Tag: Kim Jong Un

  • Korea Utara Akui Kirim Tentara ke Rusia Berperang di Ukraina, Ini Isi Perjanjian Kim Jong Un dan Putin

    Korea Utara Akui Kirim Tentara ke Rusia Berperang di Ukraina, Ini Isi Perjanjian Kim Jong Un dan Putin

    PIKIRAN RAKYAT – Korea Utara untuk pertama kalinya mengakui mengirimkan tentaranya membantu Rusia berperang melawan pasukan Ukraina.

    Pyongyang berdalih penglibatan pasukannya dilakukan menurut perjanjian kerja sama pertahanan bilateral dengan Moskow, berdasarkan media nasional Korut.

    Pasukan yang dikirimkan turut andil membebaskan wilayah Kursk menurut instruksi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA) pada Senin, 28 April 2025.

    Hubungan Korea Utara dan Rusia

    Kim Jong Un memutuskan mengizinkan militer negaranya terlibat di perang Rusia-Ukraina. Pasukan itu membuat kontribusi penting dalam menghancurkan kuasa neo-Nazi Ukraina.

    Mereka menunjukkan heroisme massal, keberanian yang tidak tertandingi serta jiwa rela berkorban, menurut laporan KCNA.

    Laporan ini mengutip pernyataan tertulis Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea yang dirilis pada Minggu, 27 April 2025.

    Pernyataan itu diterbitkan usai Rusia mengkonfirmasi untuk pertama kalinya keterlibatan tentara Korea Utara dalam perang melawan Ukraina.

    Menurut Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov, Moskow berhasil merebut kembali sebagian wilayah Kursk yang sempat diduduki Ukraina dalam serangan ofensif kejutan Agustus 2024, dalam sebuah telekonferensi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu, 26 April 2025.

    Berakhirnya operasi guna membebaskan Kursk, menunjukkan tingginya tingkat strategis atas persahabatan militan yang kuat antara Korea Utara dan Rusia.

    Selain itu, mencerminkan aliansi dan hubungan bersaudara antara rakyat kedua negara, menurur komisi militer Korut.

    Isi Perjanjian Kim Jong Un dan Putin

    Perjanjian Kerja Sama Strategis Komprehensif yang ditandatangani Kim Jong Un dan Putin pada Juni 2024, mencantumkan pasal soal komitmen membantu satu sama lain jika salah satu pihak diserang.

    Pyongyang memandang aktivitas militer Korea Utara di Rusia sepenuhnya sesuai semua pasal dan semangat Piagam PBB, serta hukum-hukum internasional lain.

    “Siapapun yang berjuang demi keadilan adalah pahlawan dan duta dari kehormatan tanah air,” kata Kim Jong Un menurut KCNA.

    Menurutnya sebuah monumen guna menghormati heroisme dan keberanian para tentara Korut di Rusia itu akan segera dibina di Pyongyang.

    Ia mengisyaratkan negaranya akan menerapkan langkah-langkah memberi keutamaan penanganan dan perlakuan pada keluarga tentara pemberani yang ikut dalam perang.

    KCNA tak menyebut jumlah tentara Korea Utara yang diterjunkan membantu Rusia di Ukraina dalam laporannya.

    Pyongyang diyakini menerima bantuan teknis dari Moskow soql pengembangan alutsista, sebagai imbalan atas bantuan personel militer dalam perang di Ukraina.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Korut Bantu Rusia Lawan Ukraina, Putin Berterima Kasih ke Kim Jong Un

    Korut Bantu Rusia Lawan Ukraina, Putin Berterima Kasih ke Kim Jong Un

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan rasa terima kasih pribadinya kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un atas peran tentara Pyongyang dalam melawan dan mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk.

    Ucapan terima kasih Putin ini, seperti dilansir Reuters, Senin (28/4/2025), dipublikasikan Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia pada Senin (28/4) waktu setempat, setelah Korut untuk pertama kalinya mengonfirmasi pengerahan pasukannya ke Rusia dalam membantu perang melawan Ukraina.

    “Teman-teman Korea kami bertindak berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati. Kami sangat menghargai ini dan dengan tulus berterima kasih secara pribadi kepada Ketua Urusan Negara Kamerad Kim Jong Un, seluruh pimpinan dan rakyat DPRK,” demikian pernyataan Kremlin, menggunakan nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.

    Otoritas Korut, untuk pertama kalinya, mengonfirmasi pada Senin (28/4) bahwa mereka telah mengirimkan pasukan untuk bertempur bagi Rusia dalam perang di Ukraina atas perintah Kim Jong Un. Pyongyang juga mengklaim pasukannya telah membantu Moskow merebut kembali kendali atas Kursk yang diduduki Kyiv.

