Tag: Benjamin Netanyahu

  • Konflik Israel & Iran hingga Kebijakan Trump Bikin Investor Pusing

    Konflik Israel & Iran hingga Kebijakan Trump Bikin Investor Pusing

    Jakarta

    Investor Amerika Serikat (AS) makin waspada menjelang pembukaan kembali pasar investasi pada Minggu malam. Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kondisi protes berantai di Amerika telah menimbulkan ketidakpastian yang tinggi.

    Melansir Reuters, Minggu (15/6/2025), kontrak berjangka saham AS digadang-gadang bakal jadi pilihan para investor. Pasar perdagangan berjangka sendiri akan dibuka per pukul 6 sore waktu setempat. Ekspektasi investor terhadap gejolak pasar saham jangka pendek melonjak.

    Indeks Volatilitas Cboe tercatat naik 2,8 poin hingga ditutup pada 20,82 pada hari Jumat, penutupan tertinggi dalam tiga minggu ini. Kenaikan ini dijuluki sebagai pengukur rasa takut bagi investor Wall Street.

    Michael Thompson, salah satu manajer portofolio di firma investasi Little Harbor Advisors mengatakan peningkatan volatilitas saham berjangka merupakan tanda-tanda pelaku pasar modal tak mau mengambil risiko besar.

    “Kondisi ini akan menunjukkan kepada kita bahwa lindung nilai jangka pendek diperlukan,” kata Thompson.

    Sejauh ini di pasar modal, tiga indeks saham utama AS berakhir di zona merah pada hari Jumat, dengan S&P 500 turun terdalam hingga 1,14%.

    Harga minyak melonjak karena kekhawatiran pasokan. Sementara itu emas dan indeks Dolar AS juga meningkat, menunjukkan kedua instrumen ini tetap menjadi daya lindung paling optimal atau safe haven.

    Dua Masalah Bagi Investor

    Ada dua hal yang jadi kekhawatiran investor. Pertama, panasnya konflik Israel dan Iran. Kedua, kondisi dalam negeri AS yang sedang diliputi unjuk rasa menolak kebijakan Presiden Donald Trump.

    Israel melancarkan serangkaian serangan di Iran pada Jumat dan Sabtu, dengan mengatakan telah menyerang fasilitas nuklir dan pabrik rudal serta menewaskan sejumlah komandan militer. Mereka bilang ini menjadi operasi yang berkepanjangan untuk mencegah Teheran membangun senjata atom.

    Iran pun melancarkan serangan udara balasan ke Israel pada Jumat malam, dengan ledakan terdengar di Yerusalem dan Tel Aviv, dua kota terbesar di negara itu.

    Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan pihaknya akan meningkat, sementara Iran baru saja membatalkan perundingan nuklir yang telah diupayakan dengan Amerika Serikat.

    Israel pada Sabtu juga tampaknya telah menyerang industri minyak dan gas Iran untuk pertama kalinya, dengan media pemerintah Iran melaporkan kebakaran di ladang gas.

    Sementara itu, kondisi dalam negeri AS juga kacau usai protes yang diselenggarakan oleh koalisi “No Kings” untuk menentang kebijakan Trump.

    Beberapa jam sebelum protes tersebut dimulai pada hari Sabtu, seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi menembaki dua politisi Minnesota dan pasangan mereka, menewaskan anggota dewan negara bagian Demokrat Melissa Hortman dan suaminya.

    (hal/kil)

  • Iran-Israel Saling Serang, Ketegangan Memuncak di Tengah Kekhawatiran Perang Regional

    Iran-Israel Saling Serang, Ketegangan Memuncak di Tengah Kekhawatiran Perang Regional

    GELORA.CO -Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas setelah gelombang serangan rudal dan drone dari kedua belah pihak mengguncang kawasan, memicu kekhawatiran global akan pecahnya perang berkepanjangan di Timur Tengah.

    Gelombang serangan baru dimulai pada Sabtu malam, 14 Juni 2025 hingga Minggu pagi, 15 Juni 2025, ketika rudal-rudal Iran menghantam wilayah utara Israel, termasuk kota Haifa dan Tamra. 

    Menurut media lokal Israel, serangan ini menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 13 lainnya. Haifa, yang dikenal memiliki infrastruktur gas strategis, disebut-sebut sebagai target utama dalam serangan tersebut.

    Sebagai balasan, militer Israel meluncurkan serangan udara terhadap sejumlah target penting di Iran, termasuk markas besar Kementerian Pertahanan Iran di Teheran. 

    Kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan bahwa depot minyak Shahran di barat laut ibu kota turut menjadi sasaran dan saat ini masih dalam upaya pemadaman api.

    “Saya melihat intersepsi. Suara ledakan terdengar. Belum pernah terjadi sebelumnya serangan terhadap fasilitas nuklir, militer, dan sipil Iran,” ungkap Tohid Asadi, koresponden Al Jazeera di Teheran. 

    Korban sipil di Iran pun meningkat tajam. Pemerintah Iran melaporkan sedikitnya 80 orang tewas dan lebih dari 320 luka-luka, termasuk wanita dan anak-anak. Iran juga menyatakan bahwa sembilan ilmuwan nuklir berada di antara korban tewas. 

