Tag: Benjamin Netanyahu

  • Teriakan Sandera Brigade Al Qassam Minta Bebas, Koar PM Israel Sebut Hamas Alot  – Halaman all

    Teriakan Sandera Brigade Al Qassam Minta Bebas, Koar PM Israel Sebut Hamas Alot  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu (19/4/2025) malam Hamas telah menolak usulan pengembalian separuh sandera yang masih hidup di Gaza.

    Menurutnya, Hamas menuntut diakhirinya perang dan mundurnya militer Israel dari Gaza.

    “Jika kita menyerah pada perintah Hamas sekarang, semua pencapaian besar perang ini… akan hilang,” kata Netanyahu dalam pernyataan, dikutip dari China.org.

    Dalam pernyataan tersebut, Perdana Menteri Israel juga menepis gagasan bahwa Israel dapat menipu Hamas agar membebaskan semua sandera dan kemudian melanjutkan perang, dengan alasan bahwa masyarakat internasional tidak akan menerima langkah seperti itu.

    Sebelumnya, Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, merilis video baru yang menunjukkan seorang sandera Israel yang disandera di Gaza.

    Video berdurasi empat menit itu menampilkan sandera Israel Elkana Bohbot berbicara lewat telepon rumah, tampaknya menelepon keluarganya untuk melanjutkan upaya pembebasannya.

    “Kesehatan saya sedang tidak baik. Saya berteriak minta mati. Tolong, lakukan ini untuk saya,” katanya di akhir rekaman.

    Brigade Al-Qassam mengakhiri video tersebut dengan menyampaikan pesan.

    “Mereka tidak akan kembali kecuali dalam kapasitas tertentu,” merujuk pada para sandera.

    Masih belum jelas kapan video itu direkam.

    Media Israel melaporkan bahwa rilis video tersebut memicu demonstrasi di Tel Aviv, Yerusalem, Beersheba, dan Haifa, di mana ribuan orang meminta pemerintah untuk segera membebaskan tawanan.

    Sementara itu, operasi militer Israel terus berlanjut di Gaza. Pasukan Pertahanan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan lapis bajanya menewaskan lebih dari 40 militan Hamas di wilayah Rafah, Jalur Gaza selatan, selama akhir pekan.

    Tentara Tak Terlatih Dikirim ke Gaza

    Mengutip AA, militer Israel telah mengerahkan tentara yang tidak terlatih secara memadai dari brigade elit Golani dan Givati ​​ke Jalur Gaza di tengah kekurangan pasukan yang kritis, lembaga penyiaran publik Israel KAN melaporkan pada hari Minggu.

    Para rekrutan tersebut telah dikirim ke medan perang sejak Desember lalu, katanya.

    Langkah ini mencerminkan meningkatnya tekanan pada militer Israel, yang telah mengakui adanya kekurangan tenaga kerja yang signifikan.

    Minggu lalu, harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir telah memberi tahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Kabinetnya bahwa kemampuan tentara untuk mencapai tujuan kepemimpinan politik di Gaza dapat terhambat oleh berkurangnya jumlah prajurit.

    Angkatan darat telah berjuang dengan kekurangan prajurit reguler selama beberapa bulan terakhir, diperburuk oleh pengecualian kaum Yahudi ultra-Ortodoks (Haredim) dari wajib militer dan tingkat putus sekolah sebesar 30 persen hingga 40 persen di antara para prajurit cadangan, dengan alasan kelelahan akibat perang yang berkepanjangan, menurut media setempat.

    Kekurangan tersebut mungkin bertambah parah di tengah makin banyaknya petisi yang ditandatangani oleh warga Israel, termasuk tentara aktif dan mantan tentara, yang menuntut pembebasan sandera, bahkan jika itu mengharuskan penghentian perang Gaza.

    Lebih dari 140.000 warga Israel telah menandatangani petisi yang menyerukan gencatan senjata sebagai ganti sandera.

    Di antara petisi tersebut, 21 petisi masing-masing telah ditandatangani oleh lebih dari 10.000 tentara cadangan aktif dan mantan tentara cadangan.

    Israel memperkirakan bahwa 59 warganya masih ditawan di Gaza, termasuk 24 orang yang diyakini masih hidup, sementara Israel menahan lebih dari 9.900 warga Palestina di penjara-penjaranya, di mana laporan penyiksaan, kelaparan dan pengabaian medis telah menyebabkan banyak kematian, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina dan Israel.

    Netanyahu dan para menterinya mengancam akan memecat para penandatangan, dengan menyebut kampanye tersebut sebagai “pemberontakan” dan “pembangkangan” yang “memperkuat musuh selama masa perang.”

    Lebih dari 51.200 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

    Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Netanyahu Tolak Syarat yang Diminta Hamas untuk Gencatan Senjata

    Netanyahu Tolak Syarat yang Diminta Hamas untuk Gencatan Senjata

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa operasi militer di Jalur Gaza telah mencapai “tahap kritis”. Netanyahu bertekad membawa pulang para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, tanpa menyerah pada tuntutan Hamas.

    “Saya meyakini kita dapat membawa pulang para sandera kita tanpa menyerah pada perintah Hamas,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Senin (21/4/2025).

    Itu menjadi komentar pertama Netanyahu sejak Hamas, yang menginginkan akhir permanen dari perang Gaza, menolak usulan gencatan senjata terbaru.

    “Kita berada pada tahap kritis operasi militer, dan pada titik ini, kita membutuhkan kesabaran dan tekad untuk menang,” ucap Netanyahu.

    Pekan lalu, kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, menolak tawaran terbaru Israel yang disebutnya sebagai “kesepakatan parsial” dan menyerukan “kesepakatan komprehensif” untuk menghentikan perang yang telah berkecamuk selama 18 bulan terakhir.

    “Kesepakatan parsial ini digunakan oleh (PM Israel) Benjamin Netanyahu sebagai kedok untuk agenda politiknya… kami tidak akan terlibat dalam kebijakan ini,” tegas Al-Hayya dalam pernyataan yang disampaikan pada Kamis (17/4) malam.

    “Hamas mengupayakan kesepakatan komprehensif yang melibatkan pertukaran tahanan dalam satu paket sebagai imbalan atas penghentian perang, penarikan pendudukan dari Jalur Gaza, dan dimulainya rekonstruksi,” cetusnya.

    Tawaran terbaru Israel itu mengatur gencatan senjata selama 45 hari di Jalur Gaza, dengan Tel Aviv menuntut pembebasan 10 sandera yang masih hidup. Sebagai imbalannya, sebanyak 1.231 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel dan bantuan kemanusiaan kembali diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza.

    Namun, seorang pejabat Hamas menyebut bahwa tawaran Israel itu juga menuntut perlucutan senjata para petempur Hamas demi mengamankan akhir perang sepenuhnya. Tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Hamas.

    Sementara itu, kelompok kampanye Israel mendesak Netanyahu untuk segera mengamankan kesepakatan guna memulangkan para sandera dari Jalur Gaza, bahkan jika itu berarti mengakhiri perang. Kelompok itu mengkritik Netanyahu tidak memiliki rencana apa pun.

    “Ada satu solusi yang jelas, layak, dan mendesak yang dapat dicapai sekarang: mencapai kesepakatan yang akan membawa semua orang pulang — bahkan jika itu berarti menghentikan pertempuran,” cetus Forum Sandera dan Keluarga Orang Hilang dalam pernyataan mereka.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ribuan Warga Lampung Turun ke Jalan Dukung Palestina: Tutup Keran Produk Israel di Indonesia

    Ribuan Warga Lampung Turun ke Jalan Dukung Palestina: Tutup Keran Produk Israel di Indonesia

    Pernyataan sikap tersebut juga memuat tuntutan agar pemerintah Indonesia lebih aktif di forum internasional, seperti PBB, OKI, dan Mahkamah Pidana Internasional (ICC), guna memperjuangkan keadilan bagi rakyat Palestina dan menyeret pelaku kejahatan perang ke meja hijau.

    Aliansi mendesak agar Indonesia mendorong ICC untuk memproses penangkapan tokoh-tokoh militer Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, yang diduga terlibat dalam genosida di Palestina.

    “Kami mengajak lembaga pendidikan, akademisi, serta tokoh masyarakat untuk mengarusutamakan isu Palestina dalam kurikulum dan diskusi publik sebagai bentuk edukasi,” terang dia.

  • Panas Lagi! Israel Gempur Infrastruktur Militer Hizbullah di Lebanon

    Panas Lagi! Israel Gempur Infrastruktur Militer Hizbullah di Lebanon

    Jakarta

    Militer Israel kembali menyerang Lebanon. Kali ini, militer Israel menggempur lokasi infrastruktur militer di Lebanon selatan.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025), Angkatan Bersenjata Israel (IDF), nama resmi militer Israel, mengatakan pihaknya menyerang lokasi infrastruktur militer Hizbullah di wilayah Nabatieh, Lebanon selatan. Penyerangan itu terjadi pada Minggu (20/4).

    “Beberapa saat yang lalu, IDF (militer) menyerang beberapa peluncur dan lokasi infrastruktur militer tempat teroris Hizbullah beroperasi di wilayah Nabatieh di Lebanon selatan,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Militer Israel mengklaim mereka juga telah menyerang wilayah Houla. Israel menyebut seorang anggota Hizbullah tewas dalam serangan itu.

    Israel mengatakan pihaknya juga menyerang Lebanon sehari sebelum penyerangan di Lebanon Selatan. Militer Israel menyebut seorang anggota kelompok militan tewas dalam serangan itu.

    Lihat Video ‘Netanyahu Minta IDF Tambah Tekanan ke Hamas: Demi Eksistensi Kita’:

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Ancam Hamas Gegara Urusan Gencatan Senjata

    Israel Ancam Hamas Gegara Urusan Gencatan Senjata

    Jakarta

    Hamas mengisyaratkan menolak tawaran gencatan senjata dengan Israel. Israel pun berusaha terus menekan Hamas dengan ancamannya.

    Adapun kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera sebelumnya yang dimulai pada 19 Januari hanya berlangsung selama dua bulan dan gagal untuk diperpanjang. Israel ingin memperpanjang tahap pertama, namun Hamas bersikeras agar gencatan dilanjutkan ke tahap kedua sesuai pembahasan awal.

    Perundingan gencatan senjata dimulai kembali beberapa waktu terakhir. Seorang sumber Hamas menuturkan kepada AFP bahwa kelompoknya telah mengirimkan tanggapan tertulis pada Kamis (17/4) kepada para mediator, yang isinya merespons tawaran terbaru Israel untuk gencatan senjata selama 45 hari.

    Dalam tawaran terbaru itu, Tel Aviv menuntut pembebasan 10 sandera yang masih hidup, dengan imbalannya sebanyak 1.231 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel dan bantuan kemanusiaan kembali diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza.

    Namun, seorang pejabat Hamas menyebut bahwa tawaran Israel itu juga menuntut perlucutan senjata para petempur Hamas demi mengamankan akhir perang sepenuhnya. Tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Hamas.

    “Kesepakatan parsial ini digunakan oleh (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu sebagai kedok untuk agenda politiknya… kami tidak akan terlibat dalam kebijakan ini,” tegas Al-Hayya sebagai kepala negosiator Hamas dalam pernyataan yang disampaikan pada Kamis (17/4) malam.

    “Hamas mengupayakan kesepakatan komprehensif yang melibatkan pertukaran tahanan dalam satu paket sebagai imbalan atas penghentian perang, penarikan pendudukan dari Jalur Gaza, dan dimulainya rekonstruksi,” cetusnya.

    Bagaimana respons Israel atas penolakan ini? Baca halaman selanjutnya.

    Israel Serang Hamas

    Foto: Kawasan pengungsi di Khan Younis (REUTERS/Hatem Khaled)

    Namun, isyarat penolakan gencatan senjaran itu dijawab oleh Israel dengan serangan. Serangan udara Israel menghantam wilayah Jalur Gaza, termasuk Khan Younis.

    Sedikitnya 24 orang, termasuk 10 orang di satu keluarga yang sama, tewas akibat rentetan gempuran Israel tersebut.

    Kepala negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), menolak apa yang disebutnya sebagai “kesepakatan parsial” Israel dan menyerukan “kesepakatan komprehensif” untuk menghentikan perang yang telah berkecamuk selama 18 bulan terakhir.

    Al-Hayya juga mendesak adanya tekanan internasional untuk mengakhiri blokade total Israel terhadap Jalur Gaza yang dimulai sejak 2 Maret lalu.

    Seruan itu muncul setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan tentang kondisi yang semakin memburuk dan kekurangan obat-obatan serta kebutuhan pokok lainnya bagi 2,4 juta orang di Jalur Gaza yang terkepung.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan bahwa serangan udara Israel menghantam area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, pada Jumat (18/4) pagi.

    Bassal menyebut para personelnya telah “mengevakuasi jenazah 10 korban tewas dan sejumlah besar korban luka dari rumah keluarga Baraka dan rumah-rumah di sekitarnya” menyusul serangan tersebut.

    Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 14 orang lainnya tewas dalam beberapa serangan udara Israel di berbagai wilayah Jalur Gaza, termasuk sedikitnya dua serangan yang menghantam tenda-tenda yang menampung para pengungsi Palestina.

    Ratusan ribu orang terpaksa mengungsi sejak perang dimulai pada Oktober 2023 lalu, dengan kebanyakan memilih berlindung di kamp-kamp pengungsian di Jalur Gaza. Namun tempat pengungsian itu terancam sejak militer Israel melanjutkan kembali serangan udara dan darat pada 18 Maret lalu.

    Israel Bakal Intensifkan Tekanan ke Hamas

    Foto: PM Israel Benjamin Netanyahu saat kunjungi Gaza pada 15 April lalu (AFP PHOTO/HANDOUT/GPO)

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut merespons penolakan Hamas. Ia memerintahkan militernya untuk mengintensifkan tekanan pada Hamas.

    Dilansir Reuters, Minggu (20/4/2025), dalam pidato yang disiarkan pada Sabtu malam, Netanyahu mengatakan meskipun perang harus dibayar mahal, Israel mengaku akan terus berjuang hingga menang.

    “Tidak punya pilihan selain terus berjuang demi eksistensi kami, hingga menang,” ujar Netanyahu.

    Mediator Mesir telah berupaya memulihkan gencatan senjata, yang ditinggalkan Israel bulan lalu setelah berupaya memperpanjang gencatan senjata sementara yang telah membebaskan 38 sandera.

    Hamas, yang militannya melakukan serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang, mengatakan mereka hanya akan membebaskan sandera yang tersisa berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lewat Telepon, Sandera Israel Curhat ke Keluarga, Beri Kritik Pedas untuk Pemerintah Netanyahu – Halaman all

    Lewat Telepon, Sandera Israel Curhat ke Keluarga, Beri Kritik Pedas untuk Pemerintah Netanyahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merilis sebuah video yang memperlihatkan sandera berkewarganegaraan Kolombia-Israel, Elkana Bohbot, sedang berbicara lewat telepon dengan keluarganya.

    Dalam video itu, yang dipublikasikan pada Sabtu (19/4/2025), Elkana menyampaikan keluhan terhadap pemerintah Israel yang dinilainya abai terhadap nasib para sandera.

    Di awal panggilan, Elkana menyapa istrinya, Rivka, dan menyampaikan kerinduannya kepada istri dan anaknya. Ia mengaku terus memimpikan mereka dan berharap segera bisa bertemu.

    Elkana juga mendesak keluarganya untuk terus menekan pemerintah Israel agar segera menyepakati pertukaran tahanan dengan Hamas.

    Ia mengatakan bahwa sudah berusaha berbicara kepada berbagai pihak, termasuk pemerintah, tentara, dan organisasi buruh, untuk mendukung pembebasan para sandera.

    Dalam percakapannya, Elkana menyebut bahwa tentara, veteran, dan akademisi Israel telah menandatangani petisi untuk menghentikan perang di Gaza dan menuntut pembebasan para sandera.

    Ia menilai mereka lebih peduli daripada pemerintah sendiri.

    Ia kemudian meminta untuk berbicara dengan anaknya yang berusia lima tahun, Ram, dan menyampaikan pesan haru agar anaknya menjaga ibunya dan tumbuh menjadi warga negara yang baik.

    Kepada ibunya, ia juga berpesan agar selalu melindungi anak dan istrinya.

    Elkana sempat berbicara dengan saudaranya, Uriel Andykov, yang memiliki kewarganegaraan ganda Israel-AS.

    Ia meminta saudaranya untuk pergi ke Gedung Putih dan berbicara langsung kepada Presiden Trump guna mendesak pembebasan para sandera, sesuai janji yang pernah disampaikan.

    Brigade Al-Qassam merilis video ini sebagai bagian dari peringatan bahwa keterlambatan Israel dalam menyetujui gencatan senjata membahayakan keselamatan para tawanan karena melakukan serangan udara di lokasi yang diketahui terdapat para sandera.

    Sebelumnya, pada tahap pertama gencatan senjata yang dimulai 19 Januari 2025, sebanyak 33 sandera Israel dibebaskan, termasuk delapan jenazah, sebagai imbalan pembebasan ribuan warga Palestina. 

    Namun, sejak serangan Israel kembali dilanjutkan pada 18 Maret, negosiasi untuk tahap kedua mengalami kebuntuan.

    Hingga kini, serangan Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah membunuh lebih dari 51.000 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 116.000 lainnya terluka, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

  • Netanyahu Perintahkan Militer Israel Tingkatkan Tekanan ke Hamas

    Netanyahu Perintahkan Militer Israel Tingkatkan Tekanan ke Hamas

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militernya untuk mengintensifkan tekanan pada Hamas. Instruksi tersebut disampaikan Netanyahu usai kelompok Hamas disebut menolak usulan Israel untuk melakukan gencatan senjata sementara dan sebaliknya menuntut kesepakatan untuk mengakhiri perang dengan imbalan pembebasan sandera.

    Dilansir Reuters, Minggu (20/4/2025), dalam pidato yang disiarkan pada Sabtu malam, Netanyahu mengatakan meskipun perang harus dibayar mahal, Israel mengaku akan terus berjuang hingga menang.

    “Tidak punya pilihan selain terus berjuang demi eksistensi kami, hingga menang,” ujar Netanyahu.

    Mediator Mesir telah berupaya memulihkan gencatan senjata, yang ditinggalkan Israel bulan lalu setelah berupaya memperpanjang gencatan senjata sementara yang telah membebaskan 38 sandera.

    Hamas, yang militannya melakukan serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang, mengatakan mereka hanya akan membebaskan sandera yang tersisa berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Hamas Isyaratkan Tolak Tawaran Gencatan Senjata Israel

    Sebelumnya, perundingan gencatan senjata selama 45 hari berakhir buntu. Dalam tawaran terbaru Israel itu, Tel Aviv menuntut pembebasan 10 sandera yang masih hidup, dengan imbalannya sebanyak 1.231 tahanan Palestina akan dibebaskan dari penjara-penjara Israel dan bantuan kemanusiaan kembali diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza.

    Namun, seorang pejabat Hamas menyebut bahwa tawaran Israel itu juga menuntut perlucutan senjata para petempur Hamas demi mengamankan akhir perang sepenuhnya. Tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh Hamas.

    “Hamas mengupayakan kesepakatan komprehensif yang melibatkan pertukaran tahanan dalam satu paket sebagai imbalan atas penghentian perang, penarikan pendudukan dari Jalur Gaza, dan dimulainya rekonstruksi,” cetusnya.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • AS Kembali Gempur Yaman, Hamas Tolak Gencatan Senjata Parsial di Gaza

    AS Kembali Gempur Yaman, Hamas Tolak Gencatan Senjata Parsial di Gaza

    Sanaa

    Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) melaporkan, telah melancarkan serangan ke Pelabuhan Ras Isa, Yaman, untuk “melemahkan sumber ekonomi” kekuatan militan Houthi yang didukung Iran. Serangan itu diklaim sebagai upaya untuk memutus sumber pasokan dan pendanaan bagi kelompok pemberontak Houthi.

    “Hari ini, pasukan AS mengambil tindakan untuk memusnahkan sumber bahan bakar bagi teroris Houthi yang didukung Iran,” tulis CENTCOM di media sosial yang dikutip AFP.

    “Serangan ini tidak bertujuan mencederai rakyat Yaman, yang saat ini ingin menumbangkan kelompok Houthi dan ingin hidup secara damai,” tambah pernyataan itu.

    Pelabuhan Ras Isa selama ini diyakini menjadi salah satu titik utama distribusi bahan bakar yang digunakan oleh kelompok Houthi, sekaligus menjadi sumber pemasukan finansial melalui jalur penjualan ilegal.

    Puluhan tewas dan luka-luka

    Serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya 38 orang, tulis media yang terkait dengan Houthi. Jumlah korban tewas itu termasuk sedikitnya lima paramedis, demikian menurut Kementerian Kesehatan di bawah kendali Houthi.

    Sementara itu sekitar “50 pekerja dan karyawan terluka di pelabuhan minyak Ras Isa, setelah agresi Amerika,” tambah kementerian tersebut.

    Jumlah korban tewas dari serangan di pelabuhan di barat Yaman ini menandai salah satu rekor korban tertinggi serangan militer AS, setelah Washington memulai serangan udara melawan kelompok militan pro Iran tersebut bulan lalu.

    Pertalian Houthi, Hamas dan Iran

    Iran selama ini mendukung kelompok pemberontak Houthi di Yaman, dalam konflik melawan pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi. Iran juga dituduh memberikan bantuan kepada Hamas dalam upayanya melawan Israel.

    Baik Hamas maupun Houthi berbagi musuh yang sama, yaitu Israel dan negara-negara yang mendukung pemerintah resmi Yaman yang diakui internasional, termasuk Arab Saudi dan koalisinya.

    Hamas menolak proposal gencatan senjata ‘parsial’

    Sementara itu, kelompok militan Palestina Hamas dilaporkan menolak persyaratan yang ditetapkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, untuk gencatan senjata baru.

    Kepala Biro Politik Hamas di Gaza dan ketua tim negosiasi, Khalil Al-Hayya, mengatakan kelompok tersebut tidak akan setuju dengan gencatan senjata “parsial”.

    “Netanyahu dan pemerintahannya menggunakan kesepakatan parsial sebagai kedok untuk agenda politik mereka, yang didasarkan pada melanjutkan perang pemusnahan dan kelaparan, meskipun harga yang harus dibayar adalah mengorbankan semua sandera,” tandas Hayya dalam pidato yang disiarkan televisi.

    “Kami tidak akan menjadi bagian dari kebijakan ini.”

    Hayya mengatakan Hamas siap untuk segera terlibat dalam “negosiasi paket komprehensif” untuk membebaskan semua sandera yang masih mereka tahan, sebagai imbalan untuk mengakhiri perang Gaza, pembebasan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel, dan rekonstruksi Gaza.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Artikel ini pertama kali dirilis di DW bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Ayu Purwaningsih

    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Israel Terus Berlanjut, Hamas Menolak Tawaran Baru – Halaman all

    Serangan Israel Terus Berlanjut, Hamas Menolak Tawaran Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas menolak tawaran terbaru dari Israel untuk merundingkan kembali gencatan senjata di Gaza pada Jumat, 18 April 2025.

    Penolakan ini terjadi setelah serangan udara Israel yang menewaskan 43 warga Palestina, termasuk 10 anggota keluarga Baraka di dekat Khan Younis.

    Militer Israel melanjutkan operasi di daerah Shabura dan Tel Al-Sultan, dekat kota Rafah, serta di Gaza utara, di mana mereka telah merebut sekitar sepertiga wilayah kantong tersebut setelah mengakhiri gencatan senjata dua bulan lalu.

    Tawaran baru Israel untuk memperpanjang gencatan senjata selama 45 hari mencakup syarat agar Hamas membebaskan 10 sandera Israel dan menyerahkan senjatanya.

    Namun, juru bicara Hamas menilai syarat tersebut tidak realistis.

    “Kami tidak akan terlibat dalam kebijakan ini,” tegas juru bicara Hamas, seperti dilansir dari Arab News.

    Hamas menginginkan kesepakatan komprehensif yang melibatkan pertukaran tahanan dalam satu paket sebagai imbalan untuk penghentian perang, penarikan pendudukan dari Jalur Gaza, dan dimulainya proses rekonstruksi.

    Serangan Israel Terus Berlanjut

    Dalam serangan udara terbaru, Israel menghantam sekitar 40 target di Jalur Gaza.

    Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa jumlah korban tewas telah melebihi 1.600 sejak Israel melanjutkan serangan udara pada Maret 2025.

    Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan memberikan pernyataan pada Sabtu malam, 19 April 2025, namun belum ada rincian mengenai isi pernyataannya.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa tujuan perang tetap untuk mencapai kemenangan melawan Hamas.

    Katz juga menambahkan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di zona penyangga di sekitar perbatasan yang kini meluas jauh ke dalam wilayah Gaza, bahkan setelah adanya penyelesaian.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tolak Tawaran Baru Israel, Hamas: Perjanjian Parsial Digunakan Netanyahu sebagai Kedok Politik – Halaman all

    Tolak Tawaran Baru Israel, Hamas: Perjanjian Parsial Digunakan Netanyahu sebagai Kedok Politik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas menolak upaya terbaru Israel untuk merundingkan kembali gencatan senjata Gaza, Jumat (18/4/2025).

    Pasalnya, sebanyak 43 warga Palestina tewas dalam serangan udara.

    Di antara korban terdapat 10 anggota keluarga Baraka yang tewas dalam serangan di rumah mereka dekat Khan Younis.

    Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di daerah Shabura dan Tel Al-Sultan dekat kota selatan Rafah, dan di Gaza utara, tempat mereka menguasai wilayah luas di timur Kota Gaza.

    Bulan lalu Israel mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan yang sebagian besar menghentikan pertempuran, dan sejak itu telah merebut sekitar sepertiga wilayah kantong itu.

    Tawaran baru Israel untuk memperbarui gencatan senjata selama 45 hari mencakup tuntutan agar Hamas membebaskan 10 sandera Israel dan meletakkan senjatanya.

    Namun, Hamas menolak usulan itu pada hari Jumat karena memaksakan “syarat-syarat yang mustahil.”

    “Perjanjian parsial digunakan oleh Benjamin Netanyahu sebagai kedok untuk agenda politiknya.”

    “Kami tidak akan terlibat dalam kebijakan ini,” kata juru bicara Hamas, Jumat, dilansir Arab News.

    “Hamas menginginkan kesepakatan komprehensif yang melibatkan pertukaran tahanan dalam satu paket sebagai imbalan atas penghentian perang, penarikan pendudukan dari Jalur Gaza, dan dimulainya rekonstruksi,” jelas juru bicara tersebut.

    Para mediator Mesir telah berupaya menghidupkan kembali kesepakatan gencatan senjata awal bulan Januari, tetapi belum ada tanda-tanda bahwa kedua pihak telah bergerak lebih dekat dalam isu-isu mendasar.

    Serangan Israel Hantam Puluhan Target di Gaza

    Diberitakan Reuters, serangan udara Israel menghantam sekitar 40 target di seluruh Jalur Gaza selama satu hari terakhir, kata militer pada Jumat, beberapa jam setelah Hamas menolak tawaran gencatan senjata Israel yang menurutnya tidak memenuhi tuntutannya untuk menyetujui diakhirinya perang sepenuhnya.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia akan membuat pernyataan khusus pada Sabtu (19/4/2025) malam, tetapi tidak memberikan rincian mengenai isi pernyataan itu.

    Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sebanyak 43 orang tewas dalam serangan pada hari Jumat, menambah lebih dari 1.600 kematian sejak Israel melanjutkan serangan udara pada Maret 2025.

    Militer mengatakan pasukannya beroperasi di daerah Shabura dan Tel Al-Sultan dekat kota selatan Rafah, serta di Gaza utara, tempat mereka menguasai wilayah luas di timur Kota Gaza.

    Pada Kamis (17/4/2025) malam, Khalil Al-Hayya, kepala Hamas di Gaza, mengatakan gerakan itu bersedia menukar seluruh 59 sandera yang tersisa dengan warga Palestina yang dipenjara di Israel sebagai imbalan diakhirinya perang dan dibangun kembali Gaza.

    Namun dia menolak tawaran Israel, yang mencakup tuntutan agar Hamas meletakkan senjata, karena tawaran tersebut merupakan “persyaratan yang mustahil”.

    Israel belum menanggapi secara resmi komentar Al-Hayya, tetapi para menteri telah mengatakan berulang kali bahwa Hamas harus dilucuti sepenuhnya dan tidak dapat memainkan peran apa pun dalam pemerintahan Gaza di masa depan.

    Pada hari Jumat, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengulangi bahwa Israel bermaksud mencapai tujuan perangnya.

    “IDF saat ini sedang berupaya mencapai kemenangan yang menentukan di semua arena, pembebasan para sandera, dan kekalahan Hamas di Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    Diketahui, tawaran gencatan senjata yang dibuat melalui mediator Mesir mencakup pembicaraan tentang penyelesaian akhir perang tetapi tidak ada kesepakatan tegas.

    Katz juga mengatakan minggu ini bahwa pasukan akan tetap berada di zona penyangga di sekitar perbatasan yang sekarang meluas jauh ke Gaza dan membelah daerah kantong itu menjadi dua, bahkan setelah adanya penyelesaian apa pun.

    SAYAP MILITER – Foto file Khaberni yang diambil, Kamis (13/3/2025) yang menunjukkan personel Brigade Al Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas saat berkumpul dalam parade militer. (khaberni/tangkap layar)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dikutip dari Al Jazeera, sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 64 orang telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak fajar hari Jumat, dan korban terus bertambah.

    Program Pangan Dunia PBB mengeluarkan peringatan mendesak bahwa “Gaza membutuhkan makanan sekarang” karena ratusan ribu orang berisiko kelaparan.

    Koresponden Al Jazeera di Gaza mengatakan orang-orang “hancur secara psikologis” di tengah pemboman Israel dan tidak dapat memberi makan anak-anak mereka karena blokade Israel terhadap pasokan bantuan.

    Militer Israel terus melanjutkan serangannya terhadap Gaza semalam, termasuk serangan helikopter terhadap tenda yang menampung warga Palestina terlantar di mana lima orang tewas.

    Pasukan Israel telah menyerbu kamp pengungsi Fawwar di Tepi Barat yang diduduki dan menahan lebih dari 60 warga Palestina sebagai bagian dari kampanye penangkapan yang meluas.

    Tentara Israel telah menyita jasad seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang ditembak mati pada Kamis malam, pembunuhan yang menandai anak Palestina ke-22 yang dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki tahun ini.

    Militer AS telah melancarkan lebih banyak serangan terhadap wilayah Yaman yang dikuasai Houthi, dengan mengebom distrik Arhab di provinsi Sanaa sebanyak empat kali.

    Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah tiba di Roma untuk putaran kedua perundingan nuklir “tidak langsung” dengan AS, yang akan dimediasi oleh Oman di ibu kota Italia hari ini.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sebanyak 51.065 warga Palestina telah dipastikan tewas dan 116.505 terluka dalam perang Israel di Gaza sejak dimulai 18 bulan lalu.

    Kantor Media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel