Tag: Kim Jong Un

  • VIDEO: Kim Jong Un Minta Perempuan Korut Punya Banyak Anak

    VIDEO: Kim Jong Un Minta Perempuan Korut Punya Banyak Anak

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meminta perempuan di negara itu agar punya banyak anak dalam acara Pertemuan Ibu Nasional di Pyongyang, Minggu (3/12).

    Permintaan Kim Jong Un muncul sebagai upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah di Korut.

  • Hacker Korut Disebut Curi Rahasia untuk Senjata Laser Baru

    Hacker Korut Disebut Curi Rahasia untuk Senjata Laser Baru

    Jakarta, CNN Indonesia

    Peretas atau hacker Korea Utara disebut mencuri informasi rahasia soal sistem senjata pertahanan dan laser baru Korea Selatan.

    Kelompok hacker yang disebut disponsori pemerintah Korut, Andariel, diduga mencuri data dari 14 entitas mencakup perusahaan dan penelitian pertahanan Korsel.

    Andariel mendirikan server proxy di Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang.

    Andariel menggunakan server itu untuk menjangkau situs web berbagai perusahaan dan institusi. Mereka juga memanfaatkan layanan hosting Korsel yang menyewakan server ke klien yang dirahasiakan, dikutip Independent, Rabu (6/12).

    Mereka mengakses server proxy sebanyak 83 kali antara Desember dan Maret lalu.

    Selain itu, Andariel juga telah memeras bitcoin senilai 470 juta won melalui serangan ransomware terhadap tiga perusahaan Korsel.

    Polisi Korsel yang menyelidiki kasus itu menyatakan sebagian uang tebusan dikirim ke Pyongyang, sekitar 110 juta won dikirim ke bank China menggunakan rekening seorang perempuan asing.

    Dana itu kemudian ditarik di outlet bank yang terletak di kawasan sepanjang perbatasan China-Korut.

    Polisi Korsel juga menerangkan dana itu diteruskan ke Korut.

    Petugas juga tengah memeriksa perempuan tersebut untuk memastikan dia terkait tindak pencucian uang atau tidak.

    Peretasan dari hacker Korut bukan kali pertama. Tahun lalu, peretas Korut diduga mencuri aset virtual senilai 1,2 miliar won.

    Kelompok yang disebut bekerja untuk pemerintahan Kim Jong Un ini telah menghasilkan 1,5 triliun won dalam tiga tahun terakhir.

    Menurut laporan Yonhap, sebanyak 1,2 terabyte informasi dan data atau sekitar 250 file dicuri peretas.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tangis Kim Jong Un, Minta Wanita Korut Punya Banyak Anak

    Tangis Kim Jong Un, Minta Wanita Korut Punya Banyak Anak

    Jakarta, CNN Indonesia
    Kim Jong Un disebut menitikan air mata saat meminta para ibu di Korea Utara punya banyak anak karena angka kelahiran yang anjlok.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Kim Jong Un Menangis Mohon Wanita Korut Punya Banyak Anak

    Kim Jong Un Menangis Mohon Wanita Korut Punya Banyak Anak

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menangis saat meminta perempuan di negara itu agar punya banyak anak.

    Kim menangis di depan ribuan perempuan yang hadir dalam acara Pertemuan Ibu Nasional di Pyongyang pada Minggu (3/12). Ia tampak menyeka air mata menggunakan sapu tangan.

    “Ibu-ibu yang saya cintai, mencegah penurunan angka kelahiran dan pengasuhan anak yang baik adalah tugas rumah tangga yang perlu kita tangani,” kata Kim di acara itu sambil menyeka air mata, dikutip The Independent.

    Kim mengatakan Korut menghadapi sejumlah tugas yang harus diselesaikan ibu-ibu. Tugas tersebut mencakup membesarkan anak sehingga bisa meneruskan revolusi, menghilangkan praktik non-sosialis, meningkatkan keharmonisan keluarga dan persatuan sosial hingga membangun cara hidup yang bermoral.

    Selain itu, Kim juga menyebut tugas ibu-ibu yakni menerapkan kebijakan komunis, saling membantu dan memimpin satu sama lain untuk mendominasi masyarakat.

    “Menghentikan penurunan angka kelahiran, dan merawat anak-anak dengan baik serta mendidik mereka secara efektif,” imbuh Kim.

