Tag: Kim Jong Un

  • Putin Makin Kuat! Kim Jong Un Dukung Rusia Tanpa Syarat di Ukraina

    Putin Makin Kuat! Kim Jong Un Dukung Rusia Tanpa Syarat di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa pihaknya siap mendukung Rusia tanpa syarat dalam perangnya di Ukraina. Hal ini disampaikan langsung pada saat bertemu di Wonsan, Korea Utara, Minggu (13/7/2025).

    Mengutip Reuters, Kim memberi tahu Lavrov bahwa langkah-langkah yang diambil oleh persekutuan antara dua negara dalam menanggapi geopolitik global yang berubah secara radikal akan berkontribusi besar dalam menjaga perdamaian dan keamanan di seluruh dunia.

    “Kim Jong Un menegaskan kembali bahwa DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) siap mendukung dan mendorong tanpa syarat semua langkah yang diambil oleh kepemimpinan Rusia terkait penanggulangan akar penyebab krisis Ukraina,” lapor kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA.

    Lavrov sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Korea Utara, Choe Son Hui, di Wonsan. Mereka mengeluarkan pernyataan bersama yang menjanjikan dukungan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayah masing-masing negara.

    Pada hari Sabtu, media Rusia melaporkan bahwa Lavrov menggambarkan hubungan kedua negara sebagai “persaudaraan tempur yang tak terkalahkan” dalam pertemuannya dengan Kim dan berterima kasih kepadanya atas pasukan yang dikerahkan ke Rusia.

    Hubungan antara Rusia dan Korea Utara telah meningkat secara dramatis selama dua tahun terakhir perang di Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022, dengan Pyongyang mengerahkan lebih dari 10.000 tentara dan senjata ke Rusia untuk mendukung kampanye militer Moskow.

    Pada hari Minggu, badan intelijen Kementerian Pertahanan Korea Selatan melaporkan kepada parlemen bahwa Korea Utara terus memasok amunisi artileri ke Rusia dan sejauh ini telah mengirimkan sekitar 12 juta butir amunisi.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kim Jong Un Tawarkan Dukungan Penuh ke Rusia terkait Perang Ukraina

    Kim Jong Un Tawarkan Dukungan Penuh ke Rusia terkait Perang Ukraina

    Jakarta – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, bertemu dengan Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, di Korut. Kim Jong un menawarkan dukungan penuh kepada Moskow terkait perang di Ukraina.

    Hal itu disampaikan Kim Jong Un selama perundingan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dilaporkan media pemerintah Korut, KCNA dilansir AFP, Minggu (13/7/2025).

    Pertemuan Kim dan Lavrov dilakukan pada Sabtu dalam “suasana yang penuh dengan rasa saling percaya yang hangat,”, demikian lapor kantor berita KCNA.

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia melalui Telegram mengunggah video yang memperlihatkan Lavrov dan Kim Jong un berjabat tangan dan saling berpelukan. Keduanya mengatakan bahwa perundingan tersebut diadakan di Wonsan, sebuah kota di pesisir timur Korea Utara tempat sebuah resor besar dibuka awal bulan ini.

    Kim mengatakan kepada Lavrov bahwa Pyongyang “siap mendukung dan mendorong tanpa syarat semua langkah yang diambil oleh kepemimpinan Rusia terkait penanggulangan akar penyebab krisis Ukraina”, demikian lapor KCNA.

    “Keyakinan kuat bahwa tentara dan rakyat Rusia pasti akan meraih kemenangan dalam mencapai tujuan suci membela martabat dan kepentingan dasar negara,” tambah Kim Jong Un.

    Kim Jong Un juga memuji “kepemimpinan luar biasa” Putin dalam pertemuan itu.

    Lebih lanjut, keduanya juga membahas “hal-hal penting untuk melaksanakan dengan komitmen kesepakatan yang dicapai pada pertemuan puncak bersejarah DPRK-Rusia pada Juni 2024”, demikian KCNA.

    Sementara itu, Lavrov menyampaikan kepada Kim, bahwa Putin “berharap untuk melanjutkan kontak langsung dalam waktu dekat”, menurut kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS.

    Media pemerintah Rusia dan Korea Utara melaporkan bahwa Lavrov akan berada di Korut hingga Minggu.

