Tag: Kim Jong Un

  • Korut Uji Coba Hulu Ledak Super Besar untuk Rudal Strategis

    Korut Uji Coba Hulu Ledak Super Besar untuk Rudal Strategis

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) mengumumkan telah melakukan uji coba “hulu ledak super besar” yang dirancang untuk rudal jelajah strategis. Tidak hanya itu, Pyongyang juga meluncurkan rudal antipesawat jenis terbaru.

    “Otoritas Rudal DPRK telah melakukan uji kekuatan hulu ledak super besar yang dirancang untuk rudal jelajah strategis ‘Hwasal-1 Ra-3’,” demikian seperti dilaporkan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AFP, Sabtu (20/4/2024).

    DPRK merupakan kependekan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korut.

    Dilaporkan juga oleh KCNA bahwa Pyongyang juga melakukan uji peluncuran rudal antipesawat tipe baru ‘Pyoljji-1-2″ pada Jumat (19/4) sore waktu setempat. Uji peluncuran itu, sebut KCNA, digelar di Laut Barat Korea.

    KCNA dalam laporannya menyatakan bahwa “tujuan tertentu telah tercapai” melalui uji coba tersebut, namun tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Kedua uji coba itu, menurut KCNA, merupakan bagian dari “aktivitas rutin pemerintah dan lembaga ilmu pertahanan yang berafiliasi dengannya”, merujuk pada operasional “sistem senjata tipe terbaru”.

    Ditambahkan juga bahwa uji coba tersebut “tidak ada hubungannya dengan situasi sekitar”.

    Awal April lalu, Korut mengklaim telah menguji coba rudal hipersonik berbahan bakar solid dengan jangkauan jarak menengah hingga jarak jauh. Media pemerintah Pyongyang merilis video yang disebut menunjukkan momen uji coba itu dengan diawasi langsung oleh pemimpin mereka, Kim Jong Un.

    Korut dihujani rentetan sanksi internasional sejak melakukan uji coba nuklir kedua tahun 2009 lalu. Namun pengembangan program nuklir dan persenjataan Pyongyang terus berlanjut.

    Sepanjang tahun ini, Korut yang memiliki senjata nuklir ini menyatakan Korea Selatan (Korsel) sebagai “musuh utama” dan membubarkan lembaga-lembaga yang berdedikasi untuk reunifikasi kedua Korea, serta mengancam perang jika terjadi pelanggaran teritorial “bahkan sebesar 0,001 mm” saja.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bos Mata-mata Rusia Berkunjung ke Korut, Bahas Apa?

    Bos Mata-mata Rusia Berkunjung ke Korut, Bahas Apa?

    Jakarta

    Bos mata-mata Rusia mengunjungi Pyongyang, Korea Utara (Korut) awal pekan ini untuk membahas kerja sama keamanan. Kunjungan ini dilakukan seiring kedua sekutu tersebut memperdalam hubungan di tengah perang Moskow di Ukraina.

    Sergei Naryshkin, kepala dinas intelijen luar negeri Rusia, SVR bertemu dengan Menteri Keamanan Korea Utara Ri Chang Dae selama kunjungannya pada 25-27 Maret.

    Para pejabat membahas peningkatan kerja sama “untuk mengatasi tindakan mata-mata dan rencana kekuatan musuh yang terus meningkat,” kata kantor berita resmi Korut, KCNA dalam laporannya seperti dilansir AFP, Kamis (28/3/2024).

    Diketahui bahwa Rusia dan Korea Utara sama-sama terkena sanksi global — Moskow atas invasi mereka ke Ukraina, dan Pyongyang atas uji coba senjata nuklirnya.

    Pada bulan September tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan di wilayah timur jauh Rusia. Dalam pertemuan itu, Kim menyatakan bahwa hubungan dengan Moskow adalah “prioritas nomor satu” negaranya.

    Amerika Serikat kemudian mengklaim Pyongyang mulai menyediakan senjata untuk Moskow.

    Sementara Korea Selatan menegaskan awal bulan ini, bahwa Korea Utara telah mengirimkan sekitar 7.000 kontainer senjata ke Rusia untuk perangnya dengan Ukraina sejak pengiriman dimulai sekitar bulan Juli lalu.

    Washington dan para ahli mengatakan bahwa sebagai imbalan pengiriman senjata tersebut, Pyongyang mencari berbagai bantuan militer, seperti teknologi satelit dan peningkatan peralatan militer era Uni Soviet.

    “Kedua belah pihak mencapai konsensus pandangan yang lengkap mengenai isu-isu yang dibahas dalam dua pembicaraan yang berlangsung dalam suasana bersahabat dan ramah,” kata laporan KCNA.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Tembakkan Rudal Balistik saat Menlu AS Kunjungi Seoul

    Korut Tembakkan Rudal Balistik saat Menlu AS Kunjungi Seoul

    Jakarta

    Korea Utara menembakkan rudal balistik ke laut untuk pertama kalinya dalam dua bulan. Hal itu terjadi ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi Seoul, Korea Selatan, untuk menghadiri konferensi yang diselenggarakan oleh Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengenai kemajuan demokrasi.

    Dilansir Reuters, Senin (18/3/2024) militer Korea Selatan mengatakan beberapa rudal jarak pendek ditembakkan dari wilayah selatan ibu kota Korea Utara, Pyongyang, dan mendarat di timur semenanjung Korea, hari ini. Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut dan mengatakan pihaknya berbagi informasi mengenai peluncuran tersebut dengan Amerika Serikat dan Jepang.

    Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengutuk peluncuran rudal balistik tersebut setelah penjaga pantai negaranya juga melaporkan penembakan yang tampaknya merupakan rudal balistik dan menyebutkan bahwa kapal tersebut telah mengakhiri penerbangannya.

    Jepang kemudian mengatakan bahwa mereka telah mendeteksi apa yang tampaknya merupakan peluncuran rudal balistik kedua oleh Korea Utara, dan keduanya berada di luar wilayah zona ekonomi eksklusifnya.

    “Serangkaian tindakan Korea Utara mengancam perdamaian dan keamanan kawasan kami dan komunitas internasional, dan benar-benar tidak dapat diterima,” kata Kishida, seraya menyebut peluncuran tersebut sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB.

    Militer Korea Utara telah melakukan latihan menggunakan senjata konvensional dalam beberapa pekan terakhir, sering kali diawasi secara pribadi oleh pemimpin Korut Kim Jong Un.

    Unjuk kekuatan yang dilakukan Pyongyang terjadi tepat setelah militer Korea Selatan dan Amerika Serikat menyelesaikan latihan militer gabungan tahunan skala besar selama 10 hari pada Kamis lalu.

    Diketahui, Blinken termasuk di antara pejabat senior dari seluruh dunia yang menghadiri konferensi KTT Demokrasi, yang dibuka pada hari Senin. Blinken juga akan bertemu dengan Menteri Luar Korsel, Cho Tae-yul.

    KTT ini merupakan inisiatif Presiden AS Joe Biden yang bertujuan untuk membahas cara-cara menghentikan kemunduran demokrasi dan erosi hak dan kebebasan di seluruh dunia.

    Dalam peluncuran balistik terakhirnya pada 14 Januari, Korea Utara menembakkan rudal hipersonik jarak menengah yang menggunakan bahan bakar padat untuk menguji mesin booster baru dan hulu ledak yang dapat bermanuver.

    Sebulan kemudian, Korut meluncurkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya, termasuk yang dikatakan sebagai rudal anti-kapal baru.

    (yld/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Beri Hadiah Mobil Mewah untuk Kim Jong Un

    Putin Beri Hadiah Mobil Mewah untuk Kim Jong Un

    Pyongyang

    Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiahkan sebuah mobil mewah buatan Rusia kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Pemberian Moskow ini berpotensi melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijatuhkan terhadap Pyongyang.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (20/2/2024), pemberian mobil dari Putin kepada Kim Jong Un itu terjadi saat kedua negara memperkuat hubungan di berbagai bidang, mulai dari pariwisata hingga pertahanan. Korut diketahui semakin dekat dengan Rusia sejak Kim Jong Un mengunjungi Putin tahun lalu.

    Kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyebut hadiah mobil dari Putin itu dimaksudkan untuk “penggunaan pribadi” Kim Jong Un.

    “(Kim Jong Un) Diberi sebuah mobil buatan Rusia untuk penggunaan pribadinya oleh Vladimir Vladimirovich Putin, Presiden Federasi Rusia,” sebut KCNA dalam laporannya.

    Menurut KCNA, mobil buatan Rusia itu dikirimkan kepada ajudan top Kim Jong Un oleh pihak Rusia pada 18 Februari.

    Ucapan terima kasih, sebut KCNA, disampaikan kepada Putin oleh lewat Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un.

    “(Kim Yo Jong) Dengan sopan menyampaikan rasa terima kasih Kim Jong Un kepada Putin, kepada pihak Rusia, menyebut hadiah itu berfungsi sebagai demonstrasi yang jelas dari hubungan pribadi yang khusus antara para pemimpin tertinggi,” demikian laporan KCNA.

    Lihat juga Video: 2 Remaja Korut Dihukum Kerja Paksa 12 Tahun gegara Nonton Drakor

    Kim Jong Un diyakini sebagai penggemar berat otomotif dan memiliki banyak koleksi kendaraan mewah merek asing yang diduga diselundupkan ke Pyongyang. Pemimpin Korut itu juga beberapa kali terlihat menggunakan mobil mewah, seperti SUV Lexus dan Mercedes-Benz model S-Class.

    Laporan PBB tahun 2021 menyoroti upaya pengiriman kendaraan mewah senilai lebih dari US$ 1 juta, termasuk model-model yang tersebut di atas, yang diduga berasal dari Uni Emirat Arab menuju ke Ningbo, China, untuk selanjutnya dikirimkan ke Korut.

    Impor kendaraan apa pun akan melanggar serangkaian sanksi PBB terhadap Pyongyang terkait program senjata yang dilarang.

    Selama kunjungan ke Rusia tahun lalu, Putin mengundang Kim Jong Un duduk di kursi belakang limusin kepresidenan Aurus Senat miliknya. Kim Jong Un sendiri membawa limusin Maybach miliknya saat berkunjung ke Rusia, yang diangkut dengan kereta khusus yang ditumpanginya dari Pyongyang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Sukses Uji Coba Sistem Peluncur Roket Terbaru

    Korut Sukses Uji Coba Sistem Peluncur Roket Terbaru

    Pyongyang

    Otoritas Korea Utara mengklaim telah mengembangkan dan menguji coba sistem kendali terbaru untuk peluncur roket multipel. Pyongyang menyebut sistem peluncur roket terbaru itu akan memicu “perubahan kualitatif” dalam kemampuan pertahanan negaranya.

    Seperti dilansir AFP, Senin (12/2/2024), laporan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) menyebut Akademi Ilmu Pertahanan Pyongyang telah berhasil melakukan “uji kendali balistik dengan menembakkan beberapa peluru peluncur roket kaliber 240 mm” pada Sabtu (10/2) waktu setempat.

    Akademi Ilmu Pertahanan merupakan lembaga yang mengawasi pengembangan rudal di Korut.

    Uji coba itu, sebut KCNA, bertujuan untuk mengembangkan “sistem kendali peluru dan balistik yang bisa dikendalikan” untuk sistem peluncur tersebut.

    Disebutkan juga oleh KCNA bahwa peluncur roket terbaru itu sekarang akan “dievaluasi ulang” dan perannya dalam medan pertempuran “ditingkatkan” karena apa yang disebutnya sebagai “perbaikan teknis yang cepat”.

    Pengembangan peluru dan sistem kendali balistik, menurut KCNA, akan membuat “perubahan kualitatif” pada kekuatan peluncur roket multipel terbaru itu.

    Korut yang memiliki senjata nuklir ini, sebelumnya menetapkan Korea Selatan (Korsel) sebagai “musuh utama” negaranya. Pyongyang menutup lembaga-lembaga yang didedikasikan untuk reunifikasi dan interaksi kedua negara, juga mengancam perang jika terjadi pelanggaran teritorial “bahkan sebesar 0,001 milimeter”.

    Lihat juga Video ‘Tutup Rapat Pintu Rekonsiliasi Kim Jong Un untuk Korsel’:

    Pemimpin Korut Kim Jong Un menegaskan kembali pada Jumat (9/2) lalu bahwa Pyongyang tidak akan ragu untuk “mengakhiri” Korsel jika diserang. Dia menyebut Seoul sebagai “negara musuh paling berbahaya dan paling terutama, serta musuh bebuyutan yang tidak pernah berubah”.

    Pada Januari lalu, Korut menembakkan rentetan peluru artileri ke dekat dua pulau yang ada di area perbatasan dengan Korsel. Aksi itu memicu latihan tembak yang digelar Seoul dan perintah evakuasi bagi penduduk di pulau perbatasan itu.

    Kim Jong Un juga meningkatkan uji coba senjata, termasuk peluncuran rentetan rudal jelajah sepanjang tahun ini, dengan para analis menyebut Korut bisa saja memasoknya ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

    Presiden Korsel Yoon Suk Yeol bersumpah akan memberikan respons keras jika Korut menyerang negaranya, dan menyerukan kepada militer Seoul untuk “bertindak terlebih dahulu, baru melapor kemudian” jika diprovokasi oleh negara tetangganya tersebut.

    Sejak menjabat tahun 2022 lalu, Presiden Yoon telah memperkuat kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang, termasuk memperluas latihan gabungan, untuk melawan ancaman Korut yang semakin berkembang.

    Lihat juga Video ‘Tutup Rapat Pintu Rekonsiliasi Kim Jong Un untuk Korsel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Berulang Kali Pyongyang Pamer Kekuatan Perang

    Berulang Kali Pyongyang Pamer Kekuatan Perang

    Jakarta

    Pyongyang kembali memamerkan kekuatan perangnya. Korea Utara (Korut) diketahui kembali terdeteksi menembakkan sejumlah rudal jelajah dari wilayahnya, yang diarahkan ke perairan Laut Barat.

    Aktivitas peluncuran Pyongyang ini terdeteksi setelah pemimpin negara itu, Kim Jong Un, dilaporkan menginspeksi kapal perang. Inspeksi ini dilakukan sebagai upaya “peningkatan perang”.

    Dilansir AFP, Jumat (2/2/2024), peluncuran rudal jelajah Korut itu dilaporkan oleh Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan (Korsel) atau JCS dalam pernyataan terbaru. Disebutkan Seoul bahwa ada sejumlah rudal jelajah yang diluncurkan Pyongyang, namun jumlah pastinya tidak dijelaskan.

    “Militer mendeteksi beberapa rudal jelajah tak teridentifikasi ditembakkan sekitar pukul 11.00 waktu setempat,” sebut JCS dalam pernyataannya.

    Dilaporkan bahwa rudal-rudal jelajah itu ditembakkan ke arah lautan di lepas pantai barat Korut.

    JCS menambahkan bahwa militer Korsel telah meningkatkan pengawasan.

    “meningkatkan pengawasan melalui koordinasi erat dengan Amerika Serikat (AS)”.

    Tonton juga Video: 2 Remaja Korut Dihukum Kerja Paksa 12 Tahun gegara Nonton Drakor

    Dalam pernyataannya, JCS menyebut militer Korsel “memantau dengan cermat untuk tanda-tanda aktivitas tambahan” oleh militer Korut.

    Disebutkan juga Seoul sedang “menganalisis secara saksama” peluncuran terbaru Pyongyang tersebut.

    Peluncuran rudal jelajah pada Jumat (2/2) waktu setempat itu, menurut Reuters, menjadi aktivitas peluncuran keempat yang dilakukan Korut dalam sepekan terakhir.

    Pada Minggu (28/1) lalu, Kim Jong Un mengawasi peluncuran rudal rudal jelajah strategis jenis terbaru, yang bernama Pulhwasal-3-31, yang diklaim diluncurkan dari kapal selam Korut. Bulan ini, Pyongyang juga mengklaim telah menguji coba “sistem senjata nuklir bawah laut” dan rudal balistik hipersonik berbahan bakar solid.

    Berbeda dengan uji coba rudal balistik, pengujian rudal jelajah tidak dilarang berdasarkan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dijatuhkan terhadap Korut.

    Rudal jelajah cenderung bertenaga jet dan mengudara pada ketinggian yang lebih rendah dibandingkan rudal balistik yang lebih canggih, sehingga lebih sulit untuk dideteksi dan ditembak jatuh.

    simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya

    Sementara itu, para analisis memperingatkan bahwa Pyongyang mungkin menguji coba rudal jelajah sebelum mengirimkannya ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. AS dan Korsel sebelumnya mengklaim Kim Jong Un memasok senjata ke Moskow sebagai bagian dari kesepakatan terlarang, yang dilarang berdasarkan sanksi-sanksi PBB.

    Kim Jong Un Inspeksi Kapal Perang Saat Korut Tingkatkan Persiapan Perang

    Peluncuran rudal terbaru Korut itu dilakukan setelah Korean Central News Agency (KCNA) melaporkan bahwa Kim Jong Un menginspeksi kapal-kapal perang buatan Korut di galangan kapal Nampho. Inspeksi itu dilakukan setelah Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk meningkatkan “persiapan perang”.

    “Memperkuat kekuatan Angkatan Laut merupakan isu paling penting dalam mempertahankan kedaulatan maritim negara dan meningkatkan persiapan perang saat ini,” tegas Kim Jong Un saat menginspeksi kapal perang Korut di galangan kapal Nampho, seperti dilaporkan KCNA.

    Kim Jong Un dalam beberapa pekan terakhir menyatakan Korsel sebagai “musuh utama” negaranya dan mengancam perang jika terjadi pelanggaran teritorial “bahkan untuk 0,001 mm” saja. Dia juga menghapus lembaga-lembaga yang berdedikasi untuk reunifikasi dan interaksi dengan Seoul.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Lagi-lagi Tembakkan Rudal Jelajah, Korsel-AS Memantau

    Korut Lagi-lagi Tembakkan Rudal Jelajah, Korsel-AS Memantau

    Seoul

    Korea Utara (Korut) kembali menembakkan sejumlah rudal jelajah pada Selasa (30/1) waktu setempat. Rudal-rudal Pyongyang itu dilaporkan ditembakkan ke arah lepas pantai barat negara terisolasi tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan kantor berita Yonhap, Selasa (30/1/2024), Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan (JCS) melaporkan bahwa pihaknya mendeteksi aktivitas peluncuran terbaru Korut pada Selasa (30/1) pagi, sekitar pukul 07.00 waktu setempat.

    Tidak disebutkan lebih lanjut soal jumlah rudal yang diluncurkan Pyongyang. Hanya disebutkan bahwa rudal-rudal itu ditembakkan ke arah lepas pantai barat Korut.

    Otoritas intelijen Korsel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), memantau situasi dengan cermat dan menganalisis detail aktivitas peluncuran Korut tersebut.

    “Sembari memperkuat pemantauan dan kewaspadaan, militer kami telah berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat untuk memantau tanda-tanda tambahan dari provokasi Korea Utara,” sebut JCS dalam pernyataannya kepada wartawan setempat.

    Peluncuran itu menjadi uji coba rudal jelajah ketiga yang dilakukan Korut dalam waktu kurang dari sepekan terakhir.

    Peluncuran rudal terbaru Korut itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, juga menyusul rentetan rudal jelajah lainnya yang ditembakkan oleh Pyongyang ke arah lepas pantai timurnya pada Minggu (28/1) waktu setempat.

    Saksikan juga ‘Saat Tutup Rapat Pintu Rekonsiliasi Kim Jong Un untuk Korsel’:

    Korut menggelar uji coba rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal selam (SLCM), yang disebut rudal “Pulhwasal-3-31” pada Minggu (28/1) waktu setempat, dengan diawasi langsung oleh pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un.

    Pekan lalu atau tepatnya pada Rabu (24/1) lalu, menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA), Pyongyang meluncurkan rudal-rudal jelajah Pulhwasal-3-31 yang disebut sebagai senjata “strategis’ — sebutan yang biasanya mengacu pada senjata berkemampuan nuklir.

    Para pejabat militer Korsel meyakini bahwa rentetan uji coba rudal jelajah itu dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja sistem persenjataan baru tersebut.

    Korut mengklaim pada saat itu bahwa rudal Pulhwasal-3-31 yang diluncurkan dari kapal selam itu mampu mengudara selama dua jam pada Minggu (28/1) dan mengenai target yang ditentukan. Namun militer Korsel berspekulasi bahwa Korut mungkin melebih-lebihkan waktu terbang rudal tersebut.

    “Waktu terbang rudal jelajah yang diluncurkan hari ini, mengudara lebih lama dibandingkan dengan yang diluncurkan pada 28 Januari, yang diyakini terbang pada jarak normal,” sebut seorang pejabat JCS yang enggan disebut namanya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Hancurkan Monumen Simbol Persatuan dengan Korsel

    Korut Hancurkan Monumen Simbol Persatuan dengan Korsel

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) menghancurkan monumen besar di ibu kota Pyongyang yang menyimbolkan tujuan rekonsiliasi dengan Korea Selatan (Korsel). Penghancuran monumen itu dilakukan atas perintah langsung pemimpin Korut, Kim Jong Un, yang pekan lalu menegaskan reunifikasi kedua Korea tidak mungkin dilakukan.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (24/1/2024), laporan terbaru NK News menyebut bahwa citra satelit ibu kota Pyongyang yang diambil pada Selasa (23/1) waktu setempat menunjukkan monumen, yang secara resmi disebut Monumen Tiga Piagam Reunifikasi Nasional, itu sudah tidak ada lagi.

    Monumen yang berbentuk lengkungan menjulang ke udara itu melambangkan harapan untuk reunifikasi kedua Korea. Monumen yang secara tidak resmi disebut sebagai “Gapura Reunifikasi” itu, selesai dibangun setelah pertemuan puncak antara Pyongyang dan Seoul tahun 2000 lalu.

    Menurut catatan pemerintah Korsel, monumen setinggi 30 meter itu menyimbolkan tiga piagam, yaitu kemandirian, perdamaian, dan kerja sama nasional.

    Reuters tidak bisa mengonfirmasi secara independen soal laporan penghancuran monumen tersebut.

    Kim Jong Un, dalam pidatonya di hadapan Majelis Rakyat Tertinggi pada 15 Januari lalu, menyebut monumen itu “merusak pemandangan”.

    Dalam pidato yang sama, Kim Jong Un memerintahkan amandemen konstitusi untuk menyebut Korsel sebagai “musuh utama”.

    Saksikan juga ‘Tutup Rapat Pintu Rekonsiliasi Kim Jong Un untuk Korsel’:

    Ketegangan semakin meningkat di Semenanjung Korea menyusul intensifnya manuver militer yang dilakukan oleh Korsel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), dalam merespons uji coba senjata Korut, yang menyatakan sedang bersiap untuk “perang nuklir” dengan musuh-musuhnya.

    Presiden Korsel Yoon Suk Yeol yang menjabat sejak tahun 2022 lalu telah mengambil posisi keras terhadap Korut. Dia menyerukan respons segera yang tegas untuk tindakan militer Korut yang meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.

    Pyongyang sendiri bersumpah untuk “memusnahkan” Seoul jika diserang oleh pasukan Korsel dan AS. Akhir tahun lalu, Korut menyatakan perjanjian penting yang ditandatangani dengan Korsel tahun 2018, yang bertujuan meredakan ketegangan militer, tidak lagi berlaku.

    Menyusul pidato Kim Jong Un pekan lalu, majelis rakyat Korut menghapuskan lembaga-lembaga penting pemerintah yang telah berperan penting dalam interaksi dengan Korsel selama beberapa dekade terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas! Kim Jong Un Umumkan Bye-bye Rekonsiliasi dengan Korsel

    Memanas! Kim Jong Un Umumkan Bye-bye Rekonsiliasi dengan Korsel

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengumumkan negaranya tidak akan lagi mengupayakan rekonsiliasi dengan Korea Selatan (Korsel). Kim pun menyerukan penyusunan ulang konstitusi Korut untuk menghilangkan gagasan kenegaraan bersama antara dua Korea yang terpecah akibat perang itu.

    Langkah bersejarah untuk membatalkan upaya unifikasi yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

    Media pemerintah Korut, KCNA, melaporkan, dalam pidatonya di sidang parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi pada Senin (15/1) waktu setempat, Kim menyalahkan Korea Selatan dan Amerika Serikat karena meningkatkan ketegangan di kawasan, dengan perluasan latihan militer gabungan mereka, pengerahan aset militer strategis AS, dan kerja sama keamanan trilateral dengan Jepang. Kim menyebut tindakan tersebut telah mengubah Semenanjung Korea menjadi zona risiko perang yang berbahaya.

    Dilansir Associated Press, Selasa (16/1/2024), Kim mengatakan bahwa mustahil bagi Korea Utara untuk melakukan rekonsiliasi dan reunifikasi secara damai dengan Korea Selatan, yang digambarkannya sebagai “antek kelas atas” dari kekuatan luar yang terobsesi dengan manuver konfrontatif.

    Dia pun menyerukan agar parlemen menulis ulang konstitusi Korea Utara untuk mendefinisikan Korea Selatan sebagai “musuh utama” bagi Korea Utara.

    Kim juga memerintahkan penghapusan simbol-simbol rekonsiliasi antar-Korea di masa lalu, untuk “sepenuhnya menghilangkan konsep-konsep seperti ‘reunifikasi’, ‘rekonsiliasi’ dan ‘saudara sebangsa’ dari sejarah nasional republik kita.”

    Kim Jong Un secara khusus menuntut pemotongan jalur kereta api lintas batas dan merobohkan sebuah monumen di Pyongyang untuk menghormati upaya reunifikasi, yang oleh Kim digambarkan sebagai hal yang merusak pemandangan.

    “Ini adalah kesimpulan akhir yang diambil dari sejarah pahit hubungan antar-Korea bahwa kita tidak bisa menempuh jalan pemulihan nasional dan reunifikasi bersama-sama,” katanya.

    Kim juga mengumumkan untuk membubarkan lembaga-lembaga penting pemerintah yang ditugaskan mengelola hubungan dengan Korea Selatan.

    “Komite Reunifikasi Damai Negara, Biro Kerja Sama Ekonomi Nasional dan Badan Pariwisata Internasional (Diamond Mountain), alat-alat yang ada untuk dialog, negosiasi dan kerja sama (Utara-Selatan), dihapuskan,” kata Majelis Rakyat Tertinggi dalam sebuah pernyataan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kim Jong Un Anggap Korsel Musuh Utama, Ancam Perang!

    Kim Jong Un Anggap Korsel Musuh Utama, Ancam Perang!

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan agar konstitusi negara itu diubah untuk memastikan bahwa Korea Selatan (Korsel) dipandang sebagai “musuh utama”. Dia pun mengingatkan bahwa negaranya tidak berniat menghindari perang jika hal itu terjadi.

    Dilansir Reuters dan The Star, Selasa (16/1/2024), media pemerintah Korut, KCNA melaporkan, dalam pidatonya di parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi pada Senin (15/1) waktu setempat, Kim mengatakan ia telah menyimpulkan bahwa unifikasi (penyatuan) dengan Korsel tidak lagi mungkin dilakukan. Dia pun menuduh Seoul berupaya untuk menumbangkan pemerintahannya.

    Kim mengatakan konstitusi harus diamandemen untuk mendidik warga Korea Utara bahwa Korea Selatan adalah “musuh utama” dan mendefinisikan wilayah Korea Utara sebagai wilayah yang terpisah dari Korea Selatan.

    “Kita tidak menginginkan perang tetapi kita tidak punya niat untuk menghindarinya,” kata Kim seperti dikutip KCNA.

    Kim menambahkan bahwa Korea Utara juga harus merencanakan untuk “menduduki, menundukkan, dan merebut kembali” Korea Selatan jika terjadi perang, dan warga Korea Selatan juga tidak boleh lagi disebut sebagai rekan senegaranya. Dia pun menyerukan pemutusan semua komunikasi antar-Korea dan penghancuran monumen reunifikasi di Pyongyang.

    Tiga organisasi yang menangani unifikasi dan pariwisata antar-Korea juga akan ditutup, demikian dilaporkan KCNA.

    Seruan Kim untuk melakukan perubahan konstitusi ini muncul seiring ketegangan semakin memburuk di Semenanjung Korea baru-baru ini. Ketegangan terjadi di tengah serangkaian uji coba rudal dan dorongan dari Pyongyang untuk menghentikan kebijakan yang telah berlaku selama beberapa dekade dan mengubah hubungannya dengan Korea Selatan.

    Sementara itu, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, pada rapat kabinet, mengatakan Pyongyang bersikap “anti-nasional” karena menyebut Korea Selatan sebagai negara musuh.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini