Tag: Benjamin Netanyahu

  • Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km – Halaman all

    Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km – Halaman all

    Diancam AS, Iran Perkenalkan Qassem Basir, Rudal Balistik Terbaru yang Bisa Tempuh 1.200 Km

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Iran, Minggu (4/5/2025) memperkenalkan rudal balistik berbahan bakar padat terbaru negara itu, lapor televisi pemerintah Iran seperti dilansir AP.

    Peluncuran rudal balistik Teheran ini terjadi di tengah ancaman dari Amerika Serikat (AS) atas program nuklirnya.

    AP melaporkan, kalau TV pemerintah Iran menayangkan rudal balistik “Qassem Basir” selama wawancara dengan Menteri Pertahanan Jenderal Aziz Nasirzadeh. 

    “Ia mengatakan rudal tersebut sudah di-upgrade dalam hal panduan dan kemampuan manuver untuk mengatasi lapisan pertahanan dan dengan mudah melewati sistem pertahanan antibalistik,” kata laporan tersebut

    Rudal tersebut dikatakan terakhir kali diuji pada tanggal 17 April.

    Laporan juga menggambarkan kalau rudal tersebut memiliki jangkauan setidaknya 1.200 kilometer (745 mil).

    Dikatakan pula bahwa rudal tersebut dapat mengidentifikasi dan menyerang target yang ditentukan di antara beberapa target tanpa panduan GPS dan dengan akurasi yang sangat tinggi.

    Sebuah rudal Iran ditampilkan saat parade militer memperingati Hari Quds yang dilaksanakan tiap tahun, pada hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan di Teheran, Iran 29 April 2022. (kredit foto: MAJID ASGARIPOUR/WANA (KANTOR BERITA ASIA BARAT) VIA REUTERS)

    Iran Tak Segan Langsung Membalas

    Menanggapi komentar Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada platform X pada tanggal 1 Mei, di mana ia memperingatkan Iran tentang dukungannya terhadap Houthi di Yaman, Nasirzade mengatakan jika perang diprakarsai oleh AS atau Israel, Iran akan menyerang kepentingan, pangkalan, dan pasukan mereka “di mana pun mereka berada dan kapan pun diperlukan.”

    Nasirzadeh menambahkan: “Kami tidak memiliki permusuhan terhadap negara-negara tetangga dan menginginkan hubungan persaudaraan, tetapi jika terjadi serangan, pangkalan AS di wilayah tersebut akan dianggap sebagai target yang sah.”

    Mengenai serangan rudal baru-baru ini oleh Houthi Yaman terhadap Israel, Nasirzadeh mengatakan Yaman adalah negara merdeka yang membuat keputusannya sendiri.

    Dia juga menolak upaya AS untuk menghubungkan Iran dengan konflik yang terjadi di sana.

    Teheran menciptakan program rudal balistiknya setelah menderita serangan rudal Scud Irak dalam perang Iran-Irak — dan sebagai perlindungan terhadap negara-negara tetangganya yang bersenjata Barat karena embargo telah menghalanginya mengakses pesawat serang modern.

    Pengumuman rudal itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan menyusul serangan terhadap Bandara Ben Gurion di Israel oleh Houthi.

    RUDAL TERBARU IRAN – Tangkap layar tayangan Al Mayadeen, Senin (5/5/2025), memperlihatkan cuplikan video peluncuran rudal terbaru Iran bernama Qasem Basir yang diluncurkan pada Minggu (4/5/2025). Militer Iran mengirim ancaman kepada AS dan Israel jika mereka memulai serangan terhadap Iran maka Iran akan merespons dengan menargetkan pangkalan militer dan fasilitas penting mereka. (YouTube Al Mayadeen)

    Sebagai tanggapan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan melakukan pembalasan yang signifikan terhadap Houthi dan pendukung mereka di Iran. Insiden itu menandai peningkatan signifikan dalam permusuhan regional.

    Sementara itu, pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat, yang dijadwalkan pada tanggal 3 Mei di Roma, ditangguhkan minggu lalu.

    Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan penundaan tersebut dilakukan atas permintaan menteri luar negeri Oman, yang menjadi penengah negosiasi tersebut. Tanggal baru belum diumumkan.

    Presiden Donald Trump telah berulang kali mengancam akan melancarkan serangan udara yang menargetkan program Iran jika kesepakatan tidak tercapai.

    Pejabat Iran semakin memperingatkan bahwa mereka dapat mengembangkan senjata nuklir dengan persediaan uranium yang diperkaya hingga mendekati tingkat senjata.

     

    (oln/ap/*)

  • Kebakaran Hutan Dahsyat Israel Ternyata Senjata Makan Tuan

    Kebakaran Hutan Dahsyat Israel Ternyata Senjata Makan Tuan

    GELORA.CO –  Kebakaran hutan dahsyat yang melanda Israel pekan lalu disebut pemerintah Zionis sebagai salah satu yang terbesar sepanjang masa. Ternyata, kebakaran tersebut terkait erat dengan kebijakan Israel mengusir penduduk Palestina menggunakan selubung penghijauan.

    Palestine Chronicle melansir, penanaman pohon pinus Eropa dalam skala besar yang dilakukan Israel, yang bukan tanaman asli wilayah tersebut, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk kembali lanskap dan menutupi desa-desa Palestina yang tidak berpenghuni, telah meningkatkan kerentanan wilayah tersebut secara signifikan terhadap kebakaran hutan. 

    Tidak seperti tanaman asli Mediterania, pinus ini sangat mudah terbakar, dengan kayu resin dan serasah jarum padat yang mudah terbakar dalam kondisi kering dan panas. Ketika perubahan iklim memperburuk gelombang panas dan kekeringan, hutan monokultur ini telah menjadi bahan bakar, memicu kebakaran yang tidak terkendali dan mengancam ekosistem dan masyarakat sekitar.

    Israel telah lama menggunakan proyek penghutanan untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka. Hal ini termasuk pengungsian masyarakat Badui yang sedang berlangsung di gurun Naqab akibat proyek penanaman pohon besar-besaran, yang sebagian besar didanai oleh sumbangan amal dari AS.

    Hutan Yatir di Israel saat ini adalah hutan yang seluruhnya ditanami di kawasan gurun yang disebut oleh orang Palestina sebagai Naqab dan orang Israel sebagai Negev. Empat juta pohon yang membentuk Yatir ditanam oleh Dana Nasional Yahudi (JNF) mulai tahun 1960-an. Ia bagian dari kampanye jangka panjang yang melakukan penanaman pohon di Israel kepada orang-orang Yahudi di Amerika Serikat dan di tempat lain sebagai tindakan ramah lingkungan dan sarana untuk mengenang orang-orang terkasih.

    Kenyataannya, seperti yang dijelaskan +972 Magazine, para pekerja kehutanan JNF didampingi oleh polisi militer Israel, bersenjatakan peluru karet dan gas air mata, ketika mereka mengusir suku Badui, suku penggembala Arab, yang tinggal di tempat pepohonan berdiri saat ini.

    Sejak 1948, pemerintah Israel telah menggunakan “penghijauan,” atau penanaman pohon, untuk mencabut komunitas Palestina sepert dii Atir. Mereka secara paksa membatasi pertumbuhan komunitas lain, dan untuk menyembunyikan bukti bahwa komunitas lain sudah dihancurkan. Selama ini, organisasi seperti JNF telah membantu membiayai operasi dan mencuci dana tersebut kepada kontributor yang tidak menaruh curiga.

    “Sejak Nakba, penghijauan telah digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi penggusuran dan perampasan tanah Palestina,” kata Myssana Morany, pengacara di Adalah Legal Center for Arab Minority Rights di Israel. “Nakba,” atau “bencana” dalam bahasa Arab, adalah istilah yang digunakan warga Palestina untuk menyebut pengungsian mereka oleh pasukan Zionis pada tahun 1948.

    Pengungsian warga Palestina melalui penghijauan yang dilakukan Israel mempunyai banyak bentuk, seperti yang dijelaskan Morany. Segera setelah Nakba, Zionis menggunakan pepohonan untuk menyembunyikan reruntuhan komunitas Palestina yang hancur dan mencegah warga mereka yang mengungsi untuk kembali. 

    Komunitas-komunitas Palestina yang masih tersisa kadang-kadang dikelilingi oleh “cagar alam,” yang memungkinkan negara untuk menyita tanah pribadi Palestina untuk kepentingan publik sekaligus mencegah pertumbuhan komunitas-komunitas tersebut di masa depan.

    Baru-baru ini, Otoritas Pertanahan Israel dan JNF melakukan penanaman secara besar-besaran di Naqab, menggusur komunitas Badui seperti Atir, yang penduduknya telah menjadi “pelanggar” di tempat mereka dulu tinggal atau bekerja, karena tempat tersebut kini dianggap sebagai tanah negara. Secara keseluruhan, JNF membanggakan penanaman 250 juta pohon di Israel dan terus meminta sumbangan untuk menanam lebih banyak pohon di situs webnya.

    Meskipun JNF memuji manfaat lingkungan dari proyek penghijauan seperti merevitalisasi tanah, mencegah banjir, dan melawan perubahan iklim melalui penangkapan karbon, hal tersebut tampaknya tidak benar. Kritikus yang dikutip oleh Yale School of the Environment mengatakan Hutan Yatir telah melenyapkan ekosistem yang beragam bagi spesies langka dan mungkin malah mempercepat perubahan iklim dengan menahan lebih banyak panas dibandingkan gurun yang sebelumnya dipantulkan kembali ke luar angkasa.

    Menurut Morany, Masyarakat untuk Perlindungan Alam di Israel, organisasi lingkungan nirlaba terbesar di Israel, juga berpendapat bahwa proyek penghijauan di Naqab harus dihentikan, dengan mengatakan bahwa proyek tersebut “merupakan ancaman signifikan terhadap keanekaragaman hayati yang unik” di tanah tersebut.

    Penghijauan Israel juga tidak terbatas pada perbatasan Israel yang diakui secara internasional. Morany mengutip makalah kebijakan dari koalisi pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya pada tahun 2022 yang secara eksplisit berkomitmen kepada pemerintah untuk melakukan penghijauan di beberapa bagian Tepi Barat, yang secara luas dianggap sebagai wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh Israel. 

    Menurut Akevot Institute, yang mengacu pada dokumen internal JNF dari tahun 1987, organisasi tersebut juga telah melakukan penanaman di Tepi Barat selama beberapa dekade untuk mencegah warga Palestina menggunakan tanah yang dapat diubah menjadi pemukiman ilegal Israel di masa depan.

    Canadians for Justice and Peace in the Middle East melansir, Dana Nasional Yahudi (JNF) adalah sebuah organisasi yang mendukung kolonisasi Israel yang sedang berlangsung di Palestina dan membantu menutupi kejahatan Israel. JNF didirikan pada tahun 1901 untuk memperoleh tanah di Palestina yang hanya boleh digunakan oleh orang Yahudi. Terlepas dari mandatnya yang berbasis ras dan keterlibatannya dalam proyek-proyek kolonial pemukim.

    JNF secara menipu menggambarkan dirinya sebagai badan amal lingkungan hidup, yang mendapatkan status amal di banyak negara – termasuk Kanada. Misalnya, JNF menanam pohon di desa-desa Palestina yang hancur untuk menyembunyikan bukti pembersihan etnis yang dilakukan oleh pasukan Israel. Sampai saat ini, 86 desa Palestina yang hancur terkubur di bawah hutan JNF. JNF dengan demikian menggunakan kebijakan lingkungan, seperti penanaman pohon, sebagai alat untuk melakukan greenwash terhadap penghancuran desa-desa Palestina oleh Israel.

    Meskipun JNF mengklaim telah mencapai keberhasilan besar dalam hal penghijauan, pemberantasan penggurunan, rehabilitasi hutan, dan pencegahan kebakaran hutan, yang mereka lakukan justru sebaliknya.

    JNF seringkali merusak lingkungan asli atas nama pembangunan. Pada 1950-an, misalnya, mereka mengeringkan lahan basah terbesar di Israel untuk mendapatkan lahan pertanian. Akibatnya, beberapa spesies punah.

    Walau JNF membanggakan bahwa mereka telah menanam lebih dari 240 juta pohon, sebagian besar pohon yang ditanam JNF adalah pohon nonasli. Diketahui bahwa jarum dari pohon-pohon tersebut membunuh tanaman asli. Pohon-pohon nonasli juga lebih mudah terbakar dibandingkan spesies asli.

    Sementara itu, hutan JNF ditemukan “miskin secara ekologis”, karena sangat mengurangi keanekaragaman hayati. Perkebunan JNF juga mempercepat penggurunan. JNF menanam pohon di gurun Negev, yang menyerap air dan panas, menyebabkan panas berlebih dan “efek lokal perubahan iklim”.

  • Iran Bantah Dukung Serangan Houthi ke Bandara Israel

    Iran Bantah Dukung Serangan Houthi ke Bandara Israel

    Jakarta

    Pemerintah Iran membantah mendukung serangan Houthi terhadap bandara internasional utama Israel setelah kelompok pemberontak di Yaman tersebut mengklaim serangan rudal tersebut.

    “Tindakan Yaman untuk mendukung rakyat Palestina adalah keputusan independen yang diambil sebagai bentuk solidaritas dengan mereka,” kata kementerian luar negeri Iran dalam sebuah pernyataan pada Senin (5/5), dilansir kantor berita AFP, Senin (5/5/2025).

    Sebelumnya, sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman pada hari Minggu (4/5) lalu menimbulkan kawah yang dalam di sekeliling Bandara Internasional Ben Gurion. Serangan rudal itu melukai enam orang dan sempat menghentikan penerbangan.

    Houthi yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Houthi mengatakan mereka menembakkan “rudal balistik hipersonik” ke Ben Gurion, dan memperingatkan akan adanya serangan-serangan lain di bandara-bandara Israel Israel.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan memberikan respons yang keras kepada Houthi dan Iran atas serangan itu.

    Dalam sebuah video yang dipublikasikan di Telegram, Netanyahu mengatakan Israel telah “bertindak melawan” Houthi di masa lalu dan “akan bertindak di masa mendatang”.

    “Itu tidak akan terjadi dalam satu ledakan, tetapi akan ada banyak ledakan,” tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    ‘Lihat juga Video Detik-detik Rudal Houthi Meledak di Dekat Bandara Ben Gurion Israel’

    Kemudian di platform media sosial X, Netanyahu mengatakan Israel juga akan menanggapi Iran di “waktu dan tempat yang kami pilih”.

    Menanggapi ancaman ini, pemerintah Iran pada hari Senin (5/5) memperingatkan akan membalas setiap serangan terhadap wilayahnya.

    “Iran menggarisbawahi tekadnya yang kuat… untuk membela diri,” kata pernyataan kementerian luar negeri Iran, seraya memperingatkan Israel dan Amerika Serikat tentang “konsekuensinya”.

    Houthi adalah bagian dari “poros perlawanan” Iran terhadap Israel dan Amerika Serikat, yang menampilkan diri sebagai pembela warga Palestina di Jalur Gaza.

    ‘Lihat juga Video Detik-detik Rudal Houthi Meledak di Dekat Bandara Ben Gurion Israel’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kepanikan di Bandara Ben Gurion, Sistem Pertahanan Udara Israel Gagal Cegat Rudal Houthi – Halaman all

    Kepanikan di Bandara Ben Gurion, Sistem Pertahanan Udara Israel Gagal Cegat Rudal Houthi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Minggu (4/5/2025), serangan rudal balistik kelompok Houthi dari Yaman menghantam dekat Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv, Israel.

    Serangan ini menyebabkan enam orang terluka ringan dan memicu kepanikan di antara para penumpang.

    Akibat insiden tersebut, sejumlah maskapai penerbangan internasional membatalkan penerbangan ke dan dari Israel selama 24 jam.

    Menurut laporan Reuters, rudal tersebut mendarat di area dekat terminal utama bandara.

    Jalan akses dan sebuah kendaraan rusak terkena rudal.

    Meskipun sistem pertahanan udara Israel dan Amerika Serikat (AS), termasuk THAAD dan Arrow, berusaha mencegat rudal tersebut, upaya tersebut gagal.

    Ini menandai pertama kalinya pertahanan udara Israel gagal mencegat rudal yang mengarah ke bandara utama negara tersebut.

    Kelompok Houthi, yang didukung oleh Iran, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Mereka menyatakan serangan ini merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina dan memperingatkan bahwa mereka akan terus menargetkan bandara-bandara di Israel.

    Mereka juga menyatakan Bandara Ben Gurion “tidak lagi aman untuk penerbangan.”

    Serangan ini menyebabkan gangguan signifikan pada operasi penerbangan.

    Bandara Ben Gurion menghentikan sementara semua penerbangan dan lalu lintas penumpang selama sekitar 30 menit setelah serangan.

    Beberapa maskapai internasional, termasuk Lufthansa, British Airways, Delta, United Airlines, Air France, dan Air India, membatalkan penerbangan mereka ke dan dari Israel selama 24 jam.

    Maskapai lain seperti Wizz Air dan Iberia juga menangguhkan penerbangan mereka hingga Selasa pagi.

    Meskipun operasi bandara dilanjutkan dalam waktu singkat, serangan ini menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan penerbangan di wilayah tersebut.

    Beberapa maskapai masih meninjau situasi sebelum memutuskan untuk melanjutkan penerbangan mereka.

    Sementara itu, maskapai nasional Israel, El Al, menawarkan penerbangan penyelamatan bagi penumpang yang terlantar dan mencatat peningkatan harga saham lebih dari 5 persen setelah insiden tersebut.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam serangan tersebut.

    Ia berjanji akan memberikan respons yang kuat terhadap kelompok Houthi dan pendukung mereka di Iran.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga menyatakan siapa pun yang menyerang Israel akan menerima balasan yang setimpal.

    Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, terutama setelah Israel melanjutkan operasi militernya di Gaza.

    Kelompok Houthi telah meningkatkan serangan mereka terhadap Israel sejak akhir 2023, sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

    Serangan terbaru ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang sedang berlangsung dan menyoroti ancaman yang terus berkembang terhadap infrastruktur vital Israel.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Tanda Kiamat di Israel, Ini Penyebab Kebakaran Hebat dan Badai Pasir

    Tanda Kiamat di Israel, Ini Penyebab Kebakaran Hebat dan Badai Pasir

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel dilanda kebakaran hebat, dan juga diterjang badai pasir (sand storm) mengerikan. Hal ini dikaitkan dengan ‘tanda kiamat’ dari perubahan iklim.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sampei menyatakan ‘Keadaan Darurat Nasional’ pasca kebakaran hutan hebat yang melanda dengan cepat di dekat kota Yerusalem.

    Kebakaran di Yerusalem dinyatakan telah berhasil dikendalikan setelah hampir 30 jam pada Kamis (1/5).

    Meski telah berhasil dikendalikan, kebakaran ini menyebabkan dampak luas di Israel. Kebakaran hebat ini telah melahap sekitar 5.000 hektare lahan, termasuk 3.000 hektare kawasan hutan, sejak api pertama kali muncul di perbukitan sekitar kota Yerusalem.

    Kebakaran Terbesar di Israel

    Kebakaran yang telah berlangsung sejak pukul 10 pagi pada Rabu (30/4) itu dianggap sebagai salah satu kebakaran hutan terbesar dalam sejarah Israel.

    “Ini mungkin kebakaran terbesar yang pernah terjadi di negara ini,” kata komandan pemadam kebakaran distrik Yerusalem, Shmulik Friedman.

    Badan penyelamat Magen David Adom Israel melaporkan, bahwa ratusan warga sipil terancam oleh kebakaran hutan terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

    MDA mengatakan bahwa mereka telah memberikan perawatan kepada sekitar 23 orang, 13 di antaranya dibawa ke rumah sakit, sebagian besar menderita karena menghirup asap dan luka bakar.

    Di antara mereka terdapat dua wanita hamil dan dua bayi di bawah satu tahun, tambahnya. Dikatakan bahwa tingkat kewaspadaan telah dinaikkan ke tingkat tertinggi.

    Penduduk setempat, Yuval Aharoni, 40 tahun, mengatakan, bahwa keadaan saat ini sangat memprihatinkan.

    “Kami tahu itu akan terjadi dan tetap saja kami merasa mereka tidak cukup siap dengan pesawat-pesawat besar yang dapat menjatuhkan air dalam jumlah besar,” ujarnya.

    Untuk memadamkan kebakaran, Israel meminta bantuan negara-negara lain. seperti Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Kroasia, Ukraina, dan Rumania.

    Investigasi Penyebab Kebakaran

    Beberapa penyebab kebakaran masih diinvestigasi oleh pihak terkait. Ada yang menyatakan karena masalah iklim, ada juga yang mengatakan bahwa kebakaran ini sengaja dilakukan oleh beberapa orang.

    Netanyahu mengumumkan sekitar 18 orang telah ditangkap karena dicurigai menyebabkan kebakaran di Yerusalem. Satu orang bahkan disebut tertangkap basah saat melakukan pembakaran.

    Meskipun penyebab pasti kebakaran di dekat Latrun masih belum jelas, Netanyahu mengatakan bahwa kebakaran itu bukan hal yang sederhana.

    “Ada kerusakan pada alam dan juga kerusakan pada manusia, dan saat ini kami menahan 18 orang yang dicurigai melakukan pembakaran, salah satunya tertangkap tangan,” katanya, dikutip dari The Independent, Senin (5/5/2025).

    Sementara itu, Presiden Isaac Herzog mengatakan dalam sebuah acara Hari Kemerdekaan menyatakan kebakaran tersebut merupakan bagian dari krisis iklim, yang tidak boleh diabaikan.

    “Ini mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang serius dan signifikan serta membuat keputusan, termasuk legislasi yang tepat,” kata Herzog.

    Laporan dari Times of Israel menunjukkan bahwa Israel sedang mengalami musim panas yang panjang, panas, dan kering, kondisi yang menyebabkan kebakaran hutan.

    Insiden kebakaran hutan yang signifikan dilaporkan terjadi di Israel pada 1989, 1995, 2010, 2015, 2019, 2021, dan 2022. Beberapa dari kebakaran tersebut diduga dipicu oleh pembakaran atau kelalaian manusia.

    Badai Pasir

    Israel mengalami badai pasir di bagian selatan negara tersebut. Badai pasir ini bertepatan dengan angin kencang yang mengintensifkan kebakaran hutan yang berkecamuk di tengah-tengah negara itu.

    Sejumlah media menayangkan klip video yang menunjukkan badai pasir yang kuat menyapu Beersheba di Gurun Negev di Israel selatan.

    Rekaman itu menunjukkan kota gurun secara bertahap diselimuti oleh awan debu yang sangat besar.

    Channel 12 menayangkan video para tentara yang berjuang untuk menutup gerbang pangkalan militer saat badai pasir melanda.

    “Seperti inilah kondisi Pangkalan Shivta (di Negev) malam ini di tengah badai pasir yang tidak biasa,” kata saluran tersebut. Dikatakan bahwa para tentara mengalami kesulitan untuk menutup pintu karena kuatnya angin.

    (dem/dem)

  • Kabinet Israel Setujui Perluasan Serangan Militer untuk Taklukkan Gaza

    Kabinet Israel Setujui Perluasan Serangan Militer untuk Taklukkan Gaza

    Tel Aviv

    Kabinet keamanan dalam pemerintahan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah menyetujui perluasan secara bertahap untuk serangan militer terhadap wilayah Jalur Gaza. Perluasan serangan itu mencakup target “penaklukan” Jalur Gaza dan mendorong emigrasi penduduk Gaza.

    Informasi itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (5/5/2025), dilaporkan sumber politik Israel yang dikutip AFP dan dilaporkan oleh televisi lokal Israel, Kan, yang mengutip sejumlah sumber yang mengetahui rincian keputusan kabinet keamanan Tel Aviv tersebut.

    “Rencana (perluasan serangan militer) tersebut akan mencakup, antara lain, penaklukan Jalur Gaza dan penguasaan atas wilayah tersebut, memindahkan penduduk Gaza ke wilayah selatan untuk melindungi mereka,” ucap sumber politik Israel yang dikutip AFP.

    Disebutkan sumber itu bahwa Netanyahu “terus mempromosikan” rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pemulangan sukarela untuk para penduduk Gaza.

    Hal tersebut diungkapkan ke publik setelah Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, mengatakan pada Minggu (4/5) bahwa militer telah mengeluarkan puluhan ribu perintah pemanggilan untuk pasukan cadangan, yang bertujuan memperluas operasi di Jalur Gaza dalam melawan Hamas.

    “Kami meningkatkan tekanan dengan tujuan mengembalikan orang-orang kami (para sandera-red) dan mengalahkan Hamas,” ucap Zamir saat berbicara kepada pasukan Israel, menurut pernyataan yang dirilis militer Tel Aviv.

    Netanyahu, dalam pernyataan terpisah via video yang diunggah pada hari yang sama, mengatakan dirinya menggelar rapat kabinet keamanan untuk membahas “tahap selanjutnya” untuk perang Gaza.

    Israel melanjutkan kembali serangan udara dan darat di Jalur Gaza pada Maret lalu, setelah gagalnya gencatan senjata yang didukung AS yang telah menghentikan pertempuran di daerah kantong Palestina itu selama dua bulan.

    Selain menyetujui perluasan serangan, menurut laporan situs berita Ynet, kabinet keamanan Israel juga menyetujui rencana baru untuk distribusi bantuan di dalam Jalur Gaza, meskipun tidak diketahui secara jelas kapan pasukan akan diizinkan masuk ke wilayah tersebut.

    Israel yang kini menguasai sepertiga wilayah Jalur Gaza, menghadapi tekanan internasional yang semakin meningkat untuk mencabut blokade bantuan kemanusiaan yang diberlakukan sejak Maret lalu.

    Tel Aviv berdalih blokade itu diperlukan karena Hamas telah menyita bantuan kemanusiaan yang ditujukan untuk warga sipil dan menyimpannya untuk para petempur mereka sendiri atau menjualnya. Tuduhan itu telah dibantah oleh Hamas dan beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) internasional.

    Tonton juga “Netanyahu Akan Balas Houthi soal Penyerangan Bandara di Israel” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bom Waktu Dibungkus Bendera Israel di Rishon LeZion di Selatan Tel Aviv, Ditemukan di Jalan Raya 431 – Halaman all

    Bom Waktu Dibungkus Bendera Israel di Rishon LeZion di Selatan Tel Aviv, Ditemukan di Jalan Raya 431 – Halaman all

    Rangkaian Bom Waktu yang Dibungkus Bendera Israel Ditemukan di Selatan Tel Aviv

    TRIBUNNEWS.COM- Polisi Pendudukan Israel mengumumkan peringatan keamanan pada hari Minggu (4/5/2025) setelah menemukan alat peledak berwaktu di dekat kota Rishon LeZion, selatan Tel Aviv.

    Menurut laporan media berbahasa Ibrani, benda mencurigakan itu ditemukan di Jalan Raya 431 dan kemudian dipastikan sebagai bom. Perangkat itu dilaporkan dibungkus dengan bendera ‘Israel’.

    Sebagai tanggapan, polisi menutup jalan, mengerahkan bala bantuan, dan memasang garis polisi yang lebar untuk menjauhkan warga sipil.

    Pihak berwenang juga memperingatkan kemungkinan adanya alat peledak tambahan di area tersebut.

    Tim penjinak bom masih terus memeriksa lokasi kejadian, dan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan siapa yang menanam alat itu dan apakah alat itu terkait dengan ancaman keamanan yang lebih luas.

    Ditemukan di Jalan Raya 431

    Menurut laporan media berbahasa Ibrani, benda mencurigakan itu ditemukan di Jalan Raya 431 dan kemudian dipastikan sebagai bom.

    Perangkat itu dilaporkan dibungkus dengan bendera ‘Israel’, demikian dilaporkan ROYA News. 

    Sebagai tanggapan, polisi menutup jalan, mengerahkan bala bantuan, dan memasang garis polisi yang lebar untuk menjauhkan warga sipil.

    Pihak berwenang juga memperingatkan kemungkinan adanya alat peledak tambahan di area tersebut.

    Tim penjinak bom masih terus memeriksa lokasi kejadian, dan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan siapa yang menanam alat itu dan apakah alat itu terkait dengan ancaman keamanan yang lebih luas, tambah laporan itu. 

    Rute Ditutup Sementara

    Rute 431 dekat Rishon LeZion, selatan Tel Aviv, ditutup sementara setelah ditemukannya benda mencurigakan.

    Polisi Israel melancarkan operasi keamanan berskala besar di Tel Aviv pada hari Minggu setelah sebuah alat peledak ditemukan di jalan kota. 

    Menurut Al-Jazeera, para ahli bahan peledak dikerahkan untuk menjinakkan alat peledak dan memeriksa apa yang oleh pihak berwenang digambarkan sebagai “objek mencurigakan.” Senjata juga ditemukan di tempat kejadian, menurut laporan polisi.

    Rute 431 dekat Rishon LeZion, sebelah selatan Tel Aviv, ditutup sementara setelah ditemukannya benda mencurigakan tersebut.

    Penutupan tersebut menyebabkan kemacetan lalu lintas yang signifikan, dengan video yang dibagikan di media sosial menunjukkan antrean panjang kendaraan sipil saat polisi menutup area tersebut.

    Media Israel melaporkan bahwa bahan peledak yang ditemukan di Tel Aviv adalah bom waktu yang dibungkus bendera Israel.

    Bom tersebut terletak di bagian selatan kota, sehingga polisi harus mengirim bala bantuan dan mengerahkan unit tambahan sebagai tindakan pencegahan.

    Peningkatan status siaga terjadi hanya beberapa jam setelah rudal yang diluncurkan dari Yaman oleh gerakan Ansarallah berdampak langsung di dekat Bandara Internasional Ben Gurion. 

    Dalam pidato video di saluran Telegramnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menanggapi serangan Ansarallah. 

    “Israel akan merespons pada waktu dan tempat yang kami pilih,” katanya, setelah konsultasi keamanan tingkat tinggi. 

    Ia menegaskan bahwa respons tersebut akan menargetkan Ansarallah dan “tuan mereka di Iran”.

    Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) melaporkan bahwa Netanyahu mengakhiri diskusi keamanan dengan keputusan untuk mengambil tindakan di Yaman, yang menunjukkan bahwa serangan mungkin akan segera terjadi. 

    Netanyahu lebih lanjut mengindikasikan bahwa ini bukan operasi satu kali, melainkan operasi militer bertahap. “Operasi melawan Houthi (Ansarallah – PC) bukanlah masalah yang berakhir dengan satu serangan,” katanya, mengingat serangan udara Israel sebelumnya terhadap infrastruktur di Yaman, termasuk pelabuhan strategis Hodeidah.

    Perkembangan ini menggarisbawahi semakin tidak stabilnya lingkungan regional seputar perang Israel di Gaza, dengan ancaman kini datang tidak hanya dari kelompok bersenjata di wilayah Palestina tetapi juga dari para aktor di seluruh Timur Tengah.

     

    SUMBER: ROYA NEWS, MEHR NEWS, PALESTINE CHRONICLE

  • Militer Israel Perintahkan Perluasan Operasi di Gaza Setelah Pemanggilan 60.000 Prajurit Cadangan – Halaman all

    Militer Israel Perintahkan Perluasan Operasi di Gaza Setelah Pemanggilan 60.000 Prajurit Cadangan – Halaman all

    Israel Perintahkan Perluasan Operasi di Gaza Setelah Pemanggilan 60.000 Prajurit Cadangan

    TRIBUNNEWS.COM- Kepala Staf Umum ‘Israel’ Eyal Zamir mengumumkan pada hari Minggu bahwa militer telah mengeluarkan perintah untuk memanggil puluhan ribu prajurit cadangan untuk mendukung dan memperluas operasi di Jalur Gaza.

    Zamir mengatakan tentara ‘Israel’ akan mengintensifkan operasinya di Gaza “untuk meningkatkan tekanan militer dan memulangkan para sandera,” mengacu pada ‘tawanan Israel yang ditahan di Gaza. 

    Media Ibrani melaporkan bahwa tentara ‘Israel’ telah memulai tahap pertama perluasan operasi darat di Jalur Gaza dengan mengeluarkan perintah pemanggilan sekitar 60.000 prajurit cadangan sebagai persiapan menghadapi eskalasi yang diperkirakan akan terjadi.

    Menurut Haaretz, mengutip sumber militer, pemanggilan akan dilakukan secara bertahap berdasarkan rencana yang dikembangkan oleh Kepala Staf Eyal Zamir. Rencana ini baru-baru ini disampaikan kepada Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yisrael Katz dalam sebuah pertemuan resmi.

    Stasiun penyiaran Israel, Kan, melaporkan bahwa rencana tersebut mencakup evakuasi warga sipil dari Kota Gaza dan wilayah utara serta tengah Jalur Gaza, mirip dengan operasi Rafah. 

    Rencana tersebut juga melibatkan pembentukan kendali militer atas zona-zona tertentu, melakukan penyisiran, dan mempertahankan kehadiran dalam jangka panjang.

    Operasi tersebut kabarnya dijuluki “Gaza Kecil,” dengan tujuan untuk mengecilkan wilayah secara geografis, di tengah terhentinya negosiasi mengenai tawanan Israel di Gaza, menurut sumber-sumber ‘Israel’.

    Rencana tersebut juga mencakup pendirian “kompleks kemanusiaan” sementara untuk distribusi bantuan, yang meniru kompleks saat ini di Gaza selatan antara rute Morag dan Philadelphi, dengan pengamanan ketat.

    Channel 14 melaporkan bahwa tentara ‘Israel’ telah mulai merelokasi pasukan reguler dari Tepi Barat dan Israel utara ke garis depan Gaza sebagai bagian dari persiapan untuk memperluas serangan darat, sambil menunggu persetujuan akhir dari kabinet keamanan.

    Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa tahap selanjutnya akan secara signifikan meningkatkan tekanan militer terhadap Hamas, dengan keputusan untuk melakukan eskalasi terkait erat dengan perkembangan mengenai para tawanan.

     

     

     

     

     

    Brigade Qassam Sergap 6 Tentara Israel

    Brigade Qassam, sayap militer Hamas, merilis pernyataan hari ini, Minggu, merinci serangkaian operasi yang berhasil melawan pasukan ‘Israel’ di Gaza pada hari Sabtu.

    Operasi tersebut dimulai dengan penyergapan kompleks yang menargetkan unit teknik ‘Israel’. 

    Pejuang Qassam dilaporkan memancing unit tersebut ke terowongan peledak yang telah ditanam sebelumnya, tempat mereka terlibat dalam pertempuran jarak dekat, menewaskan beberapa tentara ‘Israel’.

    Mereka kemudian meledakkan terowongan tersebut, yang menyebabkan jatuhnya korban di pihak prajurit, baik yang tewas maupun terluka.

    Setelah ledakan terowongan, para pejuang Qassam maju dan menyerang dua tank ‘Israel’ dengan rudal “Yassin 105”. 

    Mereka mengklaim telah melihat pasukan ‘Israel’ mengevakuasi jenazah korban tewas dan mengevakuasi korban luka dari daerah dekat Masjid al-Zahraa di Rafah, di Jalur Gaza selatan.

    Operasi terowongan di Rafah

    Brigade Al-Qassam melakukan penyergapan mematikan di Rafah, menargetkan unit teknik IDF dengan bahan peledak dan peluru anti-tank, yang menyebabkan banyak korban di tengah genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

    Brigade Al-Qassam merilis pernyataan yang memberikan penjelasan rinci tentang penyergapan yang menargetkan pasukan IOF di Rafah pada hari Sabtu, di puncak perang genosida “Israel” di Gaza .

    Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa para pejuang mereka berhasil menarik unit teknik Israel ke arah pintu masuk terowongan yang telah dipasangi bahan peledak. 

    Operasi dimulai dengan pertempuran langsung, di mana para pejuang menewaskan beberapa anggota unit tersebut dari jarak dekat. 

    Kelompok Perlawanan Palestina mengatakan bahwa saat tentara Israel tambahan bergerak mendekati terowongan, para pejuang mereka memicu bahan peledak, yang menyebabkan banyak korban jiwa di kalangan pasukan, termasuk kematian dan cedera, sebelum menyerang dua tank Israel dengan peluru al-Yassin 105 dalam serangan lanjutan.

    Mereka menyatakan bahwa para pejuang mereka memantau pasukan Israel yang berupaya menyelamatkan korban dari lokasi penyergapan yang terletak di sebelah timur Rafah di Jalur Gaza selatan, mengamati upaya evakuasi setelah serangan tersebut.

    Brigade Al-Qassam mengumumkan bahwa pada hari Sabtu, para pejuang mereka mengaktifkan alat peledak antipersonel yang menargetkan unit infanteri Israel yang terdiri dari enam tentara di dekat Masjid Al-Zahraa di lingkungan Al-Janina, timur kota Rafah di Jalur Gaza selatan, yang mengakibatkan jatuhnya korban dari pihak musuh.

    Militer pendudukan Israel mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa dua tentara, termasuk seorang perwira , telah tewas dan beberapa lainnya terluka saat konfrontasi berlanjut di Jalur Gaza.

    Juru bicara pasukan pendudukan Israel menyatakan bahwa seorang perwira dari unit teknik tempur elite Yahalom telah tewas selama bentrokan di bagian selatan Jalur Gaza yang terkepung dan bahwa seorang prajurit lain dari unit yang sama juga tewas di daerah yang sama.

    Insiden tersebut, yang digambarkan oleh media Israel sebagai “rumit,” terjadi saat  pasukan Brigade Golani  yang beroperasi di bawah Divisi ke-36 menyisir sebuah gedung dan menemukan pintu masuk terowongan. Pada suatu saat selama operasi, sebuah bahan peledak, yang sebelumnya tidak terdeteksi, meledak, yang mengakibatkan kematian.

    Pasukan pendudukan Israel melaporkan bahwa dalam bentrokan yang sama, seorang prajurit lain dari unit Yahalom mengalami luka kritis.

    Sementara secara terpisah, seorang prajurit cadangan dari Batalyon 7007 Brigade Yerusalem [Al-Quds] (ke-16) juga terluka kritis selama bentrokan di Gaza utara pada hari Sabtu.

    SUMBER: ROYA NEWS, AL MAYADEEN

  • Maskapai Asing Setop Penerbangan ke Israel Setelah Bandara Ben Gurion Diserang Rudal Balistik Houthi – Halaman all

    Maskapai Asing Setop Penerbangan ke Israel Setelah Bandara Ben Gurion Diserang Rudal Balistik Houthi – Halaman all

    Maskapai Asing Hentikan Penerbangan ke Israel Setelah Bandara Ben Gurion Dirudal Houthi

    TRIBUNNEWS.COM- Beberapa maskapai penerbangan besar telah mengumumkan penangguhan baru penerbangan ke ‘Israel’ menyusul serangan rudal di Bandara Ben-Gurion oleh gerakan Houthi Yaman hari ini.

    Wizz Air telah menangguhkan penerbangannya ke ‘Israel’ selama 48 jam.

    Lufthansa telah membatalkan penerbangannya ke Tel Aviv hingga 6 Mei.

    British Airways telah menangguhkan penerbangannya ke Tel Aviv hingga 7 Mei.

    Air India telah menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv hingga 6 Mei.

    Penghentian sementara ini merupakan tambahan dari pengumuman sebelumnya yang dilakukan oleh maskapai penerbangan internasional lainnya:

    Virgin Atlantic secara permanen membatalkan rute London Heathrow-Tel Aviv pada bulan Mei 2025, dengan alasan masalah keamanan karena genosida ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Gaza. 

    American Airlines tidak mengoperasikan penerbangan ke ‘Israel’ sejak 2023, dan pada November 2024, maskapai itu mengumumkan akan menunda dimulainya kembali layanan hingga setidaknya September 2025.

    United Airlines membatalkan semua penerbangan ke ‘Israel’ pada Agustus 2024, tanpa tanggal kembali yang ditetapkan di tengah ketidakstabilan regional yang terus berlanjut.

    Delta Air Lines menangguhkan penerbangannya pada Juli 2024, berlaku Agustus 2024, dengan rencana untuk melanjutkan penerbangan New York-JFK ke Tel Aviv pada 1 April 2025.

    Austrian Airlines , bagian dari Lufthansa Group, menangguhkan rute Wina-Tel Aviv pada Agustus 2024, dengan rencana untuk melanjutkannya pada Februari 2025.

    Brussels Airlines , juga di bawah Lufthansa Group, menghentikan penerbangan Brussels-Tel Aviv pada Agustus 2024, dan berencana melanjutkannya pada Februari 2025.

    FlyDubai membatalkan beberapa penerbangan Tel Aviv pada Agustus 2024 tetapi tetap mengoperasikan rute tertentu.

    easyJet memperpanjang penangguhan penerbangan Tel Aviv hingga 29 Maret 2025, setelah penghentian sebelumnya pada Oktober 2023.

    ‘Genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza, diperparah dengan serangan Houthi, terus mengganggu sektor penerbangan ‘Israel’, mengisolasi negara itu dan membebani perekonomiannya. 

     

     

    Netanyahu Tuding Serangan Houthi Berasal dari Iran

    Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu pada hari Minggu berjanji untuk menanggapi serangan Houthi di “waktu dan tempat yang kami pilih” atas serangan Houthi di Bandara Ben Gurion ‘Israel’ hari ini. 

    Dalam sebuah posting di X, Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menyatakan kecaman keras atas serangan Houthi di bandara utama ‘Israel’, dengan menekankan dugaan peran Iran di balik serangan tersebut.

    Pernyataan Netanyahu selaras dengan pernyataan yang dibuat sebelumnya oleh Presiden AS Donald Trump, yang telah memperingatkan bahwa tindakan Houthi lebih lanjut akan ditanggapi dengan kekuatan besar dan bahwa Iran akan dimintai pertanggungjawaban atas serangan ini.

    “Presiden Trump benar sekali!” tulis Netanyahu dalam unggahannya. 

    “Serangan oleh Houthi berasal dari Iran. Israel akan menanggapi serangan Houthi terhadap bandara utama kami DAN, pada waktu dan tempat yang kami pilih, terhadap para pemimpin pejuang Iran.”

    Postingan tersebut menyertakan tangkapan layar komentar Trump sebelumnya di platform Truth Social miliknya. Trump mengkritik keras Iran atas dukungannya terhadap Houthi, melabeli mereka sebagai jahat dan memperingatkan tentang akibat serius dari keterlibatan Iran.

    Trump lebih lanjut menyatakan bahwa setiap tembakan yang dilepaskan oleh Houthi harus dianggap sebagai tembakan yang ditembakkan dari senjata dan pimpinan Iran, dan meminta rezim Iran bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkan.

     

    Israel berjanji serang Yaman ‘tanpa batasan’ menyusul serangan di bandara Ben Gurion

    Tentara Israel menahan diri untuk tidak menyerang Yaman karena permintaan langsung dari Gedung Putih

    Israeli Broadcasting Corporation melaporkan pada tanggal 4 Mei bahwa tentara Israel sedang mempersiapkan respons militer berskala luas menyusul serangan rudal balistik di Bandara Ben Gurion yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) yang dipimpin Ansarallah.

    “Serangan terhadap Bandara Ben Gurion telah menghapus semua pembatasan dari sudut pandang kami,” kata seorang pejabat senior pemerintah.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menambahkan, “Siapa pun yang menyakiti kami akan disakiti tujuh kali lipat.”

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan akan mengadakan konsultasi keamanan darurat pada pukul 3:00 sore sehubungan dengan serangan tersebut, Channel 13 melaporkan.

    Juru bicara militer Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa YAF menembakkan rudal balistik hipersonik ke bandara tersebut, dan memperbarui peringatan angkatan bersenjata kepada maskapai penerbangan internasional bahwa bandara tersebut tidak aman.

    Pemogokan tersebut menghentikan sementara penerbangan, menimbulkan kepulan asap di atas bandara, dan menyebabkan kepanikan di antara penumpang di gedung terminal.

    Seorang komandan senior polisi Israel, Yair Hetzroni, menunjukkan kepada wartawan sebuah kawah yang disebabkan oleh dampak rudal di jalan dekat tempat parkir Terminal 3.

    “Anda dapat melihat pemandangan tepat di belakang kami di sini, sebuah lubang yang terbuka dengan diameter puluhan meter dan juga kedalaman puluhan meter,” kata Hetzroni.

    Layanan ambulans Israel mengatakan delapan orang dibawa ke rumah sakit untuk perawatan setelah serangan itu, yang dipandang sebagai titik balik dalam perang oleh militer Israel.

    Sebelumnya, militer Israel menahan diri untuk tidak menyerang Yaman secara rutin karena permintaan langsung dari Gedung Putih. Sebaliknya, militer AS telah memimpin operasi pengeboman terhadap Yaman atas nama Israel.

    AS secara resmi meluncurkan Operasi Rough Rider pada bulan Maret tahun ini dan telah melakukan serangan terhadap lebih dari 1.000 target di negara tersebut, menewaskan sedikitnya 250 orang.

    AS berupaya menghukum Yaman atas serangan YAF terhadap kapal-kapal niaga yang terkait dengan Israel di Laut Merah.

    Yaman mulai melancarkan serangan semacam itu pada November 2023 dalam upaya memblokade Israel sebagai respons atas genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

    Israel telah membunuh lebih dari 60.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak Oktober 2023.

    Elemen Yahudi sayap kanan di Israel menuntut agar militer melancarkan perang besar untuk menaklukkan Gaza sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap pangkalan militer dan pemukiman Israel.

    Serangan rudal balistik juga menunda pemungutan suara oleh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengenai apakah akan memperluas perang di Gaza.

    Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan Itamar Ben-Gvir, dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, mengatakan ia ingin melihat perluasan perang yang “kuat”.

    Netanyahu janji akan tanggapi Iran setelah serangan Houthi di bandara

    Serangan yang diklaim oleh Houthi menghentikan sementara lalu lintas udara di bandara tersibuk Israel dan memicu sirene serangan udara.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menanggapi serangan Houthi Yaman yang menghantam Bandara Internasional Ben Gurion, dan menambahkan bahwa Iran juga akan menghadapi konsekuensi dari serangan tersebut.

    Sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menghantam perimeter bandara pada hari Minggu, merusak jalan dan kendaraan serta menyebabkan lalu lintas udara terhenti, menurut foto dan rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera.

    Militer Israel mengonfirmasi sistem pertahanannya gagal menembak jatuh proyektil tersebut pada Minggu pagi meskipun ada beberapa upaya untuk mencegatnya, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan. Delapan orang terluka, menurut paramedis.

    Media Israel melaporkan bahwa sistem THAAD canggih buatan AS dan sistem pertahanan jarak jauh Arrow milik Israel gagal menjatuhkan rudal tersebut.

    Dalam tulisannya di media sosial, Netanyahu mengatakan bahwa serangan dari Houthi pada dasarnya “berasal dari Iran”.

    “Israel akan menanggapi serangan Houthi terhadap bandara utama kami DAN, pada waktu dan tempat yang kami pilih, terhadap penguasa Iran,” tulis Netanyahu.

    Perdana Menteri Israel telah berupaya mengumpulkan dukungan untuk serangan bersama dengan Amerika Serikat terhadap Iran, meskipun ada pembicaraan yang sedang berlangsung antara Washington dan Teheran.

    Menanggapi ancaman Israel, Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh mengatakan bahwa Teheran akan membalas jika AS atau Israel menyerang.

    “Jika perang ini diprakarsai oleh AS atau rezim Zionis [Israel], Iran akan menargetkan kepentingan, pangkalan, dan pasukan mereka – di mana pun mereka berada dan kapan pun dianggap perlu,” kata Nasirzadeh kepada televisi pemerintah Iran.

    Nasirzadeh juga mengatakan bahwa Houthi Yaman membuat keputusan mereka sendiri saat melakukan serangan.

    Kelompok yang telah melancarkan serangan terhadap Israel sebagai bentuk perlawanan terhadap perang dan blokade Israel di Jalur Gaza , mengaku bertanggung jawab atas rudal yang diluncurkan ke bandara tersibuk di Israel.

    Serangan Israel di Gaza selama lebih dari 18 bulan telah menewaskan sedikitnya 52.495 orang, termasuk 57 orang yang mati kelaparan akibat pengepungan total Israel sejak 2 Maret, menurut pejabat Palestina.

    Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, juru bicara militer Houthi Yahya Saree memperingatkan maskapai penerbangan bahwa bandara Ben Gurion “tidak lagi aman untuk perjalanan udara”.

    Serangan itu menyebabkan penghentian sementara penerbangan di bandara di Israel bagian tengah dan beberapa penerbangan harus dialihkan. Semua pintu masuk ke bandara juga ditutup sementara sementara perjalanan kereta api menuju lokasi dihentikan.

    Sejumlah maskapai penerbangan besar, termasuk maskapai Jerman Lufthansa, maskapai Spanyol Air Europa, Air France, SWISS, Austrian Airlines, Brussels Airlines, Air India dan Wizz Air dari Hungaria mengumumkan mereka membatalkan penerbangan pada hari Minggu, dengan beberapa juga membatalkan penerbangan pada hari Senin dan Selasa.

    Kelompok Houthi meminta maskapai penerbangan yang terbang ke Israel untuk “mempertimbangkan” bahwa Israel akan “memberlakukan blokade udara menyeluruh terhadap [Israel] dengan berulang kali menargetkan… Bandara Ben-Gurion”.

    Sirene meraung-raung di Israel tengah, mendorong banyak orang untuk pindah ke tempat perlindungan, menurut media Israel.

    Rekaman video lokasi jatuhnya rudal yang beredar daring menunjukkan rudal tersebut menghantam jalan penghubung di dalam perimeter bandara, dengan beberapa puing berserakan di jalan-jalan di sekitarnya.

     

    Israel berjanji akan membalas dengan keras

    Sebelum mengunggah postingannya di media sosial, Netanyahu telah berjanji akan membalas dendam terhadap Houthi dan melanjutkan perang di Gaza.

    Dalam pesan video dalam bahasa Ibrani, ia mengatakan Israel dan AS akan “bertindak melawan mereka lagi di masa mendatang” dan melakukannya dengan lebih dari satu pukulan. Ia juga bersumpah “tidak akan ada Hamas” di Gaza.

    Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga mengancam akan melakukan pembalasan yang keras. “Siapa pun yang menyerang kami, kami akan membalasnya tujuh kali lipat,” kata Katz dalam referensi yang jelas dalam Taurat yang berkaitan dengan hukuman berat, atau keadilan ilahi.

    Benny Gantz, pemimpin partai Ketahanan Israel dan mantan anggota kabinet perang, mengatakan serangan rudal oleh kelompok yang bersekutu dengan Iran harus dibebankan kepada Teheran.

    “Iran-lah yang menembakkan rudal balistik ke negara Israel, dan Iran harus bertanggung jawab,” katanya dalam sebuah unggahan di media sosial tanpa memberikan bukti. “Penembakan ke negara Israel pasti akan memicu reaksi keras di Teheran.”

    Yair Golan, tokoh oposisi terkemuka, mengatakan jutaan warga Israel kembali berada di tempat penampungan, tawanan Israel yang ditahan di Gaza sedang sekarat, biaya hidup sangat mahal bagi keluarga dan para prajurit cadangan “jatuh tertimpa beban” perang, yang dilancarkan setelah serangan yang dipimpin oleh kelompok bersenjata Palestina Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan tewasnya sekitar 1.139 orang, dengan lebih dari 200 orang ditawan.

    “Ini hal besar bagi Netanyahu, ini hal besar bagi pemerintah,” kata Golan tentang perdana menteri. “Kita harus memulangkan orang-orang yang diculik dan mengakhiri perang.”

    Serangan Houthi terus berlanjut meskipun militer Amerika Serikat membombardir wilayah-wilayah di Yaman hampir setiap hari . Media yang dikelola Houthi melaporkan lebih banyak serangan udara AS di Yaman pada Minggu pagi, serta setelah serangan di bandara Ben Gurion.

    Setelah rudal menghantam bandara, TV Al Masirah melaporkan serangan udara AS di distrik Khab dan ash-Shaaf di provinsi al-Jawf.

    Saat fajar, pesawat tempur AS melancarkan 10 serangan di distrik al-Hazm di provinsi al-Jawf dan tiga serangan di provinsi Marib. Lebih banyak serangan juga menghantam wilayah Takhya di Saada.

    Tidak langsung diketahui apakah ada korban jiwa seperti beberapa serangan AS lainnya minggu ini , termasuk satu serangan terhadap pusat penahanan migran yang menewaskan puluhan orang.

     

    SUMBER: ROYA NEWS TV, THE CRADLE, AL JAZEERA

  • Rudal Houthi Tembus Sistem THAAD di Ben Gurion, Netanyahu: Israel Akan Balas Dendam – Halaman all

    Rudal Houthi Tembus Sistem THAAD di Ben Gurion, Netanyahu: Israel Akan Balas Dendam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam kelompok Ansar Allah (Houthi) di Yaman dengan balasan pada waktu yang tepat.

    Ancaman ini disampaikan setelah Houthi menembakkan rudal ke Bandara Ben Gurion di Israel pada hari Minggu (4/5/2025).

    Rudal tersebut berhasil menembus pertahanan udara Israel Arrow dan THAAD, sistem pertahanan udara milik sekutunya, Amerika Serikat.

    “Kami telah menyerang Houthi di masa lalu dan kami akan menyerang mereka di masa mendatang,” kata Netanyahu dalam klip video yang diunggah di akun resminya, pada hari Minggu.

    “Ini bukan serangan tunggal dan akhir dari semuanya. Akan ada serangan yang menyakitkan,” lanjutnya.

    Netanyahu juga membahas tentang pernyataan sekutunya, Presiden AS Donald Trump yang menuduh Iran adalah dalang di balik serangan Houthi terhadap Israel.

    “Presiden (Donald) Trump benar sekali! Serangan Houthi berasal dari Iran,” kata Netanyahu.

    Ia juga menegaskan Israel akan membalas serangan tersebut baik terhadap Houthi mau pun Iran.

    “Israel akan menanggapi serangan Houthi di bandara utama kami pada waktu dan tempat yang kami pilih, terhadap militan Iran,” kata Netanyahu.

    Houthi Serang Bandara Ben Gurion

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengatakan Israel akan membalas serangan Houthi terhadap Bandara Ben Gurion.

    “Siapa pun yang menargetkan kami akan menjadi target berkali-kali,” kata Yisrael Katz pada hari Minggu.

    Sebelumnya, rudal Houthi jatuh di dekat aula penumpang utama bandara (Terminal 3) pada hari Minggu.

    Dua sistem pertahanan udara Israel, Arrow dan THAAD, gagal mencegat rudal Houthi, menurut perkiraan militer Israel. 

    Hasil penyelidikan militer Israel mengatakan kegagalan tersebut terjadi karena adanya cacat pada rudal pencegat, bukan pada baterai sistem Arrow Israel.

    Beberapa jam setelah meluncurkan rudal, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree mengumumkan blokade wilayah udara Israel dan memperingatkan maskapai internasional agar mempertimbangkan penerbangan ke Bandara Ben Gurion.

    Yahya Saree mengatakan serangan tersebut sebagai respon atas perluasan serangan militer Israel di Jalur Gaza.

    Sebelumnya, pada Oktober 2023, Houthi menyatakan solidaritasnya terhadap warga Palestina yang menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza, menyusul Operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) pada 7 Oktober 2023.

    Houthi melakukan serangan dengan menargetkan kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah serta melakukan serangan udara langsung terhadap Israel.

    Houthi mengatakan akan berhenti menargetkan Israel jika Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza.

    Serangan tersebut sempat berhenti ketika Israel dan Hamas menyepakati perjanjian gencatan senjata tahap pertama pada 19 Januari 2025.

    Namun, Houthi kembali menyerang Israel pada 14 Maret 2025 setelah Israel mengabaikan ultimatum dari Houthi agar Israel membuka jalur penyeberangan bantuan kemanusiaan di Rafah.

    Pada 18 Maret 2025, Israel meluncurkan serangan udara terhadap Jalur Gaza, menambah jumlah kematian sejak Oktober 2023 hingga hari ini menjadi lebih dari 52.535 dan melukai lebih dari 52.535 lainnya, dikutip Anadolu Agency.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel