Tag: Benjamin Netanyahu

  • Demi Gencatan Senjata, Hamas Diklaim Siap Serahkan Roket, Pembangunan Terowongan Gaza Disetop – Halaman all

    Demi Gencatan Senjata, Hamas Diklaim Siap Serahkan Roket, Pembangunan Terowongan Gaza Disetop – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Media Israel i24 News mengklaim Hamas sudah menyerahkan usul baru gencatan senjata di Jalur Gaza kepada Mesir.

    Menurut narasumber Arab yang didapatkan media itu, Hamas bersedia menyerahkan senjata-senjata beratnya, termasuk roket.

    Di samping itu, Hamas akan berhenti menggali terowongan, melatih dan merekrut pejuang, dan mengembangkan senjata perang dan sejenisnya.

    Narasumber itu mengatakan Hamas bakal menyimpan senjatanya di gudang dengan pengawasan Mesir. Kata dia, informasi itu berdasarkan pernyataan narasumber di lingkaran Hamas.

    “Meski demikian, organisasi itu menolak untuk menyimpan apa yang disebutnya ‘senjata pribadi’, termasuk senjata sniper, bom, dan roket jarak dekat,” ujar narasumber itu.

    Hamas menganggap senjata-senjata itu sebagai senjata pertahanan, berbeda dengan senjata serang.

    “Hamas sudah meminta Mesir untuk menyodorkan usul ini kepada Israel,” kata dia.

    TEROWONGAN HAMAS – Gambar yang dirilis oleh IDF pada 20 Januari 2024 menunjukkan bagian dalam terowongan Hamas di Khan Yunis, Gaza selatan. (IDF)

    Sementara itu, belum ada konfirmasi dari Hamas mengenai kebenaran klaim di atas.

    Beberapa hari lalu Hamas mengaku siap menyepakati perjanjian gencatan jangka panjang guna mengakhiri perang Gaza. Namun, Hamas mengatakan tidak akan menyerahkan senjatanya.

    Dikutip dari The Cradle, Taher al-Nono yang menjadi penasihat media Hamas menyebut pihaknya terbuka untuk berunding tentang gencatan jangka panjang selama lima hingga tujuh tahun dan pembebasan sandera di Gaza.

    Syarat yang diminta Hamas ialah perang diakhiri, pembangunan kembali Gaza, dan pembebasan ribuan warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.

    “Kami terbuka akan usul serius untuk mengakhiri perang,” ujar Nono.

    “Senjata organisasi perlawanan ini tidak bisa dinegosiasikan dan akan tetap berada di tangan kami sepanjang pendudukan Israel terus berlanjut.”

    Mesir disebut akan sodorkan usul

    Sebelumnya, Mesir dilaporkan tengah menyiapkan usul baru gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.

    Menurut narasumber yang didapatkan media Arab Saudi Asharq, usul baru akan memenuhi permintaan Israel dan Hamas secara “berimbang”. 

    Tujuan usul itu ialah mewujudkan gencatan jangka panjang yang mungkin mencapai lima hingga tujuh tahun.

    Nantinya akan ada perjanjian yang menyertakan jaminan dari pihak regional dan internasional guna memastikan Israel dan Hamas memenuhi tanggung jawab masing-masing dalam gencatan itu.

    Usul itu disiapkan oleh Mesir yang berkoordinasi dengan Qatar dan AS. Ketiga negara itu kini menjadi juru penengah.

    “Segera setelah rancangan perjanjiaan tercapai, situasi di lapangan akan dipulihkan dan semua operasi militer akan dihentikan,” kata narasumber Asharq dikutip dari The Jerusalem Post.

    “Bantuan kemanusiaan dan pemulihan akan mulai disalurkan menurut protokol internasional.”

    Israel kembali tolak perang diakhiri

    Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menolak penghentian Gaza.

    Netanyahu bersikeras mengatakan Israel tak akan pernah setuju perang diakhiri meski hal itu bisa membuat semua sandera bisa dipulangkan. Menurut dia, hal itu akan membuat Hamas tetap berkuasa di Gaza.

    Namun, sejumlah tokoh oposisi di Israel telah mendesak Netanyahu agar memprioritaskan pembebasan sandera ketimbang operasi militer yang bertujuan menggulingkan Hamas.

    Pada bulan Januari kemarin, Netanyahu sepakat untuk melakukan gencatan senjata bertahap dengan Hamas.

    Gencatan itu mengakhiri perang untuk sementara. Sebanyak 33 sandera dibebaskan selama periode tahap pertama gencatan selama enam minggu.

    Kedua belah pihak seharusnya memulai perundingan guna membahas syarat-syarat tahap kedua gencatan. Jika tahap kedua terwujud, perang di Gaza bisa diakhiri permanen.

    Akan tetapi, perundingan menemui kebuntuan. Israel kemudian menyerang Gaza lagi per bulan Maret kemarin.

    Israel lebih memilih untuk mengusulkan gencatan lainnya yang juga bersifat sementara. Dalam gencatan ini, sandera lainnya akan dibebaskan. Namun, Hamas menolak usul itu.

  • Putin Serukan Gencatan 3 Hari, Zelensky Tuding Manipulasi

    Putin Serukan Gencatan 3 Hari, Zelensky Tuding Manipulasi

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari di Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky merespons pengumuman gencatan senjata tiga hari sebagai upaya manipulasi.

    Rusia mengumumkan gencatan senjata itu pada Senin (28/4) kemarin. Dikutip AFP, gencatan senjata dilakukan selama tiga hari mulai 8 hingga 10 Mei 2025 yang bertepatan peringatan Hari Kemenangan Perang Dunia II di Moskow.

    “Pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata selama peringatan 80 Hari Kemenangan mulai tengah malam pada 7-8 Mei hingga tengah malam 10-11 Mei,” ujar Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia.

    Selama gencatan senjata 3 hari itu seluruh operasi tempur akan ditangguhkan. Rusia meyakini pihak Ukraina akan mencontoh langkahnya.

    “Jika terjadi pelanggaran gencatan senjata oleh pihak Ukraina, angkatan bersenjata Rusia akan memberikan respons yang memadai dan efektif,” imbuhnya.

    Ukraina Ingin Gencatan Senjata 30 Hari

    Mobil-mobil hangus terbakar di dekat gedung apartemen di Dnipro, Ukraina. (Foto: Press service of the State Emergency Service of Ukraine/Handout via REUTERS Purchase Licensing Rights)

    Merespons itu, Ukraina menginginkan gencatan senjata paling tidak 30 hari. Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiga menulis di X, mempertanyakan mengapa Rusia harus menunggu bulan Mei untuk gencatan senjata.

    “Jika Rusia benar-benar menginginkan perdamaian, mereka harus segera menghentikan tembakan. Mengapa harus menunggu hingga 8 Mei?” Sybiga menulis di X.

    Seperti diketahui, pada bulan lalu Putin menolak usulan Amerika Serikat (AS) untuk gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari yang telah diterima pihak Ukraina.

    Kiev dan para pendukungnya di Eropa menuding Putin mengumumkan gencatan senjata Paskah selama 30 jam sebagai latihan dan tidak menginginkan perdamaian.

    Rusia sebelumnya mengaku siap untuk bernegosiasi dengan Ukraina. Namun pengakuan atas klaim lima wilayah Ukraina termasuk Krimea dinilai penting untuk penyelesaian konflik.

    Ukraina merespons keras. Ukraina menilai aneksasi sebagai perampasan tanah ilegal dan tidak pernah akan mengakuinya.

    Zelensky Tuding Manipulasi

    Foto: REUTERS/Thomas Peter Purchase Licensing Rights

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding gencatan senjata itu sebagai upaya manipulasi. Dia menunggu yang terjadi pada 8 Mei mendatang.

    “Sekarang ada upaya manipulasi baru: untuk beberapa alasan, semua orang harus menunggu hingga 8 Mei,” kata Zelensky dalam pidato hariannya dilansir AFP, Selasa (29/4/2025).

    Pengumuman gencatan senjata oleh Rusia bukan baru kali disampaikan. Putin sempat mengumumkan gencatan senjata Paskah secara singkat.

    Putin mengatakan ‘semua permusuhan’ akan terhenti antara pukul 6 sore waktu Moskow pada Sabtu (11 pagi ET) dan tengah malam pada Senin (5 sore Minggu ET). Namun, pada saat itu pihak Ukraina mengklaim wilayahnya masih diserang pascagencatan senjata itu.

    AS Ingin Perang Diakhiri

    Menlu AS Marco Rubio dan PM Israel Benjamin Netanyahu. (Foto: Ohad Zwigenberg/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights)

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memberi tahu mitranya dari Rusia Sergei Lavrov bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk berupaya mengakhiri perang di Ukraina. Dia menyebut perang Rusia dan Ukraina sudah tidak masuk akal.

    “Amerika Serikat serius dalam memfasilitasi diakhirinya perang yang tidak masuk akal ini,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce dalam pernyataan panggilan hari Minggu, yang telah diumumkan oleh Rusia, dilansir AFP, Selasa (29/4/2025).

    Dia mengatakan Rubio berbicara kepada Lavrov tentang langkah selanjutnya dalam perundingan damai Rusia-Ukraina dan perlunya mengakhiri perang sekarang. Panggilan telepon itu dilakukan sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin menawarkan gencatan senjata tiga hari yang bertepatan dengan peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Moskow.

    Rubio mengatakan pada hari Minggu bahwa pekan ini akan menjadi sangat penting dalam menilai upaya untuk mengakhiri perang, yang telah dijanjikan oleh Presiden AS Donald Trump untuk dihentikan pada hari pertama masa jabatannya.

    Dalam wawancara hari Minggu dengan “Meet the Press” dari NBC News, Rubio mengatakan bahwa ada “alasan untuk optimis, tetapi ada juga alasan untuk bersikap realistis,” dan bahwa Amerika Serikat dapat memutuskan untuk fokus pada prioritas lain.

    Halaman 2 dari 4

    (idn/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kami Akan Terus Mengejar Misi Kemenangan di Gaza

    Kami Akan Terus Mengejar Misi Kemenangan di Gaza

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk meraih kemenangan dalam perang Gaza. Dia juga memastikan akan memulangkan para sandera.

    “Atas nama para korban tewas, dan demi mereka, kami akan terus mengejar misi kemenangan termasuk pemulangan semua sandera kami”, kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video, dilansir AFP, Rabu (30/4/2025).

    Pada pukul 20.00 waktu setempat, sirene dibunyikan di seluruh Israel untuk menandai dimulainya hening cipta selama satu menit untuk menghormati para korban tewas.

    Hari peringatan tahunan ini selalu menjadi beban berat bagi warga Israel, yang telah berperang dalam banyak perang sejak berdirinya Israel pada tahun 1948.

    Namun sejak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 dan perang berikutnya di Gaza, yang telah berlangsung lebih dari 18 bulan, hari tersebut memiliki makna baru bagi banyak orang.

    Kepala angkatan bersenjata Letnan Jenderal Eyal Zamir juga berjanji untuk meningkatkan upaya untuk membawa pulang para sandera.

    “Begitu pula Hamas telah salah menilai tekad kita untuk membawa kembali para sandera dan mengalahkannya. Kedua misi ini saling terkait. Kami akan melanjutkan dan mengintensifkan upaya kami hingga keduanya tercapai,” tambahnya.

    Dari 251 sandera yang disita selama serangan itu, 58 masih ditahan di Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah tewas.

    Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 52.365 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka warga sipil, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Inggris Komitmen Dukung Negara Palestina, Kedua Perdana Menteri Bertemu di London

    Inggris Komitmen Dukung Negara Palestina, Kedua Perdana Menteri Bertemu di London

    GELORA.CO – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu dengan mitranya dari Palestina, Mohammed Mustafa, di London sebagai bagian dari upaya pemerintah Inggris untuk membantu perjuangan negara Palestina.

    Dalam pertemuan mereka, Senin (28/4/2025), Starmer menyampaikan belasungkawa yang tulus atas hilangnya nyawa yang mengerikan di Gaza, di mana tindakan militer Israel sejak akhir 2023 telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina.

    Ia mengatakan Inggris akan terus mendesak perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas, serta menentang dimulainya kembali perang di Gaza setelah gagalnya gencatan senjata sebelumnya pada pertengahan Maret.

    Mustafa, pemimpin Otoritas Palestina (PA) pertama yang mengunjungi Downing Street sejak 2021, juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri David Lammy. “Mereka menandatangani nota kesepahaman yang meneguhkan komitmen mereka untuk memajukan negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara,” kata Kantor Luar Negeri Inggris, mengutip Arab News.

    Dokumen tersebut menegaskan pandangan bahwa otoritas Palestina adalah satu-satunya entitas pemerintahan yang sah di wilayah Palestina, meliputi Gaza, Yerusalem Timur, dan Tepi Barat. “Saya menegaskan kembali komitmen Inggris untuk mengakui negara Palestina sebagai kontribusi terhadap proses tersebut,” kata Menlu David Lammy.

    Hal ini juga menekankan perlunya menyatukan kembali Gaza dan Tepi Barat di bawah otoritas Palestina berpusat di Ramallah, yang pada gilirannya diharuskan berkomitmen pada reformasi politik dan keuangan.

    Selain itu, Inggris mengumumkan paket bantuan senilai £101 juta (sekitar Rp2,2 triliun) untuk Palestina guna mendukung operasi bantuan kemanusiaan, pembangunan ekonomi, dan reformasi.

    Lammy mengatakan kunjungan Mustafa menandai langkah signifikan dalam memperkuat hubungan Inggris dengan Otoritas Palestina, mitra utama perdamaian di Timur Tengah, di saat yang kritis.

    “Kami tidak akan menyerah pada solusi dua negara, di mana negara Palestina dan Israel hidup berdampingan secara damai, bermartabat, dan aman. Saya menegaskan kembali komitmen Inggris untuk mengakui negara Palestina sebagai kontribusi terhadap proses tersebut.”

    Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007 dan melancarkan serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, tidak akan memiliki peran apa pun di masa depan daerah kantong pantai Palestina itu, tambahnya.

    Kantor Luar Negeri mengatakan, Hamas harus segera membebaskan sandera (Israel) dan melepaskan kendali atas Gaza. Inggris akan bekerja sama dengan PA dalam rencana bersama untuk masa depan Gaza, yang dibangun di atas inisiatif dipimpin oleh negara-negara Arab.

    Prancis dan Arab Saudi akan menjadi ketua bersama pertemuan di PBB pada bulan Juni untuk menggalang dukungan bagi pengakuan negara Palestina. Anggota parlemen Inggris dari Partai Buruh yang berkuasa baru-baru ini mendesak Kantor Luar Negeri untuk secara resmi mengakui negara Palestina, dan mengatakan inisiatif Prancis-Saudi memberikan peluang bagi Inggris.

    Pemerintah Israel tetap teguh dalam penentangannya terhadap pengakuan apa pun tentang negara Palestina. Pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengambil langkah-langkah untuk melemahkan Otoritas Palestina didukung Barat, termasuk menahan jutaan dolar pajak Palestina atas nama otoritas tersebut.

    Netanyahu menolak peran apa pun bagi PA dalam masa depan Gaza serta mengkritik rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk konferensi kenegaraan Palestina. Dari 193 anggota PBB, 147 telah secara resmi mengakui kenegaraan Palestina, termasuk Spanyol, Irlandia, dan Norwegia. Prancis, Kanada, Inggris, Italia, dan Jerman termasuk di antara negara-negara yang belum melakukannya.

  • Netanyahu Bilang Israel Pernah Cegat Pesawat Iran Coba Selamatkan Assad

    Netanyahu Bilang Israel Pernah Cegat Pesawat Iran Coba Selamatkan Assad

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan sejumlah pesawat tempur Israel, tahun lalu, mencegat pesawat Iran yang terbang menuju ke Suriah untuk menyelamatkan mantan Presiden Bashar al-Assad yang saat itu di ambang penggulingan.

    Netanyahu menyebut pengerahan pesawat-pesawat tempur Israel bertujuan mencegah Teheran mengirimkan pasukan yang dimaksudkan untuk membantu Assad pada saat itu. Assad lengser dari kekuasaannya di Suriah pada Desember 2024 lalu, setelah penyerbuan pasukan pemberontak dengan cepat ke Damaskus.

    Pernyataan ini, seperti dilansir Associated Press, Selasa (29/4/2025), disampaikan oleh Netanyahu saat berbicara dalam konferensi yang digelar oleh Jewish News Syndicate, kantor berita pro-Israel, pada Minggu (27/4) waktu setempat.

    Pengakuan Netanyahu itu juga memberikan pandangan baru tentang pemikiran Israel di hari-hari terakhir kekuasaan Assad, musuh lama Tel Aviv.

    Netanyahu, dalam pernyataannya, mengklaim bahwa musuh bebuyutannya, Iran, ingin menyelamatkan Assad setelah menyaksikan kelompok Hizbullah yang mereka dukung di Lebanon mengalami kerugian besar dalam pertempuran dengan militer Israel.

    “Mereka (Iran-red) harus menyelamatkan al-Assad,” ucap Netanyahu, mengklaim bahwa Iran pada saat itu ingin mengirimkan “satu atau dua divisi udara” untuk membantu mantan pemimpin Suriah itu.

    “Kami menghentikannya. Kami mengirimkan beberapa F-16 ke sejumlah pesawat Iran yang mengudara melewati beberapa rute ke Damaskus. Mereka berbalik arah,” sebutnya.

    Dalam pertempuran musim gugur lalu, Israel mendalangi ledakan massal ratusan pager dan walkie-talkie, yang dipasangi bom kecil, yang digunakan mayoritas anggota Hizbullah di Lebanon. Beberapa hari setelah itu, salah satu gempuran Tel Aviv berhasil menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.

    Saat berbicara dalam konferensi tersebut, Netanyahu mengungkapkan bahwa dirinya mendorong serangan bom pager itu setelah Israel menyadari Hizbullah mulai curiga dan mengirimkan beberapa perangkat ke Iran untuk diuji.

    “Saya mengatakan, ‘Kita harus melakukannya sekarang juga’,” katanya.

    Israel dan Hizbullah yang melemah telah mencapai kesepakatan gencatan senjata pada November tahun lalu, yang mengakhiri pertempuran selama lebih dari setahun. Namun hingga kini, pasukan Israel masih ada di beberapa bagian wilayah Lebanon bagian selatan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Klaim Israel Hanya Buru Hamas Ditepis, Euro-Med: 94 Persen Korban Tewas di Gaza Warga Sipil – Halaman all

    Klaim Israel Hanya Buru Hamas Ditepis, Euro-Med: 94 Persen Korban Tewas di Gaza Warga Sipil – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Euro-Med, sebuah organisasi pemantau hak asasi manusia (HAM), membantah klaim Israel bahwa pasukannya hanya memburu pejuang Hamas di Jalur Gaza.

    Menurut Euro-Med, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terus membunuh warga sipil di tanah Palestina itu.

    “Meski Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah Israel menargetkan warga sipil, pesawat militer dengan sengaja terus melancarkan serangan yang membunuh wanit adan anak-anak di Jalur Gaza,” kata Euro-Med dalam artikelnya di laman resmi yang terbit hari Senin, (28/4/2025).

    Euro-Med mengatakan dalam waku satu minggu saja (20 hingga 26 April 2025) Israel sudah membunuh 345 warga Palestina dan melukai 770 lainnya.

    “Data lapangan mengindikasikan bahwa setidaknya 94 persen korban adalah adalah warga sipil. Anak-anak (51 persen), wanita (16 persen), dan lansia (8 persen), menyumbang angka 75 persen dari korban tewas.”

    Sementara itu, berdasarkan data yang tersedia, tidak ada bukti yang mengindikasikan korban laki-laki terlibat dalam pertempuran atau terkait dengan aktivitas militan.

    Kata Euro-Med, Israel tidak menyodorkan bukti yang kredibel mengenai dugaan keterlibatan para korban laki-laki.

    Menurut organisasi itu, meningkatnya korban sipil itu terjadi bersamaan dengan Netanyahu yang terus melontarkan klaim palsu, yakni Israel tidak menargetkan warga sipil.

    “Itu upaya terang-terangan untuk menyesatkan opini masyarakat dunia dan menutupi kejahatan Israel di lapangan.”

    “Sementara itu, banyaknya bukti di lapangan, kesaksian langsung, foto, dan dokumen langsung, semuanya mengonfirmasi bahwa wanit dan anak-anak menjadi mayoritas korban.”

    Lalu, bangunan, infrastruktur, dan tempat berlindung yang masih tersisa di Gaza kini dibombardir secara sistematis oleh Israel.

    Euro-Med menyebut tujuan Israel menyerang target sipil ialah membunuh warga sipil dan menghancurkan fondasi kehidupan warga Palestina sehingga mempercepat pengusiran mereka dari Gaza.

    “Selama beberapa minggu terakhir, tim lapangan Euro-Med telah mendokumentasikan contoh-contoh seluruh keluarga dilenyapkan, serta penargetan yang disengaja terhadap keluarga spesifik dalam pola yang menunjukkan tujuan yang jelas untuk menghancurkan mereka.”

    “Israel terus membuat narasi palsu, bersamaan dengan meningkatnya kejahatan ini, menegaskan kembali kebijakan sistematisnya untuk menutupi pelanggaran dan melindungi pelaku.”

    Euro-Med lalu menyinggung serangan Israel dilakukan saat fajar hari.

    “Pesawat Israel mengebom sebuah rumah di Khan Yunis, di Gaza selatan, tanggal 28 April saat fajar. Serangan itu menewaskan 12 anggota keluarga Kaware, termasuk Zainab al-Majayda dan enam anaknya. Salah satu saudara laki-laki al-Majayda telah tewas dibunuh Israel tiga bulan silam.”

    PASUKAN PERTAHANAN ISRAEL – Foto yang diambil dari laman resmi IDF tanggal 12 Maret 2025 memperlihatkan beberapa tentara Israel saat beroperasi. (IDF)

    Organisasi itu juga mengklaim Israel belakangan ini mengintensifkan penggunaan drone bunuh diri untuk menyerang tenda dan rumah yang berisi para pengungsi.

    Drone itu dilengkai dengan kamera pengintaian dan sistem pemandu canggih sehingga memungkinkan pelacakan target. Teknologi itu memungkinkan Israel memantau target hingga detik-detik terakhir dan memutuskan apakah akan menyerang target.

    Hal itu mengonfirmasi bahwa Israel memang sengaja menargetkan warga sipil.

    Kebanyakan korban tewas adalah wanita, anak, dan lansia

    Seperti Euro-Med, kantor media pemerintah Gaza juga mengatakan korban serangan Israel di Gaza kebanyakan adalah wanita, anak, dan lansia.

    Menurut kantor itu, saat ini sudah ada 52.243 korban tewas. Sebanyak 65 persen di antaranya adalah tiga kategori di atas.

    Sudah ada lebih dari 18.000 anak yang tewas. Lalu, jumlah wanita yang tewas lebih dari 12.400 orang.

    Kemudian, Israel disebut telah melenyapkan lebih dari 2.180 keluarga Palestina. Anggota ribuan keluarga itu lenyap tak bersisa.

    Israel juga telah membunuh lebih dari 1.400 dokter dan tenaga kesehatan lainnya, 113 anggota pertahanan sipil, dan 212 jurnalis serta pekerja media. (*)

  • Sempat Coba Digulingkan Netanyahu, Bos Shin Bet Israel Mundur

    Sempat Coba Digulingkan Netanyahu, Bos Shin Bet Israel Mundur

    Kepala badan intelijen dalam negeri Israel (Shin Bet), Ronen Bar, mengumumkan pengunduran dirinya dan akan mengundurkan diri pada 15 Juni mendatang. Hal ini terjadi enam minggu setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencoba menggulingkan kepala keamanan tersebut.

  • Israel Klaim Serang Lebih dari 50 Target di Lebanon Sejak Bulan Lalu

    Israel Klaim Serang Lebih dari 50 Target di Lebanon Sejak Bulan Lalu

    Beirut

    Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 50 target teroris di seluruh Lebanon sejak bulan lalu. Serangan tetap dilancarkan meskipun gencatan senjata telah tercapai pada bulan November lalu yang seharusnya mengakhiri perang antara Israel dan militan Hizbullah.

    Dilansir AFP, Selasa (29/4/2025), Israel menyerang Beirut selatan untuk ketiga kalinya sejak gencatan senjata yang seharusnya mulai berlaku pada 27 November lalu. Imbas serangan itu, Presiden Lebanon Joseph Aoun meminta penjaminnya, Prancis dan Amerika Serikat, untuk menghentikan gencatan senjata.

    “Selama bulan lalu, IDF (militer) telah menyerang lebih dari 50 target teroris di seluruh Lebanon. Serangan ini dilakukan setelah pelanggaran gencatan senjata dan kesepakatan antara Israel dan Lebanon, yang menimbulkan ancaman bagi Negara Israel dan warganya”, kata Militer Israel dalam sebuah pernyataan.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan hari Minggu menargetkan salah satu gedung yang digunakan oleh Hizbullah untuk menyimpan rudal berpemandu presisi dan berjanji untuk menghentikan kelompok militan yang didukung Iran tersebut menggunakan pinggiran selatan Beirut sebagai “tempat berlindung yang aman”.

    Sementara itu, Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan dalam sebuah pidato bahwa serangan itu “tidak memiliki pembenaran apa pun”, dan selanjutnya menyebutnya sebagai “serangan politik yang bertujuan untuk mengubah aturan dengan kekerasan”.

    Sebagai informasi, Israel terus melakukan serangan rutin di Lebanon meskipun ada gencatan senjata, yang bertujuan untuk menghentikan lebih dari setahun permusuhan dengan Hizbullah yang berpuncak pada kampanye pemboman besar-besaran Israel dan serangan darat.

    Israel akan menarik seluruh pasukannya dari Lebanon selatan, tetapi pasukannya tetap berada di lima posisi yang dianggap “strategis”.

    (maa/maa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kami Akan Terus Mengejar Misi Kemenangan di Gaza

    Betapa Beraninya Mendikte AS dalam Negosiasi Nuklir

    Jakarta

    Pemerintah Iran menuduh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mencoba mendikte kebijakan AS dalam negosiasi. Hal ini disampaikan setelah Netanyahu menyerukan penghentian total program nuklir Iran.

    “Yang mengejutkan… adalah betapa beraninya Netanyahu sekarang mendikte apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan Presiden Trump dalam diplomasinya dengan Iran,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam sebuah posting di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Senin (28/4/2025).

    “Fantasi Israel bahwa mereka dapat mendikte apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan Iran sangat jauh dari kenyataan sehingga hampir tidak layak untuk ditanggapi,” kata Araghchi.

    Ia menekankan bahwa Iran mampu menggagalkan “setiap upaya oleh aktor eksternal yang jahat untuk menyabotase kebijakan luar negerinya atau mendikte arahnya.”

    “Kita hanya bisa berharap rekan-rekan kita di AS juga sama teguhnya,” imbuhnya.

    Sebelumnya pada hari Minggu (27/4), Netanyahu mengatakan kesepakatan Iran-AS yang sebenarnya akan menjadi kesepakatan “yang menghilangkan kapasitas Iran untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir” dan “mencegah rudal balistik”.

    Pernyataan itu muncul sehari setelah delegasi Iran dan AS bertemu di Oman untuk putaran ketiga pembicaraan tingkat tinggi tentang program nuklir Teheran. Kedua belah pihak melaporkan adanya kemajuan dalam pembicaraan tersebut.

    Presiden AS Donald Trump mengirim surat pada bulan Maret lalu kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang mendesak pembicaraan, dan memperingatkan kemungkinan tindakan militer jika Iran menolak. Sejak kembali menjabat pada bulan Januari lalu, Trump menghidupkan kembali kampanye sanksi “tekanan maksimum”, yang mencerminkan pendekatannya selama masa jabatan pertamanya ketika ia menarik diri dari kesepakatan nuklir penting tahun 2015 dengan Iran.

    Pembicaraan dimulai pada tanggal 12 April, dengan Teheran bersikeras bahwa pembicaraan tersebut harus difokuskan hanya pada isu nuklir dan pencabutan sanksi. Korps Garda Revolusi Islam Iran mengatakan bahwa kemampuan militer negara tersebut tidak termasuk dalam pembahasan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Penulis Israel Ibaratkan Membantu Warga Gaza seperti Memberi Makan Hiu

    Penulis Israel Ibaratkan Membantu Warga Gaza seperti Memberi Makan Hiu

    PIKIRAN RAKYAT – Berdasarkan data otoritas kesehatan Palestina, sejak Israel menyerang Oktober 2023 lalu, 52.243 warga telah meninggal dunia yang sebagian besar anak-anak dan wanita, dan melukai 117.639 lainnya.

    Tak hanya serangan terus-terusan, Israel juga telah melakukan blokade bantuan yang berlangsung hampir dua bulan lamanya. Hal ini membuat penduduk Gaza terus menderita di tengah genosida.

    Kendati semakin banyak korban dan kondisi sulit yang dialami penduduk Gaza, seorang penulis skenario yang juga aktor Israel, Gil Kopatz mengatakan dia mendukung pembantaian warga Gaza.

    Gil Kopatz mengibaratkan pemberian bantuan ke warga Gaza sama saja dengan memberi makan hiu. Hal ini diungkapkan olehnya dalam sebuah postingan Facebook.

    “Jika Anda memberi makan hiu, mereka akan memakan Anda. Jika Anda memberi makan warga Gaza, mereka akan memakan Anda. Saya mendukung kepunahan hiu dan pemusnahan warga Gaza,” katanya dilaporkan Middle East Eye.

    Dia mengakhiri postingannya dengan: “Renungan Hari Holocaust 2025.”

    Sontak saja, pernyataan Gil Kopatz menuai kecaman dan reaksi keras dari banyak pihak. Kemarahan salah satunya datang dari Ahmad Tibi, seorang politikus Palestina dengan kewarganegaraan Israel.

    “Beginilah cara orang Yahudi ini memperingati Hari Peringatan Holocaust. Gil Kopatz, Anda seorang neo-Nazi yang degeneratif,” tulis Tibi di X. 

    Dalam unggahan berikutnya, Kopatz tampak menegaskan kembali pernyataannya.

    “Saya sama sekali tidak punya rasa kasihan terhadap warga Gaza. Bagi orang Arab secara umum, ya. Bagi manusia secara umum, ya. Bagi hiu, tidak. Dan juga tidak untuk hewan manusia,” katanya. 

    “Saya tidak memperlakukan mereka yang tumbuh di Gaza dan telah dibesarkan, sejak kecil, dengan kebencian rasis yang mematikan terhadap keluarga dan saudara-saudari saya, sebagai manusia,” tuturnya.

    “Dan sebagai kesimpulan, ini bukanlah genosida, ini pestisida, dan sangat penting untuk melakukannya,” ujarnya.

    Perintah Trump untuk Netanyahu

    Sekutu Israel, Amerika Serikat melalui sang Presiden Donald Trump meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk bersikap ‘baik’ kepada warga di Jalur Gaza.

    Trump juga mengatakan pihaknya akan mengurus bantuan internasional yang telah ditahan oleh Israel selama lebih dari tujuh minggu. 

    “Orang-orang itu menderita. Kita harus bersikap baik kepada Gaza. Kita akan mengurusnya. Ada kebutuhan yang sangat besar untuk obat-obatan, makanan, dan obat-obatan, dan kita akan mengurusnya,” tuturnya dilaporkan Anadolu Agency.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News