Tag: Kim Jong Un

  • Korut Bersihkan Kursi Kim Jong Un Usai Bertemu Putin, Takut DNA Dicuri?

    Korut Bersihkan Kursi Kim Jong Un Usai Bertemu Putin, Takut DNA Dicuri?

    Beijing

    Para staf Korea Utara (Korut) secara teliti membersihkan barang-barang yang disentuh oleh pemimpin tertinggi mereka, Kim Jong Un, sesaat setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin digelar di Beijing, China, pada Rabu (3/9) waktu setempat.

    Momen tersebut, seperti dilansir Reuters dan NDTV, Kamis (4/9/2025), terlihat dalam sebuah video yang dibagikan seorang reporter Kremlin bernama Alexander Yunashev via Telegram. Video itu tampaknya direkam setelah Kim Jong Un dan Putin mengakhiri pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam di Beijing.

    Video tersebut mengungkapkan bahwa setelah pertemuan selesai digelar, seorang staf perempuan Korut, yang membawa nampan, dengan cepat menyingkirkan gelas yang diduga digunakan oleh Kim Jong Un.

    Sedangkan seorang staf laki-laki Korut, seperti terlihat dalam video, langsung mengelap kursi bekas tempat duduk Kim Jong Un dengan kain, mulai dari sandaran punggung hingga sandaran tangan. Bagian sisi meja yang mungkin disentuh Kim Jong Un saat berbicara dengan Putin juga ikut dibersihkan.

    Staf laki-laki Korut itu menghabiskan waktu sekitar satu menit untuk mengelap semua bagian kursi yang diduduki Kim Jong Un. Dekorasi interior dan furnitur di sekitarnya juga tidak luput dari pembersihan.

    “Setelah negosiasi selesai, staf yang mendampingi pemimpin DPRK dengan hati-hati menghancurkan semua jejak kehadiran Kim,” kata Yunashev dalam siaran live via Telegram, merujuk pada nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.

    “Mereka mengambil gelas tempat dia minum, mengelap bantalan kursi, dan bagian-bagian furnitur yang disentuh pemimpin Korea,” sebutnya.

    Yunashev menambahkan bahwa terlepas dari aksi pembersihan yang aneh itu, pertemuan tersebut berakhir secara positif, dengan Kim Jong Un dan Putin meninggalkan ruangan “dengan sangat puas” sebelum menikmati teh bersama.

    Alasan pasti untuk pembersihan ruangan dan furnitur oleh para staf Korut itu masih dirahasiakan. Namun media terkemuka Amerika, CNN, berspekulasi bahwa pembersihan semacam itu mungkin dimaksudkan untuk mencegah kebocoran informasi DNA milik Kim Jong Un.

    Tonton juga video “Spesifikasi Kereta Api yang Bawa Kim Jong Un ke China” di sini:

    Hal tersebut juga menunjukkan langkah-langkah luar biasa yang diambil Korut untuk menyembunyikan petunjuk apa pun tentang kesehatan Kim Jong Un.

    Dalam kunjungan ke luar negeri sebelumnya, menurut laporan Nikkei yang mengutip badan intelijen Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, Kim Jong Un bahkan membawa toiletnya sendiri di dalam kereta warna hijau yang khas yang membawanya ke Beijing untuk menyembunyikan petunjuk kesehatan.

    Pakar kepemimpinan Korut dari Stimson Center yang berkantor di Amerika Serikat (AS), Michael Madden, mengatakan bahwa langkah semacam itu merupakan protokol standar sejak era pendahulu Kim Jong Un, ayahnya Kim Jong Il.

    “Toilet khusus dan kantong sampah berisi kotoran, limbah, dan puntung rokok yang diwajibkan agar badan intelijen asing, bahkan yang bersahabat sekalipun, tidak bisa mengambil sampel dan mengujinya,” sebut Madden.

    “Itu akan memberikan wawasan tentang kondisi medis apa pun yang mempengaruhi Kim Jong Un. Ini bisa mencakup hair tag dan skin tag,” katanya.

    Dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Hanoi tahun 2019, para pengawal Kim Jong Un terlihat memblokir satu lantai kamar hotelnya untuk membersihkan kamar selama berjam-jam dan mengeluarkan barang-barang termasuk kasur.

    Tim pengawal Kim Jong Un juga membersihkan barang-barang dengan teliti sebelum digunakan sang pemimpin. Dalam pertemuan tahun 2018 dengan Presiden Korsel saat itu Moon Jae In, para pengawal Korut menyemprot kursi dan meja dengan sanitizer dan mengelapnya sebelum Kim Jong Un duduk.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Putin Semobil Bareng Kim Jong Un di China, Naik Limosin Mewah Ini

    Putin Semobil Bareng Kim Jong Un di China, Naik Limosin Mewah Ini

    Jakarta

    Vladimir Putin dan Kim Jong Un sempat semobil saat di China. Keduanya terlihat naik limosin mewah buatan Rusia bernama Aurus Senat.

    Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Petinggi Korea Utara Kim Jong Un usai menghadiri parade militer di China. Disela-sela pertemuan itu, keduanya sempat berada dalam satu mobil. Dalam video yang beredar di media sosial, baik Putin maupun Kim Jong Un saling mempersilakan untuk naik mobil lebih dahulu.

    Pada akhirnya Putin masuk ke mobil lebih dulu dari pintu kanan belakang. Kim Jong Un menyusul setelahnya, naik dari pintu belakang kiri. Terlihat mobil yang ditumpangi itu adalah Aurus Senat. Sebagaimana terlihat jelas emblem di bagian tengah bertuliskan ‘Aurus’ dan di sisi kanan bodi belakang mobil ada tulisan ‘Senat’.

    Bagi yang belum tahu, Aurus Senat merupakan mobil kepresidenan Rusia. Mobil ini kerap menemani Putin saat berdinas di dalam negeri ataupun di luar negeri. Kim Jong Un pun tampaknya sudah tak asing lagi dengan limosin mewah Rusia. Sebab, Kim Jong Un memiliki satu unit Aurus Senat hadiah dari Putin pada tahun 2024.

    Aurus, yang berkantor pusat di Moskow, telah memasok limosin lapis baja kepada Putin sejak 2018. Senat Aurus adalah proyek prestise bagi Kremlin, di tengah upaya untuk mengurangi ketergantungan impor barang produksi dan teknologi pada Barat setelah Rusia dikenai sanksi pada tahun 2014.

    Aurus Senat merupakan mobil yang digarap Rusia terinspirasi dari produsen mobil mewah asal Inggris Rolls-Royce. Bisa dilihat dari fascia depannya sangat identik dengan Rolls-Royce.

    Spesifikasi Aurus Senat

    Mobil ini juga biasa dijuluki ‘benteng berjalan’ berkat bobotnya yang diperkirakan mencapai tujuh ton dan panjang hampir tujuh meter. Beberapa fitur ‘benteng berjalan’ untuk melindungi Putin di antaranya dapat menahan ledakan, tembakan, dan serangan gas kimia. Senat Aurus juga dibekali komunikasi canggih, yang menjadikannya pusat komando di dalam mobil.

    Di balik bonetnya, Aurus Senat mengusung mesin 4.4 liter V8 twin-turbo hybrid yang dikembangkan bekerja sama dengan Porsche, menghasilkan 590 HP dan torsi 649 lb-ft (880 Nm) yang disalurkan ke seluruh rodanya.

    Mesin itu dipasangkan dengan transmisi otomatis sembilan percepatan. Berkat mesin itu, akselerasi 0-100 km/jam bisa ditempuh dalam waktu 6 detik dan puncak kecepatan mencapai 250 km/jam.

    Adapun soal fitur, dipercaya mobil ini dapat menahan ledakan, tembakan, dan serangan gas kimia. Aurus Senat juga dibekali komunikasi canggih, yang menjadikannya pusat komando di dalam mobil.

    Akses keluar masuk juga lebih mudah karena ukuran pintu yang besar. Aurus Senat itu juga disebut memiliki pintu darurat di bagian belakang dan bisa digunakan penumpang keluar saat situasi genting.