    Kunjungan Lavrov ke Korea Utara merupakan yang terbaru dari serangkaian kunjungan tingkat tinggi oleh para pejabat tinggi Rusia seiring kedua negara mempererat hubungan militer dan politik di tengah serangan Rusia terhadap Kyiv.

    Pyongyang mengirim ribuan pasukan ke wilayah Kursk Rusia untuk mengusir pasukan Ukraina dan menyediakan peluru artileri serta rudal bagi tentara Rusia.

    Tonton juga video “Kim Jong Un Resmikan Wisata Pantai Megah di Korut, Tertarik Mampir?” di sini:

    (yld/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kim Jong Un Tawarkan Dukungan Penuh ke Rusia terkait Perang Ukraina

    Menlu Rusia Bertemu Kim Jong Un, Bahas Kerja Sama Militer-Konflik Ukraina

    Jakarta – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, hari ini bertemu dengan Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, di Korut. Keduanya membahas mengenai sejumlah isu, termasuk konflik Ukraina dan Rusia.

    “Lavrov disambut oleh Kim Jong Un,” tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia di Telegram, dilansir AFP, Sabtu (12/7/2025).

    Pertemuan dengan Kim Jong Un merupakan bagian dari lawatan Lavrov di Korut. Dia dijadwalkan akan tinggal di Korut hingga 13 Juli mendatang.

    “Lavrov mengatakan kepada Kim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berharap untuk melanjutkan kontak langsung dalam waktu dekat,” menurut kantor berita negara Rusia, TASS.

    Kunjungan ini merupakan yang terbaru dari serangkaian kunjungan tingkat tinggi oleh para pejabat tinggi Moskow seiring kedua negara mempererat hubungan militer dan politik terkait serangan Rusia di Ukraina. Pyongyang mengirim ribuan pasukan ke wilayah Kursk Rusia untuk mengusir pasukan Kyiv dan memasok peluru artileri dan rudal kepada tentara Rusia.

    Sebelum bertemu Kim Jong Un, Lavrov telah bertemu dengan Menlu Korut, Choe Son Hui. Dalam pertemuan itu, pejabat Korut telah menegaskan dukungan penuh terhadap Rusia dalam konflik di Ukraina.

    “Kedua belah pihak menekankan tekad mereka untuk bersama-sama melawan aspirasi hegemoni para pemain ekstra-regional, yang menyebabkan meningkatnya ketegangan di Asia Timur Laut dan di seluruh kawasan Asia-Pasifik,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

    Lavrov bertemu dengan mitranya di Wonsan, sebuah kota di pesisir timur negara itu, tempat sebuah resor besar dibuka awal bulan ini. Menjelang kunjungan tersebut, Rusia mengumumkan akan memulai penerbangan dua kali seminggu antara Moskow dan Pyongyang.

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kenapa Korut Antusias Kirim Ribuan Personel Militer ke Rusia?

    Kenapa Korut Antusias Kirim Ribuan Personel Militer ke Rusia?

    Jakarta

    Sebuah delegasi perwira senior militer Korea Utara berangkat ke Moskow pada hari Senin (30/7), dan para analis menduga Pyongyang sedang bersiap untuk mengirimkan lebih banyak pasukan dalam beberapa minggu mendatang, untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Kepala Dewan Keamanan Rusia dan mantan menteri pertahanan, Sergei Shoigu, yang mengunjungi Korea Utara bulan lalu mengatakan kepada media Rusia, Presiden Kim Jong-un telah setuju untuk mengirimkan 6.000 insinyur dan pekerja militer ke wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina. Hal ini menandai hubungan militer kedua negara yang kian erat.

    Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) telah mengkonfirmasi angka-angka tersebut, serta menambahkan informasi bahwa Korea Utara telah menyediakan lebih dari 10 juta peluru artileri dan rudal untuk Rusia. Sebagai imbalannya, Rusia menawarkan kerja sama ekonomi dan teknologi militer.

    Perjanjian yang saling menguntungkan

    Para analis mengatakan, hal ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak dalam aliansi tersebut, dan ada kemungkinan Korea Utara akan mengirim lebih banyak tentara untuk bertempur bersama rekan-rekan Rusia dalam jangka panjang.

    “Baik Moskow maupun Pyongyang mendapatkan apa yang mereka inginkan dari perjanjian ini,” kata Yakov Zinberg, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Kokushikan, Tokyo.

    “Kita tahu ratusan ribu orang tewas dan luka-luka dari pihak Rusia, dan pemerintah tidak ingin memperluas mobilisasi ke kota-kota besar, seperti Moskow dan Sankt Peterburg, karena hal itu dapat membahayakan rezim Putin di kota-kota tersebut,” katanya kepada DW.

    Sementara itu, dengan mengerahkan personel militer tambahan, Pyongyang ingin membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Korut.

    Meskipun klip video tersebut hanya menunjukkan enam peti mati, laporan intelijen Barat menginformasikan 11.000 tentara Korea Utara terlibat dalam perang Rusia-Ukraina, sekitar 6.000 di antaranya telah tewas, terluka, atau ditangkap.

    Rekaman video itu juga menunjukkan Kim yang menangis dalam sebuah acara budaya bersama dengan Rusia di Pyongyang pada hari Sabtu (28/6), dalam peringatan satu tahun penandatanganan pakta militer bilateral dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin.

    Pasukan Korea Utara ‘membantu rezim Putin’

    Meski Pyongyang menggunakan pengerahan pasukan tambahan sebagai alat propaganda, kehadiran pasukan Korea Utara adalah ‘anugerah’ bagi pemerintah dan warga Rusia.

    “Mayoritas dari mereka yang menjalani wajib militer di Rusia berasal dari wilayah federasi Rusia (dengan etnis non Rusia), sedikit di sana yang menentang mobilisasi ini, tetapi ketika saya berbicara dengan orang-orang Rusia, mereka selalu mengatakan takut akan adanya mobilisasi lagi,” kata Zinberg, yang berasal dari Saint Petersburg.

    “Ketika pemerintah mengumumkan, 6.000 tentara Korea Utara akan dikerahkan ke garis terdepan, mereka mengatakan kini dapat bersantai karena tahu bahwa mereka aman,” katanya. “Jadi, mengirim pasukan Korea Utara sebenarnya membantu rezim Vladimir Putin.”

    Zinberg menjelaskan lebih jauh, tentara Korea Utara ini digunakan Rusia untuk “menakuti” sekutu-sekutu Eropa Ukraina yang berharap Rusia akan kehabisan tenaga dan materi dengan lebih cepat. Dengan memiliki sekutu bersenjata nuklir di Asia Timur juga akan membuat AS, Korea Selatan, dan Jepang waspada.

    Ra Jong-yil, seorang mantan diplomat dan perwira intelijen senior Korea Selatan, mengatakan “alasan mendasar” mengapa Korea Utara setuju mengirimkan lebih banyak pasukan, adalah karena kerugian bsar yang telah dialami Rusia di front paling depan.

    “Tampaknya sebagian dari pasukan ini juga akan digunakan sebagai pekerja untuk membangun kembali infrastruktur di daerah yang berhasil diduduki Rusia, yang merupakan keahlian pasukan Korea Utara,” katanya.

    Ra memperkirakan, Korea Utara akan “terus mengirimkan lebih banyak personel bahkan setelah pertempuran berakhir, karena Rusia masih akan sangat kekurangan tenaga kerja untuk membangun kembali daerah-daerah hancur akibat pertempuran.”

    Apakah membantu Rusia menjamin kelangsungan rezim Pyongyang?

    Penilaian intelijen menunjukkan, Rusia telah membayar Korea Utara dengan bahan bakar, makanan, dan akses ke peralatan militer canggih yang sebelumnya sulit didapat oleh Pyongyang, karena rezim itu berada di bawah embargo dan sanksi PBB yang ketat atas program rudal nuklirnya.

    Keuntungan lain bagi Pyongyang adalah menaikkan statusnya sebagai sekutu penting kekuatan global. Aliansinya dengan Rusia juga kian mendekatkannya dengan Cina, yang selama ini menjadi mitra dan pelindung rezim Kim.

    “Mereka menyukai status sebagai teman Rusia,” kata Zinberg.

