasa hukum tersangka, Sumardhan, mengatakan bahwa penetapan status tersangka terhadap Awan Setiawan dinilai tidak memiliki dasar hukum yang kuat.
    “Penetapan tersangka dan penahanan terhadap klien kami tidak memiliki dasar hukum yang kuat. Ini adalah bentuk ketidakadilan dan mengesampingkan mekanisme hukum,” kata Sumardhan pada Jumat (11/7/2025).
    Selain itu, ia memprotes Kejati Jatim yang menjadwalkan pemeriksaan terhadap Awan Setiawan sebagai tersangka pada hari ini, Jumat (11/7/2025), sebelum adanya putusan praperadilan.
    Surat panggilan diterima pada Kamis (10/7/2025).
    Sumardhan menilai panggilan pemeriksaan ini melanggar Pasal 227 KUHAP yang mensyaratkan surat diterima paling lambat tiga hari sebelum pemeriksaan.
    “Kami menyayangkan Kejaksaan Tinggi sebagai penegak hukum justru tidak menghargai proses hukum yang berjalan. Kami meminta pemeriksaan ditunda hingga ada putusan praperadilan sebagai bentuk penghormatan terhadap hak asasi tersangka,” katanya.
    Sumardhan juga menegaskan bahwa Awan Setiawan telah mendelegasikan seluruh wewenang teknis kepada panitia resmi, sehingga tidak terlibat langsung dalam proses yang dipermasalahkan. Panitia yang dimaksud yakni Tim Pengadaan Tanah (dikenal sebagai Tim 9).
    “Klien kami seharusnya tidak ditetapkan sebagai tersangka, apalagi ditahan. Telah terjadi pelimpahan kewenangan kepada panitia pengadaan tanah yang sah. Ketika mandat sudah dilimpahkan, maka tanggung jawab teknis berada di tangan panitia,” katanya.
    Ia membantah pernyataan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur yang menyebut proses pengadaan tanah untuk perluasan kampus itu dilakukan tanpa panitia. Sumardhan menjelaskan bahwa kliennya telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Direktur Nomor 689 Tahun 2019 yang diperbarui dengan SK Nomor 2888 Tahun 2020 untuk membentuk panitia pengadaan tanah.
    “Isu bahwa pengadaan tanah dilakukan tanpa panitia adalah tidak benar. Kami memiliki bukti SK pembentukannya. Tuduhan bahwa harga ditetapkan sepihak antara klien kami dan penjual (berinisial BS) juga kami bantah. Penetapan harga dilakukan melalui rapat pleno panitia yang dihadiri notaris,” jelasnya.
    Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa harga tanah yang disepakati justru menguntungkan negara. Dikatakannya, data Kantor Pertanahan Kota Malang untuk nilai wajar tanah di lokasi tersebut adalah Rp 6.500.000 per meter persegi.
    Setelah melalui negosiasi oleh panitia, harga yang disepakati dengan penjual adalah Rp 6 juta per meter persegi.
    “Negara untung Rp 500.000 per meter. Jadi, di mana letak kerugian negaranya? Terlebih, pembayaran belum lunas. Dari total nilai kontrak Rp 42,6 miliar, baru terbayar Rp 22,6 miliar. Bagaimana bisa auditor menghitung kerugian negara jika transaksi belum selesai?” ungkapnya.
    Ia juga menegaskan bahwa pembayaran yang sudah berjalan dilakukan atas perintah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), bukan atas perintah langsung tersangka. Menurutnya, peran direktur sebagai Pengguna Anggaran (PA) adalah melakukan pengawasan.
    Hal ini diperkuat dengan adanya Surat Teguran Nomor 178/DIR/PL/2022 dan 179/DIR/PL/2022, yang keduanya tertanggal 7 September 2022, yang ditujukan kepada PPK.
    “Fungsi pengawasan telah dijalankan sesuai prosedur. Maka secara administratif dan hukum, tidak seharusnya klien kami dijerat pidana korupsi,” katanya.
    Diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menetapkan dua orang tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan tanah untuk perluasan kampus Politeknik Negeri Malang (Polinema) pada Rabu (11/6/2025) malam.
    Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Jatim, Saiful Bahri Siregar mengatakan penahanan tersebut dilakukan setelah pemeriksaan maraton di ruang Pidana Khusus Kejati Jatim sejak siang hari.
    Saiful mengatakan, penetapan tersangka itu dilakukan karena pengadaan tanah untuk perluasan kampus yang dilakukan pada tahun 2019 itu tidak melibatkan panitia pengadaan tanah.
    “Namun pada 2020, pelaku Awan menerbitkan surat keputusan panitia pengadaan tanah, setelah ada kesepakatan harga dengan Hadi,” ujarnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demokrat gelar retret untuk evaluasi dan persiapan Pileg-Pilpres 2029

    Demokrat gelar retret untuk evaluasi dan persiapan Pileg-Pilpres 2029

    Jakart (ANTARA) – Partai Demokrat menggelar retret untuk para kader di Pacitan, Jawa Timur, sebagai momentum kontemplasi, evaluasi, sekaligus pembaruan semangat perjuangan politik partai, termasuk persiapan menghadapi Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden/Wakil Presiden 2029.

    “Kita tahu bahwa ini adalah babak baru bagi Indonesia setelah kita sukses berada dalam pemerintahan, setelah memenangkan Pemilihan Presiden 2024 lalu maka mari kita jadikan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya sebagai fase kebangkitan baru bagi Partai Demokrat, setelah satu dekade berada di luar pemerintahan,” kata Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.

    Di hadapan kader peserta retret, AHY menekankan pentingnya membayangkan dan merencanakan masa depan bangsa dan partai dengan pandangan jangka panjang.

    Dia juga menekankan agar kader Partai Demokrat menyosialisasikan secara masif serta menyukseskan program kerja dan program strategis Presiden Prabowo Subianto.

    “Kita perlu membayangkan perjalanan partai ini 10 hingga 20 tahun ke depan. Kita juga membayangkan arah perjalanan bangsa menuju 2045, sebagaimana sering kita glorifikasi,” tutur AHY.

    Menurut dia, menjawab tantangan masa depan membutuhkan upaya introspektif.

    “Retret ini menjadi ruang kontemplasi, ruang evaluasi, agar Partai Demokrat senantiasa relevan dengan dinamika zaman. Ia harus terus berdiri tegak, berjuang dengan hati nurani, dan menjadi kekuatan politik yang mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya,” ujar AHY.

    Lebih lanjut AHY menyerukan perlunya penyamaan visi partai. Ia menyebut Partai Demokrat harus terus berpegang teguh pada identitas sebagai partai nasionalis-religius, partai tengah, serta partai yang santun dan tegas.

    Dia turut menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga pendiri Partai Demokrat sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai.

    “Kami bersyukur dan berterima kasih atas keikhlasan dan ketulusan beliau yang bersedia terus menjadi mentor, pembimbing, dan ideolog kami. Pemikiran dan keteladanan beliau adalah sumber energi yang tak ternilai bagi seluruh kader,” ucapnya.

    AHY berharap retret menjadi sarana untuk menyegarkan semangat perjuangan, memperdalam nilai-nilai yang diperjuangkan partai, meneguhkan solidaritas politik, dan memperkuat rasa percaya diri kader dalam melangkah bersama menuju masa depan.

    “Semoga ini semua menyegarkan kembali semangat, memperdalam nilai perjuangan, meneguhkan persaudaraan politik, serta memupuk rasa percaya diri kami semua untuk melangkah bersama menatap masa depan,” katanya.

    Retret tersebut berlangsung pada Jumat hingga Minggu, 4–6 Juli 2025 dengan dihadiri oleh para menteri dari Partai Demokrat di Kabinet Merah Putih, jajaran anggota DPR RI, pengurus inti DPP, kepala daerah, dan ketua-ketua DPD Partai Demokrat di seluruh Indonesia.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Partai Demokrat gelar retret Nasional usung tema Only The Strong

    Partai Demokrat gelar retret Nasional usung tema Only The Strong

    Partai Demokrat gelar retret Nasional usung tema Only The Strong 4–6 Juli 2025 di Pacitan Jawa Timur (Foto : Partai Demokrat)

    Partai Demokrat gelar retret Nasional usung tema Only The Strong
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Minggu, 06 Juli 2025 – 21:39 WIB

    Elshinta.com – Presiden ke-6 RI sekaligus pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkumpul bersama kader-kader utama Partai Demokrat di acara retreat internal, di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada 4–6 Juli 2025. 

    Sekretaris I Brains DPP Partai Demokrat, Ali Affandi LNM dalam keterangannya mengatakan, bahwa kegiatan ini bukan sekadar konsolidasi struktural, melainkan forum perenungan dan penguatan nilai-nilai dasar perjuangan partai.

    Menurutnya, Dengan mengusung tema “Only the Strong”, kegiatan yang berlangsung di kampung halaman SBY itu menjadi ajang refleksi, rekalibrasi arah, sekaligus internalisasi nilai bagi para kader. 

    Kata Ali, peserta diajak menyelami kembali makna kekuatan sejati, bukan dari popularitas atau kekuasaan, tetapi dari integritas, loyalitas, dan kapasitas.

    “Retret ini mengingatkan kami bahwa dalam dunia politik yang kompetitif, yang akan bertahan bukan yang populer, tapi yang setia pada nilai,” ujar Ali dalam keterangannya, Minggu, 6 Juli 2025. 

    Menurut Ali, kegiatan tersebut membawa pesan bahwa politik tidak boleh terjebak pada algoritma dan elektabilitas semata. 

    Ia menekankan bahwa Demokrat hadir untuk memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat melalui keberpihakan, keteladanan, dan keberanian mengambil keputusan.

    “SBY secara langsung membagikan pengalaman menghadapi badai politik, menjaga moral saat berkuasa, dan tetap tenang ketika dihujat. Pesan beliau yang paling membekas adalah bahwa kekuasaan sejati bersumber dari rakyat,” imbuh Ali.

    Ali menjelaskan, retret ini sekaligus membuka ruang diskusi tentang arah baru perjuangan Demokrat. Para kader diajak mengkaji kembali sejarah partai dari masa awal pendirian, puncak kemenangan Pemilu 2004 dan 2009, hingga masa-masa sulit sebagai oposisi. 

    Namun lebih dari itu, menurut Ali, refleksi sejarah tersebut dijadikan bekal agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

    “Kami tidak ingin menjadi partai yang hanya bernostalgia. Tujuan kami jelas: menjadikan Demokrat partai masa depan, dengan kekuatan narasi, kualitas kader, dan kedekatan yang otentik dengan rakyat,” katanya.

    SBY, dalam berbagai sesi diskusi, mendorong para kader untuk menjadi pemimpin yang tak hanya pintar dan pandai berbicara, tetapi juga berkarakter dan berani bersuara meski tak populer. Kader, katanya, harus menjadi ‘truth tellers’, bukan ‘yes men’.

    Di sisi lain, retret ini juga membahas visi besar pembangunan nasional yang disebut sebagai Strategi Pertumbuhan Berkeadilan, dengan empat pilar utama: pro-growth, pro-jobs, pro-poor, dan pro-environment. Visi ini, kata Ali, akan menjadi fondasi perjuangan Demokrat ke depan.

    “Demokrat tidak boleh kehilangan jati diri di tengah perubahan. Kami ingin tetap relevan dengan generasi muda, membela kelompok rentan, dan menjadikan pembangunan sebagai alat pemberdayaan, bukan peminggiran,” ucapnya.

    Ali menegaskan bahwa kegiatan di Pacitan menjadi titik tolak bagi kebangkitan Demokrat. Di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kata Ali, partai berlambang mercy ini siap menjadi kekuatan politik yang menjawab tantangan zaman.

    “Kebangkitan Demokrat bukan dimulai dari Jakarta, tapi dari Pacitan, tempat kami membangun kembali tekad, nilai, dan semangat untuk berada di garis depan perjuangan,” kata Ali.

    Penulis : Rama Pamungkas

    Sumber : Radio Elshinta