Tag: Soekarno

  • Pengendali Pabrik Narkoba di Bali Ditangkap di Thailand, Dibawa ke Jakarta Sore Ini

    Pengendali Pabrik Narkoba di Bali Ditangkap di Thailand, Dibawa ke Jakarta Sore Ini

    loading…

    Direktur Tipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa mengatakan, pengendali pabrik narkoba di Bali Bernama Roman Nazarenco berhasil ditangkap di Thailand. FOTO/DOK.SINDOnews

    JAKARTA – Pengendali pabrik narkoba di Bali Bernama Roman Nazarenco berhasil ditangkap di Thailand. Pelaku akan diterbangkan ke Jakarta pada Minggu (22/12/2024) sore ini.

    Penangkapan Roman diungkapkan Direktur Tipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa. “Ini (ditangkap) pelaku clandestine lab (pabrik narkoba) yang di Bali,” kata Mukti saat dikonfirmasi, Minggu (22/12/2024).

    Mukti Juharsa mengatakan, Roman Nazarenco mengendalikan pabrik narkoba di Bali. Salah satunya melakukan pembuatan hidroponik ganja.

    “(Pengendali) pembuatan hidrophonik ganja,” katanya.

    Pelaku akan diterbangkan ke Jakarta, Minggu (22/12/2024) hari ini. Adapun pengendali narkoba itu direncanakan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 17.00 WIB.

    “Nanti jam 17.00 WIB kita doorstep di Bandara,” katanya.

    (abd)

  • Polri Tangkap Buron Narkoba di Bangkok!

    Polri Tangkap Buron Narkoba di Bangkok!

    Jakarta

    Bandar narkoba buronan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ditangkap di Bangkok, Thailand. Buron tersebut hari ini akan diterbangkan ke Jakarta.

    Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa membenarkan soal penangkapan buronan tersebut.

    “Ya benar, ditangkap di Bangkok, Thailand,” ujar Mukti saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (22/12/2024).

    Mukti mengatakan tertangkapnya buronan tersebut tidak terlepas dari kerja sama antara Divisi Hubinter Polri, Bareskrim Polri dan Kepolisian Thailand.

    Mukti belum menjelaskan secara detail identitas buronan tersebut. Saat ditanya apakah buronan tersebut adalah Freddy Pratama, Mukti hanya menyampaikan bahwa hal ini secara terperinci akan dijelaskan dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta sore nanti.

    “Nanti kita sampaikan detailnya,” imbuhnya.

    “Polri juga berkomitmen akan terus mengejar buron narkoba yang kabur ke luar negeri dengan berkoordinasi dengan interpol,” imbuhnya.

    Identitas Buron Dikantongi

    Sebagai informasi, Polri resmi menjalin kerja sama dengan Kepolisian Kerajaan Malaysia (Polis Diraja Malaysia/PDRM). Kerja sama itu dilakukan untuk memburu buron-buron narkoba.

    “Kita membahas masalah DPO-DPO kita yang berhenti di Malaysia dan DPO-DPO Malaysia yang ada di Indonesia. Terus juga kita mengantisipasi jalur masuk narkotika, terutama sabu, melalui jalur Malaysia, yaitu melalui golden triangle,” kata Brigjen Mukti Juharsa kepada wartawan seusai pertemuan, Kamis (28/11).

    Adapun saat ini, lanjut Mukti, pihaknya telah mengantongi nama-nama buron narkoba di Malaysia. Namun dia belum bisa membeberkannya ke publik.

    “Kita cukup banyak ya, tapi kita nggak sebutkanlah ya, nanti soalnya yang penting nama-namanya sudah kita kantongi. Kita sudah berikan ke Malaysia, Malaysia akan melakukan SP di sana, surveillance dulu. Setelah oke, nanti kita diundang ke sana untuk melakukan penangkapan,” ucapnya.

    (mea/whn)

  • Bareskrim Tangkap Gembong Narkotika Indonesia di Thailand

    Bareskrim Tangkap Gembong Narkotika Indonesia di Thailand

    Jakarta, CNN Indonesia

    Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri berhasil menangkap salah satu bandar besar jaringan peredaran narkotika di Indonesia yang berada di Thailand.

    Kabar penangkapan tersebut juga dibenarkan oleh Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa.

    “Iya betul ada penangkapan bandar besar yang kita lakukan,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (22/12).

    Mukti mengatakan penangkapan ini merupakan hasil operasi gabungan dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri beserta Divisi Hubungan Internasional serta atas bantuan Kepolisian Thailand.

    “Bareskrim bekerja sama dengan Hubinter dan kepolisian Thailand,” tuturnya.

    Kendati demikian, Mukti belum menjelaskan lebih jauh ihwal kronologi penangkapan dan jaringan buronan itu. Ia hanya mengatakan hal tersebut akan disampaikan dalam konferensi pers sore ini saat pelaku tiba di Indonesia.

    “Nanti kita akan lakukan konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta jam 17.00 WIB,” pungkasnya.

    (tfq/mik)

    [Gambas:Video CNN]

  • H-5 Nataru, Lalu Lintas di Tol Jabodetabek hingga Jabar Terjadi Peningkatan

    H-5 Nataru, Lalu Lintas di Tol Jabodetabek hingga Jabar Terjadi Peningkatan

    loading…

    Kepadatan kendaraan terlihat di Tol Jakarta-Cikampek jelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Foto/MPI/Ilustrasi.dok

    JAKARTA – Senior General Manager Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Widiyatmiko Nursejati menyebut, pada H-5 perayaan Natal 2024 atau 20 Desember 2024, Jasamarga Metropolitan Tollroad mencatat peningkatan lalu lintas di Tol Jabotabek dan Jawa Barat.

    “Lalu Lintas Jabodetabek. Volume lalu lintas yang meninggalkan Jabodetabek menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta dan menuju Puncak atau Sukabumi dan sekitarnya yang terdistribusi melaui Gerbang Tol (GT) Cengkareng, GT Benda Utama dan GT Ciawi, Total tercatat sebanyak 160.738 kendaraan atau meningkat 6.19% dibanding volume lalu lintas transaksi normal yaitu 151.374 kendaraan transaksi,” ujarnya, Sabtu (21/12/2024).

    Adapun rinciannya, di GT Cengkareng, volume lalu lintas transaksi di GT Cengkareng sebanyak 88.125 kendaraan atau meningkat sebesar 5.15% teradap lalu lintas transaksi normal 83.805 kendaraan. Lalu, di GT Benda Utama. Volume lalu lintas transaksi di GT Benda Utama sebanyak 31.710 kendaraan atau meningkat sebesar 10.52% dari volume lalu lintas transaksi normal sebanyak 28.691 kendaraan.

    “GT Ciawi 1. Peningkatan volume lalu lintas transaksi di GT Ciawi 1 sebanyak 40.903 kendaraan atau sebesar 5.21% dari volume lalu lintas transaksi normal sebanyak 38.878 kendaraan,” paparnya.

    Dia mengungkap, pantauan volume lalu lintas di wilayah Jawa Barat, total sebanyak 137.851 kendaraan atau meningkat sebanyak 14.22% terhadap volume lalu lintas transaksi normal yaitu 120.686 kendaraan transaksi di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya melalui jalan tol ruas Padaleunyi yang terdistribusi melalui GT Cileunyi dan GT Pasteur.

    Rinciannya, di GT Cileunyi Jalan Tol Padaleunyi, tercatat pantauan volume lalu lintas sebanyak 32.442 kendaraan menuju Bandung atau Jakarta melalui GT Cileunyi. Volume lalu lintas transaksi di GT tersebut lebih tinggi 8.59% dari lalin normal yaitu sebanyak 29.876 kendaraan.

    Widiyatmiko menambahkan, volume lalu lintas transaksi dari arah Bandung atau Jakarta menuju Rancaekek atau Sumedang melalui GT Cileunyi tercatat 32.716 kendaraan atau lebih tinggi 8.01% dibanding lalu lintas normal sebanyak 30.291 kendaraan.

    Sementara itu, volume lalu lintas transaksi GT Pasteur meninggalkan Kota Bandung tercatat 32.856 atau lebih tinggi 3.88% dari lalin normal sebanyak 32.628 dan volume lalu lintas transaksi yang menuju Kota Bandung melalui GT Pasteur tercatat 39.837 kendaraan atau lebih tinggi 42.83% dibanding lalu lintas normal sebanyak 27.891 kendaraan,” katanya.

    (cip)

  • 2
                    
                        Pangkalan Militer AS, Papua Barat, dan Perkara “Sa bodo tapi Sa tau”
                        Nasional