    (dry/din)

  • Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un sedang berkonspirasi melawan AS. Kremlin langsung memberikan respons dengan membantah tuduhan Trump itu.

    Tuduhan itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (4/9/2025), disampaikan Trump saat ketiga pemimpin itu bertemu di China dalam rangka menghadiri parade militer besar-besaran memperingati 80 tahun kemenangan Beijing atas Jepang dalam Perang Dunia II.

    Sekitar 26 kepala negara, termasuk Putin dan Kim Jong Un, diundang untuk menyaksikan langsung parade militer tersebut. China tidak menyampaikan undangan serupa kepada Trump, terutama setelah ketegangan antara Beijing dan Washington meningkat beberapa waktu terakhir terkait tarif.

    “Tolong (Presiden Xi) sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulis Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social pada Rabu (3/9).

    Trump, dalam pernyataannya, menekankan peran AS dalam mendukung China selama Perang Dunia II melawan invasi Jepang. Dia menyesalkan Xi tidak menyebut besarnya dukungan dan peran AS dalam membantu China meraih kemenangan.

    “Pernyataan besar yang harus dijawab adalah apakah Presiden Xi dari China akan menyebutkan besarnya dukungan dan ‘darah’ yang diberikan Amerika Serikat kepada China untuk membantu negara itu mengamankan KEBEBASAN dari penjajah asing yang sangat tidak bersahabat,” sebut Trump.

    “Banyak warga Amerika gugur dalam perjuangan China meraih Kemenangan dan Kejayaan. Saya berharap mereka dihormati dan dikenang atas keberanian dan pengorbanan mereka!” ucapnya.

    “Semoga Presiden Xi dan rakyat China yang luar biasa merayakan hari kemenangan yang agung dan abadi,” harap Trump dalam pernyataannya.

    Kremlin Bantah Tuduhan Trump Soal Konspirasi Melawan AS

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia merespons tuduhan Trump dengan bantahan. Ditegaskan oleh Kremlin bahwa Putin tidak berkonspirasi dengan Xi dan Kim Jong Un untuk melawan AS.

    Kremlin bahkan mengisyaratkan bahwa Trump mungkin hanya bermaksud menyindir.

    Korut telah berulang kali mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan mengirikan pasukan dan peralatan militer. Sedangkan China memasok peralatan militer dan membeli produk-produk Rusia saat negara itu terisolasi akibat invasinya ke Kyiv.

    Saat ditanya soal tuduhan Trump soal konspirasi melawan AS, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan bahwa Trump mungkin sedang menyindir dengan kritikan terhadap Rusia, China dan Korut.

    “Saya ingin mengatakan bahwa tidak ada yang berkonspirasi, tidak ada yang merencanakan apa pun, tidak ada konspirasi,” tegas Ushakov dalam pernyataannya.

    “Tidak seorang pun memiliki pemikiran seperti itu — tidak satu pun dari ketiga pemimpin ini yang memiliki pemikiran seperti itu,” sebutnya.

    “Saya bisa mengatakan bahwa semua orang memahami peran yang dimainkan oleh Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Trump saat ini, dan Presiden Trump secara pribadi dalam situasi internasional saat ini,” kata Ushakov.

    Tonton juga video “Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Xi Jinping dan Putin Kepergok Bahas Hidup Abadi

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin terdengar mendiskusikan transplantasi organ sebagai upaya untuk memperpanjang usia hingga ratusan tahun di sela-sela parade militer di Beijing. Putin bahkan mengisyaratkan kehidupan abadi dapat dicapai berkat inovasi bioteknologi, menurut terjemahan pernyataan yang tertangkap mikrofon.

    Momen itu tertangkap dalam livestream Victory Day Parade yang berlangsung di Beijing, China pekan ini, saat kedua pemimpin dunia tersebut dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjalan bersama melalui Lapangan Tiananmen.

    Audio percakapan tentang umur panjang tersebut berlangsung kurang dari satu menit, dan kadang-kadang terputus. Rekamannya terdengar lebih jelas saat penerjemah Xi menyampaikan komentarnya dalam bahasa Rusia.

    “Di masa lalu, jarang ada orang yang berusia lebih dari 70 tahun, tapi sekarang mereka mengatakan bahwa pada usia 70 tahun seseorang masih seperti anak-anak,” kata penerjemah Xi, seperti dikutip dari BBC, Kamis (4/9/2025).

    Xi agak melebih-lebihkan, karena angka harapan hidup di China secara keseluruhan adalah 77,6 tahun, sedangkan di Rusia hanya 70 tahun yang justru di bawah rata-rata global sebesar 71,4 tahun.

    Putin merespons komentar Xi namun tidak terdengar jelas. Penerjemahnya kemudian menyampaikan ucapan Putin dalam bahasa Mandarin yang membicarakan bioteknologi dan transplantasi organ.

    “Dengan pengembangan bioteknologi, organ tubuh manusia dapat terus ditransplantasi dan orang-orang dapat hidup semakin muda, bahkan mencapai keabadian,” ujar penerjemah Putin.

    Penerjemah Xi kemudian menanggapi dengan klaim bahwa orang-orang mungkin dapat hidup hingga usia 150 tahun pada akhir abad ini.

    Xi dan Putin saat ini sudah berusia 72 tahun dan keduanya belum menyatakan niat untuk mundur sebagai presiden atau memikirkan penerusnya. Xi dan Putin sudah memimpin negaranya masing-masing selama 13 tahun dan 25 tahun.

    Putin mengonfirmasi pembicaraan tersebut dalam konferensi pers dengan media Rusia setelah kunjungannya di China berakhir. Ia mengatakan perkembangan medis modern, termasuk operasi transplantasi organ, diharapkan dapat meningkatkan usia harapan hidup secara signifikan.

    “Ini akan memiliki konsekuensi sosial, politik, dan ekonomi. Tentu saja kita harus berpikir tentang hal ini,” kata Putin.

    Prediksi tentang kemungkinan manusia dapat hidup abadi bukan sesuatu yang baru. Ilmuwan komputer dan futuris Ray Kurzweil mengatakan manusia hanya perlu bertahan hingga tahun 2030 untuk mendapatkan kesempatan hidup abadi.

    Namun visi Kurzweil sedikit berbeda dengan Putin yang mengandalkan transplantasi organ untuk dapat hidup abadi. Kurzweil mengatakan manusia masa depan dapat hidup lebih lama berkat nanobot yang mengalir di darah untuk melakukan perbaikan dan menghubungkan otak manusia ke cloud.

    (vmp/vmp)

  • Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin kedapatan bicara tentang transplantasi organ sebagai cara memperpanjang hidup. Obrolan itu tertangkap di sela-sela acara parade militer di Beijing, China.

    Dilansir BBC, Kamis (4/9/2025), Putin menyatakan bahwa transplantasi organ itu bisa memperpanjang usia seseorang. Putin mengatakan kehidupan abadi saat ini bisa dicapai berkat inovasi dalam bioteknologi.

    Momen tidak terduga ini terekam dalam siaran langsung yang disiarkan oleh TV pemerintah China saat Xi Jinping, Putin, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan bersama di Lapangan Tiananmen yang bersejarah di China.

    Berikut percakapan yang terekam kamera:

    Xi: Sekarang, 70 tahun

    Penerjemah Mandarin: Organ manusia dapat ditransplantasikan berulang kali, agar seseorang bisa semakin muda meskipun usianya bertambah, dan bahkan mungkin bisa menunda usia tua tanpa batas.

    Xi: Diramalkan bahwa di abad ini, kita mungkin bisa hidup hingga usia 150 tahun.

    Lihat juga Video ‘Putin Disambut Hangat Xi Jinping dalam Pertemuan di China’:

    (zap/imk)

  • Trump Sesalkan Xi Jinping Tak ‘Mention’ AS di Pidato Parade Militer China

    Trump Sesalkan Xi Jinping Tak ‘Mention’ AS di Pidato Parade Militer China

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump buka suara mengenai parade militer di China. Dia menilai acara itu merupakan ‘upacara yang indah’.

    “Saya pikir itu adalah upacara yang indah. Saya pikir itu sangat, sangat mengesankan,” kata Trump kepada wartawan, dilansir Reuters, Kamis (4/9/2025).

    Trump mengaku menonton pidato Presiden China Xi Jinping. Trump memuji Xi, namun dia menyesalkan Xi tidak menyebut AS dalam pidatonya.

    “Saya menonton pidato tadi malam. Presiden Xi adalah teman saya, tetapi saya pikir Amerika Serikat seharusnya disebutkan tadi malam dalam pidato itu, karena kami sangat, sangat membantu China,” kata Trump.

    Xi Jinping Tak Sebut AS

    Invasi Jepang ke China pada tahun 1937 merupakan eskalasi besar dalam pertempuran yang kemudian memicu Perang Dunia II, dan penyerahan diri Jepang pada tahun 1945 menandai berakhirnya konflik tersebut. AS bergabung dalam perang pada tahun 1941, membantu pasukan China melawan militer Jepang dan memainkan peran penting dalam kekalahan Jepang.

    Dengan memanfaatkan sejarah untuk melancarkan pertempuran politik masa kini, Xi menggambarkan Perang Dunia II sebagai titik balik utama dalam “peremajaan besar bangsa China” yang kini diperintah oleh Partai Komunis Tiongkok dan sekutu-sekutunya.

    Kemarin, Xi mengucapkan terima kasih kepada “pemerintah asing dan sahabat internasional yang telah mendukung dan membantu rakyat China,” menurut seorang pejabat.

    Namun, ia tidak membahas peran Amerika Serikat dalam perang tersebut. Diketahui, hubungan AS-China sedang berada di titik tegang.

    Kedua belah pihak berselisih dalam berbagai masalah keamanan, mulai dari Ukraina hingga Laut Cina Selatan, dan sedang berselisih mengenai kesepakatan perdagangan yang luas untuk mencegah tarif atas barang-barang masing-masing.

    Namun, Trump telah berulang kali memuji hubungan pribadi yang positif dengan Xi, yang menurut para ajudannya dapat mengarahkan dua ekonomi terbesar dunia ke arah yang konstruktif.

    Trump juga mengatakan akan segera bertemu dengan Xi. Dalam sebuah unggahan yang ditujukan kepada Xi di Truth Social saat parade dimulai, Trump berkata, “Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, karena kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,”.

    Kremlin mengatakan mereka tidak berkonspirasi. Mereka malah menganggap pernyataan itu ironis.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/fas)

  • Kremlin Tepis Konspirasi Pemimpin Rusia-China-Korea Utara Melawan Amerika Serikat

    Kremlin Tepis Konspirasi Pemimpin Rusia-China-Korea Utara Melawan Amerika Serikat

    JAKARTA – Ajudan Kremlin Yury Ushakov menepis adanya konspirasi yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Tiongkok Xi Jinping dan Kim Jong-un dari Korea Utara untuk melawan Amerika Serikat.

    Itu disampaikan Ushakov mengomentari unggahan Presiden AS Donald Trump saat ketiga pemimpin tersebut hadir dalam parade militer menandai 80 tahun “Victory Day” di Beijing, China pada Hari Rabu.

    “Saya ingin mengatakan, tidak ada yang bermaksud berkonspirasi (melawan Amerika Serikat),” jelas Ushakov kepada reporter VGTRK Pavel Zarubin, melansir TASS 3 September.

    “Lebih lanjut, saya dapat mengatakan semua orang memahami peran Amerika Serikat, Pemerintahan Trump, dan Presiden Trump secara pribadi dalam narasi global saat ini,” jelas Ajudan Kremlin.

    Presiden Xi menggelar perayaan 80 tahun Victory Day yang diisi dengan parade militer di Tiananmen Square hingga gala resepsi di Great Hall of the People dengan dihadiri 26 kepala negara atau kepala pemerintahan, kepala badan internasional dan undang, termasuk Presiden Putin dan Pemimpin Kim.

    “Semoga Presiden Xi dan rakyat Tiongkok yang luar biasa merayakan hari yang luar biasa dan abadi. Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” ujar Presiden Trump dalam unggahan di Truth Social, seperti mengutip Reuters.

  • Pengamat Sebut Ini soal Prabowo ke China Ketemu Xi-Putin & Kim Jong Un

    Pengamat Sebut Ini soal Prabowo ke China Ketemu Xi-Putin & Kim Jong Un

    Jakarta, CNBC Indonesia– Presiden Prabowo Subianto hadir dalam parade militer memperingati 80 tahun kemenangan China dan menyerahnya Jepang, Rabu (3/9/2025). Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi membenarkan hal tersebut Selasa malam, setelah sebelumnya mengatakan penundaan pada Sabtu.

    Menurutnya hal tersebut karena permohonan China langsung. Prabowo-pun akan segera kembali Rabu malam.

    Menurut sejumlah pengamat kehadiran Prabowo menunjukkan Indonesia sebagai middle power ingin mendengar langsung apa posisi negara-negara lain, yang saat ini sedang merasa tertekan oleh kekuatan-kekuatan lain. “Dan harapan saya, Presiden menindaklanjuti dengan menjaga situasi global tetap tenang dan tidak terprovokasi juga dengan berapi-apinya Xi,” ujar praktisi dan pengajar hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja, menanggapi perjalanan Prabowo, kepada CNBC Indonesia.

    Hal sama juga disorot Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira. Ia menyebut posisi China yang sangat penting dalam ekonomi Indonesia berperan dalam keputusan kehadiran Prabowo.

    “Ya ini karena posisi China sebagai investor dan juga mitra dagang sangat signifikan bagi Indonesia. Dan, Ini juga coba meredam kunjungan Prabowo, bahwa kondisi Indonesia sangat terkendali,” ujarnya menjawab CNBC Indonesia.

    Meski demikian, menurut Bhima, kesempatan ini justru bisa dimanfaatkan oleh Prabowo untuk bertemu Xi Jinping. Khususnya untuk memperbaiki kualitas kerja sama.

    “Seperti dari sisi kualitas tenaga kerjaan, investasi-investasi China dihilirisasi, permasalahan terkait dengan lingkungan, limbahnya, masyarakat lokal di sekitar lokasi nikel… Ini harus disampaikan oleh Prabowo ke Xi Jinping,” jelasnya.

    “Sehingga hubungan kerja sama win-win, termasuk mendorong peningkatan nilai tambah pada hilirisasi. Jangan hanya sekedar berhenti pada smelter. Kemudian China akhirnya membangun investasi pabrik mobil listrik. Tetapi yang diharapkan kekosongan di tengah industri atau hollow in the middle, di mana antara smelter sampai menjadi kendaraan listrik itu butuh investasi antara. Itu investasi intermediary yang jauh lebih besar,” katanya berharap China nantinya bisa bekerja sama baik dengan BUMN ataupun Danantara.

    Trump dan Perang Dagang

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga berkomentar. Dalam unggahannya di media sosial, Trump menuduh pertemuan ketiga pemimpin itu “berkonspirasi melawan Amerika Serikat”.

    “Semoga Presiden Xi dan rakyat China yang luar biasa merayakan hari perayaan yang agung dan abadi. Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulis Trump.

    Menurut Bhima, sejak Indonesia bergabung di BRICS, sebagian menilai Indonesia makin dekat dengan China. Ini, kata dia, membuat Indonesia, seolah lebih pro terhadap China.

    “Nah ini yang memang dikhawatirkan. Kalau Presiden AS masih Trump, maka Trump akan menekan Indonesia dengan berbagai hambatan tarif yang lebih tinggi, hambatan non tarif yang akan melukai pelaku usaha,” kata Bima.

    “Memang mem-balancing itu penting, balance itu penting sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang tetap non blok. Itu sebenarnya bisa untuk mengamankan posisi Indonesia. Sebenarnya kalau eskalasi perang dagangnya tetap berlanjut. Ya Indonesia bisa bersiap kehilangan pasar di AS. Nah sementara untuk negara BRICS selain China, penetrasi dagang kita masih kecil, mungkin sama India,” tambahnya.

    Ia meminta risiko tadi dicermati. Sehingga jangan sampai Indonesia terlihat seperti pro Beijing atau memberikan insentif-insentif perpajakan tertentu hanya untuk perusahaan-perusahaan China.

    Dina sendiri melihat imbas lain. Ini dikhawatirkan berdampak ke Jepang.

    “Efeknya yang pasti sebagai salah satu mitra investasi, dagang dan pembangunan. Acara China kan ingin menohok Jepang,” katanya.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Trump Sindir Xi Jinping – Aplikator Bicara Mitra Driver Temui G

    Video: Trump Sindir Xi Jinping – Aplikator Bicara Mitra Driver Temui G

    Jakarta, CNBC Indonesia –Ketegangan internasional kembali memanas. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyindir keras Presiden China Xi Jinping usai tampil bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dalam Parade Militer akbar di Beijing, yang juga dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Sementara itu, pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan sejumlah driver ojek online akhir pekan lalu terus jadi perbincangan warganet. Salah satu yang dipertanyakan adalah siapa sosok pengemudi yang hadir dalam forum tersebut.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Rabu (03/09/2025).

  • Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Xi Jinping Unjuk Kekuatan di Parade Militer Bersama Putin-Kim

    Jakarta

    Dalam parade militer besar-besaran di Beijing pada hari Rabu (06/09, diapit oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dari Rusia dan Kim Jong Un dari Korea Utara. Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan dunia bahwa dunia sedang menghadapi pilihan antara “perdamaian atau perang”.

    Acara yang memperingati 80 tahun kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II ini sebagian besar dijauhi oleh para pemimpin Barat, karena perang Ukraina dan ambisi nuklir Kim yang hadir sebagai tamu kehormatan.

    Dirancang untuk memproyeksikan kekuatan militer dan pengaruh diplomatik Cina, parade ini juga hadir di saat perang tarif Presiden AS Donald Trump dan kebijakan fluktuatif yang membebani hubungan baik dengan sekutu maupun saingan. “Saat ini, umat manusia dihadapkan pada pilihan damai atau perang, dialog atau konfrontasi, sama-sama menguntungkan atau sama-sama menguntungkan,” ujar Xi kepada lebih dari 50.000 penonton di Lapangan Tiananmen, seraya menambahkan bahwa Cina “berdiri teguh di sisi sejarah yang benar”.

    Menumpang sebuah limusin beratap terbuka, Xi kemudian memeriksa pasukan dan peralatan militer mutakhir seperti rudal hipersonik, drone bawah air, dan ‘robot serigala’ yang dipersenjatai.

    Helikopter yang membawa spanduk besar dan jet tempur terbang dalam formasi selama pertunjukan selama 70 menit yang berpuncak pada pelepasan 80.000 burung ‘perdamaian’.

    Mengenakan setelan tunik dengan gaya yang dikenakan oleh mantan pemimpin Mao Zedong, Xi sebelumnya menyapa lebih dari 25 pemimpin di karpet merah, termasuk Prabowo Subianto dari Indonesia yang tampil mengejutkan meskipun aksi protes meluas di dalam negeri.

    Duduk di antara Putin dan Kim, Xi berulang kali terlibat dalam percakapan dengan kedua pemimpin tersebut sementara ribuan pasukan berlalu lalang di hadapan mereka. Ini menandai pertama kalinya ketiganya tampil bersama di depan umum.

    Dalam sebuah unggahan yang ditujukan kepada Xi di Truth Social saat parade dimulai, Trump menyoroti peran AS dalam membantu Cina mempertahankan kemerdekaannya dari Jepang selama Perang Dunia Kedua.

    “Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, karena kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tambah Trump.

    Kremlin menjawab Putin tidak berkonspirasi melawan Amerika Serikat dan mengisyaratkan bahwa Trump sedang bersikap ironis dalam pernyataannya.

    Visi global Cina

    Xi telah menggambarkan Perang Dunia Kedua sebagai titik balik utama dalam “peremajaan besar bangsa Cina”, di mana ia berhasil mengatasi penghinaan akibat invasi Jepang dan menjadi kekuatan global yang kuat.

    Awal pekan ini, Xi mengungkap visinya tentang tatanan dunia baru di sebuah pertemuan puncak keamanan regional, menyerukan persatuan melawan “hegemonisme dan politik kekuasaan”, sebuah sindiran terselubung terhadap saingannya di seberang Samudra Pasifik.

    “Xi merasa yakin bahwa keadaan telah berbalik. Cina yang kembali memegang kendali sekarang,” kata Wen-Ti Sung, peneliti di Global China Hub Dewan Atlantik, yang bermarkas di Taiwan.

    “Yang dibicarakan tentang sumber utama ketidakpastian dalam sistem internasional adalah unilateralisme ala Trump, bukan diplomasi serigala Cina.”

    Dalam resepsi mewah setelah parade di Balai Agung Rakyat, Xi menyampaikan kepada para tamunya bahwa umat manusia tidak boleh kembali kepada “hukum rimba”.

    Di luar kemegahan dan propaganda, para analis mengamati apakah Xi, Putin, dan Kim akan mengisyaratkan hubungan pertahanan yang lebih erat setelah pakta yang ditandatangani oleh Rusia dan Korea Utara pada Juni 2024, dan aliansi serupa antara Beijing dan Pyongyang, sebuah hasil yang dapat mengubah kalkulasi militer di kawasan Asia-Pasifik.

    Putin telah mencapai kesepakatan energi yang lebih erat dengan Beijing selama kunjungannya ke Cina, sementara pertemuan tersebut telah memberi Kim yang tertutup kesempatan untuk mendapatkan dukungan implisit bagi senjata nuklirnya yang dilarang.

    Sudah 66 tahun sejak seorang pemimpin Korea Utara terakhir kali menghadiri parade militer Cina. Kim juga berjabat tangan dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Woo Won-shik sebelum parade dimulai.

    Pyongyang telah menolak tawaran Seoul baru-baru ini untuk menstabilkan hubungan yang memburuk antara kedua Korea, yang secara teknis berperang sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, namun bukan perjanjian damai.

    Musuh AS

    Bergabung dengan Putin dan Kim termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang semuanya dianggap sebagai musuh AS. Sekutu dekat Rusia, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, berjalan di samping Kim setelah berfoto bersama dengan para pemimpin lainnya.

    Pemimpin-pemimpin Asia selain Presiden Prabowo Subianto, yang hadir di antaranya Raja Kamboja Norodom Sihamoni, Presiden Vietnam Luong Cuong, dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

    Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa dan Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso juga masuk dalam daftar tamu. Presiden Kuba Miguel Daz-Canel adalah satu-satunya pemimpin dari Amerika Latin yang hadir.

    Tamu lainnya adalah Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Daftar tamu tersebut sangat tumpang tindih dengan pertemuan puncak tahunan Organisasi Kerja Sama Shanghai beberapa hari sebelumnya, tetapi ada beberapa wakil penting yang meninggalkan acara sebelum parade, termasuk perwakilan dari India dan Turki.

    Perdana Menteri India Narendra Modi mengunggah kata-kata hangat tentang pertemuan dengan Xi dan Putin di platform media sosial X. Ia mengunggah foto dirinya dan Putin yang sedang bepergian bersamanya, mengatakan bahwa “percakapan dengannya selalu memberikan wawasan,” dan menulis bahwa ia memiliki “pertemuan yang bermanfaat” dengan Xi.

    Sebagian besar pemimpin Eropa tidak hadir. Selain Putin dan Lukashenko, hanya sedikit pemimpin Eropa yang menghadiri parade tersebut. Serbia mengirimkan Presiden Aleksandar Vucic yang pro-Rusia dan Slowakia mengirimkan Perdana Menteri Robert Fico.

    *Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga Video Putin Disambut Hangat Xi Jinping dalam Pertemuan di China

    (ita/ita)