Tag: Gibran Rakabuming Raka

  • Penuntasan Sederet Kasus Jokowi Tinggal Tunggu Momen Pas

    Penuntasan Sederet Kasus Jokowi Tinggal Tunggu Momen Pas

    GELORA.CO – Penuntasan kasus-kasus yang terkait dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi oleh Presiden Prabowo Subianto diyakini hanya menunggu momen dan waktu yang tepat.

    Menurut Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto, dengan posisinya sebagai presiden, mestinya Prabowo sangat mudah mengeksekusi agenda-agenda yang menjadi harapan publik.

    “Namun posisinya masih dilingkari oleh Jokowi dan dinastinya, apalagi wapresnya masih anak kandung dari Jokowi. Saat ini penuntasan kasus-kasus yang terkait dengan Jokowi dan lain-lain hanya menunggu momen dan waktu yang tepat,” kata Hari kepada RMOL, Minggu 3 Agustus 2025.

    Hari menilai, bila Prabowo masih mempertahankan loyalis Jokowi dan melingkar di dalam Kabinet Merah Putih (KMP), maka mustahil kasus ijazah palsu dan dugaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) Jokowi akan terungkap.

    Hari melanjutnya, viralnya bendera One Piece menjadi sinyal kepada Prabowo dan loyalisnya. Sebab logo One Piece pernah digunakan Gibran Rakabuming Raka pada masa kampanye Pilpres 2024.

    “Gibran sempat menggunakan pin Jolly Roger di dada kirinya saat mengunjungi rumah Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, 21 Januari 2024 lalu. Apakah kemunculan bendera One Piece merupakan cara pendukung Gibran merongrong Prabowo?” pungkas Hari.

  • Mengenal "Belulut", Budaya Desa Sade yang Pel Lantai Pakai Kotoran Sapi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Mengenal "Belulut", Budaya Desa Sade yang Pel Lantai Pakai Kotoran Sapi Nasional 3 Agustus 2025

    Mengenal “Belulut”, Budaya Desa Sade yang Pel Lantai Pakai Kotoran Sapi
    Tim Redaksi
    LOMBOK, KOMPAS.com

    Desa Sade
    , yang dikenal sebagai desa wisata di Nusa Tenggara Barat (NTB), punya keunikan sendiri dalam merawat rumah mereka.
    Lantai rumah di Desa Sade yang terbuat dari campuran tanah liat, ternyata memerlukan perawatan khusus yang disebut belulut.
    Belulut merupakan proses melumuri lantai rumah dengan menggunakan
    kotoran sapi
    atau kerbau.
    Keunikan yang ada di desa adat
    suku Sasak
    itu tidak lazim dilakukan di daerah lain, namun telah menjadi tradisi turun temurun di sana.
    Kompas.com berkesempatan melihat langsung proses belulut saat menyambangi Desa Sade, Rembitan, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, yang dilakukan oleh warga suku Sasak.
    Pada Sabtu (2/8/2025) siang, Anggi (33), warga Desa Sade sekaligus penjual kain tenun, nampak sedang berjongkok sembari mengambil sesuatu di lantai depan pintu rumahnya.
    Anggi mengatakan, ia sedang mengepel lantai rumahnya atau disebut bale yang terbuat dari campuran tanah liat.
    “Lagi apa, Bu?” tanya Kompas.com kepada ibu tersebut.
    “Lagi ngepel,” jawab Anggi.
    Uniknya, lantainya yang sedang dipel itu justru berubah warna menjadi kehijauan.
    Terlihat pula Anggi mengeluarkan sesuatu yang berwarna hijau agak tua dari sebuah kantong plastik hitam dan mengoleskannya ke lantai.
    Saat ditanya lebih lanjut, ia mengungkap bahwa lantainya dipel dengan cara digosokkan menggunakan kotoran sapi.
    “Pake tahi sapi,” kata Anggi lagi.
    Menurut Anggi, hampir semua rumah adat di Desa Sade melakukan belulut.
    Sebab, ini sudah menjadi tradisi turun temurun bagi suku Sasak.
    Mayoritas rumah adat di desa tersebut memiliki bentuk serupa, yakni lantai berwarna keabu-abuan yang terbuat dari tanah liat.
    Rumah di Desa Sade juga memiliki dinding anyaman bambu serta atap dari alang-alang atau rumput kering dengan bentuk melengkung atau runcing.
    Kegiatan mengepel lantai dengan kotoran sapi atau belulut, kata Anggi, kerap dilakukannya sebanyak dua kali dalam satu minggu.
    “Dua kali seminggu,” ungkap Anggi.
    Bukan hanya melakukan belulut di bagian depan rumah, seluruh lantai di dalam rumah juga dipelnya dengan kotoran sapi.
    Wanita berusia 33 tahun itu menyebut tradisi ini dilakukan agar membuat lantai rumah lebih kuat dan tahan lama.
    “Kan biar enggak berdebu, biar kuat tanahnya, biar enggak retak-retak. Kalau ada retak-retak, dipel lagi, digosok. Namanya belulut. Itu memperkuat lantai rumah kita,” tutur Anggi.
    Meski dipel dengan kotoran sapi, dari penginderaan Kompas.com, tidak tercium bau kotoran yang mencolok.
    Hal ini, menurut Anggi, disebabkan oleh proses belulut yang menggunakan kotoran sapi yang masih segar.
    “Enggak bau, karena kan baru keluar dari rice cooker-nya,” ucap Anggi, sambil tertawa.
    Anggi menyebut, lantai yang sudah dipel dengan kotoran sapi dapat kering dalam waktu sekitar 15 menit dan langsung dapat digunakan tanpa dibilas.
    “15 menit. Setelah kering bisa disapu, pake sapu padi,” kata dia lagi.
    Sebagaimana diketahui, Desa Sade telah dikenal sebagai desa wisata sejak 1982, dan diakui secara resmi oleh Kementerian Pariwisata pada tahun 1993.
    Desa adat suku Sasak ini juga menjadi salah satu tujuan Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka saat kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2 Agustus 2025.
    Desa tersebut bukan hanya menawarkan arsitektur rumah adat dan budaya yang khas, tetapi juga menjual beragam kerajinan seperti kain tenun, kain songke, tampu kemalu, hingga aksesori dari bahan alami.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jokowi Kesal Penelitian Roy Suryo Cs soal Ijazah Dipercaya Publik

    Jokowi Kesal Penelitian Roy Suryo Cs soal Ijazah Dipercaya Publik

    GELORA.CO -Perkara ijazah palsu yang sudah bergulir berbulan-bulan diduga telah membuat kesal Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi. Sebab, beragam strategi yang dibangun ayah dari Wapres Gibran Rakabuming Raka itu gagal menghadang ‘serbuan’ hasil penelitian dan fakta yang diungkap Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tifauzia Tyassuma.

    Demikian disampaikan peneliti media dan politik Buni Yani dikutip dari akun Facebook pribadinya, Minggu 3 Agustus 2025.

    “Publik amat meragukan logika yang coba dibangun Jokowi. Sebaliknya, publik sangat mempercayai penelitian dan fakta Roy Suryo cs karena sulit dibantah,” kata Buni Yani.

    Buni Yani mengatakan, Roy Suryo cs datang dengan fakta, bukan dengan asumsi atau kebencian. Mereka melakukan pekerjaan akademik yaitu penelitian yang disertai bukti-bukti yang memang masuk akal, bukan agenda politik untuk menjatuhkan pihak tertentu. 

    “Ketiga peneliti itu melakukan hal yang wajar saja dalam dunia akademik. Tidak ada yang istimewa karena mereka menggunakan kaidah yang berlaku dalam dunia penelitian,” kata Buni Yani.

    Bahwa kemudian Jokowi dan pendukungnya marah karena hasil penelitian mereka tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, itu di luar dari soal-soal akademik. 

    “Reaksi Jokowi dan pendukungnya yang rata-rata bukan alumni UGM langsung menuduh hasil ini bermuatan politis untuk menjatuhkan Jokowi,” kata Buni Yani.

    Di pihak lain, rakyat yang sudah kenyang ditipu selama 10 tahun oleh Jokowi mengatakan tanpa ada pihak lain pun Jokowi sudah merusak nama baiknya sendiri melalui kata dan tindakannya yang melawan kebenaran, keadilan, kepatutan dan moralitas yang berlaku umum.

    Menggunakan logika Jokowi dan para pendukungnya bahwa tidak ada yang tidak politis bila berkaitan dengan Jokowi adalah usaha berkelit dan cuci dosa dari perkara pidana yang harus dihadapi. Sudah tidak terhitung bukti yang menyeruak ke publik yang sudah tidaki bisa lagi dibantah.

  • Kebohongan Jokowi Akut, Tak Bisa Diobati

    Kebohongan Jokowi Akut, Tak Bisa Diobati

    GELORA.CO -Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi merupakan tokoh yang sangat kontroversial, anti mainstream, dan sangat senang disorot media. Sein kanan belok kiri sudah menjadi trademarknya. 

    “Bagi kebanyakan orang, itu merupakan inkonsistensi dan bentuk kebohongan akut yang tidak bisa diobati. Tetapi bagi pengagumnya, itu adalah strategi politik yang halal,” kata peneliti media dan politik Buni Yani dikutip dari akun Facebook pribadinya, Minggu 3 Agustus 2025.

    Menurut Buni Yani, Jokowi tidak henti-hentinya memperlebar area permusuhan. Setelah 10 tahun merusak republik dengan berbagai macam kebohongan dan kebijakan yang menyengsarakan rakyat, Jokowi bukannya tobat dan meminta maaf kepada rakyat, malah semakin menjadi-jadi menebarkan permusuhan dan membuat kerusakan.

    “Terakhir Jokowi melontarkan pernyataan yang memicu perlawanan dari Partai Demokrat,” kata Buni Yani.

    Kata Jokowi, ada orang besar dengan agenda politik di balik semakin intensifnya penyelidikan mengenai ijazah palsunya. Relawannya memperjelas pernyataan Jokowi itu. Yang dimaksud adalah seorang tokoh dari partai berwarna biru yang ingin anaknya menggantikan Gibran Rakabuming Raka menjadi wapres.

    “Pernyataan ini sudah secara spesifik mengarah ke SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Tidak ada tokoh lain dengan kriteria seperti demikian,” kata Buni Yani.

    Karena merasa tidak melakukan apa yang dituduhkan, lanjut Buni Yani, kontan kader-kader Partai Demokrat bereaksi keras. Kader partai berwarna biru itu menyerang balik Jokowi dan pendukungnya. 

    “Reaksi keras ini bukanlah hal baru. Dulu ketika Partai Demokrat mau direbut Moeldoko juga melakukan hal yang sama,” kata Buni Yani.

    Perlawanan Partai Demokrat ke Jokowi sangat bisa dimengerti. Karena bila tuduhan Jokowi itu benar bahwa perkara ijazah palsunya yang sudah berbulan-bulan ini menjadi isu nasional adalah pekerjaan SBY, maka itu artinya Jokowi adalah korban kejahatan pihak lain. 

    “Bila Jokowi adalah korban, artinya Jokowi ingin mengatakan ijazahnya adalah asli. Ini murni perkara politik, bukan hukum,” kata Buni Yani

  • Gibran: Gus Miftah Guru Saya, Sering Kasih Masukan hingga Teguran
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Agustus 2025

    Gibran: Gus Miftah Guru Saya, Sering Kasih Masukan hingga Teguran Nasional 2 Agustus 2025

    Gibran: Gus Miftah Guru Saya, Sering Kasih Masukan hingga Teguran
    Tim Redaksi
    SLEMAN, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) RI
    Gibran Rakabuming Raka
    menganggap eks Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa
    Gus Miftah
    , sebagai gurunya.
    Gibran mengakui Miftah memiliki penampilan nyentrik. Namun, kata dia, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji itu sering memberinya masukan.
    “Karena Gus Miftah itu guru saya, yang sering ngasih masukan saya. Ya meskipun penampilannya nyentrik, ya, beliau itu selalu memberikan masukan apa adanya. Nah itu yang paling penting,” kata Gibran saat hadir dalam
    Harlah ke-13

    Ponpes Ora Aji
    di
    Sleman
    , Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (2/8/2025) malam.
    Gibran menambahkan, Miftah akan menegurnya jika ada kesalahan. Begitupun sebaliknya, Miftah juga akan memberi pujian kepada Gibran jika bekerja dengan baik.
    “Ada salah, ya saya ditegur. Kalau ada yang baik, ya dipuji dikit. Tapi yang bagus itu, kalau ada yang salah langsung ditegur,” tuturnya.
    “Dan kita saling memberikan masukan dan apapun itu kami saling terbuka,” sambungnya.
    Oleh sebab itu, Gibran mengaku menyempatkan diri datang ke Harlah ke-13 Ponpes Ora Aji di tengah kesibukannya. “Makanya itu saya tadi pagi masih di NTB, langsung terbang ke Jogja ini khusus untuk bertemu dengan Gus Miftah, Bapak-Ibu semua, dan merayakan milad ke-13 Pondok Pesantren Ora Aji,” ungkapnya.
    Dalam kesempatan ini, Gibran mengaku sudah mengenal dekat Miftah sejak dirinya menjabat Wali Kota di Solo.
    Dia bercerita Miftah sering ke kantornya di Solo. Hal ini membuat mereka menjadi dekat.
    “Gus Miftah itu sering banget datang ke Balai Kota Solo. Kadang-kadang naik mobil, kadang-kadang bersepeda, kadang-kadang ya minta sarapan, terus pamit. Jadi saya sangat dekat dengan beliau,” paparnya.
    Gibran pun mendoakan agar ponpes yang dipimpin Gus Miftah ini bisa semakin jaya dan sukses.
    “Kita doakan bersama, semoga Pondok Pesantren ini semakin jaya, semakin sukses. Santri-santriwatinya semakin banyak,” kata Gibran.
    Menutup pidatonya, Gibran menyampaikan salam Presiden RI Prabowo Subianto lewat sebuah pantun.
    “Bakpia tugu, bakpia mini, enak dimakan di bawah pohon sawo. Mengakhiri sambutan ini, izinkan saya menyampaikan salam dari Bapak Presiden Prabowo,” ucap Gibran.
    “Mampir ke Jogja, makan di angkringan, tidak lupa pesan sate ati. Mari terus menjaga persatuan dan kerukunan, demi kedamaian negeri yang kita cintai,” lanjutnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahlil Terancam Digulingkan, Nusron Wahid Jadi Kandidat Pengganti?

    Bahlil Terancam Digulingkan, Nusron Wahid Jadi Kandidat Pengganti?

    GELORA.CO –  Belum genap setahun menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia dikabarkan mulai digoyang dari jabatannya.

    Desas-desus santer menyebut akan digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar untuk menggantikan Bahlil, dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN, Nusron Wahid, sebagai kandidat kuat pengganti.

    Meski sejumlah elite Golkar membantah kabar ini, isu tersebut mencuat di tengah memudarnya pengaruh politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pemerintahan Prabowo Subianto.

    Bahlil, yang selama ini dikenal sebagai “orang Jokowi”, dianggap semakin kehilangan dukungan internal maupun eksternal.

    Spekulasi soal renggangnya hubungan antara Jokowi dan Prabowo menguat usai Presiden Prabowo memberikan abolisi dan amnesti kepada dua tokoh politik yang sebelumnya divonis bersalah: Thomas Lembong (eks Menteri Perdagangan era Jokowi) dan Hasto Kristiyanto (Sekjen PDIP).

    Keduanya sebelumnya dijatuhi hukuman penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta, namun kini dibebaskan atas keputusan presiden.

    Langkah Prabowo ini ditafsirkan sebagai sinyal kuat bahwa ia tak lagi berada di bawah bayang-bayang Jokowi.

    Padahal, selama masa transisi kekuasaan, banyak pihak menilai Jokowi masih memegang pengaruh besar.

    Golkar saat ini merupakan partai dengan jumlah kursi kedua terbanyak di parlemen, hanya kalah dari PDIP, dan lebih unggul dibandingkan Gerindra secara kursi meskipun suaranya lebih kecil secara nasional.

    Dengan komposisi tersebut, Golkar menjadi penentu utama dalam stabilitas koalisi pemerintah Prabowo.

    Namun posisi Bahlil, yang dikenal sebagai loyalis Jokowi, mulai dipertanyakan.

    Golkar sebagai partai yang identik dengan kekuasaan dinilai tidak akan mempertahankan ketua umum yang tak lagi sejalan dengan presiden.

    Sejarah politik Golkar menunjukkan bahwa partai ini selalu mencari kesejajaran dengan kekuasaan, dan jarang bertahan lama sebagai oposisi.

    Oleh sebab itu, suara-suara yang mendorong Munaslub dianggap logis secara doktrinal dan strategis.

    Nusron Wahid, politisi Golkar yang kini menjabat sebagai Menteri ATR/Kepala BPN di kabinet Prabowo-Gibran, disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Bahlil.

    Selain sebagai kader lama Golkar, Nusron juga merupakan mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor dan memiliki basis kuat di NU, menjadikannya figur lengkap dari sisi nasionalis-religius.

    Ia juga merupakan Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, dan dinilai memiliki kedekatan strategis dengan lingkaran istana saat ini.

    Sejumlah tokoh Golkar membantah adanya rencana Munaslub.

    Wakil Ketua Umum Golkar Nurdin Halid menyebut isu tersebut sebagai “halusinasi politik.”

    Ketua DPD Golkar Jakarta Basri Baco bahkan menyatakan kabar itu bertujuan memecah belah partai.

    Sikap serupa juga ditunjukkan Ketua Umum SOKSI, salah satu ormas pendiri Golkar, meski diketahui bahwa Nusron Wahid adalah bagian dari SOKSI.

    Namun demikian, dalam politik, apalagi di tubuh Golkar, yang dikenal cair dan pragmatis, tidak ada asap tanpa api.

    Jika kondisi politik terus berubah, pergantian pimpinan bukan hal yang mengejutkan.

    Setidaknya ada beberapa alasan mengapa Bahlil mulai “tak nyaman” di posisinya:

    Citra Negatif di Kabinet

    Kebijakan Bahlil sebagai Menteri Investasi dan Menteri ESDM sebelumnya dinilai merugikan rakyat kecil, termasuk pelarangan penjualan LPG 3 Kg oleh pengecer dan pemberian izin tambang di wilayah konservasi.

    Loyalitas terhadap Jokowi

    Bahlil dianggap terlalu menonjolkan kepentingan Jokowi, padahal kini Golkar berada di pemerintahan Prabowo.

    Ini membuatnya tampak tak adaptif terhadap perubahan arah kekuasaan.

    Kepemimpinan Internal yang Dituding Elitis

    Banyak tokoh senior Golkar disebut disingkirkan dan diganti dengan figur-figur baru yang tidak proporsional dalam kepengurusan.

    Proses pengisian struktur juga berjalan lamban.

    Bahlil menjadi Ketua Umum Golkar melalui Munas yang dipercepat pasca mundurnya Airlangga Hartarto.

    Proses tersebut dinilai sarat tekanan politik, bahkan disebut sebagai hasil kompromi demi menyelamatkan Airlangga dari jerat hukum kasus korupsi minyak goreng.

    Jika Nusron Wahid benar-benar mendapat restu dari istana, maka kekuatannya nyaris tak terbendung.

    Dengan sokongan NU, SOKSI, dan kedekatan dengan Presiden Prabowo, peluangnya merebut kepemimpinan Golkar sangat besar.

    Sebaliknya, Bahlil makin terisolasi seiring melemahnya pengaruh Jokowi, apalagi jika Jokowi benar-benar mengambil peran formal di PSI sebagai Ketua Dewan Pembina, seperti yang diisyaratkan oleh Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep.

    Pergantian Ketua Umum Golkar bukan semata soal internal partai, melainkan menyangkut konfigurasi kekuasaan nasional.

    Jika Bahlil digantikan oleh Nusron, maka Prabowo akan memegang kendali tiga kekuatan utama parlemen: Gerindra, PDIP, dan Golkar.

    Sementara Jokowi, dengan pengaruh yang makin menyusut, hanya akan menggenggam PSI, partai yang belum masuk lima besar.

    Situasi ini menunjukkan bahwa politik Indonesia pasca 2024 sedang memasuki babak baru.

    Golkar, seperti biasa, tetap menjadi pion utama dalam dinamika kekuasaan.

  • Kunjungi Desa Sade, Gibran Borong Kain Tenun Buatan Warga
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Agustus 2025

    Kunjungi Desa Sade, Gibran Borong Kain Tenun Buatan Warga Nasional 2 Agustus 2025

    Kunjungi Desa Sade, Gibran Borong Kain Tenun Buatan Warga
    Tim Redaksi
    LOMBOK, KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia,
    Gibran Rakabuming Raka
    , mengunjungi desa adat
    Suku Sasak
    di
    Dusun Sade
    , Rembitan, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Sabtu (2/8/2025).
    Dalam kunjungannya ini, ia didampingi Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal dan langsung berkeliling untuk melihat produk hasil kerajinan tangan warga setempat.
    Tampak warga menjual hasil kerajinannya di depan rumah mereka. Hampir setiap rumah menjual beragam kerajinan yang mayoritasnya adalah
    kain tenun
    .
    Tak cuma berkeliling kawasan Dusun Sade, Gibran juga memborong sejumlah produk kerajinan, mulai dari kain batik khas NTB, kain tenun, gelang kain, gelang akar, serta gelang batu.
    Sembari melihat hasil kerajinan tangan warga, ia juga berbincang dengan penjual.
    Saat sedang melihat toko kerajinan aksesori, terdengar Gibran bertanya kepada seorang perempuan yang merupakan penjualnya.
    “Jual aksesori apa saja, Bu?” tanya Gibran. “Ini ada gelang, kalung, sama ikat rambut,” kata ibu tersebut.
    Gibran juga bertanya kepada ibu tersebut soal banyaknya turis yang berkunjung.
    “Banyak yang beli, Bu, kalau turis-turis ke sini,” tanya Gibran lagi.
    “Banyak, Pak, turis bule juga banyak,” katanya.
    Adapun Dusun Sade adalah kawasan budaya otentik Suku Sasak yang rumah warganya masih terbuat dari bahan alami seperti tanah liat, bambu, dan atap ilalang.
    Desa ini juga menjual produk kain tenun dan beragam atribut alami lainnya.
    Usai memborong
    UMKM
    di Dusun Sade, Gibran juga disambut dengan penampilan tradisi Parasean atau pertarungan adat antara dua pria dengan menggunakan rotan yang berbentuk pedang dan perisai.
    Selain itu, Gibran juga diajak mengunjungi Pohon Cinta, salah satu titik wisata ikonik yang menjadi bagian dari paket wisata edukatif bagi para pengunjung.
    Melalui kunjungan ini, Gibran menegaskan komitmennya untuk terus menyerap aspirasi masyarakat serta memperkuat sektor pariwisata berbasis budaya dan pemberdayaan UMKM.
    Ia berharap, sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal dapat mewujudkan pemerataan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Momen Gibran Diajak Foto Turis Asal Prancis di Desa Sade NTB
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        2 Agustus 2025

    Momen Gibran Diajak Foto Turis Asal Prancis di Desa Sade NTB Nasional 2 Agustus 2025

    Momen Gibran Diajak Foto Turis Asal Prancis di Desa Sade NTB
    Tim Redaksi
    LOMBOK, KOMPAS.com
    – Momen unik terjadi saat Wakil Presiden RI
    Gibran Rakabuming Raka
    diminta berfoto bersama oleh
    turis mancanegara
    saat berkunjung ke
    Desa Sade
    , Rembitan, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (2/8/2025).
    Saat meninjau hasil kerajinan warga Desa Adat Suku Sasak, Gibran bertemu dengan pasangan turis asal Prancis, Philippe dan Elizabeth Tretiack.
    Gibran dan Philippe sempat terlihat mengobrol bersama dengan menggunakan bahasa Inggris.
    Percakapan mereka tak begitu terdengar jelas, namun Gibran berpesan agar
    turis asing
    itu menikmati waktunya di Indonesia.
    Sebelum mereka berpisah, Philippe terlihat meminta waktu untuk berfoto bersama Gibran. “Can I take a picture with you (Bolehkah aku mengambil gambar bersama Anda)?” tuturnya.
    Gibran mengiyakan ajakan itu. Kemudian, Philippe terlihat mengeluarkan ponselnya.
    Akan tetapi, Elizabeth lebih dahulu mengeluarkan ponsel dari tasnya untuk berfoto.
    Staf dari Gibran pun membantu mengambil gambar. Lalu, Elizabeth langsung berpose di samping Philippe. Mereka pun berfoto bersama dan bersalaman sebelum akhirnya berpisah.
    Sebagai informasi, Desa Sade telah dikenal sebagai desa wisata sejak 1982, dan diakui secara resmi oleh Kementerian Pariwisata pada tahun 1993.
    Berdasarkan informasi yang diterimanya, jumlah wisatawan meningkat pesat saat musim liburan, dengan didominasi oleh turis mancanegara asal Spanyol, Italia, Belanda, dan Prancis.
    Adapun dalam kunjungannya ke Desa Sade, ia didampingi Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal.
    Gibran juga membeli sejumlah produk UMKM, di antaranya kain tenun, songket, hingga sejumlah aksesori yang terbuat dari hasil kerajinan warga setempat.
    Eks Wali Kota Solo ini pun menyempatkan diri menyapa para perajin tenun yang sedang memintal benang kapas menjadi kain-kain tradisional khas, seperti songke, ragi genap, dan tampu kemalu.
    Karya-karya ini menjadi andalan masyarakat Sade dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
    Melalui kunjungan ini, Wapres menegaskan komitmennya untuk terus menyerap aspirasi masyarakat serta memperkuat sektor
    pariwisata berbasis budaya
    dan pemberdayaan UMKM.
    Ia berharap sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal dapat mewujudkan pemerataan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usia lanjut, Mbah Mai luput dari bantuan pangan Lumajang

    Usia lanjut, Mbah Mai luput dari bantuan pangan Lumajang

    Sumber: Radio Elshinta/Efendi Murdiono

    Usia lanjut, Mbah Mai luput dari bantuan pangan Lumajang
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 17:09 WIB

    Elshinta.com – Bantuan pangan berupa beras kelas medium yang dikucurkan dari Bulog Probolinggo Jawa Timur dari program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui kelurahan dan desa untuk periode bulan Juni dan Juli 2025. 

    Di Kabupaten Lumajang Jawa Timur program yang bisa membantu mengurangi biaya pengeluaran tersebut bagi warga kurang mampu berupa beras dalam kemasan 10 kg itu yang startnya di mulai 16 Juni bertempat di pendopo pemerintahan Desa Klakah Kecamatan Klakah yang disalurkan langsung oleh Bupati Lumajang Indah Amperawati dan Wakil Bupati Yudha Adji Kusuma.

    Setiap penerimaan pangan itu mendapatkan bantuan 20 kilo untuk bantuan di bulan Juni dan Juli, pengambilan beras tersebut dengan syarat penerima sesuai undangan membawa indentitas diri.

    Kepala Bulog Probolinggo Kurwadi menyampaikan kepada Efendi dari reporter ELSHINTA pada saat itu mendampingi pengucuran besar di Klakah Rabu (16/06), di Kabupaten Lumajang tercatat sebanyak 86.373 penerima bantuan, yang mana realisasi itu atas dasar petugas sensus ekonomi yang turun kemasyarakat. “Penyaluran tersebut berdasarkan data tunggal dari sensus ekonomi nasional, Kabupaten Lumajang terdapat 86,373 penerima,” kata Kurwadi dilaporkan oleh kontributor Elshinta, Efendi Murdiono.

    Mai atau warga sekitar menyebut nama Mbah Amir yang tercatat warga Dusun Pondoksari Desa Kaliboto Kidul Kecamatan Jatiroto usianya sudah uzur, kondisi ekonomi tergolong warga tidak mampu karena tidak punya kebun sawah maupun sumber pendapatan lain, keberadaannya sudah 5 tahunan sakit tidak bisa lagi bekerja sebagai buruh tani.

    Mbah Amir suaranya serak dengan matanya berkaca-kaca dan wajah yang termakan usia menceritakan kalau dirinya tidak mendapatkan undangan menerima bantuan beras yang ada di pendopo Desa Kaliboto Lor, rasa lego memang tersirat dari ucapannya ada dalam kata-kata itu tidak “Tidak pa-apa mungkin bukan rejeki saya,” pungkasnya.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Dasco Bilang Bisa Pecah Belah Bangsa, Ternyata Gibran Pakai Pin One Piece saat Debat Cawapres

    Dasco Bilang Bisa Pecah Belah Bangsa, Ternyata Gibran Pakai Pin One Piece saat Debat Cawapres

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmadmenyebut bendera One Piece bisa memecah belah bangsa. Hal itu jadi sorotan mengingat Wakil Presiden Gibran Rakabuming pernah menggunakan pinnya saat debat Cawapres.

    “Kalo One piece dianggap memecah belah persatuan, kenapa saat Gibran memakainya pak @sufmi_dasco diam aja?” kata Pegiat Media Sosial Chusnul Chotimah dikutip dari unggahannya di X, Sabtu (2/8/2025).

    Menurutnya, pejabat pemerintahan mesti berhenti menuduh rakyat macam-macam. Seperti yang dilakukan di era Presiden ke-7 Jokowi.

    “Ayo pak berhenti menuduh rakyat yang bukan-bukan, pemerintah sebaiknya terus lakukan perbaikan, stop lanjutkan kerusakan era Jokowi,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Dasco menanggapi hebohnya bendera One Piece jelang perayaan kemerdekaan RI. Ia menilai ada gerakan sistem asing memecah belah bangsa.

    “Ya, itu ada gerakan sistematis untuk memecah belah kesatuan bangsa,” ujar Dasco, Kamis (31/7/2025) malam di kompleks parlemen, Jakarta.

    Pernyataan itu disampaikan Dasco usai mendapat laporan jika ada pihak tertentu yang mencoba merusak suasana kebangsaan menjelang peringatan kemerdekaan.

    Menurutnya, Indonesia sebagai negara besar kerap menjadi sasaran gangguan, termasuk dari kelompok yang tidak senang melihat kemajuan bangsa.

    “Imbauan saya kepada seluruh anak bangsa mari kita bersatu, kita harus bersama melawan hal seperti itu,” lanjutnya.

    Di sisi lain, foto Gibran saat menggunakan pin One Piece beredar di media sosial. Itu diketahui saat Gibran melakukan debat di Pilpres 2025.