Prabowo Perintahkan TNI/Polri Tindak Ormas yang Pungli Pengusaha
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto memerintahkan TNI/Polri untuk menindak
pungutan liar
(pungli) yang diminta oleh organisasi masyarakat (ormas) kepada pengusaha.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dewan Ekonomi Nasional (DEN)
Luhut Binsar Pandjaitan
di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
“Presiden tadi memerintahkan TNI, Polri, dan Kejaksaan untuk menindak hal-hal seperti itu,” kata Luhut, Rabu.
Luhut mengungkapkan, pemerintah dan aparat penegak hukum bakal mempelajari masalah itu dengan baik.
Ia ingin praktik berusaha di Indonesia mudah dan tertib.
“Nanti dipelajari dengan baik. Pokoknya harus tertib,” ujar dia.
Sebagai informasi, praktik pungli oleh ormas mencuat usai viral di media sosial.
Ormas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Bitung Jaya, Tangerang, salah satunya, meminta THR kepada perusahaan di wilayah tersebut.
Dalam suratnya, ormas itu tidak menyebut jumlah THR yang diminta.
Namun, mereka menyatakan, besar kecilnya pemberian akan diterima.
“Kami meminta kepada perusahaan dan pengusaha di lingkungan kami untuk memberikan dana THR. Besar kecilnya pemberian akan kami terima dengan senang hati,” demikian isi surat yang ditandatangani Ketua LPM Bitung Jaya, Jayadi.
Menanggapi hal ini, pemerintah telah mengambil langkah hukum untuk mengatasi keluhan pengusaha terkait ormas yang meminta tunjangan hari raya (THR).
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu menyebut masalah ini harus mendapat perhatian serius.
“Persoalan ormas yang meminta THR adalah masalah yang sangat khusus,” ujar Todotua di Kantor Kementerian Investasi, Selasa (18/3/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Luhut Binsar Panjaitan
-
/data/photo/2025/03/19/67dab87dc9c48.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Perintahkan TNI/Polri Tindak Ormas yang Pungli Pengusaha
-

IHSG Anjlok, Presiden Prabowo Bakal Temui Perwakilan Investor
Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto berencana menemui perwakilan investor sebagai respons atas anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 395,8 poin atau 6,12% ke level 6.076 pada perdagangan sesi I, Selasa (18/3/2025). Hal ini disampaikan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
“Presiden akan bertemu dengan investor market,” ujar Luhut di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Luhut belum merincikan jadwal dan lokasi pertemuan Presiden Prabowo dengan perwakilan investor. Pertemuan itu, katanya, tengah diatur oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
“Nanti lagi diatur. Pak seskab yang atur ” ucap Luhut.
Terkait ambruknya IHSG sampai 6%, Luhut tidak melihat penurunan itu sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan. Menurutnya, penurunan IHSG sampai level itu memang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Merespons isu kepercayaan investor yang menurun, Luhut mengingatkan IHSG per Rabu (19/3/2025) ini sudah rebound atau mengalami penguatan. Lebih lanjut, Luhut menegaskan pemerintah akan melakukan pengawasan dengan cermat.
“Presiden tetap akan hati-hati masalah disiplin fiskal dan betul betul dihitung dengan baik,” tandas Luhut.
IHSG hari ini menunjukkan tren pemulihan setelah mengalami tekanan besar pada sesi sebelumnya. Pada Selasa (18/3/2025), IHSG sempat anjlok drastis hingga terkena penghentian perdagangan sementara atau trading halt.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG masih berada di zona merah, tetapi selanjutnya terus naik ke zona hijau. Apalagi, setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan kebijakan buyback saham tanpa RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk menstabilkan pasar.
IHSG kemudian kembali naik pada penutupan perdagangan Rabu (19/3/2025). Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 1,42% atau 88 poin ke level 6.311.
-

Prabowo Panggil Sri Mulyani, Airlangga, dan Luhut ke Istana, Ada Apa?
Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (19/3/2025) sore. Para menteri yang hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan.
Pertemuan ini diduga berkaitan dengan penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang menyebabkan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan penghentian sementara perdagangan (trading halt) pada Selasa (18/3/2025).
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat menghentikan sementara perdagangan saham pada pukul 11.19.31 WIB di sistem Jakarta Automated Trading System (JATS) akibat penurunan IHSG yang melebihi 5%.
Airlangga menjadi pejabat pertama yang tiba di Istana. Saat ditanya mengenai agenda rapat, ia hanya memberikan jawaban singkat.
“Ini ada pertemuan dengan DEN, kami akan mendengarkan masukan dari mereka,” ujar Airlangga singkat dikutip dari Antara.
Meskipun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai isi rapat, ia menegaskan pertemuan tersebut bertujuan untuk mendapatkan pandangan dari Dewan Ekonomi Nasional.
Tak lama setelah kedatangan Airlangga, Sri Mulyani juga tiba di lokasi. Namun, ia tidak memberikan pernyataan kepada media dan hanya tersenyum saat melintas.
Sementara itu, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan yang tiba setelah kedua menteri tersebut, juga enggan memberikan detail mengenai pertemuan yang akan berlangsung. “Nanti setelah rapat selesai, baru kita bicara,” kata Luhut singkat dan langsung masuk menemui Prabowo.
-

Prabowo panggil Airlangga, Sri Mulyani dan Luhut setelah IHSG anjlok
Ini kan ada DEN, kita mendengarkan DEN
Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto memanggil sejumlah menteri, yakni Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan ke Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu sore, yang ditengarai setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam sehingga Bursa Efek Indonesia memberlakukan trading halt pada perdagangan Selasa (18/3).
Airlangga yang pertama kali datang hanya menjawab singkat pertanyaan media soal undangan rapat dari Presiden Prabowo.
“Ini kan ada DEN, kita mendengarkan DEN,” kata Airlangga singkat dalam wawancara cegat kepada media.
Meski tidak ingin merinci lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa pihaknya akan mendengarkan masukan dari DEN.
Setelah itu, Sri Mulyani datang tak berselang lama dari Airlangga, namun ia tak memberi keterangan dan hanya melempar senyum kepada media.
Setelah Airlangga dan Sri Mulyani, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan juga tidak memberi keterangan terkait hal apa yang akan dibahas dalam rapat.
“Nanti selesai rapat. Selesai ini ya,” kata Luhut singkat.
Adapun Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) yang dipicu oleh penurunan IHSG yang mencapai lebih dari 5 persen.
Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/3) siang, IHSG tercatat ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08.
Sementara itu, indeks LQ45 tercatat turun 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.Sedangkan pada penutupan perdagangan Selasa (18/3) sore, IHSG ditutup melemah 248,56 poin atau 3,84 persen ke posisi 6.223,39.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 20,34 poin atau 2,79 persen ke posisi 709,01.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025 -

Prabowo Panggil Luhut, Airlangga, dan Sri Mulyani ke Istana, Bahas Apa?
Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan sejumlah menteri dan perwakilan Dewan Ekonomi Nasional (DEN)di Istana Negara, Rabu (19/3/2025).
Menurut pantauan Bisnis, tiba secara satu per satu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan hadir dalam rapat tersebut.
Airlangga tiba terlebih dahulu pada pukul 15.38 WIB dengan mengenakan kemeja putih. Saat ditanya mengenai agenda pertemuan, dia menjawab singkat bahwa hanya akan mendengar paparan di dalam.
“Hari ini mendengarkan DEN, kami dengar saja dulu,” kata Airlangga.
Tak lama kemudian, Sri Mulyani terlihat memasuki Istana dengan kemeja biru navy berlogo Kementerian Keuangan di dada kanan. Saat ditanya wartawan mengenai pembahasan dalam rapat tersebut, dia hanya tersenyum dan berkata,
“Gatau [bahas apa], nanti ya,” ujarnya sambil tersenyum.
Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir terakhir memberikan pernyataan lebih singkat.
Dia hanya mengatakan bahwa agenda hari ini hanya rapat tanpa memberi tahu isu yang akan dibawakan. Namun, ketika ditanya apakah rapat akan membahas soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir, dia menjawab singkat.
“Nanti aja selesai rapat,” ucapnya.
Sementara itu, saat ditanya mengenai kondisi ekonomi dan rendahnya penerimaan pajak, Luhut juga enggan berkomentar banyak.
“Nanti ya selesai ini baru saya [bicara],” ujarnya sebelum memasuki ruang pertemuan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi mengenai hasil rapat. Namun, pertemuan ini diperkirakan membahas kondisi ekonomi nasional, termasuk strategi pemerintah dalam menghadapi tekanan pasar dan kebijakan fiskal ke depan.
-

Ambisi Luhut di Balik Rencana Pembentukan Family Office
Bisnis.com, JAKARTA — Keinginan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan untuk membentuk Family Office belum pudar. Dia yang sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) bahkan sesumbar, pembentukan suaka pajak bagi para konglomerat itu sedang tahap finalisasi.
Luhut dan Family Office memang tidak bisa dipisahkan. Ide untuk membentuk ‘skema investasi’ itu pertama kali terlontar dari mulut Luhut di akhir pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) 2024 lalu. Nantinya, para konglomerat yang mau menaruh uangnya di Indonesia akan dibuai oleh berbagai macam insentif. Pembebasan pajak salah satunya.
Namun hasrat Luhut untuk membentuk Family Office itu tidak kunjung terealisasi. Kementerian Keuangan alias Kemenkeu menentangnya. Sejumlah sumber Bisnis, di lingkungan pemerintahan, bahkan pernah menyinggung mengenai risiko jatuhnya reputasi Indonesia. Apalagi sebelumnya, pemerintah juga pernah melakukan 2 kali pengampunan pajak alias tax amnesty.
Adapun Luhut dalam pernyataan terbarunya cukup optimistis bahwa Family Office segera terbentuk. Dia berharap tidak ada penolakan lagi. Pemerintah, kata Luhut, akan terus melakukan sejumlah perbaikan, termasuk melibatkan investor kakap asal Amerika Serikat (AS) Ray Dalio. Ray Dalio juga terlibat dalam proyek Danantara.
“Kita harapkan ya dalam beberapa bulan ke depan, tinggal Presiden [Prabowo], karena Presiden sudah memberikan go ahead [persetujuan untuk lanjut]. Jadi secara teknis kita nanti laporkan ke Presiden, kalau Presiden perintah eksekusi ya kita eksekusi,” ujar Luhut, Rabu (12/3/2025) lalu.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut B Pandjaitan./IstimewaPerbesar
Bisnis mencatat bahwa Family Office sejatinya bukanlah gagasan baru dalam lanskap finansial global. Namun skema penarikan dana konglomerat itu, biasanya diterapkan oleh negara atau yurisdiksi yang memiliki reputasi sebagai suaka pajak. Singapura dan Hong Kong adalah dua di antaranya.
Singapura dan Hong Kong telah memiliki reputasi sebagai pusat keuangan global. Investor atau keluarga konglomerat merasa aman menyimpan atau menginvestasikan uang mereka di negara tersebut. Dana atau investasi asing yang masuk ke Indonesia mayoritas juga berasal dari Singapura.
Tahun 2024 lalu, ada sekitar 1.500 family office di Singapura dan sekitar 1.400 di Hong Kong. Kendati demikian, kebijakan-kebijakan ramah pajak tersebut, membuat Singapura maupun Hong Kong telah lama memiliki reputasi sebagai suaka pajak alias tax haven. Ada ratusan triliun harta milik warga negara Indonesia (WNI) yang disimpan di negeri Jiran tersebut, khususnya Singapura.
Para buronan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia alias BLBI sebagian juga tercatat memiliki aset atau tempat tinggal di Singapura. Bisnis juga mencatat beberapa perusahaan asal Indonesia memiliki anak usaha di Singapura (sebagian omsetnya lebih tinggi dibanding induknya di Indonesia), yang diduga tujuannya untuk melakukan penghindaran pajak.
Laporan Straits Times, satu dari sekian kasus pencucian uang senilai US$2,8 miliar, terindikasi terkait dengan family office yang telah diberikan insentif oleh Otoritas Moneter Singapura.
Sementara itu di Indonesia, kendati berangsur positif, tetapi reputasi pasar keuangan di Indonesia juga masih jauh panggang dari api dibandingkan dengan Singapura dan Hong Kong.
Belum lagi, ada persoalan yang cukup pelik jika family office itu benar-benar terealisasi. Bagaimana pemerintah bisa menjamin jika harta atau uang milik keluarga crazy rich murni dari proses bisnis. Alih-alih mendatangkan modal, uang atau harta yang ditempatkan atau dikelola family office di Indonesia itu berasal dari hasil kejahatan entah itu pengemplang pajak, korupsi, atau kejahatan keuangan lainnya.
Sementara itu, Indonesia juga memiliki persoalan klasik tentang kepastian hukum. Penegakan hukum kerap menimbulkan ketidakpastian. Padahal, orang berinvestasi atau mau menempatkan uangnya butuh kepastian baik dari sisi regulasi dan kepastian hukum terkait aset-aset yang nantinya mereka akan simpan.
Pengalaman tax amnesty jilid 1, dimana hasilnya tidak terlalu berpengaruh terhadap struktur penerimaan pajak dan perekonomian secara umumnya, perlu menjadi warning bagi pemerintah. Jangan sampai family office mengulangi kesalahan tax amnesty jilid 1 yang yang direpatriasi masih sangat minim.
Dilema Capital Outflow
Meski demikian, harus diakui bahwa investasi atau aliran modal ke dalam negeri sangat dibutuhkan di tengah tren melonjaknya aliran modal keluar selama tahun 2024 lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, Singapura, Amerika Serikat, dan China menjadi tempat tujuan aliran uang asal Indonesia. Namun demikian, Singapura tetap menjadi tujuan utama kalau merujuk kepada data transaksi asal Indonesia selama 2024.
Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan alias PPTAK mencatat bahwa jumlah transfer dana dari Indonesia ke Singapura mencapai Rp4.806,3 triliun selama tahun 2024. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain, salah satunya AS.
Singapura./IlustrasiPerbesar
Dalam catatan Bisnis, nilai transfer dana keluar dari Indonesa ke AS hanya di angka Rp1.447,9 triliun atau sebesar 30% dari nilai transfer dana ke Singapura. Sementara itu, jika menghitung angka transfer ke China, jumlahnya lebih kecil lagi.
Data PPATK memaparkan bahwa transfer dana dari Indonesia ke China senilai Rp931,8 triliun. Nilai transfer tersebut hanya sebesar 19,3% dari nilai transfer dana RI ke Singapura. Adapun jika digabungkan, nilai transfer dana dari Indonesia ke 3 negara tersebut mencapai Rp7.186 triliun.
Sementara itu, jika melihat timeline alias waktu transaksinya, lonjakan transfer dana dari Indonesia ke Singapura terjadi pada bulan April dan Mei 2024. Pada bulan April, nilai transfer dana ke negeri Singa mencapai Rp923,6 triliun. Angka ini melonjak lebih dari 373,6% dari bulan Maret 2024 yang tercatat sebesar Rp195 triliun.
Pada bulan Mei 2024, lembaga intelijen keuangan merekam nilai transfer dana dari Indonesia ke Singapura bahkan menembus angka Rp1.792,5 triliun.
Sejauh ini PPATK belum memaparkan secara terperinci mengenai anomali transaksi transfer dana dari Indonesia ke Singapura pada bulan tersebut.
Risiko Pencucian Uang
Secara terpisah, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan family office rentan menjadi tempat pencucian uang.
Orang yang menanamkan harta atau uang di family office, kata Bhima, memiliki banyak sekali layer investasi yang memang akan sulit dilacak oleh otoritas pajak. Selain di Singapura, Hong kong, dan London, mereka juga memiliki banyak sekali pembukaan kantor di negara suaka pajak.
“Ada Gibraltar, British Virgin Island, kemudian ada di Panama. Nah, itu salah satu ciri Family Office. Memang mereka sangat rentan menjadi tempat pencucian uang.”
Bhima khawatir jika program itu dipaksakan masuk ke Indonesia justru akan merusak reputasi sektor keuangan RI karena Indonesia dianggap melakukan race to the bottom.
“Jadi race to the bottom ini adalah perlombaan ke dasar, dengan memberikan insentif perpajakan, kalau perlu bebas pajak ini seperti upaya desperate atau putus asa dalam menarik modal dari luar negeri untuk berinvestasi langsung.”
Di sisi lain, family office kalaupun nantinya berhasil ditarik, sebagian besar asetnya berbentuk portofolio keuangan, bukan FDI atau Foreign Direct Investment.
Menurutnya, para pemilik dana atau harta nantinya hanya bermain di surat utang, saham. Artinya, tidak berinvestasi secara langsung dalam membangun pabrik. Padahal, menurut Bhima, yang dibutuhkan sekarang ini justru menarik investasi masuk ke Indonesia dalam bentuk relokasi industri yang bersifat padat karya.
Bhima menilai ada tujuan yang melenceng jauh dari upaya menarik investasi yang berkualitas. “Justru yang harus dikejar kerja sama perpajakan internasional, kemudian justru melakukan pajak bagi orang kaya atau wealth tax. Nah, itu yang harus dilakukan. Kalau ini [Family Office], kesannya seperti pengampunan pajak jilid 3 gitu ya berkedok family office.”
-

Kritik Luhut dan Airlangga Soal Tim Khusus Kaji Penghambat Investasi, Pakar Hukum Tata Negara: Itu Kalian
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pakar Hukum Tata Negara Indonesia, Bavitri Susanti mengkritik pemerintah yang membentang tim khusus untuk mengkaji penghambat investasi di Indonesia.
Menurutnya, justru yang menjadi penghambat adalah pemerintah yang berpraktik korupsi, kolusi dsn nepotisme (KKN).
“Penghambat investasi itu ya kalian yang berpraktek nepotisme, kolusi, korupsi,” kata Bavitri melalui akun X pribadinya, Jumat, (14/3/2025).
Bavitri menyinggung soal hukum yang dimanipulasi, kebijakan yang berubah-ubah hingga bicara asal bombastis.
“Memanipulasi hukum, bikin kebijakan berubah-ubah terus (karena tidak pakai data), yang ngomong asal populis dan bombastis tapi kebijakan chaos,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membentuk tim tersebut.
“Nanti ada tim akan bekerja mulai besok selama seminggu, karena pada dasarnya kita sudah paham itu. Sehingga dengan begitu, ekonomi ini bisa lebih bagus,” kata Luhut.
Tokoh Nahdlatul Ulama, Umar Hasibuan juga memberikan sentilan kepada Luhut dan Airlangga.
“Perasaan ya 10 tahun jadi menteri saya gak pernah tahu dia pernah bawa investor besar ke negara ini. Apa kalian bisa kasih info kesaya investor besar yang pernah dibawa luhut ke indonesia ges?,” ungkap kader PKB ini. (*)
-

Pemerintah Akan Tindak Ormas Preman yang Ganggu Investasi
Jakarta –
Ketua dewan ekonomi nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan menindak oknum ormas nakal yang melakukan aksi premanisme. Menurutnya aksi premanisme ini dapat mengganggu iklim investasi dalam negeri.
“Kita akan kaji ulang dan juga berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, Kadin serta DPR agar mana ormas yang bermanfaat dan yang meresahkan bagi iklim investasi di negara kita,” kata Luhut dalam keterangan resminya, Jumat (14/03/2025).
Senada dengan Luhut, Wakil ketua umum Kadin bidang kepatuhan dan etika bisnis Haryara Tambunan mengatakan tindakan premanisme ini sangat tidak dibenarkan dan bisa mengganggu minat para investor, khususnya dari asing, untuk menanamkan modalnya di RI.
Haryara menjelaskan saat pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan penegak hukum untuk bekerja sama menertibkan ormas-ormas nakal yang melakukan aksi premanisme kepada sejumlah perusahaan, baik asing maupun lokal.
“Kita akan terus berkomunikasi dan koordinasi dengan pihak kepolisian dan instansi hukum lainnya terkait keluhan yang masuk dari para rekan pengusaha dan investor, dan kami percaya serta berharap kepada mereka agar kasus-kasus seperti ini segera diselesaikan,” jelasnya.
Di sisi lain Haryara turut mengingatkan bahwa tidak semua ormas melakukan aksi premanisme dan merugikan banyak pihak. Untuk itu ia meminta kepada masyarakat dan terutama para pengusaha untuk tidak menilai buruh keberadaan ormas di RI.
“Ya tidak boleh kita sama ratakan begitu (premanisme ormas), buktinya masih banyak ormas-ormas di negara ini yang berkompeten dalam membantu pembangunan negara kita baik secara ekonomi, sosial, budaya dan yang lainnya,” tegasnya.
(fdl/fdl)

