Tag: Benjamin Netanyahu

  • Demi Bisa Buat Warga Palestina Makin Kelaparan, Menteri Israel Serukan Bom Toko-toko di Gaza – Halaman all

    Demi Bisa Buat Warga Palestina Makin Kelaparan, Menteri Israel Serukan Bom Toko-toko di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pernyataan mengejutkan datang dari Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu.

    Amichai Eliyahu pada Senin (5/5/2025) malam, setelah kabinet keamanan Israel menyetujui operasi intensif di Gaza, menyerukan agar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengebom toko-toko makanan di Gaza.

    Menteri ekstremis Israel itu mengatakan, usulannya diperuntukkan agar warga Palestina yang ada di Gaza semakin kelaparan.

    “Tidak ada masalah dalam mengebom cadangan makanan Hamas,” kata Amichai Eliyahu kepada Channel 7 Israel, dikutip dari Anadolu.

    “Mereka harus dibiarkan kelaparan. Jika ada warga sipil yang takut akan keselamatan jiwa mereka, mereka harus mengikuti rencana emigrasi,” lanjutnya.

    Menurut Eliyahu, dengan mengebom cadangan makanan, maka warga Gaza akan mengalami kesulitan.

    Sehingga, lanjut Eliyahu, situasi tersebut akan membuat Hamas semakin terdesak.

    “Saat keadaan menjadi sulit bagi mereka, akan sulit pula bagi Hamas. Tidak ada masalah untuk mengebom cadangan bahan bakar dan makanan Hamas,” imbuh Eliyahu.

    Eliyahu melanjutkan dengan mengatakan bahwa memasukkan bantuan ke Gaza tidak ada hubungannya dengan “etika Yahudi”.

    Ia mengklaim bahwa mereka tidak boleh “memberi makan orang-orang yang memerangi kita”.

    “Jika kehidupan warga sipil menjadi sulit, maka Hamas pun akan mengalami kesulitan,” ungkapnya.

    Pada bulan November 2023, Eliyahu, yang memiliki retorika ekstremis terhadap Palestina, mengatakan bahwa menjatuhkan “bom nuklir” di Jalur Gaza adalah “sebuah pilihan”.

    Sebelumnya, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir menegaskan kembali desakannya untuk membuat warga Palestina di Gaza kelaparan sebagai bagian dari perang genosida yang sedang berlangsung.

    Ben-Gvir mengatakan “satu-satunya bantuan yang boleh masuk ke Gaza adalah untuk tujuan migrasi sukarela”.

    Pernyataannya semakin menjelaskan dari agenda Israel mendeportasi warga Palestina yang ditujukan untuk mengosongkan daerah kantong itu dari penduduk asli dengan kedok perang genosida.

    Netanyahu Ingin Kuasai Gaza Selamanya

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyetujui Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menguasai wilayah Gaza selamanya, Senin (5/5/2025).

    Benjamin Netanyahu mengatakan, setelah kabinet keamanan memberikan suara, ia akan segera mengesahkan operasi intensif di Gaza.

    Selain menduduki Gaza selamanya, Benjamin Netanyahu juga memerintahkan IDF untuk “membasmi Hamas”.

    “Ini adalah rekomendasi dari Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir — untuk bergerak, seperti yang dia katakan, menuju kekalahan Hamas,” kata Netanyahu, dikutip dari The Times of Israel.

    Netanyahu mengatakan, operasi intensif bernama Gideon Chariots ini juga memiliki tujuan untuk menyelamatkan sandera yang tersisa.

    “Ia yakin ini juga akan membantu kami menyelamatkan para sandera di sepanjang jalan,” ujar Netanyahu.

    “Kami tidak akan membicarakan rinciannya karena kami sudah berbicara secara rinci tentang kedua hal ini: apa yang kami lakukan untuk para sandera, dan apa yang kami lakukan untuk mengalahkan (Hamas),” tambahnya.

    “Satu hal yang jelas — kami tidak akan masuk dan keluar (dari Gaza) hanya untuk memanggil pasukan cadangan agar mereka datang dan merebut wilayah, kami akan menarik diri dari wilayah tersebut, dan melakukan penyerbuan terhadap apa yang tersisa. Itu bukan tujuannya. Apa tujuan kami? Sebaliknya,” pungkasnya.

    Selain untuk menguasai Gaza, juru bicara IDF, Brigjen Effie Defrin mengatakan tujuan operasi intensif ini adalah untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan Hamas.

    Serangan ini, ungkap Defrin, akan mencakup serangan berskala luas dan pergerakan mayoritas penduduk Jalur Gaza.

    Defrin mengatakan IDF akan menerapkan “model Rafah”, di mana seluruh infrastruktur Hamas dihancurkan dan wilayah tersebut dinyatakan sebagai bagian zona penyangga Israel, di bagian lain Jalur Gaza.

    Tak hanya itu, Defrin mengungkapkan operasi intensif ini juga untuk merelokasi warga Palestina yang masih berada di Gaza.

    (*)

  • Iran Tuding Netanyahu Seret AS ke ‘Bencana’ di Timur Tengah

    Iran Tuding Netanyahu Seret AS ke ‘Bencana’ di Timur Tengah

    Teheran

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi menuding Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu berupaya menyeret sekutunya, Amerika Serikat (AS), ke dalam “bencana” di kawasan Timur Tengah. Araghchi juga memperingatkan agar tidak ada upaya apa pun untuk menyerang Teheran.

    “Netanyahu secara langsung MENCAMPURI pemerintah AS untuk MENYERETNYA ke dalam BENCANA lainnya di kawasan kita,” kata Araghchi dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (6/5/2025).

    Araghchi memperingatkan Tel Aviv untuk tidak melakukan “kesalahan APA PUN terhadap Iran”.

    Dia juga menuduh Netanyahu “berusaha untuk secara terang-terangan MENDIKTE apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan Presiden (Donald) Trump dalam diplomasinya dengan Iran”.

    Sang Menlu Iran itu merujuk pada dukungan AS untuk Israel dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu. Dia juga merujuk pada serangan balasan AS terhadap kelompok Houthi yang gencar melancarkan serangan menargetkan Israel dan kapal-kapal komersial di Laut Merah.

    “Dukungan yang MEMATIKAN untuk Genosida Netanyahu di Gaza dan mengobarkan PERANG atas nama Netanyahu di Yaman tidak menghasilkan APA PUN bagi rakyat Amerika,” sebut Araghchi dalam pernyataannya.

    Pernyataan Menlu Iran ini muncul setelah putaran terakhir perundingan nuklir dengan AS, yang seharusnya digelar pada 3 Mei lalu, ditunda karena “alasan logistik”.

    Lihat Video ‘Iran Pamer Rudal Balistik Baru, Ancam Pangkalan Militer AS di Timur Tengah’:

    Netanyahu telah menyerukan pembongkaran program nuklir Iran, dan mengatakan bahwa kesepakatan yang kredibel harus “menghilangkan kapasitas Iran untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir” dan mencegah pengembangan rudal balistik.

    Sementara Trump, pada Minggu (4/5), mengatakan dirinya hanya akan menerima “pembongkaran total” program nuklir Iran, tetapi juga mengisyaratkan keterbukaan untuk membahas penggunaan program nuklir itu untuk tujuan sipil.

    “Sekarang, ada teori baru yang beredar bahwa Iran akan diizinkan untuk memiliki (program nuklir) sipil — yang berarti untuk menghasilkan listrik,” kata Trump dalam wawancara dengan NBC News, sembari menambahkan bahwa dirinya “akan terbuka untuk mendengar” argumen tersebut.

    Teheran secara konsisten membantah tuduhan soal pihaknya berupaya mendapatkan senjata nuklir, dan bersikeras menyatakan program nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil.

    Araghchi menegaskan kembali bahwa jika tujuannya adalah agar Iran tidak memiliki senjata nuklir, maka “kesepakatan dapat dicapai dan hanya ada SATU JALAN untuk mencapainya: DIPLOMASI yang didasarkan pada SALING MENGHORMATI dan KEPENTINGAN BERSAMA”.

    Lihat Video ‘Iran Pamer Rudal Balistik Baru, Ancam Pangkalan Militer AS di Timur Tengah’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Netanyahu Bicara Serangan Baru untuk Kalahkan Hamas, Warga Gaza Akan Dipindah

    Netanyahu Bicara Serangan Baru untuk Kalahkan Hamas, Warga Gaza Akan Dipindah

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa serangan baru di Gaza akan menjadi operasi militer intensif yang ditujukan untuk mengalahkan Hamas. Namun, dia tidak merinci seberapa banyak wilayah kantong itu akan direbut.

    “Penduduk akan dipindahkan, untuk perlindungan mereka sendiri,” kata Netanyahu dalam sebuah video yang diunggah di media sosial X, dilansir Al Arabiya, Selasa (6/5/2025). Ia mengatakan tentara Israel tidak akan masuk ke Gaza, melancarkan serangan, lalu mundur. “Tujuannya adalah sebaliknya,” katanya.

    Kabinet keamanan Israel telah menyetujui perluasan operasi militer di Gaza termasuk “penaklukan” wilayah Palestina, kata seorang pejabat Israel pada hari Senin (5/5). Ini disampaikan setelah militer Israel memanggil puluhan ribu tentara cadangan untuk serangan itu.

    Pejabat Israel mengatakan operasi yang diperluas itu “akan mencakup, antara lain, penaklukan Jalur Gaza dan penguasaan wilayah itu, serta pemindahan penduduk Gaza ke selatan demi perlindungan mereka.”

    Seorang pejabat keamanan senior Israel lainnya mengatakan “komponen utama dari rencana itu adalah evakuasi besar-besaran seluruh penduduk Gaza dari zona pertempuran… ke wilayah-wilayah di Gaza selatan.”

    Rencana itu, yang disetujui oleh kabinet Israel pada Senin (5/5), muncul di tengah desakan Israel agar warga Palestina meninggalkan wilayah itu.

    Uni Eropa telah menyuarakan kekhawatiran dan mendesak Israel menahan diri, dengan mengatakan rencana itu “akan mengakibatkan lebih banyak korban dan penderitaan bagi rakyat Palestina.”

    Israel telah melanjutkan operasi besar di Gaza pada 18 Maret di tengah kebuntuan mengenai cara melanjutkan gencatan senjata selama dua bulan, yang sebagian besar telah menghentikan perang dengan Hamas. Israel sejak itu telah melakukan serangan udara intensif dan memperluas operasi darat di seluruh wilayah Palestina.

    Tim penyelamat Gaza pada hari Senin mengatakan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 19 orang.

    Sebagian besar penduduk Gaza tinggal di wilayah utara dan hampir semuanya telah mengungsi setidaknya sekali selama perang. Kabinet Israel yang meliputi Netanyahu dan beberapa menteri, “dengan suara bulat menyetujui” rencana yang bertujuan untuk mengalahkan Hamas dan mengamankan kembalinya para sandera yang ditawan di wilayah tersebut.

    Sumber resmi mengatakan rencana tersebut mencakup “serangan dahsyat terhadap Hamas,” tanpa menyebutkan rinciannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Netanyahu Bikin Ulah Lagi, Perintahkan IDF ‘Basmi’ Hamas dan Duduki Gaza Selamanya – Halaman all

    Netanyahu Bikin Ulah Lagi, Perintahkan IDF ‘Basmi’ Hamas dan Duduki Gaza Selamanya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui untuk mengerahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di wilayah mana pun di Jalur Gaza, Senin (5/5/2025).

    Benjamin Netanyahu mengatakan, setelah kabinet keamanan memberikan suara, ia akan segera mengesahkan operasi intensif di Gaza.

    Selain menduduki Gaza selamanya, Benjamin Netanyahu juga memerintahkan IDF untuk “membasmi Hamas”.

    “Ini adalah rekomendasi dari Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Eyal Zamir — untuk bergerak, seperti yang dia katakan, menuju kekalahan Hamas,” kata Netanyahu, dikutip dari The Times of Israel.

    Netanyahu mengatakan, operasi intensif bernama Gideon Chariots ini juga memiliki tujuan untuk menyelamatkan sandera yang tersisa.

    “Ia yakin ini juga akan membantu kami menyelamatkan para sandera di sepanjang jalan,” ujar Netanyahu.

    “Kami tidak akan membicarakan rinciannya karena kami sudah berbicara secara rinci tentang kedua hal ini: apa yang kami lakukan untuk para sandera, dan apa yang kami lakukan untuk mengalahkan (Hamas),” tambahnya.

    “Satu hal yang jelas — kami tidak akan masuk dan keluar (dari Gaza) hanya untuk memanggil pasukan cadangan agar mereka datang dan merebut wilayah, kami akan menarik diri dari wilayah tersebut, dan melakukan penyerbuan terhadap apa yang tersisa. Itu bukan tujuannya. Apa tujuan kami? Sebaliknya,” pungkasnya.

    Sementara itu, juru bicara IDF, Brigjen Effie Defrin, mengatakan tujuan operasi intensif ini adalah pengembalian sandera dan kekalahan kekuasaan Hamas.

    Serangan ini, ungkap Defrin, akan mencakup serangan berskala luas dan pergerakan mayoritas penduduk Jalur Gaza.

    Defrin mengatakan IDF akan menerapkan “model Rafah”, di mana seluruh infrastruktur Hamas dihancurkan dan wilayah tersebut dinyatakan sebagai bagian zona penyangga Israel, di bagian lain Jalur Gaza.

    Tak hanya merebut Gaza dan mengalahkan Hamas, operasi intensif ini juga untuk merelokasi warga Palestina yang masih berada di Gaza.

    Operasi ini akan berlaku setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump selesai mengunjungi Timur Tengah pada minggu ini.

    Trump akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah mulai Senin untuk kunjungan tiga hari ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

    Dilansir Axios, Trump saat ini tidak diharapkan untuk mengunjungi Israel.

    Para pejabat AS dan Israel mengatakan perang yang sedang berlangsung di Gaza adalah alasan utamanya.

    “Tidak ada hal baik yang bisa dihasilkan dari kunjungan ke Israel saat ini,” kata seorang pejabat AS.

    Pejabat AS dan Arab yang terlibat dalam persiapan perjalanan tersebut mengatakan Gaza bukanlah prioritas utama bagi Trump, dan ia diharapkan untuk fokus pada isu bilateral dan investasi.

    “Pandangan seputar kunjungan Presiden Trump ke wilayah tersebut dalam konteks perang di Gaza sangat buruk.”

    “Ia membuat gebrakan besar dengan mendorong gencatan senjata sebelum pelantikannya dan berhasil melakukannya, tetapi tiga bulan kemudian situasi di Gaza memburuk,” kata seorang pejabat Arab.

    Nasib Gaza Pascaperang Belum Jelas

    Israel belum memberikan visi yang jelas untuk Gaza pascaperang setelah kampanye yang telah menggusur sebagian besar penduduk Gaza dan membuatnya bergantung pada pasokan bantuan yang telah berkurang dengan cepat sejak blokade.

    Para menteri Israel mengatakan, penyaluran bantuan tidak dapat diserahkan kepada organisasi internasional yang dituduh membiarkan Hamas menyita pasokan yang ditujukan bagi warga sipil.

    Sebaliknya, para pejabat telah melihat rencana bagi kontraktor swasta untuk menangani distribusi, melalui apa yang digambarkan PBB sebagai pusat-pusat Israel.

    Pada hari Senin, Jan Egeland, sekretaris jenderal Dewan Pengungsi Norwegia, mengatakan di X, Israel menuntut PBB dan organisasi non-pemerintah untuk menutup sistem distribusi bantuan mereka di Gaza.

    Keputusan untuk memperluas operasi tersebut langsung dipuji oleh kelompok garis keras pemerintah Israel yang telah lama mendesak pengambilalihan penuh Jalur Gaza oleh Israel dan pemindahan permanen penduduk, sejalan dengan rencana “Riviera” yang digariskan oleh Trump pada bulan Februari.

    “Kami akhirnya akan menaklukkan Gaza. Kami tidak lagi takut dengan kata ‘pendudukan’,” kata Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, dikutip dari Reuters.

    Namun, jajak pendapat menunjukkan publik Israel semakin menginginkan kesepakatan untuk membawa kembali 59 sandera yang masih ditawan di Gaza dan ada adegan kemarahan di luar parlemen dengan puluhan pengunjuk rasa yang bentrok dengan polisi.

    “Semua keluarga sudah lelah,” kata Ruby Chen, yang putranya Itay tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    “Semua keluarga takut dengan manuver baru ini karena tidak ada jaminan bahwa ini akan membawa kita ke tempat yang diinginkan keluarga,” lanjutnya.

    Dengan Israel menghadapi ancaman dari Houthi di Yaman, Suriah yang tidak stabil di sebelahnya, dan situasi yang tidak stabil di Tepi Barat yang diduduki, kapasitas untuk operasi militer jangka panjang juga menghadapi kendala yang semakin besar.

    Kepala Staf IDF, Letjen Eyal Zamir, mengatakan pada hari Minggu, militer telah mulai mengeluarkan puluhan ribu perintah panggilan untuk prajurit cadangan.

    Seorang juru bicara pemerintah mengatakan tentara cadangan dikerahkan untuk memperluas operasi di Gaza, bukan untuk mendudukinya.

    Zamir telah menepis seruan garis keras pemerintah yang ingin menghentikan bantuan sepenuhnya dan telah mengatakan kepada para menteri, bantuan harus segera diberikan, menurut lembaga penyiaran publik Israel, Kan.

    (*)

  • Israel-AS Bombardir Yaman dengan 30 Jet Tempur, Balas Serangan Houthi di Ben Gurion

    Israel-AS Bombardir Yaman dengan 30 Jet Tempur, Balas Serangan Houthi di Ben Gurion

    GELORA.CO – Israel melancarkan serangan udara terhadap Yaman pada Senin (5/5/2025) malam setelah berkoordinasi dengan sekutunya, Amerika Serikat (AS).

    Israel mengklaim serangan itu sebagai respons terhadap serangan rudal di Bandara Ben Gurion pada Minggu (4/5/2025). 

    Pada Senin malam, militer Israel mengumumkan mereka mengebom sasaran-sasaran kelompok Ansar Allah (Houthi) di Hodeidah, Yaman barat.

    Mereka mengklaim serangan itu menargetkan pelabuhan Hodeidah dan sebuah pabrik beton di sebelah timur kota tersebut.

    Tentara pendudukan Israel mengklaim pelabuhan Hodeidah digunakan untuk menyelundupkan senjata dan peralatan militer Iran ke Houthi.

    “Houthi beroperasi dengan pendanaan dan arahan Iran untuk mengganggu stabilitas dan mengancam navigasi internasional,” kata militer Israel dalam pernyataannya pada Senin malam, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Media yang berafiliasi dengan Houthi mengonfirmasi serangan Israel-AS menargetkan distrik Bajil di Hodeidah, Yaman barat, dan pelabuhan Hodeidah juga menjadi sasaran enam serangan udara.

    “Agresi tersebut menargetkan pabrik semen di distrik Bajil, Hodeidah, Yaman barat dan 21 orang terluka dalam penggerebekan di pabrik tersebut,” lapor media tersebut.

    Sementara itu, media Israel Channel12 Israel mengungkapkan jet tempur Israel menyerbu Yaman, mengutip pejabat Israel yang mengatakan 30 jet tempur Israel berpartisipasi dalam penyerbuan itu, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut.

    Sumber keamanan Israel mengatakan kepada Channel12 Israel bahwa 48 bom dijatuhkan di lebih dari 10 target selama serangan di Yaman.

    Ia mengklaim pelabuhan Hodeidah mengalami pukulan hebat.

    Sementara itu, Israel Hayom, mengutip sumber keamanan Israel yang mengatakan serangan terhadap Yaman dilakukan dalam delapan gelombang dengan puluhan pesawat Israel menyerang pelabuhan Hodeidah, bersamaan dengan serangan AS terhadap Houthi.

    Israel Hayom mengungkapkan tentara Israel telah menamai serangan di Yaman “Operasi Kota Pelabuhan.”

    Sementara itu Channel14 Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Israel Katz mengawasi serangan Hodeidah dari Ruang Komando Staf Umum Angkatan Darat di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.

    Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Axios bahwa serangan Israel di Yaman dikoordinasikan dengan Amerika Serikat, dan Israel telah memberi tahu mereka sebelum melakukan serangan tersebut.

    Houthi Akan Balas Serangan Israel

    Setelah serangan tersebut, Houthi mengumumkan dua orang tewas dan 42 orang terluka.

    “Dua orang syahid dan 42 orang terluka telah gugur dalam jumlah korban awal agresi AS-Israel terhadap Pabrik Semen Bajel,” lapor saluran TV Al-Masirah milik Houthi pada Senin malam.

    Houthi berjanji untuk melakukan serangan selektif terhadap Israel sebagai tanggapan atas serangan tersebut, seperti diberitakan Anadolu Agency.

    Houthi terlibat pertempuran dengan Israel setelah kelompok tersebut menyatakan solidaritasnya pada Oktober 2023 untuk warga Gaza yang menghadapi agresi Israel.

    Kelompok tersebut memblokade kapal-kapal terkait Israel yang melintasi Laut Merah dan melakukan serangan udara langsung ke Israel menggunakan rudal yang diluncurkan dari Yaman.

    Serangan Houthi sempat berhenti ketika Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyetujui perjanjian gencatan senjata pada 19 Januari 2025.

    Namun, Houthi kembali menyerang Israel pada 14 Maret 2025 setelah Israel mengabaikan permintaan mereka untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.

    Sementara itu, sekutu Israel, AS, bersama pendukungnya membentuk koalisi untuk menyerang Yaman, yang diklaim sebagai serangan terhadap Houthi untuk menghentikan blokade di Laut Merah.

  • Israel-AS Bombardir Yaman dengan 30 Jet Tempur, Balas Serangan Houthi di Ben Gurion – Halaman all

    Israel-AS Bombardir Yaman dengan 30 Jet Tempur, Balas Serangan Houthi di Ben Gurion – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Israel melancarkan serangan udara terhadap Yaman pada Senin (5/5/2025) malam setelah berkoordinasi dengan sekutunya, Amerika Serikat (AS).

    Israel mengklaim serangan itu sebagai respons terhadap serangan rudal di Bandara Ben Gurion pada Minggu (4/5/2025). 

    Pada Senin malam, militer Israel mengumumkan mereka mengebom sasaran-sasaran kelompok Ansar Allah (Houthi) di Hodeidah, Yaman barat.

    Mereka mengklaim serangan itu menargetkan pelabuhan Hodeidah dan sebuah pabrik beton di sebelah timur kota tersebut.

    Tentara pendudukan Israel mengklaim pelabuhan Hodeidah digunakan untuk menyelundupkan senjata dan peralatan militer Iran ke Houthi.

    “Houthi beroperasi dengan pendanaan dan arahan Iran untuk mengganggu stabilitas dan mengancam navigasi internasional,” kata militer Israel dalam pernyataannya pada Senin malam, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Media yang berafiliasi dengan Houthi mengonfirmasi serangan Israel-AS menargetkan distrik Bajil di Hodeidah, Yaman barat, dan pelabuhan Hodeidah juga menjadi sasaran enam serangan udara.

    “Agresi tersebut menargetkan pabrik semen di distrik Bajil, Hodeidah, Yaman barat dan 21 orang terluka dalam penggerebekan di pabrik tersebut,” lapor media tersebut.

    Sementara itu, media Israel Channel12 Israel mengungkapkan jet tempur Israel menyerbu Yaman, mengutip pejabat Israel yang mengatakan 30 jet tempur Israel berpartisipasi dalam penyerbuan itu, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut.

    Sumber keamanan Israel mengatakan kepada Channel12 Israel bahwa 48 bom dijatuhkan di lebih dari 10 target selama serangan di Yaman.

    Ia mengklaim pelabuhan Hodeidah mengalami pukulan hebat.

    Sementara itu, Israel Hayom, mengutip sumber keamanan Israel yang mengatakan serangan terhadap Yaman dilakukan dalam delapan gelombang dengan puluhan pesawat Israel menyerang pelabuhan Hodeidah, bersamaan dengan serangan AS terhadap Houthi.

    Israel Hayom mengungkapkan tentara Israel telah menamai serangan di Yaman “Operasi Kota Pelabuhan.”

    Sementara itu Channel14 Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Israel Katz mengawasi serangan Hodeidah dari Ruang Komando Staf Umum Angkatan Darat di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.

    Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Axios bahwa serangan Israel di Yaman dikoordinasikan dengan Amerika Serikat, dan Israel telah memberi tahu mereka sebelum melakukan serangan tersebut.

    Houthi Akan Balas Serangan Israel

    Setelah serangan tersebut, Houthi mengumumkan dua orang tewas dan 42 orang terluka.

    “Dua orang syahid dan 42 orang terluka telah gugur dalam jumlah korban awal agresi AS-Israel terhadap Pabrik Semen Bajel,” lapor saluran TV Al-Masirah milik Houthi pada Senin malam.

    Houthi berjanji untuk melakukan serangan selektif terhadap Israel sebagai tanggapan atas serangan tersebut, seperti diberitakan Anadolu Agency.

    Houthi terlibat pertempuran dengan Israel setelah kelompok tersebut menyatakan solidaritasnya pada Oktober 2023 untuk warga Gaza yang menghadapi agresi Israel.

    Kelompok tersebut memblokade kapal-kapal terkait Israel yang melintasi Laut Merah dan melakukan serangan udara langsung ke Israel menggunakan rudal yang diluncurkan dari Yaman.

    Serangan Houthi sempat berhenti ketika Israel dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyetujui perjanjian gencatan senjata pada 19 Januari 2025.

    Namun, Houthi kembali menyerang Israel pada 14 Maret 2025 setelah Israel mengabaikan permintaan mereka untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.

    Sementara itu, sekutu Israel, AS, bersama pendukungnya membentuk koalisi untuk menyerang Yaman, yang diklaim sebagai serangan terhadap Houthi untuk menghentikan blokade di Laut Merah.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Hamas: Israel Tak Akan Sukses Duduki Gaza, Perlawanan Semakin Kuat – Halaman all

    Hamas: Israel Tak Akan Sukses Duduki Gaza, Perlawanan Semakin Kuat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin senior Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, Mahmoud al-Mardawi, menegaskan bahwa rencana Israel untuk menduduki seluruh Jalur Gaza tidak akan berhasil dan perlawanan rakyat Palestina akan terus menguat.

    Menurutnya, ancaman Israel itu hanyalah bagian dari strategi yang lebih luas untuk menghancurkan semangat rakyat Palestina, memaksa mereka menyerahkan hak-hak mereka, dan meninggalkan tempat-tempat suci mereka, dikutip dari Palestine Chronicle.

    Pernyataan ini muncul setelah bocoran yang mengungkapkan bahwa pemerintah Israel telah menyetujui rencana besar untuk menduduki Jalur Gaza sepenuhnya. 

    Media Israel melaporkan bahwa rencana tersebut mencakup perluasan operasi militer di seluruh wilayah Gaza hingga mencapai kendali penuh. 

    Sehari sebelumnya, Kepala Staf Israel Eyal Zamir mengumumkan bahwa puluhan ribu panggilan cadangan telah dikeluarkan untuk menghadapi operasi tempur yang diperluas.

    Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, al-Mardawi menegaskan bahwa Hamas tidak akan menerima penyelesaian apa pun yang gagal memenuhi tuntutan utama rakyat Palestina.

    Tuntutan tersebut mencakup pembebasan semua tawanan Israel yang ditahan oleh kelompok perlawanan, gencatan senjata total, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, dimulainya proses rekonstruksi pasca-kerusakan besar-besaran, serta pembebasan semua tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.

    Di sisi lain, pemerintah Israel semakin agresif. 

    Kabinet Keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui rencana untuk memanggil pasukan cadangan dan menyerahkan tanggung jawab distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza kepada militer Israel.

    Rencana tersebut mencakup penguasaan total wilayah Gaza serta pemindahan penduduk ke wilayah selatan demi alasan ‘perlindungan’.

    Namun, kebijakan ini mendapat penolakan dari sebagian pihak di Israel sendiri. 

    Kepala Angkatan Darat Eyal Zamir memperingatkan bahwa operasi militer besar-besaran dapat membahayakan para sandera yang masih ditahan Hamas, dikutip dari Al Mayadeen.

    Sementara tokoh oposisi seperti Yair Lapid mempertanyakan tujuan militer yang tidak jelas dari Netanyahu.

    Selain itu, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir bahkan mendorong pemblokiran total terhadap makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar, sebuah langkah yang dikritik Zamir karena dapat memicu tuduhan pelanggaran hukum internasional.

    Sementara itu, al-Mardawi menggambarkan kondisi di Gaza sebagai bencana kemanusiaan akibat blokade total dan serangan yang terus berlanjut. 

    Ia memperingatkan bahwa anak-anak Gaza menghadapi ancaman kematian akibat kekurangan gizi akut.

    Di Tepi Barat, katanya, rakyat Palestina juga menderita akibat kebijakan Yahudisasi, pemindahan paksa, dan kelaparan.

    Meski krisis memburuk, al-Mardawi menegaskan bahwa keteguhan dan perlawanan rakyat Palestina tetap menjadi satu-satunya cara untuk menghadapi agresi Israel.

    “Semua upaya pendudukan untuk memaksakan kehendaknya melalui ancaman dan kekerasan massal akan gagal,” ujarnya. 

    Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa rakyat Palestina tidak punya pilihan lain selain menuntut kesepakatan komprehensif yang dapat menjamin keselamatan dan keamanan mereka.

    Sementara itu, Israel terus melancarkan serangannya di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Korban sipil akibat serangan Israel terus meningkat. 

    Lebih dari 52.500 warga Palestina dilaporkan telah tewas dalam pembantaian di Gaza.

    Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. 

    Serangan ini juga telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan menyebabkan hampir seluruh populasinya mengungsi.

    Selain itu, Israel memperketat pengepungan terhadap wilayah tersebut dengan menghalangi masuknya makanan, air, obat-obatan, listrik, dan bantuan kemanusiaan lainnya yang sangat dibutuhkan.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Hamas dan Konflik Palestina vs Israel

  • Kabinet Israel Setujui Perluasan Operasi Militer di Gaza – Halaman all

    Kabinet Israel Setujui Perluasan Operasi Militer di Gaza – Halaman all

    Kabinet Israel Setujui Perluasan Operasi Militer di Gaza

    TRIBUNNEWS.COM- Militer Israel meningkatkan serangannya terhadap Gaza saat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengizinkan tindakan militer yang lebih luas, memobilisasi puluhan ribu tentara cadangan.

    Kabinet keamanan “Israel”, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah menyetujui perluasan bertahap perang yang sedang berlangsung di Gaza, menurut lembaga penyiaran publik Israel Kan , mengutip sumber-sumber informasi.

    Militer Israel mengerahkan puluhan ribu tentara cadangan.

    Letnan Jenderal Eyal Zamir, panglima militer Israel, mengonfirmasi bahwa militer telah mulai mengeluarkan puluhan ribu perintah panggilan untuk pasukan cadangan.

    Dalam pernyataan video yang diunggah di X, Netanyahu mengatakan bahwa ia sedang mengadakan pertemuan kabinet keamanan untuk membahas “tahap selanjutnya” perang di Gaza. 

    Pernyataannya muncul beberapa jam setelah sebuah rudal, yang diluncurkan dari Angkatan Bersenjata Yaman, mendarat di dekat Bandara Ben Gurion “Israel”.

    “Kami meningkatkan tekanan dengan tujuan memulangkan rakyat kami [tawanan] dan mengalahkan Hamas,” kata Zamir, berbicara kepada pasukan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh militer.

    “Israel” melanjutkan operasi daratnya di Gaza pada bulan Maret, setelah mengingkari gencatan senjata yang didukung AS yang telah menghentikan sementara perang selama dua bulan. Sejak saat itu, entitas pendudukan telah menguasai sekitar sepertiga wilayah Gaza.

    Hal ini terjadi saat Perlawanan Palestina terus menghadapi perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan telah menegaskan kesiapannya untuk menanggapi setiap eskalasi lebih lanjut oleh pendudukan.

    Krisis kemanusiaan di Gaza makin parah akibat blokade Israel

    Perang di Gaza semakin memanas di tengah meningkatnya seruan internasional agar “Israel” mencabut blokade bantuan yang diberlakukan pada bulan Maret. 

    Kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza terus memburuk dengan cepat, dengan lebih dari 2,3 juta warga Palestina kini bergantung pada pasokan bantuan yang sangat terbatas.

    “Israel” melancarkan perang genosida di Gaza setelah serangan oleh Perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023. Sejak saat itu, lebih dari 52.000 warga Palestina telah terbunuh , menurut otoritas kesehatan setempat.

    Jalur Gaza masih hancur, dan korban kemanusiaan terus meningkat karena blokade Israel membatasi pasokan penting.

    ‘Israel’ tolak gencatan senjata sementara, berencana tingkatkan aksi di Gaza

    Pada hari Jumat, surat kabar Israel, Israel Hayom, melaporkan bahwa “Israel bersikeras memperluas operasi militernya” di wilayah kantong Palestina.

    Surat kabar itu menambahkan bahwa “Israel” “memberi tahu para mediator tentang penolakannya terhadap usulan gencatan senjata di Gaza dan penarikannya dari persyaratan yang telah disepakati dalam beberapa hari terakhir.”

    Menurut Israel Hayom , “Israel menyatakan keinginannya untuk mempertahankan kehadiran militernya di dalam Jalur Gaza hingga akhir tahun dan memperluas cakupan operasi militernya.”

    Media Israel juga melaporkan bahwa “Israel” sedang bergerak menuju tindakan yang lebih agresif di Gaza dalam waktu dekat dan perluasan pertempuran secara bertahap.

    Negosiasi gencatan senjata di Gaza menemui jalan buntu.

    Pada akhir April, kepala intelijen Mesir, Hassan Rashad, bertemu dengan negosiator Israel di Kairo untuk melakukan pembicaraan yang bertujuan mencapai gencatan senjata di Gaza, menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir.

    Pertemuan dengan delegasi Israel, yang dipimpin oleh Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, menyusul kunjungan delegasi Hamas ke Kairo beberapa hari sebelumnya, Al-Qahera News melaporkan.

    Mesir, bersama Qatar dan Amerika Serikat, telah berada di garis depan upaya diplomatik untuk mengakhiri perang yang menghancurkan di Jalur Gaza, yang kini memasuki bulan ke-18.

    Seorang pejabat Hamas, yang berbicara kepada AFP dengan syarat anonim, mengatakan kelompoknya terbuka terhadap “pertukaran tahanan satu kali dan gencatan senjata selama lima tahun.”

    Putaran perundingan baru ini terjadi setelah Hamas menolak usulan Israel awal bulan ini, dan menyebutnya sebagian.

    Hamas terus bersikeras bahwa perjanjian apa pun harus mencakup penarikan penuh Israel dari Gaza dan gencatan senjata permanen, suatu kondisi yang sejauh ini ditolak “Israel” untuk diterima.

    “Israel” menuntut pembebasan semua tawanan di Gaza dan pelucutan senjata Hamas, persyaratan yang dianggap kelompok Palestina sebagai “garis merah”.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR

  • Video: Netanyahu Ancam Balas Houthi dan Iran

    Video: Netanyahu Ancam Balas Houthi dan Iran

    Jakarta, CNBC Indonesia –Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan akan memberikan respon tegas terhadap kelompok houthi dan “Patron” mereka, Iran, setelah serangan rudal menggempur area dekat bandara internasional Ben Gurion

    Selengkapnya saksikan di Program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (05/05/2025).

  • Hamas Eksekusi Mati Pelaku Penjarahan di Gaza

    Hamas Eksekusi Mati Pelaku Penjarahan di Gaza

    Gaza City

    Kelompok Hamas mengeksekusi mati sejumlah terduga pelaku penjarahan di Jalur Gaza, setelah beberapa insiden melibatkan geng-geng bersenjata berat yang menyerang toko-toko makanan dan dapur umum di daerah kantong Palestina tersebut pekan ini.

    Informasi itu, seperti dilansir Reuters, Senin (5/5/2025), diungkapkan sejumlah sumber yang dekat dengan kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza. Namun tidak disebutkan secara detail soal jumlah pelaku penjarahan yang telah dieksekusi mati oleh Hamas.

    Para pejabat Hamas menuduh para penjarah itu bekerja sama dengan Israel, yang menutup akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza selama dua bulan terakhir. Belum ada komentar langsung dari Tel Aviv terkait tuduhan tersebut.

    Dalam salah satu insiden, Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan seorang polisi tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka ketika sebuah drone Israel menembakkan rudal ke unit polisi yang sedang mengejar penjahat di area Gaza City.

    “Kami akan menyerang semua pemberontak ini dengan tangan besi, dan kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghalangi mereka, apa pun risikonya, dan kami tidak akan membiarkan mereka terus meneror warga, mengancam nyawa mereka, dan mencuri harta benda mereka,” kata Kementerian Dalam Negeri Gaza dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (3/5), yang merujuk pada para pelaku penjarahan.

    Direktur kantor media pemerintah Gaza yang dikelola Hamas, Ismail Al-Thawabta, mengatakan beberapa pelaku penjarahan bertindak di bawah naungan semacam klan tertentu, dan para penjarah lainnya bertindak sebagai kelompok yang terorganisasi.

    Bahkan diklaim oleh Al-Thawabta bahwa beberapa penjara di antaranya menerima dukungan langsung dari Israel.

    ‘Lihat juga Video Warga Israel Demo Minta Netanyahu Setop Serang Gaza-Bebaskan Sandera’

    Dia mengatakan sejumlah “putusan eksekusi revolusioner” telah dilaksanakan terhadap “beberapa penjahat kelas atas” yang terbukti terlibat dalam penjarahan.

    Dengan situasi itu, beberapa warga Gaza dan media lokal Palestina menyebut sayap bersenjata Hamas memberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 waktu setempat untuk membatasi pergerakan warga sipil dan mengejar para penjahat.

    “Geng-geng tersebut, beberapa di antaranya bersenjata, telah meneror orang-orang, tidak hanya mencuri makanan, tetapi juga mencegat orang-orang di jalan dan merampas uang serta ponsel mereka,” tutur seorang warga Gaza City bernama Ahmed saat berbicara kepada Reuters via aplikasi chat.

    “Mereka membantu pendudukan (Israel) dengan membuat kami kelaparan; mereka harus diperlakukan sebagai kaki tangan,” ucapnya.

    Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan tentang situasi kemanusiaan semakin buruk yang dihadapi warga Gaza, yang hancur lebur akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober 2023.

    Israel membela blokade bantuan kemanusiaan Gaza yang diberlakukan sejak Maret lalu, dengan menuduh Hamas telah mencuri pasokan yang ditujukan untuk warga sipil dan menyimpannya untuk para petempur mereka sendiri atau menjualnya. Tuduhan itu telah dibantah oleh Hamas.

    ‘Lihat juga Video Warga Israel Demo Minta Netanyahu Setop Serang Gaza-Bebaskan Sandera’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini