Tag: Gibran Rakabuming Raka

  • Prabowo Minta Maaf Belum Semua Siswa Terima Makan Bergizi Gratis – Page 3

    Prabowo Minta Maaf Belum Semua Siswa Terima Makan Bergizi Gratis – Page 3

    Prabowo kembali menegaskan, program Makan Bergizi Gratis tidak terkendala soal dana, yang berujung belum seluruh siswa Indonesia merasakan.

    “Ini proyek yang sangat besar, tidak ringan, fisiknya tidak ringan. Tapi saya jamin dananya ada. Saya jamin dananya ada untuk semua anak-anak Indonesia yang makan. Dan yang sudah tidak perlu makan ya enggak apa-apa. Beri jatahnya kepada yang perlu,” Prabowo menandaskan.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menanggapi hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja 100 hari Prabowo-Gibran mencapai 80,9 persen. Dia pun berterima kasih kepada seluruh jajaran Kabinet Merah Putih.

    “Saya kira begini ya, kita yang penting niat, kerja keras. Dan saya sangat bangga tim saya, kabinet saya, bekerja dengan sangat kompak, tanpa lelah,” tutur Prabowo di Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025).

    Prabowo turut mengutip ungkapan jajaran, bahwa tidak ada tanggal merah di kalender Kabinet Merah Putih.

    “Anda lihat, malam tahun baru, tahun baru, menteri-menteri semua bekerja. Tidak hanya di kantor, tapi di titik-titik mengawasi. Alhamdulillah, akhir tahun, tahun baru, berjalan dengan baik,” jelas dia.

  • Wamendagri Temui Pj Gubernur Jakarta, Bahas Layanan Transportasi Kawasan Aglomerasi – Page 3

    Wamendagri Temui Pj Gubernur Jakarta, Bahas Layanan Transportasi Kawasan Aglomerasi – Page 3

    Pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diharapkan melanjutkan pembangunan infrastruktur transportasi dengan berbagai pembenahan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Harapan kepada Prabowo ini disampaikan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno.

    “Menuju Indonesia Emas 2045, hendaknya transportasi menjadi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Transportasi sebagai kebutuhan turunan turut menentukan kemajuan suatu wilayah dan berujung kesejahteraan Masyarakat,” jelas dia di Jakarta, Minggu (20/10/2024).

    Dari data Kementerian PUPR (2024), sepanjang 2015-2024, pembangunan infrastruktur antara lain ruas jalan tol sepanjang 2.432 kilometer atau rata-rata 270 kilometer per tahun, jalan nasional 5.999 kilometer, jalan layang (flyover) dan terowongan (underpass) sepanjang 27.673 meter.

    Pembangunan ini diakui memperlancar arus dan meningkatkan perpindahan arus dan meningkatkan perpindahan orang, distribusi barang, dan pertumbuhan jasa. Namun belum memberikan kesejahteraan bagi pengemudi angkutan barang. 

    Rata-rata upah yang diterima oleh para pengemudi angkutan barang jarak jauh hanya Rp500 ribu seminggu karena masih maraknya praktik pungli.

    Dia pun meminta pemerintah memberantas pungli, kemudian perlu memperbaiki layanan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) yang sudah tidak layak dioperasikan di beberapa lokasi.

    “Modernisasi layanan UPPKB segera harus dilakukan (dengan penggunaan weigh in motion/WIM) dan perlu ada peningkatan fasilitas kenyamanan bagi UPPKB yang jauh dari pusat kota,” ucapnya.

     

  • Survei Kepuasan Publik ke Prabowo-Gibran Tinggi, Golkar: Itulah Kenyataannya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 Januari 2025

    Survei Kepuasan Publik ke Prabowo-Gibran Tinggi, Golkar: Itulah Kenyataannya Nasional 20 Januari 2025

    Survei Kepuasan Publik ke Prabowo-Gibran Tinggi, Golkar: Itulah Kenyataannya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Partai Golkar
    menilai hasil survei
    Litbang Kompas
    mengenai tingkat
    kepuasan publik
    mencerminkan realitas di masyarakat.
    Survei tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan
    Prabowo
    Subianto dan
    Gibran Rakabuming Raka
    mencapai 80,9 persen.
    “Saya yakin sesuai. Memang itulah kenyataannya,” kata Sekretaris Jenderal Partai Golkar Muhammad Sarmuji, saat dihubungi Kompas.com, pada Senin (20/1/2025).
    Ia menilai, kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran selama hampir 100 hari ini memuaskan di semua bidang.
    Sarmuji menyoroti beberapa program unggulan, seperti program makan bergizi gratis serta hilirisasi dan industrialisasi.
    “Dalam kaca mata kami yang menonjol adalah program makan bergizi, hilirisasi dan industrialisasi, pemberantasan judi
    online
    , pemberantasan mafia tanah, dan penurunan stunting, serta beberapa hal lain di bidang ekonomi,” ungkap dia.
    Di sisi lain, Sarmuji memandang, apabila ada kinerja yang kurang memuaskan, menurut dia hal itu disebabkan oleh ekses penyesuaian nomenklatur yang berbeda dari sebelumnya.
    “Penyesuaian struktural ini yang harus dipercepat untuk memberikan dukungan capaian kinerja yang lebih baik,” imbuh dia.
    Sebagaimana diketahui,
    survei Litbang Kompas
    mencatat bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran mencapai 80,9 persen.
    Selain itu, tingkat keyakinan publik terhadap pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran juga tinggi, mencapai 89,4 persen.
    Namun, sebanyak 19,1 persen responden menyatakan tidak puas terhadap kinerja pemerintah Prabowo-Gibran, sementara 10,6 persen responden tidak yakin.
    Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka yang diselenggarakan dari tanggal 4 hingga 10 Januari 2025, dengan melibatkan 1.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
    Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar +/- 3,10 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
    Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Mendikti Saintek yang Disebut Menteri Pemarah

    Profil Satryo Soemantri Brodjonegoro, Mendikti Saintek yang Disebut Menteri Pemarah

    loading…

    Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mendapat sorotan publik setelah diprotes para pegawainya karena arogan dan suka marah-marah. FOTO/ARI SANDITA

    JAKARTA Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran. Namanya sedang ramai menjadi pembicaraan di media sosial, khususnya platform X (dulu Twitter).

    Puluhan orang yang menyebut diri mereka sebagai pegawai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) menggelar aksi protes di depan kantor kementerian di Jalan Pintu Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025). Aksi ini diketahui dari sejumlah postingan di X, termasuk salah satunya unggahan Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri di akun @zanatul_91.

    “Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main main tampar, dan main pecat,” tulis salah satu spanduk yang terpajang di depan kantor Kemendikti Saintek.

    Berdasarkan unggahan lain, aksi protes ditujukan kepada Menteri Dikti Saintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro. Massa yang hadir menyuarakan keluhan terkait dugaan arogansi Satryo dan keluarganya yang dianggap mencampuri urusan kementerian.

    Profil Satryo Soemantri BrodjonegoroSatryo Soemantri Brodjonegoro merupakan salah satu menteri di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran periode 2024-2029. Dia menjabat sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.

    Sebelum ditunjuk menjadi menteri, Satryo dikenal sebagai ilmuwan dan pernah menjadi Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Namanya sendiri sudah tak asing di dunia riset dan kependidikan.

    Satryo lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Pada latar belakangnya, dia diketahui sebagai anak dari Soemantri Brodjonegoro yang pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 1973.

    Satryo meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA tahun 1985. Sebagai ilmuwan, laman AIPI menyebutnya memiliki tulisan ilmiah mencapai lebih dari 99 publikasi.

    Pada sepak terjangnya, Satryo bukan nama baru di dunia pendidikan tinggi. Sekitar 1992, dia pernah dipilih menjadi Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB.

    Kemudian, Satryo juga berpengalaman menjadi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi selama periode 1999-2007. Di bawah kepemimpinannya, terjadi pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia menuju arah yang lebih baik..

    Berkat kontribusinya di dunia pendidikan dan teknologi, Satryo juga beberapa kali mendapat penghargaan. Di antaranya dianugerahi Bintang Jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Jepang.

    Penghargaan itu diberikan pemerintah Jepang karena jasanya atas peningkatan kerja sama di bidang pendidikan antara kedua negara baik di sisi pemerintah maupun akademik. Pada Oktober 2024 lalu, Satryo menjadi salah satu nama yang ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai menteri di Kabinet Merah Putih.

    Demikian ulasan mengenai profil Satryo Soemantri Brodjonegoro yang tengah menjadi perhatian.

    (abd)

  • Pengamat Nilai Rakyat Puas dengan Kinerja Prabowo-Gibran karena Lawan Politik Dirangkul
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 Januari 2025

    Pengamat Nilai Rakyat Puas dengan Kinerja Prabowo-Gibran karena Lawan Politik Dirangkul Nasional 20 Januari 2025

    Pengamat Nilai Rakyat Puas dengan Kinerja Prabowo-Gibran karena Lawan Politik Dirangkul
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Keberhasilan Pemerintahan
    Prabowo Subianto
    dan
    Gibran Rakabuming Raka
    merangkul hampir semua partai politik memengaruhi
    kepuasan masyarakat
    terhadap kinerja mereka.
    Peneliti Pusat Riset Politik BRIN, Firman Noor, menilai, kubu Prabowo-Gibran tidak sekadar memenangkan Pilpres 2024 secara meyakinkan.
    Setelah kontestasi selesai, mereka langsung berupaya merangkul lawan politiknya agar bergabung dengan barisan pemerintahan.
    “Tidak saja kemenangan yang cukup baik,
    convincing
    begitu ya, tapi juga tidak lama setelah itu, kekuatan-kekuatan politik signifikan ini bergabung pada kekuasaan,” ujar Firman, dalam program Obrolan News Room di Kompas.com, Senin (20/1/2025).
    Kondisi tersebut, kata Firman, berpotensi membuat masyarakat yang tidak mendukung Prabowo akhirnya memberikan pandangan positifnya.
    Sebab, pihak yang didukungnya telah terlibat dalam kerja-kerja pemerintahan Prabowo.
    “Yang tentu saja mungkin akan membawa juga persepsi yang adem, positif terhadap mereka yang mungkin berseberangan. Tapi, demi melihat partai yang dia dukung juga, atau kandidat yang dia dukung juga bersahabat, mungkin akhirnya mengarah pada satu upaya untuk memahami situasi dengan lebih kalem,” sambung dia.
    Diberitakan sebelumnya, hasil
    survei Litbang Kompas
    mencatat 80,9 persen masyarakat puas terhadap kinerja pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
    Hanya 19,1 persen yang tidak puas. Bahkan, tingkat keyakinan publik terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran mencapai 89,4 persen.
    Sementara yang tak yakin sebanyak 10,6 persen. Tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo lebih tinggi dibandingkan Presiden Jokowi pada tahun 2015 lalu.
    Dalam survei tersebut, ada sejumlah alasan yang membuat masyarakat puas dengan kerja Prabowo-Gibran.
    Sebanyak 30,2 persen responden menyebut kinerja yang ditunjukkan baik. Kemudian, 18,1 persen responden merasa kepemimpinan yang ditunjukkan merakyat.
    Ada 14,4 persen responden puas terhadap kerja Prabowo-Gibran karena sering mendapatkan bansos.
    Survei Litbang Kompas
    ini dilakukan melalui wawancara tatap muka yang diselenggarakan dari tanggal 4-10 Januari 2025.
    Sebanyak 1.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
    Tingkat kepercayaan 95 persen dengan “margin of error” penelitian +/- 3,10 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
    Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT. Kompas Media Nusantara).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 90 Tahanan Palestina Dibebaskan setelah Hamas Lepaskan 3 Sandera Israel – Halaman all

    90 Tahanan Palestina Dibebaskan setelah Hamas Lepaskan 3 Sandera Israel – Halaman all

    Layanan penjara Israel mengumumkan pada Senin pagi bahwa 90 tahanan Palestina telah dibebaskan.

    Tayang: Senin, 20 Januari 2025 08:28 WIB

    X/Twitter

    Tahanan Palestina Dibebaskan dari Penjara Ofer Israel pada Senin (20/1/2025) 

    TRIBUNNEWS.COM – Layanan penjara Israel mengumumkan pada Senin (20/1/2025) pagi bahwa 90 tahanan Palestina telah dibebaskan.

    Ini adalah bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    Pembebasan ini juga menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang telah disepakati sebelumnya.

    Menurut pernyataan resmi yang dirilis oleh dinas penjara Israel, semua tahanan tersebut dibebaskan dari penjara Ofer dan pusat penahanan Yerusalem.

    “Semua tahanan dibebaskan dari penjara Ofer dan pusat penahanan Yerusalem,” kata dinas tersebut, mengacu pada tahanan Palestina, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sesaat sebelum pukul 01.30, waktu setempat atau sekitar 06.30 WIB, dikutip dari The New Arab.

    Langkah ini dilakukan menyusul penyerahan tiga tawanan wanita Israel oleh Hamas kepada Komite Palang Merah Internasional pada Minggu pagi. 

    Penyerahan tersebut merupakan bagian dari tahap pertama implementasi kesepakatan yang bertujuan menciptakan langkah awal untuk meredakan ketegangan di wilayah tersebut.

    Menurut laporan Al Mayadeen, dua bus dengan jendela gelap terlihat meninggalkan penjara Ofer di wilayah Tepi Barat yang diduduki pada dini hari Senin (20/1/2025).

    Setelah meninggalkan penjara, bus-bus tersebut menuju kota terdekat, Beitunia.

    Di sana warga Palestina telah berkumpul untuk menyambut para tahanan yang dibebaskan.

    Daftar Nama 90 Sandera Palestina yang Dibebaskan Israel

    Walaa Khaled Fawzi Tanji
    Nawal Muhammad Mahmoud Abd Fatiha
    Rawda Mousa Abd Qader Ajamiya
    Aseel Osama Omar Shehadeh
    Tamara Muammar Hussein Abu Laban
    Nafisa Rashid Farid Zorba
    Yasmine Abdel Rahman Rashid Abu Sorour
    Khalida Kanaan Muhammad Jarrar
    Jenin Muhammad Taha Amr
    Fatima Nimr Muhammad Rimawi
    Zahra Wahib Abdel Fattah Khadraj
    Fatima Muhammad Sulaiman Saqr
    Dalal Muhammad Sulaiman Khasib
    Mona Ahmad Qassem Abu Hussein
    Bushra Jamal Muhammad Tawil
    Raeda Janem Muhammad Abdul Majeed
    Rana Jamal Muhammad Idul Fitri
    Morjana Muhammad Mustafa Harish
    Halima Fayeq Suleiman Abu Amara
    Rola Ibrahim Abdel Rahim Hassanayn
    Balqis Issa Ali Zawahra
    Doha Azzam Ahmad Al Wahsh
    Shaima Muhammad Abdel Jalil Rawajba
    Salwa Attiya Mahmoud Hamdan
    Fatima Youssef Ali Al-Farakhna
    Mawar Yousef Muhammad Khwais
    Hanin Akram Mahmoud Al-Masaieed
    Jihad Ghazi Ahmad Jawda
    Nidaa Ali Ahmad Zogheibi
    Amal Ziad Omar Shujaia
    Ayat Yusuf Saleh Mahfud
    Ola Mahmoud Qasim Jawda
    Lubna Mazen Salim Talalwa
    Hadeel Muhammad Hussein Hijaz
    Rasha Ghassan Muhammad Hijjawi
    Wafa Ahmad Abdullah Nimr
    Zeina Majd Abdel Rahim Barbar
    Nahil Kamal Mustafa Masalma
    Tahani Jamal Abd Ashour
    Aya Omar Youssef Ramadan
    Shaima Omar Youssef Ramadan
    Israa Hadar Ahmad Ghunaimat
    Dunya Ashtiyya Maarouf Ashtiyya
    Alaa Jadallah Nabhan Qadi
    Khitam Arif Hassan Khabayba
    Alaa Samir Harb Abu Rahima
    Asil Muhammad Jamal Eid
    Shatha Nawaf Abdel Jaber Jarabaa
    Baraa Hatem Hafez Faqha
    Saja Imad Saad Daraghmeh
    Danya Saqr Muhammad Hanatsheh
    Raghad Walid Mahmoud Amro
    Raghad Khodr Deeb Mubarak
    Al-Yamama Ibrahim Hassan Al-Harinat
    Ashwaq Muhammad Ayad Awad
    Hanan Ammar Bilal Maalwani
    Iman Ibrahim Ahmad Zaid
    Saja Zuhair Muhammad Al-Maadi
    Esrar Abdel Fattah Mohammed Al-Lahham
    Maysar Muhammad Saeed Al-Faqih
    Abeer Muhammad Hamdan Baara
    Samah Bilal Abdul Rahman Sof
    Latifa Khaled Ramadhan Mshaashaa
    Margaret Muhammad Mahmoud Al-Rai
    Alaa Khaled Muhammad Saqr
    Isra Mustafa Muhammad Berri
    Lana Farouk Naeem Fawalha
    Tahrir Badran Badr Jaber
    Abla Muhammad Otsman Abdel Rasoul
    Fahmi Muhammad Fahmi Farroukh
    Ahmad Walid Muhammad Khasan
    Jamal Ibrahim Salama Al-Atimin
    Ahmad Bashar Jumah Abu Ali
    Muhammad Anan Fauzi Bashkar
    Ibrahim Sultan Ibrahim Zumar
    Abdul Rahman Amjad Jamil Khudair
    Mawaad ​​Omar Abdullah Al-Hajj
    Issam Maamoun Muhammad Abu Diab
    Thaer Ayoub Rashid Abu Sarah
    Qassem Iyad Muhammad Jaafra
    Youssef Jamal Ayad Al Harimi
    Saeed Mazid Saeed Salim
    Mahmoud Muhammad Daoud Aliwat
    Firas Jihad Ahmad Al-Maqdisi
    Abdulaziz Muhammad Abdulaziz Atawneh
    Fadi Bassam Muhammad Hindi
    Osama Nasser Gibran Abdo Ataya
    Ayham Ali Issa Jaradat
    Moataz Otsman Muhammad Hussein Bukhari
    Adam Khalil Ibrahim Hadara
    Laith Muhammad Naji Kamil
    Mahdi Maher Jamil Abu Hamed

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Gencatan Senjata Gaza

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Prabowo-Mega Bakal Ketemu, Jokowi Temui Sultan HB X, hingga Rumor Gibran Masuk Golkar

    Prabowo-Mega Bakal Ketemu, Jokowi Temui Sultan HB X, hingga Rumor Gibran Masuk Golkar

    Bisnis.com, JAKARTA — Rumor Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merapat ke Partai Golkar semakin menguat di tengah rencana pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

    Kabar Gibran masuk Golkar sejatinya bukan sesuatu yang baru. Hal itu sering mengemuka setiap kali konflik antara PDIP dengan keluarga Joko Widodo (Jokowi) memanas. Golkar dinilai akan menjadi kendaraan politik Presiden ke 7 Jokowi pasca dipecat oleh PDIP.

    Menariknya isu Jokowi dan Gibran bergabung Golkar kali ini mencuat ketika wacana pertemuan antara Prabowo dan Megawati menguat. Jokowi bahkan telah sowan langsung Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang dulunya dikenal sebagai politikus senior Partai Golkar.

    Kendati demikian, Ketua DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman membantah Jokowi dan Gibran bakal bergabung di badan beringin melalui Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

    Maman menegaskan bahwa kehadiran Gibran dalam HUT ke-65 MKGR untuk mewakili pemerintah. Pasalnya, pada Sabtu (18/1/2025) nanti Presiden Prabowo Subianto berhalangan hadir.

    “Saya belum ada dengar [Jokowi dan Gibran masuk MKGR]. Kehadiran mas Gibran di acara MKGR besok, saya juga enggak tahu final hadir atau tidak tapi mewakili Pak Presiden, karena pak Presiden berhalangan enggak bisa hadir karena ada agenda lain itu yang saya tahu, ” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (17/1/2025).

    Politkus asal Kalimantan Barat itu juga menyebut bahwa dalam internal partai berlogo pohon beringin itu belum ada pembahasan soal Jokowi dan Gibran gabung MKGR. Dia mengaku belum mengetahui ada isu Jokowi akan menjadi keluarga Golkar.

    “Setahu saya belum ada pembahasan itu jadi yang saya tahu kehadiran Mas Gibran mewakili pemerintah untuk hadir di acara,” jelasnya.

    Bagaimana Tanggapan Projo?

    Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum (Ketum) relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa isu kedua tokoh itu bergabung hanya spekulasi belaka.

    Kendati demikian, Budi menegaskan bahwa kemungkinan Wapres Ke-14 RI itu masuk Golkar akan kembali diserahkan sepenuhnya kepada Gibran. “Spekulasi. Siapa pun boleh lah [masuk Golkar). Tapi, ya itu terserah [Gibran],” imbuhnya. 

    Budi pun tak mau berkomentar banyak saat ditanya rencana kehadiran Gibran dalam HUT ke-65 MKGR sebagai pertanda masuk Partai Golkar. Dia hanya meminta awak media bersabar. “Tunggu tunggu besok,” kata Budi.

    Jokowi Temui Sultan 

    Sementara itu, Presiden ke 7 Jokowi menemui raja Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwana ke X di Kraton Kilen, pada Rabu pekan lalu. 

    Kendati demikian, Sri Sultan memastikan pertemuannya dengan Presiden ke-7 Jokowi tidak membahas isu politik.

    “Enggak (bahas politik). pribadi saja,” ujar Sultan HB X dilansir dari Antara.

    Raja Keraton Yogyakarta itu menegaskan bahwa kedatangan Jokowi ke kediamannya hanya untuk bersilaturahmi dan bersifat pribadi.

    Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke 7 JokowiPerbesar

    Saat ditanya awak media mengenai isi pembicaraan bersama Jokowi, Sultan enggan mengungkapkan.”Ya enggak bisa (diungkap) dong. Wong itu pribadi kok. Ya, saya enggak mau punya komentar apa-apa. Ya silaturahmi saja,” ujar Sultan.

    Adapun Jokowi tiba di Keraton Kilen pada Rabu (15/1) sekitar pukul 08.51 WIB dengan mobil hitam berpelat nomor B 1568 AZC dan meninggalkan lokasi sekitar pukul 10.23 WIB.

    Saat meninggalkan kompleks Keraton Kilen, Jokowi tampak tersenyum ke arah awak media dari dalam mobil.

  • 9
                    
                        Tingkat Kepuasan 100 Hari Kinerja Prabowo Tinggi Lampaui Jokowi, Apa Saja Faktor Penyebabnya?
                        Nasional

    9 Tingkat Kepuasan 100 Hari Kinerja Prabowo Tinggi Lampaui Jokowi, Apa Saja Faktor Penyebabnya? Nasional

    Tingkat Kepuasan 100 Hari Kinerja Prabowo Tinggi Lampaui Jokowi, Apa Saja Faktor Penyebabnya?
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Survei Litbang
    Kompas
    periode Januari memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari kinerja pemerintahan Presiden
    Prabowo
    Subianto dan Wakil presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka sangat tinggi.
    Berdasarkan survei Litbang
    Kompas
    terhadap 1.000 respoden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia pada 4-10 Januari 2025, 80,9 persen responden menyatakan puas dengan kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran di 100 hari pertama.
    Sementara itu, hanya 19,1 persen responden yang menyatakan tidak puas dengan kinerja pemerintahan di bawah Prabowo-Gibran.
    Tingginya tingkat kepuasan tersebut sejalan dengan tingginya tingkat keyakinan responden terhadap kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran selanjutnya.
    Hal itu terlihat dari 89,4 responden yang menyatakan yakin. Sedangkan, yang tidak yakin hanya 10,6 persen responden.
    Tingginya tingkat kepuasan publik pada
    100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran
    terlihat dari penilaian publik pada kinerja di bidang politik dan keamanan (Polkam).
    Hasil survei
    Litbang Kompas
    , tingkat kepuasan masyarakat terhadap bidang politik-keamanan mencapai 85,8 persen.
    “Ini kalau kita lihat per bindang, jadi di politik keamanan paling tinggi ya, 85,8 persen,” kata Manajer Riset Litbang Kompas Ignatius Kristanto dalam memaparkan survei “Evaluasi
    100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran
    ” secara virtual, Jumat (17/1/2025).
    Dari data Litbang
    Kompas
    , tingkat kepuasan tersebut lebih tinggi dibanding bidang kesejahteraan sosial 83,7 persen; ekonomi 74,5 persen; dan hukum 72,1 persen.
    Meski menempati posisi paling tinggi, kenaikan tingkat kepuasan di bidang politik dan keamanan sebenarnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan pada hasil survei Litbang
    Kompas
    periode Juni 2024 atau saat pemerintahan dipegang oleh Presiden Joko Widodo (
    Jokowi
    ).
    Tingkat kepuasan pada bidang politik dan keamanan hanya naik 0,3 persen dari era Jokowi.
    Lonjakan paling tajam justru terlihat pada bidang hukum dengan angka kepuasan dari 57,4 persen pada Juni 2024 menjadi 72,1 persen pada Januari 2025 atau bertambah 14,7 persen.
    “Yang naik drastis yang penegakan hukum ini, dari pemerintahan
    jokowi
    terkahir itu 57,4 itu melonjak ke 72,1 karena isu korupsi yang gencar ini ditangkap-tangkap itu,” kata Kris.
    Sementara itu, tingkat kepuasan di bidang ekonomi berada di angka 74,5 persen atau naik 9,4 persen dari Juni tahun lalu dan kesejahteraan sosial 83,7 persen atau naik 1,7 persen.
    Meskipun, tingkat kepuasan publik di bidang hukum meningkat dibandingkan era Jokowi tetapi menjadi yang paling rendah di 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran.
    Namun, secara keseluruhan, kinerja Prabowo-Gibran di bidang penegakan hukum mengalami peningkatan yang memang signifikan.
    Menariknya, survei Litbang
    Kompas
    juga memotret bahwa tingkat kepuasan paling tinggi terhadap 100 hari kerja Prabowo-Gibran diberikan oleh responden dengan tingkat pendidikan rendah.
    Sebaliknya, semakin tinggi tingkat pendidikan responden justru semakin rendah apreasiasi terhadap kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran
    Terlihat, sebanyak 85,7 persen responden dengan level pendidikan dasar merasa puas dengan kinerja 100 hari pertama Prabowo-Gibran. Hanya, 14,3 persen yang merasa tidak puas.
    Kemudian, 77,8 persen responden yang mengenyam pendidikan hingga level menengah merasa puas dengan kinerja pemerintah sejauh ini. Sedangkan 22,2 persen menyatakan tidak puas.
    Sementara itu, sebanyak 70 persen responden yang mengenyam pendidikan tinggi mengaku puas dengan kinerja Prabowo. Tetapi, ada 30 persen dari mereka yang tidak puas.
    Demikian juga, jika dipetakan berdasarkan kelas sosial. Semakin tinggi kelas sosial responden maka semakin rendah kepuasan terhadap kinerja Prabowo-Gibran.
    Tingkat kepuasan responden kelas bawah tercatat mencapai 84,7 persen dan hanya 15,3 persen yang menyatakan tidak puas.
    Selanjutnya, tingkat kepuasan responden kelas menengah bawah tercatat 81,4 persen. Sedangkan yang merasa tidak puas 18,6 persen.
    Tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan terlihat semakin menurun pada responden kelas menengah atas yang mencapai 75,3 persen. Sementara yang tidak puas naik menjadi 24,7 persen.
    Kemudian, responden kelas atas hanya 67,9 persen yang merasa puas dengan kinerja pemerintahan Prabowo. Sedangkan 32,1 persennya merasa tidak puas.
    Namun, secara keseluruhan memang tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari pertama kerja pemerintahan Prabowo-Gibran memang sangat tinggi mencapai 80,9 persen.
    Bahkan, Litbang
    Kompas
    memotret bahwa tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari kinerja Prabowo-Gibran melampaui tingkat kepuasan terhadap kinerja 100 hari pemerintahan Presiden Jokowi.
    Berdasarkan data Litbang
    Kompas
    , tingkat kepuasan publik pada 100 hari kerja Jokowi pada periode awal menjabat yakni periode 2014-2019.
    Pada Januari 2015 atau 100 hari kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, Litbang Kompas mencatat bahwa tingkat kepuasan publik berada di angka 65,1 persen.
    Meskipun, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi di akhir pemerintahannya, yakni pada 2024 mencapai 75,6 persen.
    “Kepuasan terhadap kinerja Prabowo-Gibran tinggi 80,9 persen ini termasuk tinggi. Pak Jokowi kan 75,6 persen (di akhir periode pemerintahan),” ujar Kris.
    “Pak Jokowi 65 (persen, pada 100 hari kinerja), sementara Pak Prabowo langsung 80 (persen),” katanya lagi.

    Kris mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan tingkat kepuasan terhadap kinerja Prabowo lebih tinggi dibandingkan Jokowi.
    Salah satunya adalah Prabowo mengeluarkan kebijakan-kebijakan populis dalam tiga bulan ini. Di antaranya, makan bergizi gratis, tes kesehatan gratis, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen hanya untuk barang mewah dan yang lainnya.
    “Walaupun beberapa program masih janji ya. Itu yang membuat harapan masyarakat tinggi sekali,” kata Kris.
    Tak hanya itu, euforia pemilihan presiden (pilpres) masih terasa selama tiga bulan ini.
    “Euforia dari Pilpres kemarin masih tinggi sekali ekspektasinya kepada Pak Prabowo, sehingga posisinya tinggi,” ujarnya.
    Apalagi, Kris mengatakan, Pilpres 2024 tidak menyebabkan polarisasi di masyarakat. Kondisi ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan 2019, di mana pendukung Jokowi dan Prabowo terfragmentasi.
    “Kalau kita lihat hasil Pilpresnya, itu Pak Jokowi menang cuma 54 persen. Sementara Pak Prabowo menang 58 persen. Itu saja sudah unggul,” katanya.
    Kris menyebut isu keberlanjutan program dari Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo juga membuat tingkat kepuasan publik tinggi.
    Sementara itu, saat awal Jokowi memimpin tidak ada isu keberlanjutan program dari pemerintahan sebelumnya yang dipegang oleh Presiden ke-6 RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).
    Sementara itu, data Litbang Kompas memperlihatkan beberapa hal yang membuat tingginya apresiasi publik terhadap kinerja awal Prabowo-Gibran.
    Salah satunya adalah kebijakan-kebijakan Prabowo di 100 hari pertamanya dinilai cukup ampuh dalam menarik simpati rakyat dan populis.
    Sebanyak 30,2 persen responden menilai kinerja yang pemerintah tunjukkan dalam 100 hari pertama ini sudah baik. Kemudian, 18,1 persen responden menilai Prabowo memiliki gaya kepemimpinan yang merakyat.
    Selanjutnya, 14,4 persen responden menilai baik karena adanya kebijakan bantuan sosial (bansos), seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan program keluarga harapan (PKH).
    Selain tiga besar alasan ini, responden juga terkesan optimis dengan program perencanaan Prabowo untuk Indonesia dalam jangka panjang.
    Pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen hanya untuk barang dan jasa mewah juga dinilai oleh Ignatius Kristanto sebagai salah satu alasan kenapa publik memberikan apresiasi pada kinerja Prabowo.
    Namun, dari hasil survei Litbang
    Kompas
    , responden juga menyimpan sejumlah ketidakpuasan kepada pemerintahan yang tengah berjalan.
    Sebanyak 29,2 persen responden menyebut, alasan yang paling kuat adalah karena bansos tidak disebar secara merata bahkan tidak tepat sasaran.

    Sejalan dengan itu, 17,1 persen mengeluhkan harga kebutuhan pokok atau sembako yang saat ini sangat mahal. Lalu, 12,6 persen responden tidak puas dengan kinerja pemerintah karena lemahnya penegakan terhadap pejabat yang korupsi.
    Selain empat alasan besar ini, masyarakat tampak terbagi, mereka menyatakan kekecewaan karena ada sejumlah program di era Prabowo yang tidak mengenakkan hati.
    Contohnya, naiknya harga BBM, potongan Tapera, hingga belum terpenuhinya janji-janji di masa kampanye.
    Namun, hasil survei Litbang
    Kompas
    juga memperlihatkan bahwa responden mengapresiasi pemerintahan Prabowo-Gibran yang berupaya mewujudkan delapan misi yang diusung selama masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, atau dikenal dengan Asta Cita.
    Terlihat, sebanyak 85 persen responden merasa puas dengan program pemerintah menyediakan layanan kesehatan gratis.
    Kemudian, 82,1 responden puas dengan program pemerintah merenovasi sekolah-sekolah yang rusak. Lalu, 81 responden puas karena pemerintah membangun rumah sakit lengkap berkualitas.
    Selanjutnya, 78,1 persen responden puas karena pemerintah memberikan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Lalu, 74,6 persen puas karena pemerintah dinilai mampu menurunkan kasus TBC hingga 50 persen dalam lima tahun.
    Sebanyak 73,4 persen responden juga menyatakan puas karena pemerintah meningkatkan pembangunan infastruktur desa. Lalu, 71 persen puas atas kenaikan gaji ASN, TNI-Polri, dan pejabat negara. Serta, 70,8 persen puas karena pemerintah menambah program kartu kesejahteraan sosial.
    Sementara itu, beberapa kerja pemerintah lainnya tingkat kepuasannya berada di bawah 70 persen. Di antaranya, pemberian BLT, makan bergizi gratis, rumah murah, dan meningkatkan pendapatan negara.
    Survei Litbang
    Kompas
    ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dari tanggal 4-10 Januari 2025.
    Sebanyak 1.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
    Tingkat kepercayaan 95 persen dengan
    margin of error
    penelitian lebih kurang 3,10 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.
    Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian
    Kompas
    (PT. Kompas Media Nusantara).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Megawati dan Prabowo Memeluk Indonesia Raya
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        20 Januari 2025

    Megawati dan Prabowo Memeluk Indonesia Raya Nasional 20 Januari 2025

    Megawati dan Prabowo Memeluk Indonesia Raya
    Antropolog, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember
    PASCA
    -HUT ke-52 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada 10 Januari 2025, publik berspekulasi kencang tentang pertemuan antara
    Megawati Soekarnoputri
    dan
    Prabowo Subianto
    .
    Spekulasi itu dipicu oleh pernyataan Megawati yang hendak mengundang Prabowo sebagai presiden Indonesia pada Kongres PDI-P akan datang.
    Pada pidato HUT ke-52 itu Megawati juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Prabowo masih terus terjalin dengan baik.
    Sinyal pertemuan kedua tokoh diperkuat juga oleh sejumlah elite PDI-P dan Partai Gerindra. Bahkan, Ahmad Muzani, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, mengakui bahwa dirinya merupakan perantara pesan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (
    Kompas.com
    , 15/01/2025).
    Isu pertemuan antara Megawati dan Prabowo selalu menarik perhatian publik sejak Prabowo memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
    Sementara itu, PDI-P mempertahankan reputasinya sebagai partai peraih kursi terbanyak, yang menempatkan Puan Maharani, putri Megawati, sebagai Ketua DPR periode 2024-2029.
    Daya tarik pertemuan keduanya makin kuat setelah PDI-P memecat Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulung (Gibran Rakabuming) serta menantunya (Bobby Nasution) dari keanggotaan partai asuhan Megawati.
    Pemecatan itu menunjukkan bahwa relasi Megawati-Jokowi benar-benar putus, sementara itu (karena berbagai alasan) Prabowo masih tampak sejalan dengan Jokowi.
    Banyak kalangan percaya bahwa pertemuan antara Megawati dan Prabowo berkontribusi besar dan positif bagi perpolitikan Indonesia. Bukan sekadar demi stabilitas politik, melainkan untuk masa depan Indonesia.
    Tampak tak mudah mempertemukan Megawati dan Prabowo, meski klaimnya tak bermusuhan dan masih berhubungan baik. Namun, justru ketidakmudahan itu menyiratkan bahwa Megawati dan Prabowo tak mau terjebak oleh pragmatisme politik.
    Saya membaca, keduanya tak ingin pertemuan itu sekadar basa-basi dan urusan jabatan politik. Saya yakin, baik Megawati maupun Prabowo, sama-sama ingin pertemuan itu melahirkan hal fundamental untuk rakyat, bangsa dan negara Indonesia.
    Karena itu, cepat atau lambat, menurut hemat saya, pertemuan antara Megawati dan Prabowo akan terjadi. Pertemuan kedua tokoh melampaui urusan pragmatisme politik.
    Bisa dibilang “pertemuan ideologis”, mengingat ada kata kunci yang mempertemukan keduanya. Kata kunci itu melampaui kepentingan pragmatisme politik, yakni “Indonesia Raya”.
    Di banyak kesempatan, juga di HUT ke-52 PDI-P, Megawati memuji dan mengagumi lagu ciptaan WR Soepratman yang berjudul “Indonesia Raya”. Kata Megawati, partai yang dipimpinnya selalu menyanyikan “Indonesia Raya” lengkap tiga stanza.
    Saya membaca, Indonesia Raya adalah kerangka besar berpikir Megawati tentang politik bernegara. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya.
    Saya mengajak pembaca menyimak kembali wawancara eksklusif Rosiana Silalahi dengan Megawati Soekarnoputri hampir satu tahun lalu. Di acara
    Kompas TV
    dalam program
    ROSI
    , Kamis malam, 8 Februari 2024.
    Megawati meneteskan air mata saat menyebut WR Soepratman dan lagu ”Indonesia Raya” yang diciptakan. “This is Indonesia Raya,” ujar Megawati dengan tersendat, karena dituturkan bersama air mata yang meleleh, yang menandai kedalaman hubungan penuturnya dengan isi tuturannya.
    Telinga kita sebenarnya juga sudah akrab dengan lagu tersebut. Namun, boleh jadi tidak semua tahu bahwa yang telah kita akrabi itu baru lah satu stanza, yakni stanza pertama.
    Dua stanza yang lain sangat jarang dinyanyikan. Tak banyak yang mengetahui bahwa WR Soepratman menulis ”Indonesia Raya” dalam tiga stanza.
    Tak kalah hebat dengan stanza pertama, dua stanza lainnya justru menggambarkan kekayaan agraria Indonesia dan rakyatnya. Kekayaan itu harus dijaga dan dikelola demi Indonesia Raya.
    Dua stanza tersebut sebagai berikut:
    II

    Indonesia, tanah yang mulia,

    Tanah kita yang kaya,

    Di sanalah aku berdiri,

    Untuk s’lama-lamanya.
    Indonesia, tanah pusaka,

    P’saka kita semuanya,

    Marilah kita mendoa,

    Indonesia bahagia.
    Suburlah tanahnya,

    Suburlah jiwanya,

    Bangsanya,

    Rakyatnya, semuanya,
    Sadarlah hatinya,

    Sadarlah budinya,

    Untuk Indonesia Raya.
    III

    Indonesia, tanah yang suci,

    Tanah kita yang sakti,

    Di sanalah aku berdiri,

    N’jaga ibu sejati.
    Indonesia, tanah berseri,

    Tanah yang aku sayangi,

    Marilah kita berjanji,

    Indonesia abadi.
    S’lamatlah rakyatnya,

    S’lamatlah putranya,

    Pulaunya, lautnya, semuanya,
    Majulah Neg’rinya,

    Majulah pandunya,

    Untuk Indonesia Raya.
    Di stanza dua disebut Indonesia sebagai “tanah pusaka”, istilah antropologis yang menandai perikatan yang teramat dalam antara tanah dan orang yang hidup di atas tanah tersebut. “Tanah pusaka” diberi bobot keramat (fetish) yang harus dirawat, diselamatkan, dilestarikan, bila perlu dengan taruhan nyawa.
    Tak banyak memang bangsa yang mengklaim “raya”. Namun, WR Soepratman saat itu dengan berani menyatakan Indonesia Raya.
    Maka, meminjam Ben Anderson, Indonesia Raya adalah imajinasi, rekaan. Namun, bukanlah imajinasi kosong. Indonesia Raya adalah imajinasi yang membumi, rekaan yang menyejarah.
    Indonesia memiliki potensi untuk menjadi ”raya”, baik objektif maupun subjektif. Potensi objektifnya jelas dari keragaman kekayaan alam yang dimiliki, yang membuat pihak asing senantiasa berupaya mencengkeramnya.
    Pun posisi geografis Indonesia. Posisi geografis itu membentuk Indonesia dalam situasi alam yang serba berimbang, pun kulturnya. Panas tidak terlalu, dingin juga tidak terlalu. Jumlah siang dan malam juga sama.
    Juga manusianya, rakyatnya. Jumlah penduduknya relatif besar dengan aneka suku, agama, dan budaya. Di sana memang ada masalah, tetapi sekaligus menyimpan potensi masa depan yang besar.
    Secara historis, manusia Indonesia juga bukan kaleng-kaleng. Jejak kejayaan masa lalunya sangat jelas.
    Sementara itu, potensi subjektifnya juga jelas. Indonesia terbentuk sebagai ”bangsa-negara” bukan hadiah dari kolonial.
    Terdapat jejak yang jelas tentang sifat gotong royong, bahu-membahu dalam perlawanan-perjuangan terhadap kolonial yang mengkristal menjadi ”kehendak bersama” untuk merdeka.
    Jejak-jejak itu juga menjelaskan proses konstruksi Indonesia oleh para pendiri bangsa, lengkap dengan Pancasila sebagai dasar negara.
    Para pendiri bangsa memilih Indonesia sebagai negara demokrasi, bukan negara kekuasaan, bukan pula negara oligarki, pada hakikatnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
    Maka, Indonesia Raya sekaligus mewakili gagasan besar tentang Indonesia masa depan. Indonesia yang bagaimana?
    Secara tekstual (normatif) sudah sangat jelas, yakni Indonesia yang sanggup menjalankan amanat proklamasi kemerdekaan, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945: melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan rakyatnya, dan menjaga ketertiban dunia.
    Dari sanalah bisa ditangkap mengapa perjuangan untuk Indonesia Raya membutuhkan pemimpin dengan kualifikasi negarawan, pemimpin yang meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, keluarga, kroni, dan golongan.
    Tidak cukup pemimpin dengan kualifikasi politikus, yang cenderung mengutamakan kepentingan pragmatis.
    Dari sana terjawab mengapa Megawati begitu teguh menjaga konstitusi negara. Tak pernah mengeluh, tak merasa lelah dan kalah.
    Megawati tidak grusa-grusu dan reaksioner merespons setiap dinamika politik. Ia senantiasa melihat aspek “buntungnya” untuk bangsa dan negara. Bukan melihat aspek “untungnya” untuk dirinya.
    Karena kerangka politik bernegaranya adalah Indonesia Raya, Megawati tak pernah lupa mengingatkan kader-kadernya dan pemimpin bangsa Indonesia tentang ajaran Bung Karno: “setialah kepada sumbermu“. Sesungguhnya tak ada kesetiaan abadi dalam politik kecuali kepada rakyat.
    Kerangka besar Prabowo tentang politik bernegara, menurut hemat saya, sejalan dengan Megawati: Indonesia Raya.
    Bahkan, Prabowo secara eksplisit menggunakannya sebagai identitas partai politik yang didirikannya pada 2008, Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA).
    Prabowo juga menggarisbawahi kekayaan Indonesia, baik alamnya maupun manusianya. Namun, di buku berjudul
    Paradoks Indonesia dan Solusinya
    (2022), kekayaan itu menurut Prabowo belum memakmurkan dan menyejahterakan rakyat. Dulu hanya dinikmati penjajah, kini kekayaan itu hanya dinikmati segelintir orang.
    Hal itu sangat jauh dari mimpi para pendiri bangsa. Indonesia merdeka, di mata Prabowo, tak lain demi Indonesia yang rakyatnya makmur. Yang rakyatnya (dari mana pun berasal, warna apa pun kulitnya, agama apa pun yang dianut, suku mana pun asalnya) tidak hidup tertinggal, tidak hidup telantar, punya harga diri dan punya kesempatan untuk hidup yang layak.
    Di berbagai kesempatan, Prabowo mengklaim hendak memperjuangkan ekonomi berkeadilan, ekonomi yang berazaskan Pancasila. Bukan kapitalisme neoliberal, yang menurutnya membuahkan paradok Indonesia, negeri kaya tapi rakyatnya miskin.
    Prabowo menyebut “ekonomi konstitusi”, mengacu UUD 1945 pasal 33 (asli). Bukan mazhab pasar bebas, tapi ekonomi yang berazaskan kekeluargaan.
    Cabang-cabang produksi penting yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara. Kekayaan alam dikuasai negara untuk kemakmuran rakyat.
    Kerangka besar politik bernegara Megawati dan Prabowo akan membawa mereka pada musuh bersama. Siapa musuh bersama itu?
    Musuh bersama itu tak lain adalah para pembajak negara yang mengakibatkan kekayaan Indonesia menjauhi rakyatnya. Yang membuat negara mengingkari amanat kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945: melindungi, menyejahterakan, mencerdaskan rakyatnya, dan menjaga ketertiban dunia.
    Musuh bersama itulah yang akan mempertemukan Megawati dan Prabowo. Dan, pertemuan itu melampaui kepentingan pragmatisme politik.
    Bila hal itu terjadi, pesannya jelas sekali. Pertemuan antara Megawati dan Prabowo adalah pertemuan menyatukan kekuatan untuk Indonesia Raya.
    Karena itu, secara formal ketatanegaraan bisa pula dibaca sebagai pertemuan penyatuan visi dua institusi negara pembuat undang-undang.
    Prabowo sebagai presiden merepresentasikan institusi pemerintah dan Puan Maharani yang tak lain kader PDI-P dan putri Megawati selaku ketua DPR merepresentasikan lembaga legislatif.
    Semestinya juga akan membuahkan politik negara yang memastikan kekayaan Indonesia sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, bukan untuk segelintir orang.
    Semestinya kebijakan dan regulasi yang terbentuk juga menghalang-halangi pembajakan negara, bukan sebaliknya kebijakan dan regulasi yang dibuat justru mengesahkan pembajakan negara oleh segelintir orang.
    Tentu saja bukan hal mudah. Musuh bersama itu tentu tak akan diam.
    Sejarah punya kehendaknya sendiri. Siapa tahu kehendak itu segera tiba: Megawati dan Prabowo bergandengan tangan memeluk Indonesia Raya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Video Tim iShowSpeed Pakai Baju Kampanye Prabowo-Gibran saat Livestream

    Viral Video Tim iShowSpeed Pakai Baju Kampanye Prabowo-Gibran saat Livestream

    JAKARTA – Video live streaming iShowSpeed baru-baru ini kembali mencuri perhatian. Siapa sangka ada baju kampanye Prabowo-Gibran yang muncul saat ia siaran langsung di Panama baru-baru ini.

    Akun TikTok PSD TV mengabadikan cuplikan siaran live tersebut dan mengunggahnya ke TikTok pada 19 Januari. Di situ tampak Speed sedang berjalan-jalan di Panama, ditemani beberapa timnya di belakang.

    Perhatian netter tertuju pada seorang juru kamera yang mengenakan kaus berwarna putih. Baju tersebut rupanya merupakan salah satu alat peraga kampanye Prabowo-Gibran untuk Pilpres 2024.

    Netizen Indonesia ramai mengomentari cuplikan video tersebut. Banyak yang heran, ada juga yang penasaran dari mana ia mendapatkan busana tak biasa itu.

    “Dapet kaos Pragib dari siapa heh?” balas salah satu pengguna TikTok. “Wooow sampe luar negeri lo presiden gua kalau kampanye,” sahut lainnya.

    September tahun lalu Speed memang sempat mengunjungi Indonesia untuk melakukan live streaming dan mengunjungi beberapa daerah. Tampaknya ada kenang-kenangan unik yang dibawa sepulangnya dari Indonesia.

    Sementara itu video live streaming iShowSpeed di Panama meraih sekitar 2 juta views. Ia kembali menunjukkan statusnya sebagai salah satu streamer terbesar di dunia saat ini.