Tag: Fachrul Razi

  • Pulang ke Tanah Air, Menag dan Wamenag Kompak Doakan Jemaah Haji Indonesia Mabrur – Page 3

    Pulang ke Tanah Air, Menag dan Wamenag Kompak Doakan Jemaah Haji Indonesia Mabrur – Page 3

     

    Sementara itu, Kepala Sektor 1 Daker Madinah PPIH Arab Saudi Djumadi Wali menyebutkan ada 18 hotel yang disiapkan untuk menampung 25.452 jemaah dari 65 kloter di Sektor 1 dengan 18 kloter tiba pada hari pertama. Waktu kedatangan jemaah di Madinah diperkirakan pukul 12 siang dan terus bergelombang hingga pukul 22 WAS.

    “Jemaah yang pertama datang di antaranya dari Kloter BDJ 7 sebanyak 423 orang, akan ditempatkan di Hotel Shaza Regenzy Plaza, juga Kloter PDG 9, Hotel Taj Warid, Madinah, Rabu (18/6/2025), pukul 12.00 WAS,” ia menerangkan.

    Sektor 1, kata dia, akan melayani jemaah dari enam kloter yang akan ditempatkan di akomodasi yang sudah siapkan. Masing-masing kamar hotel dilengkapi dengan kasur, kamar mandi yang dilengkapi air panas dan air dingin, air mineral, televisi, dan AC. Selain itu, pihaknya juga sudah mengantisipasi kebutuhan konsumsi, layanan transportasi, dan lainnya, seperti Siskohat, dengan berkoordinasi dengan masing-masing koordinator layanan. 

    “Layanan jemaah lansia dan disabilitas itu sudah kami antisipasi sedini mungkin. Termasuk juga layanan bimbingan ibadah untuk ziarah jemaah ke Raudhah, sudah kami antisipasi juga untuk penjadwalan kapan jemaah bisa masuk ke Raudhah,” imbuhnya seraya menyatakan ada lima kursi roda yang bisa digunakan jemaah yang memerlukan secara gratis.

     

  • Bertolak ke Tanah Air, Menag Imbau Jemaah Haji Gelombang II Tak Paksakan Ibadah Sunah di Madinah

    Bertolak ke Tanah Air, Menag Imbau Jemaah Haji Gelombang II Tak Paksakan Ibadah Sunah di Madinah

    Bisnis.com, JEDDAH — Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama beberapa anggota Amirulhajj bertolak ke Tanah Air dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Selasaa (17/6/2025). Dalam pesannya sebelum kepulangan, Nasaruddin mengimbau kepada jemaah haji yang akan bergerak dari Makkah ke Madinah, untuk tidak memaksakan ibadah sunah saat tinggal 8 sampai 9 hari di Kota Nabi itu.

    Seperti diketahui, sebagaimana fase kedatangan, kepulangan jemaah ke Tanah Air dibagi ke dalam dua gelombang. Gelombang pertama sudah mulai kembali ke Tanah Air sejaak 11 Juni 2025 melalui Bandara Jeddah. Adapun, jemaah gelombang kedua akan terlebih dahulu berada di Madinah sebelum bertolak ke Indonesia mulai 26 Juni 2025.

    “Saya juga mengimbau kalau jemaah kelelahan, tidak perlu ambil [ibadah] arbain, kalau memang ada gangguan kesehatannya ya,” kata Nasaruddin di Bandara Jeddah, Selasa (17/6/2025).

    Arbain adalah istilah yang merujuk pada pelaksanaan salat wajib berjamaah di Masjid Nabawi sebanyak 40 waktu secara berturut-turut. Ibadah ini biasanya dilakukan oleh jemaah haji atau umrah yang sedang berada di Madinah.

    Nasaruddin mengatakan, terutama bagi jemaah lanjut usia (lansia) atau dengan risiko tinggi (risti) sebaiknya mengutamakan kondisi kesehatan daripada memaksakan untuk beribadah sunah. Pasalnya, perjalanan kembali ke Tanah Air masih membutuhkan tenaga ekstra dengan waktu penerbangan yang cukup panjang.

    Adapun, kepada jemaah haji yang telah kembali dari Tanah Suci, Imam Besar Masjid Istiqlal itu turut mengajak untuk merawat kemabruran haji sampai sepanjang hayat.

    “Insya Allah kemabruran haji kita dikunci nanti setelah kita pulang ke Tanah Air, apakah kita berubah karakternya atau tidak, itu ditentukan oleh kita semua,” katanya.

    Menurut Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Selasa (17/6/2025) pukul 22:15 Waktu Arab Saudi (WAS) jemaah haji yang tiba di Tanah Air sebanyak 40.973 orang yang terbagi ke dalam 105 kloter. Jumlah itu mencakup 20% dari total rencana pemulangan sebesar 525 kloter.

    Sementara pemulangan jemaah haji gelombang pertama terus berlangsung, jemaah gelombang kedua akan mulai digerakkan dari Makkah ke Madinah mulai Rabu (18/6/2025). Kelompok jemaah haji gelombang kedua akan terlebih dahulu tinggal di Madinah selama 8 hingga 9 hari, sebelum bertolak ke Tanah Air mulai 26 Juni 2025.

  • Menag Sebut Ada Jemaah Haji 25 Kali Umrah Sunah, Ingatkan Tak Paksakan Diri

    Menag Sebut Ada Jemaah Haji 25 Kali Umrah Sunah, Ingatkan Tak Paksakan Diri

    Jakarta

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan ada jemaah haji yang melakukan umrah sunah hingga 25 kali. Dia meminta jemaah haji tak memaksakan diri melakukan umrah sunah karena Arab Saudi sedang memasuki puncak musim panas.

    “Kami sudah mengimbau bahwa sekali saja umrah, dua kali umrah. Ada yang 25 kali, ada yang 20 kali,” kata Nasaruddin di Jeddah, Selasa (16/6/2025).

    Dia meminta Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) tak memaksakan jemaah melaksanakan umrah berulang kali. Dia berharap KBIH ikut mengimbau jemaah tetap menjaga kesehatan dan keselamatan.

    “Saya mohon kepada KBIH-KBIH jangan terlalu banyak mengajak. Apalagi yang sudah usia lanjut umrah, umrah itu sunah ya,” ujarnya.

    Nasaruddin menyebut jemaah haji gelombang II akan diberangkatkan ke Madinah sebelum pulang ke Indonesia. Dia mengimbau jemaah tetap menjaga kesehatan dan tak memaksakan diri beribadah sunah di Madinah.

    “Saya mengimbau jemaah yang kelelahan tidak perlu mengambil arbain kalau memang gangguan kesehatannya ada karena penerbangan ke Indonesia butuh waktu yang panjang,” ucapnya.

    (haf/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PKB akan gelar konferensi pesantren internasional undang Turki-Iran

    PKB akan gelar konferensi pesantren internasional undang Turki-Iran

    “Ini sebuah kegiatan yang merupakan realisasi komitmen besar PKB dalam menjaga, mendorong, dan mengembangkan pendidikan pesantren agar terus berkembang di tengah perubahan sosial yang sangat dahsyat,”

    Jakarta (ANTARA) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bakal menggelar Konferensi Internasional Transformasi Pesantren yang mengundang pakar pendidikan dari Turki hingga Iran guna menghadirkan transfer keilmuan di dunia pendidikan Islam.

    Sekretaris Dewan Syuro PKB Saifullah Maksum mengatakan bahwa pesantren dan para santrinya jangan sampai hanya menjadi penonton selama adanya perkembangan teknologi, melainkan juga harus menjadi aktor yang turut terlibat.

    “Ini sebuah kegiatan yang merupakan realisasi komitmen besar PKB dalam menjaga, mendorong, dan mengembangkan pendidikan pesantren agar terus berkembang di tengah perubahan sosial yang sangat dahsyat,” kata Saifullah di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa.

    Dia menyampaikan bahwa konferensi tersebut akan digelar di Jakarta pada 24-26 Juni 2025, yang bakal dihadiri oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar hingga Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Selain itu, pengasuh pesantren di Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi pun akan turut diundang.

    Menurut dia, konferensi itu juga digelar karena adanya kerisauan dari PKB terkait dogma pesantren yang cenderung masih memelihara budaya lama. Walaupun pesantren masih tetap eksis, pesantren pun perlu tanggap dalam mengambil perkembangan yang ada di dunia luar.

    “Maka kami laksanakan dengan tema besar, pesantren berkelas menuju Indonesia emas. Itu menggambarkan PKB ingin seluruh pesantren berkelas,” kata dia.

    Dengan konferensi tersebut, dia berharap kesadaran kolektif terbangun di kalangan pengelola dan pemangku kepentingan pesantren dengan memahami pentingnya transformasi pesantren agar lebih produktif melahirkan santri unggul.

    Selain itu, para pengasuh pesantren juga diharapkan mampu mengidentifikasi dan menganalisis tantangan yang dihadapi pesantren dalam kehidupan global, serta merumuskan paradigma baru dan sistem pendidikan pesantren yang mengintegrasikan nilai keislaman, keindonesiaan, dan keilmuan global dalam satu sistem yang komprehensif.

    Dia juga mendorong terciptanya blueprint ekosistem ekonomi pesantren melalui pilar kewirausahaan, koperasi, dan pemanfaatan platform digital, serta konsolidasi modal usaha pesantren yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan.

    “Pesantren dulu pernah punya legasi, pernah punya pengalaman ikut jadi agen perubahan zaman prakemerdekaan, kemerdekaan, sampai pada zaman pembangunan awal itu pesantren menjadi ikon perubahan di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Viral Isu Kuota Haji Dipangkas 50 Persen di 2026, Ini Penjelasan Menag Nasaruddin

    Viral Isu Kuota Haji Dipangkas 50 Persen di 2026, Ini Penjelasan Menag Nasaruddin

    Madinah (beritajatim.com) – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menepis kabar yang menyebut kuota haji Indonesia tahun 2026 akan dipangkas hingga 50 persen. Ia memastikan bahwa hingga kini belum ada pembahasan resmi terkait hal tersebut dengan otoritas Arab Saudi.

    “Isu itu tidak pernah muncul dalam rapat kami. Tidak ada pembahasan soal pengurangan kuota,” tegas Menag Nasaruddin melansir portal resmi Kementerian Agama menjelang pelepasan jemaah haji asal Lombok Tengah yang pulang ke Tanah Air.

    Pernyataan ini disampaikan untuk meredam keresahan masyarakat yang sempat tersulut oleh kabar viral di media sosial terkait penurunan drastis kuota haji Indonesia.

    Hubungan dengan Arab Saudi Tetap Harmonis

    Menag menegaskan bahwa hubungan bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi dalam penyelenggaraan haji tetap terjalin secara profesional dan harmonis. Ia menyebut tidak ada tanda-tanda atau komunikasi resmi terkait pemotongan kuota dari pihak manapun.

    “Hubungan kita sangat baik. Kalau pun ada kekurangan, itu hal wajar dan juga terjadi di negara lain,” katanya.

    Sebagai catatan, kuota haji Indonesia dalam tiga tahun terakhir cenderung stabil. Pada 2023, Indonesia mendapat kuota sebanyak 221.000 jemaah. Jumlah itu meningkat menjadi 241.000 pada 2024. Sedangkan untuk tahun 2025, kuotanya kembali menjadi 221.000.

    Tak Perlu Terprovokasi Isu Tak Jelas

    Menag juga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya, apalagi sampai menyebarkannya di tengah proses pemulangan jemaah yang seharusnya menjadi momen damai dan penuh syukur.

    “Tidak ada keadaan genting. Jangan menyebarkan kepanikan. Kita harus jujur melihat kenyataan di lapangan,” ujar Nasaruddin.

    Ia juga memuji dedikasi petugas haji yang bekerja maksimal di tengah cuaca ekstrem demi memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah.

    “Mereka bekerja dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Jangan sampai pengabdian mereka diputarbalikkan seolah ada kegentingan besar,” lanjutnya.

    Testimoni Jemaah: Layanan Cukup dan Memuaskan

    Pengakuan senada datang dari Sahwan Marzuki, jemaah asal Kloter 2 Lombok Tengah. Ia mengungkapkan bahwa secara umum pelayanan haji berjalan lancar dan layak.

    “Makanan cukup, air mengalir lancar. Hanya sedikit kendala saat di Mina, tapi tak jadi soal. Secara umum kami puas,” kata Sahwan di Bandara Madinah.

    Dengan klarifikasi ini, Kementerian Agama berharap masyarakat tetap tenang dan tidak mudah termakan hoaks yang merugikan banyak pihak. [aje]

  • Menag Sebut Semua Jemaah Melaksanakan Haji, 2 Lansia yang Hilang, Ibadahnya Dibadalkan

    Menag Sebut Semua Jemaah Melaksanakan Haji, 2 Lansia yang Hilang, Ibadahnya Dibadalkan

    Bisnis.com, JEDDAH — Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut hingga fase pemulangan, semua jemaah telah melaksanakan ibadah haji, termasuk dua orang lanjut usia (lansia) yang dibadalkan, atau diwakilkan ibadahnya.

    “Seluruh jemaah haji sudah menunaikan ibadah haji. Tidak ada satu orang pun yang tidak melaksanakan ibadah haji. Ada dua yang hilang, sampai sekarang ini masih dicari ya, tapi itu sudah dibadalkan,” kata Nasaruddin di Kantor Urusan Haji Jeddah, Senin (16/6/2025).

    Dia melanjutkan, petugas badal haji juga sudah mewakilkan ibadah jemaah yang masih dirawat di rumah sakit sampai dengan puncak haji berlangsung di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna).

    Sementara itu, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Linjam) PPIH Arab Saudi Harun Arrasyid menyebut identitas mereka yang hilang yakni Nurimah dari kelompok terbang 19 Embarkasi Palembang (PLM-19) dan Sukardi bin Jakim dari kloter 79 Embarkasi Surabaya (SUB-79). Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, keduanya masuk gelombang II kedatangan tiba pada 25 Mei 2025 dari Jeddah, Arab Saudi.

    “Ini ada yang terlepas dari kloternya sejak kedatangan dua hari dan tiga hari di Tanah Suci. Terlepas dari rombongan sebelum Armuzna,” kata Harun.

    Menurut informasi orang hilang PPIH, Sukardi terakhir kali terlihat berada di Hotel Tala’ea Al-Khair, Makkah pada 29 Mei 2025. Sementara, Nurimah dilaporkan terlepas dari rombongan saat mengunjungi Masjidil Haram.

    “Ada pendampingnya karena usianya Ibu Nurimah sekitar 80 tahun, dan Bapak Sukardi menurut informasi ke kami itu dia 77 tahun,” sambungnya.

    Harun menerangkan pihak Linjam yang menerima laporan jemaah hilang segera membentuk dua tim pencarian, yakni Tim A dan Tim B. Dua tim itu setiap hari mencari Nurimah dan Sukardi di sekitar Makkah dan Jeddah.

    “Juga ke kantor-kantor polisi di wilayah Makkah. Kami juga koordinasi dengan pihak KJRI. KJRI juga bersama dengan tim kami melakukan pencarian, kemudian berkonsultasi dengan konsul haji di Jeddah serta rekan-rekan kesehatan yang ada di KKHI,” imbuh Harun.

    Rencananya, rombongan Kloter PLM 19 dan SUB 79 kembali ke Tanah Air pada 28 Juni 2025. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada titik terang,” kata dia.

  • Evaluasi Sistem Multisyarikah dalam Penyelenggaraan Haji, Ini Kata Menag

    Evaluasi Sistem Multisyarikah dalam Penyelenggaraan Haji, Ini Kata Menag

    Bisnis.com, JEDDAH — Pemberlakuan sistem multisyarikah dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini menjadi salah satu catatan evaluasi. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan banyak evaluasi terhadap pelayanan syarikah terhadap jemaah haji Indonesia tahun ini.

    Seperti diketahui, pelayanan terhadap jemaah haji Indonesia tahun ini melibatkan 8 syarikah, yang merupakan perusahaan swasta Arab Saudi. Hal itu berbeda dari tahun lalu dimana pelayanan dilaksanakan hanya oleh satu syarikah tunggal.

    Sistem multisyarikah ini sebelumnya menimbulkan dinamina di lapangan karena pelayanan jemaah di Indonesia masih berbasis kelompok terbang (kloter). Pada perkembangannya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mencetuskan sejumlah terobosan untuk mengatasi dinamika pelayanan jemaah.

    “Pasti banyak evaluasi kita kan, misalnya ada hal-hal yang tidak boleh terulang di masa-masa akan datang. Misalnya database yang berbeda dengan database di syarikah. Kemudian yang kedua juga tidak boleh terulang, kemah yang tidak sesuai dengan jumlah jemaah. Kemudian juga keterlambatan makanan beberapa hotel ya, juga ada faktor-faktor teknis yang lain,” kata Nasaruddin di Kantor Urusan Haji Jeddah, Arab Saudi, Senin (16/6/2025).

    Ditanya mengenai apakah ada kemungkinan pengurangan jumlah syarikah dalam penyelenggaraan haji mendatang, Menag mengatakan menyerahkan keputusan tersebut kepada penyelenggara tahun depan. Pada 2026, pelaksanaan ibadah haji akan diserahkan kepada Badan Penyelenggara (BP) Haji dan tidak lagi berada di bawah Direktorat Jenderal Haji dan Umrah Kementerian Agama.

    Lebih lanjut Nasaruddin mengatakan sistem multisyarikah yang tahun ini diterapkan sebenarnya dimaksudkan agar tidak ada monopoli dalam pelayanan jemaah. Jika sistemnya berjalan baik sesuai rencana, justru jemaah yang akan diuntungkan karena masing-masing syarikah akan bersaing menyediakan pelayanan terbaiknya.

    “Sebetulnya syarikah-syarikah ini ada positif, negatifnya juga. Kalau syarikahnya tunggal, itu kan kesannya monopoli ya, tapi kalau syarikahnya banyak, itu juga ada dampaknya seperti kemarin. Tetapi saya pikir kalau sistemnya jalan, enggak ada masalah banyak atau sedikitnya, yang penting komunikasi, data itu sangat penting,” ujarnya.

  • Perang Iran vs Israel, Menag Pastikan Pemulangan Jemaah Haji Indonesia Tak Terdampak – Page 3

    Perang Iran vs Israel, Menag Pastikan Pemulangan Jemaah Haji Indonesia Tak Terdampak – Page 3

    Sementara, perang Israel versus Iran berdampak pada proses pemulangan jemaah haji Iran dari Arab Saudi. Raja Salman, berdasarkan rekomendasi Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, memerintahkan Kementerian Haji dan Umrah memberi dukungan dan layanan penuh kepada para jemaah Iran agar selamat sampai di rumah.

    Mengutip Saudi Gazette, Senin (16/6/2025), Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi selanjutnya mendirikan ruang operasi khusus untuk memantau status jemaah Iran sepanjang waktu dan memastikan semua kebutuhan mereka terpenuhi selama di Makkah dan Madinah. Sekitar 76.000 warga Iran berangkat haji pada tahun ini.

    Berkoordinasi dengan otoritas Saudi yang relevan, Arab Saudi telah menyusun rencana pemulangan jemaah haji Iran secara rinci berdasarkan permintaan dari pihak Iran yang bertanggung jawab atas urusan jemaah. Hal itu untuk menjamin kelancaran logistik dan transportasi yang lancar di semua tahap kepulangan mereka.

     

     

    Menurut rencana, jemaah Iran akan menggunakan penerbangan domestik dari Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah dan Bandara Internasional Prince Mohammed bin Abdulaziz di Madinah menuju Bandara Arar. Dari sana, mereka akan melanjutkan perjalanan melalui darat melalui pelabuhan darat Arar yang baru didirikan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Iran.

  • Kisah Haru Petugas Haji: Jadi Tukang Urut Hingga Penolong Jemaah Tersesat

    Kisah Haru Petugas Haji: Jadi Tukang Urut Hingga Penolong Jemaah Tersesat

    Mekah (beritajatim.com)– Di balik kelancaran ibadah haji ribuan warga Indonesia, ada ribuan petugas yang bekerja tanpa lelah, siang malam, di bawah panas gurun. Kisah mereka menyentuh hati, mulai dari menggendong jemaah yang kelelahan, memijat kaki yang kram, hingga menavigasi jalan bagi jemaah yang tersesat. Semua dilakukan dengan ketulusan hati yang luar biasa.

    Bunyamin M. Yapid, Tenaga Ahli Menteri Agama, memberikan apresiasi mendalam kepada para petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi. “Mereka mungkin tak dikenal di bumi, tapi insyaallah terkenal di langit,” ujar Bunyamin saat berada di Madinah, Sabtu (14/6/2026) kemarin.

    Melayani dengan Hati, Melebihi Tugas Resmi

    Cerita menyentuh datang dari Evie Kusnindya, anggota tim Media Center Haji. Di tengah tugas jurnalistiknya, ia berubah menjadi “tukang urut dadakan” bagi dua jemaah lansia yang kram di kaki saat melempar jumrah. Evie tak ragu memijat kaki para ibu itu hingga mampu kembali berjalan. Bahkan, pasangan jemaah asal Turki pun ikut meminta bantuannya.

    “Yang penting jemaah bisa lanjut ibadah dengan aman. Ini bukan sekadar kerja, ini soal kemanusiaan,” tutur Evie melansir situs resmi Kementerian Agama (Kemenag).

    Pengalaman Tak Terlupakan di Tengah Lelah

    Cerita lain datang dari Rokhmanudin, pewarta yang bertugas di Pos 5 Mobile Crisis Rescue. Ia membantu jemaah lansia yang tersesat, kelelahan, bahkan yang belum makan selama dua hari. Dengan roda kursi rusak dan tubuh letih karena puasa makan sejak pagi, Rokhman tetap mengantar mereka sejauh kilometer demi kilometer. “Tenggorokan kering, kaki lecet, tapi hati tetap semangat,” katanya.

    Jemaah pun Ikut Memberi Apresiasi

    Murtinah, jemaah asal Kalimantan Selatan, menyampaikan terima kasih kepada para petugas yang sigap membantu saat ia kehilangan teman sekamarnya di Jamarat. “Pelayanan mereka luar biasa. Walau jumlah petugas terbatas, mereka tetap tanggap dan peduli,” ujar dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat ini.

    Hal serupa diungkapkan oleh Surya, jemaah yang sempat kehilangan ibunya di tengah kerumunan. “Ibu saya ditolong petugas dengan penuh perhatian. Kami sangat berterima kasih,” katanya.

    Dukungan dan Evaluasi untuk Perbaikan

    M. Slamet dari Tim Perlindungan Jemaah menekankan pentingnya peningkatan pembekalan dan seleksi petugas di masa mendatang. Sementara itu, Kolonel Harun Arrasyid dari Satops Armuzna menyebutkan bahwa layanan tahun ini menunjukkan peningkatan signifikan dari segi keamanan, logistik, hingga penginapan.

    Ia juga mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri saat pelemparan jumrah, dan mematuhi jadwal demi menghindari kepadatan serta risiko kesehatan. [aje]

     

  • Terkait Kekurangan Penyelenggaraan Haji 2025, Menag Sebut Karena Sistem Baru

    Terkait Kekurangan Penyelenggaraan Haji 2025, Menag Sebut Karena Sistem Baru

    Bisnis.com, JEDDAH — Penyelenggaraan ibadah haji 2025 tidak lepas dari hambatan dan kekurangan. Menteri Agama Nasaruddin Umar yang berkesempatan menyapa jemaah haji Indonesia di Bandara Jeddah jelang kepulangan ke Tanah Air, mengatakan sistem baru dengan 8 syarikah terlibat menyebabkan sejumlah penyesuaian dalam pelayanan kepada jemaah. 

    Meski demikian, dia mengapresiasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan pihak Pemerintah Arab Saudi yang telah memungkinkan hajatan besar penyelenggaraan ibadah haji tahun ini hampir rampung dengan beberapa catatan prestasi. 

    “Memang di awal-awal ada krusial karena kami pakai sistem baru ya. Ada keterlambatan penemuan hotel, tetapi itu teratasi semuanya sih sebetulnya, tidak ada yang sampai terbengkalai, terlantar,” katanya di Bandara Jeddah, Minggu (15/6/2025). 

    Salah satu indikator catatan prestasi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini yakni turunnya jumlah jemaah haji yang wafat. Menurut Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Mingu (15/6/2026) tercatat ada 279 jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci, turun dari akumulasi periode yang sama tahun lalu sebanyak 461 jiwa. 

    “Alhamdulillah terjadi pengurangan jumlah kematian. Itu juga salah satu indikator yang sangat penting,” katanya. 

    Menag mengajak semua pihak untuk tidak mendramatisasi kekurangan-kekurangan yang terjadi selama penyelenggaraan ibadah haji, melainkan menjadikan hal itu sebagai catatan untuk perbaikan ke depan. 

    Dengan tidak mengecilkan kepentingan jemaah yang terdampak kebijakan sistem baru tahun ini, Menag mengatakan keterlambatan dan kemacetan selalu terjadi setiap tahun pada musim haji di Tanah Suci karena padatnya jemaah dari seluruh dunia. 

    “Jadi yang penting buat kami adalah seluruh jemaah kita itu menyelenggarakan ibadah hajinya. Tidak ada yang tidak terangkut ke Arafah. Tidak ada yang terangkut melalui Muzdalifah. Tidak ada yang tidak ke Mina” katanya. 

    Kini, jemaah haji Indonesia berangsur pulang ke Tanah Air, gelombang pertama melalui Bandara Jeddah, dilanjutkan dengan gelombang kedua melalui Bandara Madinah. Menurut Siskohat, hingga Minggu (15/6/2025) pukul 15:41 Waktu Arab Saudi (WAS) sudah ada 64 kelompok terbang (kloter) dari 525 kloter yang tiba di Indonesia, dengan total 25.011 jemaah.