Menag: PPG 2025 Habiskan Anggaran Rp 165 Miliar
Tim Redaksi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
– Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menyampaikan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 menghabiskan anggaran negara mencapai Rp 165 miliar.
Nasaruddin menuturkan, peserta PPG 2025 mencapai 206.411, meningkat 700 persen dari tahun 2024 yang hanya berhasil melakukan sertifikasi sebanyak 29.933 guru.
“Ini 700 persen dengan menghabiskan anggaran Rp 165 miliar. Angka Rp 165 miliar ini tidak sedikit dalam era efisiensi seperti ini,” ucap Nasaruddin, di Kampus UIN Jakarta, Tangerang Selatan, Rabu (3/9/2025).
Anggaran tersebut dipergunakan untuk sertifikasi para guru, yang menjadi elemen penting dalam mengembangkan suatu bangsa melalui pendidikan.
“Tentu kita tidak hanya ingin melihat kuantitas begitu banyaknya guru yang tersertifikasi, tapi kita ingin melihat kuantitas ini berbanding lurus dengan kualitas guru-guru itu,” ucap dia.
Dari total 206.411 peserta PPG tersebut, Kemenag berhasil menuntaskan sertifikasi 91.028 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam jabatan di sekolah.
“Artinya, pada tahun ini seluruh guru PAI sekolah resmi bersertifikat, capaian bersejarah pertama kali dalam perjalanan PPG Kemenag,” kata Menag.
Selain guru PAI, sertifikasi juga diberikan kepada guru lintas agama dan madrasah, meliputi 10.848 guru Pendidikan Agama Kristen, 5.558 guru Pendidikan Agama Katolik, 3.771 guru Pendidikan Agama Hindu, 530 guru Pendidikan Agama Buddha, serta 94.736 guru madrasah.
“Pencapaian ini sejalan dengan Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terkait pembangunan SDM unggul, serta Asta Protas Kemenag untuk mewujudkan pendidikan ramah, unggul, dan terintegrasi,” imbuh dia.
Untuk mewujudkan Asta Cita, kata Nasaruddin, guru yang profesional harus memiliki empat kriteria.
Pertama adalah
learning how to learn
.
“Kemudian
learning how to teach
, bagaimana guru harus mampu mendidik muridnya belajar. Ketiga adalah
teach how to learn
, mengajar bagaimana belajar. Terakhir
teaching how to teach
, mengajarkan bagaimana seharusnya mengajar yang baik,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Gibran Rakabuming Raka
-
/data/photo/2025/09/03/68b7b9146974f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menag: PPG 2025 Habiskan Anggaran Rp 165 Miliar Nasional 3 September 2025
-
/data/photo/2025/08/15/689e9ad8866ea.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Wapres Gibran Digugat Perdata oleh Warga Sipil ke PN Jakarta Pusat Nasional
Wapres Gibran Digugat Perdata oleh Warga Sipil ke PN Jakarta Pusat
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka digugat secara perdata oleh warga sipil bernama Subhan karena syarat pendaftarannya sebagai calon wakil presiden dinilai tidak memenuhi ketentuan.
“Syarat menjadi cawapres tidak terpenuhi. Gibran tidak pernah sekolah SMA sederajat yang diselenggarakan berdasarkan hukum RI,” ujar Subhan saat dihubungi
Kompas.com
, Rabu (3/9/2025).
Subhan mengatakan, dirinya menggugat Gibran sekaligus Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara bersama-sama.
Keduanya dinilai melakukan perbuatan melawan hukum (PMH).
“PMH perdata bersama KPU,” ujar Subhan.
Untuk saat ini, Subhan belum menjelaskan lebih lanjut terkait isi gugatannya.
Ia mengaku bakal menjelaskan lebih detail nanti dalam persidangan perdana pada Senin (8/9/2025).
“Info lengkap gugatan setelah tanggal 8 (September) hari Senin,” kata Subhan.
Berdasarkan penelusuran di Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, gugatan perkara ini sudah terunggah dengan nomor perkara 583/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst.
Perkara ini disebutkan didaftarkan pada Jumat (29/8/2025).
Untuk saat ini, petitum gugatan belum diunggah karena sidang belum dimulai.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kisah Ojol Ketemu Gibran di Istana: Dituding Rekayasa, Dibantah Aplikator
Jakarta –
Pertemuan delapan orang berjaket ojek online (ojol) dengan Wakil Presiden (Wapres RI) Gibran Rakabuming Raka di Istana Wapres, Jakarta Pusat sempat memicu huru-hara. Karuan saja, setelah sempat dituding rekayasa, sejumlah perusahaan aplikasi kemudian ramai-ramai meluruskan.
Pertemuan itu digelar setelah kasus kematian Affan Kurniawan saat aksi unjuk rasa di Pejompongan, Jakarta Pusat, pekan lalu. Mitra driver yang bertemu Gibran berasal dari berbagai aplikator, mulai dari Gojek, Grab, hingga Maxim.
Beberapa hari setelah pertemuan itu, muncul pandangan beragam dari masyarakat di Indonesia. Bahkan, perdebatan makin ramai setelah asosiasi ojol mengaku tak kenal delapan driver tersebut.
Wapres Gibran dan perwakilan ojol Foto: Antara
Biar lebih mudah dirunut dan dipahami, kami telah merangkum fakta-fakta mengenai pertemuan driver ojol dengan Gibran tersebut. Berikut hasil rangkumannya!
Rangkuman 8 Ojol Ketemu Gibran
Dituding Rekayasa
Ketua Umum (Ketum) Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menegaskan, pertemuan delapan mitra driver dengan Gibran tak mewakili siapa-siapa, termasuk drive ojol di Indonesia. Bahkan, menurutnya, pertemuan janggal tersebut menyimpan sejumlah kecurigaan.
“Kami dari asosiasi patut curiga, apakah pertemuan orang-orang yang menggunakan atribut ojek online dengan Wapres itu merupakan rekayasa? Apakah aspirasi (datang) dari perusahaan aplikasi, bukan dari pengemudi ojol? Itu yang kami tidak mendapat informasi dari presiden maupun wapres,” ujar Igun kepada detikOto, Selasa (2/9).
Igun tak yakin, benarkah delapan orang yang bertemu dengan Gibran di Istana Wapres tersebut benar-benar ojol atau bukan. Sebab, dia mengaku tak pernah melihat mereka secara langsung.
“Kami nggak tau mereka ojol atau bukan, setidaknya selama ini yang menyampaikan aspriasi kepada pemerintah kan asosiasi, namun tiba-tiba ada sekelompok ojol yang seakan-akan telah menyampaikan aspirasi. Ya mungkin itu aspirasi mereka sendiri, ntah itu pribadi atau kelompok,” tuturnya.
Asosiasi Tak Kenal 8 Driver Ojol
Garda Indonesia mengaku tak kenal dengan delapan mitra driver yang diundang Gibran Rakabuming Raka ke Istana Wapres. Itulah mengapa, mereka diklaim tak mewakili aspirasi ‘pasukan hijau’ di Tanah Air.
“Tidak, Garda Indonesia tidak mengenal siapa mereka. Mereka bukan anggota kami juga,” kata Igun.
Aplikator Klarifikasi
Setelah muncul tudingan macam-macam, aplikator seperti Gojek dan Grab akhirnya buka suara. Mereka menegaskan, perwakilan mereka yang bertemu Gibran memang benar-benar ojol.
“Kami ingin menegaskan bahwa Mohamad Rahman Tohir atau yang akrab disapa Cang Rahman, salah satu peserta dialog yang ramai menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini adalah benar mitra aktif Gojek sejak 2015,” demikian respons Direktur Public Affairs & Communications PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Ade Mulya.
Senada dengan Gojek, Grab juga menegaskan, pihaknya memang mengutus perwakilan driver untuk bertemu Gibran di Istana. Sehingga, tudingan soal driver rekayasa sama sekali tak benar.
“Kami memandang undangan ini sebagai kesempatan penting bagi para Mitra Pengemudi untuk menyampaikan pengalaman dan harapan mereka secara langsung. Kami menyadari bahwa perhatian publik terhadap pertemuan ini sangat besar, dan tidak sedikit yang mempertanyakan apakah para Mitra Pengemudi yang hadir benar-benar mewakili komunitas ojol,” kata Tirza Munusamy selaku Chief of Public Affairs, Grab Indonesia.
(sfn/din)
-

InDrive Pastikan Driver Asli Hadiri Pertemuan Wapres Gibran
Jakarta –
InDrive akhirnya buka suara soal kejanggalan yang ramai dibicarakan publik terkait pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan perwakilan pengemudi ojek online (ojol). Perusahaan ride hailing asal Rusia itu menegaskan bahwa perwakilan mereka adalah benar pengemudi aktif InDrive.
“Dua pengemudi yang hadir adalah mitra aktif kami yang sudah bergabung sejak 2020 dengan penuh dedikasi. Kami bangga atas kerja keras mereka dalam melayani penumpang setiap hari. Kehadiran mereka di pertemuan tersebut adalah jawaban dari undangan resmi Bapak Wakil Presiden,” ujar juru bicara InDrive dalam keterangan resmi yang diterima detikINET, Senin (2/9/2025).
InDrive juga menegaskan menolak segala bentuk intimidasi kepada mitra. “Sebagai satu keluarga besar, kami saling menjaga dan berjalan bersama,” tegasnya.
Seperti diketahui Wapres Gibran Rakabuming Raka menerima delapan perwakilan pengemudi ojol dari berbagai aplikator, yakni Gojek, Grab, Maxim, dan InDrive di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Minggu (31/8).
Dalam video yang beredar, Gibran terlihat mengenakan batik bernuansa cokelat-kuning, duduk bersama para pengemudi yang mengenakan seragam resmi. Dialog berlangsung lebih dari satu jam dengan suasana santai, diselingi kudapan dan minuman.
Pertemuan ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya meredakan situasi sosial-politik terkini dengan mendengar aspirasi masyarakat, khususnya pengemudi ojol.
Namun di media sosial muncul keraguan soal keaslian beberapa perwakilan, salah satunya Mohamad Rahman Tohir alias Cang Rahman yang menyebut istilah “eskalasi” dan memanggil rekannya dengan kata “taruna”.
GoTo dan Grab Konfirmasi Driver Asli
Sejumlah driver ojol menggelar aksi damai membagikan mawar kepada pengguna jalan dan anggota TNI-Polri di area Monas sebagai tanda perdamaian. (Foto: ANTARA/Khaerul Izan)
Menanggapi kehebohan yang terjadi, GoTo menegaskan bahwa Cang Rahman adalah mitra aktif GoJek sejak 2015. Direktur Public Affairs & Communications GoTo, Ade Mulya, menyatakan bahwa pihaknya dihubungi Kantor Wakil Presiden pada Sabtu untuk menghadirkan perwakilan ojol.
“Cang Rahman adalah mitra aktif, terlibat dalam komunitas, dan dipercaya rekan-rekannya. Aspirasi yang disampaikan murni dari mitra, mulai dari dukungan untuk keluarga rekan yang meninggal hingga harapan situasi tetap aman,” ujar Ade dalam keterangan resmi yang diterima detikINET.
Ade menambahkan bahwa undangan resmi dari pemerintah adalah kesempatan berharga untuk menyuarakan aspirasi mitra. “Suara tulus para mitra adalah fondasi terkuat untuk mencari solusi bersama demi masa depan yang lebih baik,” tegasnya.
Grab juga memberikan klarifikasi serupa. Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menegaskan bahwa dua perwakilan mereka, Riska (aktif sejak 2016, bagian komunitas Lady Grab Jakarta Barat) dan Arief (aktif sejak 2018, bagian komunitas Grab Militan Cikarang), adalah mitra resmi yang melayani pelanggan setiap hari dan terlibat aktif di komunitas.
“Keduanya dikenal sebagai sosok yang kerap menyuarakan aspirasi rekan-rekannya,” kata Tirza dalam keterangan yang diterima detikINET.
Tirza menyebut undangan dari Kantor Wakil Presiden sebagai kesempatan penting bagi mitra untuk menyampaikan pengalaman dan harapan secara langsung.
“Pengalaman nyata di lapangan jauh lebih relevan dibandingkan narasi pihak lain. Dialog ini memastikan suara komunitas ojol tersampaikan secara damai dan otentik,” ujarnya.
Grab menilai ruang dialog dengan pemerintah sebagai langkah penting untuk membangun ekosistem transportasi yang sehat dan berkelanjutan.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Gibran Ajak Istri dan 2 Anaknya Liburan HUT RI ke TMII”
[Gambas:Video 20detik]
(afr/afr) -

Gibran Bertemu Ojol, Grab Indonesia Beberkan Driver yang Hadir di Istana Wapres
Bisnis.com, JAKARTA – Grab Indonesia buka suara mengenai sosok mitra pengemudi yang hadir di Istana Wakil Presiden menemui Gibran Rakabuming Raka akhir pekan lalu di tengah gejolak demonstrasi.
Sebagai konteks, pertemuan Wakil Presiden Gibran dengan mitra aplikator lain termasuk Grab menimbulkan polemik di media sosial. Sejumlah pihak menyebut, mitra pengemudi yang datang bukanlah dari unsur pengemudi ojek online (Ojol).
Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia memastikan mitra pengemudi yang hadir berasal dari unsur Grab terdaftar sebagai pengemudi.
“Grab ingin menjawab dengan tegas bahwa peserta yang hadir mewakili Grab adalah Mitra resmi Grab, tercatat aktif di aplikasi, melayani pelanggan setiap hari, dan memiliki keterlibatan nyata dalam komunitasnya,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/9/2025).
Dia menyebut, sosok yang hadir adalah Riska, yang telah bergabung dengan Grab sejak 2016 dan aktif di komunitas Lady Grab Jakarta Barat. Sedangkan mitra pengemudi kedua adalah Arief, yang menjadi Mitra sejak 2018 dan aktif di komunitas Grab Militan Cikarang.
“Keduanya dikenal di komunitas masing-masing sebagai sosok yang selalu aktif mendampingi rekan-rekannya, terbiasa menyuarakan aspirasi sesama Mitra Pengemudi, dan dipercaya untuk membawa suara komunitas ke ruang dialog,” katanya.
Tirza menilai undangan dialog dengan Wakil Presiden merupakan kesempatan berharga yang tidak datang setiap hari bagi Mitra Pengemudi aktif. “Partisipasi para Mitra Grab dalam forum ini kami pandang sebagai bagian dari upaya kolektif untuk memastikan suara komunitas ojol yang aktif benar-benar hadir di ruang dialog resmi dengan cara yang damai, konstruktif, dan otentik. Kami percaya, pengalaman nyata di lapangan Mitra Pengemudi jauh lebih relevan dibandingkan narasi dari pihak lainnya, sehingga yang tersampaikan kepada pemerintah adalah suara murni dari lapangan,” katanya.
Dia menilai ruang dialog antara mitra dengan pemerintah adalah kesempatan berharga sekaligus bagian penting dalam membangun ekosistem transportasi yang sehat dan berkelanjutan. “Kami percaya, mendengar langsung aspirasi para Mitra adalah fondasi penting untuk membangun solusi bersama yang lebih baik dan berkelanjutan, demi kesejahteraan pengemudi, penumpang, dan seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.
-

Grab Sebut Perwakilan Ojol yang Jumpa Gibran Driver Sungguhan
Jakarta –
Masyarakat ramai membahas kejanggalan pertemuan Wapres Gibran Rakabuming Raka dengan perwakilan ojek online. Setelah pihak GoTo melakukan klarifikasi, kini giliran Grab juga memastikan kehadiran driver mereka.
Dalam keterangannya, Grab menyebut bahwa mereka bersama aplikator lain diundang oleh Kantor Wakil Presiden Republik Indonesia untuk menghadirkan perwakilan Mitra Pengemudi dalam dialog bersama pemerintah. Grab memandang undangan ini sebagai kesempatan penting bagi para Mitra Pengemudi untuk menyampaikan pengalaman dan harapan mereka secara langsung.
“Kami menyadari bahwa perhatian publik terhadap pertemuan ini sangat besar, dan tidak sedikit yang mempertanyakan apakah para Mitra Pengemudi yang hadir benar-benar mewakili komunitas ojol. Grab ingin menjawab dengan tegas bahwa peserta yang hadir mewakili Grab adalah Mitra resmi Grab, tercatat aktif di aplikasi, melayani pelanggan setiap hari, dan memiliki keterlibatan nyata dalam komunitasnya,” sebut Tirza Munusamy selaku Chief of Public Affairs Grab Indonesia.
“Dalam forum tersebut hadir dua Mitra kami yaitu Riska, yang telah bergabung dengan Grab sejak 2016 dan aktif di komunitas Lady Grab Jakarta Barat, serta Arief, yang menjadi Mitra sejak 2018 dan aktif di komunitas Grab Militan Cikarang. Keduanya dikenal di komunitas masing-masing sebagai sosok yang selalu aktif mendampingi rekan-rekannya, terbiasa menyuarakan aspirasi sesama Mitra Pengemudi, dan dipercaya untuk membawa suara komunitas ke ruang dialog,” tambahnya dalam keterangan yang diterima detikINET.
Undangan dialog ini disebutnya merupakan kesempatan berharga bagi Mitra Pengemudi aktif untuk berbicara langsung ke pemerintah. Partisipasi para Mitra Grab dalam forum ini dipandang sebagai bagian upaya kolektif untuk memastikan suara komunitas ojol yang aktif benar-benar hadir di ruang dialog resmi dengan cara yang damai, konstruktif, dan otentik.
Disebutkan bahwa pengalaman nyata di lapangan Mitra Pengemudi jauh lebih relevan dibandingkan narasi dari pihak lainnya, sehingga yang tersampaikan ke pemerintah adalah suara murni dari lapangan.
“Bagi Grab, ruang dialog dengan pemerintah adalah kesempatan berharga sekaligus bagian penting dalam membangun ekosistem transportasi yang sehat dan berkelanjutan. Kami percaya, mendengar langsung aspirasi para Mitra adalah fondasi penting untuk membangun solusi bersama yang lebih baik dan berkelanjutan, demi kesejahteraan pengemudi, penumpang, dan seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
(fyk/fyk)
-

Ramai Sorotan Gibran dan Sejumlah Pria Beratribut Ojol, Tere Liye Ungkap Kinerja Zonk Mas Wapres
Fajar.co.id, Jakarta — Ramainya sorotan kepada Wapres Gibran usai bertemu dengan sejumlah pria yang beratribut ojol kini masih menggelinding.
Terbaru, penulis kondang Indonesia, Tere Liye, turut menyindir hal tersebut dengan membahas program Lapor Mas Wapres yang dulu digembar-gemborkannya.
“Dear Mas Wapres, kalian masih kerja?” tanya Tere Liye, mengawali tulisannya, dikutip Selasa (2/9/2025)
“Saya itu memang bodoh! Zaman covid, saat buku bajakan menggila di marketplace saya lapor ke sana ke mari. Bahkan ketemu Menteri yang punya tombol sakti bisa blokir apapun. Nasib. Zonk,” bebernya.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini menuturkan, harusnya dia berhenti saja. Ngabis-ngabisin waktu, tenaga, malah nggak nulis buku nantinya.
“Tapi karena bodoh, saat mas Wapres dengan luar biasa mengumumkan akan menerima laporan masyarakat, wah wah, saya semangat nyuruh tim saya kembali lapor,” Sambung Tere Liye.
Nah, sejak tahun lalu, bahkan sejak masih nomor lamanya, dia mengaku sudah lapor tentang: buku bajakan di Tik Tok Shop. Minta diatasi, agar bisa di-takedown. “Mereka ganti nomor contact, oke, saya ikut update laporan ke mas Wapres. Email-emailan deh. Data-data diberikan, daftar toko buku bajakan di Tik Tok Shop. Data diri saya diminta,” urai penulis sejumlah novel best seller ini.
Desember 2024, sekarang sudah September 2025, mbuh, lanjut Tere Liye, hilang begitu saja updatenya. Timya kirim email berkali-kali, nanyain progress, nggak dijawab lagi. Lenyap. “Entah mati atau masih hidup tim mas Wapres ini. Duuuh Rabbi. Saya sih bodoh, masih percaya mereka betulan akan kerja,” ungkap Tere Liye.
-

Rivalitas Jokowi vs Prabowo Semakin Nyata
ENAM bulan lalu, tepatnya tanggal 10 Februari 2025, saya menulis dan merilis artikel dengan judul “Rivalitas Prabowo vs Jokowi”.
Di hari yang sama, Presiden Prabowo Subianto pidato di acara Muktamar Muslimat NU di Surabaya. Kata Prabowo: “ada yang berusaha memisah-misahkan saya dengan Pak Jokowi. Lucu juga. Sebagai bahan ketawaan boleh”.
Beberapa hari berikutnya, Prabowo pidato di HUT Gerindra. Salah satu kalimat yang disampaikan Prabowo dalam pidato itu adalah “hidup Jokowi”.
Publik awam bertanya-tanya: “Kok Prabowo masih terintervensi oleh Jokowi”
Sebagai politisi, narasi Prabowo harus dipahami sebagai narasi politik. Prabowo, tentu tidak ingin hubungannya dengan Jokowi rusak.
Apalagi, kursi kekuasaannya baru berusia kurang dari empat bulan. Prabowo perlu membangun kekuatan. Merangkul semua simpul kekuatan, dan menghindari potensi benturan, termasuk dengan Jokowi.
Prabowo tidak perlu berhadap-hadapan dengan kekuatan dari luar, termasuk dengan pihak Jokowi yang masih cukup kuat.
Tapi, keadaan pada akhirnya akan memaksa Prabowo berhadap-hadapan dengan Jokowi. Sebagaimana Jokowi vs Megawati. Suka tidak suka, fakta ini akan terjadi.
Kenapa Prabowo harus berhadapan dengan Jokowi? Bukankah tanpa Jokowi, Prabowo diprediksi tidak akan menang di Pilpres 2024 kemarin?
Menghindari terjadinya bias, analisis psikologis dan moral harus dikesampingkan. Sebab, urusan Jokowi vs Prabowo bukan soal moral.
Ini tidak ada kaitannya dengan “kewajiban” balas budi. Juga bukan soal psikologis, karena ini tidak ada hubungannya dengan empati dan urusan terima kasih. Ini soal “satu kursi” dan “pengaruh politik” yang diperebutkan.
Prabowo ingin jadi presiden seutuhnya. Presiden yang mandiri tanpa intervensi. Di sisi lain, nasib dan masa depan Gibran Rakabuming Raka ada di pundak Jokowi. Sang ayah sekaligus mentor Gibran.
Tanggung jawab ini yang memaksa Jokowi untuk melakukan intervensi pada kekuasaan. Ini satu-satunya cara untuk memastikan adanya peluang buat masa depan Gibran.
Saat ini, Gibran sebagai wapres. Langkah berikutnya tentu ingin menjadi presiden. Kapan? Setelah Prabowo. Bisa setelah satu periode, atau dua periode. Bisa jadi sebelum genap satu periode. Semua serba mungkin terjadi.
Prabowo pasti ingin dua periode. Adakah jaminan Prabowo akan bergandengan dengan Gibran di Pemilu 2029? Tidak ada. Kecuali jika Jokowi ikut mengawal dan mengendalikan Prabowo di periode pertama. Di sinilah masalah krusial itu muncul.
Jokowi ingin kendalikan, minimal intervensi terhadap Prabowo. Ini untuk memberi kepastian dan jaminan bagi putra sulungnya, yaitu Gibran. Sementara Prabowo, pasti menolaknya. Tidak ada kekuasaan yang ingin diintervensi, apalagi dikendalikan.
Tak ada matahari kembar. Matahari Indonesia hanya satu, yaitu Prabowo. Jokowi, apalagi Gibran, tidak boleh menjadi matahari tandingan. Pemimpin itu tunggal. Raja itu hanya satu. Tidak ada raja yang lain.
Rivalitas Prabowo vs Jokowi merupakan kondisi objektif yang tidak bisa dihindari. Prabowo akan membentengi kekuasaannya dengan membatasi, bahkan menghindari sama sekali terhadap intervensi Jokowi.
Jokowi, untuk memenuhi tanggung jawab bagi masa depan putranya, ia akan melawan Prabowo. Rivalitas itu sedang berjalan.
Sejumlah pengusaha yang dianggap dekat dekat dengan Jokowi, sebut saja Mohammad Riza Chalid, Wilmar, Aguan, Tomy Winata, pemilik bank swasta terbesar yaitu BCA, mulai disingkirkan Prabowo. Prabowo sedang bersihkan para taipan yang dianggap dekat dengan Jokowi.
Di sisi lain, dua tokoh yang menjadi rival Jokowi yaitu Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto mendapatkan abolisi dan amnesti, hanya hitungan hari setelah vonis.
Dalam kasus ini, banyak pakar hukum pidana yang menganggap Prabowo off side. Langkah out of the box Prabowo dibaca publik sebagai bentuk nyata genderang perlawanan kepada Jokowi.
Minggu siang, 31 Agustus 2025, Prabowo melakukan konferensi pers bersama para pimpinan partai. Bahkan, Megawati yang notabene bukan bagian dari partai koalisi ikut hadir.
Sementara Gibran, sang wapres tidak terlihat mendampingi Prabowo. Padahal, konferensi pers ini terkait dengan sesuatu yang sangat krusial yaitu adanya ancaman stabilitas keamanan bangsa.
Konferensi pers ini seperti memberi sinyal kuat ke publik bahwa Prabowo tidak sedang bersama Jokowi.
Apakah kerusuhan sistemik tanggal 27-31 Agustus 2025 yang menyebar di berbagai wilayah di Indonesia merupakan panggung rivalitas Jokowi vs Prabowo?
Banyak spekulasi mengarah kesana.rmol news logo article
*Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
-
/data/photo/2025/09/02/68b6e9827dd19.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gibran Takziah ke Kediaman Andika Lutfi Falah, Sampaikan Belasungkawa dari Prabowo Nasional 2 September 2025
Gibran Takziah ke Kediaman Andika Lutfi Falah, Sampaikan Belasungkawa dari Prabowo
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming melakukan takziah dan menyampaikan duka cita secara langsung ke rumah keluarga Andika Lutfi Fala di Puri Bidara Permai, Desa Pematang, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (2/9/2025).
Andika merupakan pelajar yang menjadi korban tewas dalam aksi unjuk rasa yang terjadi di depan Gedung MPR/DPR RI pada 28 Agustus 2025 lalu.
Dikutip dari keterangan Sekretariat Wakil Presiden, Gibran tiba pada pukul 15.00 WIB.
Ia datang memakai kemeja batik lengan panjang berwarna coklat dan celana hitam.
Setibanya di lokasi, Wapres RI langsung menemui orang tua Andika.
Gibran juga menyampaikan salam duka cita dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk keluarga yang ditinggalkan.
Selain mengucapkan belasungkawa, Wapres juga menanyakan kronologis insiden yang terjadi.
Gibran juga mengimbau agar pelajar untuk menyalurkan aspirasi secara aman, produktif, dan sesuai jalur yang tepat.
Diketahui, Andika meninggal dunia pada Senin (1/9/2025) setelah menjalani perawatan di RSAL Dr. Mintohardjo akibat koma.
Ia diduga sebelumnya mengikuti aksi demonstrasi di Gedung DPR Jakarta pada Kamis (28/8/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/09/02/68b7071184b8c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)