    “Sub-unit angkatan bersenjata kami telah berpartisipasi dalam operasi untuk membebaskan wilayah Kursk sesuai dengan perintah kepala negara Republik Rakyat Demokratik Korea,” demikian pernyataan Komisi Militer Pusat Korut seperti dikutip kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir AFP.

    Pernyataan resmi Korut ini membenarkan laporan intelijen Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sejak lama yang menyebut Korut mengirimkan lebih dari 10.000 tentaranya ke Rusia untuk membantu pertempuran di Kursk tahun lalu.

    Menurut Komisi Militer Pusat Korut, “operasi pembebasan wilayah Kursk untuk mengusir invasi sangat berani Federasi Rusia oleh otoritas Ukraina telah berakhir dengan kemenangan”.

    ‘Lihat juga Video: Kim Jong Un Siapkan 1.500 Pasukan Korut Bantu Rusia Perang di Ukraina’

    Beberapa hari sebelum Korut memberikan konfirmasi, Rusia terlebih dahulu mengonfirmasi partisipasi pasukan Pyongyang dalam pertempuran melawan Ukraina. Kepala Staf Rusia, Valery Gerasimov, pada Sabtu (26/4) memuji “kepahlawanan” tentara-tentara Korut, yang disebutnya “memberikan bantuan signifikan dalam mengalahkan kelompok angkatan bersenjata Ukraina”.

    Pasukan militer Ukraina melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Kursk, Rusia, pada Agustus 2024 lalu. Kyiv kemudian mengklaim pasukannya berhasil menguasai beberapa area di Kursk.

    Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan pada Minggu (27/4) bahwa pasukan Ukraina masih terlibat pertempuran di Kursk, meskipun Rusia mengklaim telah melakukan “pembebasan” terhadap wilayah baratnya tersebut.

    ‘Lihat juga Video: Kim Jong Un Siapkan 1.500 Pasukan Korut Bantu Rusia Perang di Ukraina’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Akui Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina

    Korut Akui Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) untuk pertama kalinya mengakui bahwa pihaknya telah mengirim pasukan untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Kantor berita KCNA pada hari Senin (28/04) melaporkan, pasukan tentaranya akan membantu Moskow merebut kembali wilayah di perbatasan Kursk yang sebelumnya berada di bawah kendali Kyiv.

    KCNA menyatakan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang memerintahkan pengiriman pasukan tersebut sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.

    “Atas perintah kepala negara, sub-unit angkatan bersenjata Republik Korut menganggap wilayah Rusia sebagai wilayah mereka sendiri dan membuktikan aliansi kokoh antara kedua negara,” demikian pernyataan Komisi Militer Korut yang dikutip oleh KCNA.

    KCNA juga melaporkan, kemenangan dalam pertempuran di Kursk ini akan menunjukkan “tingkat strategis tertinggi dari persahabatan militan yang kuat” antara Korea Utara dan Rusia.

    Aliansi kokoh Korut dan Rusia

    Kim Jong Un memuji pasukan tentaranya sebagai “pahlawan dan perwakilan kehormatan tanah air” yang bertempur demi keadilan.

    Korea Utara juga menyatakan bahwa memiliki aliansi dengan negara kuat seperti Federasi Rusia adalah suatu kehormatan.

    Pada hari Sabtu (26/04), Rusia mengonfirmasi bahwa tentara Korea Utara akan bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk. Sebelum pengakuan ini, baik Rusia maupun Korea Utara belum pernah secara terbuka mengonfirmasi atau membantah keberadaan pasukan Korea Utara di medan perang.

    Zelenskyy tegaskan Ukraina belum terusir dari Kursk

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan, pasukan Ukraina masih bertempur di wilayah Kursk dan Belgorod.

    “Militer kami masih menjalankan tugas di wilayah Kursk dan Belgorod. Kita mempertahankan posisi kita di wilayah Rusia itu,” katanya dalam pidato, Minggu (27/04) malam waktu setempat.

    Dalam pernyataan sebelumnya di hari yang sama, Zelenskyy juga mengakui bahwa situasi di banyak wilayah, termasuk Kursk, masih sangat sulit.

    Sementara pada hari Sabtu (26/04), Moskow menyatakan bahwa pasukan Kyiv telah berhasil diusir dari Desa Gornal, wilayah terakhir di perbatasan Kursk yang sebelumnya di bawah kendali Ukraina.

    Namun, beberapa jam kemudian, militer Ukraina menolak klaim Rusia tersebut sebagai “trik propaganda.”

    Trump sebut Zelenskyy siap serahkan Krimea

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ia yakin Zelenskyy siap menyerahkan Krimea dalam perundingan damai dengan Rusia.

    “Oh, saya pikir begitu,” kata Trump saat menjawab pertanyaan apakah ia yakin Zelenskyy siap “menyerahkan” wilayah yang diduduki Rusia sejak tahun 2014 itu.

    Pernyataan ini bertentangan dengan sikap resmi Zelenskyy mengenai status Krimea.

    Trump juga menyatakan, ia ingin Presiden Putin “berhenti menembak” dan menandatangani kesepakatan damai dengan Ukraina.

    “Saya ingin dia berhenti menembak, duduk, dan menandatangani kesepakatan,” kata Trump. “Kita sudah berada dalam batasan sebuah kesepakatan, saya yakin, dan saya ingin dia menandatanganinya,” tambahnya.

    Krimea merupakan wilayah semenanjung strategis di sepanjang Laut Hitam di bagian selatan Ukraina. Wilayah ini direbut oleh Rusia bertahun-tahun sebelum invasi skala penuh yang dimulai pada 2022 lalu.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gila-gilaan Kim Jong Un Pamer Kapal Perusak Baru Gertak AS-Korsel, Senjata Anti Udara dan Laut – Halaman all

    Gila-gilaan Kim Jong Un Pamer Kapal Perusak Baru Gertak AS-Korsel, Senjata Anti Udara dan Laut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un telah meluncurkan kapal perusak angkatan laut baru.

    Ia mengklaimnya sebagai kemajuan signifikan terhadap tujuannya untuk memperluas jangkauan operasional dan kemampuan serangan pendahuluan militer bersenjata nuklirnya.

    Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa Kim menghadiri upacara peluncuran kapal perang seberat 5.000 ton pada hari Jumat (25/4/2205) di pelabuhan barat Nampo, dikutip dari IrishExaminer.

    Kim membingkai peningkatan persenjataan tersebut sebagai respons terhadap ancaman yang dirasakan dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Asia, yang telah memperluas latihan militer gabungan di tengah meningkatnya ketegangan mengenai program nuklir Korea Utara.

    Ia menambahkan,  perolehan kapal selam bertenaga nuklir akan menjadi langkah besar berikutnya dalam memperkuat angkatan lautnya.

    Kapal perusak “serbaguna” baru, yang disebut-sebut oleh media pemerintah sebagai yang pertama dalam kelas baru kapal perang bersenjata lengkap, dirancang untuk menangani berbagai sistem persenjataan.

    Termasuk senjata anti-udara dan anti-laut, serta rudal balistik dan jelajah berkemampuan nuklir.

    Ia mengatakan kapal perusak itu akan diserahkan kepada angkatan laut awal tahun depan dan mulai bertugas aktif.

    Kritik AS dan Korsel

    Ia mengkritik upaya AS dan Korea Selatan baru-baru ini untuk memperluas latihan militer bersama dan memperbarui strategi pencegahan nuklir mereka, dengan menggambarkannya sebagai persiapan untuk perang. 

    Kim juga berjanji untuk “menanggapi dengan tegas krisis geopolitik ini dan perkembangan yang sedang berlangsung,” menurut pidatonya yang disiarkan oleh KCNA.

    Militer Korea Selatan tidak segera mengomentari klaim Korea Utara tentang kapal perang barunya, yang menyusul pengungkapannya pada bulan Maret tentang kapal selam bertenaga nuklir yang diduga sedang dibangun.

    Beberapa ahli mempertanyakan apakah negara yang miskin dan sebagian besar terisolasi ini dapat mengembangkan kemampuan canggih seperti itu tanpa bantuan asing.

    Kapal selam bertenaga nuklir termasuk di antara daftar senjata canggih yang dijanjikan Kim untuk dikembangkan pada konferensi politik besar tahun 2021, dengan alasan meningkatnya ancaman yang dipimpin AS.

    Daftar keinginannya juga mencakup rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, senjata hipersonik, satelit mata-mata, dan rudal multi-hulu ledak.

    Sejak itu, Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba yang bertujuan untuk memperoleh kemampuan ini.

    Ketegangan regional meningkat karena Kim terus memamerkan kemampuan nuklir militernya dan bersekutu dengan Rusia mengenai perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan menghubungi Kim lagi untuk menghidupkan kembali diplomasi, tetapi Korea Utara belum menanggapi tawaran tersebut.

    Meskipun kedua pemimpin bertemu tiga kali selama masa jabatan pertama Trump, negosiasi gagal karena ketidaksepakatan mengenai pelonggaran sanksi yang dipimpin AS sebagai imbalan atas langkah-langkah menuju denuklirisasi Korea Utara.

    Fokus kebijakan luar negeri Kim sejak itu beralih ke Rusia, yang telah ia berikan senjata dan personel militer untuk mendukung peperangannya di Ukraina.

    Pejabat Korea Selatan khawatir bahwa, sebagai imbalannya, Pyongyang dapat menerima bantuan ekonomi dan teknologi militer canggih untuk lebih mengembangkan program persenjataannya.

    (*)

  • Korea Utara Kenang Sejarah Pertemuan Pemimpin Besar Korut dengan Presiden Soekarno

    Korea Utara Kenang Sejarah Pertemuan Pemimpin Besar Korut dengan Presiden Soekarno

    PIKIRAN RAKYAT – So Kwang Yun, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Korea Utara, mengenang pertemuan bersejarah antara Presiden Kim Il Sung dengan Presiden Soekarno 60 tahun silam.

    So Kwang Yun mengutarakannya saat melihat pameran foto di Kebun Raya Bogor, Kamis 17 April 2025. Kunjungan ini pun dalam rangka memperingati 60 tahun kunjungan bersejarah Pemimpin Korut dengan Presiden Soekarno.

    Kim Jong Il, anak mantan pemimpin Korea Utara tersebut, hadir juga dalam pertemuan tersebut. Keduanya mengunjungi Indonesia dari tanggal 10 hingga 20 April 1965 atas undangan Presiden Soekarno. Keduanya pun menghadiri perayaan 10 tahun Konferensi Asia Afrika.

    So Kwang Yun mengutarakan pertemuan pemimpin kedua negara tersebut menjadi tonggak penting hubungan kedua negara. Pertemuan bersejarah ini pun tak bisa terlepas dari bunga Kimilsungia.

    Saat itu, Presiden Soekarno menghadiahi bunga anggrek kepada Kim Il Sung yang dinamakan Kimilsungia. So Kwang Yun menyebut bunga tersebut sebagai simbol persahabatan kedua negara. So Kwang Yun menjelaskan hubungan ini diwariskan ke generasi selanjutnya.

    Sementara itu, Dino Rachmadiana Kusnad selaku wakil Direktur Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika Kemlu RI menjelaskan bahwa Korea Utara menjadi salah satu sahabat Indonesia. “Republik Rakyat Diplomatik Korea tetap menjadi salah satu sahabat terdekat Indonesia di kawasan ini,” ujarnya.

    Dino menambahkan bahwa acara peringatan tersebut bermakna kedua negara bisa bekerja sama memperjuangkan persamaan. Kerja sama bilateral ini akan menguntungkan kedua negara.

    Profil Kim Il Sung

    Kim Il Sung lahir pada tahun 1912 di Mangyongdae. Ia mendirikan negara Korea Utara pada tahun 1948. Ia menjadi pemimpin sejak negara ini berdiri hingga wafatnya pada tahun 1994.

    Saat Korea berada di bawah pendudukan Jepang dari tahun 1910 hingga 1945, ia terlibat dalam aktivitas perlawanan anti-Jepang di Manchuria. Selama Perang Dunia II, bergabung dengan pasukan Soviet.

    Kim Il Sung mengasung ideologi negara juche yang artinyA kemandirian. Ideologi ini mengembangkan ekonomi Korea Utara secara mandiri. Pada tahun 1980, anaknya yang bernama Kim Jong Il dipersiapkan menjadi pemimpin Korea Utara.

    Saat ini. Korea Utara dipimpin oleh Kim Jong Un. Ia mengambil alih kekuasaan dari Kim Jong Il yang merupakan ayahnya sejak Desember 2011.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia Buat Hajar Ukraina – Halaman all

    Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia Buat Hajar Ukraina – Halaman all

    Korea Utara Raup Rp 337 Triliun, Pasok Hingga 100 Persen Peluru Artileri Rusia yang Digunakan di Ukraina

    TRIBUNNEWS.COM – Unit artileri Rusia hampir sepenuhnya mengandalkan amunisi yang dipasok oleh Korea Utara untuk mempertahankan pemboman mereka di sepanjang front Ukraina.

    Hal itu diungkap laporan, Reuters mengutip dokumen militer Rusia dan penelitian sumber terbuka (open source).

    Disebutkan, antara September 2023 dan Maret 2025, empat kapal berbendera Rusia melakukan 64 perjalanan mengangkut hampir 16.000 kontainer dari Korea Utara ke pelabuhan Rusia, menurut data satelit yang dianalisis oleh Open Source Center (OSC) yang berbasis di Inggris.

    Organisasi tersebut memperkirakan pengiriman tersebut setidaknya mengangkut antara 4 juta dan 6 juta peluru artileri.

    Sebagai perbandingan, Rusia diyakini telah memproduksi tidak lebih dari 2,3 juta peluru artileri di dalam negeri pada tahun 2024, menurut pejabat Ukraina dan Barat.

    Kremlin membantah adanya transfer senjata dari Korea Utara pada bulan Oktober 2023, dengan mengklaim tidak ada “bukti” atas aktivitas tersebut.

    Namun, setidaknya enam laporan unit artileri Rusia yang ditinjau oleh Reuters mendokumentasikan penggunaan antara 50 persen dan 100 persen amunisi Korea Utara di Ukraina pada tahun ini.

    Adapun tiga laporan unit lainnya tidak menyebutkan soal amunisi Korea Utara.

    Analis pertahanan Konrad Muzyka dari Rochan Consulting yang berbasis di Polandia mengatakan pasokan amunisi dari Korea Utara memungkinkan Rusia untuk mempertahankan laju operasi militernya mulai akhir tahun 2023.

    “Tanpa bantuan dari DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea, red), serangan-serangan yang dilakukan tentara Rusia terhadap posisi pertahanan Ukraina akan berkurang setengahnya,” kata badan intelijen militer Ukraina GUR kepada Reuters.

    “Tanpa dukungan Ketua Kim Jong Un, Presiden Vladimir Putin tidak akan benar-benar mampu meneruskan perangnya di Ukraina,” tambah Hugh Griffiths, mantan koordinator panel PBB yang memantau sanksi Korea Utara.

    Sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) Korea Utara, pertama kali terlihat di Pyongyang selama parade ulang tahun ke-75 WPK pada tahun 2020. (X/Osinttechnical)

    Raup Keuntungan Senilai Rp 337, Triliun

    Atas suplai amunisinya ke Moskow dalam Perang Ukraina ini, militer Korea Utara telah menghasilkan pendapatan bagi Pyongyang lebih dari $20 miliar atau sekitar Rp 337,4 triliun, menurut Institut Analisis Pertahanan Korea Selatan (KIDA), dilansir Newsweek, Rabu (16/4/2025).

    Perkiraan KIDA menunjukkan kalau sebagian besar pendapatan Korea Utara itu berasal dari pengiriman amunisi artileri skala besar.

    Amunisi Korea Utara kini memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan artileri tentara Rusia di Ukraina , dengan beberapa unit garis depan sepenuhnya bergantung pada peluru.

    Antara Agustus 2023 dan Maret 2025, Korea Utara dilaporkan telah mengirim lebih dari 15.800 kontainer amunisi ke Rusia .

    Citra satelit mengungkap 64 pelayaran oleh kapal-kapal Rusia, yang berpotensi mengirimkan antara 4,2 juta dan 5,8 juta butir amunisi Korea Utara.

    Sebagai balasannya, Pyongyang disebut-sebut telah menerima persenjataan dan teknologi militer canggih dari Rusia, bukan uang tunai.

    Laporan tersebut menunjukkan Korea Utara lebih menyukai “bantuan teknis dan dalam bentuk barang” yang meningkatkan industri pertahanannya sendiri dan mendukung tujuan strategis jangka panjangnya.

    Korea Utara mengerahkan lebih dari 11.000 tentara untuk mendukung upaya perang Rusia, yang sebagian besar dikirim ke Oblast Kursk Rusia .

    AMUNISI KOREA UTARA – Artileri Rusia di wilayah Kherson, Ukraina dilaporkan menggunakan amunisi yang dipasok Korea Utara. Dalam laporan terbaru, Rusia disebutkan bahkan 100 persen mengandalkan amunisi Korea Utara untuk berperang melawan Ukraina.

    Ukraina memperkirakan 5.000-6.000 korban di antara mereka, menyoroti tingginya biaya manusia akibat keterlibatan Pyongyang.

    Aliansi militer Rusia-Korut yang semakin dalam menimbulkan kekhawatiran regional yang lebih luas, khususnya bagi negara-negara Barat dan NATO.

    KIDA memperingatkan kalau kerja sama yang lebih erat dengan Korea Utara ini dapat menyebabkan Moskow melakukan intervensi di Semenanjung Korea jika terjadi krisis.

    “Kerja sama militer Rusia-Korea Utara meningkatkan kemungkinan Rusia campur tangan di semenanjung Korea jika terjadi keadaan darurat,” kata laporan itu.

    KIDA juga mendesak masyarakat internasional untuk mengadopsi tindakan guna memutuskan aliansi tersebut.

    Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan Korea Utara sebagai “mitra,” dan menegaskan bahwa perjanjian pertahanan bilateral yang ditandatangani pada tahun 2024 kini berlaku.

    Ia juga mengisyaratkan bahwa Pyongyang dapat diikutsertakan dalam negosiasi mendatang untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    (oln/tmt/KI/*)

  • AS Kerahkan Pesawat Pengebom ke Korsel, Korut Sebut Ancaman Terbuka!

    AS Kerahkan Pesawat Pengebom ke Korsel, Korut Sebut Ancaman Terbuka!

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) mengecam Amerika Serikat (AS) karena mengerahkan pesawat pengebom strategis B-1B dalam latihan militer gabungan baru-baru ini dengan Korea Selatan (Korsel). Pyongyang menyebut tindakan Washington itu sebagai “ancaman terbuka” bagi keamanan wilayah mereka.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Korut dalam pernyataan yang dikutip kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dan dilansir Reuters, Kamis (17/4/2025), mengatakan pengerahan pesawat pengebom strategis AS ke kawasan itu telah menjadi praktik militer rutin.

    Kementerian Pertahanan Korut menyebutnya sebagai “gertakan yang sembrono”.

    Pesawat pengebom B-1B itu, menurut Kementerian Pertahanan Seoul, dikerahkan dalam latihan militer gabungan antara AS dan Korsel yang digelar pada Selasa (15/4) bersama dengan sejumlah jet tempur lainnya — seperti jet tempur F-16 milik AS dan Korsel, serta jet tempur siluman F-35 milik Seoul.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Jeon Ha Kyu, menolak kritikan dari Korut dan menegaskan bahwa aktivitas militer itu bersifat defensif.

    Pesawat pengebom B-1B telah ditampilkan dalam latihan militer gabungan dalam beberapa tahun terakhir, yang telah sejak lama dikecam Korut sebagai latihan perang melawannya. Seoul selalu menggambarkan latihan gabungan semacam itu sebagai murni pertahanan.

    “Langkah militer AS dan ROK (Republik Korea — nama resmi Korsel) baru-baru ini merupakan ancaman terbuka bagi keamanan negara kita,” demikian pernyataan KCNA.

    Tonton juga Video: Kim Jong Un Pamer Drone Bunuh Diri Terbaru, Pakai Teknologi AI

    Ditegaskan oleh Seoul bahwa negaranya dan AS akan terus memperluas latihan militer gabungan untuk menanggapi ancaman nuklir Korut.

    Angkatan Udara AS dan Korsel juga akan memulai latihan gabungan selama dua pekan, yang disebut sebagai “Freedom Flag”, mulai Kamis (17/4) waktu setempat. Sejumlah jet tempur siluman generasi kelima akan dikerahkan untuk berperan sebagai musuh tiruan dalam latihan itu.

    Pengerahan pesawat pengebom AS dalam latihan gabungan dengan Korsel itu dilakukan beberapa hari setelah Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, bersumpah untuk melawan dorongan yang dipimpin Washington dalam berupaya melenyapkan program nuklir Korut.

    Mengudaranya pesawat pengebom AS di Semenanjung Korea pada Selasa (15/4) itu terjadi ketika Korut sedang memperingati hari penting, yakni hari ulang tahun pendiri Korut, mendiang Kim Il Sung, atau kakek dari Kim Jong Un.

    Tonton juga Video: Kim Jong Un Pamer Drone Bunuh Diri Terbaru, Pakai Teknologi AI

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pesawat Pengebom AS Mengudara di Semenanjung Korea, Ada Apa?

    Pesawat Pengebom AS Mengudara di Semenanjung Korea, Ada Apa?

    Seoul

    Amerika Serikat (AS) mengerahkan pesawat pengebom B-1B ke Semenanjung Korea dalam latihan udara gabungan dengan sekutunya, Korea Selatan (Korsel). Pengerahan pesawat pengebom AS ini juga dimaksudkan sebagai pamer kekuatan terhadap Korea Utara (Korut).

    Selain pesawat pengebom AS, beberapa jet tempur F-16 milik AS dan Korsel, serta jet tempur siluman F-35 milik Seoul, juga ikut serta dalam latihan gabungan itu.

    Pengerahan pesawat pengebom AS itu, seperti dilansir Associated Press, Selasa (15/4/2025), dilakukan beberapa hari setelah Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un, bersumpah untuk melawan dorongan yang dipimpin Washington dalam berupaya melenyapkan program nuklir Korut.

    Korut seringkali memberikan reaksi keras terhadap pengerahan pesawat pengebom AS dan aset militer kuat lainnya, dengan melakukan uji coba rudal dan melontarkan retorika yang berapi-api.

    Mengudaranya pesawat pengebom AS pada Selasa (15/4) waktu setempat dapat memicu respons lebih keras karena hal itu terjadi ketika Korut sedang memperingati hari penting, yakni hari ulang tahun pendiri Korut, mendiang Kim Il Sung, atau kakek dari Kim Jong Un.

    Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan pesawat pengebom AS itu berpartisipasi dalam latihan udara gabungan Seoul-Washington di atas Semenanjung Korea untuk memperkuat kemampuan operasional dan menunjukkan kemampuan pencegahan terhadap program nuklir Korut.

