Tag: Darmawan Junaidi

  • Raih Dua Sertifikat Internasional, Bukti Komitmen Bank Mandiri Dorong Peningkatan Kualitas Pegawai – Halaman all

    Raih Dua Sertifikat Internasional, Bukti Komitmen Bank Mandiri Dorong Peningkatan Kualitas Pegawai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bank Mandiri terus memperkuat komitmen dalam mendorong peningkatan kualitas dan profesionalisme pegawai guna menciptakan pemimpin yang unggul, tangguh dan berdaya saing global. Melalui berbagai inovasi pada skills and knowledge development training bagi pegawai, bank bersandi saham BMRI ini berhasil mengantongi sertifikat internasional. 

    Di antaranya adalah ISO 21001:2018 Educational Organization Management Systems for Educational Organizations, dan ISO 30422:2022 Human Resources – Learning & Development. Bahkan, bank berlogo pita emas ini mampu menjadi pelopor penerapan ISO 30422 pertama di tanah air. 

    Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyatakan, sertifikasi ini menjadi bukti nyata Bank Mandiri dalam memberikan standar terbaik dalam pengelolaan pendidikan dan pengembangan. Selaras dengan upaya untuk mengakselerasi prestasi pegawai Bank Mandiri atau Mandirian. 

    “Penerapan standar ISO 21001:2018 dan ISO 30422:2022 yang dilakukan oleh Mandiri Corporate University menunjukkan komitmen kami dalam memastikan pengembangan pegawai sebagai prioritas utama. Fakta bahwa Bank Mandiri menjadi pelopor dalam penerapan ISO 30422:2022 di bidang Human Resources – Learning & Development merupakan refleksi dari visi besar kami untuk terus berinovasi dan memimpin transformasi di sektor perbankan Indonesia,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Kamis (13/2).

    Adapun ISO 21001:2018 merupakan standar internasional yang dirancang untuk memastikan bahwa organisasi pendidikan dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran yang beragam secara efektif dan efisien. Sementara itu, ISO 30422:2022 menjadi bukti bahwa Mandiri Corporate University telah berhasil menerapkan praktik terbaik dalam pengelolaan pembelajaran dan pengembangan pegawai yang selaras dengan konteks dan strategi organisasi.

    Sementara itu, Direktur Kepatuhan dan SDM Bank Mandiri Agus Dwi Handaya, menyampaikan, pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh Bank Mandiri  yang berkomitmen untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas dan mendukung keberlanjutan pengembangan Mandirian.

    “Kami optimis, dengan standar internasional ini, Mandiri Corporate University dapat terus memberikan kontribusi strategis dalam meningkatkan kapabilitas dan kompetensi pegawai, sehingga mampu menjawab tantangan bisnis di masa depan. Hingga, mempertahankan posisi Bank Mandiri sebagai talent pool unggulan di tanah air,” jelasnya. 

    Hasilnya, Mandirian mampu berkontribusi pada pencapaian finansial perseroan pada tahun lalu yang tumbuh ekspansif. Pada Kuartal IV 2024, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,78 triliun yang ditopang oleh pendapatan bunga bersih (NII) mencapai Rp 75,83 triliun. Hal ini juga didukung oleh realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi mencapai Rp 1.670,55 triliun naik 19,5 persen secara year on year (YoY), dengan pertumbuhan positif di beberapa segmen utama.

    Realisasi tersebut, sekaligus menjadikan Bank Mandiri sebagai bank dengan loan market share terbesar di industri. Sementara itu, kualitas kredit tetap menjadi perhatian utama Bank Mandiri, tercermin dari upaya perseroan dalam menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tetap terkendali di level 0,97% pada akhir 2024, turun 5 basis poin (bps) dari periode tahun sebelumnya.

    Pada periode yang sama, kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 7,73% YoY menjadi Rp 1.699 triliun, didorong oleh kenaikan signifikan pada segmen giro dan tabungan. Porsi CASA mencapai 80,3?ri total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah.

  • Bank Mandiri Raih Skor ESG Terbaik di KBMI IV Versi Sustainalytics

    Bank Mandiri Raih Skor ESG Terbaik di KBMI IV Versi Sustainalytics

    Jakarta – Bank Mandiri (kode saham BMRI) terus memperkuat komitmennya dalam mengelola risiko Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan.

    Hasil dari upaya tersebut, Bank Mandiri menjadi Bank terbaik di Indonesia untuk ESG Score dari lembaga rating Sustainalytics. Bank Mandiri mencatatkan penurunan ESG Risk Rating yang signifikan dari 28,2 di tahun 2024 menjadi 17,5 per 9 Januari 2025, berdasarkan evaluasi terbaru yang dilakukan oleh Sustainalytics.

    “Peringkat ESG yang diraih Bank Mandiri bukan hanya sekadar angka, tetapi merupakan cerminan dari komitmen dan implementasi nyata prinsip keberlanjutan di seluruh aspek bisnis dan operasional perseroan. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa Bank Mandiri terus berupaya mengintegrasikan faktor ESG dalam strategi pertumbuhan jangka panjangnya,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/2/2025).

    Sebagai perusahaan pemeringkat ESG terkemuka di tingkat internasional, Sustainalytics memberikan penilaian terhadap ribuan perusahaan dari berbagai sektor, termasuk perbankan, untuk mengukur risiko dan kinerja keberlanjutan. Secara global, bank-bank yang memperoleh peringkat ESG terbaik dari Sustainalytics umumnya memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan, dengan praktik pengelolaan risiko ESG yang matang, strategi jangka panjang yang berorientasi pada dekarbonisasi, serta keterlibatan aktif dalam pembiayaan hijau dan sosial.

    Merujuk sistem penilaian yang digunakan, skor yang lebih kecil menunjukkan tingkat risiko ESG yang lebih rendah, di mana skor yang lebih rendah mencerminkan kinerja keberlanjutan yang lebih baik. Secara global, Bank Mandiri saat ini menempati peringkat ke-198 dari 1.027 bank yang dievaluasi oleh Sustainalytics, menegaskan komitmennya dalam mengelola risiko ESG secara bertanggung jawab.

    Adapun beberapa bank dengan skor ESG terbaik di dunia umumnya, berasal dari kawasan Eropa dan Amerika Utara, yang telah menerapkan kebijakan ESG secara ketat dan konsisten. Praktis, dengan pencapaian terbaru ini, Bank Mandiri semakin menunjukkan daya saingnya dalam lanskap perbankan global, sejajar dengan bank-bank internasional yang juga memiliki strategi keberlanjutan.

    Darmawan menjelaskan penurunan ESG Risk Rating ini didorong oleh berbagai inisiatif strategis yang diterapkan oleh Bank Mandiri seperti pelaksanaan program pengurangan emisi, peningkatan keberagaman gender, serta berbagai inisiatif lainnya yang mendukung pencapaian standar ESG yang lebih baik, termasuk penguatan kebijakan yang mencakup peningkatan signifikan dalam beberapa aspek utama yang dinilai oleh Sustainalytics. Dengan pencapaian ini, Bank Mandiri semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin dalam keberlanjutan perbankan di Indonesia, serta berkontribusi dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan target nasional Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat.

    “Ke depan, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memperkuat proses, kebijakan, dan implementasi ESG, selaras dengan standar global dan harapan para pemangku kepentingan. Dengan langkah ini, Bank Mandiri tidak hanya akan mempertahankan pencapaian positifnya, tetapi juga semakin memperkokoh perannya sebagai Sustainability Champion, yang berkontribusi aktif dalam menciptakan ekonomi yang lebih inklusif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan,” kata Darmawan.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai inisiatif keberlanjutan Bank Mandiri, kunjungi https://www.bankmandiri.co.id/en/esg.

    (akn/akn)

  • Bank Mandiri Makin Hijau! Skor ESG Terbaik di KBMI IV versi Sustainalytics

    Bank Mandiri Makin Hijau! Skor ESG Terbaik di KBMI IV versi Sustainalytics

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Mandiri terus memperkuat komitmennya dalam mengelola risiko Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan. Hasil dari upaya tersebut, Bank Mandiri menjadi Bank terbaik di Indonesia untuk ESG Score dari lembaga rating Sustainalytics. Bank Mandiri mencatatkan penurunan ESG Risk Rating yang signifikan dari 28,2 di tahun 2024 menjadi 17,5 per 9 Januari 2025, berdasarkan evaluasi terbaru yang dilakukan oleh Sustainalytics.

    Sebagai perusahaan pemeringkat ESG terkemuka di tingkat internasional, Sustainalytics memberikan penilaian terhadap ribuan perusahaan dari berbagai sektor, termasuk perbankan, untuk mengukur risiko dan kinerja keberlanjutan. Secara global, bank-bank yang memperoleh peringkat ESG terbaik dari Sustainalytics umumnya memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan, dengan praktik pengelolaan risiko ESG yang matang, strategi jangka panjang yang berorientasi pada dekarbonisasi, serta keterlibatan aktif dalam pembiayaan hijau dan sosial.

    Merujuk sistem penilaian yang digunakan, skor yang lebih kecil menunjukkan tingkat risiko ESG yang lebih rendah, di mana skor yang lebih rendah mencerminkan kinerja keberlanjutan yang lebih baik. Secara global, Bank Mandiri saat ini menempati peringkat ke-198 dari 1.027 bank yang dievaluasi oleh Sustainalytics, menegaskan komitmennya dalam mengelola risiko ESG secara bertanggung jawab.

    Adapun, beberapa bank dengan skor ESG terbaik di dunia umumnya, berasal dari kawasan Eropa dan Amerika Utara, yang telah menerapkan kebijakan ESG secara ketat dan konsisten. Praktis, dengan pencapaian terbaru ini, Bank Mandiri semakin menunjukkan daya saingnya dalam lanskap perbankan global, sejajar dengan bank-bank internasional yang juga memiliki strategi keberlanjutan.

    Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, penurunan ESG Risk Rating ini didorong oleh berbagai inisiatif strategis yang diterapkan oleh Bank Mandiri seperti pelaksanaan program pengurangan emisi, peningkatan keberagaman gender, serta berbagai inisiatif lainnya yang mendukung pencapaian standar ESG yang lebih baik, termasuk penguatan kebijakan yang mencakup peningkatan signifikan dalam beberapa aspek utama yang dinilai oleh Sustainalytics.

    “Peringkat ESG yang diraih Bank Mandiri bukan hanya sekadar angka, tetapi merupakan cerminan dari komitmen dan implementasi nyata prinsip keberlanjutan di seluruh aspek bisnis dan operasional perseroan. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa Bank Mandiri terus berupaya mengintegrasikan faktor ESG dalam strategi pertumbuhan jangka panjangnya,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Kamis (13/2/2025).

    Dengan pencapaian ini, Bank Mandiri semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin dalam keberlanjutan perbankan di Indonesia, serta berkontribusi dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan target nasional Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat.

    “Ke depan, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memperkuat proses, kebijakan, dan implementasi ESG, selaras dengan standar global dan harapan para pemangku kepentingan. Dengan langkah ini, Bank Mandiri tidak hanya akan mempertahankan pencapaian positifnya, tetapi juga semakin memperkokoh perannya sebagai Sustainability Champion, yang berkontribusi aktif dalam menciptakan ekonomi yang lebih inklusif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan,” pungkas Darmawan.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai inisiatif keberlanjutan Bank Mandiri, kunjungi https://www.bankmandiri.co.id/en/esg.

  • Top 3 Bank Dengan Aset Terbesar di 2024, Siapa Juaranya?

    Top 3 Bank Dengan Aset Terbesar di 2024, Siapa Juaranya?

    Jakarta, FORTUNE – Sejumlah Perbankan nasional telah melaporkan capaian kinerjanya sepanjang tahun 2024. Beberapa di antaranya mengalami peningkatan Aset dan menjadi bank dengan aset tertinggi di tahun 2024. 

    Dari sejumlah perbankan nasional, terdapat tiga bank yang menempati posisi tertinggi dengan aset terbesar. Antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (Tbk).

    Aset Bank Mandiri terbesar, tembus Rp2.427 triliun

    Gedung Bank Mandiri (Dok. Bank Mandiri)

    Bank dengan aset terbesar hingga tahun 2024 ialah Bank Mandiri dengan total aset Rp2.427 triliun atau naik 11,6 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya Rp2.174 triliun.

    Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menegaskan bahwa digitalisasi menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat ekosistem bisnis di Indonesia. Dengan strategi tersebut, aset perbankan bakal terdongkrak dengan sendirinya.

     “Kami terus mendorong inovasi digital agar dapat memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi peran kami untuk memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia,” kata Darmawan di Jakarta, (11/2).

    Sementara itu, untuk rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Mandiri juga tetap kuat di level 20,1 persen, dengan return on equity (ROE) mencapai 21,4 persen. 

    “Meskipun menghadapi tantangan global dan domestik sepanjang tahun 2024, kami berhasil mempertahankan kinerja keuangan yang solid,” kata Darmawan.

    Aset BRI tumbuh tipis mencapai Rp1.992 triliun

    BRI Tower. (Dok. BRI)

    Di posisi kedua, bank dengan aset terbesar ditempati oleh BRI dengan total aset mencapai Rp1.992 triliun hingga akhir 2024. Meski demikian, pertumbuhan aset dari bank dengan spesialis UMKM ini hanya tumbuh tipis 1,42 persen secara year on year (yoy).

    Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan bahwa capaian kinerja positif BRI pada tahun 2024 didukung kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Dimana rasio Loan Deposit Ratio (LDR) BRI berada di level 88,85 persen dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 26,63 persen.

    Sunarso menegaskan bahwa ditengah berbagai tantangan di pasar, BRI akan fokus untuk menjaga stabilitas dan resiliensi kinerja, serta akan berkomitmen untuk mendukung ekonomi kerakyatan, utamanya melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan, serta berbagai inisiatif pemberdayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Aset BCA capai Rp1.592 triliun, jadi bank swasta terbesar

    Ilustrasi Bank Central Asia (BCA) (bca.co.id)

    Sementara itu, bank dengan aset terbesar posisi ketiga ditempati oleh BCA dengan nilai mencapai Rp1.592 triliun atau naik tipis 2,51 persen (yoy) pada akhir 2024. Capaian itu sejalan dengan rasio loan at risk (LAR) BCA yang membaik mencapai 5,3 persen pada tahun 2024, dibandingkan 6,9 persen pada 2023. Sementara itu untuk CAR BCA pada September 2024 mencapai sebesar 29,3 persen.

    “BCA berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan pemerintah dan otoritas, sehingga perusahaan mampu melewati 2024 dengan solid dan menorehkan kinerja positif,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

    Jahja optimis kinerja BCA masih akan tetap positif mulai dari kredit hingga dana pihak ketiga (DPK) dan dapat terus memacu pertumbuhan aset perbankan.

  • Dana Kelolaan Investor MIF 2025 Capai US,65 Triliun

    Dana Kelolaan Investor MIF 2025 Capai US$18,65 Triliun

    Jakarta, FORTUNE – Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 menarik perhatian lebih dari 22.000 peserta, dengan 700 peserta merupakan investor asing, perwakilan negara asing, hingga pimpinan dan anggota dari kamar dagang berbagai negara.

    Lebih terperinci, investor asing yang berpartisipasi memiliki total asset under management (AUM) atau dana kelolaan sebesar US$18,65 triliun.

    “Total AUM ini meningkat sebesar 33 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$14 triliun. Cakupan investor yang sangat luas ini merupakan hasil kerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, serta kantor luar negeri dari Bank Mandiri,” kata Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta, Selasa (11/2).

    Darmawan menyatakan penyelenggaraan MIF 2025 edisi ke-14 dari forum investasi di Indonesia dengan tema “Nourishing Future Growth”, membahas isu global dan domestik, serta strategi dan kebijakan dalam mengantisipasi berbagai risiko ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi global.

    Di samping itu, ia juga menekankan bahwa strategi inovasi digital dan ekspansi jaringan internasional menjadi kunci mengoptimalkan investasi pada sektor-sektor strategis Indonesia.

    Forum yang digelar di Jakarta tersebut juga menyuguhkan tema “Energizing Private Sectors,” yang dirancang mempertemukan investor dengan perusahaan-perusahaan besar pada sektor energi, manufaktur, dan hilirisasi mineral. 

    Program tersebut ditujukan mempercepat aliran investasi ke dalam lima sektor prioritas yang sejalan dengan target pembangunan nasional, dengan partisipasi 44 perusahaan dari dalam dan luar negeri.

    Dalam kesempatan sama, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan fundamental ekonomi Indonesia masih kokoh. Pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03 persen pada 2024 dan peningkatan Penanaman Modal Tetap Bruto sebesar 4,61 persen menjadi indikator daya tarik investasi yang kuat, di tengah tantangan global saat ini. 

    Tidak hanya sebagai ajang diskusi, MIF 2025 juga digelar sebagai wadah interaksi langsung antara investor dan pelaku usaha. Mandiri Sekuritas menyelenggarakan pertemuan one-on-one dan diskusi kelompok kecil, serta mengadakan kunjungan lapangan ke proyek-proyek strategis seperti perumahan murah dan pusat dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    Meskipun menghadapi gejolak pasar global, penyelenggara dan peserta forum menunjukkan optimisme bahwa sinergi antara inovasi teknologi, perluasan jaringan internasional, dan kebijakan ekonomi yang mendukung akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

  • Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di RI

    Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di RI

    PIKIRAN RAKYAT – Bank Mandiri kembali menggelar Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, forum investasi terbesar di Indonesia yang telah memasuki tahun ke-14 penyelenggaraannya. Tahun ini, MIF mengangkat tema “Nourishing Future Growth”, menyoroti strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global serta peluang investasi yang semakin berkembang.

    Sebagai hasil kolaborasi antara Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas, dengan dukungan Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BKPM), MIF 2025 menghadirkan lebih dari 22.000 peserta, termasuk 700 lebih investor asing dari berbagai negara. Forum ini juga menjadi ajang diskusi strategis yang menghadirkan pembuat kebijakan, pakar global, serta pelaku industri untuk menggali potensi investasi di Indonesia.

    Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan pentingnya peran sektor perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    “Bank Mandiri terus berkomitmen untuk mendukung investasi di sektor-sektor strategis seperti pertanian, energi, telekomunikasi, serta industri makanan dan minuman di seluruh wilayah potensial Indonesia. Kami juga mengembangkan inovasi digital untuk meningkatkan akses layanan perbankan yang lebih luas melalui platform seperti Livin’ dan Kopra by Mandiri,” ujar Darmawan di Jakarta, Selasa (11/2).

    MIF 2025 menjadi lebih strategis di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi global, seperti perlambatan pertumbuhan di negara maju, ketegangan geopolitik, serta perubahan kebijakan moneter di berbagai negara. Oleh karena itu, diskusi dalam forum ini akan menitikberatkan pada berbagai aspek ekonomi makro, termasuk stabilitas moneter, investasi sektor riil, dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.

    Peluang Investasi dan Strategi Pertumbuhan Ekonomi

    Dalam sesi Macro Day yang berlangsung hari ini, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, menjelaskan, Bank Mandiri turut mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan iklim investasi melalui berbagai program strategis. Salah satu terobosan terbaru dalam MIF 2025 adalah Business Matching “Energizing Private Sectors”, yang mempertemukan investor dengan korporasi besar Indonesia di sektor energi, manufaktur, dan hilirisasi mineral.

    Melalui sesi Business Matching ini, kami menargetkan percepatan investasi di lima sektor utama yang selaras dengan prioritas pemerintah, yaitu mineral mining & downstreaming, minyak & gas, manufaktur, energi terbarukan serta konstruksi dan infrastruktur dari 44 perusahaan dalam negeri dan luar negeri.

    “Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya akselerasi investasi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” imbuhnya.

    Bank berlogo pita emas ini menambahkan, komitmen Bank Mandiri dalam membangun iklim investasi yang kondusif di Indonesia juga telah direalisasikan antara lain melalui kantor luar negeri (KLN) Bank Mandiri. Saat ini terdapat lima kantor luar negeri Bank Mandiri berada di Singapura, Hongkong, Shanghai (Tiongkok), Cayman Island, Dili (Timor Leste), dan dua kantor perusahaan anak di Kuala Lumpur (Malaysia) dan London (Inggris).

    Keberadaan KLN Bank Mandiri telah berhasil melayani lebih dari 100 ribu nasabah korporasi dan ritel dengan beragam layanan keuangan untuk mendukung bisnis nasabah. Tak hanya memfasilitasi kepentingan korporasi Indonesia di luar negeri, kehadiran KLN Bank Mandiri ini juga berperan untuk menjembatani kebutuhan korporasi global yang telah ataupun akan berbisnis di Indonesia.

    “Bank Mandiri memiliki jaringan luas dengan institusi keuangan, dengan lebih dari 900 bank Koresponden di 35 negara. Jaringan ini memperkuat posisi kami di pasar global dan mendukung pertumbuhan bisnis,” paparnya.

    Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan, penyelenggaraan MIF tahun ini bertepatan dengan awal masa pemerintahan baru Presiden Prabowo dengan program-program nasional yang strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengadaan 3 juta rumah murah, yang baru berjalan.

    “Melihat antusiasme para investor baik dalam maupun luar negeri dalam mengikuti Mandiri Investment Forum 2025 ini, kami yakin forum investasi terbesar di Indonesia ini akan mendukung pandangan investor domestik maupun asing yang positif akan potensi pertumbuhan Indonesia, dan melakukan investasi langsung di berbagai sektor industri di Indonesia,” ungkap Oki.

    Pada kesempatan ini Mandiri Sekuritas turut menyelenggarakan Site Visit atau kunjungan para investor ke perusahaan serta lokasi pusat dapur umum MBG dan perumahan murah, serta Corporate Day yang mempertemukan perusahaan Terbuka (Tbk) dengan para calon investor dalam format one-on-one atau small group meetings.

    Kedua agenda ini, berhasil menghadirkan 400 investor dengan sebanyak 40% di antaranya merupakan investor asing dari berbagai negara seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, Jerman, Norwegia, Uni Emirat Arab dan Australia. Adapun, total dana kelolaan para investor yang hadir pada MIF 2025 ini mencapai US$ 18,65 triliun, jauh lebih tinggi dari dana dana kelolaan investor pada MIF tahun lalu sebesar US$ 14 triliun.

    Optimisme Terhadap Stabilitas Makroekonomi

    Dari sisi makroekonomi, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai Indonesia berada dalam posisi yang relatif kuat di tengah perlambatan ekonomi global. “Momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih solid, didukung oleh kebijakan fiskal yang ekspansif, stabilitas inflasi, serta kinerja ekspor yang tetap positif di beberapa sektor unggulan. Kami juga melihat potensi perbaikan investasi seiring dengan tren pemangkasan suku bunga global,” kata Andry.

    Lebih lanjut, Andry menjelaskan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di berbagai negara dapat menjadi katalis bagi peningkatan aliran modal ke Indonesia. Namun, tantangan dari volatilitas pasar global tetap perlu diantisipasi.

    Terlepas dari tantangan global, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2024 tercatat sebesar 5,03%, tetap kompetitif dibandingkan negara-negara berkembang lainnya.

    Tren investasi juga terus meningkat dengan pertumbuhan Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,61%, tertinggi dalam enam tahun terakhir, yang mencerminkan optimisme investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia. “Dengan berbagai indikator positif ini, Indonesia siap memasuki fase pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.” terang Andry.

    Dukungan Bank Mandiri untuk Ekosistem Digital dan Inklusi Keuangan

    Dalam era transformasi digital, Bank Mandiri terus berinovasi melalui penguatan ekosistem layanan perbankan digital. Hasilnya, Super App Livin’ by Mandiri telah mencatat 29,3 juta pengguna, dengan frekuensi transaksi mencapai 3,9 miliar transaksi pada tahun 2024, tumbuh 38% secara year on year (YoY). Di sisi lain, Kopra by Mandiri berhasil mengelola transaksi senilai Rp 22.700 triliun, dengan pertumbuhan volume transaksi sebesar 17% secara tahunan.

    “Kami percaya digitalisasi menjadi kunci utama dalam meningkatkan efisiensi dan inklusivitas layanan perbankan. Dengan inovasi berkelanjutan, kami berharap dapat memberikan solusi yang lebih baik bagi nasabah, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Darmawan.

    Dengan rangkaian acara yang berlangsung hingga 14 Februari 2025, MIF 2025 diharapkan menjadi katalisator bagi akselerasi investasi di Indonesia. Selain Macro Day, forum ini juga menghadirkan sesi Investment Day dan Corporate Day, yang akan mempertemukan investor dengan perusahaan-perusahaan Indonesia melalui diskusi dan pertemuan bisnis.

    “Kami mengajak para investor untuk menangkap peluang investasi di Indonesia, yang semakin menjanjikan dengan adanya berbagai reformasi kebijakan ekonomi. Kami optimis melalui MIF 2025, kita dapat memperkuat sinergi antara sektor keuangan, dunia usaha, dan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” pungkas Darmawan. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mandiri Investment Forum 2025 Kupas Strategi Investasi dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia – Page 3

    Mandiri Investment Forum 2025 Kupas Strategi Investasi dan Inovasi untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bank Mandiri menyelenggarakan Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 dengan tema “Nourishing Future Growth,” yang berfokus pada strategi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah dinamika global serta peluang investasi yang terus berkembang. Forum investasi terbesar di Indonesia yang telah memasuki tahun ke-14 ini merupakan hasil kolaborasi antara Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas, dengan dukungan Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BKPM).

    Tahun ini, MIF 2025 menghadirkan lebih dari 22.000 peserta, termasuk lebih dari 700 investor asing dari berbagai negara. Selain itu, MIF juga menjadi platform diskusi strategis yang mempertemukan pembuat kebijakan, pakar global, serta pelaku industri untuk membahas potensi investasi di Indonesia.

    Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menekankan pentingnya peran sektor perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    “Bank Mandiri terus berkomitmen untuk mendukung investasi di sektor-sektor strategis seperti pertanian, energi, telekomunikasi, serta industri makanan dan minuman di seluruh wilayah potensial Indonesia. Kami juga mengembangkan inovasi digital untuk meningkatkan akses layanan perbankan yang lebih luas melalui platform seperti Livin’ dan Kopra by Mandiri,” ujar Darmawan di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

    MIF 2025 menjadi lebih strategis di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi global, seperti perlambatan pertumbuhan di negara maju, ketegangan geopolitik, serta perubahan kebijakan moneter di berbagai negara. Oleh karena itu, diskusi dalam forum ini akan menitikberatkan pada berbagai aspek ekonomi makro, termasuk stabilitas moneter, investasi sektor riil, dan kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.

    Peluang Investasi dan Strategi Pertumbuhan Ekonomi

    Dalam sesi Macro Day, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, menjelaskan, Bank Mandiri turut mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan iklim investasi melalui berbagai program strategis. Salah satu terobosan terbaru dalam MIF 2025 adalah Business Matching “Energizing Private Sectors”, yang mempertemukan investor dengan korporasi besar Indonesia di sektor energi, manufaktur, dan hilirisasi mineral.

    Melalui sesi Business Matching ini, Bank Mandiri menargetkan percepatan investasi di lima sektor utama yang selaras dengan prioritas pemerintah, yaitu mineral mining & downstreaming, minyak & gas, manufaktur, energi terbarukan serta konstruksi dan infrastruktur dari 44 perusahaan dalam negeri dan luar negeri.  

    “Kami berharap kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya akselerasi investasi di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” imbuhnya.

    Bank berlogo pita emas ini menambahkan, komitmen Bank Mandiri dalam membangun iklim investasi yang kondusif di Indonesia juga telah direalisasikan antara lain melalui kantor luar negeri (KLN) Bank Mandiri. Saat ini terdapat lima kantor luar negeri Bank Mandiri berada di Singapura, Hongkong, Shanghai (Tiongkok), Cayman Island, Dili (Timor Leste), dan dua kantor perusahaan anak di Kuala Lumpur (Malaysia) dan London (Inggris). 

    Keberadaan KLN Bank Mandiri telah berhasil melayani lebih dari 100 ribu nasabah korporasi dan ritel dengan beragam layanan keuangan untuk mendukung bisnis nasabah. Tak hanya memfasilitasi kepentingan korporasi Indonesia di luar negeri, kehadiran KLN Bank Mandiri ini juga berperan untuk menjembatani kebutuhan korporasi global yang telah ataupun akan berbisnis di Indonesia.

    “Bank Mandiri memiliki jaringan luas dengan institusi keuangan, dengan lebih dari 900 bank Koresponden di 35 negara. Jaringan ini memperkuat posisi kami di pasar global dan mendukung pertumbuhan bisnis,” paparnya.

    Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan, penyelenggaraan MIF tahun ini bertepatan dengan awal masa pemerintahan baru Presiden Prabowo dengan program-program nasional yang strategis seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengadaan 3 juta rumah murah, yang baru berjalan. 

    “Melihat antusiasme para investor baik dalam maupun luar negeri dalam mengikuti Mandiri Investment Forum 2025 ini, kami yakin forum investasi terbesar di Indonesia ini akan mendukung pandangan investor domestik maupun asing yang positif akan potensi pertumbuhan Indonesia, dan melakukan investasi langsung di berbagai sektor industri di Indonesia,” ungkap Oki. 

    Pada kesempatan ini Mandiri Sekuritas turut menyelenggarakan Site Visit atau kunjungan para investor ke perusahaan serta lokasi pusat dapur umum MBG dan perumahan murah, serta Corporate Day yang mempertemukan perusahaan Terbuka (Tbk) dengan para calon investor dalam format one-on-one atau small group meetings.

    Kedua agenda ini, berhasil menghadirkan 400 investor dengan sebanyak 40% di antaranya merupakan investor asing dari berbagai negara seperti Hong Kong, Singapura, Malaysia, Thailand, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, Jerman, Norwegia, Uni Emirat Arab dan Australia. Adapun, total dana kelolaan para investor yang hadir pada MIF 2025 ini mencapai US$ 18,65 triliun, jauh lebih tinggi dari dana dana kelolaan investor pada MIF tahun lalu sebesar US$ 14 triliun.

  • Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Perkuat Peran dalam Perdagangan Karbon Internasional – Page 3

    Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Perkuat Peran dalam Perdagangan Karbon Internasional – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusinya dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia. Penghargaan ini semakin memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan serta mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Inisiatif strategis ini juga sejalan dengan tujuan perusahaan untuk mencapai Net Zero Emission Operasional pada 2030.

    Sebagai bentuk dukungan konkret mencapai NZE, Bank Mandiri membeli 5.000 tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek ini bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).

    Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga meningkatkan produksi listrik sekaligus mengurangi intensitas emisi per kWh. Proyek yang berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat, telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga, untuk memastikan keandalan dan kredibilitasnya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.

    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai partisipasi ini merupakan bentuk nyata komitmen perseroan terhadap keberlanjutan. Menurutnya, dukungan Bank Mandiri juga sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.

    “Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global,” ujar Darmawan, dalam keterangan resminya, Sabtu (8/2/2025).

    Bank berkode emiten BMRI berharap, keterlibatan Bank Mandiri dalam inisiatif ini dapat memberikan dampak nyata bagi percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.

    Portofolio Hijau Bank Mandiri Mencapai Rp149 Triliun

    Sebagai tambahan informasi, dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2% YoY mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. 

    Hingga akhir tahun 2024, sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai salah satu kontributor berhasil mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

  • Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional

    Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusi aktifnya dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia. Penghargaan ini memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Langkah strategis ini juga selaras dengan target perusahaan untuk mencapai Net Zero Emission Operasional pada 2030.

    Sebagai bentuk dukungan konkret, Bank Mandiri membeli 5.000 tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek ini bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).

    Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga meningkatkan produksi listrik sekaligus mengurangi intensitas emisi per kWh. Berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat, proyek ini telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga, memastikan keandalan dan kredibilitasnya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.

    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai partisipasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan. Menurutnya, dukungan ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.

    “Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global,” ujar Darmawan, dalam keterangan resminya, pada Sabtu (8/2/2025).

    Bank berkode emiten BMRI berharap, keterlibatan Bank Mandiri dalam inisiatif ini dapat memberikan dampak nyata bagi percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.

    Sebagai tambahan informasi, dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2% YoY mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. 

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Sebagai bagian dari strategi pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri telah meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan total target dana sebesar Rp 10 triliun yang berlaku hingga 2025 untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan. Instrumen ini difokuskan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Pada tahap pertama yang diterbitkan pada Juni 2023 lalu, Bank Mandiri berhasil menghimpun Rp 5 triliun Green Bond dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat, mencerminkan tingginya minat investor terhadap instrumen berbasis ESG. Adapun, seluruh dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) guna mendukung target pengurangan emisi karbon nasional dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

    Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyampaikan bahwa inisiatif ini menandai batu pijakan penting bagi Indonesia untuk berkontribusi secara signifikan dalam mencapai target penurunan emisi karbon global.

    Selama ini, perdagangan karbon di Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar dalam negeri. Namun, dengan inagurasi perdagangan internasional, IDXCarbon kini siap memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.

    Dengan pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing, diharapkan kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca semakin meningkat. IDXCarbon juga menyebutkan bahwa entitas internasional yang membeli unit karbon dapat mengklaim pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC).

    Peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia oleh IDXCarbon menjadi momen penting dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia. Platform ini memungkinkan perdagangan kredit karbon secara transparan, membantu perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka sambil mendukung inisiatif pengurangan emisi yang telah diverifikasi.

    Bank Mandiri terus berperan aktif sebagai pemimpin dalam perbankan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan aspek ESG ke dalam aktivitas bisnis dan operasionalnya untuk mendukung masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia.

  • Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional – Halaman all

    Dorong Transisi Energi, Bank Mandiri Aktif Berpartisipasi dalam Perdagangan Karbon Internasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Bank Mandiri kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) 2060 dengan menerima sertifikat dari IDXCarbon atas kontribusi aktifnya dalam peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia.

    Penghargaan ini memperkuat peran Bank Mandiri dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon. Langkah strategis ini juga selaras dengan target perusahaan untuk mencapai Net Zero Emission Operasional pada 2030.

    Sebagai bentuk dukungan konkret, Bank Mandiri membeli 5.000 tCO₂e kredit karbon yang dihasilkan dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek ini bertujuan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit siklus tunggal (PLTG) menjadi siklus gabungan (PLTGU).

    Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan kembali panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga meningkatkan produksi listrik sekaligus mengurangi intensitas emisi per kWh. Berlokasi di Segarajaya, Bekasi, Jawa Barat, proyek ini telah divalidasi dan diverifikasi oleh pihak ketiga, memastikan keandalan dan kredibilitasnya dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.

    Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menilai partisipasi ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Mandiri terhadap keberlanjutan. Menurutnya, dukungan ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah untuk melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.

    “Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global,” ujar Darmawan, dalam keterangan resminya, Sabtu (8/2).

    Bank berkode emiten BMRI ini berharap, keterlibatan Bank Mandiri dalam inisiatif ini dapat memberikan dampak nyata bagi percepatan target emisi karbon Indonesia sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan.

    Sebagai tambahan informasi, dalam menjalankan strategi bisnisnya, Bank Mandiri juga terus memperkuat komitmennya terhadap prinsip keberlanjutan dengan mengedepankan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG). Sepanjang tahun 2024, Portofolio Berkelanjutan Bank Mandiri tercatat mencapai Rp 293 triliun.

    Dari jumlah tersebut, Portofolio Hijau mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,2 persen YoY mencapai Rp 149 triliun, mencerminkan komitmen perseroan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan. 

    Salah satunya lewat kontribusi pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), yang hingga akhir tahun 2024 telah mencapai Rp 11,8 triliun naik 21% YoY. Pembiayaan di sektor ini terus didorong melalui berbagai skema, termasuk Sustainability-Linked Loan dan Green Loan yang ditujukan untuk proyek-proyek berkelanjutan.

    Sebagai bagian dari strategi pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri telah meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan total target dana sebesar Rp 10 triliun yang berlaku hingga 2025 untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan. Instrumen ini difokuskan pada sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta infrastruktur berkelanjutan yang sejalan dengan taksonomi hijau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Pada tahap pertama yang diterbitkan pada Juni 2023 lalu, Bank Mandiri berhasil menghimpun Rp 5 triliun Green Bond dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat, mencerminkan tingginya minat investor terhadap instrumen berbasis ESG. Adapun, seluruh dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) guna mendukung target pengurangan emisi karbon nasional dan mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon.

    Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyampaikan bahwa inisiatif ini menandai batu pijakan penting bagi Indonesia untuk berkontribusi secara signifikan dalam mencapai target penurunan emisi karbon global.

    Selama ini, perdagangan karbon di Indonesia hanya melibatkan pelaku pasar dalam negeri. Namun, dengan inagurasi perdagangan internasional, IDXCarbon kini siap memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.

    Dengan pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing, diharapkan kontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca semakin meningkat. IDXCarbon juga menyebutkan bahwa entitas internasional yang membeli unit karbon dapat mengklaim pengurangan emisi sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC).

    Peluncuran platform Perdagangan Karbon Internasional Indonesia oleh IDXCarbon menjadi momen penting dalam perjalanan keberlanjutan Indonesia. Platform ini memungkinkan perdagangan kredit karbon secara transparan, membantu perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka sambil mendukung inisiatif pengurangan emisi yang telah diverifikasi.

    Bank Mandiri terus berperan aktif sebagai pemimpin dalam perbankan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan aspek ESG ke dalam aktivitas bisnis dan operasionalnya untuk mendukung masa depan yang lebih hijau bagi Indonesia.