    2 Pangkalan Militer AS, Papua Barat, dan Perkara “Sa bodo tapi Sa tau” Nasional

    Pangkalan Militer AS, Papua Barat, dan Perkara “Sa bodo tapi Sa tau”
    Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.
    PADA
    pertengahan tahun lalu, tepatnya Juni 2023, draft kerja sama dari militer
    Amerika Serikat
    diajukan dan disepakati oleh Parlemen
    Papua
    Nugini.
    Di dalam perjanjian kerja sama militer tersebut dinyatakan bahwa Militer Amerika Serikat memiliki hak untuk mengembangkan kegiatan militer di satu sisi dan beroperasi dari pangkalan militer Amerika di
    Papua Nugini
    di sisi lain.
    Tentu sebagai konsesi, Papua Nugini, terutama militernya, akan mendapatkan berbagai jenis bantuan dari negara Paman Sam untuk mengembangkan militernya.
    Secara teknis, berdasarkan penjanjian tersebut, dengan persetujuan Papua Nugini, Amerika Serikat dapat menempatkan tentara dan kapal perangnya di enam pelabuhan dan bandar udara penting, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan sejumlah fasilitas lain di ibu kota, Port Moresby.
    Dengan kata lain, Washington akan memiliki “akses tak terbatas” ke lokasi tersebut untuk “menempatkan peralatan, perlengkapan, dan material”, serta memiliki “hak penggunaan eksklusif” pada beberapa zona di mana dapat dilakukan pengembangan “aktivitas konstruksi” di zona-zona tersebut.
    Jika dilihat isi perjanjiannya, terlihat jelas bahwa Amerika Serikat memang cukup serius ingin bekerjasama dengan Papua Nugini, karena tingkat akses yang didapat cukup luas dan leluasa di satu sisi.
    Di sisi lain, kualitas keterkaitan yang ingin dibangun oleh kedua negara juga terbilang cukup lengket karena mencakup jenis aktifitas yang harus didukung oleh izin pembangunan “konstruksi” baru, sebagai gambaran bahwa jika diperlukan Amerika Serikat bisa membangun pangkalan militer yang lengkap dengan berbagai fasilitas pendukungnya di Papua Nugini.
    Ada apa gerangan? Mengapa tiba-tiba Amerika Serikat meningkatkan kerja sama militer dalam lingkup yang cukup luas dan kualitas kerja sama yang cukup “erat” dengan Papua Nugini?
    Padahal jika dilihat secara lebih detail ke dalam negara Papua Nugini sendiri, Amerika sebenarnya tak memiliki aset berharga untuk dilindungi, layaknya di negara-negara terdekat dari kawasan Indopasifik seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan negara-negara kepulauan di Pasifik, atau pula di negara-negara Timur Tengah.
    Bahkan jika dilihat dari sisi bisnis, terutama pertambangan, China jauh lebih banyak memiliki aset di Papua Nugini ketimbang Amerika Serikat.
    Sebagian besar analis menduga bahwa inisiasi strategis Amerika Serikat tersebut terkait erat dengan semakin tegangngya relasi geopolitis antara Amerika Serikat dan China di wilayah Asia Pasifik.
    Sehingga sebagai imbasnya, Amerika Serikat membangun sebanyak-banyaknya perjanjian kerja sama militer dengan negara-negara yang terkait dengan kawasan Indopasifik, termasuk salah satunya Papua Nugini.
    Jika dilihat secara geostrategis dan geografis, Papua Nugini memang berada pada garis “ketiga” dari tiga lapis garis pertahanan China di Asia Pasifik, meskipun berada pada titik terujung.
    Pun dari sisi Amerika Serikat, Papua Nugini juga tersentuh garis kedua dari tiga lapis garis pertahanan Amerika Serikat di Indopasifik, pun terletak di garis terujungnya.
    Sehingga, secara strategis sebenarnya posisi Papua Nugini kurang terlalu penting, meskipun bukan berarti tidak penting bagi Amerika Serikat.
    Namun, mari kita andaikan saja Papua Nugini cukup penting bagi keduanya, terutama bagi Amerika Serikat, untuk rencana pembendungan ekspansi China ke depannya.
    Lantas, apakah itu adalah “the one and only” motif dari rencana geopolitis-strategis Amerika Serikat di Papua Nugini yang pada masa lalu oleh Australia diberi sebutan “Territory of Papua” itu?
    Atas pertanyaan kedua tersebut, saya justru memiliki perspektif lain. Amerika Serikat, dalam hemat saya, juga melihat Papua dan isu Papua Barat sebagai target lainnya yang ingin dijaga dan dikawal, jika muncul kemungkinan-kemungkinan terjadinya
    referendum
    baru di Papua dengan model referendum yang lebih bebas-demokratis setelah gerakan-gerakan pendukung Papua Barat berhasil berdiplomasi di PBB, sehingga muncul kemungkinan lepasnya Papua Barat dari Indonesia setelah itu.
    Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pangkalan Militer Amerika Serikat di Papua Nugini mendadak menjadi urgen bagi Amerika Serikat tentunya.
    Andaikan jika itu terjadi, Amerika Serikat tentu bisa melakukan aksi gerak cepat untuk melindungi proses referendumnya di satu sisi dan melindungi Papua Barat sebagai kandidat negara baru di sisi lain, dari aksi “tidak terima Indonesia” atas kemungkinan yang bermula dari putusan PBB tersebut, yang berisiko membuat Indonesia kemudian mengambil langkah militer untuk menekan Papua Barat.
    Kemungkinan ini, dalam kacamata khusus, sebenarnya cukup masuk akal dan cukup bisa diterima logika, jika dilihat dari kacamata geopolitis di satu sisi dan dalam kacamata preseden sikap Amerika Serikat di sisi lain, terutama terkait dengan upayanya dalam melindungi proses referendum Papua Barat dan memproteksi calon negara baru di Tanah Papua.
    Karena jika lahir mandat PBB semacam itu dalam waktu-waktu mendatang, bagaimanapun jika itu linier dengan kepentingan Amerika Serikat, maka Amerika Serikat diminta ataupun tidak, akan dipastikan menjadi negara terdekat pertama yang akan memberikan perlindungan kepada Papua Barat, selain Australia tentunya.
    Apalagi, sebenarnya tidak ada yang benar-benar mengetahui sudah sejauh mana lobi-lobi para pihak yang terkait dengan kemerdekaan Papua Barat di level internasional di satu sisi dan di PBB di sisi lain.
    Dengan kata lain, keberhasilan TNI/Polri di lapangan dalam menekan pergerakan OPM dan jejaringnya di Papua, sama sekali bukanlah patokan utama dalam melihat kemungkinan apakah Papua Barat berpeluang lepas atau tidak dari Indonesia.
    Karena jika kita mau belajar dari sejarah, betapa Indonesia sangat tertekannya secara militer pasca-Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945. Namun, melalui jalur lain Indonesia akhirnya bisa menyempurnakan kemerdekaannya di Perjanjian Meja Bundar 1949.
    Bahkan Indonesia sama sekali tak berdaya ketika agresi militer Belanda pertama dan kedua dilancarkan. Ketika itu, Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan militer, meskipun belum sempurna, sudah nyaris tidak bisa melawan lagi.
    Para pemimpin utama Indonesia telah dipenjarakan. Sehingga diplomasi di PBB di satu sisi dan suasana perang dingin di sisi lain yang mengharuskan Amerika Serikat untuk menekan Belanda agar segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia di tahun 1949 di sisi lain, adalah dua hal yang sangat krusial dalam menopang diakuinya Indonesia sebagai negara bangsa merdeka alias tidak lagi dianggap sebagai negara jajahan.
    Dalam kajian buku-buku sejarah geopolitik yang membahas peta besar geopolitik jelang diakuinya Indonesia di dalam Konperensi Meja Bundar dengan gamblang menuliskan betapa dukungan dan tekanan dari Amerika Serikat kepada Belanda agar segera memberikan pengakuan kepada Indonesia menjadi faktor yang sangat penting.
    Selain muncul bukti bahwa Belanda ternyata menggunakan senjata dan perlengkapan tempur yang semula berasal dari program “lend lease” yang dikeluarkan Amerika Serikat dalam membantu sekutu melawan Jerman, tapi akhirnya juga dipakai oleh Belanda untuk melakukan agresi militer pertama dan kedua di Indonesia.
    Begitu pula dengan anggaran Marshall Plan untuk Belanda, yang juga berasal dari Amerika Serikat, dipakai untuk mencoba menundukkan kembali Indonesia pasca-1945 oleh Belanda.
    Kedua hal itu cukup membuat Amerika Serikat marah kepada Belanda. Namun, ada faktor lain yang tak kalah pentingnya.
    Faktor lainnya yang membuat Amerika Serikat harus menekan Belanda, selain kedua faktor di atas, adalah dimulainya ketegangan geopolitis dengan Uni Soviet di Eropa, alias lahirnya “kawasan “iron Curtain” di Jerman.
    Amerika Serikat dan Eropa akhirnya membutuhkan tambahan pasukan dari kawasan lain untuk digeser dan ditumpuk di Eropa untuk mengimbangi jutaan tentara Stalin yang sudah terlanjur menumpuk di Jerman Timur dan Negara-Negara Eropa Timur pasca-Jerman tumbang.
    Nah, salah satunya adalah pasukan Belanda di Indonesia, yang bisa ditarik segera ke Eropa untuk mendukung kekuatan Sekutu menghadapi kemungkinan perang dengan Uni Soviet, jika Belanda bisa sesegera mungkin hengkang dari Indonesia.
    Kondisi geopolitis serupa nampaknya juga ada di hari ini, baik karena telah dimulainya perang dingin baru antara Amerika Serikat dan China (
    New Cold War
    ) di satu sisi dan karena kepentingan Amerika Serikat untuk membuat Indonesia tak condong ke China di sisi lain.
    Artinya, Papua Barat boleh jadi dijadikan oleh Amerika Serikat sebagai target untuk memberikan peringatan kepada Indonesia, jika Indonesia secara terbuka berani berada di sisi China.
    Karena itulah mengapa Indonesia harus mulai melihat upaya Amerika Serikat di Papua Nugini dalam kacamata kritis di satu sisi dan mulai memikirkan masalah Papua Barat benar-benar sebagai masalah strategis dan serius di sisi lain alias tidak sekadar urusan operasi militer di lapangan.
    Namun cukup disayangkan ketika Prabowo Subianto merumuskan masalah khusus yang harus segera ditangani sekaligus dengan utusan khusus presiden yang akan menyelesaikannya, masalah Papua Barat tidak termasuk di dalamnya.
    Padahal, masalah Papua sangatlah unik dan sudah menahun. Unik karena persoalan tak selesai sebab menggunakan formula penyelesaian yang didatangkan dari Jakarta, alias tak benar-benar lahir di Papua.
    Sehingga di lapangan, di tataran masyarakat Papua sendiri, apapun langkah yang diambil oleh pemerintah pusat untuk menyelesaian masalah Papua, sudah lebih dahulu dicurigai sebagai “rencana-rencana baru” untuk “menipu Papua”, terlepas sebenarnya belum tentu demikian niatan Jakarta.
    Kira-kira bunyi tanggapan masyarakat Papua yang sering saya dengar kala di sana adalah sebagai berikut, “Sa bodo tapi Sa tau”.
    Pernyataan pengakuan yang memiliki arti bahwa meskipun orang Papua Bodoh, tapi mereka mengetahui intensi “kurang baik” dari Indonesia yang hanya ingin menikmati tanah Papua sebagai menu santapan ekonominya.
    Dengan kata lain, rasa tidak percaya orang Papua kepada Indonesia sudah benar-benar berada pada titik nadir.
    Jika sampai terjadi referendum dengan sistem “one man one vote” di Bumi Papua atas isu Papua Barat, maka peluang Indonesia atau opsi pro-integrasi dengan Indonesia untuk menang sangatlah kecil.
    Ditambah lagi dengan hadirnya pangkalan baru Militer Amerika Serikat di Papua Nugini, yang sebenarnya dimaknai secara berbeda oleh orang Papua Barat, yakni sebagai simbol dukungan “hampir” penuh dari Amerika Serikat kepada Papua barat.
    Maka mau tak mau hal itu akan semakin memperburuk prospek Indonesia di tanah Papua jika ternyata suatu waktu terjadi referendum.
    Oleh karena itu, menurut hemat saya, pemerintah harus benar-benar mulai sangat serius dalam menangani masalah Papua Barat.
    Jika Badan Otonomi Khusus bertugas memastikan terealisasinya poin-poin penting di dalam status Otonomi Khusus yang telah diterima oleh Papua, semestinya ada utusan khusus yang selevel dengan menteri yang menangani urusan di luar urusan Otonomi Khusus tersebut.
    Utusan khusus tersebut fokus pada pencarian solusi-solusi strategis agar bisa semakin berdamai dan berdekatan dengan rakyat Papua dari segala tingkatan di satu sisi dan meningkatkan keterikatan emosial psikologis rakyat Papua dengan Indonesia di sisi lain, sembari menjauhkan kemungkinan-kemungkinan pengaruh asing di Papua.
    Pendeknya, dalam konteks yang telah saya jelaskan di atas, mengapa utusan khusus atau staf khusus percepatan penyelesaian masalah Papua, yang diduduki oleh tokoh atau figur yang memang benar-benar memahami dan punya hati untuk Papua di satu pihak dan benar-benar bisa diterima oleh rakyat Papua di pihak lain, menjadi sangat strategis dan krusial sifatnya saat ini.
    Tak menutup kemungkinan figur tersebut berasal dari militer, karena toh memang ada banyak figur militer yang pernah sangat lama bertugas di Bumi Cendrawasih dan memiliki hubungan baik dengan banyak tokoh Papua.
    Intinya, dalam hemat saya, memang diperlukan tim khusus untuk mempercepat proses penyelesaian masalah Papua, di luar Badan Otonomi Khusus, sebelum digoreng secara geopolitis oleh kekuatan-kekuatan besar dunia, salah satunya oleh Amerika Serikat.
    Semoga gagasan sederhana ini sampai kepada Presiden Republik Indonesia terpilih Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Transjakarta tunda perpanjang waktu operasional di empat terminalIlustrasi

    Transjakarta tunda perpanjang waktu operasional di empat terminalIlustrasi

    Ilustrasi – Bus Transjakarta melayani Koridor 9 dengan jurusan Pinang Ranti-Pluit. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

    Transjakarta tunda perpanjang waktu operasional di empat terminalIlustrasi – Bus Transjakarta melaya
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 21 Desember 2024 – 12:31 WIB

    Elshinta.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menunda perpanjangan waktu operasional layanan non-bus raya terpadu (BRT) dan Mikrotrans yang melayani empat terminal, yakni Terminal Tanjung Priok, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang dan Terminal Kampung Rambutan​​​​​​.

    Kepala Departemen Humas dan CSR Ayu Wardhani mengatakan, pihaknya berencana memberlakukan perpanjangan waktu layanan mulai hari ini dari semula hingga pukul 22.00 WIB menjadi 23.00 WIB guna memudahkan mobilisasi warga saat periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    Namun, dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan, pihaknya memutuskan untuk menundanya.

    “Penundaan sementara ini dilakukan sementara waktu, untuk penyesuaian kebutuhan dan layanan kepada pelanggan,” kata Ayu.

    Kendati begitu, masyarakat yang ingin berkegiatan menuju dan dari keempat terminal tersebut tetap dapat memanfaatkan layanan Transjakarta, melalui 14 koridor utama yang telah beroperasi selama 24 jam. Sebelumnya, Transjakarta menyebutkan sejumlah rute BRT, non-BRT dan Mikrotrans di Terminal Tanjung Priok, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang dan Terminal Kampung Rambutan, diperpanjang jam layanannya.

    Bila semula jam layanan rute-rute melayani keempat terminal tersebut pukul 05.00-22.00 WIB menjadi hingga pukul 23.00 WIB. Rute- rute ini antara lain yang melayani Terminal Tanjung Priok di Koridor 10 (Tanjung Priok-PGC), Rute 10A (Rusun Marunda-Tanjung Priok), Rute 10D (Kampung Rambutan-Tanjung Priok), Rute 10H (Tanjung Priok-Bundaran Senayan).

    Lalu, Koridor 12 (Tanjung Priok-Pluit), Rute 14B (Tanjung Priok-Senen via JIS), JAK.115 (Terminal Tanjung Priok-Pegangsaan II IGI), JAK.117 (Tanjung Priok-Tanah Merdeka), JAK.15 (Terminal Tanjung Priok-Rusun Marunda).

    Selanjutnya, yang melayani Terminal Kalideres yaitu Koridor 3 (Kalideres-Monas via Veteran), Rute 3A (Rusun Pesakih-Kalideres), Rute 3F (Kalideres-Senayan Bank DKI), JAK.50 (Kalideres-Puri Kembangan), JAK.52 (Kalideres-Muara Angke) dan SH21 (Kalideres-Perkantoran Soekarno-Hatta.

    Sumber : Antara

  • Lalin Tol Jabodetabek dan Jabar H-5 Natal Meningkat, Tertinggi di Pasteur

    Lalin Tol Jabodetabek dan Jabar H-5 Natal Meningkat, Tertinggi di Pasteur

    Jakarta

    Terjadi peningkatan volume lalu lintas (lalin) transaksi di ruas tol wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat pada H-5 Natal 2024. Volume tertinggi terjadi di Gerbang Tol Pasteur.

    Berdasarkan keterangan Jasa Marga pada Sabtu (21/12/2024), H-5 perayaan Natal tahun 2024 atau 20 Desember 2024, tercatat peningkatan lalu lintas di sekitar Jalan Tol Jabotabek dan Jawa Barat

    Data sebagai berikut :

    A. Lalu Lintas Jabodetabek
    Volume lalu lintas yang meninggalkan Jabodetabek menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta dan menuju Puncak atau Sukabumi dan sekitarnya yang terdistribusi melaui Gerbang Tol (GT) Cengkareng, GT Benda Utama dan GT Ciawi, Total tercatat sebanyak 160.738 kendaraan atau meningkat 6,19% dibanding volume lalu lintas transaksi normal yaitu 151.374 kendaraan transaksi.

    Rincian sebagai berikut:

    1. GT Cengkareng
    Pantauan volume lalu lintas transaksi di GT Cengkareng sebanyak 88.125 kendaraan atau meningkat sebesar 5,15% terhadap lalu lintas transaksi normal 83.805 kendaraan.

    3. GT Ciawi 1
    Peningkatan volume lalu lintas transaksi di GT Ciawi 1 sebanyak 40.903 kendaraan atau sebesar 5,21% dari volume lalu lintas transaksi normal sebanyak 38.878 kendaraan.

    B. Lalu Lintas Jawa Barat
    Sementara itu pantauan volume lalu lintas di wilayah Jawa Barat, total sebanyak 137.851 kendaraan atau meningkat sebanyak 14,22% terhadap volume lalu lintas transaksi normal yaitu 120.686 kendaraan transaksi di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya melalui jalan tol ruas Padaleunyi yang terdistribusi melalui GT Cileunyi dan GT Pasteur.

    1. GT Cileunyi Jalan Tol Padaleunyi
    Tercatat volume lalu lintas sebanyak 32.442 kendaraan menuju Bandung atau Jakarta melalui GT Cileunyi. Volume lalu lintas transaksi di GT tersebut lebih tinggi 8,59% dari lalin normal yaitu sebanyak 29.876 kendaraan.

    Sedangkan volume lalu lintas transaksi dari arah Bandung atau Jakarta menuju Rancaekek atau Sumedang melalui GT Cileunyi tercatat 32.716 kendaraan atau lebih tinggi 8,01% dibanding lalu lintas normal sebanyak 30.291 kendaraan.

    2. GT Pasteur Jalan Tol Padaleunyi
    Sementara itu, volume lalu lintas transaksi GT Pasteur meninggalkan Kota Bandung tercatat 32.856 atau lebih tinggi 3,88% dari lalin normal sebanyak 32.628 dan volume lalu lintas transaksi yang menuju Kota Bandung melalui GT Pasteur tercatat 39.837 kendaraan atau lebih tinggi 42,83% dibanding lalu lintas normal sebanyak 27.891 kendaraan.

    (rfs/dek)

  • Promosikan Sport Tourism, Pati Jadi Tuan Rumah Liga Anak Indonesia

    Promosikan Sport Tourism, Pati Jadi Tuan Rumah Liga Anak Indonesia

    TRIBUNJATENG.COM, PATI – Liga Anak Indonesia dihelat di Gelora Soekarno Mojoagung, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, Sabtu-Selasa (21-24/12/2024).

    Ajang ini diharapkan bisa mempromosikan Kabupaten Pati sebagai destinasi sport tourism atau pariwisata olahraga. 

    Seremoni pembukaan Liga Anak Indonesia, Sabtu (21/12/2024) pagi, dihadiri langsung oleh Ketua Pelaksana Liga Anak Indonesia Doni “Jalu” Setiabudi, Anggota DPR RI Eva Monalisa, Wakil Bupati Pati terpilih Risma Ardhi Chandra, dan Pembina Yayasan Safin Bina Bangsa Saiful Arifin. 

    Doni “Jalu” Setiabudi mengatakan, total terdapat 92 tim sepak bola usia dini dari seluruh Indonesia yang datang ke Kabupaten Pati untuk mengikuti ajang ini. 

    Mereka terbagi dalam kelompok usia 10, 11, dan 12 tahun.  

    “Ada tiga kategori usia. Untuk usia 10 tahun ada 27 tim, usia 11 tahun 30 tim, dan usia 12 tahun 35 tim,” papar dia.

    Jalu mengatakan, tim-tim tersebut akan berkompetisi untuk memperebutkan tropi dan total hadiah Rp 50 juta. 

    Jalu menambahkan, Liga Anak Indonesia kali ini digelar atas kerjasama pihaknya dengan Kemenpora RI. 

    Delapan lapangan berjajar di Gelora Soekarno Mojoagung Pati yang merupakan arena latihan Safin Pati Sports School dinilai sangat memadai untuk menggelar ajang ini.

    “Pati ini salah satu kota yang memiliki sarana dan prasana memadai dari segi lapangan,” kata dia. 

    Peserta asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Gio, merasa antusias untuk bertanding dalam Liga Anak Indonesia.

    Dia berharap, tim yang dia perkuat bisa menjadi juara. 

    “Kami dari NTT sudah siap. Sudah latihan rutin tiga kali dalam sepekan. Targetnya harus juara,” ucap dia. 

    Pembina Yayasan Safin Bina Bangsa, Saiful Arifin, mendukung penuh ajang Liga Anak Indonesia yang digelar di Pati ini.

    Dia berharap, lewat ajang ini, masyarakat luas bisa mengetahui bahwa Pati memiliki lapangan dan fasilitas olahraga berkelas nasional. 

    “Ini bagian dari upaya mempromosikan Kabupaten Pati supaya teman-teman dari seluruh negeri bisa datang ke sini. Bahwa di Pati ada lapangan berjejeran, fasilitas sepak bola yang bisa dimanfaatkan,” kata pria yang akrab disapa Safin ini.

    Mantan Wakil Bupati Pati ini juga berharap Kabupaten Pati bisa menjadi tuan rumah ajang-ajang sepak bola bertaraf nasional lainnya.

    “Harapan saya, setelah ada kegiatan ini, orang mengenal Kabupaten Pati sebagai salah satu tujuan sport tourism. Ada lapangan yang cukup bisa dibanggakan,” kata dia. (mzk)

  • Tinjau Bandara Soetta, Menteri BUMN Pastikan Harga Tiket Pesawat Sudah Turun 10 Persen

    Tinjau Bandara Soetta, Menteri BUMN Pastikan Harga Tiket Pesawat Sudah Turun 10 Persen

    TANGERANG – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan harga tiket pesawat sudah turun 10 persen di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

    Erick mengaku mendapatkan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan harga tiket pesawat turun di masa libur Nataru.

    “Tadi makanya saya sempat telepon Dirut Garuda, Citilink, dan Pelita, serta tadi dicek juga bersama Raffi ke check-in, bahwa memang harga tiket sesuai dengan arahan Bapak Presiden,” tutur Erick saat meninjau Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, Jumat, 20 Desember.

    Erick mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan harga tiket di periode Nataru ini terkendali.

    “Pak Dudy (Menteri Perhubungan) juga waktu itu beberapa kali memimpin rapat, ini harganya kurang lebih di 10 persen masih terkendali hari ini,” katanya.

    Adapun diskon tiket pesawat sebesar 10 persen ini berlaku selama periode Natal dan Tahun Baru untuk keberangkatan mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.

    Diskon juga mulai berlaku untuk pembelian per 1 Desember 2024.

    Bandara Seotta sendiri merupakan salah satu bandara tersibuk selama periode Nataru,  di mana jumlah penumpang diperkirakan mencapai 3,05 juta.

    Jumlah tersebut dipresiksi naik 7 persen dari periode tahun sebelumnya 2,85 juta penumpang.

    Saat ini, sambung Erick, kapasitas Bandara Soetta mencapai 8 juta penumpang.

    Menurut dia, bandara tersebut masih cukup longgar untuk menampung penumpang di periode Nataru.

    Pada kesempatan itu, Erick juga melihat langsung perbaikan yang dilakukan di Terminal 3 Bandara Soetta.

    “Ada peak (lonjakan) hari ini, 180.000 penumpang di Bandara Soetta, tapi kapasitas masih terjamin,” ucapnya.

  • LRT Jabodebek Mulai Terapkan Kereta Khusus Perempuan Mulai 23 Desember 2024 – Page 3

    LRT Jabodebek Mulai Terapkan Kereta Khusus Perempuan Mulai 23 Desember 2024 – Page 3

    Sebelumnya, Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) Asdo Artriviyanto mengatakan LRT Jakarta akan tersambung ke Stasiun Manggarai mulai 2025, tahun depan. Dengan begitu, integrasi moda semakin lengkap.

    Asdo mengatakan targetnya pada 2025 nanti LRT Jakarta yang dikelola Jakpro yang melayani rute dari Velodrome akan tersambung ke Stasiun Manggarai. Artinya, pengguna juga bisa melanjutkan perjalanan menggunakan KRL Jabodetabek melalui titik tersebut.

    “LRT Jakpro Jakarta, LRT Jakarta ini juga akan nyambung di tahun depan di Manggarai, yang dari arah Velodrome, yang dari Rawamangun-Manggarai,” ujar Asdo dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

    Informasi, Stasiun Manggarai jadi pusat transit layanan KRL Jabodetabek. Tambahan tersambungnya moda tadi akan menambah integrasi antar layanan.

    “Nah ini kalau sudah beroperasi ini akan menambah integrasi juga,” kata dia.

    Asdo menerangkan, pengguna juga bisa mengakses KA Bandara Soekarno-Hatta melalui skybridge yang ada di Stasiun Manggarai.

    “Orang yang dari daerah utara, Kelapa Gading, rawamangun semuanya bisa menikmati teranotasi publik melalui LRT Jakpro menuju ke Manggarai dan bisa langsung ada skybridge turun ke stasiun bandara. Bisa menikmati (KA) bandara dan itu nanti tersambung juga dengan (stasiun) Dukuh Atas. Jadi semakin bagus,” tuturnya.

    Asdo turut mengatakan terus memberikan masukan kepada regulator terkait dengan integrasi layanan tersebut. Harapannya, bisa semakin mudah digunakan oleh masyarakat.

    “Karena kita ikut memberikan masukan kepada pemerintah terkait integrasi ini dan kita rutin ada diskusi dengan stakeholder pemerintah untuk terus membangun integrasi ini agar semakin baik terutama di wilayah Jabodetabek,” pungkasnya.