Tag: Joe Biden

  • Produk AS Mengalir Deras ke China, Trump Sudah Kasih Restu

    Produk AS Mengalir Deras ke China, Trump Sudah Kasih Restu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) mulai menerbitkan lisensi bagi Nvidia Corp untuk mengekspor chip H20 ke China, mengakhiri larangan yang berlaku sejak April. Langkah ini menghapus hambatan besar bagi produsen chip AI terkemuka itu untuk kembali mengakses salah satu pasar terpentingnya.

    “Departemen Perdagangan telah mulai mengeluarkan lisensi ekspor Nvidia ke China,” kata seorang pejabat AS kepada Reuters, Jumat (8/8/2025).

    Bulan lalu, pemerintah AS mencabut larangan penjualan chip H20 yang sebelumnya diperkirakan memangkas penjualan hingga US$ 8 miliar atau sekitar Rp131,92 triliun. Nvidia telah menyesuaikan desain chip tersebut agar sesuai dengan aturan ekspor chip AI di era Presiden Joe Biden.

    CEO Nvidia Jensen Huang bertemu dengan Presiden Donald Trump pada Rabu lalu, menurut dua sumber yang mengetahui pembicaraan itu. Seorang juru bicara Nvidia menolak berkomentar, sementara Gedung Putih belum memberikan tanggapan.

    Nvidia sebelumnya menyatakan tengah mengajukan izin untuk kembali menjual chip H20 ke China dan mendapat jaminan lisensi akan segera diterbitkan. Tidak jelas berapa banyak lisensi yang dikeluarkan dan berapa nilai pengiriman yang diizinkan.

    Perusahaan pada April memperkirakan kerugian akibat larangan itu sebesar US$ 5,5 miliar (sekitar Rp90,7 triliun). Namun pada Mei, Nvidia melaporkan dampak kuartal pertama sekitar US$ 1 miliar (Rp16,49 triliun) lebih rendah karena bisa memanfaatkan kembali sejumlah material.

    Meski China menyumbang 12,5% pendapatan Nvidia, ekspor chip AI canggih lainnya selain H20 ke negara itu masih dibatasi. Pemerintah AS menilai pembatasan perlu untuk menghambat pengembangan AI dan militer Beijing.

    Huang memperingatkan, tanpa penjualan ke China, posisi kepemimpinan Nvidia dapat terancam karena pengembang lokal mulai dilirik Huawei dengan chip buatan dalam negeri.

    Nvidia menegaskan, chip H20 tidak memiliki “pintu belakang” (backdoor) yang memungkinkan akses atau kontrol jarak jauh, menanggapi kekhawatiran keamanan dari pihak berwenang China.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump-Putin Akan Ketemuan Bahas Ukraina, Zelensky Ingatkan Ini!

    Trump-Putin Akan Ketemuan Bahas Ukraina, Zelensky Ingatkan Ini!

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengingatkan bahwa “keputusan tanpa Ukraina” tidak akan membawa perdamaian. Dia juga menolak menyerahkan wilayah kepada Rusia.

    “Rakyat Ukraina tidak akan menyerahkan tanah mereka kepada penjajah,” tulisnya di media sosial, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (9/8/2025). Hal ini disampaikannya seiring Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bersiap untuk mengadakan pertemuan minggu depan di Alaska, AS guna membahas perdamaian di Ukraina.

    “Keputusan apa pun yang berlawanan dengan kami, keputusan apa pun tanpa Ukraina, juga merupakan keputusan yang menentang perdamaian. Keputusan itu tidak akan mencapai apa pun,” tegas Zelensky, seraya menambahkan bahwa perang “tidak dapat diakhiri tanpa kami, tanpa Ukraina”.

    Zelensky mengatakan Ukraina “siap untuk keputusan nyata yang dapat membawa perdamaian”, tetapi mengatakan itu harus menjadi “perdamaian yang bermartabat”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Puluhan ribu orang telah tewas sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, dengan jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

    Tiga putaran negosiasi antara Rusia dan Ukraina tahun ini gagal membuahkan hasil, dan masih belum jelas apakah pertemuan Trump dan Putin pekan depan akan membawa perdamaian lebih dekat.

    Putin sebelumnya telah menolak berbagai seruan dari Amerika Serikat, Eropa, dan Ukraina untuk gencatan senjata.

    Ia juga mengesampingkan kemungkinan mengadakan pembicaraan dengan Zelensky pada tahap ini, sebuah pertemuan yang menurut presiden Ukraina tersebut diperlukan untuk mencapai kemajuan dalam kesepakatan.

    Pada Jumat (8/8) waktu setempat, Trump mengumumkan akan menggelar pertemuan dengan Putin pada hari Jumat (15/9) mendatang di Alaska. Trump mengatakan bahwa “akan ada pertukaran wilayah demi kebaikan Ukraina dan Rusia”, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    KTT Alaska pada 15 Agustus nanti akan menjadi yang pertama antara presiden AS dan Rusia yang sedang menjabat sejak mantan presiden AS Joe Biden bertemu Putin di Jenewa, Swiss pada Juni 2021.

    Trump dan Putin terakhir kali bertemu pada tahun 2019 di sebuah pertemuan puncak G20 di Jepang selama masa jabatan pertama Trump. Kedua pemimpin telah berbicara melalui telepon beberapa kali sejak Januari lalu.

    Lihat juga Video ‘Drone Ukraina Hantam Stasiun Kereta Api Rusia’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Trump-Putin Segera Bertemu, Zelenskyy Telepon Prancis-Jerman

    Trump-Putin Segera Bertemu, Zelenskyy Telepon Prancis-Jerman

    JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump akan bertemu dalam beberapa hari mendatang.

    Pengumuman ini muncul sehari setelah utusan Trump, Steve Witkoff, mengadakan pembicaraan selama tiga jam dengan Putin di Moskow.

    Trump sebelumnya mengancam sanksi baru terhadap Rusia dan negara-negara yang membeli ekspornya mulai hari Jumat kecuali Putin setuju untuk mengakhiri konflik 3-1/2 tahun, yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

    Pada Rabu, Trump mengenakan tarif yang lebih tinggi terhadap India karena membeli minyak Rusia dan mengatakan bea tambahan serupa mungkin akan diberlakukan terhadap Tiongkok, pembeli utama minyak mentah Rusia lainnya.

    Belum jelas apakah ia akan mengumumkan langkah lebih lanjut setelah batas waktu yang ditetapkan pada Jumat berakhir.

    Penasihat Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan Rusia dan AS telah sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak Putin-Trump “dalam beberapa hari mendatang”.

    Putin dalam pertemuan dengan presiden Uni Emirat Arab, mengatakan UEA akan menjadi tempat yang “sepenuhnya cocok” untuk pertemuan tersebut, tetapi tidak mengonfirmasi negara Teluk tersebut akan menjadi tuan rumah.

    Tidak ada pertemuan puncak antara pemimpin AS dan Rusia sejak Putin dan Joe Biden bertemu di Jenewa pada Juni 2021.

    Rusia berperang di Ukraina pada Februari 2022, dengan alasan ancaman terhadap keamanannya sendiri dan menjerumuskan hubungan ke dalam krisis yang mendalam.

    Kyiv dan sekutu Baratnya menggambarkan invasi tersebut sebagai perampasan tanah ala kekaisaran.

    Trump telah bergerak untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia dan mencoba mengakhiri perang, meskipun dalam komentar publiknya ia tampak antara mengagumi dan mengkritik tajam Putin.

    Indeks pasar saham utama Rusia, MOEX, naik hingga 5% setelah berita tersebut, level tertingginya dalam dua bulan. Rubel mencapai level tertinggi dalam dua minggu terhadap dolar AS dan yuan China.

    “Saham Rusia sedang melonjak. Investor berharap pertemuan (Trump-Putin) akan menjadi langkah menuju normalisasi situasi geopolitik,” kata analis Alfa Bank dalam catatan.

    Seorang pejabat Gedung Putih juga mengatakan Trump dapat bertemu Putin paling cepat minggu depan.

    The New York Times melaporkan Trump memberi tahu para pemimpin Eropa melalui panggilan telepon dia bermaksud bertemu dengan Putin dan kemudian menindaklanjutinya dengan pertemuan trilateral yang melibatkan pemimpin Rusia dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    Para pemimpin Ukraina dan Eropa telah lama mengkhawatirkan Trump dapat bersekutu dengan Putin untuk memaksakan kesepakatan terhadap Zelenskyy yang akan sangat merugikan Kyiv.

    Zelenskyy berbicara pada Kamis, 7 Agustus, dengan para pemimpin Prancis dan Jerman serta dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan mengatakan bahwa Eropa harus terlibat dalam proses perdamaian.

    “Perang sedang terjadi di Eropa, dan Ukraina merupakan bagian integral dari Eropa – kami sudah bernegosiasi untuk bergabung dengan Uni Eropa. Oleh karena itu, Eropa harus menjadi peserta dalam proses yang relevan,” ujarnya pada X dilansir Reuters, Kamis, 7 Agustus.

    Zelenskyy mengatakan perang harus diakhiri dengan “perdamaian yang bermartabat”, dan penyelesaian apa pun yang dicapai akan membentuk lanskap keamanan Eropa selama beberapa dekade mendatang.

    Menurutnya, Rusia masih belum menyatakan siap untuk gencatan senjata.

    “Dalam waktu dekat harus ditunjukkan konsekuensi apa yang akan terjadi jika Rusia terus memperpanjang perang dan mengganggu upaya konstruktif,” kata Zelenskyy.

    Mykola Bielieskov dari Institut Nasional untuk Studi Strategis di Kyiv mengatakan tawaran Putin untuk bertemu dengan Trump sama saja dengan memberinya hadiah tanpa imbalan apa pun. Hal ini, katanya, memberi Rusia “kesan keluar dari isolasi dan berbicara secara setara”.

    Ia mengatakan Kremlin akan terus mengulur waktu, menggunakan fakta pertemuan tersebut sebagai bukti keterbukaan terhadap negosiasi tanpa konsesi apa pun.

    Zelenskyy mengatakan berbagai kemungkinan format pertemuan bilateral dan trilateral telah dibahas dengan Trump dan sekutu Ukraina di Eropa.

    “Ukraina tidak takut dengan pertemuan dan mengharapkan pendekatan berani yang sama dari pihak Rusia,” kata Presiden Ukraina.

  • Heboh Perintah Langsung Trump Suruh CEO Intel Segera Mundur, Ada Apa?

    Heboh Perintah Langsung Trump Suruh CEO Intel Segera Mundur, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan pengunduran diri sesegera mungkin untuk CEO Intel Lip-Bu Tan yang baru diangkat pada Maret 2025 lalu.

    Trump mengatakan Tan memiliki konflik kepentingan yang sangat tinggi karena kedekatannya dengan perusahaan-perusahaan China. Hal ini menimbulkan keraguan terkait rencana membangkitkan kembali Intel sebagai raja chip AS yang kini sedang terseok-seok menghadapi persaingan.

    Pada April 2025, Reuters melaporkan bahwa Tan menginvestasikan uang sekitar US$200 juta ke ratusan perusahaan dan manufaktur chip asal China. Beberapa di antaranya terkait dengan militer China.

    Komentar Trump muncul sehari setelah Reuters melaporkan Senator Republik Tom Cotton mengirimkan surat kepada dewan direksi Intel. Surat itu berisi pertanyaan terkait hubungan Tan dengan perusahaan China dan kasus kriminal baru-baru ini yang melibatkan Cadence Design, yakni perusahaan Tan bekerja sebelum direkrut Intel.

    “CEO Intel memiliki konflik kepentingan dan harus mengundurkan diri sesegera mungkin. Tak ada solusi lain atas masalah ini,” kata Trump melalui media sosial Truth Social miliknya, dikutip dari Reuters, Jumat (8/8/2025).

    Saham Intel anjlok 3% pada Kamis (7/8) waktu setempat, pasca perintah langsung dari Trump diungkap ke publik.