    Iran membalas dengan rentetan rudal yang berhasil menembus sistem pertahanan Israel, menyebabkan empat kematian tambahan dan lebih dari 200 orang terluka.

    Israel juga memperluas serangannya terhadap infrastruktur energi Iran, termasuk ladang gas South Pars, salah satu sumber energi utama negara itu. 

    Pakar energi Manouchehr Takin mengatakan bahwa langkah ini bisa sangat memukul ekonomi Iran yang sudah terpukul oleh sanksi.

    “Ini adalah upaya untuk melumpuhkan ekonomi Iran. Jaringan gas domestik sudah berada di bawah tekanan karena sanksi dan salah urus,” ujarnya.

    Nour Odeh, koresponden Al Jazeera di Amman, menyebutkan bahwa langkah Israel kali ini menandai pergeseran strategi militer.

    “Sebelumnya mereka menargetkan infrastruktur militer. Sekarang mereka mengincar aset ekonomi sipil,” jelasnya.

    Ketegangan geopolitik meningkat dengan pembatalan mendadak pembicaraan nuklir antara Iran dan AS di Oman. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan negosiasi tak dapat dilanjutkan sementara serangan biadab Israel terus berlanjut.

    Di tengah situasi yang genting, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Iran atas “konsekuensi yang lebih keras,” sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan penghentian segera kampanye militer. 

    Keduanya, meski berada di kutub pandangan berbeda, menyatakan masih terbuka untuk kemungkinan kembali ke jalur diplomasi.

    Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyalahkan Israel atas krisis yang terjadi. Dalam percakapannya dengan Putra Mahkota Saudi dan Presiden Iran, Erdogan menyebut Israel sebagai “ancaman terbesar bagi stabilitas regional,” dan menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu “membakar wilayah” demi kepentingan politik domestik. 

    “Satu-satunya cara untuk menyelesaikan sengketa nuklir adalah melalui negosiasi,” kata Erdogan, seraya memperingatkan kemungkinan krisis pengungsi jika konflik terus memburuk

  • Warga Panik hingga Timbun Barang

    Warga Panik hingga Timbun Barang

    GELORA.CO – – Serangan balasan Iran ke Israel berdampak di sejumlah kota, seperti Tel Aviv, Ramat Gan, hingga Ashkelon.

    Sebagai informasi, Israel melakukan serangan militer dengan nama Rising Lion Operation yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, Jumat (13/6/2025) pagi.

    Dalam serangan ini, target utama Israel adalah fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz dan dan apa yang disebut oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebagai “jantung program rudal balistik Iran.” 

    Rising Lion Operation diklaim bertujuan untuk menghentikan apa yang Israel katakan sebagai kemajuan pesat Teheran dalam mengembangkan senjata nuklir.

    Dikutip dari Al Jazeera, serangan Israel mengenai beberapa wilayah di Iran, yakni 

    Ibu kota Iran, Teheran, dan lokasi militer di daerah sekitarnya.

    Kota Natanz, ledakan dilaporkan terjadi di fasilitas pengayaan uranium utama.

    Kota Tabriz, ledakan dilaporkan terjadi di dekat pusat penelitian nuklir dan dua pangkalan militer.

    Kota Isfahan, selatan Teheran.

    Kota Arak, barat daya Teheran.

    Kota Kermanshah, barat Teheran, fasilitas bawah tanah di dekat perbatasan Irak yang menyimpan rudal balistik terkena serangan.

    Pada Sabtu (14/6/2025) siang WIB, media pemerintah Iran melaporkan serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 78 orang.

    Iran pun tidak tinggal diam dan segera melancarkan serangan balasan ke Israel.

    Dalam sebuah pernyataan, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Israel “membuka tangannya yang kotor dan berdarah untuk melakukan kejahatan” terhadap Iran.

    Israel disebut telah menunjukkan sifat jahatnya lebih dari sebelumnya dengan menyerang pusat-pusat permukiman.

    “Rezim [Zionis] harus siap menerima hukuman berat,” kata Khamenei.

    Sementara, juru bicara angkatan bersenjata Iran Abolfazl Shekarchi, mengatakan bahwa Israel akan membayar “harga yang mahal” atas serangannya.

    Iran pun meluncurkan serangan balasan mulai Jumat (13/6/2025) malam.

    Iran menembakkan rudal yang menghantam sedikitnya tujuh lokasi di sekitar Tel Aviv. Ledakan juga terdengar di atas Yerusalem saat rudal melesat di langit.

    Serangan di dan sekitar Tel Aviv menewaskan tiga orang dan melukai sedikitnya 40 orang, menurut rumah sakit Israel, dikutip dari AP.

    Berikut kondisi Tel Aviv dan beberapa kota di Israel setelah serangan balasan Iran:

    1. Pada Jumat (13/6/2025) malam waktu setempat, terjadi sebuah ledakan besar di sekitar gedung yang terletak di Kota Tel Aviv, Israel di tengah serangan balasan Iran. Bola api membesar menerangi gelapnya malam.

    2. Di dekat bangunan rumah di Kota Rishon Lezion, Israel yang hancur akibat serangan balasan Iran pada Sabtu (14/6/2025) pagi, warga menangis dan berpelukan.

    3. Setelah serangan balasan Iran, para polisi di Tel Aviv, Israel melakukan patroli di jalan-jalan, Jumat (13/6/2025) malam. Sementara, pemadam kebakaran dan warga mengecek dampak dari serangan balasan Iran di Kota Ramat Gan, Israel di mana sejumlah gedung dan kendaraan hancur terkena ledakan.

    4. Setelah Iran melancarkan serangan balasannya, warga beserta anggota keluarga mereka bergegas untuk berlindung di bunker di Kota Ashkelon, Israel, Jumat (13/6/2025).

    5. Langit gelap kota Tel Aviv, Israel diwarnai jejak-jejak misil dan proyektil yang dicegat sistem pertahanan Iron Dome setelah Iran melancarkan serangan balasan pada Jumat (13/6/2025) malam. Tampak pula api dan asap membumbung setelah rudal menghantam bangunan penduduk di Tel Aviv.

    6. Seiring Israel bersiap menghadapi serangan balasan Iran, ada pasien yang harus dirawat di fasilitas parkir terlindung di Sourasky Medical Center di Tel Aviv, Jumat (13/6/2025) malam.

    7. Masih di hari Jumat, warga terlihat kebingungan dan menimbun barang-barang kebutuhan sehari-hari di Tel Aviv, Israel, berjaga-jaga dari potensi serangan balasan Iran.

    8. Di tengah kemungkinan serangan balasan Iran, warga, termasuk anak kecil di Hadara, Israel, bergerak mencari perlindungan ke shelter bom pada Jumat (13/6/2025).

    9. Saat misil diluncurkan sebagai serangan balasan Iran, para pasukan keamanan Israel di Kota Tel Aviv buru-buru mencari tempat berlindung, Jumat. 

    10. Warga di Tel Aviv, Israel panik dan langsung mencari tempat perlindungan di shelter setelah sirine peringatan berbunyi akibat rudal yang diluncurkan oleh Iran dalam serangan balasannya, Jumat (13/6/2025) malam waktu setempat. Beberapa di antara warga membawa serta hewan peliharaan mereka.

    11. Paramedis mengevakuasi warga yang terluka dari sebuah bangunan yang terkena rudal yang ditembakkan dari Iran, di Tel Aviv, Israel, Jumat, (13/6/2025).

    12. Jejak-jejak proyektil rudal yang dilontarkan Iran dalam serangan balasannya terlihat menerangi langit malam Yerusalem, Jumat (13/6/2025).

  • Sejarah Program Nuklir Iran yang Awalnya Dibantu Amerika

    Sejarah Program Nuklir Iran yang Awalnya Dibantu Amerika

    Jakarta

    Israel melancarkan serangan terhadap Iran, yang menargetkan situs nuklir, ilmuwan, dan pemimpin militernya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi itu telah menyerang bagian utama program persenjataan nuklir Iran.

    Namun penilaian internasional, termasuk oleh komunitas intelijen AS, mengatakan bahwa program nuklir Iran saat ini tidak untuk senjata. Teheran juga berulang kali menegaskan tidak sedang membuat bom.

    Iran puluhan tahun mengembangkan program nuklir, melihatnya sumber kebanggaan dan kedaulatan nasional. Program tersebut untuk energi dan Iran berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir tambahan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri dan membebaskan lebih banyak minyak untuk ekspor.

    Pembangkit nuklir butuh bahan bakar uranium dan menurut pengawas nuklir PBB, tak ada negara lain dengan jenius uranium seperti yang dipunyai Iran tanpa juga memiliki program senjata nuklir. Iran pun dicurigai tak sepenuhnya transparan tentang niatnya. Namun sejauh ini, Iran tak terbukti punya senjata nuklir. Itu berbeda dengan Israel yang seakan dibiarkan mengembangkan senjata nuklir tanpa sanksi apapun.

    Sejarah nuklir Iran

    AS meluncurkan program nuklir dengan Iran di 1957. Saat itu, raja yang bersahabat dengan Barat, Shah, memerintah Iran. Didukung AS, Iran mengembangkan program tenaga nuklirnya tahun 1970-an. Namun AS menarik dukungan ketika Shah digulingkan selama Revolusi Islam pada tahun 1979.

    Sejak revolusi yang mengubah Iran jadi Republik Islam, negara Barat khawatir Iran menggunakan program nuklir untuk produksi senjata atom. Iran menegaskan tak berniat membuat senjata nuklir. Negara itu mengikuti Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) PBB dengan janji tidak akan mengembangkan bom.

    Dikutip detikINET dari CNN, program nuklir Iran yang dipermasalahkan Barat adalah pengayaan uraniumnya, proses yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar bagi pembangkit listrik yang pada tingkat lebih tinggi, dapat digunakan membuat bom nuklir.

    Awal 2000-an, inspeksi internasional mengumumkan menemukan jejak uranium sangat diperkaya di sebuah pabrik di Natanz. Iran menghentikan sementara pengayaan, tapi melanjutkannya kembali di 2006, bersikeras itu diizinkan berdasarkan perjanjian dengan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Itu memicu sanksi internasional terhadap Iran.

    Setelah negosiasi lama, Iran dan enam negara adidaya tahun 2015 menyetujui kesepakatan nuklir yang membatasi nuklir Iran dengan imbalan sanksi lebih ringan. Iran diharuskan menjaga tingkat pengayaan uraniumnya tak lebih dari 3,67%, turun dari hampir 20%, mengurangi drastis stok uranium, dan menghentikan sentrifusnya.

    Uranium takkan menjadi bom jika belum diperkaya hingga mencapai kemurnian 90%. Dan pembangkit listrik tenaga nuklir yang menghasilkan listrik menggunakan uranium yang diperkaya antara 3,5% dan 5%.

    Apakah Iran memiliki senjata nuklir?

    Tidak jelas seberapa dekat Iran dengan bom nuklir, tapi Iran membuat kemajuan signifikan dalam memproduksi bahan utamanya: uranium yang sangat diperkaya. Tahun 2018, Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan memulai sanksi baru untuk melumpuhkan ekonominya.

    Teheran pun mengatakan akan berhenti mematuhi bagian dari perjanjian dan meningkatkan pengayaan dan persediaan uranium, serta menggunakan sentrifus canggih. Iran menyingkirkan semua peralatan IAEA yang dipasang untuk pemantauan. Pemerintahan Joe Biden kemudian negosiasi dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan, tapi gagal.

    Di 2023, IAEA menyebut partikel uranium yang diperkaya hingga kemurnian 83,7% atau mendekati tingkat mutu bom, ditemukan di fasilitas nuklir Iran. Stok uranium yang diperkaya hingga 60% juga telah bertambah jadi 128,3 kilogram, level tertinggi yang terdokumentasi saat itu.

    Dan tahun lalu, AS melaporkan waktu breakout Iran lebih singkat, yakni jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan cukup bahan fisil untuk senjata nuklir, jadi satu atau dua minggu saja.

    Laporan IAEA yang dikirim ke negara anggota akhir bulan lalu mengatakan stok uranium yang diperkaya dengan kemurnian 60% milik Iran bertambah menjadi 408 kilogram. Jika diperkaya lebih lanjut, cukup untuk sembilan senjata nuklir.

    (fyk/fyk)

  • Netanyahu Diungsikan, Kabur ke Yunani setelah Iran Gempur Balik Israel

    Netanyahu Diungsikan, Kabur ke Yunani setelah Iran Gempur Balik Israel

    GELORA.CO – Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu, dilaporkan kabur menuju Yunani di tengah memanasnya eskalasi perang pasca-rudal Iran hantam Tel Aviv.

    Dilansir The Jerusalem Post, Netanyahu meninggalkan Israel menggunakan pesawat kenegaraan Wing of Zion, versi Air Force One pada Jumat pagi (13/6/2025).

    Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari Kantor Perdana Menteri Israel mengenai lokasi pasti Netanyahu, namun berbagai sumber diplomatik memastikan keberadaannya di Yunani.

    Termasuk laporan dari media seperti TRT yang mengutip sumber diplomatik, menyebut pesawat resmi Netanyahu terlihat mendarat atau transit di Athena, Yunani, sebagai langkah evakuasi keamanan saat eskalasi konflik Israel–Iran meningkat.

    Dipilihnya Yunani bukan tanpa alasan, pasalnya Yunani secara geografis dekat dengan Israel, namun berada di luar zona konflik langsung, menjadikannya lokasi ideal untuk evakuasi cepat sekaligus tetap dekat dengan kawasan jika diperlukan untuk kembali.

    Selain itu, Israel dan Yunani telah menjalin hubungan diplomatik yang sangat baik selama satu dekade terakhir.

    Yunani secara konsisten menjadi mitra strategis Israel di kawasan Mediterania Timur, termasuk dalam aliansi segitiga dengan Siprus.

    Situasi ini membuat Yunani menjadi tempat evakuasi yang aman secara politik dan diplomatik.

    Akankah Yunani menangkap Netanyahu?

    Spekulasi meningkat terkait keberadaan Netanyahu di Yunani setelah serangan balasan besar-besaran Iran ke wilayah Israel.

    Keberadaan Netanyahu di negara itu memunculkan pertanyaan, akankah Yunani menjalankan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

    ICC sendiri diketahui telah mengeluarkan surat perintah terhadap Netanyahu dan mantan menteri pertahanan, Yoav Galant, atas peran mereka dalam krisis kemanusiaan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Namun, kemungkinan Yunani akan melaksanakan surat perintah tersebut dinilai sangat kecil meskipun Yunani merupakan anggota ICC.

    Yunani secara teknis memiliki kewajiban untuk menindaklanjuti surat perintah tersebut, tetapi pengamat memproyeksi Yunani akan mengabaikan perintah itu karena pertimbangan politik dan hubungan bilateral dengan Israel.

    Terlebih saat konferensi pers tak lama setelah pengumuman ICC tahun lalu, juru bicara pemerintah Yunani, Pavlos Marinakis, menyampaikan pernyataan yang mengisyaratkan sikap diplomatik berhati-hati Athena terhadap isu tersebut.

    “Keputusan seperti itu [dari ICC] tidak membantu dan tidak akan menyelesaikan masalah apa pun,” ujar Marinakis saat itu.

    Ia juga menekankan Israel seharusnya tidak disamakan dengan negara-negara yang memulai permusuhan, karena telah menjadi korban dari serangan teroris.

    Komentar ini memperlihatkan pemerintah Yunani memiliki posisi yang relatif pro-Israel, dan memilih untuk tidak mengambil langkah hukum terhadap pemimpin negara tersebut.

    Iran Gempur Tel Aviv

    Bersamaan dengan dievakuasinya Netanyahu dari Israel, militer Iran melakukan gempuran ke sejumlah di ibu kota Tel Aviv.

    Pihak militer Israel melaporkan sebagian besar drone berhasil dicegat sebelum mencapai target, namun sejumlah serangan berhasil menimbulkan kerusakan ringan di beberapa lokasi.

    Sebanyak tujuh rudal Iran berhasil menghantam wilayah metropolitan Tel Aviv, membuat tujuh orang “terluka ringan dan sedang” setelah serangan yang menghantam perbatasan Tel Aviv dan kota Ramat Gan di Israel.

    “Sejauh ini, tujuh orang mengalami luka ringan hingga sedang akibat serangan yang menghantam wilayah perbatasan Tel Aviv dan Ramat Gan,” ujar laporan Israel Hayom.

    Serangan Iran juga turut memicu kepanikan, warga dilaporkan berhamburan ke tempat perlindungan saat sirine peringatan berbunyi di beberapa kota besar.

    Video yang beredar di media sosial menunjukkan ledakan di langit serta puing-puing bangunan yang terkena serpihan rudal.

    Pemerintah Israel hingga kini masih dalam keadaan siaga tinggi.

    Sementara, pihak militer menyatakan akan memberikan respons terhadap serangan Iran tersebut, namun belum ada pernyataan rinci mengenai bentuk balasan yang akan diambil.

    Di sisi lain, Iran menyatakan serangan ini sebagai bentuk “pembalasan yang sah” terhadap serangan Israel sebelumnya.

    Pimpinan tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut langkah Israel sebagai provokasi berbahaya yang akan dibalas lebih keras jika berlanjut.

    Dalam tulisan di media sosial X, ia memperingatkan Israel “tidak akan lolos tanpa cedera dari kejahatan ini”.

  • Imbas Konflik Iran-Israel Memanas: Wall Street Anjlok, Emas & Minyak Mentah Meroket

    Imbas Konflik Iran-Israel Memanas: Wall Street Anjlok, Emas & Minyak Mentah Meroket

    Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat terguncang pada Jumat (13/6/2025) setelah Iran dikabarkan meluncurkan serangan balasan terhadap fasilitas nuklir Israel, memperkuat kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah kian tak terkendali.

    Melansir Bloomberg, Sabtu (14/6/2025), indeks acuan S&P 500 merosot lebih dari 1%, menghapus seluruh penguatan yang dibukukan pekan ini. Saham sektor maskapai dan pariwisata anjlok, sebaliknya, saham perusahaan energi dan pertahanan menguat.

    Di sisi lain, Minyak mentah West Texas Intermediate berakhir menguat 7,55% ke US$73,18 per barel, sedangkan minyak mentah patokan Brent menguat 1,28% ke US$75,18 per barel. melejit lebih dari 7%.

    Sementara itu, harga emas menguat mendekati level tertinggi sepanjang masa. Emas di pasar spot berakhir menguat 1,37% ke US$3.432,34 per troy ounce, sedangkan harga emas berjangka Comex di AS menguat 1,48% ke US$3.452,8 per troy ounce.

    Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun karena kekhawatiran akan lonjakan inflasi akibat harga minyak yang melonjak. Adapun indeks dolar AS menguat tipix 0,31% ke 98,138.

    Iran menembakkan ratusan rudal sebagai respons atas serangan udara Israel yang menyasar fasilitas militer dan nuklir di Teheran. Ini menjadi langkah paling ofensif yang diambil Iran sejak serangan Israel sebelumnya menewaskan sejumlah jenderal senior dan merusak infrastruktur militer vital.

    Chief Investment Officer Navellier & Associates Louis Navellier mengatakan harga minyak mentah akan paling terdampak dari melonjaknya ketegangan di Timur Tengah ini.

    “Jika kondisi ini terus berlanjut, dampaknya pada angka inflasi bisa sangat signifikan,” ungkapnya seperti dikutip Bloomberg.

    Serangan Iran terjadi saat pasar berada dalam suasana optimistis, menyusul data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan serta kemajuan dalam pembicaraan dagang antara AS dan China. Namun, lonjakan harga minyak kini menghidupkan kembali kekhawatiran akan tekanan inflasi dari sisi suplai, yang berpotensi mempersulit arah kebijakan suku bunga The Fed.

    Presiden Donald Trump mendesak Iran agar kembali ke meja perundingan nuklir guna menghindari serangan lanjutan. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan bahwa Israel kemungkinan akan melakukan serangan besar dalam beberapa hari ke depan sebagai bagian dari upaya menghentikan program nuklir Iran.

    Analis Plante Moran Financial Advisors Jim Baird mengatakan lonjakan harga minyak mungkin bersifat sementara jika konflik tidak meluas lebih jauh dan tetap terbatas antara Israel dan Iran.

    Namun jika konflik melebar, risiko lonjakan harga minyak yang lebih permanen dan dampaknya terhadap ekonomi global yang sedang melambat bisa semakin besar.

    “Minyak menjadi variabel liar. Kenaikan harga minyak yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global bisa menjadi hambatan baru bagi ekonomi,” jelasnya.

    Sebelum ketegangan meningkat, pasar sudah berspekulasi akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Meski ekspektasi tersebut sedikit melemah, pasar masih memperkirakan dua kali pemangkasan sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun.

    The Fed sendiri dijadwalkan menggelar pertemuan kebijakan pekan depan, di mana mereka diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya. Namun, fokus pasar akan tertuju pada proyeksi ekonomi kuartalan dan peta titik suku bunga terbaru.

    Analis pasar di Barclays Plc menyarankan investor bersiap menghadapi kejutan hawkish dari The Fed, dengan kemungkinan revisi naik pada proyeksi inflasi 2025 dan penurunan estimasi pemangkasan suku bunga.

    Indeks volatilitas VIX yang menjadi indikator kekhawatiran investor menembus level 20, ambang yang menandai pergeseran dari ketenangan ke kegelisahan pasar.

    Sebelum eskalasi geopolitik terbaru ini, reksa dana  saham AS mencatat arus keluar terbesar dalam hampir tiga bulan. Berdasarkan data EPFR Global yang dikutip Bank of America, sekitar US$9,8 miliar ditarik dari pasar saham AS dalam sepekan terakhir hingga Rabu — tertinggi dalam 11 minggu.

    Bahkan reksadana saham Eropa, yang selama ini digemari investor, mencatat arus keluar untuk pertama kalinya tahun ini.

  • Putin Kecam Serangan Israel ke Iran, Tawarkan Mediasi

    Putin Kecam Serangan Israel ke Iran, Tawarkan Mediasi

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam gelombang serangan Israel terhadap sekutunya, Iran. Putin juga menawarkan untuk melakukan mediasi antara Teheran dan Tel Aviv demi mencegah eskalasi konflik.

    Putin, seperti dilansir AFP, Sabtu (14/6/2025), berbicara via telepon secara terpisah dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu setelah kedua negara terlibat aksi saling serang pada Jumat (13/6) waktu setempat.

    Rusia dan Iran telah mempererat hubungan militer mereka di tengah serangan Moskow terhadap Ukraina, yang mengancam upayanya untuk mempertahankan hubungan hangat dengan semua pemain utama di kawasan Timur Tengah.

    “Vladimir Putin menekankan bahwa Rusia mengecam tindakan Israel, yang melanggar Piagam PBB dan hukum internasional,” sebut Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia dalam pernyataannya pada Jumat (13/6).

    Dalam percakapan telepon dengan Netanyahu, sebut Kremlin, Putin menyatakan “kesiapannya untuk memberikan layanan mediasi guna mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut”.

    Kremlin menambahkan bahwa Rusia berkomitmen untuk “menyelesaikan situasi saat ini, yang penuh dengan konsekuensi paling buruk bagi seluruh kawasan”.

    Kementerian Luar Negeri Rusia sebelumnya mengutuk serangan Israel terhadap Iran sebagai “serangan militer yang tidak beralasan”.

    Lihat juga Video: Detik-detik Rentetan Rudal Iran Bombardir Israel

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Putin dan para pejabat tinggi Rusia lainnya juga mengecam tindakan Israel di Jalur Gaza.

    Awal pekan ini, Kremlin membela hak Iran untuk mengembangkan program energi nuklir yang “damai”.

    Kremlin dalam pernyataannya juga menyebut serangan Israel terhadap Iran sebagai serangan yang “sangat sinis” karena terjadi di tengah perundingan nuklir yang sedang berlangsung antara Teheran dan Amerika Serikat (AS).

    Moskow menegaskan kembali bahwa masalah nuklir Iran hanya dapat diselesaikan secara diplomatik dan meminta kedua negara untuk menahan diri.

    Lihat juga Video: Detik-detik Rentetan Rudal Iran Bombardir Israel

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel-Iran Saling Serang, Netanyahu Kabur Naik Pesawat ke Yunani

    Israel-Iran Saling Serang, Netanyahu Kabur Naik Pesawat ke Yunani

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan militer di Timur Tengah tengah memuncak. Israel melancarkan serangan militer besar-besaran ke wilayah Iran pada Jumat (13/6/2025) waktu setempat. Malam harinya, Iran meluncurkan serangan rudal, menyasar 2 kota besar di Israel, yaitu Yerusalem dan Tel Aviv.

    Seperti diberitakan, serangan Israel ke Iran, menargetkan sejumlah kota strategis termasuk Teheran dan Natanz. Dalam serangan tersebut, sejumlah petinggi militer Iran dilaporkan tewas, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan meninggalkan negaranya dan mengungsi ke Yunani.

    Serangan Israel ini diberitakan sebagai respons terhadap peningkatan ancaman keamanan dari Iran. Melansir laporan dari Islamic Republic News Agency (IRNA), beberapa media Israel menyebut Netanyahu telah diterbangkan ke lokasi yang dirahasiakan, yang kemudian dikonfirmasi mendarat di ibu kota Yunani, Athena.

    “Media Israel sempat menerbitkan foto pesawat resmi Netanyahu yang dikawal dua jet tempur, terbang menuju lokasi yang tidak diungkapkan di luar wilayah pendudukan,” tulis IRNA, dikutip Sabtu (14/6/2025).

    Saluran (Channel) 12 Israel kemudian mengatakan pesawat itu mendarat di ibu kota Yunani, Athena.

    Masih dari laporan yang sama, Iran mengonfirmasi sejumlah pejabat militernya tewas dalam serangan yang dilakukan Israel. Di antara yang gugur adalah Ketua Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri; Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami; serta Komandan Markas Besar Khatam al-Anbia, Mayor Jenderal Gholamali Rashid. Iran menyatakan tengah mempersiapkan respons atas serangan ini.

    Sementara itu, mengutip kantor berita Anadolu Agency (AA), pesawat kepresidenan Israel yang dikenal dengan nama Wing of Zion sebelumnya digunakan untuk mengangkut Duta Besar Israel untuk Yunani, Noam Katz. Katz menjadi satu-satunya penumpang di dalam penerbangan tersebut setelah penerbangan komersial ke dan dari Bandara Tel Aviv ditangguhkan akibat eskalasi militer.

    Sumber CNN Greece yang dikutip AA menyebutkan, pesawat tersebut tercatat dalam Flight Information Region (FIR) Athena, atau wilayah udara yang dikendalikan oleh otoritas lalu lintas udara Yunani. Dalam kondisi darurat, seperti yang terjadi saat ini, Perjanjian Kerja Sama Militer Yunani-Israel memungkinkan relokasi dan penempatan pesawat dari kedua negara di bandara militer masing-masing selama diperlukan.

    Keberadaan jet resmi Netanyahu di Yunani kemudian memunculkan berbagai spekulasi. Dalam laporan pada Instagram resmi @trtworld, ada tiga dugaan utama soal mengapa jet itu berada di Athena:

    1. Sebagai langkah pencegahan

    Jet kepresidenan mungkin dipindahkan ke Athena agar berada di luar jangkauan potensi serangan balasan dari Iran.

    2. Netanyahu ikut mengungsi

    Ada kemungkinan Netanyahu sendiri kini berada di Athena, baik sebagai tindakan pengamanan atau berdasarkan informasi intelijen yang mengindikasikan ancaman langsung terhadap dirinya.

    3. Athena sebagai lokasi netral

    Yunani dinilai sebagai tempat aman dan netral yang memungkinkan adanya pertemuan darurat secara langsung antara pejabat tinggi Israel dan Amerika Serikat.

    Sampai berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi dari kantor Netanyahu mengenai keberadaannya maupun rencana Israel ke depan, menyusul meningkatnya konflik dengan Iran.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ternyata Jumlah Tentara Israel Kalah dari Iran, Gini Beda Kekuatannya

    Ternyata Jumlah Tentara Israel Kalah dari Iran, Gini Beda Kekuatannya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas setelah laporan mengenai serangan besar-besaran ke sejumlah fasilitas strategis Iran.

    Situasi ini menyoroti kembali perbandingan kekuatan militer kedua negara yang sering dianggap berimbang.

    Berdasarkan data dari Global Firepower (GFP) 2025, kekuatan militer Israel berada di peringkat 15 dunia, sementara Iran berada di peringkat 16.

    Namun, data terbaru menunjukkan adanya selisih mencolok dalam jumlah pasukan dan kapabilitas tertentu.

    Berikut ini perbandingan kekuatan militer dari dua negara tersebut.

    Tentara Aktif dan Anggaran Militer

    Dari sisi jumlah personel militer aktif, Iran jauh lebih unggul dengan total 49,4 juta tentara aktif. Jumlah ini jauh melampaui Israel yang hanya memiliki 3,9 juta personel.

    Namun demikian, dari segi anggaran militer, Israel justru mencatatkan angka yang lebih tinggi, yaitu US$31 miliar, dibandingkan Iran yang mengalokasikan US$15 miliar.

    Pesawat Tempur dan Helikopter

    Dalam kekuatan udara, Israel sedikit lebih unggul. Israel memiliki 611 pesawat tempur, sedangkan Iran mengoperasikan 551 unit. Untuk helikopter penyerang, perbedaan cukup mencolok, dengan Israel memiliki 48 unit, sedangkan Iran hanya memiliki 13 unit.

    Tank dan Kendaraan Bersenjata

    Iran memimpin dalam jumlah kendaraan militer darat. Jumlah tank Iran tercatat 1.713 unit, lebih banyak dibandingkan Israel yang memiliki 1.300 unit. Dalam hal kendaraan bersenjata, Iran juga unggul dengan 65.825 unit, sementara Israel memiliki 35.985 unit.

    Sementara itu, untuk artileri swagerak (self-propelled artillery), Iran memiliki 392 unit, sedikit lebih banyak dari Israel yang memiliki 352 unit. Perbedaan mencolok terlihat pada jumlah peluncur roket bergerak (mobile rocket projectors), di mana Iran mengoperasikan 1.517 unit, dibandingkan Israel yang hanya memiliki 183 unit.

    Armada Laut

    Untuk kekuatan di laut, Iran memiliki lebih banyak armada, dengan total 107 unit, dibandingkan 62 unit milik Israel.

    Pesan Netanyahu

    Dalam pesan video yang dirilis kepada publik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, negaranya telah memasuki “momen penentu dalam sejarah Israel” dan akan terus melakukan serangan ke Iran selama beberapa hari ke depan.

    “Israel menargetkan ilmuwan-ilmuwan Iran yang bekerja mengembangkan bom nuklir, program rudal balistik mereka, serta fasilitas pengayaan uranium di Natanz,” ujar Netanyahu, dilansir Reuters, Sabtu (14/6/2025).

    Sebagai catatan, Iran dan Israel merupakan negara yang sama-sama terletak di Timur Tengah. Kawasan ini sudah puluhan tahun rawan dengan konflik bilateral tau multi negara.

    Wilayah Timur Tengah (Timteng) merupakan wilayah yang mencakup daerah sekitar pesisir selatan dan timur Laut Mediterania, yang setidaknya meliputi Semenanjung Arab, dan dalam beberapa definisi juga mencakup Iran, Afrika Utara, dan kadang wilayah lain yang lebih luas.

    Ada 14 negara yang mendiami kawasan tersebut yakni:

    1. Arab Saudi
    2. Bahrain
    3. Irak
    4. Iran
    5. Israel
    6. Kuwait
    7. Lebanon
    8. Mesir
    9. Oman
    10. Qatar
    11. Suriah
    12. Turki
    13. Uni Emirat Arab
    14. Yaman.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Netanyahu Serukan Warga Iran Bersatu Lawan Rezim Penindas

    Netanyahu Serukan Warga Iran Bersatu Lawan Rezim Penindas

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan seruan yang ditujukan untuk warga Iran setelah Tel Aviv dan Teheran terlibat aksi saling serang. Netanyahu menyerukan warga Iran untuk bersatu melawan apa yang dia gambarkan sebagai “rezim jahat dan penindas”.

    “Sudah tiba saatnya bagi rakyat Iran untuk bersatu di sekitar bendera dan warisan sejarahnya, dengan memperjuangkan kebebasan Anda dari rezim jahat dan penindas,” kata Netanyahu dalam pernyataan video seperti dilansir AFP, Sabtu (14/6/2025).

    “Kami berada di tengah-tengah salah satu operasi militer terbesar dalam sejarah, Operation Rising Lion,” sebutnya.

    Pernyataan itu disampaikan sang PM Israel setelah militernya menggempur lebih dari 200 target nuklir dan militer di berbagai wilayah Iran pada Jumat (13/6) pagi. Teheran membalas dengan rentetan serangan rudal pada Jumat (13/6) malam dan Sabtu (14/6) pagi yang menargetkan wilayah Israel.

    Netanyahu bersumpah bahwa “masih ada banyak lagi serangan yang akan dilakukan”, setelah sebelumnya menegaskan serangan Israel terhadap Iran akan “berlanjut selama mungkin yang diperlukan”.

    “Saat kami mencapai tujuan kami, kami juga membuka jalan bagi Anda untuk mencapai kebebasan Anda,” ujarnya, merujuk pada rentetan serangan Israel menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, yang menewaskan beberapa komandan militer dan ilmuwan nuklir.

    “Rezim tidak mengetahui apa yang telah menyerang mereka, atau apa yang akan menyerang mereka. Rezim tidak pernah selemah ini,” ucap Netanyahu dalam pernyataan video yang dipublikasikan tak lama setelah rentetan rudal Iran mencapai wilayah Israel dalam serangan balasan.

    Iran menyebut rentetan serangan Israel sebagai “deklarasi perang” dan mengancam untuk membalas dengan membuka “pintu neraka” bagi Israel.

    Dalam serangan balasannya, Iran pertama-tama mengirimkan sekitar 100 drone ke wilayah Israel, dengan banyak di antaranya berhasil dicegat sebelum mencapai negara itu. Serangan drone itu diikuti oleh puluhan rudal yang ditembakkan ke berbagai target di Israel, dengan beberapa rudal memicu kerusakan di kota-kota negara Yahudi tersebut.

    Militer Israel mengatakan Iran menembakkan sekitar 100 rudal dalam dua gelombang serangan terhadap wilayahnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini