Tag: Gibran Rakabuming Raka

  • Dasco sebut belum dengar rencana Projo gabung Gerindra

    Dasco sebut belum dengar rencana Projo gabung Gerindra

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Harian Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sufmi Dasco Ahmad menyebut dirinya belum mendengar rencana relawan Projo bergabung dengan partai politik pimpinan Presiden RI Prabowo Subianto itu.

    “Saya belum dengar langsung. Nanti kalau sudah dengar langsung, saya tanggapi,” kata Dasco saat ditemui di Kongres III Projo, Jakarta, Sabtu.

    Saat ditanyakan sikap partai jika nantinya akan ada gelombang besar dari relawan Projo ke Partai Gerindra, Dasco mengatakan partainya siap menerima gelombang dari mana pun.

    “Kalau Gerindra siap gelombang besar dari mana pun, ya, kita namanya aspirasi, tentu kita akan pertimbangkan untuk diakomodasi,” tuturnya.

    Dasco menghadiri hari pertama Kongres III Projo, sesaat setelah Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi membuka forum yang dihadiri oleh ratusan relawan itu.

    Pada sesi pembukaan, Budi Arie, dalam pidatonya, menyerukan kepada relawan Projo untuk memperkuat partai politik yang dipimpin Prabowo guna mendukung seluruh agenda politik Presiden.

    “Kita berharap bisa memperkuat agenda politik Pak Prabowo agar kepemimpinan Prabowo bisa lebih kuat, lebih solid. Dan karena itu, kita akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden,” kata dia.

    Ia pun berharap relawan Projo bisa memahami jika dirinya suatu saat akan bergabung dengan partai politik tertentu. Meskipun demikian, dia tidak memerinci nama partai politik yang ia maksud.

    “Mohon izin jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena apa? Saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh Presiden langsung di sebuah forum,” ujarnya.

    Menurut dia, Projo merupakan pelopor pendukung Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Oleh karena itu, katanya, Projo berkomitmen untuk terus mendukung dan memperkuat pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Karena kita percaya ini mandat rakyat, kita ingin dukung, perkuat agar pemerintahan ini tidak gagal. Siap enggak?” seru Budi Arie yang dijawab “siap” oleh relawan yang hadir.

    Dia mengatakan agenda-agenda politik Presiden Prabowo harus terus-menerus didukung dan diperkuat. Sebab, ia menilai, pikiran dan hati Presiden Prabowo ditujukan untuk kepentingan rakyat.

    Budi Arie lantas mengajak relawan Projo mengawal program-program strategis Prabowo.

    “Dari mulai MBG (Makan Bergizi Gratis), Koperasi Desa Merah Putih, Sekolah Rakyat, Perumahan Rakyat, dan sebagainya. Yang pasti, pemerintahan ini adalah pemerintahan yang berpihak kepada rakyat, sesuai dengan jati diri kita, cita-cita kita, napas kita, setia di garis rakyat,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hadiri Kongres Projo, Dasco apresiasi dukungan ke Prabowo-Gibran

    Hadiri Kongres Projo, Dasco apresiasi dukungan ke Prabowo-Gibran

    Yang pasti, pemerintahan ini adalah pemerintahan yang berpihak kepada rakyat, sesuai dengan jati diri kita, cita-cita kita, napas kita, setia di garis rakyat

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Harian Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sufmi Dasco Ahmad mengapresiasi dukungan yang diberikan relawan Projo kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat menghadiri Kongres III Projo.

    “Projo ini dari awal mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran, sebelum malah, sehingga kita apresiasi untuk itu, makanya kita hadir pada hari ini sebagai sahabat Projo yang diundang pada acara kongres,” kata Dasco di Jakarta, Sabtu.

    Dia mengatakan kedatangannya pada hari pertama Kongres Projo merupakan bentuk pemenuhan undangan dari sahabat.

    “Saya menghadiri undangan dari sahabat Projo yang melaksanakan kongres ketiga pada hari ini dan dengan acara yang saya lihat begitu meriah dengan antusias anggota yang begitu banyak,” ucapnya.

    Terkait kemungkinan kehadiran Presiden Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra di kongres tersebut, Dasco mengaku belum mengetahuinya.

    Hal itu mengingat Prabowo sedang berada di Korea Selatan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

    “Saya belum tahu karena jam kepulangannya belum dikonfirmasi, apakah malam ini atau besok,” kata dia.

    Setelah memberikan keterangan kepada pers, Dasco kemudian mengikuti agenda internal Kongres III Projo yang berlangsung singkat dan tertutup.

    Dalam pidato pembukaan kongres, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, mengatakan Projo adalah pelopor pendukung Prabowo dan Gibran.

    Oleh karena itu, kata dia, Projo berkomitmen untuk terus mendukung dan memperkuat pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Karena kita percaya ini mandat rakyat, kita ingin dukung, perkuat agar pemerintahan ini tidak gagal. Siap enggak?” seru Budi Arie yang dijawab “siap” oleh relawan yang hadir.

    Ia mengatakan agenda-agenda politik Presiden Prabowo harus terus-menerus didukung dan diperkuat. Sebab, ia menilai, pikiran dan hati Presiden Prabowo ditujukan untuk kepentingan rakyat.

    Budi Arie lantas mengajak relawan Projo mengawal program-program strategis Prabowo, mulai dari MBG (Makan Bergizi Gratis), Koperasi Desa Merah Putih, Sekolah Rakyat, Perumahan Rakyat, dan sebagainya.

    “Yang pasti, pemerintahan ini adalah pemerintahan yang berpihak kepada rakyat, sesuai dengan jati diri kita, cita-cita kita, napas kita, setia di garis rakyat,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Di Kongres Projo, Budi Arie serukan perkuat parpol pimpinan Presiden

    Di Kongres Projo, Budi Arie serukan perkuat parpol pimpinan Presiden

    Projo merupakan pelopor pendukung Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Oleh karena itu, katanya, Projo berkomitmen untuk terus mendukung dan memperkuat pemerintahan Prabowo-Gibran

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menyerukan di hadapan ratusan relawan yang hadir pada pembukaan Kongres III Projo untuk memperkuat partai politik yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto guna mendukung seluruh agenda politiknya.

    “Kita berharap bisa memperkuat agenda politik Pak Prabowo agar kepemimpinan Prabowo bisa lebih kuat, lebih solid. Dan karena itu, kita akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden,” kata Budi Arie dalam pidatonya di Jakarta, Sabtu.

    Budi Arie pun berharap relawan Projo bisa memahami jika dirinya suatu saat akan bergabung dengan partai politik tertentu. Meskipun demikian, dia tidak memerinci nama partai politik yang ia maksud.

    “Mohon izin jika suatu saat saya berpartai, teman-teman Projo bisa memahaminya. Enggak usah ditanya lagi partainya apa. Karena apa? Saya mungkin satu-satunya orang yang diminta oleh Presiden langsung di sebuah forum,” tuturnya.

    Menurut dia, Projo merupakan pelopor pendukung Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Oleh karena itu, katanya, Projo berkomitmen untuk terus mendukung dan memperkuat pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Karena kita percaya ini mandat rakyat, kita ingin dukung, perkuat agar pemerintahan ini tidak gagal. Siap enggak?,” seru Budi yang dijawab “siap” oleh relawan yang hadir.

    Ia mengatakan agenda-agenda politik Presiden Prabowo harus terus-menerus didukung dan diperkuat, sebab pikiran dan hati Presiden Prabowo ditujukan untuk kepentingan rakyat.

    Budi Arie lantas mengajak relawan Projo mengawal program-program strategis Prabowo.

    “Dari mulai MBG (Makan Bergizi Gratis), Koperasi Desa Merah Putih, Sekolah Rakyat, Perumahan Rakyat, dan sebagainya. Yang pasti, pemerintahan ini adalah pemerintahan yang berpihak kepada rakyat, sesuai dengan jati diri kita, cita-cita kita, napas kita, setia di garis rakyat,” katanya.

    Dalam Kongres III Projo itu, mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sedianya direncanakan datang tidak bisa hadir langsung karena alasan kesehatan.

    Kendati demikian, Jokowi tetap menyapa relawan Projo lewat tayangan video.

    “Saya menyampaikan salam hangat untuk seluruh keluarga besar relawan Projo. Terima kasih atas semangat dan dedikasi yang terus dijaga dalam mendukung arah pembangunan bangsa,” kata Jokowi.

    “Mari kita terus bekerja bersama untuk Indonesia yang maju dan berdaulat. Terus jaga semangat, jaga persaudaraan, dan terus berbuat untuk rakyat,” sambung dia.

    Tidak lama setelah pembukaan usai, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad datang ke lokasi kongres saat sesi jeda. Dasco pun tampak masuk ke ruang tunggu sebelum Kongres III Projo dilanjutkan.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Janji 19 Juta Lapangan Kerja, Great Institute Usul Pemerintah Dorong Industri Padat Karya

    Janji 19 Juta Lapangan Kerja, Great Institute Usul Pemerintah Dorong Industri Padat Karya

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Riset Great Institute Perdana Wahyu Santosa menyarankan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memperluas aktivitas bisnis di industri padat karya dan manufaktur untuk menyerap lapangan pekerjaan.

    Hal ini tidak lepas dari sulitnya mencari lapangan pekerjaan, sekaligus menagih janji 19 juta lapangan pekerjaan yang dikemukakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. 

    “Nah, ini mungkin PR bagi pemerintah untuk meningkatkan sektor manufaktur,” katanya saat konferensi pers di Kantor Great Institute, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2025).

    Dia menjelaskan, kesulitan yang dialami masyarakat adalah mencari pekerjaan formal dengan penghasilan dan kontrak kerja yang tetap.

    Sedangkan, kata dia, sektor pekerjaan informal lebih mudah dijangkau masyarakat. 

    Menurutnya, sektor pekerjaan informal lebih diminati masyarakat. Oleh karenanya, dia mendesak pemerintah mulai memperluas aktivitas bisnis padat karya.

    “Pekerjaan formal itu saat ini presentase sekitar 40,6% saja terus menurun trennya. Sementara pekerjaan informal sudah mencapai 59,4% atau hampir 60% dan tren ini diperkirakan terus meningkat,” tuturnya.

    Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewan Direktur Great Institute Syahganda.

    Dia menilai saat pemerintah berhasil mengombinasikan industri padat modal dan padat karya di situasi saat ini, maka diprediksi memperluas lapangan pekerjaan.

    “Jadi kalau bisa misalkan dia naik 3.000 tenaga kerja itu per Rp1 triliun investasi. Itu nantinya kelihatan akan menyerap 3 juta-4 juta lapangan kerja, sehingga apa sehingga akan langsung terasa di masyarakat,” tuturnya.

    Syahganda menyampaikan penyerapan tenaga kerja dapat melalui program Koperasi Desa Merah Putih dan Makan Bergizi Gratis.

    Dia juga menyarankan pemerintah bisa bekerja sama dengan masyarakat menciptakan industri pedesaan.

  • Sekelas Wapres Ngurusin Pekerjaan Ketua RT

    Sekelas Wapres Ngurusin Pekerjaan Ketua RT

    GELORA.CO -Pemerhati telematika terus memantau setiap gerik gerik Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka. 

    Termasuk saat Gibran hadir dalam acara yang bertajuk Mancing Mania Gratis Jilid II di Bekasi pada Minggu, 26 Oktober 2025 di mana acara tersebut juga disiarkan di YouTube resmi Wapres RI.

    “Kita tidak mengecilkan arti kegiatan mancing, karena konon katanya yang kemarin di salah satu diskusi ‘kan banyak anak muda yang senang mancing,’ iya tapi peringatan ke-97 Sumpah Pemuda kok yang dipilih yang itu,” kata Roy Suryo dalam podcast Madilog yang diunggah di YouTube Forum Keadilan TV, dikutip Sabtu 1 November 2025.

    Roy Suryo turut menyinggung soal biaya yang dikeluarkan dalam acara mancing bersama Gibran saat itu.

    “Biayanya juga nggak murah lho. Di mancing itu dia menebar lima ton lele, terus hadiahnya sepeda motor, kemudian elektronik,” kata mantan Menpora ini.

    “Kalau saya mikirnya kasihan Pak RT, kasihan Pak Camat, itu kan levelnya beliau-beliau itu, bukan seorang wakil presiden yang dipilih dengan biaya Rp77 triliun lebih kok hanya datang di acara kayak gitu,” sambungnya.

    Mancing Mania Gratis Jilid II digelar dalam suasana dan semarak peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, yang diinisiasi Karang Taruna Tambun Utara.

  • Purbaya Berpeluang Gagalkan Prabowo-Gibran Dua Periode

    Purbaya Berpeluang Gagalkan Prabowo-Gibran Dua Periode

    GELORA.CO -Elektabilitas Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang terus meroket berpeluang besar menggagalkan ambisi mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk kembali menduetkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2029.

    Hal ini disampaikan Direktur ABC Riset & Consulting Erizal dikutip dari akun Facebook pribadinya, Sabtu 1 November 2025.

    Menurut Erizal, apabila kondisi politik dan ekonomi Tanah Air semakin membaik, maka pasangan Prabowo Subianto-Purbaya Yudhi Sadewa akan sangat kuat menghadapi Pilpres mendatang.

    “Mungkin jauh lebih kuat dari SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Boediono tahun 2009,” kata Erizal.

    Menurut Erizal, tidak saja pasangan yang diinisiasi dari dalam kekuasaan seperti Jokowi dan Gibran misalnya, tapi juga yang dari luar kekuasaan seperti Anies Baswedan, akan kerepotan menghadang Prabowo-Purbaya.

    Makanya, kata Erizal, wajar Purbaya dikritik dari dalam, karena sepak terjang Menkeu pengganti Sri Mulyani itu menebar optimisme, bukan sekadar omon-omon saja.

    “Kalau Purbaya sukses, maka semua rencana politik pihak pengkritik jadi berantakan,” pungkas Erizal. 

  • Kisah Mualaf Jenderal Kopassus Lodewijk Freidrich Paulus, Sempat Ditentang Keluarga dan Disebut Bakal Masuk Neraka

    Kisah Mualaf Jenderal Kopassus Lodewijk Freidrich Paulus, Sempat Ditentang Keluarga dan Disebut Bakal Masuk Neraka

    GELORA.CO – SOSOK Letnan Jenderal (Letjen) TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus dalam karier militernya pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus periode 2026-2011. Dia sempat mendapat penentangan saat memutuskan mualaf masuk agama Islam.

    Jenderal Kopassus Lodewijk Freidrich Paulus lahir pada 27 Juli 1957 di Manado, Sulawesi Utara. Dia diketahui berasal dari keluarga yang menganut agama Kristen. Namun, dalam perjalanan hidupnya, Lodewijk kemudian memutuskan menjadi mualaf.

    Dirangkum dari berbagai sumber, kisah awal mula Lodewijk masuk Islam pernah diungkapkannya saat Peresmian Rumah Pemenangan Calon Legislatif (Caleg) DPR-RI H Lodewijk Freidrich Paulus di Jalan KH Mas Mansyur, Bandar Lampung pada Januari 2019 silam.

    Lodewijk yang waktu itu menjabat sebagai Sekjen DPP Partai Golkar menjawab beragam pertanyaan, termasuk soal perpindahan agama menjadi seorang muslim. Dari situ, diketahui bahwa keputusannya masuk Islam muncul saat dirinya berpangkat mayor.

    “Saya menjadi mualaf (masuk Islam) ketika (berpangkat) Mayor,” ucap Lodewijk, dikutip Kamis (30/10/2025).

    Dorongan Lodewijk untuk memeluk Islam bermula dari kedekatannya dengan seorang gadis muslim yang saat itu ditaksirnya. Ia adalah Meria Agustina yang kini telah menjadi pendamping hidup di sisi Lodewijk.

    Baca juga: Kisah Jenderal Kopassus Soegito Perintahkan Luhut Pandjaitan Cari Makanan saat Peristiwa Malari

    Sebelum resmi menikah, hubungannya dengan Meria terbilang cukup rumit karena perbedaan agama. Namun, Lodewijk kemudian memberanikan diri untuk menceritakan masalah tersebut kepada keluarganya.

    Saat keinginan Lodewijk itu disampaikan, tak sedikit dari mereka yang terang-terangan menolak. Bahkan, ada yang menyebutnya akan masuk neraka jika memeluk Islam.

    “Saya (kalau memeluk Islam) dikatakan akan masuk neraka,” kata Lodewijk.

    Selain itu, ada juga yang memperingatkan bahwa karier militernya bisa terhambat jika benar-benar masuk Islam. Hal ini lantaran atasannya saat itu adalah non-Muslim.

    Beragam ancaman dan tantangan itu tak menyurutkan niat Lodewijk untuk menjadi seorang Muslim. Pada akhirnya, ia mantap masuk Islam sekitar dua tahun sebelum menikah.

    Berbanding terbalik dengan ancaman yang dulu pernah dihadapi, Lodewijk setelah menjadi Muslim mengaku bersyukur karena memperoleh banyak nikmat dan kemudahan, termasuk soal kariernya di militer.

    Ia mencontohkan, dari beberapa rekan seangkatannya di militer jebolan Akmil 1981, Lodewijk di antaranya yang paling awal meraih pangkat Kolonel.

    Tak hanya itu, karier militer Lodewijk juga terbilang cemerlang seiring waktu. Kiprahnya sebagai tentara terus menanjak dengan berbagai kepercayaan menduduki posisi strategis.

    Beberapa di antaranya seperti Dansat-81 Kopassus (2001-2003), Danjen Kopassus (2009-2011) hingga Pangdam I/Bukit Barisan (2011-2013). Kemudian, ia menjadi Komandan Kodiklat AD (2013-2015), jabatan yang mengantarkannya meraih pangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI.

    Pensiun dari militer, Lodewijk memasuki dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar pada 2016. Ia kemudian dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar dan terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Lampung I pada Pemilu 2019.

    Pada 30 September 2021, Lodewijk dilantik sebagai Wakil Ketua DPR RI Bidang Politik dan Keamanan. Sejak Oktober 2024 lalu, ia juga dipercaya menjadi Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran.

  • Elektabilitas Purbaya Melejit Tempel Prabowo Menuju 2029

    Elektabilitas Purbaya Melejit Tempel Prabowo Menuju 2029

    GELORA.CO – Popularitas dan elektabilitas Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (Purbaya Effect) makin melejit dalam menuju Pilpres 2029. 

    Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan IndexPolitica dalam mengukur dan memotret persepsi masyarakat terkait isu politik, sosial dan ekonomi saat ini. 

    “Untuk top of mind calon presiden 2029, Prabowo Subianto berada di urutan pertama dengan 40,12 persen, di peringkat kedua adalah Purbaya Yudhi Sadewa dengan 22,50 persen, di peringkat ketiga adalah Anies Baswedan dengan 13,40 persen, peringkat keempat adalah Ganjar Pranowo dengan 7,12 persen, kemudian kelima adalah Agus Harimurti Yudhoyono dengan 5,12 persen, peringkat keenam adalah Gibran Rakabuming Raka 4,80 persen, posisi ketujuh adalah Dedi Mulyadi dengan 2,5 persen, ke delapan adalah Erick Thohir dengan 1,12 persen,” tulis keterangan dalam rilis IndexPolitica yang diterima redaksi di Jakarta, Jumat, 31 Oktober 2025.

    Lanjut keterangan tersebut, untuk elektabilitas wakil presiden posisi tertinggi adalah Purbaya Yudhi Sadewa dengan 28,65 persen, kedua adalah Dedi Mulyadi dengan 20,15 persen posisi ketiga adalah Agus Harimurti Yudhoyono dengan 15,75 persen, peringkat keempat adalah Gibran Rakabuming Raka dengan 12,35 persen, posisi kelima adalah Erick Thohir dengan 5,14 persen, keenam adalah Pramono Anung dengan 3,30 persen, posisi ketujuh ada Mahfud MD dengan 3,25 persen dan posisi kedelapan adalah Sandiaga Uno dengan 2,60 persen.

    Menurut Direktur IndexPolitica Indonesia, Denny Charter, dalam waktu singkat Purbaya berhasil mendapatkan popularitas yang tinggi dengan kebijakan dan Tindakannya saat mulai menjabat sebagai Menteri Keuangan RI. 

    “Reshuffle terakhir yang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto terselamatkan citranya dari sosok Purbaya. Purbaya bisa diartikan mewakili protest vote yakni mereka yang sudah bertahun-tahun ‘lelah’ dengan style Menteri Keuangan sebelumnya yakni Sri Mulyani. Bukan berarti Sri Mulyani tidak bagus dalam menjalan tugas tetapi lebih kepada keinginan Masyarakat mendapatkan sosok yang antitesis dari Sri Mulyani,” ujar Denny. 

    Sambungnya, hal itu menyebabkan popularitas dan elektabilitas Purbaya melompat jauh sebagaimana analogi dari Chaos Theory dalam ilmu matematika.

    Penelitian dilakukan dari tanggal 1-10 Oktober 2025. Survei dilakukan dengan questioner yang terdiri dari kurang lebih 72 pertanyaan dengan jumlah sampel 1610 responden menggunakan metode multistage random sampling, margin of error 1,6 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. 

  • Projo Jadi Parpol atau Masuk PSI? Ini Jawaban Budi Arie

    Projo Jadi Parpol atau Masuk PSI? Ini Jawaban Budi Arie

    Jakarta

    Muncul isu santer relawan Projo akan menjelma menjadi partai politik atau bahkan masuk PSI yang kini didukung oleh Joko Widodo. Isu ini benar, atau hanya kabar burung?

    Isu Projo menjadi parpol muncul belakangan setelah Joko Widodo tidak lagi menduduki kursi Presiden RI. Namun isu lain muncul yakni spekulasi Projo gabung PSI, setelah Joko Widodo belakangan ini makin intens mendukung PSI yang kini berlogo gajah.

    Terlebih Ketua umum Projo Budi Arie Setiadi sempat sowan ke kediaman Presiden RI ke-7 sebelum Kongres III Projo bakal digelar di Jakarta. Isu ini makin santer gara-gara Budi Arie bicara tentang rencana transformasi yang akan didorong kencang di Kongres III Projo.

    “Pembentukan Projo pada 2013 memang bermula dari semangat gerakan relawan. Namun, dalam perjalanannya Projo secara realitas berubah menjadi ‘bukan relawan biasa.’ Transformasi Projo sebenarnya sudah terjadi, dan melalui Kongres III kami kembali perumuskan bentuk transformasi baru,” kata Budi Arie kepada detikcom, Jumat (31/10/2025).

    Lantas apakah transformasi akan membawa Projo menjadi partai politik atau bergabung dengan parpol yang sudah ada? “Transformasi bisa dalam banyak aspek, bukan cuma jadi parpol atau tidak,” jawab Budi Arie.

    “Memang sifat dan nilai menempel pada orang atau figur. Figur semacam itu akan muncul di setiap era dengan beberapa pembeda sesuai kebutuhan zaman. Dan Projo akan berupaya selalu relevan sepanjang zaman,” ungkapnya.

    Budi Arie juga menegaskan Projo akan tetap all out mendukung Prabowo-Gibran ke depan.

    Dan, Projo akan terus mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran dari posisi apapun yang memungkinkan.

    “Projo memang sudah dan sedang mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Caranya sdh terjadi, ada kader Projo di pemerintahan, legislatif, BUMN, dll. Selain itu, dukungan Projo konstruktif dan kritis. Contoh, pada era Jokowi, Projo menolak jabatan presiden 3 periode, menolak vaksin Covid berbayar, menolak tes PCR mahal dll. Ini bentuk dukungan solid tapi konstruktif untuk pemerintah dan rakyat. Ada rekam jejaknya. Bisa di searching. Kalau soal rakyat , menyangkut nasib rakyat kami tidak mau kompromi, kami selalu setia di garis rakyat,” pungkasnya.

    (van/idn)

  • Survei Great Institute: 85,8% Publik Puas Kinerja Setahun Prabowo

    Survei Great Institute: 85,8% Publik Puas Kinerja Setahun Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA – Survei Great Institute menyebut 85,8% masyarakat puas dengan kinerja Prabowo Subianto selama satu tahun menjabat, sedangkan 14,2% lainnya merasa tidak puas.

    Direktur Eksekutif Great Institute, Sudarto mengatakan bahwa terdapat 8 faktor yang memengaruhi kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo. 4 faktor dari sektor ekonomi dan 4 faktor dari sektor politik.

    “Dari sektor ekonomi, kami menemukan program MBG, program Koperasi Merah Putih, ya kemudian kepuasan Ekonomi Rumah Tangga, kemudian Daya Beli Masyarakat,” kata Sudarto saat konferensi pers, Jumat (31/10/2025).

    Sudarto menjelaskan, 70,4% responden merasa MBG bermanfaat dan 28,9% merasa tidak puas. Kemudian 69,5% merasa program Koperasi Desa Merah Putih yakin terlaksana dan 13% merasa tidak setuju. 

    Dari aspek ekonomi rumah tangga, 71,8% responden merasa lebih baik dibanding tahun sebelumnya dan 28,2% merasa tidak setuju. Lalu, 62,1% responden setuju bahwa daya beli masyarakat lebih baik dibanding tahun lalu, sedangkan 37,9% lainnya tidak setuju.

    Dari faktor politik, 89,8% setuju pemberantasan korupsi lebih baik dibanding tahun lalu, 10,2% merasa tidak setuju. Lalu, 81,8% setuju Indikator kebebasan berpendapat lebih baik dibanding tahun lalu, sedangkan 18,2% tidak setuju. Dari faktor peran Prabowo dalam politik internasional, 89,8% responden setuju, 10,2% tidak setuju.

    Lebih lanjut, 89,5% setuju puas terhadap peran Prabowo dalam kemerdekaan Palestina, 10,5% merasa tidak setuju. Tak hanya itu, masuknya Purbaya di Kabinet Merah Putih juga mendukung kepuasan publik. 

    Great Institute menilai, Purbaya memiliki keberanian mengkritik kebijakan pemerintah hingga menuntaskan permasalahan di sektor ekonomi. 

    Di samping itu, Sudarto mengungkapkan alasan Gibran tidak menjadi variabel dalam survei ini adalah karena Gibran lekat dengan sosok mantan Presiden ke-7 Joko Widodo, sehingga dikhawatirkan memengaruhi penilaian terhadap Prabowo.

    “Berita-berita di media itu seperti memisahkan antara Prabowo dan Gibran. Ini berita ya. Nah berita di media itu seakan memisahkan Prabowo dan Gibran itu berbeda. Nah ini ya itu memengaruhi persepsi publik. Jadi kalau digabung, nah kami khawatir jadi bias hasilnya. Sebenarnya orang ingin apresiasi Prabowo tapi karena ada Gibran maka dia nggak akan apresiasi,” ujar Sudarto.

    Pihaknya memandang Prabowo membawa ideologi sosialisme kerakyatan, dari pikiran dan tindakan-tindakannya. Sedangkan Gibran, dipersepsikan sebagai kepanjangan tangan Jokowi, di mana ideologi Jokowi lebih pada ideologi kapitalisme atau neoliberal.

    Menurutnya hal ini wajar dalam setiap survei, sebab setiap survei memiliki tujuannya masing-masing. 

    Hasil ini diperoleh dari survei yang melibatkan 422 responden WNI berusia 17 yang dipilih dengan multistage random sampling dan disebarkan di Jawa (59,7%), Sumatra (20,1%), dan kawasan Indonesia Timur (20,1%). Margin of error 5%.

    Adapun data sekunder ditunjang dari BPS, BI, Kemenkeu, LPS, dan OJK. Kemudian Big Data diperoleh dari 4,79 juta unggahan dari media sosial X, Facebook, Instagram, YouTube, dan TikTok yang diambil dari 20 Oktober 2024 – 19 Oktober 2025.