Tag: Benjamin Netanyahu

  • Erdogan Tegaskan Iran Punya Hak Sah Membela Diri dari Serangan Israel

    Erdogan Tegaskan Iran Punya Hak Sah Membela Diri dari Serangan Israel

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Iran memiliki hak “sah” untuk membela diri dalam menghadapi kampanye serangan udara Israel yang sedang berlangsung, yang kini memasuki hari keenam.

    “Merupakan hak yang sangat alami, sah, dan legal bagi Iran untuk membela diri dari kekerasan dan terorisme negara Israel,” kata pemimpin Turki itu, dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/6/2025). Hal ini disampaikannya sehari setelah dia menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “ancaman terbesar bagi keamanan kawasan”.

    Israel mulai melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran pada Jumat lalu, yang mendorong Iran untuk membalas dengan menembakkan drone dan rudal, termasuk rudal hipersonik.

    “Serangan-serangan ini diorganisir saat negosiasi nuklir Iran berlangsung,” kata Erdogan.

    “Israel, yang memiliki senjata nuklir dan tidak mengakui aturan internasional apa pun… tidak menunggu negosiasi berakhir, tetapi melakukan tindakan teroris tanpa menunggu hasilnya,” imbuhnya.

    Otoritas Iran mengatakan sedikitnya 224 orang tewas dalam serangan Israel, yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer. Sementara serangan Iran ke Israel telah menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai ratusan orang lainnya, kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    “Kami terus memantau serangan teroris Israel terhadap Iran. Semua lembaga kami sangat waspada terhadap kemungkinan dampak serangan ini terhadap Turki,” tutur Erdogan.

    “Kami sedang mempersiapkan segala jenis skenario,” imbuhnya.

    “Tidak seorang pun boleh berani menguji kami,” cetus Erdogan.

    Sebelumnya pada hari Senin (16/6) lalu, Erdogan mengatakan ia telah memerintahkan industri pertahanan untuk meningkatkan produksi rudal jarak menengah dan jauh guna “meningkatkan level pencegahan” negara tersebut mengingat perang udara antara Israel dan Iran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rudal Iran Hantam Markas Mossad Israel di Tel Aviv

    Rudal Iran Hantam Markas Mossad Israel di Tel Aviv

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah rudal milik Iran berhasil menyasar markas pusat utama badan mata-mata Israel, Mossad, di Tel Aviv, Selasa (17/6/2025). Hal ini diumumkan langsung oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).

    Mengutip Tasnim News Agency, IRGC menyatakan bahwa unit-unit Pasukan Dirgandanya melakukan operasi efektif terhadap Mossad pada dini hari Selasa. Serangan ini dilakukan dengan membobol sistem pertahanan Israel yang melindungi fasilitas itu.

    “Meskipun dilindungi oleh sistem perlindungan udara yang sangat canggih, direktorat intelijen militer tentara rezim Zionis (yang dikenal sebagai AMAN) dan pusat Mossad di Tel Aviv-yang digunakan untuk merencanakan serangan pembunuhan dan tindakan jahat-berhasil dihantam oleh IRGC. Api kini berkobar di pusat yang telah dihancurkan tersebut,” ujar pernyataan itu.

    Serangan ini dilancarkan sesaat setelah munculnya laporan serangan siber yang dilakukan kelompok peretas pro-Israel, Predatory Sparrow, kepada bank Iran yang terkait dengan IRGC, Bank Sepah. Grup itu menyebut Bank Sepah telah digunakan untuk membiayai program militer dan menghindari sanksi internasional.

    “Kami telah menargetkan bank tersebut karena perannya yang diduga dalam mendukung upaya rudal dan nuklir Iran. Kami telah menghancurkan semua data,” kata kelompok peretas tersebut.

    Sebagaimana diketahui, peperangan antara Iran dan Israel terus membara. Eskalasi ini dimulai saat Israel menyerang Iran Jumat lalu, dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan motifnya adalah untuk melumpuhkan program nuklir Iran, yang diyakini dikembangkan untuk membuat senjata pemusnah massal.

    Namun klaim ini ditolak Iran, yang menyebutkan program tersebut dikembangkan untuk tujuan sipil. Teheran juga telah melontarkan sejumlah serangan balasan yang mengenai beberapa titik di Tel Aviv dan Haifa.

    Atas keadaan ini, perintah evakuasi telah diturunkan baik di Iran maupun Israel. Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) yang juga sekutu Israel, Donald Trump, telah meminta Iran untuk menekan kesepakatan nuklir yang diajukannya untuk menghentikan serangan yang dilancarkan Tel Aviv.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Iran Peringatkan Serangan ‘Hukuman’, Desak Warga Tel Aviv Mengungsi

    Iran Peringatkan Serangan ‘Hukuman’, Desak Warga Tel Aviv Mengungsi

    Jakarta

    Kepala staf angkatan bersenjata Iran, Abdolrahim Mousavi, mendesak penduduk di kota-kota besar Israel, Haifa dan Tel Aviv, untuk mengungsi. Ia memperingatkan akan adanya serangan ‘hukuman’ yang akan segera terjadi.

    “Operasi-operasi hukuman akan segera dilakukan,” kata Mousavi dalam pernyataannya yang disiarkan televisi pemerintah, dikutip kantor berita AFP, Rabu (18/6/2025).

    Ia menambahkan serangan-serangan sebelumnya terhadap Israel sejauh ini hanya untuk tujuan pencegahan. Mousavi mengatakan bahwa penduduk di wilayah pendudukan, terutama Tel Aviv dan Haifa, sangat didesak untuk meninggalkan daerah-daerah tersebut demi kehidupan mereka”.

    Mousavi mengatakan kepada warga Israel untuk tidak menjadi korban dari ‘hasrat kebinatangan’ Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang dituding oleh Teheran sebagai penyebab eskalasi.

    Diketahui, Israel melancarkan serangan mendadak terhadap Iran pada dini hari Jumat pekan lalu. Mereka mengaku menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran.

    Serangan itu menewaskan sedikitnya 224 orang di republik Islam tersebut, termasuk para komandan militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Geram Empat Stan Perusahaannya Ditutup di Paris Air Show

    Israel Geram Empat Stan Perusahaannya Ditutup di Paris Air Show

    JAKARTA – Israel geram dengan langkah Prancis menutup stan perusahaannya ditutup di Paris Air Show pada Hari Senin setelah menolak menyingkirkan senjata serang dari pajangan, mengobarkan ketegangan kedua sekutu tersebut.

    Stan milik Elbit Systems, Rafael, IAI dan Uvision ditutup dengan partisi hitam sebelum dimulainya pameran dagang penerbangan terbesar di dunia itu, dikutip dari Reuters 17 Juni.

    Sementara, stan Israel yang lebih kecil, yang tidak memamerkan perangkat keras, dan stan Kementerian Pertahanan Israel, tetap buka.

    Kantor Perdana Menteri Prancis Francois Bayrou mengatakan telah memberi tahu semua peserta pameran sebelum acara tersebut, senjata ofensif akan dilarang dipamerkan dan Kedutaan Besar Israel di Paris telah menyetujui hal ini.

    Ditambahkannya, perusahaan-perusahaan tersebut dapat melanjutkan pameran mereka jika mereka mematuhi persyaratan ini.

    Drone Hermes 900 buatan Elbit Systems. (Wikimedia Commons/Tio Skill)

    PM Bayrou mengatakan kepada wartawan, mengingat sikap diplomatik Prancis, dan “khususnya kekhawatirannya yang sangat besar tentang Gaza”, pemerintah merasa tidak dapat menerima senjata serang untuk dipamerkan.

    Namun, Kementerian Pertahanan Israel bereaksi dengan marah.

    “Keputusan yang keterlaluan dan belum pernah terjadi sebelumnya ini berbau pertimbangan yang didorong oleh kebijakan dan komersial,” katanya dalam pernyataan.

    “Prancis bersembunyi di balik pertimbangan yang seharusnya politis untuk mengecualikan senjata ofensif Israel dari pameran internasional – senjata yang bersaing dengan industri Prancis,” tambahnya.

    Kementerian tersebut kemudian menambahkan, mereka mengajukan petisi pengadilan terhadap keputusan tersebut.

    Paris Air Show, yang diadakan di Bandara Le Bourget, adalah salah satu acara terbesar dan paling bergengsi di dunia untuk industri kedirgantaraan dan pertahanan yang yang digelar setiap tahun, dikutip dari Daily Sabah.

    Sementara itu, Presiden dan CEO IAI Boaz Levy, mengatakan partisi hitam itu mengingatkan pada “hari-hari gelap ketika orang-orang Yahudi dipisahkan dari masyarakat Eropa”.

    Ilustrasi pameran produk IAI Israel. (Wikimedia Commons/Tangopaso)

    Adapun Meshar Sasson, wakil presiden senior di Elbit Systems, menuduh Prancis mencoba menghalangi persaingan, dengan menunjuk pada serangkaian kontrak yang dimenangkan Elbit di Eropa.

    “Jika Anda tidak bisa mengalahkan mereka dalam teknologi, sembunyikan saja, bukan? Itulah adanya karena tidak ada penjelasan lain,” katanya.

    Sedangkan Rafael menggambarkan langkah Prancis sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya, tidak dapat dibenarkan, dan bermotif politik”.

    Menanggapi kronologi Prancis terkait insiden tersebut, seorang sumber yang mengetahui pihak Israel mengatakan, Prancis telah menyetujui daftar barang yang diajukan sebelumnya dari Israel sebelum pameran.

    Delegasi Israel “benar-benar lengah” oleh pedoman yang dikeluarkan pada pukul 18.30 pada malam sebelum pameran, sumber tersebut menambahkan.

    Kantor PM Bayrou mendesak perusahaan-perusahaan Israel untuk “memikul tanggung jawab mereka” dan mengikuti pedoman jika mereka ingin membuka kembali stan mereka. Menjelang akhir hari pertama acara 16-20 Juni, tidak ada tanda-tanda stan akan dibuka kembali.

    Prancis, sekutu lama Israel, secara bertahap memperkeras posisinya terhadap Pemerintahan PM Benjamin Netanyahu atas tindakannya di Gaza dan intervensi militer di luar negeri.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat perbedaan minggu lalu antara hak Israel untuk melindungi dirinya sendiri, yang didukung dan dapat diikuti oleh Prancis, dengan serangan terhadap Iran yang tidak direkomendasikannya.

  • Eks Diplomat Inggris Khawatir Israel akan Lancarkan ‘False Flag’ Agar AS Terlibat Perang

    Eks Diplomat Inggris Khawatir Israel akan Lancarkan ‘False Flag’ Agar AS Terlibat Perang

    GELORA.CO – Mantan Duta Besar Inggris untuk Suriah, Peter Ford, menyatakan kekhawatirannya bahwa Israel mungkin akan melakukan “operasi bendera palsu” (false flag) guna memprovokasi Amerika Serikat (AS) agar terlibat langsung dalam konflik antara Iran dan Israel. Istilah false flag merujuk pada tindakan atau serangan yang dirancang untuk menyembunyikan identitas pelaku sebenarnya dan membuat seolah-olah tindakan tersebut dilakukan oleh pihak lain. 

    “Saya khawatir dalam waktu dekat kita akan melihat insiden bendera palsu buatan Israel yang dirancang untuk memaksa keterlibatan Amerika Serikat,” kata Ford kepada RIA Novosti, Selasa (17/6/2025).

    Pada Ahad (15/6/2025), dua pejabat Israel mengatakan kepada portal berita Axios bahwa Israel telah menghabiskan dua hari untuk membujuk AS agar bergabung dalam konflik melawan Iran. Salah satu pejabat itu menyebutkan bahwa Washington kemungkinan akan turun tangan jika situasinya mendesak.

    Bahkan, menurutnya, Donald Trump telah mengatakan hal tersebut langsung kepada pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dalam percakapan terakhir mereka. Ford menambahkan bahwa langkah paling masuk akal bagi komunitas internasional adalah tidak ikut campur secara langsung, serta membiarkan Israel menerima konsekuensi atas kesalahannya karena menyerang Iran.

    “Itu mungkin memang kecenderungan Trump. Namun, rekam jejaknya tidak membuat kita optimis bahwa ia mampu menahan tekanan dari Israel dan lobi pro-Israel di Amerika Serikat dalam waktu lama,” tambah Ford.

    Ketika ditanya mengenai dampak konflik terhadap proses perdamaian di Timur Tengah, Ford mengatakan bahwa saat ini tidak ada proses perdamaian yang berarti di kawasan tersebut, dan sudah lebih dari dua dekade tidak ada kemajuan nyata.

    “Dampak terbaik dari konflik ini adalah jika Netanyahu mengalami kehinaan. Jika ia terguling, bisa terbuka peluang baru bagi proses perdamaian secara menyeluruh,” ujar Ford.

    Militer Israel (IDF) meluncurkan operasi besar-besaran bertajuk Rising Lion pada Jumat (13/6/2025) dini hari. Dalam operasi tersebut, militer Israel mengeklaim menyerang target-target militer dan fasilitas program nuklir Iran.

    Angkatan Udara Israel melakukan beberapa gelombang serangan udara di berbagai wilayah Iran, termasuk ibu kota Teheran. Serangan tersebut menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer Iran, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata dan Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta beberapa ilmuwan nuklir Iran.

    Sejumlah situs nuklir utama seperti Natanz dan Fordow juga menjadi sasaran serangan. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras serangan itu dan menyebutnya sebagai kejahatan besar. Ia juga memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan.”

    Sebagai balasan, Iran meluncurkan Operasi True Promise 3 pada Jumat malam, yang menargetkan sejumlah instalasi militer di wilayah Israel. Gellombang serangan rudal balistik dan hipersonik kemudian berlanjut hingga kini.

    Sebelumnya, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan negaranya hanya akan kembali ke meja perundingan dengan Amerika Serikat jika Israel menghentikan serangannya ke negara-negara di Timur Tengah. “Utusan khusus AS (Steve Witkoff) mengatakan kepada (Menteri Luar Negeri Turki Abbas) Araghchi dalam perundingan nuklir bahwa Israel tidak akan bertindak tanpa izin dari AS,” kata Pezeshkian dalam percakapan telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    “Namun, sebelum putaran baru negosiasi dimulai, Israel justru menyerang Iran, yang menunjukkan bahwa AS telah memberi izin kepada mereka untuk menyerang kami,” kata Pezeshkian, menambahkan.

    Pezeshkian mengatakan jika AS ingin melanjutkan perundingan, mereka terlebih dahulu harus menghentikan agresi Israel terhadap negara-negara Timur Tengah. Dia juga menegaskan bahwa pemerintahnya tidak ingin konflik terus meluas, tetapi akan tetap membalas setiap serangan yang diarahkan kepada Iran.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (16/6/2025) memuji adanya ‘kemajuan’ dalam upaya mencegah Iran membuat senjata nuklir, meski negara Timur Tengah itu telah berulang kali menegaskan mereka tidak berniat mengembangkan senjata itu.

    “Saya ingin memastikan tak ada senjata nuklir di Iran, dan kami berada di jalur yang tepat untuk melakukannya,” kata Trump usai pertemuan tertutup dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di sela-sela KTT G7 di Kanada.

    “Saya pikir Iran pada dasarnya sudah ada di meja perundingan. Mereka ingin membuat kesepakatan, dan begitu saya selesai di sini, kami akan melakukan sesuatu. Tapi saya harus menyelesaikan ini dulu. Saya punya banyak komitmen,” lanjutnya.

    “Saya rasa Iran pada dasarnya sudah mau berunding. Mereka ingin membuat kesepakatan, dan begitu saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu. Namun, saya harus menyelesaikan ini dulu. Anda tahu, saya punya komitmen. Saya punya banyak komitmen,” kata dia.

    Trump tidak menjelaskan apa yang dia maksud dengan “melakukan sesuatu”, atau apakah dia merujuk pada langkah yang akan diambil pada hari itu juga atau setelah KTT G7 berakhir pada Selasa.

    Ketegangan di Timur Tengah meningkat sejak Jumat lalu ketika Israel melancarkan serangan udara terkoordinasi ke sejumlah lokasi di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang kemudian dibalas Iran dengan serangan rudal.

    Menurut Israel, sedikitnya 24 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan-serangan balasan Iran sejak Jumat pekan lalu. Di lain pihak, Iran mengeklaim sedikitnya 224 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka akibat serangan-serangan Israel.

  • Mencekam! RS di Iran Kewalahan Tangani Korban Serangan Israel

    Mencekam! RS di Iran Kewalahan Tangani Korban Serangan Israel

    Jakarta

    Korban luka di rumah sakit Imam Khomeini di Teheran, Iran, terus bertambah sejak Jumat (13/6/2025). Pada Minggu malam, serangan Israel di Ibu Kota Iran membuat rumah sakit kewalahan menangani korban perang, bahkan seorang dokter menggambarkan situasi tersebut sebagai ‘pertumpahan darah’.

    “Itu pertumpahan darah. Kami kewalahan oleh kekacauan dan jeritan anggota keluarga yang berduka. Puluhan orang dengan luka yang mengancam jiwa, luka ringan, dan bahkan jenazah dibawa ke rumah sakit,” kata seorang dokter di unit gawat darurat rumah sakit itu kepada Guardian pada hari Senin.

    Saat pertempuran antara Israel dan Iran memasuki hari keempat, rumah-rumah sakit di Iran mulai dipenuhi korban luka, membebani fasilitas medis dan tenaga kesehatan yang sudah kelelahan. Staf medis menggambarkan suasana kacau penuh darah dan terus berdatangan korban seiring semakin intensifnya serangan Israel.

    “Saya melihat balita, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Para ibu yang berdarah-darah masuk terburu-buru membawa anak-anak mereka yang terkena serpihan bom,” kata dokter itu, seraya menambahkan beberapa orang tua baru menyadari bahwa mereka juga terluka setelah meletakkan anak mereka.

    Banyak korban yang mengalami cedera, mulai dari serpihan logam yang menancap di tulang paha dan jaringan lunak sekitar panggul, pendarahan internal, hingga luka bakar yang parah. Hal ini dikarenakan banyak warga yang berada di dekat lokasi saat bom Israel dijatuhkan, sehingga tubuh mereka dipenuhi serpihan logam mematikan.

    Peperangan ini bermula ketika Israel meluncurkan ratusan serangan udara ke Iran pada Jumat dini hari, yang diklaim sebagai upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Iran membalas dengan rudal dan drone, dan kekerasan antara kedua negara terus meningkat sejak saat itu.

    Otoritas Iran pada Senin pagi menyebutkan 1.277 orang telah dilarikan ke rumah sakit yang dikelola universitas di seluruh negeri, 224 di antaranya meninggal dunia.

    Namun, dokter di Rumah Sakit Imam Khomeini menyebutkan jumlah korban sebenarnya kemungkinan lebih tinggi. Di rumah sakit tempat ia bekerja, banyak ranjang disiapkan untuk unit perawatan intensif, sementara pasien dengan luka ringan dialihkan ke klinik lain.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, menyatakan lebih dari 90 persen korban adalah warga sipil. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim Israel hanya menyerang target-target milik pemerintah Iran.

    Di sisi lain, pihak berwenang Iran mengklaim Israel telah membombardir sebuah rumah sakit di Kermanshah, Iran barat, hingga melukai sejumlah pasien. Sebuah video dramatis menunjukkan seorang penyiar televisi melarikan diri di tengah siaran langsung saat bom Israel menghantam stasiun TV pemerintah pada Senin malam.

    “Ada banyak korban tewas, tapi saya tidak tahu siapa saja mereka atau berapa jumlahnya. Kami tidak tahu mana yang merupakan aparat rezim – saya hanya berusaha menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin,” kata seorang tenaga medis di rumah sakit kota Karaj, barat Tehran, secara anonim.

    Ia menyalahkan Israel karena menyerang wilayah permukiman, namun juga mengkritik pemerintah Iran yang dinilai tidak peduli terhadap keselamatan warga sipil.

    Staf medis menggambarkan pemandangan anak-anak usia empat tahun yang tulangnya patah akibat ledakan di dekat mereka. Mereka kelelahan dan diminta bekerja bergantian tanpa henti karena korban terus berdatangan dari rumah sakit lain.

    “Kami bahkan belum sempat makan atau minum. Saya khawatir setelah pagi ini, akan lebih banyak jenazah yang datang,” ujar tenaga medis tersebut.

    Iran juga dilaporkan telah meminta negara-negara Teluk pada Senin untuk membujuk Donald Trump agar membantu memediasi gencatan senjata dengan Israel, namun situasi di lapangan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

    “Tiga hari terakhir membangkitkan kenangan mengerikan,” kata dokter di Rumah Sakit Imam Khomeini.

    “Ini mengingatkan saya pada gambaran Perang Iran-Irak. Luka-lukanya sangat mengerikan dan kami seolah-olah bekerja di rumah sakit darurat di medan perang.”

  • Donald Trump: Semua Orang Harus Segera Mengungsi dari Teheran

    Donald Trump: Semua Orang Harus Segera Mengungsi dari Teheran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada mendesak penduduk Teheran untuk mengungsi, Senin waktu setempat. Hal ini mendukung peringatan dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu soal serangan besar-besaran terhadap Iran di mana dirinya tak akan berhenti sampai tumbangnya Pemimpin Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    “Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran,” tulis Trump di akun Truth Social miliknya selama KTT Kelompok Tujuh (G7) di Kanada, dikutip AFP, Selasa (17/6/2025).

    Trump tidak menjelaskan lebih lanjut. Namun perlu diketahui hampir 10 juta orang tinggal di ibu kota Iran.

    Foto: Api serangan Israel terhadap depot minyak Sharan terlihat setelah serangan Israel terhadap Iran, di Teheran, Iran, 15 Juni 2025. (via REUTERS/Majid Asgaripour)

    Peringatan itu muncul saat Israel meningkatkan serangan di Iran yang katanya ditujukan untuk menghancurkan pekerjaan nuklir negara yang dipimpin ulama itu. Militer Israel sebelumnya mengeluarkan pemberitahuan yang mendesak penduduk di salah satu distrik Teheran untuk mengungsi, yang mirip dengan taktiknya di Gaza, tempat sebagian besar penduduk Palestina mengungsi sejak serangan 7 Oktober 2023.

    Trump telah berulang kali menolak untuk mengatakan apakah AS akan berpartisipasi dalam aksi militer Israel. Meskipun ia mengatakan bahwa Israel tidak terlibat dalam serangan awal.

    “Begitu saya meninggalkan tempat ini, kami akan melakukan sesuatu. Namun, saya harus meninggalkan tempat ini,” ujar Trump memberi tahu sesuatu tapi tak mendetailkan pernyataannya sebelum meninggalkan KTT G7.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Emas Antam Hari Ini 17 Juni 2025 Merosot Tajam, Saatnya Beli? – Page 3

    Harga Emas Antam Hari Ini 17 Juni 2025 Merosot Tajam, Saatnya Beli? – Page 3

    Sebelumnya, harga emas merosot lebih dari 1% pada hari Senin (Selasa wkatu Jakarta) karena para pedagang mengambil untung setelah harga emas mencapai titik tertinggi dalam delapan minggu,. Sementara pasar berfokus pada ketegangan Israel-Iran dan pertemuan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) minggu ini.

    Dikutip dari CNBC, Selasa (17/6/2025), harga emas dunia di pasar spot turun 1,2% menjadi USD 3.392,86 per ons setelah mencapai level tertinggi sejak 22 April di awal sesi. Harga naik lebih dari 1% pada hari Jumat.

    Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 1% lebih rendah pada USD 3.417,30.

    “Harap diingat bahwa emas telah bergerak naik selama beberapa sesi terakhir, sebagian besar sebagai respons terhadap konflik antara Israel dan Iran. Hari ini, kita melihat lebih banyak kemunduran, kemungkinan karena aksi ambil untung setelah pergerakan naik tersebut,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

    Iran meminta Presiden AS Donald Trump untuk memaksa Israel menghentikan tembakan sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri perang udara yang telah berlangsung selama empat hari, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya berada di “jalan menuju kemenangan”.

    Sementara itu, para pemimpin dari negara-negara Kelompok Tujuh memulai pembicaraan tahunan di Kanada.

     

  • Trump Ogah Teken Pernyataan soal Perang Israel vs Iran di KTT G7

    Trump Ogah Teken Pernyataan soal Perang Israel vs Iran di KTT G7

    Jakarta

    Presiden Donald Trump tidak berniat untuk menandatangani pernyataan bersama yang menyerukan de-eskalasi antara Israel dan Iran yang telah disusun oleh para pemimpin G7 di Kanada. Meskipun para pejabat yang mempersiapkan dokumen tersebut berharap bahwa ia pada akhirnya dapat diyakinkan untuk menambahkan namanya.

    Dilansir CNN, Selasa (17/6/2025), keputusan Trump untuk tidak menandatangani pernyataan tersebut menimbulkan perpecahan dengan rekan-rekannya saat KTT berlangsung di Canadian Rockies.

    Rancangan pernyataan yang dipelopori oleh para pejabat Eropa di KTT tersebut mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dan bahwa Iran tidak dapat memperoleh senjata nuklir.

    Beberapa jam sebelum konferensi dimulai, pembicaraan berlangsung di antara delegasi G7 tentang bahasa dalam rancangan pernyataan tersebut.

    Para pejabat Eropa, yang dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, berharap dapat menyelesaikan konsensus di antara para pemimpin tentang situasi Timur Tengah bersama dengan tuan rumah KTT, Perdana Menteri Kanada Mark Carney.

    Namun, Trump yang telah mempertanyakan manfaat organisasi multilateral seperti G7, untuk saat ini tidak berniat untuk menandatangani tersebut.

    “Di bawah kepemimpinan yang kuat dari Presiden Trump, Amerika Serikat kembali memimpin upaya untuk memulihkan perdamaian di seluruh dunia. Presiden Trump akan terus berupaya untuk memastikan Iran tidak dapat memperoleh senjata nuklir,” demikian pernyataan resmi Gedung Putih.

    Ketika ditanya apakah sebuah pernyataan akan menunjukkan persatuan di antara para pemimpin dunia dalam masalah ini, pejabat senior tersebut menjawab bahwa kehadiran Trump di KTT tersebut adalah caranya untuk menunjukkan persatuan.

    Para pejabat Eropa berharap bahwa pikiran Trump dapat diubah pada pernyataan bersama, tetapi mengakui bahwa vetonya akan menggagalkan harapan untuk menunjukkan konsensus mengenai masalah ini.

    “Kita lihat saja nanti, pada akhirnya, terserah pihak Amerika untuk memutuskan apakah kita akan memiliki pernyataan G7 mengenai Timur Tengah atau tidak,” ujar juru bicara pemerintah Jerman, Stefan Kornelius kepada para wartawan yang berkumpul di lokasi KTT.

    Seorang pejabat senior Kanada mengatakan bahwa delegasi-delegasi yang mewakili ketujuh pemimpin G7 akan terus bekerja untuk menyusun verbatim pernyataan tersebut, dan para pemimpin Eropa khususnya masih terlibat dengan harapan untuk mencapai sebuah konsensus.

    “Ini belum menjadi kesepakatan, ini adalah sesuatu yang akan didiskusikan di tingkat pemimpin. Kami berharap bahwa sebagian besar pembicaraan itu akan terjadi dalam sesi keamanan global malam ini. Masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai apa yang akan atau tidak akan dihasilkan dari pembicaraan tersebut,” ujar pejabat senior Kanada tersebut.

    Berbicara kepada para wartawan di KTT setelah bertemu dengan Starmer, Trump menyatakan bahwa ia akan segera mencapai kesepakatan diplomatik dengan Iran yang akan mengakhiri konflik dengan Israel.

    “Saya pikir Iran pada dasarnya berada di meja perundingan di mana mereka ingin membuat kesepakatan, dan segera setelah saya pergi dari sini, kami akan melakukan sesuatu,” kata Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang akan dilakukannya.

    Ketika ditanya mengenai keterlibatan AS dalam perang ini, Trump mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.

    “Saya tidak ingin melihat adanya senjata nuklir di Iran, dan kami sedang dalam perjalanan untuk memastikan hal itu terjadi,” katanya.

    Ketika ditanya apakah dia yakin Israel dapat menekan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh Iran tanpa bantuan AS, Trump menjawab “Itu tidak relevan. Sesuatu akan terjadi.”

    Sebelumnya pada hari Senin sebelum KTT dimulai, Trump mengatakan bahwa ia yakin Iran ingin meredakan konfliknya dengan Israel.

    “Mereka ingin berbicara, tetapi mereka seharusnya melakukan itu sebelumnya. Saya punya waktu 60 hari, dan mereka punya waktu 60 hari, dan pada hari ke-61, saya berkata, ‘Kita tidak punya kesepakatan,” kata dia.

    “Mereka harus membuat kesepakatan, dan ini menyakitkan bagi kedua belah pihak, tetapi menurut saya Iran tidak akan memenangkan perang ini, dan mereka harus berbicara, dan mereka harus segera berbicara, sebelum semuanya terlambat,” tambahnya.

    Trump mengeluarkan ultimatum dua bulan pada musim semi ini bagi Iran untuk mmebuat kesepakatan nuklir atau menghadapi konsekuensi.

    Presiden AS menolak untuk mengatakan apa, yang akan mendorong keterlibatan militer AS dalam konflik tersebut.

    “Saya tidak ingin membicarakan hal itu,” katanya. Dia tidak menjelaskan ketika didesak mengenai informasi intelijen apa yang diberikan AS kepada Israel.

    Sementara, rekan-rekan di G7 berencana untuk menekan pemimpin AS tersebut mengenai strateginya dalam menangani konflik Israel dan Iran. Para pejabat dari berbagai delegasi mengatakan, konflik Timur Tengah yang semakin memanas membayangi hari pertama KTT.

    Tidak jelas bagi para pejabat Eropa apa yang membuat Trump yakin bahwa pembicaraan dapat dilanjutkan, mengingat skala dan cakupan serangan Israel.

    Mengingat pengaruh AS terhadap Israel, mereka menginginkan gambaran yang lebih jelas mengenai berapa lama AS berniat untuk membiarkan konflik ini berlanjut, atau apakah Trump berencana untuk memberikan tekanan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk meredakan ketegangan, kata para pejabat tersebut.

    Sudah ada perbedaan antara Trump dan Macron mengenai peran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam menengahi konflik ini.

    Setelah melakukan panggilan telepon dengan Putin akhir pekan ini, Trump mengatakan bahwa dia yakin pemimpin Rusia itu dapat bertindak sebagai mediator. Namun Macron menolak gagasan tersebut selama kunjungan ke Greenland, dengan mengatakan bahwa pelanggaran yang dilakukan Moskow terhadap Piagam PBB di Ukraina telah mendiskualifikasinya untuk bertindak sebagai perantara perdamaian.

    Perbedaan kedua pemimpin itu atas Putin terlihat jelas pada hari Senin saat penampilan publik pertama Trump di G7, di mana ia mengkritik blok tersebut karena mengeluarkan Rusia sebelas tahun yang lalu.

    Ini adalah pembukaan yang agresif untuk kunjungan presiden di Kanada, di mana ia akan bertemu dengan para pemimpin selama dua hari ke depan untuk membahas berbagai topik.

    “Barack Obama dan seseorang bernama Trudeau tidak ingin Rusia masuk. Dan menurut saya itu adalah sebuah kesalahan, karena saya rasa Anda tidak akan mengalami perang saat ini jika Anda mengikutsertakan Rusia,” ujar Trump dalam pertemuannya dengan Carney.

    Rusia dikeluarkan dari G8 setelah mencaplok Krimea pada tahun 2014. Justin Trudeau, yang dikritik Trump berulang kali pada hari Senin karena memutuskan untuk tidak memasukkan Rusia, menjadi perdana menteri setahun kemudian.

    “Mereka mengusir Rusia, yang menurut saya merupakan kesalahan yang sangat besar, meskipun saya tidak berkecimpung di dunia politik,” kata Trump. Ia mengatakan bahwa tidak adanya Putin di meja perundingan “membuat hidup menjadi lebih rumit.”

    Ketika kemudian ditanya tentang bergabungnya Putin, ia berkata, “Saya tidak mengatakan dia harus bergabung pada saat ini, karena terlalu banyak air yang masuk ke dalam bendungan.”

    (wnv/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kekuatan Nuklir Muslim ‘Ngamuk’ Israel Serang Iran, Serukan Hal Ini

    Kekuatan Nuklir Muslim ‘Ngamuk’ Israel Serang Iran, Serukan Hal Ini

    GELORA.CO – Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mendesak negara-negara Muslim untuk bersatu menghadapi Israel. Hal ini menyusul serangan udara terhadap fasilitas militer dan nuklir Iran.

    Dalam pidatonya di Majelis Nasional pada Sabtu (14/6/2025), Asif memperingatkan bahwa kegagalan dunia Islam untuk merespons secara kolektif hanya akan memperparah ketegangan dan agresi di kawasan Timur Tengah. Maka itu, persatuan untuk menghadapi Israel merupakan hal yang sangat diperlukan.

    “Israel tidak bertindak sendiri. Mereka mendapat intelijen, perlindungan, dan dukungan,” tegas Asif, seperti dikutip RT. Ia menekankan bahwa umat Muslim saat ini “rentan secara militer” dan menyerukan aksi bersama demi mencegah eskalasi lebih lanjut.

    Menurutnya, serangan Israel terhadap Iran, Yaman, dan Palestina menunjukkan pola agresi yang terkoordinasi. “Jika dunia Muslim tidak bersatu hari ini dan terus memprioritaskan agenda masing-masing, maka giliran semua orang akan tiba,” ujar Asif kepada anggota parlemen.

    Ia juga mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk segera menggelar pertemuan darurat dan menyusun langkah strategis terhadap Israel. Pakistan, lanjut Asif, menyatakan dukungan penuh terhadap Iran.

    “Di mana pun ada hubungan diplomatik dengan Israel di dunia Muslim, hubungan itu harus diputus,” tuturnya lagi. “Kami akan mendukung Iran di setiap forum internasional untuk melindungi kepentingannya.”

    Sebelumnya, jet tempur Israel menggempur sejumlah situs militer dan nuklir di Iran pada Jumat pagi, termasuk menewaskan beberapa komandan senior dan ilmuwan nuklir. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu sebagai upaya mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

    Iran merespons dengan meluncurkan rudal balistik ke sejumlah kota di Israel, termasuk Tel Aviv. Meski Amerika Serikat (AS) membantah keterlibatannya, Presiden Donald Trump menyatakan dukungan terhadap operasi militer Israel. Imbasnya, Iran menghentikan sementara pembicaraan nuklir dengan Washington.