Mahfud Diminta KPK Lapor Dugaan “Mark Up” Whoosh: Agak Aneh Ini
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Mantan Cawapres 2024 Mahfud MD mengatakan dirinya diminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melaporkan dugaan ‘mark up’ pada proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh.
Mahfud merasa permintaan KPK itu aneh.
”
Agak aneh ini, KPK meminta saya melapor tentang dugaan mark up Whoosh,
” ujar Mahfud melalui cuitan di akun X-nya, dikutip Kompas.com, Minggu (19/10/2025).
Mahfud memaparkan, di dalam hukum pidana, jika ada informasi tentang dugaan peristiwa pidana, mestinya aparat penegak hukum (APH) langsung menyelidiki, bukan minta laporan.
Selain itu, bisa juga aparat itu memanggil sumber info untuk dimintai keterangan.
”
Laporan hanya diperlukan jika ada peristiwa yang tidak diketahui oleh APH, sehingga perlu ada yang melaporkan, misalnya penemuan mayat. Tapi kalau ada berita ada pembunuhan maka APH harus langsung bertindak menyelidiki, tak perlu menunggu laporan,
” tuturnya.
Maka dari itu, kata Mahfud, terkait dengan permintaan agar dirinya membuat laporan, ini merupakan kekeliruan dari KPK.
Mahfud menegaskan, yang awal berbicara soal kemelut Whoosh sumber awalnya bukan dirinya, melainkan pengamat kebijakan publik Agus Pambagio dan Antony Budhiawan di dalam sebuah dialog televisi.
Sementara, ia hanya membahasnya di dalam siniar (podcast) miliknya.
”
Semua yang saya sampaikan sumbernya adalah Nusantara TV, Antony Budiawan, dan Agus Pambagio yang disiarkan secara sah dan terbuka. Saya percaya kepada ketiganya, maka saya bahas secara terbuka di podcast TERUS TERANG
,” sambungnya.
Untuk itu, Mahfud mengatakan, jika memang berminat menyelidiki Whoosh, KPK tak usah menunggu laporan darinya.
Mahfud mempersilakan KPK untuk memanggil saja dirinya, dan dia akan langsung menunjukkan isi siaran tersebut. Baru setelah itu, KPK bisa memanggil pihak-pihak yang membahas mengenai kemelut Whoosh.
”
Bukan diperiksa loh, tapi dimintai keterangan,
” papar Mahfud.
Kompas.com telah menghubungi Jubir KPK Budi Prasetyo dan Ketua KPK Setyo Budiyanto untuk memintai konfirmasi atas klaim Mahfud.
Namun, keduanya belum membalas.
Diketahui, seperti yang telah lama diperkirakan berbagai kalangan, beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh kini menjadi beban berat bagi pihak yang menanggung utang.
Selama pembangunan, KCJB yang semula dijanjikan sebagai kerja sama murni antarperusahaan (business to business) itu akhirnya harus mengandalkan dana APBN untuk menyelamatkan keberlanjutannya.
Sejak awal, banyak pihak menilai proyek ini berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari bagi BUMN yang dilibatkan.
Mereka menyoroti perencanaan keuangan yang dinilai terlalu optimistis serta pembengkakan biaya yang terus terjadi selama masa konstruksi.
Kini, meski proyek tersebut telah beroperasi selama dua tahun, masalah baru muncul, yakni PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) harus mencicil utang pokok dan bunga ke pihak China.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengakui secara terbuka bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung sudah bermasalah sejak awal perencanaan.
Di era Presiden Jokowi, Luhut ikut mengurusi KCJB saat itu karena menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Ia mengaku ikut berunding dengan China terkait negosiasi proyek tersebut.
“Saya sudah bicara dengan China karena saya yang dari awal mengerjakan itu, karena saya terima sudah busuk itu barang. Kemudian kita coba perbaikin, kita audit, BPKP, kemudian kita berunding dengan China,” beber Luhut dalam acara “1 Tahun Prabowo-Gibran” di Jakarta, dikutip pada Sabtu (18/10/2025).
Soal beratnya beban utang dan bunga yang harus ditanggung BUMN Indonesia yang terlibat di proyek KCJB, menurut Luhut, hal itu sudah masuk dalam negosiasi dengan pihak China dan saat ini tinggal menunggu keputusan presiden.
“Dan China mau untuk melakukan. Tapi kemarin pergantian pemerintah agak terlambat. Sehingga sekarang perlu nunggu Keppres (Keputusan Presiden) supaya timnya segera berunding, dan sementara China-nya sudah bersedia kok, enggak ada masalah,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Luhut Binsar Panjaitan
-

Komentari Pernyataan Luhut soal MBG Minimal 10 Tahun: Kalau Ekonomi Dikelola Benar, Rakyat Bisa Makan Layak Tanpa Belas Kasihan
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ekonom Dipo Satria Ramli menanyakan pernyataan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan. Soal harapannya yang menyebut Makanan Bergizi Gratis (MBG) minimal berlangsung sepuluh tahun.
“Makan gratis 10 tahun?” kata anak dari ekonom Rizal Ramli itu, dikutip dari unggahannya di X, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, tanpa diberi makan pun rakyat bisa makan dengan layak. Asal ekonomi dikelola dengan benar.
“Kalau ekonomi dikelola benar, rakyat bisa makan layak tanpa belas kasihan,” ujarnya.
Namun dia maklum, mengingat Luhut yang menjabat Ketua Dewan Ekonomi Nasional saja, adalah seorang purnawirawan militer. Alih-alih berlatar belakang ekonom.
“Tapi ya gimana… Ketua Dewan Ekonomi Nasional aja bukan ekonom,” ucapnya.
“Gimana mau beres?” sambungnya.
Adapun pernyataan Luhut disampaikan dalam acara Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Dia menggembar-gemborkan dampak positif dari MBG. Menurutnya, itu bukan saja memberi makan, tapi menggerakkan ekonomi.
Karenanya, dia berharap program tersebut dipertahankan.
“Karena itu, menurut saya harus dipelihara terus MBG ini. Mungkin paling tidak 10 tahun. Nanti mungkin setelah itu bertahap kita lihat, kita evaluasi, mau kita bagaimanakan,” ujarnya.
“Jadi MBG itu suatu program yang sangat baik. Tapi pelaksanaannya di sana-sini ada yang kurang, ya kita perbaiki. Jadi memang dipaksa dia harus belanja dengan benar, dan harus membangun ekosistem di dalam itu,” tambah Luhut. (Arya/Fajar)
-

Prabowo Ulang Tahun ke-74, Luhut Teringat Kenangan Masa Lalu
Bisnis.com, JAKARTA – Luhut Binsar Pandjaitan, yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia, memberikan ucapan selamat ulang tahun Presiden RI Prabowo Subianto ke-74 yang jatuh pada hari ini, Jumat (17/10/2025)
Ucapan tersebut diunggah oleh Luhut dalam postingan akun Instagram pribadinya, @luhut.pandjaitan, pada Jumat (17/10) pagi. Unggahan tersebut berisi t foto Luhut bersama Presiden Prabowo yang sedang berdiri berdua dengan senyum ramah dalam suatu acara.
Yang menjadi perhatian tak lain adalah tulisan atau caption sepanjang lima paragraf yang dibuat oleh Luhut sendiri. Dalam caption foto tersebut, beliau mengingat kembali pengalaman masa lalunya bersama Presiden Prabowo saat menerima tugas untuk belajar militer di Jerman Barat pada akhir Maret 1981, saat mereka berdua masih bergabung dalam TNI AD.
“Akhir Maret 1981 adalah hari yang tak pernah saya lupakan. Saat itu, saya dan Presiden @prabowo menerima tugas untuk menimba ilmu bersama di Grenzschutzgruppe 9 (GSG 9) di Jerman Barat,” tulis awalan paragraf pertama sebagai pembuka unggahan tersebut.
Melansir Britannica, GSG 9 adalah salah satu tim elit bidang anti-teroris milik Kepolisian Federal Jerman. Tim ini adalah salah satu anti-teroris terbaik di dunia, bahkan Kopassus Indonesia turut membentuk salah satu unitnya berdasarkan bimbingan dari mereka.
Satuan anti-teror pertama Indonesia dibentuk pada Juni 1982 dengan nama Satuan Anti Teror Detasemen 81 (Den-81) Kopassandha, yang di komando Mayor Inf. Luhut Binsar Panjaitan dan Kapten Inf. Prabowo Subianto selaku wakil komandan.
Paragraf kedua caption yang dituliskan Luhut menceritakan bagaimana perjuangan mereka berdua dahulu untuk menuntaskan panggilan negara ke Jerman Barat selama 11 bulan tersebut.
“Selama 11 bulan lamanya, kami menjalani pendidikan yang sangat keras di tengah cuaca ekstrem. Setiap hari menjadi ujian ketahanan fisik dan mental, sekaligus pelajaran tentang disiplin, persaudaraan, dan dedikasi terhadap tugas. Dari medan latihan yang membeku hingga sesi penyelamatan dari ketinggian, semuanya menuntut kesempurnaan dan tekad yang tak boleh surut.”
Dari pengalaman tersebut, Luhut menceritakan bagaimana beliau bisa mengenal kepribadian dari Presiden Prabowo Subianto, yang menurutnya, sosok yang pantang menyerah dan teguh.
“Dari masa itu, saya mengenal Presiden Prabowo sebagai sosok yang pantang menyerah. Pernah suatu ketika, ia terjatuh saat menjalani latihan terjun dari ketinggian. Namun bukannya menyerah, ia justru bersikeras melanjutkan latihan hingga tuntas. Dari situ saya melihat keteguhan hatinya … bagi beliau, perjuangan tidak pernah berhenti hanya karena rasa sakit.”
Luhut juga menceritakan dan meyakini bahwa apa yang dilihatnya dari Presiden Prabowo Subianto selama masa-masa berat bersamanya di militer, dapat membentuk dan membangun kepemimpinannya di masa kini.
“Pendidikan itu bukan sekadar latihan, melainkan ujian karakter. Dan di sanalah saya menyaksikan langsung semangat juang yang membentuk kepemimpinannya hari ini.”
“Saya meyakini semangat dan disiplin yang pernah ditempa di masa-masa berat itu dapat menjadi letupan energi baru dalam membangun fondasi pemerintahan yang tangguh, berdaulat, dan berorientasi pada kemajuan bangsa.” tulisnya dalam paragraf keempat.
Sebagai penutup, Luhut menuliskan ucapan selamat atas hari jadi ke-74 Presiden RI kedelapan. Beliau juga turut mendoakan Presiden Prabowo, serta mengharapkan kebijaksanaan baginya untuk membawa Indonesia menuju cita-cita mulianya di 2045.
“Selamat ulang tahun ke-74, Presiden Prabowo Subianto. Semoga Tuhan Yang Maha Kasih, senantiasa memberi kesehatan, kekuatan, dan kebijaksanaan dalam setiap langkah Bapak memimpin negeri ini. Semakin tangguh membawa Indonesia menuju cita-cita luhurnya, bersama Indonesia Maju, menuju Indonesia Emas 2045” tulis Luhut dalam akhir paragraf. (Stefanus Bintang Agni)
/data/photo/2024/10/22/671772c8b978d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)