    Disebutkan Kementerian Pertahanan Korsel dalam pernyataannya bahwa sejumlah jet tempur F-35 dan jet tempur F-16 milik Korsel, juga jet tempur F-16 milik AS, juga berpartisipasi dalam latihan udara gabungan tersebut.

    Lihat juga Video ‘AS Serang Yaman Lagi, 6 Orang Tewas-30 Terluka’:

    Ini merupakan kedua kalinya pesawat pengebom B-1B milik AS ikut dalam latihan bersama Korsel sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat untuk periode kedua pada Januari lalu.

    Pada Februari lalu, Kementerian Pertahanan Korut mengecam penerbangan pesawat pengebom B-1B di kawasan itu sebagai bukti meningkatnya provokasi yang dilakukan AS sejak pelantikan Trump. Pyongyang bersumpah akan melawan ancaman strategis AS dengan cara-cara strategis.

    Beberapa hari kemudian, Korut melakukan uji coba rudal jelajah, dalam apa yang disebutnya sebagai upaya menunjukkan kemampuan serangan balik nuklirnya.

    Trump berulang kali mengatakan dirinya akan menghubungi Kim Jong Un untuk menghidupkan kembali diplomasi antara kedua negara. Korut belum menanggapi secara langsung atas upaya Trump tersebut.

    Kim Yo Jong, pada Rabu (9/4) lalu, mencemooh AS dan sekutu-sekutunya atas apa yang disebutnya sebagai “khayalan” mereka soal denuklirisasi Korut. Dia menegaskan Pyongyang tidak akan pernah menghentikan program senjata nuklirnya.

    Lihat juga Video ‘AS Serang Yaman Lagi, 6 Orang Tewas-30 Terluka’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Timnas U17 Korut Bikin Geleng-geleng, Bantai Indonesia 6-0

    Timnas U17 Korut Bikin Geleng-geleng, Bantai Indonesia 6-0

    Jakarta

    Jagat media sosial Indonesia kembali ramai usai laga Timnas Indonesia lawan Korea Utara di perempat final Piala Asia U-17 2025. Perjuangan Garuda Muda berakhir tragis, kalah 6-0 untuk kemenangan Korut.

    Dalam laga yang berlangsung di King Abdullah Sports City Hall Stadium, Jeddah, Senin (14/4/2025), penampilan Timnas Indonesia seolah antiklimaks. Sebab sebelumnya tampil sempurna di fase grup.

    Hasil ini membuat kiprah Indonesia harus terhenti di Piala Asia U-17 2025. Sementara, Korea Utara melaju ke semifinal untuk berjumpa dengan Uzbekistan.

    Reaksi warganet pun beragam. Selain menyemangati Garuda Muda, banyak yang berdecak kagum dengan penampilan Timnas Korut dalam pertandingan tersebut. Mereka terkesima atas kelincahan Chow Song-hun dkk mengiring bola hingga berkali-kali menjebol gawang squad asuhan Nova Arianto.

    “Jadikan cambuk untuk berlatih lebih keras, jadikan pembelajaran. Latih umpan cepat & akurat, pergerakan buka ruang kosong, visi main, jarak antar pemain jgn terlalu jauh. Latih terus pasti akan ada hasil. Kalah dr Korut dpt ilmu yg bagus,” kata @jepara123456.

    “Pelajaran & ilmu yg sangat2 berharga serta mahal. Jajaran pelatih & pemain hrs dapat menemukan cara bagaimana lepas dr pressing ketat lawan. Di pildun nanti akan bertemu lawan lebih kuat dr Korut. Ada waktu buat terus berlatih passing cepat & gerak cepat,” ujar @jepara123456.

    “Speed dan Power Pemain U17 Korut luarr biasa… Mereka bermain seakan akan bukan Usia U17 pada umumnya.. Agak sangsi sihh..,🤔 tapi ah sudahlah mungkin memang mental pemain2 kita yg down ketika kebobolan di menit2 awal…,” kata @AUtiarahman.

    “Anak2 Korut ini taruhannya nyawa, Makannya gacor amat, tanpa ampun membantai Garuda Muda, dari pada dibantai sendiri oleh Kim Jong-un.
    Indonesia 0-6 Korea Utara,” kata @Titipan_Mafia.

    “Korut emang beda level sama tim tim lain sih kyknya, paling disiplin dan terorganisir di turnamen ini. Sayang bgt harus kalah 6 gol tanpa bisa balas 1 gol pun, tapi tetap terimakasih untuk Garuda Muda. Kalian sudah hebat bisa bikin sejarah lolos kualifikasi Piala Dunia,” ujar @Kuuciiing_.

    (afr/afr)

  • Korut Kepergok Bikin Kapal Perang Frigate Terbesar, Dilengkapi Senjata Canggih Buatan Rusia – Halaman all

    Korut Kepergok Bikin Kapal Perang Frigate Terbesar, Dilengkapi Senjata Canggih Buatan Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Korea Utara diam-diam membuat sebuah kapal perang terbesar dan tercanggih yang pernah dimiliki negara komunis tersebut.

    Informasi tersebut mencuat setelah Satelite Maxar Technologies and Planet Labs menemukan sebuah kapal Frigate di perairan Korut.

    Dalam cuplikan foto satelit yang diambil pada 6 April terlihat kapal tersebut terlihat mendarat di Pelabuhan Nampho, pantai barat Korea Utara, sekitar 60 kilometer (37 mil) barat daya ibu kota Pyongyang.

    Kapal yang diduga kuat merupakan kapal perang itu kemungkinan besar milik militer Korut.

    Analis memperkirakan kapal perang tersebut masih dalam proses pembuatan sistem persenjataan dan sistem internal kapal.

    Tak dirinci berapa besar ukuran dari kapal perang milik militer Korut itu, namun kapal tersebut diperkirakan mencapai dua kali dari seluruh kapal armada laut Korut saat ini.

    Adapun bobot kapal tempur militer Korut diperkirakan mencapai  4.000 ton

    Sebagai perbandingan, kapal jenis penghancur Amerika Serikat kelas USS Arleigh Burke memiliki panjang total 153 meter.

    Sedangkan kapal frigate AS kelas Constellation memiliki panjang 151 meter.

    “FFG memiliki panjang sekitar 140 meter (459 kaki), menjadikannya kapal perang terbesar yang diproduksi di Korea Utara,” menurut analisis oleh Joseph Bermudez Jr. dan Jennifer Jun di Pusat Studi Strategis dan Internasional, dilansir CNN International.

    Dilengkapi Senjata Canggih

    Pembangunan kapal ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan angkatan laut Korut.

    Mengingat kapal perang terbesar sebelumnya adalah fregat seberat 1.500 ton.

    Hal ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan angkatan laut Korut guna meningkatkan kesiapan perang negara. ​

    Meski penampakan kapal ini belum diungkap secara resmi oleh pemerintah Korut, namun para analis mengatakan gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa kapal Frigate dilengkapi senjata canggih.

    Salah satunya senjata berpeluru kendali (FFG) yang dirancang untuk membawa rudal dalam tabung peluncur vertikal untuk digunakan terhadap target di darat dan laut.

    Analis juga mencatat kapal tersebut tampaknya disiapkan untuk memiliki radar array bertahap.

    Dengan teknologi tersebut kapal Frigate Korut dapat melacak ancaman dan target lebih cepat dan akurat daripada kemampuan Korea Utara yang sebelumnya ditampilkan.

    Lebih lanjut radar array yang terintegrasi ke dalam superstruktur dan sistem peluncuran vertikal atau VLS juga diklaim mampu menyebarkan rudal jelajah atau rudal anti pesawat ke arah musuh.

    Hal Senada juga diungkap oleh Jeffrey Lewis, peneliti dari James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) Amerika Serikat (AS).

    Ia mengatakan foto kapal yang tertangkap dari satelit menunjukan bahwa kapal perang Frigate korut memiliki dek yang cukup besar untuk menampung lebih dari 50 rudal

    Ia memperkirakan kemungkinan terdapat 32 rudal di bagian depan dan jumlah yang lebih sedikit atau beberapa rudal balistik di bagian belakang.

    Tak hanya itu kapal perang Frigate juga didesain untuk membawa misil berpemandu (guided-missile frigate/FFG)dalam balistik.

    Kapal Perang Korut Mirip Kapal Tempur Rusia

    Jika dilihat sekilas, desain eksternal kapal baru ini juga menunjukkan kemiripan dengan fregat kelas Admiral Grigorovich milik Rusia, yang berbobot sekitar 3.600 ton. ​

    Kemiripan ini mencerminkan kedekatan hubungan militer antara kedua negara dan kemungkinan adanya transfer teknologi atau bantuan desain dari Rusia ke Korea Utara.

    Menunjukkan upaya Korea Utara untuk meningkatkan kemampuan angkatan lautnya dengan memanfaatkan teknologi dan desain dari negara lain, khususnya Rusia.​

    Meskipun ada sanksi internasional yang membatasi kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, namun sejak 2023 Rusia dan Korea Utara telah meningkatkan kerja sama militer mereka.

    Pada Juni 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyepakati peningkatan kerja sama militer, termasuk pertukaran teknologi dan pelatihan angkatan bersenjata .

    Kerja sama ini mencakup berbagai bidang, termasuk pertukaran teknologi militer, latihan bersama, dan kemungkinan penyediaan komponen atau desain kapal perang.

    (Tribunnews.com / Namira)