    Pergantian kepemimpinan akan menambah tekanan Intel, selain dari bisnisnya yang terus-terusan mengalami penurunan pertumbuhan lantara tergerus persaingan. Intel merupakan salah satu pilar upaya AS untuk menggenjot produksi chip domestik.

    Pada tahun lalu, Intel mengamankan subsidi senilai US$8 miliar melalui program CHIP Act 2022 yang dibuat pemerintahan Joe Biden. Subsidi tersebut untuk membangun pabrik baru di Ohio dan negara bagian lainnya.

    Intervensi dari Trump menandai insiden langka di mana Presiden AS secara publik meminta pengunduran diri CEO perusahaan swasta. Hal ini memicu perdebatan di kalangan investor.

    “Ini akan menjadi preseden yang sangat disayangkan. Anda tentu tidak ingin Presiden AS mendikte siapa yang memimpin perusahaan, tetapi pendapatnya tentu memiliki dasar dan bobot,” kata Phil Blancato, CEO Ladenburg Thalmann Asset Management.

    David Wagner, kepala ekuitas dan manajer portofolio di Aptus Capital Advisors, perusahaan pemegang saham Intel, memiliki pandangan berbeda.

    “Meskipun banyak investor menilai Trump terlalu banyak terlibat, namun ini merupakan sinyal bahwa Trump sangat serius dalam upayanya mengembalikan bisnis ke AS,” kata Wagner.

    Sementara itu, Intel mengatakan pihaknya sejalan dengan upaya Trump untuk menggenjot perkembangan industri chip domestik.

    “Intel, Dewan Direksi, dan Lip-Bu Tan sangat berkomitmen untuk memajukan kepentingan keamanan nasional dan ekonomi AS dan melakukan investasi signifikan yang sejalan dengan agenda Presiden, America First,” kata Intel itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

    Tan secara pribadi tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

    Sebagai informasi, Tan merupakan pebisnis keturunan AS-China yang lahir di Malaysia. Ia sebelumnya menjabat CEO Cadence Design sejak 2008 hingga 2021.

    Saat menjabat di Cadende Design, perusahaan tersebut banyak membuat software desain chip untuk dijual ke universitas militer China. Bulan lalu, Cadence mengaku bersalah dan bersedia membayar denda US$140 juta untuk menyelesaikan pertikaian dengan pemerintah AS.

    Tan kemudian ditunjuk sebagai CEO Intel sejak Maret 2025, menggantikan Pat Gelsinger. Tan diharapkan mampu membawa perubahan bagi Intel yang kesulitan mengejar ketinggalan dengan pabrikan chip lain.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Intel yang tadinya merupakan pemain chip dominan global asal Silicon Valley harus tertinggal dari manufaktur chip Taiwan, TSMC.

    Saat teknologi AI meledak, pasar chip AI langsung digarap secara dominan oleh Nvidia. Intel juga kehilangan pangsa pasar di sektor data center dan komputer personal dengan pesaingnya, AMD.

    Sepanjang 2025, saham Intel relatif datar dibandingkan keruntuhannya sebesar 60% pada tahun lalu. Kapitalisasi pasar Intel sudah jatuh di bawah US$100 miliar di saat Nvidia menanjak tajam dengan kapitalisasi pasar US$4 triliun.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Hapus Bantuan Energi Surya Rp 114 T untuk Warga Miskin AS

    Trump Hapus Bantuan Energi Surya Rp 114 T untuk Warga Miskin AS

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghentikan program bantuan energi surya senilai US$ 7 miliar atau setara Rp 114,26 triliun (kurs Rp 16.323) yang ditujukan bagi warga berpenghasilan rendah. Keputusan itu muncul usai disahkannya Undang-Undang One Big Beautiful Bill yang menghapus pendanaan program tersebut.

    Program bantuan tersebut sebelumnya digagas di era Presiden Joe Biden dan dijalankan oleh Environmental Protection Agency (EPA). Hibah telah diberikan pada 2024 kepada 60 kelompok nirlaba, suku asli, dan pemerintah negara bagian untuk membangun proyek-proyek energi surya. Program ini sempat digadang-gadang bakal melayani hampir 1 juta rumah tangga di berbagai wilayah AS, dengan tujuan menekan tagihan listrik dan mengurangi emisi karbon.

    Namun Trump menilai proyek ini terlalu mahal dan tidak efektif. Ia menegaskan penghentian program sebagai langkah pemangkasan anggaran terhadap proyek-proyek energi terbarukan.

    “EPA tidak lagi memiliki wewenang untuk mengelola program atau mengalokasikan dana untuk mempertahankan proyek sia-sia ini,” ujar Zeldin, perwakilan EPA dalam video di platform X, dikutip dari Reuters, Jumat (8/8/2025).

    Salah satu organisasi penerima hibah, Groundswell, mengaku kecewa dengan keputusan itu. CEO Groundswell, Michelle Moore, mengatakan hibah senilai US$ 156 juta yang mereka terima seharusnya bisa membantu menurunkan tagihan listrik lebih dari 17.000 rumah tangga di delapan negara bagian wilayah selatan AS.

    “Terakhir kali saya memeriksa, terutama keterjangkauan energi, merupakan prioritas bagi pemerintahan ini,” kata Moore.

    Kini masa depan proyek-proyek energi surya yang menyasar komunitas pedesaan dan masyarakat rentan di AS pun berada di ujung tanduk. Banyak pihak berharap program bisa diselamatkan lewat revisi kebijakan atau tekanan dari Kongres.

    Lihat juga Video: Donald Trump Putuskan Hapus Program Kerja Inisiatif Elon Musk

    (rrd/rrd)

  • Perang Menggila, Ini Senjata Baru Amerika Melawan China

    Perang Menggila, Ini Senjata Baru Amerika Melawan China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Presiden Donald Trump secara resmi menambahkan tiga raksasa AI yang terdiri dari ChatGPT milik OpenAI, Gemini dari Google, dan Claude milik Anthropic ke dalam daftar vendor resmi yang bisa digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintah AS.

    Langkah ini diumumkan General Services Administration (GSA), lembaga pengadaan pusat pemerintah AS. Ketiga model AI itu kini bisa langsung diakses lembaga federal melalui platform kontrak resmi yang telah disediakan.

    Kebijakan ini merupakan bagian blueprint AI baru yang dirilis pada 23 Juli lalu. Isinya bukan hanya mempercepat adopsi AI di instansi pemerintah, tetapi juga melonggarkan aturan dan membuka keran ekspor teknologi AI AS ke negara-negara sekutu.

    “Lembaga-lembaga federal akan mengeksplorasi berbagai solusi AI, mulai dari asisten riset sederhana berbasis model bahasa besar, hingga aplikasi yang sangat khusus dan disesuaikan dengan misi tertentu,” ujar GSA dalam pernyataan dikutip dari Reuters, Kamis (7/8/2025).

    GSA juga menegaskan hanya akan mendukung model-model AI yang mengedepankan kebenaran, akurasi, transparansi, dan bebas dari bias ideologis.

    Dengan adopsi resmi ChatGPT, Gemini, dan Claude, AS memperkuat posisinya dalam perlombaan global AI. Inisiasi ini menjadi ‘senjata’ strategis baru AS untuk melawan dominasi teknologi AI China.

    Trump sendiri menyebut persaingan AI sebagai pertarungan yang akan menentukan penguasa abad ke-21. Pemerintahannya kini mendorong sekitar 90 kebijakan baru, termasuk perluasan ekspor perangkat lunak dan perangkat keras AI, serta pelonggaran aturan negara bagian yang dianggap menghambat pertumbuhan AI.

    Langkah Trump ini menjadi perubahan drastis dari kebijakan mantan Presiden Joe Biden, yang lebih membatasi penyebaran teknologi AI, terutama chip AI kelas atas, demi menjaga keamanan global

    Biden juga sempat menerbitkan aturan ketat yang mewajibkan pengawasan ketat atas dampak AI terhadap publik serta melarang penyalahgunaan AI untuk misinformasi. Namun, banyak dari kebijakan itu kini telah dicabut oleh pemerintahan Trump.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Putin-Trump Bertemu Beberapa Hari Lagi, Tempat Telah Ditentukan

    Putin-Trump Bertemu Beberapa Hari Lagi, Tempat Telah Ditentukan

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengatakan bahwa pertemuan puncak antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan digelar “dalam beberapa hari mendatang”. Kremlin menyebut kedua negara telah “secara prinsip” menyepakati tempat pertemuan kedua pemimpin.

    Pertemuan ini akan menjadi yang pertama antara Presiden Rusia dan AS setelah pertemuan terakhir mantan Presiden Joe Biden dengan Putin di Jenewa, Swiss, pada Juni 2021, sebelum invasi Rusia ke Ukraina dilakukan. Pertemuan ini juga terjadi di tengah upaya Trump untuk menengahi penghentian perang di Ukraina.

    Tiga putaran perundingan langsung antara Moskow dan Kyiv gagal menghasilkan kemajuan menuju gencatan senjata, dengan kedua negara berselisih dalam tuntutan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini.

    Trump mengatakan pada Rabu (6/8) bahwa dirinya kemungkinan akan bertemu tatap muka dengan Putin “segera”. Kremlin, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025), kemudian membenarkan rencana pertemuan penting itu dalam waktu dekat.

    “Atas saran pihak Amerika, kesepakatan telah dicapai secara prinsip untuk mengadakan pertemuan puncak bilateral dalam beberapa hari mendatang,” kata ajudan Kremlin, Yuri Ushakov, seperti dikutip kantor berita pemerintah Rusia.

    “Kami sekarang mulai menyusun detailnya bersama dengan rekan-rekan Amerika kami,” ucapnya.

    Kremlin juga mengatakan bahwa tempat pertemuan kedua pemimpin telah disepakati “pada prinsipnya”. Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal di mana pertemuan puncak antara Putin dan Trump itu akan digelar.

    “Pekan depan telah ditetapkan sebagai tanggal target,” imbuh Ushakov dalam pernyataannya.

    Tonton juga video “Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban” di sini:

    Pernyataan Kremlin soal pertemuan Putin-Trump ini disampaikan sehari setelah utusan khusus AS, Steve Witkoff, bertemu dan berdialog dengan Putin di Moskow. Witkoff, sebut Ushakov, mengusulkan pertemuan trilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, namun Rusia tidak menanggapi usulan itu.

    “Pihak Rusia sama sekali tidak berkomentar mengenai opsi ini,” ujarnya.

    Zelensky kembali menyerukan pertemuan tatap muka dengan Putin, yang disebutnya sebagai satu-satunya cara untuk mencapai kemajuan menuju perdamaian.

    “Kami di Ukraina telah berulang kali mengatakan bahwa mencari solusi nyata dapat benar-benar efektif di level para pemimpin. Penting untuk menentukan waktu yang tepat untuk format seperti itu dan cakupan isu yang akan dibahas,” kata Zelensky dalam pernyataan via media sosial.

    “Yang terpenting bagi Rusia, yang memulai perang ini, adalah mengambil langkah nyata untuk mengakhiri agresinya,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Trump Segera Bertemu Putin untuk Bahas Perang Ukraina

    Trump Segera Bertemu Putin untuk Bahas Perang Ukraina

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa dirinya mungkin akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin “segera”. Hal ini dikatakan sang Presiden AS menyusul apa yang disebutnya sebagai pembicaraan yang sangat produktif di Moskow antara utusan khususnya dan sang pemimpin Rusia.

    Kunjungan Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Rusia untuk berdialog dengan Putin itu dilakukan saat AS bersiap menjatuhkan sanksi-sanksi sekunder, termasuk kemungkinan terhadap China, untuk menekan Moskow agar segera mengakhiri perangnya di Ukraina.

    Potensi pertemuan puncak tersebut telah dibahas dalam percakapan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang, menurut sumber senior di Kyiv, juga menyertakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte dan para pemimpin Inggris, Jerman serta Finlandia.

    “Ada kemungkinan besar akan ada pertemuan segera,” kata Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, ketika dirinya ditanya soal kapan akan bertemu pemimpin Rusia dan Ukraina, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025).

    Trump tidak memberikan indikasi lebih lanjut soal di mana pertemuan dengan Putin akan berlangsung. Namun pertemuan tersebut nantinya akan menjadi pertemuan puncak pertama antara kepemimpinan AS dan Rusia sejak mantan Presiden Joe Biden bertemu Putin di Jenewa, Swiss, pada Juni 2021 lalu.

    Laporan media terkemuka AS, seperti New York Times dan CNN, yang mengutip sumber-sumber yang mengetahui rencana pertemuan itu, menyebutkan bahwa Trump berencana untuk bertemu Putin terlebih dahulu paling cepat pekan depan, sebelum melakukan pertemuan tiga pihak dengan Putin dan Zelensky.

    Gedung Putih saat ditanya soal prospek pertemuan tersebut, mengatakan Trump sangat terbuka untuk bertemu dengan pemimpin Rusia dan Ukraina.

    “Rusia menyatakan keinginan mereka untuk bertemu dengan Presiden Trump, dan Presiden terbuka untuk bertemu dengan Presiden Putin dan Presiden Zelensky,” ucap Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt.

    Percakapan telepon antara Trump dan Zelensky itu dilakukan setelah Witkoff berkunjung ke Moskow dan bertemu langsung dengan Putin pekan ini. Kremlin menyebut pembicaraan dengan Witkoff sebagai pembicaraan yang “produktif”.

    Kunjungan Witkoff ke Rusia itu dilakukan saat tenggat waktu dari Trump semakin dekat, di mana dia mengancam akan menjatuhkan sanksi baru atas perang Rusia di Ukraina jika Moskow tidak juga mengakhiri perang.

    “Kemajuan besar telah dicapai!” tulis Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, sembari menambahkan bahwa setelah itu dirinya memberikan pengarahan kepada beberapa sekutu Eropa.

    “Semua orang sepakat bahwa perang ini harus segera berakhir, dan kami mengupayakannya dalam beberapa hari dan beberapa pekan ke depan,” cetusnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Prabowo Cetak Sejarah sebagai Pemimpin dengan Pemilih Terbanyak

    Prabowo Cetak Sejarah sebagai Pemimpin dengan Pemilih Terbanyak

    GELORA.CO -Kemenangan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, ternyata mencatatkan sejarah di dunia, karena mampu memperoleh suara terbanyak dibanding presiden lain di dalam negeri maupun negara demokrasi lain.

    Perihal itu diperoleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI) pertama, Prof. Jimly Asshiddiqie, berdasarkan kontestasi pilpres sebelumnya di dalam negeri maupun negara tetangga yang menganut sistem demokrasi terbuka lainnya.

    Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI) itu menjelaskan, sejak pilpres digelar dengan sistem proporsional terbuka di dalam negeri, hasil Pilpres 2024 merupakan yang tertinggi.

    Dia menyebutkan, perolehan suara dari Prabowo yang akhirnya sah menjadi Presiden ke-8 RI, melampaui dua presiden pendahulunya, yaitu Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

    “Presiden yang dipilih terbanyak di sepanjang sejarah umat manusia, Prabowo Subianto, 97 juta. Presiden yang kedua itu tahun 2019 namanya Joko Widodo, 84 juta,” ujar Jimly dalam acara seminar Partai Buruh yang dikutip melalui siaran ulang Youtube, pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

    Kemudian, Jimly menyebutkan perolehan suara Presiden di beberapa negara demokrasi lain yang terakhir kali dilaksanakan, juga tidak bisa menyaingi suara Prabowo.

    “Baru nomor tiga dan nomor empat (perolehan suara terbanyak dalam pilpres di dunia) itu presiden Donald Trump dan Joe Biden,” urai dia.

    Yang kelima presiden Rusia, Vladimir Putin yang kemarin terakhir 80 persen dia (suaranya). Tapi yang nomor enam SBY,” sambung Jimly.

    Oleh karena itu, mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) itu menyimpulkan, pelaksanaan demokrasi dalam pemilu Indonesia melebihi negara lain secara kuantitas.

    “Jadi dari segi pemilihan presiden, yang paling penting pemilihan itu kepala negaranya, bukan anggota parlemennya. Jadi dilihat dari segi pemilihan kepala negara, kita ini the first largest democracy in the world. Nomor satu,” demikian Jimly menambahkan. 

  • Nasib China di Tangan Trump, Begini Hasil Nego Perang Dagang

    Nasib China di Tangan Trump, Begini Hasil Nego Perang Dagang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan China mengadakan pertemuan di Stockholm, Swedia, pada awal pekan ini, untuk membahas perang dagang yang berlarut-larut antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

    Setelah dua hari negosiasi, AS dan China dilaporkan telah sepakat untuk memperpanjang ‘gencatan senjata’ perang tarif yang sebelumnya ditetapkan selama 90-hari dan semestinya berakhir pada 12 Agustus 2025.

    Kedua pihak mengatakan negosiasi berlangsung secara konstruktif dengan tujuan meredakan eskalasi perang dagang antara AS dan China. Namun, belum ada pengumuman terkait perincian kesepakatan tersebut.

    Pejabat AS menekankan bahwa kesepakatan final harus melalui persetujuan langsung Presiden AS Donald Trump, apakah akan melanjutkan perang tarif setelah ‘gencatan senjata’ berakhir di 12 Agustus 2025, atau tarif akan kembali dinaikkan hingga tiga-digit.

    Kendati demikian, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kecil kemungkinan Trump akan menolak perpanjangan gencatan senjata dengan China.

    “Negosiasi dagang AS-China luas jangkauannya, kuat dan sangat memuaskan,” ujar Bessent, dikutip dari Reuters, Rabu (30/7/2025).

    Namun, dilaporkan bahwa masa depan TikTok di AS tidak dibahas dalam negosiasi tersebut. Pergerakan konflik di Taiwan juga tidak didiskusikan.

    Berbicara dengan CNBC International, Bessent juga mengatakan bahwa AS mendesak China untuk mengalihkan ekonomi mereka ke arah model berbasis konsumen daripada manufaktur.

    Nasib TikTok Mengambang

    Beberapa saat lalu, pemerintah AS melayangkan ancaman serius ke China, terkait nasib TikTok di Negeri Paman Sam. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick blak-blakan mengatakan TikTok harus berhenti beroperasi di AS jika China tidak menyetujui kesepakatan untuk menjual aplikasi milik raksasa China, ByteDance, tersebut ke entitas di AS.

    Dikutip dari CNBC International, Lutnick menegaskan bahwa AS harus memiliki kontrol penuh terhadap algoritma TikTok di AS.

    Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump kembali memperpanjang tenggat penegakkan hukum atas TikTok selama 90 hari ke 17 September 2025. Ini adalah kali ketiga Trump melakukan penundaan realisasi hukum untuk platform yang digunakan 170 juta pengguna di AS tersebut.

    Penundaan ketiga ini menunjukkan belum ada kesepakatan yang ditempuh oleh AS dan China terkait nasib TikTok. Negosiasi kedua negara sempat memanas ketika Trump tiba-tiba melancarkan perang tarif tinggi ke China.

    Sebagai informasi, dalam aturan yang diteken pada pemerintahan Joe Biden, ByteDance diwajibkan melakukan divestasi terhadap operasi TikTok di AS. Jika tidak, AS akan memblokir TikTok secara permanen.

    Aturan itu dibuat berdasarkan kekhawatiran para pejabat AS bahwa ByteDance berpotensi menyerahkan data pengguna TikTok di AS ke pemerintah China. Untuk menjaga keamanan nasional, AS ingin TikTok di negaranya lepas dari China dan dikontrol oleh entitas AS.

    “China bisa memiliki sebagian kecil [TikTok], atau ByteDance yang merupakan pemilik saat ini bisa mengambil sebagian kecil [TikTok]. Namun, pada dasarkanya [entitas] Amerika yang akan memiliki kontrol. Amerika akan memiliki teknologinya dan mengontrol algoritmanya,” Lutnick menegaskan, dikutip dari Reuters.

    “Jika kesepakatan ini disetujui oleh China, maka kesepakatan ini akan berlangsung. Jika mereka tidak menyetujuinya, maka TikTok akan diblokir. Keputusan ini akan datang dalam waktu dekat,” Lutnick menambahkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]