    “Dan saya memperkirakan, Pyongyang akan terus dekat dengan Moskow bahkan setelah perang berakhir, menawarkan pasukan dan pekerja, karena mereka tahu itu bisa memberi mereka imbalan yang setimpal untuk menopang rezim di Korut dan memastikan keberlangsungannya.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga Video: Rusia Rilis Rekaman Latihan Militer Bareng Korut

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pantai ‘Kelas Dunia’ di Korut untuk Sambut Turis Rusia

    Pantai ‘Kelas Dunia’ di Korut untuk Sambut Turis Rusia

    Jakarta

    Pantai ‘kelas dunia’ dibuka Korea Utara (Korut) untuk menyambut turis Rusia. Pantai itu menjadi proyek pariwisata kesayangan pemimpin Korut Kim Jong Un.

    Dirangkum detikcom, Rabu (2/7/2025), Korut membuka resor besar di wilayah pantai timur, yang diklaim oleh negara itu sebagai “resor budaya kelas dunia”. Resor yang menjadi proyek pariwisata kesayangan pemimpin Korut Kim Jong Un ini, dilaporkan akan menyambut para turis dari Rusia pada bulan ini.

    Otoritas Korut, seperti dilansir AFP, menyebut Kawasan Wisata Pantai Wonsan Kalma di Korut dapat menampung hampir 20.000 orang. Media Korea Selatan (Korsel) menjuluki resor baru Korut itu sebagai “Wakiki Korea Utara” — yang merujuk pada nama pantai tersohor di Hawaii.

    Pembukaan resor baru ini dilakukan setelah Kim Jong Un menunjukkan minat yang besar dalam mengembangkan industri pariwisata Korut selama tahun-tahun awal kekuasaannya, dengan menurut para analis, kawasan resor pantai menjadi fokus khusus negara terisolasi tersebut.

    Laporan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyebut kawasan wisata itu telah dibuka untuk pengunjung domestik pada Selasa (1/7) waktu setempat. KCNA merilis gambar-gambar yang menunjukkan para wisatawan mengenakan pakaian renang warna-warni sedang menikmati pantai.

    Warga Korut dari semua usia dan dari berbagai wilayah Korut, menurut laporan KCNA, berbondong-bondong mendatangi kawasan wisata itu pekan ini.

    “Dipenuhi dengan kegembiraan karena merasakan tingkat peradaban baru,” sebut KCNA dalam laporannya.

    “Para pengunjung terpukau oleh kemegahan dan keindahan kota wisata tersebut, di mana lebih dari 400 … bangunan yang dirancang secara artistik berjejer di pantai berpasir putih dalam harmoni yang ideal,” imbuh KCNA.

    Turis Rusia Akan ke Pantai Korut 7 Juli

    Foto: Kim Jong Un bersama anak dan istrinya menikmati suasana di resor pantai baru Korut (STR/KCNA VIA KNS/AFP).

    Menurut kantor berita Korsel, Yonhap, sekelompok wisatawan Rusia akan mengunjungi kawasan wisata di Korut itu untuk pertama kalinya pada 7 Juli mendatang.

    Kementerian Unifikasi Korsel, yang mengurusi hubungan dengan Korut, mengatakan operasional situs wisata tersebut “diharapkan akan berkembang secara bertahap”, termasuk untuk wisatawan Rusia.

    Pekan lalu, Kim Jong Un mengatakan bahwa pembangunan kawasan wisata itu akan menjadi “salah satu kesuksesan terbesar tahun ini” dan bahwa Korut akan membangun lebih banyak zona wisata berskala besar ” dalam waktu sesingkat mungkin”.

    Foto-foto yang dirilis sebelumnya oleh Pyongyang menunjukkan Kim Jong Un sedang duduk di kursi, bersama putrinya yang beranjak remaja Ju Ae dan istrinya Ri Sol Ju, sedang menyaksikan seorang pria meluncur dari seluncuran air di resor tersebut.

    Namun, mengingat terbatasnya kapasitas penerbangan yang tersedia, menurut Kementerian Unifikasi Korsel, pariwisata internasional untuk resor pantai baru itu “kemungkinan akan tetap berskala kecil”.

    “Diperkirakan wisatawan akan melakukan perjalanan melalui Pyongyang, dan jumlah pengunjung mungkin dibatasi hingga sekitar 170 orang per hari,” sebut Kementerian Unifikasi Korsel dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pantai ‘Kelas Dunia’ di Korut untuk Sambut Turis Rusia

    Korut Buka Resor Pantai ‘Kelas Dunia’, Incar Turis Rusia

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) membuka resor besar di wilayah pantai timur, yang diklaim oleh negara itu sebagai “resor budaya kelas dunia”. Resor yang menjadi proyek pariwisata kesayangan pemimpin Korut Kim Jong Un ini, dilaporkan akan menyambut para turis dari Rusia pada bulan ini.

    Otoritas Korut, seperti dilansir AFP, Rabu (2/7/2025), menyebut Kawasan Wisata Pantai Wonsan Kalma di Korut dapat menampung hampir 20.000 orang. Media Korea Selatan (Korsel) menjuluki resor baru Korut itu sebagai “Wakiki Korea Utara” — yang merujuk pada nama pantai tersohor di Hawaii.

    Pembukaan resor baru ini dilakukan setelah Kim Jong Un menunjukkan minat yang besar dalam mengembangkan industri pariwisata Korut selama tahun-tahun awal kekuasaannya, dengan menurut para analis, kawasan resor pantai menjadi fokus khusus negara terisolasi tersebut.

    Laporan kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyebut kawasan wisata itu telah dibuka untuk pengunjung domestik pada Selasa (1/7) waktu setempat. KCNA merilis gambar-gambar yang menunjukkan para wisatawan mengenakan pakaian renang warna-warni sedang menikmati pantai.

    Warga Korut dari semua usia dan dari berbagai wilayah Korut, menurut laporan KCNA, berbondong-bondong mendatangi kawasan wisata itu pekan ini.

    “Dipenuhi dengan kegembiraan karena merasakan tingkat peradaban baru,” sebut KCNA dalam laporannya.

    “Para pengunjung terpukau oleh kemegahan dan keindahan kota wisata tersebut, di mana lebih dari 400 … bangunan yang dirancang secara artistik berjejer di pantai berpasir putih dalam harmoni yang ideal,” imbuh KCNA.

    Menurut kantor berita Korsel, Yonhap, sekelompok wisatawan Rusia akan mengunjungi kawasan wisata di Korut itu untuk pertama kalinya pada 7 Juli mendatang.

    Lihat juga Video ‘Kim Jong Un Resmikan Wisata Pantai Megah di Korut, Tertarik Mampir?’:

    Kementerian Unifikasi Korsel, yang mengurusi hubungan dengan Korut, mengatakan operasional situs wisata tersebut “diharapkan akan berkembang secara bertahap”, termasuk untuk wisatawan Rusia.

    Pekan lalu, Kim Jong Un mengatakan bahwa pembangunan kawasan wisata itu akan menjadi “salah satu kesuksesan terbesar tahun ini” dan bahwa Korut akan membangun lebih banyak zona wisata berskala besar ” dalam waktu sesingkat mungkin”.

    Foto-foto yang dirilis sebelumnya oleh Pyongyang menunjukkan Kim Jong Un sedang duduk di kursi, bersama putrinya yang beranjak remaja Ju Ae dan istrinya Ri Sol Ju, sedang menyaksikan seorang pria meluncur dari seluncuran air di resor tersebut.

    Kim Jong Un bersama anak dan istrinya menikmati suasana di resor pantai baru Korut Foto: STR/KCNA VIA KNS/AFP

    Namu, mengingat terbatasnya kapasitas penerbangan yang tersedia, menurut Kementerian Unifikasi Korsel, pariwisata internasional untuk resor pantai baru itu “kemungkinan akan tetap berskala kecil”.

    “Diperkirakan wisatawan akan melakukan perjalanan melalui Pyongyang, dan jumlah pengunjung mungkin dibatasi hingga sekitar 170 orang per hari,” sebut Kementerian Unifikasi Korsel dalam pernyataannya.

    Lihat juga Video ‘Kim Jong Un Resmikan Wisata Pantai Megah di Korut, Tertarik Mampir?’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Potret Putri Kim Jong Un Tumbuh Dewasa, Jadi Penerus Pimpin Korut?

    Potret Putri Kim Jong Un Tumbuh Dewasa, Jadi Penerus Pimpin Korut?

    Kim Ju-Ae, putri remaja pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, telah memicu perhatian luas dari warga Korea Utara. Publik terpukau bukan hanya oleh kehadirannya di acara resmi, tetapi juga oleh perubahan fisiknya yang dinilai pesat, terutama dari segi tinggi badan. (via REUTERS/KCNA)

  • Saya Punya Hubungan Baik dengan Kim Jong Un, Sangat Cocok

    Saya Punya Hubungan Baik dengan Kim Jong Un, Sangat Cocok

    JAKARTA – Presiden AS Donald Trump  mengatakan dirinya akan menyelesaikan konflik dengan Korea Utara (Korut).

    Berbicara di Ruang Oval, Trump ditanya apakah dia telah menulis surat kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seperti yang dilaporkan bulan ini.

    Trump tidak menjawab pertanyaan itu secara langsung.

    ”Saya memiliki hubungan yang baik dengan Kim Jong Un dan sangat cocok dengannya. Jadi, kita lihat saja apa yang terjadi,” kata Trump dilansir Reuters, Sabtu, 28 Juni.

    “Seseorang mengatakan ada potensi konflik, saya pikir kita akan menyelesaikannya,” kata Trump.

    “Jika memang ada, itu tidak akan melibatkan kita,” imbuh Presiden AS.

    NK News situs web berbasis di Seoul yang memantau Korea Utara, melaporkan bulan ini, delegasi Korea Utara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York telah berulang kali menolak menerima surat dari Trump untuk Kim.

    Trump dan Kim mengadakan tiga pertemuan puncak selama masa jabatan pertama Trump tahun 2017-2021 dan bertukar sejumlah surat yang disebut Trump “indah,” sebelum upaya diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya itu gagal karena tuntutan AS agar Kim menyerahkan senjata nuklirnya.

    Dalam masa jabatan keduanya, Trump mengakui Korea Utara adalah “kekuatan nuklir.”

     

    Gedung Putih sebelumnya mengatakan Trump akan menyambut komunikasi lagi dengan Kim, meskipun tidak mengonfirmasi ada surat yang dikirim.

    Korea Utara tidak menunjukkan minat untuk kembali berunding sejak runtuhnya diplomasi Trump pada tahun 2019.

    Sebaliknya, negara itu telah memperluas program senjata nuklir dan rudal balistiknya secara signifikan, dan mengembangkan hubungan dekat dengan Rusia melalui dukungan langsung terhadap perang Moskow di Ukraina, yang mana Pyongyang telah menyediakan pasukan dan persenjataan.

  • Turun Gunung, Kim Jong Un Bangun Bisnis Pariwisata Korut

    Turun Gunung, Kim Jong Un Bangun Bisnis Pariwisata Korut

    Foto Bisnis

    Agung Pambudhy – detikFinance

    Jumat, 27 Jun 2025 19:00 WIB

    Jakarta – Kim Jong Un resmikan zona wisata Wonsan Kalma di Korut, proyek ambisius bernilai miliaran dolar yang dirancang untuk dorong sektor pariwisata mulai 1 Juli 2025.

  • Korea Utara Pelajari Serangan AS terhadap Iran

    Korea Utara Pelajari Serangan AS terhadap Iran

    Jakarta

    Korea Utara mengecam keras serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga situs nuklir utama Iran, sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan wilayah dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    “Masyarakat internasional yang adil harus menyuarakan kecaman dan penolakan bulat terhadap tindakan konfrontatif AS dan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dikutip kantor berita Yonhap.

    Pyongyang sebelumnya juga telah menyebut serangan rudal Israel terhadap Iran sebagai “tindakan keji.”

    Aliansi Korea Utara–Iran

    Korea Utara yang bersenjata nuklir selama ini menjalin hubungan erat dengan Iran. Selama puluhan tahun, kedua negara diduga mengadakan kerja sama militer, termasuk dalam pengembangan rudal balistik.

    Ilmuwan Iran diketahui telah meningkatkan teknologi hasil kolaborasi tersebut.

    Sekitar dua dekade lalu, Korea Utara mulai mengirimkan tenaga ahli spesialis terowongan bawah tanah ke Iran. Pengalaman mereka berasal dari Perang Korea yang berlangsung pada 1950, di mana Korea Utara membangun banyak fasilitas militer strategis di bawah tanah untuk menghindari deteksi dan serangan musuh.

    Kini, Pyongyang diyakini mengkaji efektivitas desain perlindungan fasilitas bawah tanahnya menyusul penggunaan senjata GBU-57 “massive ordnance penetrator” oleh AS dalam Operation Midnight Hammer terhadap fasilitas nuklir bawah tanah Fordow di Iran.

    “Saya percaya kesimpulan yang akan diambil Korea Utara adalah bahwa mereka harus mempercepat kemampuan senjata nuklir dan semakin memperkuat lokasi penyimpanan mereka,” lanjutnya.

    Chun juga mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan akan menambah pertahanan udara serta opsi balasan serangan sebagai langkah perlindungan tambahan.

    Peluang kecil bagi dialog

    Ketika ditanya apakah serangan tersebut dapat mendorong Pyongyang kembali ke meja perundingan, Chun menjawab tegas, “Sama sekali tidak. Itu bukan sifat mereka.”

    Namun dia menambahkan, Korea Utara kemungkinan besar juga terkejut dengan ketegasan pemerintahan Donald Trump.

    “Ini adalah Amerika yang belum pernah kita lihat selama bertahun-tahun, dan jelas mengejutkan Korea Utara,” ujarnya. “Prioritas Korut sekarang adalah memastikan hal serupa tidak terjadi terhadap mereka, dan karena itu Pyongyang akan mengamati dengan seksama dan mempercepat program senjata mereka.”

    Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Universitas Ewha Womans, Seoul, mengatakan bahwa Pyongyang memahami situasinya berbeda dengan Teheran, baik secara geografis, dukungan sekutu, maupun kemajuan program nuklir.

    “Program nuklir Korea Utara jauh lebih maju, dengan senjata yang mungkin sudah siap diluncurkan melalui berbagai sistem, termasuk ICBM,” kata Easley, merujuk pada rudal balistik atarbenua.

    “Rezim Kim dapat mengancam wilayah dataran AS, dan Seoul berada dalam jangkauan berbagai jenis senjata Korea Utara.”

    Sementara dalam kasus Iran, Israel memanfaatkan keunggulan intelijen, teknologi, dan pelatihan, untuk melumpuhkan pertahanan udara, mengeliminasi personel penting, dan kemampuan serangan balik Iran.

    “Korea Utara akan belajar dari kesalahan Iran. Korea Selatan lebih berhati-hati daripada Israel, dan Cina serta Rusia berada dalam posisi lebih baik untuk membantu Pyongyang dibanding posisi Iran saat ini,” ujar Easley.

    Koordinasi Rusia dengan Iran dan Korea Utara

    Easley menambahkan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga akan semakin bergantung pada aliansinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperoleh teknologi senjata terbaru dalam jumlah cukup guna mempertahankan rezimnya.

    “Tidak mengherankan jika Moskow segera menjamu menteri luar negeri Iran setelah serangan AS, dan Putin mengirim Sergei Shoigu untuk bertemu Kim Jong Un saat para pemimpin G7 berkumpul di Kanada,” katanya.

    “Koordinasi Rusia dengan Iran dan Korea Utara menunjukkan bahwa isu keamanan di berbagai kawasan kini semakin saling terkait.”

    Meski begitu, Chun menegaskan bahwa prioritas utama Kim tetaplah keselamatannya sendiri serta kelangsungan satu-satunya dinasti komunis di dunia.

    Kim dikabarkan sangat terkejut ketika Presiden Trump memberi isyarat bahwa militer AS mengetahui lokasi persembunyian pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan mendukung perubahan rezim di Teheran.

    “Kim kini sangat terlindungi dari ancaman ‘serangan asasinasi’, dengan sistem kerahasiaan tinggi atas lokasi dan pergerakannya,” kata Chun.

    “Saya yakin dia akan mempertahankan tingkat kerahasiaan itu, dan memastikan informasi tentang keberadaannya sangat terbatas.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga “Kenapa Ya Kim Jong Un Selalu Mengenakan Jaket Kulit?” di sini:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini