Tag: Benjamin Netanyahu

  • Serangan Israel Menewaskan Lebih dari 100 Warga Gaza, Anak-Anak Banyak yang Jadi Korban

    Serangan Israel Menewaskan Lebih dari 100 Warga Gaza, Anak-Anak Banyak yang Jadi Korban

    PIKIRAN RAKYAT – Dikabarkan langsung bahwa sedikitnya ada 100 warga Palestina meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel pada Rabu, 25 Juni 2025 di Jalur Gaza. Banyak dari korban tewas tersebut adalah warga sipil yang sedang berupaya mendapatkan bantuan makanan.

    Sebuah sumber medis yang diwawancarai oleh Anadolu Agency menyatakan bahwa 17 orang, termasuk dua anak-anak, tewas, dan beberapa lainnya terluka akibat dua serangan di lingkungan Shejaiya, timur Kota Gaza.

    Kantor berita resmi Wafa, mengutip sumber medis tersebut melaporkan delapan orang meninggal akibat tembakan Israel saat berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan di area Netzarim, Gaza tengah. Selain itu, tiga warga Palestina lainnya yang sedang mengantre bantuan juga tewas oleh tembakan tentara Israel di barat kota Rafah, Gaza selatan.

    Di pusat Kota Gaza, tembakan tentara Israel menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya. Petugas medis juga melaporkan bahwa serangan udara Israel menargetkan warga sipil dan sebuah rumah di Kota Gaza bagian barat, menewaskan sembilan warga Palestina, empat di antaranya anak-anak, dan melukai banyak lainnya.

    Lima orang, termasuk seorang ibu dan dua anaknya, tewas akibat penembakan Israel di sebuah rumah di barat laut Kota Gaza. Tim penyelamat menemukan tiga jenazah dan menyelamatkan lima orang dari reruntuhan dua rumah di Jabalia Al-Nazla, Gaza utara, setelah serangan udara Israel. Beberapa orang masih dinyatakan hilang di bawah reruntuhan.

    Korban di Kamp Pengungsi dan Wilayah Lainnya

    Di Deir al-Balah dan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, sepuluh warga Palestina tewas dan banyak lainnya terluka dalam serangan Israel yang menargetkan dua rumah.

    Sebuah sumber medis juga melaporkan penemuan jenazah seorang pemuda Palestina dari reruntuhan di kota Abasan, timur Khan Younis. Lima warga Palestina, termasuk dua yang sedang menunggu pengiriman bantuan, tewas akibat serangan dan tembakan Israel di Khan Younis.

    Di Gaza utara, dua warga Palestina tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel yang menargetkan sekelompok orang di dekat Masjid Omari di Jabalia Al-Balad.

    Di barat daya Kota Gaza, enam orang tewas ketika serangan Israel menghantam sebuah rumah tinggal. Serangan lain di lingkungan Shejaiya, Kota Gaza, menyebabkan delapan orang, termasuk dua anak-anak, tewas akibat pengeboman sebuah rumah, dengan beberapa orang masih hilang.

    Kamp pengungsi Al-Shati di barat Kota Gaza juga menjadi sasaran, menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk lima anak-anak, setelah rudal Israel menghantam sebuah rumah.

    Di selatan Kota Gaza, 12 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka, beberapa di antaranya kritis ketika sebuah bangunan tempat tinggal di Shejaiya dibom.

    Konflik yang Terus Berlangsung dan Tuntutan Hukum

    Tentara Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza sejak Oktober 2023, mengabaikan seruan internasional untuk gencatan senjata. Serangan ini telah menewaskan lebih dari 56.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

    Sebagai respons, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan kepala pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Selain itu, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perangnya di wilayah kantong Palestina tersebut.***

  • Trump Bilang Negosiasi Damai di Gaza Capai Kemajuan Signifikan

    Trump Bilang Negosiasi Damai di Gaza Capai Kemajuan Signifikan

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan, kemajuan signifikan tengah berlangsung untuk mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza, seiring dimulainya kembali negosiasi gencatan senjata setelah lebih dari 20 bulan konflik.

    “Saya kira kemajuan besar sedang dicapai di Gaza,” ujar Trump kepada para wartawan. Dia menambahkan bahwa utusan khususnya, Steve Witkoff, telah mengatakan gencatan senjata di “Gaza sudah sangat dekat.”

    Optimisme Donald Trump akan adanya “kabar sangat baik” dalam waktu dekat dikaitkannya dengan kesepakatan gencatan senjata pada Selasa (24/6) lalu antara Israel dan Iran, untuk mengakhiri perang rudal selama 12 hari.

    Tekanan terhadap Netanyahu

    Di Israel, tekanan politik kian meningkat dari keluarga para sandera, bahkan dari anggota koalisi pemerintah sendiri. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi desakan untuk mengakhiri perang di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Qatar sebagai mediator konflik Selasa (24/6) mengumumkan, akan melancarkan inisiatif baru untuk mencapai gencatan senjata. Sementara itu, Hamas menyatakan bahwa intensitas pembicaraan telah meningkat.

    “Komunikasi kami dengan mediator di Mesir dan Qatar tidak pernah berhenti, dan telah meningkat dalam beberapa jam terakhir,” kata pejabat Hamas, Taher al-Nunu, kepada AFP. Namun, dia menambahkan sejauh ini kelompoknya “belum menerima proposal baru” untuk menghentikan perang.

    Pemerintah Israel menolak mengomentari pembicaraan gencatan senjata terbaru. Pernyataan resmi hanya menyebutkan, upaya untuk memulangkan para sandera Israel masih berlangsung “di medan tempur maupun melalui negosiasi.”

    Insiden mematikan di Gaza

    Kampanye militer tersebut, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas dan diakui oleh PBB, telah menewaskan setidaknya 56.156 orang, sebagian besar warga sipil.

    Dalam salah satu insiden paling mematikan bagi militer Israel, tujuh tentara dilaporkan tewas pada Selasa di Gaza selatan. Dengan demikian, total korban jiwa militer Israel di wilayah itu mencapai 441 orang.

    Tragedi tersebut memicu kritik langka dari mitra koalisi Netanyahu, yakni pemimpin partai ultra-Ortodoks United Torah Judaism. “Saya masih tidak mengerti mengapa kita bertempur di sana… Tentara terus saja tewas,” kata anggota parlemen Moshe Gafni dalam sidang di Knesset, Rabu (25/6).

    Kelelahan berperang

    Ketujuh tentara yang tewas berasal dari korps tempur mekanis Israel. Menurut pernyataan militer, mereka tengah menjalankan misi pengintaian di Khan Yunis ketika kendaraan mereka terkena ledakan.

    Kesedihan mendalam menyelimuti pemakaman Sersan Staf Ronel Ben-Moshe (20) di Rehovot, selatan Tel Aviv, Rabu (25/6). Di tengah isak tangis keluarga, para prajurit muda berdiri terdiam dalam seragam.

    Seorang mantan rekan Ben-Moshe yang ikut bertugas di Gaza mengungkapkan kelelahan mental akibat perang yang tak berkesudahan.

    “Saya bahkan tidak bisa menyelesaikan wajib militer. Secara mental saya hancur hingga akhirnya didemobilisasi,” ujar pria yang hanya menyebut namanya Ariel. “Saya telah melihat terlalu banyak anak-anak seperti saya mati. Sudah waktunya ini dihentikan.”

    Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang—kelompok utama yang mewakili keluarga para sandera—juga menyuarakan desakan penghentian perang.

    “Perang di Gaza telah melewati batas. Ini dijalankan tanpa tujuan yang jelas dan tanpa rencana konkret,” bunyi pernyataan mereka.

    Dari 251 sandera yang diculik dalam serangan Hamas, 49 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang telah dinyatakan tewas oleh militer Israel.

    Bencana kemanusiaan di Gaza

    Sementara itu, kondisi kemanusiaan di Gaza kian memburuk. Laporan kelompok hak asasi manusia menyebutkan bahwa lebih dari dua juta warga Gaza kini menghadapi situasi mirip kelaparan akibat blokade Israel, dengan korban berjatuhan hampir setiap hari saat mengantre bantuan pangan.

    Badan pertahanan sipil Gaza pada Rabu menyebutkan, 35 orang, termasuk enam warga yang tengah menunggu bantuan, tewas akibat tembakan Israel. Juru bicara pertahanan sipil, Mahmud Bassal, mengatakan kepada AFP kerumunan warga di Gaza tengah, di lokasi yang kerap menjadi tempat berkumpul warga setiap malam untuk mendapatkan bantuan, terkena “peluru dan peluru tank”.

    Saat dikonfirmasi AFP, militer Israel menyatakan, mereka “tidak mengetahui adanya insiden di Gaza tengah pagi ini yang menimbulkan korban.”

    Pada Selasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam penggunaan bantuan makanan sebagai senjata di Gaza dan mengkritik keberadaan Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Badan yang didukung Israel dan AS itu kini mengambil alih peran organisasi kemanusiaan internasional di wilayah tersebut.

    Didatangkan ke Gaza pada akhir Mei, operasi GHF justru dibayangi kekacauan, korban jiwa, dan tuduhan bias politik. GHF membantah adanya insiden maut yang terjadi di dekat titik distribusi bantuannya.

    Namun, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak akhir Mei hampir 550 orang tewas di sekitar pusat bantuan saat berupaya mendapatkan suplai makanan yang masih langka.

    rzn/as (AFP, AP)

    Tonton juga “Trump: Perang Israel Vs Iran Bisa Meledak Lagi” di sini:

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Serukan Israel Beri Pengampunan ke Netanyahu dalam Kasus Korupsi

    Trump Serukan Israel Beri Pengampunan ke Netanyahu dalam Kasus Korupsi

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan kepada otoritas Israel untuk memberikan pengampunan atau menggugurkan kasus korupsi yang menjerat Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    Trump bahkan mendesak agar Netanyahu, yang disebutnya sebagai “Perdana Menteri Masa Perang yang Hebat”, untuk dibebaskan dari tuduhan yang menjeratnya setelah konflik dengan Iran.

    Dalam pernyataannya via media sosial, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (26/6/2025), Trump menggambarkan persidangan kasus korupsi yang telah berlangsung lama terhadap Netanyahu sebagai “perburuan penyihir” atau “witch hunt”.

    “PERBURUAN PENYIHIR semacam itu, terhadap seorang pria yang telah memberikan begitu banyak hal, tidak terpikirkan oleh saya,” tulis Trump dalam sebuah postingan panjang via media sosial Truth Social miliknya pada Rabu (25/6).

    Netanyahu didakwa pada tahun 2019 atas serangkaian dakwaan korupsi, mulai dari penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan oleh jaksa penuntut Israel. Sang PM Israel itu telah membantah semua dakwaan yang menjerat dirinya.

    Persidangan kasus korupsi yang menjerat Netanyahu telah berlangsung sejak tahun 2020, dengan melibatkan tiga kasus pidana secara terpisah. Netanyahu mengaku tidak bersalah atas semua kasus tersebut.

    Trump, yang juga pernah menghadapi serangkaian dakwaan pidana dan hukuman yang disebutnya bermotif politik, mengatakan bahwa dirinya “baru saja mengetahui jika Bibi (nama panggilan Netanyahu-red) telah dipanggil ke pengadilan pada Senin (23/6).

    “Persidangan Bibi Netanyahu harus DIBATALKAN, SEGERA, atau pengampunan diberikan kepada Pahlawan Hebat, yang telah melakukan begitu banyak hal untuk negaranya,” cetus Trump.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pernyataan Trump ini disampaikan saat media lokal Israel melaporkan bahwa pemeriksaan silang terhadap Netanyahu telah dimulai pada 3 Juni dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu tahun untuk diselesaikan.

    Presiden Israel, Isaac Herzog, memiliki wewenang untuk memberikan pengampunan kepada Netanyahu. Namun, menurut laporan media lokal Israel, Herzog mengatakan bahwa pengampunan “saat ini belum ada di atas meja”. Dia juga menyatakan bahwa “tidak ada permintaan seperti itu yang telah diajukan.

    Trump, dalam pernyataannya, memuji Netanyahu sebagai “pejuang” namun dia juga menyebut AS sebagai penyelamat Israel.

    “Amerika Serikat-lah yang menyelamatkan Israel, dan sekarang Amerika Serikat-lah yang akan menyelamatkan Bibi Netanyahu,” sebut Trump dalam postingannya.

    Pernyataan itu tampaknya merujuk pada keterlibatan dan dukungan AS dalam serangan Israel terhadap Iran. Namun tidak diketahui jelas apakah Trump bermaksud untuk mengatakan bahwa AS dapat melakukan apa pun untuk membantu Netanyahu keluar dari masalah hukum yang menjeratnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bos Mossad Ucap Terima Kasih ke CIA untuk Bantuan Saat Perang Iran

    Bos Mossad Ucap Terima Kasih ke CIA untuk Bantuan Saat Perang Iran

    Tel Aviv

    Kepala badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, mengucapkan terima kasih kepada Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (AS) atau CIA atas bantuan dalam operasi “gabungan” selama perang 12 hari melawan Iran. Perang kedua negara diakhiri dengan gencatan senjata yang berlaku mulai Selasa (24/6) waktu setempat.

    Dalam video yang didistribusikan kepada media-media Israel saat gencatan senjata memasuki hari kedua, seperti dilansir AFP, Kamis (26/6/2025), Barnea mengucapkan terima kasih kepada agen-agen Mossad atas pekerjaan mereka yang membuat Israel “lebih aman, lebih kuat, dan lebih siap untuk masa depan”.

    Dia juga menyampaikan terima kasih kepada CIA, yang disebut sebagai mitra utama Mossad, dalam pernyataan video tersebut.

    “Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi saya kepada mitra utama kami — CIA — atas aksi dan operasi gabungan yang dilaksanakan secara sukses, serta kepada direkturnya, yang mendukung Mossad dalam membuat keputusan yang tepat,” kata Barnea dalam video tersebut.

    Bos Mossad selama ini tergolong jarang memberikan pernyataan publik.

    Rentetan serangan Israel terhadap Iran yang dimulai pada 13 Juni tidak hanya menargetkan fasilitas rudal dan nuklir negara tersebut, tetapi juga menargetkan para tokoh militer senior dan ilmuwan nuklir terkemuka di Iran.

    Para analis mengatakan bahwa serangan-serangan tersebut menggarisbawahi bagaimana dinas intelijen Israel berhasil menembus negara Iran, meskipun tidak diketahui sejauh mana bantuan yang diberikan oleh CIA kepada Mossad.

    Lihat juga Video: Suasana Bandara di Israel yang Kini Dibuka Lagi

    Militer AS membantu Israel dalam menembak jatuh rudal-rudal Iran yang ditembakkan ke negara Yahudi tersebut. Presiden Donald Trump juga akhirnya bergabung dalam operasi militer Israel dengan serangan menggunakan bom penghancur bunker secara besar-besaran terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

    “Kami akan terus mengawasi semua tindakan Iran — proyek-proyek yang kami ketahui secara mendalam — dan kami akan berada di sana, seperti yang selalu kami lakukan,” ucap Barnea dalam pernyataan video itu.

    Setelah gencatan senjata mulai berlaku pada Selasa (24/6), Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berjanji bahwa Israel akan menghancurkan segala upaya Iran untuk membangun kembali program nuklirnya.

    Lihat juga Video: Suasana Bandara di Israel yang Kini Dibuka Lagi

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Cemooh Politikus Muslim Zohran Mamdani yang Jadi Cawalkot New York

    Trump Cemooh Politikus Muslim Zohran Mamdani yang Jadi Cawalkot New York

    New York City

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencemooh Zohran Mamdani, seorang politikus Muslim dari Partai Demokrat, yang berpeluang menjadi calon Wali Kota New York mewakili partai tersebut dalam pemilu November mendatang.

    Mamdani yang seorang legislator negara bagian New York mewakili wilayah Queens ini, secara mengejutkan berhasil mengungguli kandidat berpengaruh, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat untuk calon Wali Kota New York yang digelar pada Selasa (24/6).

    Hasil pemilihan pendahuluan itu belum diumumkan secara resmi, namun perolehan suara Mamdani yang jauh di atas membuat Cuomo sulit untuk mengejarnya. Cuomo dalam pernyataannya pada Selasa (24/6) malam telah mengakui kekalahannya dan mengucapkan selamat kepada Mamdani.

    Keberhasilan Mamdani tersebut, seperti dilansir TIME dan The Hill, Kamis (26/6/2025), mendorong Trump untuk meluapkan ketidaksenangannya dalam rentetan postingan media sosial pada Rabu (25/6), mulai dari komentar menyerang penampilan, suara, hingga kecerdasan legislator berusia 33 tahun tersebut.

    Dalam salah satu komentarnya via media sosial Truth Social, Trump mencemooh Mamdani, yang sebelumnya mengklaim dirinya sebagai seorang sosialis, sebagai “seorang komunis gila 100%”.

    “Akhirnya terjadi, Partai Demokrat telah melewati batas. Zohran Mamdani, seorang komunis gila 100%, baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, dan ada dalam jalur untuk menjadi Wali Kota,” tulis Trump dalam salah satu postingannya.

    “Kita pernah memilih kaum kiri radikal sebelumnya, tetapi ini menjadi agak konyol. Dia terlihat BURUK, suaranya melengking, dia tidak terlalu pintar,” sebut Trump melontarkan serangan verbal terhadap Mamdani.

    Tonton juga “Saat Trump Berucap F**k dan Wapresnya Acungkan Jari Tengah” di sini:

    Rentetan postingan media sosial itu menjadi komentar pertama Trump untuk pemilihan pendahuluan untuk calon Wali Kota New York. Dalam postingan lainnya, Trump mengejek para politikus Partai Demokrat yang mendukung Mamdani, seperti anggota DPR AS Alexandria Ocasio-Cortez dan pemimpin minoritas Senat AS Chuck Schumer.

    Sosok Zohran Mamdani Dikenal Pro-Palestina

    Mamdani, yang merupakan anak imigran asal India dan lahir di Uganda, meraup dukungan publik melalui usulan kebijakan yang menarik, termasuk pembekuan biaya sewa bagi banyak warga New York, layanan bus gratis, dan perawatan anak universal.

    Mamdani juga secara tegas mengambil sikap pro-Palestina yang kuat, yang menuai kritikan dari kelompok pendukung Israel dan menjadikan kebijakan luar negeri sebagai titik fokus yang tak terduga dalam pertarungan calon Wali Kota New York.

    Beberapa waktu lalu, Mamdani secara terbuka mengatakan bahwa dirinya jika menjabat Wali Kota New York, akan menangkap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu jika dia mengunjungi New York, dengan mengutip perintah penangkapan yang dirilis Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November 2024.

    Dia juga pernah ikut hadir dan memimpin seruan dukungan terhadap gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi dalam aksi pro-Palestina di AS.

    Tonton juga “Saat Trump Berucap F**k dan Wapresnya Acungkan Jari Tengah” di sini:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Saat Israel Dibikin Pusing Warganya Sendiri

    Saat Israel Dibikin Pusing Warganya Sendiri

    Jakarta

    Perang 12 hari antara Israel dan Iran berakhir usai gencatan senjata. Namun, pemerintah Israel pusing lantaran menerima ribuan klaim ganti rugi warga yang terdampak perang.

    Sebagaimana diketahui, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan berakhirnya perang 12 hari dengan Israel. Pengumuman setelah gencatan senjata yang dinilai rapuh dengan Israel.

    Dilansir AFP, Rabu (25/6/2025), Masoud Pezeshkian mengumumkan “berakhirnya perang 12 hari” yang dipaksakan oleh Israel, dalam sebuah pidato kepada rayat Iran yang disiarkan oleh kantor berita resmi IRNA.

    “Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, yang tekadnya membuat sejarah, kita menyaksikan terbentuknya gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel,” kata Pezeshkian.

    Iran siap untuk kembali berunding dengan Amerika Serikat (AS), karena gencatan senjata dalam perang dengan Israel telah tercapai setelah 12 hari serangan yang menghantam fasilitas nuklir republik Islam tersebut.

    Namun, meskipun ia tampaknya menyatakan kesediaannya untuk meninjau kembali perundingan nuklir yang digagalkan oleh serangan mendadak Israel, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan negaranya akan terus “menegaskan hak-haknya yang sah” untuk penggunaan tenaga atom secara damai.

    Lantas, apa saja permintaan warga Israel? Baca halaman selanjutnya.

    Israel Klaim Sudah Capai Tujuan

    Foto: Serangan rudal Iran menghantam kawasan permukiman Be’er Sheva, Israel. Konflik Israel-Iran terus memanas dan menimbulkan korban sipil. (REUTERS/Amir Cohen)

    Pemerintah Israel mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengumpulkan kabinetnya “untuk mengumumkan bahwa Israel telah mencapai semua tujuan Operasi Rising Lion dan banyak lagi”.

    Ditambahkan bahwa mereka telah menghilangkan “ancaman eksistensial ganda” dari program rudal nuklir dan balistik Iran, seraya bersumpah untuk menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran gencatan senjata.

    Sementara itu, badan keamanan utama Iran mengatakan pasukan republik Islam itu telah “memaksa” Israel untuk “secara sepihak” mundur. Garda Revolusi juga memuji salvo rudal yang ditembakkan ke Israel pada menit terakhir sebagai “pelajaran bersejarah dan tak terlupakan bagi musuh Zionis”.

    Israel Terima 39.000 Klaim Kompensasi

    Foto: Be’er Sheva, Israel 24 Juni, 2025. (REUTERS/Amir Cohen)

    Meski perang sudah berakhir, Israel kelimpungan. Sebab, Pemerintah Israel menerima hampir 39.000 klaim kompensasi atau permintaan ganti rugi dari warganya untuk kerusakan material secara langsung yang disebabkan oleh serangan-serangan rudal Iran selama lebih dari sepekan terakhir.

    Laporan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (25/6/2025), menyebutkan bahwa Dana Kompensasi pada Otoritas Pajak Israel telah menerima sekitar 38.700 klaim kompensasi sejak awal konflik Israel dan Iran pada 13 Juni lalu.

    Di antara klaim kompensasi tersebut, menurut Yedioth Ahronoth, terdapat sekitar 30.809 permintaan ganti rugi untuk kerusakan bangunan, kemudian 3.713 permintaan ganti rugi untuk kerusakan pada kendaraan, dan sebanyak 4.085 permintaan ganti rugi untuk kerusakan pada peralatan serta barang-barang lainnya.

    “Ada perkiraan bahwa ribuan bangunan lainnya mengalami kerusakan, tetapi belum ada klaim kompensasi yang diajukan untuk mereka,” sebut Yedioth Ahronoth dalam laporannya.

    Belum Ada Total Kerugian

    Sementara itu, laporan terpisah situs web Israel Behadrei Haredim menyebutkan bahwa lebih dari 24.932 klaim kompensasi diajukan di area Tel Aviv, sedangkan sebanyak 10.793 klaim kompensasi lainnya diajukan di area kota Ashkelon.

    Sejauh ini, sebut Yedioth Ahronoth, belum ada perkiraan finansial atau besaran total ganti rugi yang diminta warga Israel kepada pemerintahnya.

    Israel, menurut laporan Financial Express, telah menghabiskan sekitar US$ 5 miliar (sekitar Rp 81 triliun) pada minggu pertama serangannya terhadap Iran, yang diklaim bertujuan mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir.

    Pengeluaran harian perang oleh Israel mencapai US$ 725 juta (Rp 11,8 triliun), dengan sekitar US$ 593 juta (Rp 9,6 triliun) di antaranya digunakan untuk serangan dan US$ 132 juta (Rp 2,1 triliun) lainnya dialokasikan untuk tindakan defensif serta mobilisasi militer.

    Lihat juga Video Trump: Perang Israel Vs Iran Bisa Meledak Lagi

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 3
                    
                        Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
                        Internasional

    3 Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata Internasional

    Israel Diduga Tak Mampu Perang Lama Lawan Iran, Trump Langsung Beri Gencatan Senjata
    Tim Redaksi
    WASHINGTON DC, KOMPAS.com
    – Presiden Amerika Serikat (AS)
    Donald Trump
    pada Selasa (24/6/2025) mengumumkan gencatan senjata antara
    Iran
    dan Israel, menyusul ketegangan militer selama hampir dua pekan terakhir.
    Namun, efektivitas dan keberlangsungan kesepakatan itu masih diragukan berbagai pihak, termasuk para analis Timur Tengah.
    “Saya tidak berpikir Pemerintah
    Israel
    mampu mempertahankan perang jangka panjang, tetapi saya pikir faktor utamanya di sini adalah Presiden Trump. Dia tidak ingin melihat perang baru di wilayah tersebut pecah di bawah pengawasannya,” ujar Will Todman, peneliti senior di Program Timur Tengah, Center for Strategic and International Studies (CSIS), seperti dikutip
    AFP
    .
    Gencatan senjata itu diumumkan hanya beberapa hari setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar.
    Menurut laporan, serangan tersebut dilakukan secara terukur dan mudah dicegat oleh sistem pertahanan.
    Merespons insiden itu, Trump memilih tidak melakukan serangan balasan dan justru mendesak Israel jangan melanjutkan rencana operasi militer ke wilayah Iran.
    Langkah ini dipandang sebagai manuver cepat Trump untuk menghindari konflik berkepanjangan, sekaligus menepis kritik terhadap komitmennya selama kampanye untuk tidak menyeret militer AS ke konflik luar negeri.
    “Itulah yang mengubah kalkulasi untuk Israel dan juga untuk Iran,” tambah Todman.
    Puncak eskalasi terjadi saat militer AS meluncurkan serangan udara terhadap salah satu situs-situs nuklir utama Iran pada Sabtu (21/6/2025).
    Meski Trump mengeklaim fasilitas tersebut telah “dihancurkan”, laporan rahasia yang dilansir
    CNN
    dan
    The New York Times
    menyebutkan bahwa bagian inti dari tiga lokasi nuklir Iran tidak mengalami kerusakan berarti.
    Sementara itu, Iran dikabarkan sedang mencari jalan keluar dari konflik setelah mengalami serangan terburuk sejak perang Iran-Irak pada 1980–1988.
    Trump juga memberi sinyal akan menawarkan insentif kepada Teheran, termasuk pelonggaran sanksi agar China dapat kembali membeli minyak Iran.
    Adapun Israel berada dalam tekanan berat. Serangan udara Iran dalam beberapa hari terakhir disebut sebagai yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan operasi militer di Gaza, Suriah, dan Lebanon.
    Setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji langkah Trump, peringatan yang dilontarkan Trump sehari kemudian dianggap sebagai sinyal bahwa ada batas dalam dukungan AS terhadap Israel.
    “Trump secara vokal menggunakan kekuatan
    troll
    -nya untuk mencoba menahan tindakan Israel dan Iran, tetapi dia kalah penting dibandingkan peran yang terus dimainkan oleh negara-negara ini (Teluk),” ujar Brian Katulis, peneliti senior di Middle East Institute.
    Katulis menyebut, negara seperti Qatar yang memiliki hubungan strategis dengan berbagai pihak di kawasan, memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan.
    Menurutnya, pendekatan Trump yang menggabungkan komunikasi digital dengan kebijakan militer justru membingungkan banyak pengamat dan aktor global.
    “Operasi militer yang bersifat taktis, dikombinasikan dengan banyak komunikasi strategis, membingungkan orang Amerika dan aktor global tentang apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh pemerintahan Trump,” kata Katulis.
    “Operasi militer AS yang berkepanjangan bisa berpotensi memecah dukungan terhadap Presiden Trump, bahkan dari basis pendukungnya sendiri,” kata Jonathan Panikoff dari Atlantic Council.
    Kendati demikian, Panikoff memperkirakan dukungan dari kelompok konservatif dan basis Partai Republik masih akan bertahan.
    Di sisi lain, kritik terhadap pendekatan Trump juga datang dari berbagai kalangan, termasuk dari Partai Demokrat.
    Annelle Sheline, peneliti di Quincy Institute for Responsible Statecraft, menilai Trump harus bertanggung jawab untuk menjaga konsistensi implementasi gencatan senjata.
    “Trump menunjukkan bahwa dia dapat mengendalikan Israel ketika dia memilih untuk melakukannya. Sekarang dia harus melakukan hal yang sama untuk bersikeras pada gencatan senjata di Gaza,” ujarnya.
    Ia juga menyayangkan tindakan militer Israel yang tetap melancarkan serangan ke Lebanon dan Gaza, meski kesepakatan gencatan senjata telah diumumkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gencatan Senjata Iran – Israel Dimulai tapi Bikin Trump Ngamuk, Netanyahu Cs Kena Omel: Jangan ‘Bertingkah’!

    Gencatan Senjata Iran – Israel Dimulai tapi Bikin Trump Ngamuk, Netanyahu Cs Kena Omel: Jangan ‘Bertingkah’!

    PIKIRAN RAKYAT – Gencatan senjata antara Israel penjajah dan Iran akhirnya diumumkan dan mulai berlaku pada Senin malam. Namun, alih-alih menjadi momen diplomasi yang tenang, justru menjadi ajang kemarahan terbuka Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dengan keras menegur sekutunya sendiri, Israel penjajah, hanya beberapa jam setelah kesepakatan diumumkan.

    Kesepakatan gencatan senjata ini dimediasi oleh Amerika Serikat dan Qatar, menyusul dua pekan pertempuran sengit antara Israel penjajah dan Iran yang mengakibatkan ratusan korban jiwa dan meluluhlantakkan infrastruktur militer di kedua negara.

    “Saya tidak senang dengan mereka. Saya juga tidak senang dengan Iran. Tapi saya sangat tidak senang jika Israel bergerak pagi ini,” ujar Donald Trump dengan nada tinggi di halaman Selatan Gedung Putih, Selasa 24 Juni 2025, sebelum berangkat ke pertemuan NATO di Den Haag, Belanda.

    Trump Meledak: “Israel, Jangan Jatuhkan Bom Itu!”

    Donald Trump, yang sebelumnya membanggakan keberhasilan diplomatiknya di aplikasi Truth Social, berubah drastis saat mengetahui Israel penjajah kembali meluncurkan serangan udara ke Iran setelah gencatan senjata diumumkan. Dia mengunggah peringatan keras:

    “ISRAEL. JANGAN JATUHKAN BOM-BOM ITU! JIKA KAMU MELAKUKANNYA, ITU ADALAH PELANGGARAN BESAR. BAWA PILOT-PILOTMU KEMBALI, SEKARANG!”

    Seruan itu bukan sekadar cuitan kemarahan. Menurut laporan di Washington, Trump bahkan secara langsung mengontak Perdana Menteri Israel penjajah Benjamin Netanyahu dan meminta serangan dihentikan. Israel penjajah kemudian mengakui hanya melakukan “satu serangan lanjutan” sebelum menghentikan operasi.

    Ketegangan Internasional dan Salahkan-Menyalahkan

    Kemarahan Trump meledak karena kedua pihak, Iran dan Israel penjajah, diduga melanggar kesepakatan. Trump menyebut Iran “melanggar”, tapi dalam pernyataan tegas ia juga menyalahkan Israel penjajah.

    “Saya harus membuat Israel tenang. Israel, segera setelah kami membuat kesepakatan, mereka keluar dan menjatuhkan banyak bom, yang belum pernah saya lihat sebelumnya,” ujar Trump.

    Sikap ini menandai jarak yang mencolok antara AS dan Israel penjajah dalam kebijakan luar negeri – sesuatu yang sangat jarang terjadi secara terbuka.

    Iran Sambut Gencatan Senjata, Klaim Kemenangan

    Di Teheran, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyebut gencatan senjata sebagai kemenangan besar. Dalam pidatonya, ia menyatakan bahwa Iran hanya membela diri dari agresi Israel penjajah.

    “Hari ini, setelah perlawanan heroik dari bangsa besar kita, kita menyaksikan akhir dari perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel,” kata Pezeshkian dalam pernyataan resmi.

    Pezeshkian juga memberi sinyal bahwa Iran terbuka terhadap pembicaraan damai, terutama setelah mendapat pernyataan moderat dari Trump bahwa ia tidak mendukung perubahan rezim di Iran.

    AS-Iran-Israel: Gencatan Senjata yang Rawan Retak

    Meski pertempuran terhenti sejak Selasa sore dan drone serta roket tak lagi melintas, situasi masih rapuh. Menteri Pertahanan Israel penjajah, Israel Katz menyatakan pihaknya siap melakukan serangan lanjutan jika Iran kembali meluncurkan rudal.

    Iran, di sisi lain, membantah telah melanggar kesepakatan. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan bahwa negaranya tak akan menyerang kecuali diserang.

    “Keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer kami akan dibuat kemudian,” kata Araghchi.

    Serangan AS dan Pertaruhan Gencatan Senjata

    Sebelum kesepakatan tercapai, AS sempat terlibat langsung dalam operasi udara terhadap tiga situs nuklir Iran, termasuk kompleks Fordow yang dilindungi secara ketat. Serangan ini mengklaim menewaskan lebih dari 400 orang di Iran. Sebagai balasan, Iran meluncurkan ratusan rudal, yang untuk pertama kalinya menembus sistem pertahanan udara Israel penjajah secara masif dan harian, menewaskan 28 orang.

    “Kami memiliki dua negara yang telah bertempur begitu lama dan keras sehingga mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan,” kata Trump dengan nada frustrasi.

    Netanyahu Akhirnya Mengalah?

    Pemerintah Israel penjajah, dalam pernyataannya, mengakui melakukan satu serangan tambahan di dekat Tehran namun menyatakan menghentikan operasi lebih lanjut atas permintaan Amerika Serikat. Langkah ini disebut-sebut sebagai hasil langsung dari tekanan diplomatik dan kemarahan terbuka Trump.

    Menurut jurnalis Al Jazeera, Phil Lavelle, perasaan “dikhianati” tampak jelas di wajah Trump saat menyampaikan komentarnya.

    “Dia marah kepada Israel dan Iran. Tapi Anda benar-benar bisa merasakan beberapa kemarahan ekstra di sana, kemarahan ekstra itu ditujukan kepada Israel,” ujar Lavelle, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.***

  • Israel Bunuh 20 Orang di Gaza, Termasuk Warga yang Tunggu Bantuan

    Israel Bunuh 20 Orang di Gaza, Termasuk Warga yang Tunggu Bantuan

    Jakarta

    Korban jiwa terus berjatuhan di Jalur Gaza. Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa serangan Israel menewaskan sedikitnya 20 orang pada hari Rabu (25/6). Korban jiwa termasuk enam orang yang sedang menunggu untuk mengambil bantuan makanan di wilayah Palestina yang dilanda perang berkepanjangan itu.

    Juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal mengatakan kepada AFP, Rabu (25/6/2025), bahwa enam orang tewas dan 30 orang lainnya terluka “setelah tembakan Israel yang menargetkan ribuan warga sipil yang menunggu bantuan” di wilayah Gaza, tengah tempat warga Palestina berkumpul setiap malam dengan harapan untuk mendapatkan bantuan makanan.

    Bassal mengatakan kerumunan warga itu terkena tembakan “peluru dan granat tank” Israel.

    Saat dihubungi oleh AFP, militer Israel mengatakan sedang “menyelidiki” laporan tersebut.

    Kementerian kesehatan di wilayah yang dikelola kelompok Hamas itu mengatakan bahwa sejak akhir Mei, lebih dari 500 orang telah tewas di dekat pusat-pusat bantuan yang kekurangan pasokan. Sebelumnya, badan pertahanan sipil mengatakan pasukan Israel menewaskan 46 orang yang menunggu bantuan pada hari Selasa (24/6).

    Bassal, juru bicara pertahanan sipil Gaza, mengatakan bahwa serangan udara Israel di Gaza tengah dan utara pada Rabu (25/6) dini hari waktu setempat menewaskan sedikitnya 14 orang.

    Dia menjelaskan bahwa serangan Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat menewaskan enam orang termasuk seorang anak. Sementara delapan orang lainnya tewas dalam dua serangan terpisah terhadap rumah-rumah di Deir el-Balah dan timur Kota Gaza, kata Bassal.

    Hingga saat ini pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas di Gaza masih terus berlangsung. Perang tersebut dipicu oleh serangan Hamas pada Oktober 2023 terhadap Israel, yang mengakibatkan kematian 1.219 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.

    Serangan-serangan militer Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 56.077 orang, sebagian besar juga warga sipil, menurut kementerian kesehatan Gaza.

    Lihat Video ‘Netanyahu soal Perang Lawan Iran: Kami Raih Kemenangan Bersejarah’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Akan Gelar Pemakaman Kenegaraan untuk Komandan-Ilmuwan yang Tewas

    Iran Akan Gelar Pemakaman Kenegaraan untuk Komandan-Ilmuwan yang Tewas

    Teheran

    Iran akan menggelar seremoni pemakaman kenegaraan untuk para komandan militer senior dan para ilmuwan nuklir mereka yang tewas akibat rentetan serangan militer Israel selama perang berkecamuk selama 12 hari. Pemakaman kenegaraan itu akan digelar pada Sabtu (28/6) mendatang.

    “Seremoni pemakaman nasional untuk… para komandan dan ilmuwan yang menjadi martir dalam agresi rezim Zionis akan digelar pada hari Sabtu (28/5) mulai pukul 08.00 pagi waktu setempat,” demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA, seperti dilansir AFP, Rabu (25/6/2025).

    Pemakaman kenegaraan itu dijadwalkan akan digelar di ibu kota Teheran.

    Pengumuman kantor berita Iran soal pemakaman kenegaraan ini disampaikan setelah gencatan senjata mulai berlaku antara Iran dan Israel pada Selasa (24/6) waktu setempat, menyusul pengumuman mengejutkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bertindak sebagai mediator.

    Kantor berita IRNA juga melaporkan bahwa Hossein Salami, Kepala Garda Revolusi Iran yang tewas dalam serangan hari pertama Israel pada 13 Juni lalu, akan dimakamkan pada Kamis (26/6) besok di wilayah Iran bagian tengah.

    Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan militer Israel terhadap target nuklir dan militer Iran pada 13 Juni lalu, atau hari pertama dari 12 hari perang, menewaskan sejumlah pejabat tinggi Teheran, termasuk Salami, yang dekat dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

    Area-area permukiman di berbagai wilayah Iran juga terkena dampak pertempuran udara tersebut, dengan Kementerian Kesehatan Teheran melaporkan sedikitnya 610 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama perang berkecamuk. Lebih dari 4.700 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.

    Lihat juga Video ‘Peristiwa Besar dalam Hubungan Iran-AS Sejak 1953 Hingga Kini’:

    Sementara itu, menurut angka resmi otoritas Tel Aviv, serangan balasan Iran terhadap Israel telah menewaskan sedikitnya 28 orang.

    Setelah gencatan senjata yang rapuh akhirnya berlaku antara kedua negara, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memuji “kemenangan bersejarah” negaranya dalam perang 12 hari melawan Iran. Netanyahu berjanji untuk mencegah Teheran membangun kembali fasilitas nuklirnya.

    Sementara Presiden Iran Masoud Pezeshkian, saat mengumumkan berakhirnya perang 12 hari melawan Israel, menyatakan bahwa negaranya akan terus “menegaskan hak-haknya yang sah” untuk penggunaan tenaga nuklir secara damai.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini