Tag: Fachrul Razi

  • Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan, Catat Tanggalnya!

    Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan, Catat Tanggalnya!

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meniadakan pembatasan kendaraan dengan skema ganjil genap selama dua hari. Peniadaan ganjil genap selama dua hari tersebut dimulai besok, Kamis (29/5/2025).

    Pekan ini ganjil genap di Jakarta hanya berlaku tiga hari. Ada dua hari bebas ganjil genap, kendaraan dengan pelat nomor berapa pun bisa bebas melintas di jalanan Jakarta selama dua hari.

    Dikutip dari akun Instagram resminya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengumumkan ketentuan ganjil genap ditiadakan. Adapun peniadaan ganjil genap di Jakarta hanya berlaku pada 29 sampai 30 Mei 2025.

    “Sehubungan dengan perayaan Hari Kenaikan Yesus Kristus 29-30 Mei 2025, ketentuan Ganjil Genap (Gage) di Jakarta DITIADAKAN,” demikian dikutip dari akun Instagram resmi Dishub DKI Jakarta, Rabu (28/5/2025).

    Dua hari tersebut bertepatan dengan hari libur nasional dan cuti bersama Kenaikan Yesus Kristus.

    Ditiadakannya ganjil genap selama dua hari tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 tahun 2019. Tertulis pada pasal 3 ayat 3 peraturan tersebut, bahwa sistem ganjil genap tidak diberlakukan pada hari Sabtu, Minggu, dan libur nasional.

    Kebijakan ini juga merujuk kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama Nomor 1017 Tahun 2024, Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2024, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 2 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2025.

    Sementara itu, hari ini masih berlaku ganjil genap di 26 ruas jalanan Jakarta. Ganjil genap Jakarta berlaku di 26 ruas jalan dengan rincian sebagai berikut.

    Jalur Ganjil Genap JakartaJl Pintu Besar SelatanJl Gajah MadaJl Hayam WurukJl MajapahitJl Medan merdeka BaratJl SuryopranotoJl BalikpapanJl Kyai CaringinJl PramukaJl Salemba Raya sisi BaratJl Salemba Raya sisi Timur-Simpang Paseban-Simpang DiponegoroJl Kramat RayaJl Stasiun SenenJl MH ThamrinJl Jenderal SudirmanJl SisingamangarajaJl Panglima PolimJl Fatmawati-TB SimatupangJl Tomang RayaJl S ParmanJl Gatot SubrotoJl MT HaryonoJl HR Rasuna SaidJl DI PanjaitanJl Ahmad YaniJl Gunung Sahari.

    (rgr/dry)

  • Menag Sebut Persaingan di Industri Halal Kian Ketat, Ini Buktinya

    Menag Sebut Persaingan di Industri Halal Kian Ketat, Ini Buktinya

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut bahwa persaingan di industri halal semakin ketat seiring dengan banyaknya negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang menggarap sektor tersebut. Pasalnya, halal kini tak hanya dipandang sebagai isu agama, tetapi juga bisnis.

    Nasaruddin menyampaikan, salah satu negara yang juga tengah menekuni bisnis ini adalah AS. Dia mengatakan, AS saat ini tengah berlomba-lomba untuk menciptakan produk halal.

    “Ternyata Amerika juga sekarang ini berlomba-lomba untuk menciptakan produk halal itu,” kata Nasaruddin di Jakarta, Selasa (27/5/2025).

    Di AS, Nasaruddin menyebut bahwa negara itu memiliki sertifikasi halalnya sendiri, yakni Kosher. “Jadi di Amerika itu ya teman-teman kalau misalnya di LA ada kayak mereknya circle K itu ya K itu simbol halalnya mereka, jadi Kosher,” tuturnya.

    Selain AS, dia mengungkap bahwa negara-negara di Asia Timur seperti Jepang kini telah menyediakan lebih banyak makanan halal, utamanya di bandara.

    Negara tetangga Indonesia, Thailand juga tak mau ketinggalan. Nasaruddin mengatakan, Negeri Gajah Putih itu berambisi untuk menjadi kota halal terbaik di dunia.

    “Jadi ini satu bukti bahwa produk halal itu betul-betul menjadi fenomena ekonomi modern,” katanya. 

    Sebagaimana diketahui, Indonesia sendiri telah mewajibkan setiap produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia mengantongi sertifikat halal. Kendati begitu, produk yang berasal dari bahan yang diharamkan dikecualikan dari kewajiban bersertifikat halal.

    Dalam Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah (PP) No.42/2024 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal, disebutkan bahwa produk yang mengandung bahan yang diharamkan wajib memberikan keterangan tidak halal.

    Adapun, sanksi administratif menanti pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap jaminan produk halal, sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Sanksi itu meliputi peringatan tertulis, denda administratif, pencabutan sertifikasi halal, dan/atau penarikan barang dari peredaran.

  • Menag Sorot Masalah Pasutri Beda Hotel Saat Haji: Sudah Bisa Kita Atasi

    Menag Sorot Masalah Pasutri Beda Hotel Saat Haji: Sudah Bisa Kita Atasi

    Jakarta

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan pada awal pelaksanaan haji 2025 sempat menemukan masalah, yang salah satunya jemaah tak satu tempat dengan keluarga. Ia menyebut untuk saat ini permasalahan itu sudah teratasi.

    “Kita haji regulernya insya Allah sudah siap semuanya, sudah oke, kecuali yang furoda ya masih ada yang masih menunggu keluarnya visa. Insya Allah sampai detik ini perjalanannya ya tidak ada hal yang sangat prinsip terjadi, adalah sedikit kekurangan-kekurangan tapi itu bisa kita atasi hanya terjadi 1-2 hari ya,” kata Nasaruddin Umar di Kemenag RI, Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

    Nasaruddin menyebut saat ini jemaah yang berbeda hotel dengan keluarga sudah teratasi. Ia mengatakan awal-awal pelaksanaan keberangkatan haji terdapat masalah lantaran visa tak keluar secara serentak.

    “Kita bersyukur karena juga sudah kita membuat pasangan suami-istri atau anggota keluarga itu menjadi 1 hotel. Kita juga bersyukur ya karena awal-awalnya memang agak sedikit ada masalah karena ada tidak bersamaan keluar visanya kan ya,” kata Nasaruddin.

    “Jadi setelah akhir-akhir keluar semuanya visanya, lancar semuanya dan Insyaallah kita juga berharap pada hari H-nya nanti tidak ada masalah,” ungkapnya.

    Menag meminta doa kepada masyarakat RI terkait pelaksanaan haji 2025. Ia berharap puncak haji berjalan dengan aman.

    (dwr/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Arab Saudi Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 6 Juni

    Arab Saudi Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 6 Juni

    Riyadh

    Arab Saudi menetapkan awal bulan Zulhijah pada 28 Mei 2025. Dengan begitu, Hari Raya Idul Adha jatuh pada 6 Juni 2025.

    Dilansir Arabnews, Rabu (28/5/2025), Kerajaan Saudi juga telah mengumumkan libur Idul Adha bagi para pekerja sektor publik dan swasta. Libur Idul Adha selama 1 minggu.

    Penetapan Hari Raya Idul Adha di Arab Saudi sama dengan Indonesia. Pemerintah Indonesia juga menetapkan Idul Adha jatuh pada 6 Juni.

    “Tanggal 1 Zulhijah jatuh Rabu 28 Mei. Sehingga 10 Zulhijah atau Idul Adha bertepatan dengan Jumat 6 Juni 2025,” kata Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Diketahui pemantauan hilal dilakukan di 114 titik lokasi di seluruh Indonesia. Tim Hisab Rukyat Kemenag RI, Cecep Nurwendaya, mengatakan jika ada wilayah di NKRI yang memenuhi kriteria MABIMS atau penentuan awal bulan Hijriah yang digunakan di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menag Nasaruddin: Jangan Lagi Ada Beda Pendapat soal Hilal IdulAdha

    Menag Nasaruddin: Jangan Lagi Ada Beda Pendapat soal Hilal IdulAdha

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar meminta agar jangan ada lagi perbedaan pendapat soal hilal untuk Hari Raya IdulAdha 1446 Hijiriah atau 2025, yang hanya terlihat di provinsi Aceh.

    Dia menerangkan, hilal yang muncul di Aceh saja terjadi saat detik-detik terakhir pihaknya akan mengambil keputusan penentuan awal Zulhijah dan Hari Raya Iduladha 2025.

    “Jadi jangan lagi ada perbedaan pendapat. Oh ini kan ada 1 orang [yang melihat hilal]. Ini juga last minute. Ini dasar-dasar pertempatan kita tadi dengan demikan yang sangat kuat,” tegasnya di Kantor Kementerian Agama, Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

    Nasaruddin turut menjelaskan meski hanya satu orang yang melihat hilal, ada beberapa hal yang menguatkan pendapat rukyat hilal tersebut. Pertama, ijtimak di seluruh Indonesia itu sudah terjadi. 

    Kedua, ketinggian hilal sudah melewati standar MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Dia melanjutkan ketetapan MABIMS adalah 3°. 

    “Sedangkan ketinggian hilal di Aceh, 3°12’29”, berarti sudah lewat. Kemudian sudut elongasi sudah melewati standar MABIMS. Standar MABIMS itu adalah 6°, sedangkan di Aceh itu sudah 7°6’27,” tegas dia.

    Selain itu, lanjutnya, ditambah lagi ada fatwa atau rekomendasi pendapat Majelis Ulama Nomor B228 Tahun 2015. Isinya, manakala terjadi gangguan cuaca sehingga hilal tidak terlihat, maka cukup menetapkan 1 Zulhijah di keeseokan harinya.

    “Nah tadi saya sudah tunjukkan bahwa ketinggian hilal itu sudah jauh dan juga sudut elongasinya juga sudah jauh, sudah sampai 6 derajat. Dengan demikan menambah keyakinan kita, last minute dia tiba-tiba menyaksikan bulan dan langsung disumpah,” jelasnya.

    Adapun, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI memutuskan Hari Raya Iduladha 1446 Hijiriah atau 2025 jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Sementara itu, 1 Zulhijah jatuh pada besok, Rabu 28 Mei 2025.

    “Demikian bisa kita menyimpulkan bahwa awal Zulhijah ini setelah menerima laporan dari para pelaku rukyat dan berbagai titik di seluruh Indonesia, maka kita bisa menyimpulkan bahwa 1 Zulhijah pada hari Rabu 28 Mei 2025, sehingga 10 Zulhijah atau nanti Iduladha bertepatan dengan hari Jumat 6 Juni 2025,” tutur Nasaruddin.

  • Hilal Idul Adha Cuma Terlihat di Aceh, Menag: Jangan Lagi Beda Pendapat, Ini “Last Minute”
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 Mei 2025

    Hilal Idul Adha Cuma Terlihat di Aceh, Menag: Jangan Lagi Beda Pendapat, Ini “Last Minute” Nasional 27 Mei 2025

    Hilal Idul Adha Cuma Terlihat di Aceh, Menag: Jangan Lagi Beda Pendapat, Ini “Last Minute”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) RI,
    Nasaruddin Umar
    , meminta agar tidak ada perdebatan terkait hilal Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah atau 2025, yang hanya terlihat di Aceh.
    Nasaruddin mengatakan, proses penetapan awal Dzulhijah 1446 Hijriah awalnya berlangsung alot karena hilal tidak terlihat.
    Namun, pada detik-detik terakhir akan diputuskan, seorang perukyat hilal di Aceh melaporkan telah melihat hilal dan telah disumpah.
    “Jadi, jangan lagi ada perbedaan pendapat. Oh ini kan ada 1 orang (yang melihat hilal). Ini juga
    last minute
    . Ini dasar-dasar pertemuan kita tadi dengan demikian yang sangat kuat,” kata Nasaruddin, di Kantor
    Kementerian Agama
    , Thamrin, Jakarta, Selasa (27/5/2025).
    Nasaruddin menuturkan, meski hanya satu orang yang melihat hilal, ada beberapa hal yang menguatkan pendapat rukyat hilal tersebut.
    Pertama, ijtimak di seluruh Indonesia itu sudah terjadi.
    Kedua, sudah melewati standar MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) di mana hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
    “Ketinggian hilal di Aceh, 3°12’29”, berarti sudah lewat. Kemudian sudut elongasi sudah melewati standar MABIMS. Standar MABIMS itu adalah 6°, sedangkan di Aceh itu sudah 7°6’27”,” ujar Nasaruddin.
    Nasaruddin menuturkan, ketinggian hilal itu sudah jauh, begitu pula sudut elongasinya yang sudah sampai 6 derajat.
    “Dengan demikian menambah keyakinan kita,
    last minute
    dia tiba-tiba menyaksikan bulan dan langsung disumpah,” ujar dia.
    Keputusan pemerintah ini sama dengan ormas Islam
    Muhammadiyah
    yang sebelumnya memastikan tanggal 1 Dzulhijah 1446 Hijriah juga jatuh pada 28 Mei 2025 dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat (6/6/2025).
    Muhammadiyah sendiri menggunakan metode perhitungan hisab hakiki wujudul hilal yang menetapkan pergantian bulan hijriah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menag Nasaruddin Pastikan Penetapan Idul Adha 6 Juni 2025 Sesuai Kaidah – Page 3

    Menag Nasaruddin Pastikan Penetapan Idul Adha 6 Juni 2025 Sesuai Kaidah – Page 3

    Selain itu, ada pula fatwa majelis ulama terkait kondisi gangguan seperti yang terjadi di Aceh, bahwa awan sangat tebal sehingga alat-alat pemantau hilal tidak dapat digunakan maksimal.

    “Sebaiknya jika posisi hilal dipastikan sudah wujud setelah matahari tenggelam seperti yang saya sampaikan tadi, tetapi tidak ada yang berhasil melihatnya, maka hal itu cukup untuk menetapkan esoknya sebagai tanggal 1 bulan berikutnya,” ungkapnya.

    “Jadi jangan lagi ada perbedaan pendapat, oh ini kan hanya satu orang, itu pun juga last minute. Ini dasar-dasar penetapan kita tadi. Dengan demikian ini sangat kuat,” Nasaruddin menandaskan.

    Diketahui, sidang isbat telah memutuskan bahwa 1 Dzulhijjah 1446 H jatuh pada Rabu 28 Mei 2025. Dengan demikian, lebaran idul Adha yang bertepatan dengan 10 Dzulhijjah akan berlangsung pada Jumat 6 Juni 2025.

    “Awal Dzulhijjah tahun 1446 H setelah menerima laporan dari pelaku rukyah dan berbagai titik rukyah hilal di seluruh Indonesia, maka kita bisa menyimpulkan bahwa tanggal 1 Dzulhijah jatuh pada hari Rabu tanggal 28 Mei 2025 Masehi. Sehingga 10 Dzulhijjah atau Idul Adha bertepatan hari Jumat jatuh pada 6 Juni 2025,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam Konferensi Pers Penetapan 1 Dzulhijjah 1446 H Kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).

  • Menag Bersyukur Idul Adha 2025 Berbarengan dengan Muhammadiyah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 Mei 2025

    Menag Bersyukur Idul Adha 2025 Berbarengan dengan Muhammadiyah Nasional 27 Mei 2025

    Menag Bersyukur Idul Adha 2025 Berbarengan dengan Muhammadiyah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag)
    Nasaruddin Umar
    bersyukur
    Idul Adha 2025
    yang ditetapkan pemerintah berbarengan dengan Muhammadiyah, yakni 6 Juni 2025.
    “Insya Allah kita Lebaran bareng, bersama lagi, kita bersyukur 1 Ramadan kemarin seragam, kemudian Idul Fitri juga seragam, dan besok Insya Allah kita melakukan (merayakan) Idul Adha seragam juga,” ujar Nasaruddin dalam konferensi pers penetapan Awal Dzulhijah 1446 Hijriah atau 2025 Masehi di Kantor Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (27/5/2025).
    Pemerintah melalui
    Kementerian Agama
    (Kemenag) mengumumkan bahwa 1 Zulhijah 1446 Hijriah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025, sehingga Hari Raya Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
    Kemenag menyimpulkan awal Zulhijah ini setelah menerima laporan dari para
    rukyatul hilal
    .
    “Maka kami bisa menyimpulkan bahwa tanggal 1 Dzulhijah jatuh pada Rabu, 28 Mei 2025. Sehingga 10 Zulhijah atau Idul Adha bertepatan dengan hari Jumat, 6 Juni 2025,” ujar Nasaruddin.
    Keputusan ini diperoleh setelah hasil pantauan hilal yang dilakukan dari 114 lokasi berbeda di Indonesia.
    Nasaruddin mengatakan, proses penetapan 1 Zulhijah 1446 Hijriah awalnya berlangsung alot karena hilal tidak terlihat.
    Setelah ditunggu pada detik-detik terakhir akan diputuskan, seorang perukyat hilal di Aceh melaporkan telah melihat hilal dan telah disumpah.
    Keputusan pemerintah ini sama dengan ormas Islam Muhammadiyah yang sebelumnya memastikan tanggal 1 Dzulhijah 1446 Hijriah juga jatuh pada 28 Mei 2025 dan Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025.
    Muhammadiyah sendiri menggunakan metode perhitungan hisab hakiki wujudul hilal yang menetapkan pergantian bulan hijriah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hasil Sidang Isbat, Kemenag Tetapkan Iduladha 2025 Jatuh Pada 6 Juni

    Hasil Sidang Isbat, Kemenag Tetapkan Iduladha 2025 Jatuh Pada 6 Juni

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan Hari Raya Iduladha 1446 Hijiriah atau 2025 jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Kemenag juga memutuskan bahwa 1 Zulhijah jatuh pada besok, Rabu 28 Mei 2025.

    Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Thamrin, Jakarta Pusat, pada Selasa (27/5/2025).

    “Demikian bisa kita menyimpulkan bahwa awal Zulhijah ini setelah menerima laporan dari para pelaku rukyat dan berbagai titik di seluruh Indonesia, maka kita bisa menyimpulkan bahwa 1 Zulhijah pada hari Rabu 28 Mei 2025, sehingga 10 Zulhijah atau nanti Iduladha bertepatan dengan hari Jumat 6 Juni 2025,” tuturnya.

    Sebelumnya, Nasarudin juga menyebutkan sebelum pihaknya dan para undangan menentukan tanggal awal Zulhijah, hilal masih belum terlihat.

    “Kami sudah mempersiapkan detik-detik yang menegangkan itu, eh last minutenya ada yang melihat hilal di Aceh,” ungkapnya.

    Adapun, ini artinya perayaan Hari Raya Iduladha 2025 sama dengan Muhammadiyah yang sebelumnya telah menentukan lebaran haji pada 6 Juni 2025.

    Sebelumnya, dilansir dari laman Kementerian Agama pada Senin (26/5/2025), Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat menjelaskan berdasarkan hasil perhitungan tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk. 

    Yaitu, antara 0° 44,15’ (nol derajat empat puluh empat koma lima belas menit) hingga 3° 12,29’ (tiga derajat dua belas koma dua puluh sembilan menit).  

    Sementara itu, sudut elongasi berkisar antara 5° 50,64’ (lima derajat lima puluh koma enam puluh empat menit) hingga 7° 6,27’ (tujuh derajat enam koma dua puluh tujuh menit). 

    “Kondisi tersebut telah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara,” ungkapnya.

  • Hasil Sidang Isbat Iduladha 2025 Diumumkan Hari Ini, Catat Jamnya!

    Hasil Sidang Isbat Iduladha 2025 Diumumkan Hari Ini, Catat Jamnya!

    Jakarta: Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang isbat penentuan awal Zulhijah 1446 H/2025 Masehi pada hari ini, Selasa, 27 Mei 2025. Sidang ini sekaligus penentuan Iduladha 2025.

    Rangkaian sidang isbat ini akan dimulai pukul 16.00 WIB  dan akan diawali dengan seminar posisi hilal yang menghadirkan para ahli astronomi dan pakar ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam. Nantinya, pelaksanaan sidang isbat ini akan diawali dengan pemantauan hilal di 114 titik lokasi di seluruh Indonesia.

    “Pemantauan hilal awal Zulhijah akan dilakukan di 114 titik di seluruh Indonesia pada 27 Mei mendatang,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat dikutip dari laman Kemenag Selasa, 27 Mei 2025.

    Setelah itu, sidang isbat akan dilaksanakan secara tertutup. Kemenag juga akan menerima laporan hasil rukyatulhilal dari seluruh titik pemantauan. 

    Berdasarkan hasil perhitungan Tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk, yakni antara 0° 44,15’ (nol derajat empat puluh empat koma lima belas menit) hingga 3° 12,29’ (tiga derajat dua belas koma dua puluh sembilan menit). Sementara itu, sudut elongasi berkisar antara 5° 50,64’ (lima derajat lima puluh koma enam puluh empat menit) hingga 7° 6,27’ (tujuh derajat enam koma dua puluh tujuh menit).

    “Kondisi tersebut telah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara,” ungkapnya.
     

     

    Penetapan Awal Zulhijah dan Iduladha 2025
    Penetapan awal Zulhijah 1446 H akan dilakukan setelah Menteri Agama akan mendengarkan tanggapan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para peserta sidang. Keputusan tersebut kemudian diumumkan kepada masyarakat dan disiarkan secara langsung oleh media.

    “Hasil rukyatulhilal dari berbagai daerah, beserta data hisab mengenai posisi hilal, akan dibahas dalam sidang isbat. Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Zulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Iduladha 2025,” jelas Arsad.

    Sidang isbat akan dihadiri sejumlah pihak, antara lain perwakilan duta besar negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, serta para pakar ilmu falak dari organisasi keagamaan Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, pimpinan ormas Islam, dan pondok pesantren.

     

    Jakarta: Kementerian Agama (Kemenag) RI akan menggelar sidang isbat penentuan awal Zulhijah 1446 H/2025 Masehi pada hari ini, Selasa, 27 Mei 2025. Sidang ini sekaligus penentuan Iduladha 2025.
     
    Rangkaian sidang isbat ini akan dimulai pukul 16.00 WIB  dan akan diawali dengan seminar posisi hilal yang menghadirkan para ahli astronomi dan pakar ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam. Nantinya, pelaksanaan sidang isbat ini akan diawali dengan pemantauan hilal di 114 titik lokasi di seluruh Indonesia.
     
    “Pemantauan hilal awal Zulhijah akan dilakukan di 114 titik di seluruh Indonesia pada 27 Mei mendatang,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat dikutip dari laman Kemenag Selasa, 27 Mei 2025.

    Setelah itu, sidang isbat akan dilaksanakan secara tertutup. Kemenag juga akan menerima laporan hasil rukyatulhilal dari seluruh titik pemantauan. 
     
    Berdasarkan hasil perhitungan Tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia sudah berada di atas ufuk, yakni antara 0° 44,15’ (nol derajat empat puluh empat koma lima belas menit) hingga 3° 12,29’ (tiga derajat dua belas koma dua puluh sembilan menit). Sementara itu, sudut elongasi berkisar antara 5° 50,64’ (lima derajat lima puluh koma enam puluh empat menit) hingga 7° 6,27’ (tujuh derajat enam koma dua puluh tujuh menit).
     
    “Kondisi tersebut telah memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi acuan utama dalam penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara,” ungkapnya.
     

    Baca juga: Kapan Hari Raya Iduladha 2025? Yuk Cek Versi Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

     

    Penetapan Awal Zulhijah dan Iduladha 2025
    Penetapan awal Zulhijah 1446 H akan dilakukan setelah Menteri Agama akan mendengarkan tanggapan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para peserta sidang. Keputusan tersebut kemudian diumumkan kepada masyarakat dan disiarkan secara langsung oleh media.
     
    “Hasil rukyatulhilal dari berbagai daerah, beserta data hisab mengenai posisi hilal, akan dibahas dalam sidang isbat. Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Zulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Iduladha 2025,” jelas Arsad.
     
    Sidang isbat akan dihadiri sejumlah pihak, antara lain perwakilan duta besar negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Observatorium Bosscha ITB, Planetarium Jakarta, serta para pakar ilmu falak dari organisasi keagamaan Islam, anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, pimpinan ormas Islam, dan pondok pesantren.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)