Tag: Joe Biden

  • Kamala Harris Banjir Dukungan Gantikan Joe Biden di Pilpres AS

    Kamala Harris Banjir Dukungan Gantikan Joe Biden di Pilpres AS

    Jakarta

    Kamala Harris bakal menggantikan Presiden Joe Biden dalam pertarungan Pilpres AS. Banjir dukungan diberikan warganet bagi perempuan yang kini masih menjabat sebagai Wakil Presiden AS saat ini.

    Joe Biden mengumumkan pengunduran dirinya dalam pencalonan presiden di Pemilu AS yang digelar 5 November mendatang. Ia tak mengungkap alasan kenapa mundur.

    “Merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani sebagai presiden Anda. Meskipun niat saya adalah untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin demi kepentingan terbaik partai dan negara saya jika saya mundur dan hanya memenuhi tugas saya sebagai presiden selama sisa masa jabatan,” kata Biden dalam pernyataan resminya.

    Setelah mundur, Biden mendukung Harris sebagai calon presiden penggantinya. Menurutnya perempuan 59 tahun itu sosok yang tepat untuk menghadapi Donald Trump di Pilpres AS.

    “Keputusan pertama saya sebagai calon partai pada tahun 2020 adalah memilihKamala Harris sebagai wakil presiden saya. Dan itu adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat. Hari ini saya ingin memberikan dukungan dan persetujuan penuh saya agar kamala menjadi calon partai kita tahun ini. Demokrat-inilah waktunya untuk bersatu dan mengalahkan Trump,” ucap Biden di akun Twitternya.

    [Gambas:Twitter]

    Mendapat kepercayaan tersebut, Kamala akan berjuang agar resmi ditunjuk Partai Demokrat sebagai calon presiden dan menggantikan Joe Biden. Selain itu, Kamala Harris juga berupaya agar bisa mengalahkan Donald Trump, capres resmi yang diusung rivalnya dari Partai Republik

    “Saya merasa terhormat mendapat dukungan dari Presiden dan niat saya adalah untuk mendapatkan dan memenangkan nominasi ini,” ujarnya

    “Saya akan melakukan segala daya saya untuk menyatukan Partai Demokrat-dan mempersatukan bangsa kita-untuk mengalahkan Donald Trump dan agenda ekstrem Proyek 2025 miliknya,” tegas Harris.

    Usai pengumuman tersebut, nama Kamala Harris langsung trending topic. Berikut rangkuman dukungan bagi dirinya dari para warganet Negeri Paman Sam.

    “Malam ini, saya bergabung dengan jutaan orang Amerika, dengan mengikuti jejak Presiden Biden, dan sepenuhnya mendukung dan mendukung pencalonan Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon kami untuk Presiden Amerika Serikat. Bergabunglah dengan Kami. 100 Hari untuk Menjaga Demokrasi,” ujar @WendellPierce.

    “Kamala Harris akan menjadi Presiden Amerika Serikat berikutnya. Saya menjanjikan dukungan penuh saya untuk memastikan kemenangannya pada bulan November. Sekarang lebih dari sebelumnya, sangat penting bahwa partai dan negara kita dengan cepat bersatu untuk mengalahkan Donald Trump dan ancaman terhadap demokrasi Amerika. Ayo mulai bekerja,” kata @AOC.

    “Meskipun saya sedih melihat Joe Biden mundur, seorang pria yang selalu mendukung Amerika, saya pikir ini adalah saat yang tepat bagi generasi berikutnya untuk melangkah. Kamala Harris selalu menjadi seseorang yang saya dukung dan akan terus melakukannya, dengan bangga,” ungkap @LateralusNoose.

    (afr/afr)

  • Bos Percetakan Viral Usai Tebar Email Dukung Trump hingga Kasih Diskon Khusus

    Bos Percetakan Viral Usai Tebar Email Dukung Trump hingga Kasih Diskon Khusus

    Jakarta

    Keputusan Anthony Constantino mengirimkan email massal ke pelanggannya dengan subjek ‘Trump 2024’ mendapat berbagai respons. Salah satu pendiri Sticker Mule ini menyerukan penghentian kebencian politik terhadap Donald Trump yang baru-baru ini selamat dari percobaan pembunuhan.

    Banyak pihak merasa tidak senang dengan tindakan Constantino, namun ada juga yang mendukungnya. Memo dari Perusahaan percetakan itu sempat viral di media sosial, padahal sebelumnya mereka tidak terlalu dikenal atas sikap politiknya.

    Dikutip dari CNBC, Jumat (19/7/2024), memo yang diunggah di X saja sudah dilihat setidaknya 10,3 juta kali. Publik sebelumnya dihebohkan oleh upaya pembunuhan Trump yang terjadi pada 13 Juli lalu. Bagi Constantino, mendukung Donald Trump adalah suatu keharusan.

    “Saya tidak peduli apa pandangan politik Anda, tetapi kebencian terhadap Trump dan para pendukungnya sudah terlalu jauh,” tulis Constantino.

    Menurutnya banyak orang di Sticker Mule yang menyatakan dukungan kepada Trump dan Joe Biden. Namun ia berpesan bahwa yang terpenting adalah menyetop dan menyingkirkan kebencian politik.

    “Ngomong-ngomong, minggu ini, dapatkan 1 baju seharga US$ 4 (biasanya US$ 19). Saya sarankan membeli satu yang menunjukkan Anda mendukung Trump,” tambahnya dalam email tersebut. Pesan itu memicu lebih dari 30.000 komentar di seluruh platform media sosial dan ratusan video reaksi di TikTok.

    Beberapa orang bahkan dilaporkan mengirim ancaman pembunuhan ke perusahaan. Meski begitu, Sticker Mule tetap pada pendiriannya dan menyerukan agar kebencian politik dihentikan.

    (ily/das)

  • Kaus Gambar Trump Setelah Ditembak Laris Manis di China dan AS

    Kaus Gambar Trump Setelah Ditembak Laris Manis di China dan AS

    Jakarta

    Kaos bergambar Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump sesaat setelah mengalami insiden penembakan laku terjual di China dan Amerika. Bahkan 2.000 kaos sudah terjual selang beberapa hari sejak insiden penembakan itu terjadi.

    Melansir dari SCMP, Selasa (16/7/2024), kasus penembakan Trump terjadi sekitar pukul 18.15 waktu setempat di negara bagian Pennsylvania Sabtu (13/7) kemarin. Lalu Associated Press merilis foto ikonik Trump yang melambaikan tangan setelah selamat dari penembakan itu sekitar pukul 18.31.

    Tidak lama setelah foto ikonik itu tersebar, produsen pakaian di China dengan cepat membuat kaos dengan gambar Trump yang selamat. Gelombang pertama kaos Trump ini kemudian mulai dijual di platform e-commerce populer China, Taobao, pada pukul 20.40.

    Artinya dalam kurun waktu 2 jam 9 menit, produsen pakaian China sudah menjual kaos bergambar Trump setelah kasus penembakan. Waktu yang dibutuhkan para pembuat pakaian ini jauh lebih cepat dari sebagian besar pemerintah di seluruh dunia untuk memberikan tanggapan.

    “Kami menjual kaus tersebut di Taobao segera setelah kami melihat berita tentang penembakan tersebut, meskipun kami bahkan belum mencetaknya, dan dalam waktu tiga jam kami melihat lebih dari 2.000 pesanan baik dari Tiongkok maupun AS,” kata seorang penjual pakaian, Li Jinwei.

    Setelah mendapat banyak pesanan, Li langsung memproduksi kaos dengan foto ikonik Trump itu. Beruntung ia memiliki sebuah pabrik pakaian yang berada di Provinsi utara Hebei.

    Untuk membuat pakaian sebanyak itu, dia cukup mengunduh gambar Trump dan mencetaknya. Disebutkan pabrik tersebut membutuhkan rata-rata satu menit untuk menyelesaikan sebuah kaos.

    “Untuk pemilihan presiden AS tahun ini, kami hanya membuat sovenir Trump, karena ia memiliki peluang lebih tinggi untuk memenangkan pemilu, dan ia populer di kalangan netizen China,” kata Li.

    Sebagai informasi, berdasarkan data dari DHgate disebutkan platform e-commerce lintas batas Tiongkok yang berfokus pada pasar AS mengalami kenaikan volume ekspor berkat pilpres AS ini.

    Data menunjukkan sejak Januari 2024 hingga Juli ini, volume transaksi suvenir terkait pilpres AS telah tumbuh lebih dari 40% setiap bulannya. tingkat bunga pada bulan Maret melebihi 110%.

    Bahkan total nilai transaksi suvenir pilpres AS pada kuartal pertama naik lebih dari 90% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menunjukkan bagaimana pembuat suvenir dan kaos asal China ini mendapat cukup banyak keuntungan dari ‘pertarungan’ Donald Trump melawan Joe Biden.

    (fdl/fdl)

  • Donald Trump Ditembak, Netizen Amerika Berdebat Inside Job

    Donald Trump Ditembak, Netizen Amerika Berdebat Inside Job

    Jakarta

    Kandidat Presiden AS Donald Trump ditembak saat berkampanye untuk Pilpres dan terluka kupingnya. Netizen Amerika berdebat soal kejadian ini.

    Penembakan terjadi saat kampanye di Pennsylvania. Kabar terakhir menyebutkan Donald Trump baik-baik saja. Sniper pelaku penembakan ditewaskan oleh Secret Service dan ada peserta kampanye yang juga dilaporkan tewas.

    Kejadian ini langsung bikin heboh sedunia. Donald Trump saat dipantau Minggu (14/7/2024) menjadi puncak trending topic di X/Twitter. Sudah ada 2,54 juta tweet soal Trump.

    Netizen AS tampaknya menjadi yang paling ramai dan mereka terlihat terbelah antara pendukung Capres Donald Trump dan Capres Joe Biden. Pendukung Trump yakin ini ulah kubu Biden, sementara pendukung Biden malah menduga ini settingan.

    Inilah beberapa netizen yang menganggap penembakan Donald Trump adalah ulah dari pihak lawan politik alias kubu Joe Biden.

    “You’re telling me the Secret Service let a guy climb up on a roof with a rifle only 150 yards from Trump? Inside job,” kata @hodgetwins.

    “Inside job bro. They didn’t lock down nearest building,” celetuk @jamesgoblue3.

    “This was allowed to happen. They tried to impeach, convict, arrest and now assassinate! They won’t stop. This is a fight for the Republic! Buckle up Patriots!” tuduh @patrickhenryone.

    Di sisi lain, ada banyak juga yang meragukan kejadian ini khususnya dari kubu Biden. Mereka menilainya sebagai drama politik.

    “Was the assassination attempt on Trump real or Political drama?” kata @NalinisKitchen.

    “I wonder if Trump will revisit American Gun laws now?” sindir @kiwistrippers.

    “I’ve never seen such a cheap drama. Trump doesn’t think about policy, but he does think about playing the victim. How pathetic,” kata @mikiyo_am.

    (fay/agt)

  • Netanyahu Ingin Lanjut Perang Lawan Hamas Meski Ada Gencatan Senjata

    Netanyahu Ingin Lanjut Perang Lawan Hamas Meski Ada Gencatan Senjata

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menginginkan agar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza masih memungkinkan pasukan Tel Aviv melanjutkan pertempuran melawan Hamas sampai tujuan perang tercapai.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (8/7/2024), pernyataan terbaru Netanyahu itu disampaikan saat pembicaraan akan dimulai kembali untuk membahas tawaran Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, yang bertujuan mengakhiri perang yang berkecamuk selama sembilan bulan terakhir di Jalur Gaza.

    Sekitar lima hari setelah kelompok Hamas mengumumkan pihaknya menyetujui bagian penting dari tawaran Washington itu, dua pejabat kelompok militan Palestina itu mengatakan pihaknya sedang menunggu respons Israel terhadap usulan terbaru mereka.

    Netanyahu dijadwalkan melakukan konsultasi pada Minggu (7/7) malam soal langkah selanjutnya dalam merundingkan proposal gencatan senjata tiga fase yang diumumkan Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei lalu dan dimediasi oleh Qatar dan Mesir.

    Proposal itu bertujuan mengakhiri perang dan membebaskan sekitar 120 sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza.

    Hamas, pekan lalu, mencabut atau membatalkan tuntutan utamanya yang menuntut Israel terlebih dahulu berkomitmen pada gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian dengan kelompoknya.

    Sebaliknya, menurut sumber Hamas yang dikutip Reuters, Hamas akan mengizinkan dilakukannya perundingan lanjutan untuk mencapai tujuan itu selama enam pekan fase pertama — merujuk pada gencatan senjata fase pertama yang diatur dalam proposal Washington tersebut.

    Namun ternyata, Netanyahu bersikeras menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata tidak boleh menghalangi pasukan Israel untuk melanjutkan pertempuran melawan Hamas hingga tujuan-tujuan perangnya tercapai. Tujuan perang yang dimaksud mencakup penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, serta pemulangan para sandera.

    “Rencana yang telah disetujui Israel dan disambut baik oleh Presiden Biden akan memungkinkan Israel memulangkan para sandera tanpa melanggar tujuan perang lainnya,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya pada Minggu (7/7) waktu setempat.

    Lebih lanjut, Netanyahu juga menegaskan bahwa kesepakatan harus melarang penyelundupan senjata ke Hamas melalui perbatasan Jalur Gaza-Mesir dan tidak mengizinkan ribuan militan bersenjata untuk kembali ke Jalur Gaza bagian utara.

    Direktur Badan Intelijen Pusat AS, William Burns, dijadwalkan bertemu PM Qatar dan kepala intelijen Israel dan Mesir pada Rabu (10/7) mendatang di Doha. Menurut sumber, Burns juga akan mengunjungi Kairo pekan ini, bersama delegasi perunding Israel.

    Perundingan gencatan senjata dilanjutkan kembali sejak pekan lalu, setelah mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan dengan upaya diplomasi para mediator terhenti dan tidak menghasilkan apa pun.

    Seorang pejabat Palestina yang enggan disebut namanya menyebut tawaran AS itu bisa menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika diterima oleh Israel dan akan mengakhiri perang di Jalur Gaza.

    “Kami telah menyerahkan respons kami kepada mediator dan menunggu untuk mendengar respons pendudukan (Israel-red),” ujar salah satu dari dua pejabat Hamas yang berbicara kepada Reuters, namun enggan disebut namanya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Akan Kirim Delegasi untuk Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

    Israel Akan Kirim Delegasi untuk Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

    Yerusalem

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa telah menyetujui mengirim delegasi untuk melakukan pembicaraan mengenai pembebasan sandera yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober. Akan tetapi belum diketahui ke mana delegasi itu akan dikirim.

    Dilansir AFP, Jumat (5/7/2024), dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan telepon dengan Presiden AS Joe Biden, kantor Netanyahu mengatakan bahwa PM Israel itu telah menyampaikan keputusan tersebut ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

    “Perdana Menteri menyampaikan informasi terbaru kepada Presiden Biden tentang keputusannya untuk mengirim delegasi yang akan melanjutkan negosiasi untuk membebaskan para sandera,” kata kantor Netanyahu dalam pernyataannya.

    Akan tetapi, tidak ada indikasi ke mana delegasi tersebut akan pergi atau kapan akan berangkat.

    Dalam pernyataannya melalui panggilan telepon, Gedung Putih mengatakan Biden menyambut baik keputusan untuk meminta para perunding Israel terlibat dengan mediator dalam upaya untuk mencapai kesepakatan.

    Sementara dalam laporan media, Netanyahu mengadakan pertemuan kabinet keamanannya pada Kamis (4/7) malam untuk membahas proposal baru yang dikirim oleh Hamas melalui mediator Qatar. Hamas menuntut diakhirinya pertempuran dan penarikan pasukan Israel sebagai awal dari kesepakatan penyanderaan.

    Israel mengatakan bahwa perang tidak akan berakhir tanpa pembebasan sandera di wilayah Palestina. Netanyahu juga berulang kali bersumpah bahwa kampanye di Gaza tidak akan berakhir sampai kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan.

    Qatar, Mesir dan Amerika Serikat telah melakukan mediasi antara kedua belah pihak dan sumber-sumber yang dekat dengan upaya mereka mengatakan ada dorongan baru untuk menjembatani ‘kesenjangan’ antara kedua belah pihak dalam beberapa pekan terakhir.

    Biden mengumumkan jalan menuju kesepakatan gencatan senjata pada bulan Mei yang menurutnya telah diusulkan oleh Israel dan mencakup gencatan senjata enam minggu untuk memungkinkan perundingan dan pada akhirnya sebuah program untuk membangun kembali Gaza yang hancur.

    “Ada perkembangan penting dalam proposal terbaru dengan opsi positif bagi kedua belah pihak,” kata seorang diplomat yang menjelaskan proposal terbaru tersebut.

    “Kali ini Amerika sangat serius mengenai hal ini,” imbuhnya.

    Diketahui perang dimulai dengan serangan Hamas tanggal 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil. Hal ini menurut penghitungan AFP berdasarkan angka Israel.

    Militan Hamas juga menyandera 251 sandera, 116 di antaranya masih berada di Gaza termasuk 42 orang yang menurut tentara tewas.

    Sementara serangan balasan Israel secara terus-menerus telah menewaskan sedikitnya 38.011 orang, sebagian besar warga sipil, menurut angka dari kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

    (lir/lir)

  • Bantahan Gedung Putih soal Isu Biden Mundur Pencalonan Presiden

    Bantahan Gedung Putih soal Isu Biden Mundur Pencalonan Presiden

    Jakarta

    Surat kabar The New York Times menyerukan agar Presiden Joe Biden mundur dan mengizinkan anggota Partai Demokrat lainnya bertarung melawan Donald Trump dalam pemilihan presiden mendatang. Gedung Putih menegaskan Biden tak akan mundur.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (29/6/2024), media ternama AS itu membuat seruan dalam editorialnya pada Jumat (28/6) waktu setempat. Dewan editorial surat kabar tersebut -yang terpisah dari ruang redaksinya- mengatakan debat calon presiden (capres) pada Kamis pekan kemarin membuktikan Biden yang berusia 81 tahun “gagal dalam ujiannya sendiri.”

    Tekad Biden untuk mencalonkan diri lagi disebut sebagai ‘pertaruhan sembrono’, seraya menambahkan “pelayanan publik terbesar yang dapat dilakukan Biden adalah mengumumkan bahwa ia tidak akan terus mencalonkan diri kembali,”.

    Pada kesempatan sebelumnya, Biden menegaskan berniat tetap ikut dalam pemilihan presiden 2024. Hal itu disampaikan Biden setelah penampilannya dalam debat capres AS melawan mantan presiden Donald Trump dinilai buruk dan memicu kepanikan di kalangan Partai Demokrat.

    “Saya tidak berjalan semudah dulu, saya tidak berbicara selancar dulu, saya tidak berdebat sebaik dulu, tapi saya tahu apa yang saya lakukan sekarang — saya tahu bagaimana mengatakan yang sebenarnya,” kata Biden dalam acara kampanye yang dipenuhi para pendukung di North Carolina pada Jumat (28/6) waktu setempat.

    “Saya tahu yang benar dan yang salah. Saya tahu bagaimana melakukan pekerjaan ini. Saya tahu bagaimana menyelesaikan sesuatu. Saya tahu, seperti yang diketahui jutaan orang Amerika, ketika Anda terjatuh, Anda bangkit kembali,” imbuh Biden, dikutip dari kantor berita AFP, Sabtu (29/6/2024).

    Penampilan Biden Disebut Seperti ‘Mimpi Buruk’

    Kalangan Partai Demokrat AS menyebut penampilan Biden dalam debat capres pada Kamis (27/6) malam bagaikan ‘mimpi buruk’. Komentar negatif muncul setelah penampilan Biden dengan suara yang serak dan bibirnya terlihat bergetar saat menyampaikan argumen dalam debat.

    Setelah debat dimulai, Gedung Putih menyebut kalau Biden sedang terkena sakit flu. Namun pada debat itu, Biden juga sempat terbata-bata dan terkadang menyimpang dari topik, bahkan ke arah yang salah.

    “Ini benar-benar mimpi buruk,” sebut salah satu sekutu Biden dari Partai Demokrat, yang enggan disebut namanya, seperti dikutip The Hill.

    Adapun, salah satu anggota Kongres asal Texas, Lloyd Doggett, turut menuntut Biden mundur.

    “Dengan mengakui bahwa, berbeda dengan Trump, komitmen terbesar Presiden Biden adalah untuk negara, bukan diri sendiri, saya berharap dia akan mau mengambil keputusan sulit untuk menarik diri,” kata dia seperti dikutip Associated Press. “Dengan hormat, saya mengimbaunya untuk mundur.”

    Gedung Putih Tegaskan Biden Tak Akan Mundur

    Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan Biden tak akan mundur dari konstestasi Pilpres.

    “Presiden mempunyai pikiran yang jernih dan dia tetap ikut dalam persaingan,” katanya kepada wartawan, Kamis (4/7).

    Gubernur Kalifornia Gavin Newsom mengecam adanya desakan Biden mundur. Dia yang juga digosipkan akan menggantikan Biden sebagai kandidat Partai Demokrat, menyebut tidak akan berkhianat.

    “Anda tidak bisa mengkhianati kandidat partai hanya karena satu penampilan. Partai semacam apa yang melakukannya?” tandasnya.

    Sejumlah nama yang dibahas berpotensi menjadi capres Demokrat adalah Wakil Presiden Kamala Harris dan Gubernur Kalifornia Newsom, serta Gubernur Negara Bagian Michigan Gretchen Whitmer.

    Whitmer pertama kali terpilih sebagai gubernur pada tahun 2018 dan terpilih kembali pada tahun 2022. Dia menggawangi salah satu negara bagian yang diperebutkan secara ketat oleh kedua partai. Pada pilpres 2020, Biden hanya membukukan kemenangan tipis 2,8 persen atas Trump di Michigan.

    Namun sama seperti tokoh Demokrat lainnya, Whitmer secara terbuka mendukung Joe Biden dan menulis di platform media sosial X bahwa “kita perlu memilih kembali Joe Biden dan Kamala Harris.”

    Tokoh senior Demokrat, Nancy Pelosi, bekas ketua Kongres AS, bahkan mengusulkan kepada Biden dan Trump untuk menjalani tes klinis demi membuktikan kesehatan dan ketajaman mental mereka. Seperti dilaporkan AP, Pelosy menekankan bahwa “Biden berada dalam kondisi terbaik untuk mencalonkan diri.”

    Halaman 2 dari 2

    (idn/lir)

  • Bantahan Gedung Putih soal Isu Biden Mundur Pencalonan Presiden

    Terlalu Tua, Mungkinkah Partai Demokrat Ganti Joe Biden?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden kesulitan mengakhiri polemik mengenai umurnya yang tergolong lanjut di usia 81 tahun. Penampilannya saat debat pertama calon presiden mencuatkan keraguan terhadap kemampuannya mengalahkan kandidat Partai Republik Donald Trump pada pemilu kepresidenan November mendatang.

    Kini, dorongan pensiun dini ikut dilayangkan sejumlah kader Partai Demokrat. Salah satunya datang dari anggota Kongres asal Texas, Lloyd Doggett, yang berinisiatif menuntut Biden mundur.

    “Dengan mengakui bahwa, berbeda dengan Trump, komitmen terbesar Presiden Biden adalah untuk negara, bukan diri sendiri, saya berharap dia akan mau mengambil keputusan sulit untuk menarik diri,” kata dia seperti dikutip Associated Press. “Dengan hormat, saya mengimbaunya untuk mundur.”

    Desakan tersebut dikecam Gubernur Kalifornia Gavin Newsom, yang juga digosipkan akan menggantikan Biden sebagai kandidat Partai Demokrat. “Anda tidak bisa mengkhianati kandidat partai hanya karena satu penampilan. Partai semacam apa yang melakukannya?” tandasnya.

    Seberapa mungkin Biden lengser?

    Pergantian kandidat, terutama presiden yang sedang menjabat, pada masa akhir pemilu merupakan fenomena di luar kelaziman, meski bukan tidak mungkin.

    “Untuk mengganti seorang kandidat pada saat ini, idealnya, jika dia sendiri yang mundur,” kata Filippo Trevisan, seorang profesor di Fakultas Komunikasi American University di Washington. “Langkah ini akan menjadi cara paling sederhana.”

    Namun dia meyakini bahwa Biden tidak akan mau melewatkan kesempatan memenangkan masa jabatan kedua di Gedung Putih.

    Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan dugaan tersebut. “Presiden mempunyai pikiran yang jernih dan dia tetap ikut dalam persaingan,” katanya kepada wartawan, Kamis (4/7).

    Siapa berpeluang gantikan Biden?

    Sejumlah nama yang dibahas berpotensi menjadi capres Demokrat adalah Wakil Presiden Kamala Harris dan Gubernur Kalifornia Newsom, serta Gubernur Negara Bagian Michigan Gretchen Whitmer.

    Whitmer pertama kali terpilih sebagai gubernur pada tahun 2018 dan terpilih kembali pada tahun 2022. Dia menggawangi salah satu negara bagian yang diperebutkan secara ketat oleh kedua partai. Pada pilpres 2020, Biden hanya membukukan kemenangan tipis 2,8 persen atas Trump di Michigan.

    Namun sama seperti tokoh Demokrat lainnya, Whitmer secara terbuka mendukung Joe Biden dan menulis di platform media sosial X bahwa “kita perlu memilih kembali Joe Biden dan Kamala Harris.”

    Tokoh senior Demokrat, Nancy Pelosi, bekas ketua Kongres AS, bahkan mengusulkan kepada Biden dan Trump untuk menjalani tes klinis demi membuktikan kesehatan dan ketajaman mental mereka. Seperti dilaporkan AP, Pelosy menekankan bahwa “Biden berada dalam kondisi terbaik untuk mencalonkan diri.”

    Mungkinkah Biden diganti paksa?

    Bagaimana jika Biden tidak mundur, namun Partai Demokrat ingin melantik kandidat lain pada konvensi bulan Agustus?

    “Skenario ini tidak akan terjadi kecuali aturan partai diubah,” kata Clüver Ashbrook dari Bertelsmann Foundation. Menurutnya, Amerika Serikat “telah mengadakan pemilihan pendahuluan di mana Joe Biden telah memenangkan 99 persen suara delegasi. Tidak seorangpun di Partai Demokrat akan rela menentang suara delegasi dan menghindari proses demokrasi.”

    Tapi skenarionya berbeda jika Biden mundur setelah konvensi partai atas alasan kesehatan. Dalam hal ini, Komite Nasional Demokrat akan menggelar sidang istimewa demi memutuskan kandidat pengganti. Menurut Ashbrook, perkembangan semacam itu dipastikan akan memicu diskusi mengenai keadaan demokrasi di AS.

    rzn/hp

    (ita/ita)

  • Pejabat AS Ramai-ramai Mundur karena Dukungan Biden untuk Israel

    Pejabat AS Ramai-ramai Mundur karena Dukungan Biden untuk Israel

    Washington DC

    Dukungan yang diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kepada Israel, selama hampir sembilan bulan perang berkecamuk di Jalur Gaza, telah mendorong belasan pejabat AS mengundurkan diri.

    Sejumlah pejabat Washington itu bahkan menuduh Biden menutup mata terhadap kekejaman Israel di daerah kantong Palestina tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (3/7/2024).

    Pemerintahan Biden menyangkal tuduhan tersebut, merujuk pada kritikan yang dilontarkan Washington terhadap jatuhnya banyak korban sipil di Jalur Gaza dan upaya meningkatkan bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dilanda perang tersebut.

    Otoritas kesehatan Gaza, dalam laporan terbaru, menyebut nyaris 38.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober tahun lalu. Gempuran tanpa henti militer Tel Aviv itu memicu kehancuran dan kelaparan yang meluas di Jalur Gaza.

    Israel melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan mengejutkan Hamas terhadap bagian selatan wilayahnya pada 7 Oktober tahun lalu, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera.

    Berikut daftar para pejabat AS yang mengundurkan diri sejauh ini:

    1. Maryam Hassanein – Asisten Khusus pada Departemen Dalam Negeri AS

    Hassanein mengundurkan diri dari jabatannya sebagai asisten khusus pada Departemen Dalam Negeri AS pada Selasa (2/7) waktu setempat. Dia mengecam kebijakan luar negeri Biden, yang digambarkannya sebagai kebijakan yang memungkinkan terjadinya genosida dan tidak manusiawi terhadap orang Arab dan Muslim. Israel telah membantah tuduhan genosida.

    2. Mohammed Abu Hashem – Angkatan Udara AS

    Abu Hashem yang merupakan warga AS keturunan Palestina, mengatakan bulan lalu bahwa dirinya mengakhiri kariernya selama 22 tahun di Angkatan Udara AS. Dia mengakui kehilangan kerabat-kerabatnya di Jalur Gaza dalam perang yang sedang berlangsung, termasuk seorang bibi yang terbunuh dalam serangan udara Israel pada Oktober tahun lalu.

    3. Riley Rivermore – Insinyur Angkatan Udara AS

    Livermore mengumumkan dirinya mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai insinyur Angkatan Udara AS pada pertengahan Juni lalu.

    “Saya tidak ingin mengejarkan sesuatu yang bisa berbalik dan digunakan untuk membantai orang-orang yang tidak bersalah,” ucapnya kepada situs berita Intercept.

    Saksikan juga ‘Gedung Putih Akui Biden Tampil Buruk di Debat, Bahas Faktor Medis’:

    4. Stacy Gilbert – Departemen Luar Negeri AS

    Gilbert yang bertugas di Biro Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi pada Departemen Luar Negeri AS, mengundurkan diri pada akhir Mei lalu. Dia mengaku pengunduran dirinya didasari atas laporan pemerintah kepada Kongres AS, yang menurutnya, secara keliru menyatakan Israel tidak memblokir bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    5. Alexander Smith – Kontraktor USAID

    Smith mengundurkan diri dari posisinya sebagai kontraktor untuk USAID pada akhir Mei lalu.

    Pada saat itu, dia menuduh otoritas AS melakukan penyensoran setelah badan bantuan luar negeri AS membatalkan publikasi presentasinya tentang kematian ibu dan anak di kalangan warga Palestina. Badan tersebut mengatakan presentasi itu belum melalui peninjauan dan belum mendapat persetujuan yang tepat.

    6. Lily Greenberg Call – Pejabat Departemen Dalam Negeri AS

    Greenberg Call yang merupakan seorang pejabat politik Yahudi, mengundurkan diri pada Mei lalu dari jabatannya sebagai asisten khusus kepala staf di Departemen Dalam Negeri AS.

    “Sebagai seorang Yahudi, saya tidak bisa mendukung malapetaka di Gaza,” tulisnya dalam pernyataan yang dikutip The Guardian.

    7. Anna Del Castillo – Pejabat Gedung Putih

    Del Castillo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil direktur pada Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih pada April lalu. Dia menjadi pejabat Gedung Putih pertama yang meninggalkan pemerintahan karena kebijakan AS terhadap Jalur Gaza.

    8. Hala Rharrit – Jubir Departemen Luar Negeri AS

    Rharrit mundur dari jabatannya sebagai juru bicara bahasa Arab pada Departemen Luar Negeri AS pada April lalu. Dalam pernyataan pada halaman LinkedIn-nya, Rharrit secara terang-terangan menyatakan dirinya menentang kebijakan AS di Jalur Gaza.

    9. Annele Sheline – Pejabat Departemen Luar Negeri AS

    Sheline mengundurkan diri dari biro hak asasi manusia (HAM) pada Departemen Luar Negeri AS pada akhir Maret lalu. Dalam tulisannya yang dimuat media terkemuka CNN, Sheline menyatakan dirinya tidak bisa mengabdi pada pemerintah yang “memungkinkan kekejaman seperti itu”.

    10. Tariq Habash – Pejabat Departemen Pendidikan AS

    Habash yang seorang warga AS keturunan Palestina, mundur dari jabatannya sebagai asisten khusus pada kantor perencanaan Departemen Pendidikan AS pada Januari lalu. Dia mengatakan pada saat itu bahwa pemerintahan Biden menutup mata terhadap kekejaman yang terjadi di Jalur Gaza.

    11. Harrison Mann – Angkatan Darat AS dan Badan Intelijen Pertahanan

    Mann yang berpangkat Mayor pada Angkatan Darat AS dan merupakan pejabat Badan Intelijen Pertahanan, mengundurkan diri pada November tahun lalu. Dia baru mengumumkan alasannya mengundurkan diri pada Mei lalu, yakni karena kebijakan pemerintah AS di Jalur Gaza.

    12. Josh Paul – Pejabat Departemen Luar Negeri AS

    Paul mengundurkan diri dari jabatannya sebagai direktur biro urusan politik dan militer pada Departemen Luar Negeri AS pada Oktober tahun lau. Paul menjadi pejabat AS yang pertama mengundurkan diri dengan diketahui publik.

    Pada saat itu, dia menyebut apa yang digambarkannya sebagai “dukungan buat” AS untuk Israel sebagai alasannya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Akan Kirim Delegasi untuk Negosiasi Pembebasan Sandera di Gaza

    Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perang Gaza dan Lenyapkan Hamas

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan tekad negaranya untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza. Netanyahu menyatakan Israel berkomitmen untuk berperang melawan Hamas hingga kelompok itu dilenyapkan dan semua tujuan perang tercapai.

    Seperti dilansir Bloomberg dan Al Arabiya, Senin (1/7/2024), Netanyahu menyampaikan penegasan itu setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebarkan perubahan bahasa untuk beberapa elemen dari usulan kesepakatan mengenai pembebasan sandera dan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Pada awal rapat mingguan kabinet Israel, Netanyahu kembali menjelaskan bahwa tujuan Israel dalam perang mencakup pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dan memastikan wilayah tersebut tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

    Menurut Netanyahu, Tel Aviv juga bertekad memulihkan keamanan di area-area yang berbatasan dengan Jalur Gaza dan Lebanon sehingga warga Israel bisa kembali ke rumah-rumah mereka dengan aman.

    “Kepada siapa pun yang meragukan pencapaian tujuan-tujuan ini, saya menegaskan: Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan. Kita tidak akan mengakhiri perang sampai kita mencapai semua tujuan ini,” tegas Netanyahu seperti dilansir Axios yang mengutip tiga sumber yang mengetahui isi rapat kabinet Israel itu.

    Dalam pernyataannya, Netanyahu juga menegaskan tidak ada perubahan dalam posisi Israel mengenai pembebasan sandera yang diumumkan Biden pada akhir Mei lalu.

    “Hamas adalah satu-satunya hambatan bagi pembebasan para sandera kita,” sebutnya.

    Axios, dalam laporan pada Sabtu (29/6) waktu setempat, menyebut AS sedang bekerja sama dengan mediator Qatar dan Mesir untuk membuat perubahan terhadap apa yang akan mengarah pada diskusi tahap pertama dari usulan perjanjian perdamaian tiga tahap, dalam upaya membuat Israel dan Hamas setuju.

    Perang antara Israel dan Hamas berkecamuk sejak 7 Oktober tahun lalu, setelah kelompok militan Palestina itu melancarkan serangan mengejutkan ke wilayah Israel bagian selatan. Sekitar 1.200 orang tewas di Israel dan lebih dari 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Tel Aviv melancarkan serangan balasan terhadap Hamas di Jalur Gaza, yang sejauh ini dilaporkan menewaskan lebih dari 37.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)