    Kim lalu berkata, “Ini adalah urusan keluarga kita bersama, yang perlu kita selesaikan dengan bergandengan tangan dengan ibu kita.”

    Permintaan Kim muncul sebagai upaya untuk meningkatkan angka kelahiran yang rendah di Korut.

    Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2023, tingkat kesuburan atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan satu perempuan di Korut berada di angka 1,8.

    Menurut laporan Hyundai Research Institute tingkat kesuburan Korut mengalami penurunan besar usai bencana kelaparan melanda negara itu pada 1990-an.

    Korut juga sempat menerapkan program pengendalian kelahiran bayi pada 1970 hingga 1980-an untuk memperlambat populasi setelah Perang Korea.

    Hyundai Research Institute menilai Korut akan menghadapi kesulitan jika tak ada tenaga kerja yang cukup.

    “Negara ini akan menghadapi kesulitan untuk menghidupkan kembali dan mengembangkan industri manufaktur jika tidak tersedia tenaga kerja yang cukup,” demikian menurut lembaga itu.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kim Jong Un Pamer Satelit Intel Korut Bisa Foto Gedung Putih-Pentagon

    Kim Jong Un Pamer Satelit Intel Korut Bisa Foto Gedung Putih-Pentagon

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memamerkan satelit mata-mata negaranya yang berhasil mengobrit baru-baru ini bisa mengambil gambar fasilitas strategis Amerika Serikat.

    Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan satelit mata-mata tersebut menjadi “mata-mata dari langit” bagi Pyongyang. KCNA mengklaim sejauh ini satelit itu sudah mengambil sejumlah gambar mulai dari situs-situs utama militer Amerika Serikat dan Korea Selatan, dua musuh utama Korut.

    Gambar-gambar tersebut diambil pada Jumat (24/11) pagi waktu setempat, dari pukul 10.15 hingga 10.27. KCNA lalu merinci citra yang diambil meliputi wilayah Seoul, Osan, Pyeongtaek, Mokpo, dan Gunsan.

    KCNA juga mengklaim satelit bernama Malligyong-1 tersebut berhasil mengambil gambar Gedung Putih hingga Ibu Kota Roma di Italia.

    KCNA melaporkan pada Senin (27/11), satelit mata-mata Korut berhasil mengambil gambar Gedung Putih hingga Kementerian Pertahanan AS lebih detail lagi. Media corong pemerintah itu juga menuturkan Kim Jong UN sedang menganalisis dan meninjau foto-foto hasil satelit tersebut.

    KCNA juga mengklaim Kim Jong Un sedang menghitung beberapa kapal induk di pangkalan militer dan galangan kapal di negara bagian tetangga Virginia, AS, dari hasil citra satelit tersebut.

    Sementara itu, Duta Besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kim Song hadir di markas Dewan Keamanan untuk membela peluncuran satelit mata-mata Malligyong-1 itu.

    “Tidak ada negara lain di dunia yang berada dalam situasi keamanan yang sama kritis seperti DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea),” kata Kim Song, seperti diberitakan AFP, Senin (28/11).

    Kim Song mengklaim Amerika Serikat mengancam untuk menyerang Korea Utara menggunakan senjata nuklir. Sehingga, ia membela Pyongyang untuk memiliki senjata yang sama dengan Negeri Paman Sam.

    “Salah satu pihak yang berperang, Amerika Serikat, mengancam kami dengan senjata nuklir,” klaimnya.

    “Merupakan hak yang sah bagi DPRK sebagai pihak yang berperang untuk mengembangkan, menguji, memproduksi, dan memiliki sistem senjata yang setara dengan yang dimiliki atau sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat,” sambung Song.

    Namun, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield tidak menerima pernyataan Korea Utara yang mengatakan peluncuran satelit mata-mata itu merupakan bentuk “hak untuk membela diri” Pyongyang.

    Selain itu, Thomas-Greenfield juga menjelaskan negaranya dan Korea Selatan hanya sekadar melakukan latihan rutin tehadap satelitnya.

    “Kami sengaja mengurangi risiko dan mengupayakan transparansi dengan mengumumkan latihan tersebut terlebih dahulu, termasuk tanggal dan kegiatannya. Tidak seperti DPRK,” sindirnya.

    Korea Utara sebelumnya telah menempatkan satelit mata-mata pertama yang diberi nama Malligyong-1, yang diluncurkan dengan roket pendorong baru Chollima-1 pada Selasa (21/11) lalu. Roket yang membawa satelit tersebut diluncurkan ke arah selatan dan diyakini telah melewati prefektur Okinawa di Jepang.

    Korsel juga buka suara dan menganggap peluncuran ini sebagai pelanggaran nyata terhadap resolusi PBB.

    Selain itu, Korsel juga menangguhkan sebagian perjanjian dengan Korut yang membatasi kegiatan pengintaian dan pengawasan di sepanjang zona demiliterisasi (DMZ).

    Namun, negara-negara itu tak bisa memastikan apakah satelit tersebut berhasil mencapai orbit.

    (pra/pra)

  • Korsel Sebut Kim Jong Un Kerahkan Dukungan untuk Palestina Lawan Israel

    Korsel Sebut Kim Jong Un Kerahkan Dukungan untuk Palestina Lawan Israel

    Jakarta

    Badan Intelijen Korsel mengungkap Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melakukan mobilisasi dukungan terhadap Palestina usai perang Hamas vs Israel. Korea Utara juga disebut terlibat jual beli senjata ke kelompok Hamas.

    Dikutip The Korean Herald, Kamis (2/11/2023), dalam audit tahun 2023 oleh Majelis Nasional yang dilakukan Rabu (1/11) waktu setempat, Direktur Badan Intelijen Nasional Kim Kyou-hyun mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pemimpin Korea Utara diyakini telah menginstruksikan ‘berbagai dukungan’ untuk Palestina. Dukungan itu disebut untuk mendapatkan keuntungan dari perang yang terjadi.

    Kepala mata-mata Korea Selatan seperti dikutip Rep Yoo Sang-bum, sekretaris eksekutif komite intelijen Majelis, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Korea Utara dapat terlibat dalam perdagangan senjata dengan kelompok militan.

    Di sisi lain, Kepala mata-mata tersebut mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Rusia kemungkinan besar menyediakan teknologi yang dapat meningkatkan peluang Korea Utara berhasil meluncurkan satelit mata-mata setelah dua kali gagal pada awal tahun ini.

    Korea Utara juga disebut memasok senjata ke Rusia untuk membantu perang melawan Ukraina, termasuk mengirimkan peluru artileri dan senjata lainnya melalui laut sejak bulan Agustus.

    Disebutkan jumlah artileri yang dikirim Korea Utara ke Rusia diperkirakan cukup untuk dua bulan untuk perang di Ukraina. Korea Utara juga dituding telah mengoperasikan pabriknya di seluruh negeri dengan kapasitas penuh untuk terus menyediakan senjata ke Rusia.

    Kepala mata-mata tersebut mengatakan kepada anggota parlemen bahwa lebih dari 80 persen serangan siber asing terhadap Korea Selatan dilakukan oleh Korea Utara dan Tiongkok. Frekuensi serangan siber yang dilakukan meningkat 32 persen sepanjang tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

    Dalam audit yang dilakukan hari Rabu, Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa dan Partai Demokrat Korea sepakat membentuk sebuah komite untuk menyelidiki kekhawatiran keamanan siber seputar Komisi Pemilihan Umum Nasional, yang pemilunya tinggal enam bulan lagi.

    Badan Intelijen Korea melakukan evaluasi keamanan siber bersama dengan Badan Internet dan Keamanan Korea sejak 17 Juli hingga 22 September dan menemukan ada kemungkinan untuk membobol database pemilih terdaftar milik pengawas pemilu nasional, mencetak surat suara tambahan, dan memanipulasi hasilnya.

    (rdh/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Temui Kim Jong Un, Menlu Rusia Apresiasi Dukungan Korut di Perang Ukraina

    Temui Kim Jong Un, Menlu Rusia Apresiasi Dukungan Korut di Perang Ukraina

    Pyongyang

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Korea Utara (Korut) untuk bertemu Kim Jong Un. Pertemuan ini digelar saat kedua negara semakin mempererat hubungan dalam menghadapi apa yang mereka sebut sebagai kubu Barat yang bermusuhan dan agresif.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (19/10/2023), Lavrov tiba di Pyongyang pada Rabu (18/10) dan bertemu Kim Jong Un pada Kamis (19/10) waktu setempat. Kantor berita TASS menyebut pertemuan Lavrov dan Kim Jong Un berlangsung selama satu jam, namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal topik pembahasan keduanya.

    Dalam kunjungan ini, Lavrov mengucapkan terima kasih kepada Korut karena mendukung operasi militer Rusia di Ukraina. Lavrov juga menjanjikan ‘dukungan penuh dan solidaritas’ Rusia untuk Kim Jong Un.

    Kunjungan Lavrov ke Pyongyang ini dipandang sebagai persiapan bagi kunjungan resmi oleh Presiden Vladimir Putin, yang meningkatkan kerja sama dengan Korut yang terisolasi secara politik.

    Berbicara dalam acara jamuan Korut pada Rabu (18/10) waktu setempat, Lavrov mengatakan bahwa Rusia sangat menghargai dukungan dari Pyongyang untuk Moskow dalam perang Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai ‘operasi militer khusus’.

    “Kami sangat menghargai dukungan berprinsip dan teguh dari Anda terhadap tindakan Rusia sehubungan dengan operasi militer khusus di Ukraina,” ucap Lavrov seperti dikutip kantor berita RIA dan dilansir AFP.

    “Federasi Rusia juga memberikan dukungan penuh dan solidaritas terhadap aspirasi DPRK,” imbuhnya, menggunakan nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.

    Kunjungan Lavrov selama dua hari ke Pyongyang ini dilakukan sebulan setelah Kim Jong Un melakukan kunjungan langka ke Rusia, di mana dia mengundang Putin ke Korut dan membahas kerja sama militer.

    (nvc/idh)

  • Korsel Sebut Kim Jong Un Kerahkan Dukungan untuk Palestina Lawan Israel

    ‘Perang Dingin Baru’, Kim Jong Un Minta Produksi Senjata Nuklir Ditingkatkan

    Jakarta

    Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan pada Kamis (28/09) bahwa Kim Jong Un telah menyerukan peningkatan produksi senjata nuklir secara eksponensial, dan agar Korea Utara memainkan peran yang lebih besar dalam koalisi negara-negara untuk menghadapi Amerika Serikat dalam sebuah “Perang Dingin baru”.

    Kim melontarkan komentar itu dalam sebuah sesi selama dua hari di parlemen, yang telah sepakat memasukkan kebijakan mengenai perluasan program senjata nuklir ke dalam konstitusi negara.

    Para anggota majelis setuju dengan suara bulat terhadap klausul baru dalam konstitusi, yaitu “menjamin hak negara untuk hidup dan berkembang, mencegah perang dan melindungi perdamaian regional dan global dengan mengembangkan senjata nuklir secara cepat ke tingkat yang lebih tinggi.”

    “Kebijakan pengembangan kekuatan nuklir Korea Utara telah dijadikan permanen sebagai hukum dasar negara, yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun,” kata Kim dalam pidatonya di sesi tersebut.

    Kim menekankan perlunya “mendorong upaya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir secara eksponensial dan mendiversifikasi cara-cara serangan nuklir,” lapor KCNA.

    Amandemen konstitusi terkait kebijakan senjata nuklir itu dilakukan setahun setelah Korea Utara secara resmi mendeklarasikan dirinya sebagai negara nuklir dan secara hukum menetapkan hak untuk menggunakan serangan nuklir guna melindungi diri.

    “NATO versi Asia”

    Kim dalam kesempatan yang sama juga dilaporkan menuduh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan Jepang menciptakan “NATO versi Asia, akar penyebab perang dan agresi.” Menurutnya, peningkatan kerja sama militer ketiga negara tersebut telah menimbulkan ancaman yang semakin besar.

    Kim pun memerintahkan para diplomatnya untuk “lebih meningkatkan solidaritas dengan negara-negara yang menentang strategi hegemoni AS dan Barat.”

    Kim sebelumnya telah melakukan kunjungan langka ke Rusia, di mana ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer dan ekonomi.

    Terkait kunjungan ini, para pejabat AS dan Korea Selatan telah menyatakan kekhawatirannya. Pyongyang dituding mencari bantuan teknologi untuk kepentingan pengembangan program nuklir dan rudalnya, sementara Moskow dituding mencoba memperoleh amunisi dari Korea Utara guna menambah persediaan yang semakin menipis akibat perang di Ukraina.

    “Perang Dingin baru”

    Terkait amandemen konstitusi yang dilakukan Korea Utara, para analis mengatakan bahwa ini menandakan adanya percepatan lebih lanjut terkait upaya pengembangan senjata nuklir, yang kemungkinan akan diikuti oleh perluasan kerja sama militer dengan Moskow menyusul kunjungan langka Kim ke Rusia baru-baru ini.

    Sebelumnya pada Selasa (26/09), Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga telah memperingatkan Pyongyang agar tidak menggunakan senjata nuklir, yang disampaikan saat Seoul unjuk kekuatan dalam parade militer skala besar pertama dalam satu dekade.

    “Perang Dingin baru di kawasan Asia Timur Laut dan ketegangan militer di Semanjung Korea akan meningkat,” kata Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, seperti dilansir dari Reuters.

    gtp/ (AP, Reuters, AFP)

    (ita/ita)

  • Sah! Korut Cantumkan Status Negara Nuklir dalam Konstitusi

    Sah! Korut Cantumkan Status Negara Nuklir dalam Konstitusi

    Jakarta

    Badan legislatif Korea Utara (Korut) secara resmi menetapkan status negara tersebut sebagai negara berkekuatan senjata nuklir dalam konstitusinya.

    “Kebijakan pembangunan kekuatan nuklir DPRK telah dijadikan permanen sebagai hukum dasar negara, yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun,” kata pemimpin Kim Jong Un pada pertemuan Majelis Rakyat Negara yang diadakan pada Selasa dan Rabu,” lapor kantor berita resmi Korut, KCNA, dikutip AFP, Kamis (28/9/2023).

    DPRK adalah singkatan dari nama resmi negara tersebut.

    Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba senjata pada tahun ini. Hubungan negeri komunis itu dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat sangat tegang, di tengah kekhawatiran bahwa Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak tahun 2017. Diketahui bahwa Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir sejak tahun 2006.

    Setahun yang lalu, majelis tersebut mengesahkan undang-undang yang menyatakan Korea Utara sebagai negara senjata nuklir dan Kim mengatakan status ini “tidak dapat diubah.” Undang-undang baru tersebut juga mengizinkan penggunaan senjata nuklir secara preventif.

    Kini, majelis telah melangkah lebih jauh dengan menetapkan status senjata nuklir tersebut dalam konstitusi negara tersebut.

    “Ini adalah peristiwa bersejarah yang memberikan pengaruh politik yang kuat untuk memperkuat kemampuan pertahanan nasional,” kata Kim, menurut KCNA.

    (ita/ita)

  • Kim Jong Un Tur ke Pabrik Jet Tempur Rusia yang Disanksi Barat

    Kim Jong Un Tur ke Pabrik Jet Tempur Rusia yang Disanksi Barat

    Moskow

    Kunjungan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un di Rusia masih berlanjut. Pemimpin negeri komunis itu melakukan tur ke pabrik jet tempur Moskow yang sebelumnya dijatuhi sanksi oleh negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS).

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (15/9/2023), dengan didampingi oleh Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Denis Manturov, Kim Jong Un mengunjungi dua pabrik perakitan jet tempur Sukhoi buatan Rusia yang ada di kota Komsomolsk-on-Amur, wilayah Timur Jauh Rusia, pada Jumat (15/9) waktu setempat.

    Kedua pabrik itu adalah Pabrik Pesawat Yuri Gagarin dan Pabrik Yakovlev, yang sama-sama merupakan unit Perusahaan Pesawat Bersatu (UAC), yang dijatuh sanksi oleh negara-negara Barat terkait invasi Rusia ke Ukraina. Pabrik Gagarin juga dijatuhi sanksi khusus oleh AS.

    Bersama Wakil PM Manturov, Kim Jong Un mengamati bagian bengkel perakitan pesawat di Pabrik Pesawat Yuri Gagarin, yang menjadi lokasi jet tempur multirole Sukhoi Su-35 dan jet tempur Su-57 diproduksi.

    “Kim Jong Un dan Denis Manturov mengamati pabrik perakitan jet tempur dan bengkel perakitan akhir jet tempur Su-35 dan sistem penerbangan generasi kelima Su-57,” demikian pernyataan pemerintah Rusia membahas kunjungan Kim Jong Un itu.

    “Delegasi tersebut juga mengamati kemampuan teknologi pabrik tersebut, yang telah dimodernisasi dan dilengkapi kembali — produksi pemesinan dan bengkel pelapisan khusus,” imbuh pernyataan tersebut.