Tag: Fachrul Razi

  • Kementerian Agama: Masjid Buka 24 Jam Selama Mudik Lebaran 2025 – Halaman all

    Kementerian Agama: Masjid Buka 24 Jam Selama Mudik Lebaran 2025 – Halaman all

    Kebijakan masjid buka 24 jam saat mudik Lebaran 2025 tercantum dalam Surat Edaran (SE) Menag Nomor 2 Tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1446 H/2025 M.

    Dalam poin keenam, terdapat imbauan kepada pengelola masjid/musala di jalur mudik, untuk melayani para pemudik dengan layanan, seperti:

    Membuka masjid 24 jam;

    Memberi penanda keberadaan masjid/musala;

    Memberi layanan toilet bersih dan air wudu;

    Memberi kesempatan pemudik yang ingin beristirahat; dan

    Menyediakan air minum atau makanan ringan untuk takjil para pemudik.

    Selain itu, pengelola masjid dan para pemudik juga diminta untuk bersama-sama menjaga kebersihan, kenyamanan, serta keamanan lingkungan masjid dan musala.

    Berikut ini lampiran edarannya: https://news.detik.com/berita/d-7835213/masjid-buka-24-jam-selama-mudik-lebaran-2025-ini-edarannya.
    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Prediksi Puncak Arus Mudik – Balik Lebaran 2025

    Berdasarkan informasi resmi dari Jasa Marga, puncak arus mudik Lebaran diprediksi terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025 atau pada H-3 Lebaran Idul Fitri. Sementara itu, puncak arus balik Lebaran 2025 diperkirakan akan terjadi pada Minggu, 6 April 2025 atau H+5 Lebaran.

    Jika memungkinkan, hindari bepergian di tanggal-tanggal tersebut untuk memperkecil kemungkinan terjebak macet.

    Libur Lebaran 2025 sebenarnya dimulai dari tanggal 31 Maret 2025. Namun, karena berdekatan dengan libur Nyepi, maka total libur Lebaran 2025 adalah sebagai berikut:

    Jumat, 28 Maret 2025: Cuti bersama Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)

    Sabtu, 29 Maret 2025: Libur akhir pekan/Libur nasional Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947)

    Minggu, 30 Maret 2025: Libur akhir pekan

    Senin, 31 Maret 2025: Libur nasional Idul Fitri 1446 Hijriah

    Selasa, 1 April 2025: Libur nasional Idul Fitri 1446 Hijriah

    Rabu, 2 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah

    Kamis, 3 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah

    Jumat, 4 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah

    Sabtu, 5 April 2025: Libur akhir pekan

    Minggu, 6 April 2025: Libur akhir pekan

    Senin, 7 April 2025: Cuti bersama Idul Fitri 1446 Hijriah.

  • 5
                    
                        Sidang Tom Lembong, Eks Mendag Enggartiasto Lukita Disebut Izinkan Impor Gula Tanpa Rakortas
                        Nasional

    5 Sidang Tom Lembong, Eks Mendag Enggartiasto Lukita Disebut Izinkan Impor Gula Tanpa Rakortas Nasional

    Sidang Tom Lembong, Eks Mendag Enggartiasto Lukita Disebut Izinkan Impor Gula Tanpa Rakortas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Eks Menteri Perdagangan
    Engartiasto Lukita
    disebut dalam sidang dugaan korupsi importasi gula dengan terdakwa Thomas Trikasih Lembong atau
    Tom Lembong
    di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2025).
    Hal itu diungkap saat kuasa hukum Tom Lembong mencecar saksi dari Kepala Subdirektorat Barang Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kemendag, Susy Herawati, soal izin impor yang dilakukan di era Engartiasto.
    Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Susy disebut menyatakan adanya izin impor yang dibuat tanpa rapat koordinasi terbatas (Rakortas) antar kementerian.
    “Kenapa persetujuan impor tidak memenuhi persyaratan, salah satunya dalam hal ini karena tidak ada rakortas, namun tetap diterbitkan dalam hal ini saudara Engartiasto Lukita dalam hal ini sebagai berikut. Apakah hal ini, saudara saksi menerangkan dengan sebenar-benarnya?” ujar kuasa hukum Tom Lembong.
    “Iya,” jawab Susy singkat.
    Susy kemudian menjelaskan, kebijakan itu dibuat di tahun 2017 dan merupakan perintah pimpinan, dalam hal ini Direktur Perdagangan Luar Negeri, Kemendag.
    “Berjenjang, saya perintah dari direktur, tapi saya sudah sampaikan dari kondisi ketidakadaan rakortas tadi,” kata Susy lagi.
    “Karena di sini saudara menjawab, namun pada saat itu direktur impor menyampaikan kepada saya, agar permohonan persetujuan tersebut tetap mesti diproses karena hal tersebut menurut direktur impor merupakan instruksi dari menag bapak Engartiasto Lukita, dengan alasan kewenangan tersebut adalah diskresi dan kewenangan menteri,” kata kuasa hukum Tom Lembong.
    “Pada saat itu, seperti itu,” jawab Susy.
    “Apa yang saksi maksudkan diskresi dan kewenangan menteri?” tanya PH Tom.
    “Saya sampaikan kepada pimpinan saya bahwa ini tidak memenuhi, kemudian bapak direktur mengatakan ini perintah bapak menteri,” imbuh Susy.
    Dalam dakwaan kasus ini, Tom Lembong disebut tidak melakukan pengendalian atas distribusi gula dalam rangka pembentukan stok gula dan stabilisasi harga gula yang seharusnya dilakukan oleh BUMN melalui operasi pasar dan/atau pasar murah.
    Tom disebut tidak menunjuk perusahaan BUMN untuk pengendalian ketersediaan dan stabilisasi harga gula, tetapi menunjuk Induk Koperasi Kartika (Inkopkar), Induk Koperasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Inkoppol), Pusat Koperasi Kepolisian Republik Indonesia (Puskopol), dan Satuan Koperasi Kesejahteraan Pegawai (SKKP) TNI-Polri.
    Jaksa juga menyebutkan, Tom menerbitkan surat persetujuan impor gula kristal mentah (GKM) tanpa dasar rapat koordinasi antarkementerian.
    Kemudian, menurut Jaksa, tanpa disertai rekomendasi dari Kementerian Perindustrian, Tom Lembong memberikan surat Pengakuan Impor/Persetujuan Impor GKM.
    Tom Lembong didakwa melanggar Pasal 2 atau Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
    Perbuatannya dinilai melanggar hukum, memperkaya orang lain ataupun korporasi yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 578 miliar saat melaksanakan kebijakan importasi gula untuk kebutuhan pangan nasional.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    Idulfitri 2025 Pemerintah dan Muhammadiyah Sama Tanggal 31 Maret 2025? Ini Penjelasan Kemenag

    TRIBUNJATENG.COM – Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025 diprediksi akan berlangsung serentak di Indonesia.

    Artinya, tak ada perbedaan antara pemerintah dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

    Hal tersebut dikatakan Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag) Abu Rokhmad di Kantor Kemenag, Jakarta, Jumat (21/3/2025). 

    Ia menyampaikan, perkiraan Lebaran pemerintah dan Muhammadiyah jatuh pada tanggal yang sama didasarkan pada perhitungan hisab.

    Hisab adalah perhitungan secara astronomis dan sistematis untuk menentukan posisi Bulan sebagai cara menentukan dimulainya awal bulan dalam kalender Hijriah.

    “Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan Insya Allah (Idul Fitri 2025) akan sama (dengan Muhammadiyah),” ujar Abu Rokhmad dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/3/2025).

    Lalu, Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Lebaran 2025 jatuh pada hari apa?

    Abu Rokhmad mengatakan, umat Islam di Indonesia akan merayakan Lebaran pada Senin (31/3/2025).

    Ia menjelaskan, puasa Ramadhan 2025 bakal dilakukan selama 30 hari sejak Sabtu (1/3/2025) karena hilal tidak dapat dilihat.

    “Maka umur Ramadhan itu kan ada dua, 29 atau 30 hari. Kalau tidak bisa melihat hilal di tanggal 29 maka Ramadhan digenapkan 30 hari,” jelas Abu Rokhmad.

    “Jadi, Insya Allah, awal Syawal Idul Fitri kita kompak bareng-bareng,” tambahnya.

    Meski prediksi Lebaran 2025 sudah keluar, Kemenag tetap menggelar Sidang Isbat untuk menentukan 1 Syawal 1446 Hijriah.

    Sidang Isbat bakal dihelat di kantor pusat Kemenag di Jalan MH Thamrin, Jakarta pada 29 Ramadhan yang bertepatan dengan Sabtu (29/3/2025).

    “Kami akan menggelar Sidang Isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, Sidang Isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadhan, 29 Ramadhan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” kata Abu Rokhmad dikutip dari laman resmi Kemenag, Selasa (18/3/2025).

    Tahapan Sidang Isbat Lebaran 2025

    Kemenag akan mengundang beberapa pihak untuk hadir dalam Sidang Isbat, yakni duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Pihak lain yang diundang adalah LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

     Jalannya Sidang Isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1446 Hijriah sebelum umat Islam merayakan Lebaran 2025 akan dimulai dengan seminar posisi hilal pukul 16.30 WIB sampai menjelang maghrib.

    Setelah itu, Kemenag akan menggelar Sidang Isbat secara tertutup pukul 18.45 WIB.

    Hasil Sidang Isbat bakal diumumkan kepada masyarakat melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

    Posisi hilal

    Abu Rokhmad menjelaskan, ijtimak atau konjungsi secara hisab terjadi pada Sabtu (29/3/2025) pukul 17.57.58 WIB.

    Posisi hilal berada di antara -3 di Papua dan -1 di Aceh berdasarkan data astronomi ketika Matahari terbenam.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” jelas Abu Rokhmad.

    Ia menambahkan, penentuan awal Syawal 1446 Hijriah dilakukan dengan metode hisab dan rukyat.

    Hal tersebut sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Fatwa MUI mengatur bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyat oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional. (Kompas.com)

  • Tahap II Pelunasan Biaya Haji (Bipih) 2025 Dibuka, Berikut Syaratnya!

    Tahap II Pelunasan Biaya Haji (Bipih) 2025 Dibuka, Berikut Syaratnya!

    Bisnis.com, MEDAN – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatra Utara membuka kembali masa pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) 2025 mulai hari ini, Senin (24/3/2025).

    Ketentuan ini berdasarkan Keputusan Menteri Agama No 142 Tahun 2025 yang salah satunya menyatakan bahwa pengisian kuota haji reguler tahap kedua dilakukan jika pengisian kuota haji reguler tahap kesatu tidak terpenuhi pada hari terakhir pelunasan.

    Di Sumatra Utara, hingga akhir masa pelunasan tahap I pada 14 Maret lalu, baru sekitar 76% kuota calon jemaah haji yang terisi.

    Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (Kabid PHU) Kanwil Kemenagsu Zulkifli Sitorus mengatakan pelunasan Bipih bagi calon jemaah reguler di tahap kedua akan berlangsung hingga 17 April 2025.

    Dia menyebut ada ketentuan bagi calon jemaah reguler yang boleh melunasi biaya haji di tahap kedua ini, diantaranya yakni hanya mereka yang gagal bayar karena kendala sistem di tahap I yang dapat mengikuti tahap kedua pelunasan.

    “Jemaah haji yang berhak melunasi biaya haji tahap dua yaitu, jemaah haji reguler yang saat pelunasan tahap sebelumnya mengalami kegagalan sistem. Kemudian, mereka yang jadi pendamping jemaah haji reguler lanjut usia, jemaah haji reguler terpisah dengan mahram atau keluarga, dan pendamping penyandang disabilitas,” jelas Zulkifli, Senin (24/3).

    Periode kedua ini juga menjadi masa bagi jemaah haji reguler cadangan yang telah memenuhi ketentuan untuk bisa melunasi Bipih.

    Diketahui, terdapat 2.327 calon haji cadangan atau 30% dari total 7.757 calon haji reguler dari Sumatra Utara pada musim haji tahun 2025.

    Zulkifli menyebut saat inj masih terdapat sisa kuota jemaah haji asal Sumut sebanyak 1.999 orang. Hal itu karena banyak calon jemaah haji yang belum melakukan pelunasan di tahap I.

    Adapun, pelunasan Bipih tahap kedua dibuka mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB setiap hari kerja.

    Meski dibuka sejak 24 Maret hingga 17 April 2025, Zulkifli mengingatkan agar calon jemaah haji segera melunasi Bipih di awal waktu lantaran masa pembayaran tahap kedua ini bertepatan dengan momen cuti bersama dan libur panjang Idulfitri 2025.

    “Sesungguhnya masa pembayaran yang efektif itu hanya 10 hari kerja karena ada libur dan cuti bersama lebaran. Jadi, kami imbau kepada calon jemaah haji yang akan melunasi tahap 2 agar segera mungkin melunasi diawal jangan menunggu batas akhir tahap 2,” ujarnya.

    Sebagai informasi, tahun ini ada sebanyak 8.328 kuota haji reguler asal Sumut yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci, terdiri atas 7.757 calon haji reguler, 416 lanjut usia, dan selebihnya adalah Pembimbing Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) dan Petugas Haji Daerah.

  • Kapan Sidang Isbat Idulfitri 2025? Cek Jadwal Resminya Sekarang!

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 2025? Cek Jadwal Resminya Sekarang!

    Jakarta, Beritasatu.com – Menjelang hari raya Idulfitri 2025, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan awal bulan Syawal 1446 Hijriah. Sidang ini menjadi momen krusial bagi umat Islam di Indonesia karena akan menentukan kapan hari kemenangan setelah ibadah puasa Ramadan selama satu bulan.

    Sidang isbat dilakukan dengan mempertimbangkan dua metode utama, yaitu hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal). Metode hisab digunakan untuk memperkirakan posisi hilal secara matematis, sementara rukyat dilakukan dengan pengamatan langsung di berbagai titik pemantauan di Indonesia.

    Keputusan dari sidang ini akan menjadi acuan bagi umat Islam dalam menentukan perayaan Idulfitri, baik secara serempak maupun berbeda, tergantung hasil pengamatan hilal.

    Apa Itu Sidang Isbat?

    Sidang isbat adalah pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia untuk menetapkan awal bulan dalam kalender Hijriah, seperti Ramadan, Syawal (Idulfitri), dan Zulhijah (Iduladha). Kata isbat sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti penetapan atau keputusan.

    Sidang ini melibatkan berbagai pihak, termasuk ulama, pakar astronomi, ahli ilmu falak dari organisasi masyarakat Islam, serta instansi terkait. Tujuan utama dari sidang ini adalah mencapai kesepakatan dalam penetapan awal bulan Hijriah, sehingga umat Islam di Indonesia memiliki pedoman yang sama dalam menjalankan ibadah.

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 1446 H/2025?

    Kementerian Agama dijadwalkan menggelar sidang isbat untuk menetapkan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah pada Sabtu (29/3/2025). Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa ada kemungkinan Lebaran akan jatuh pada Senin (31/3/2025), yang berpotensi dirayakan serentak oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

    “Potensinya ada untuk berbarengan. Iya, potensinya sama Lebaran 31 Maret 2025,” kata Nasaruddin Umar pada Sabtu (22/3/2025).

    Menurut Nasaruddin, potensi perayaan Idulfitri yang sama antara pemerintah dan Muhammadiyah didasarkan pada kondisi objektif perhitungan hilal. Berdasarkan metode hisab, posisi hilal masih di bawah nol derajat, tepatnya minus tiga derajat.

    Sementara itu, elongasi hilal juga masih rendah dan belum memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan, yaitu ketinggian hilal minimal tiga derajat dengan elongasi sekitar enam derajat.

    Meski demikian, Nasaruddin mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil resmi sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025). Penentuan awal Syawal ini akan diawali dengan pemantauan hilal di berbagai titik lokasi di seluruh Indonesia sebelum diputuskan secara resmi melalui sidang isbat.

    Dengan demikian, umat Islam di Indonesia diharapkan dapat mengikuti keputusan resmi pemerintah setelah melaksanakan sidang isbat dalam penentuan perayaan Idulfitri, demi menjaga kebersamaan dan persatuan dalam menjalankan ibadah.

  • Kapan Lebaran 2025? Ini Versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

    Kapan Lebaran 2025? Ini Versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

    Jakarta, Beritasatu.com – Hari raya Idulfitri atau Lebaran 2025 menjadi momen yang dinanti oleh umat Islam di Indonesia karena menandai akhir bulan Ramadan dan perayaan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan.

    Penentuan 1 Syawal 1446 H dilakukan dengan berbagai metode astronomi, yakni hisab dan rukyat, yang digunakan oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), serta Muhammadiyah.

    Hisab merupakan metode perhitungan secara matematis dan astronomi untuk menentukan posisi hilal, sedangkan rukyat dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap keberadaan hilal di langit saat matahari terbenam.

    Setiap tahun, perbedaan metode ini sering kali memunculkan kemungkinan perbedaan penetapan tanggal Lebaran. Namun, pada 2025, ada potensi perayaan Idulfitri dilakukan secara serentak oleh pemerintah, NU, dan Muhammadiyah.

    Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jadwal Lebaran 2025 menurut ketiga pihak tersebut.

    Lebaran 2025 Versi Pemerintah

    Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, 1 Syawal 1446 H diperkirakan jatuh pada Senin (31/3/2025). Namun, kepastian resmi baru akan ditetapkan setelah sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025).

    Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa ada kemungkinan Lebaran dirayakan secara serentak oleh pemerintah, NU, dan Muhammadiyah. Hal ini didasarkan pada kondisi objektif astronomi, di mana hilal masih berada di bawah ufuk saat Matahari terbenam, dengan ketinggian minus tiga derajat dan elongasi yang belum memenuhi standar visibilitas.

    Dalam sidang isbat nanti, Kementerian Agama akan mengonfirmasi data hisab dengan metode rukyat. Pengamatan hilal dilakukan di 33 titik di seluruh Indonesia, kecuali Bali yang tengah memperingati hari raya Nyepi. Jika hilal tidak terlihat, maka bulan Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari, sehingga Idulfitri dipastikan jatuh pada Senin (31/3/2025).

    Lebaran 2025 Versi NU

    Nahdlatul Ulama (NU) hingga saat ini belum menetapkan tanggal resmi Idulfitri 2025. NU menggunakan metode rukyat, yakni dengan mengamati hilal saat matahari terbenam pada akhir bulan Ramadan. Jika hilal terlihat, maka 1 Syawal dimulai pada keesokan harinya. Namun, apabila hilal tidak tampak, maka Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari.

    Pada tahun-tahun sebelumnya, hasil rukyat NU umumnya selaras dengan keputusan pemerintah. Oleh karena itu, ada kemungkinan besar bahwa Lebaran 2025 juga akan bertepatan dengan Senin (31/3/2025).

    Lebaran 2025 Versi Muhammadiyah

    Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin (31/3/2025). Penetapan ini menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang mengacu pada posisi bulan saat Matahari terbenam.

    Perhitungan hisab Muhammadiyah menunjukkan bahwa ijtimak terjadi pada Sabtu (29/3/2025), pukul 17.59 WIB. Namun, karena hilal masih berada di bawah ufuk di seluruh wilayah Indonesia, maka bulan Ramadan disempurnakan menjadi 30 hari. Dengan demikian, umat Islam yang mengikuti ketetapan Muhammadiyah akan merayakan Idulfitri pada Senin (31/3/2025).

    Kapan Sidang Isbat Idulfitri 1446 H/2025?

    Kementerian Agama berencana menggelar sidang isbat pada Sabtu (29/3/2025), untuk menetapkan hari raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa ada peluang besar Lebaran akan jatuh pada Senin (31/3/2025), dan berpotensi dirayakan secara bersamaan oleh pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), serta Muhammadiyah.

    Berdasarkan perhitungan dan metode yang digunakan oleh pemerintah, NU, dan Muhammadiyah, terdapat potensi besar bahwa Idulfitri atau Lebaran 2025 akan dirayakan secara serentak pada Senin (31/3/2025). Namun, kepastian akhirnya tetap menunggu hasil sidang isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025).

  • Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    Festival Ramadan Awali Pembangunan Masjid Agung di Tangerang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kegiatan festival “Ramadan Under The Dome” yang diadakan di Pantai Indah Kapuk 2 Tangerang, Banten, pada 21 Maret 2025, menandai awal dalam pengembangan fasilitas ibadah, di antaranya Masjid Agung As’adiyah, di kawasan tersebut.

    Acara yang dilaksanakan di SPIKE Air Dome ini tak hanya festival Ramadan, tapi bagian dari awal rencana pembangunan pusat ibadah khususnya Masjid Agung di kawasan tersebut.

    Acara ini digelar terpusat di satu lokasi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan terpisah-pisah.

    Di samping berbuka puasa, acara juga menyuguhkan tausiyah dan siraman rohani sebagai bagian dari perjalanan pengembangan fasilitas keagamaan di kawasan ini.

    Managing Director Spike Air Dome, Ryan Adrian mengatakan, dengan dimulainya acara festival Ramadan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pengembangan fasilitas ibadah yang lebih besar, yang nantinya akan mendukung kebutuhan spiritual masyarakat.

    “Jadi, harapannya ini menjadi yang pertama, sekaligus awal dari sesuatu yang lebih besar,” kata Ryan, dalam keterangannya, dikutip Minggu (23/3/2025).

    Sebagai bagian dari upaya pengembangan, pembangunan fasilitas ibadah besar, termasuk masjid agung dengan kapasitas tampung hingga 5.000 orang, kini tengah direncanakan.

    Pengembangan tersebut bertujuan untuk menyediakan tempat ibadah yang memadai sekaligus mendukung aktivitas keagamaan masyarakat.

    Proyek pembangunan ini, yang mencakup masjid-masjid besar, diharapkan dapat selesai pada akhir 2026 dan menjadi pusat kegiatan keagamaan serta pendidikan bagi masyarakat muslim atau Islamic Center.

    “Selama ini, di sini belum ada fasilitas masjid yang besar. Jadi, ini adalah salah satu road to (Masjid Agung-red),” ujar Ryan.

    “Karena kami sedang membangun fasilitas-fasilitas ibadah yang besar, masjid-masjid, termasuk masjid agung. Jadi, ini adalah road to masjid-masjid yang sedang kami bangun,” sambungnya.

    Rencana pembangunan masjid agung ini sempat disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar saat meresmikan pemancangan pembangunan Masjid Al Ikhlas, di PIK 2 pada 7 Maret 2025. 

    Menag pun berharap Masjid Al Ikhlas tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat.

    Ia juga menyatakan bahwa masjid ini merupakan yang keempat di kawasan tersebut, dengan rencana pembangunan Masjid Agung As’adiyah yang lebih besar dan akan berfungsi sebagai Islamic Center dengan kapasitas 5.000 jemaah.

  • Lebaran Idul Fitri 2025: Ini Tanggal dan Libur Panjang yang Dinanti – Page 3

    Lebaran Idul Fitri 2025: Ini Tanggal dan Libur Panjang yang Dinanti – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di Indonesia. Pada tahun 2025, pemerintah memprediksi Hari Raya Idul Fitri 1446 H akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Bila itu terjadi, lebaran ini akan berlangsung secara serentak bersama Muhammadiyah.

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad, memprediksi Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1446 Hijriah/2025 Masehi akan jatuh pada pada tangggal 31 Maret 2025.

    “Kalau menurut hitung-hitungannya hisab, kemungkinan insya Allah (Idul Fitri) kita akan sama, yaitu di tanggal 31 Maret,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.

    Abu menjelaskan secara astronomis atau hisab pada 29 Ramadhan 1446 Hijriah, belum terjadi ijtimak. Posisi hilal masih di bawah ufuk antara -3 hingga -1 derajat. Artinya, secara teori hilal tidak mungkin bisa diamati.

    sementara itu berdasarkan analisis astronomi, Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Hal ini disampaikan oleh Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.

    Menurutnya, perhitungan berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) serta wujudul hilal menunjukkan keseragaman dalam penentuan awal Syawal tahun ini.

    “Fakta astronomi dari tanggal awal Syawal 1446 menurut kriteria MABIMS berada di wilayah benua Amerika. Ini adalah garis tanggal ketinggian 3 derajat dan ini garis tanggal elongasi 6,4 derajat geosentrik pada saat Maghrib 29 Maret, hilal tidak mungkin terlihat di Indonesia, maka satu Syawal 1446 menurut kriteria Mabims adalah 31 Maret 2025,” ujar Thomas dikutip pada Kamis (20/3/2025).

    Senada dengan itu, kriteria wujudul hilal juga menunjukkan hasil yang sama. “Garis tanggal wujudul hilal berada di luar Indonesia, tepatnya di Asia Tengah. Pada saat Maghrib 29 Maret, hilal di Indonesia masih di bawah ufuk, sehingga Idul Fitri juga jatuh pada 31 Maret 2025,” tambahnya.

    Dengan demikian, Idul Fitri tahun ini diprediksi akan dirayakan secara seragam pada Senin, 31 Maret 2025, baik oleh pemerintah maupun organisasi Islam di Indonesia.

    “Kepastian resminya akan ditetapkan dalam Sidang Isbat pada 29 Maret 2025,” kata Thomas Djamaluddin.

     

  • Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Lebaran Idulfitri 2025 pada 29 Maret

    Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Lebaran Idulfitri 2025 pada 29 Maret

    Bisnis.com, JAKARTA –  Kementerian Agama akan menggelar sidang penetapan (isbat) awal Syawal 1446 H pada 29 Ramadan yang bertepatan 29 Maret 2025.

    Hal ini ditegaskan oleh Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad saat memimpin Rapat Persiapan Sidang Isbat Awal Syawal 1446 H.

    “Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah,” jelas Abu Rokhmad dilansir dari laman resmi Kemenag.

    Penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawwal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam.

    Menurut Abu Rokhmad, hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Dalam fatwa itu disebutkan, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

    Secara hisab atau perhitungan astronomi, lanjut Abu Rokhmad, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.

    “Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat,” tegas Abu Rokhmad.

    Dijeskan Abu Rokhmad, setidaknya ada dua dimensi dari proses pelaksanaan Rukyatul Hilal. Pertama, dimensi ta’abbudi. “Rukyat sejalan sunnah Nabi yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa,” ujarnya.

    “Sunnah ini dipertegas oleh Fatwa MUI bahwa penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat,” sambungnya.

    “Ini juga bagian dari Syiar Islam. Ini penting,” katanya lagi.

    Kedua, dimensi pengetahuan. Rukyat merupakan proses konfirnasi atas data-data hisab dan antronomis.

    “Apa yang telah dihitung secara astronomi, kita konfirmasi di lapangan melalui rukyat,” sebut Abu Rokhmad.

    “Sebagaimana awal Ramadan, kita akan gunakan alat yang canggih dalam proses rukyat,” sambungnya.

    Proses Rukyatul Hilal rencana akan dilalukan di 33 titik. Menurut Abu Rokhmad, ada satu titik rukyatul hilal di setiap provinsi, kecuali Bali.

    “Di provinsi Bali dalam suasana Nyepi. Sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati,” tandasnya.

    Abu Rokhmad menambahkan, proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib. Kemenag mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Diundang juga perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.

    Sidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutup. Hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
     

  • Menag Nasaruddin: Kerukunan Umat Kunci Kembangkan Potensi Bangsa

    Menag Nasaruddin: Kerukunan Umat Kunci Kembangkan Potensi Bangsa

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan, kerukunan umat beragama merupakan syarat penting dalam mengembangkan potensi bangsa. Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, tetapi tanpa persatuan dan solidaritas, potensi tersebut tidak akan dapat dimanfaatkan secara optimal.

    “Harus berbanding lurus antara potensi bangsa, keindahan bangsa, tetapi pada saat yang bersamaan adalah kerukunan itu sendiri. Tanpa kerukunan, tidak ada artinya apapun kekayaan itu. Karena itu, perpaduan antara kerukunan, solidaritas, dan juga penggalian potensi, potensi kekayaan bangsa, itu harus dimanfaatkan,” ujar Menag Nasaruddin, di Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

    Selain menekankan pentingnya kerukunan, Nasaruddin juga mengajak masyarakat untuk menanamkan semangat kebangsaan di tengah keberagaman. Ia menekankan, setiap warga negara, terlepas dari agamanya, harus memiliki rasa cinta terhadap Indonesia.

    “Jadi bagaimana mendidik seorang muslim 100%, tetapi juga Indonesia 100%. Katolik 100%, Indonesia juga 100%. Jangan mempertentangkan antara keagamaan dan kebangsaan. Sebab itu bisa menjadi masalah dalam kehidupan berbangsa,” jelas Nasaruddin.

    Dengan semangat persatuan, Nasaruddin meyakini Indonesia bisa fokus mengelola potensi yang dimiliki guna mengatasi berbagai permasalahan sosial, termasuk kemiskinan.

    Dalam kesempatan yang sama, Menag Nasaruddin juga menyoroti pentingnya pengelolaan potensi bangsa secara adil. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan memberantas korupsi.

    “Kita sangat yakin apabila potensi di Indonesia dikelola secara adil, maka seharusnya tidak ada orang miskin di Indonesia. Maka itu, kita harus mendukung Presiden Prabowo memberantas korupsi yang menggerus potensi bangsa,” jelas Menag Nasaruddin.