Tag: Benjamin Netanyahu

  • Drone Kecil Bisa Menghajar Perutnya saat Berjemur

    Drone Kecil Bisa Menghajar Perutnya saat Berjemur

    GELORA.CO – Said Javad Larijani, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengklaim Iran bisa saja dengan mudah membunuh Donald Trump saat presiden AS itu berjemur di real estate-nya di Florida. Dalam sebuah potongan wawancara denga televisi Iran, dilansir Iran International, Larijani mengatakan, “Trump telah melakukan setuatu yang membuat dia tidak bisa lagi berjemur di Mar-a-Lago. Saat dia berbaring dengan perutnya menghadap matahari, drone kecil mungkin menghajar pusarnya. Itu sangat sederhana.”

    Sebelumnya, ulama-ulama Iran telah menyerukan kepada umat Muslim untuk membunuh Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai langkah balasan atas ancaman-ancaman terhadap Ayatollah Ali Khamenei. Adapun, komentar Larijani diungkapkannya setelah sebuah kampanye penggalangan dana bernama ‘pakta darah’ diluncurkan sebagai, “retribusi melawan mereka yang mengolok-olok dan mengancam Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.” Situs penggalangan dana itu dilaporkan telah berhasil mengumpulkan 40 juta dolar AS. 

    “Kami menjanjikan hadiah kepada siapa yang bisa membawa musuh Tuhan dan mereka yang mengancam nyawa Ali Khamenei ke pengadilan,” demikian pernyataan situs itu.

    Kampanye penggalangan dana itu menargetkan dana 100 juta dolar AS terkumpul untuk tujuan membunuh Donald Trump. Belum diketahui, siapa yang mengoperasikan situs itu.

    Dalam wawancaranya dengan Tucker Carlson, Presiden Iran Masoud Pezeshkian memilih menjaga jarak dengan fatwa para ulama di Iran yang membela Khamenei. “Fatwa perang itu tidak ada hubungannya dengan pemerintah Iran atau Pemimpin Tertinggi,” ujar Pezeshkian.

    Namun, koran Kayhan, media yang diawasi oleh perwakilan Khamenei, membantah pernyataan Pezeshkian. “Ini bukan opini akademis. Ini adalah aturan agama dalam upaya mempertahankan keimanan, kewajiban, dan khususnya penjagaan terhadap pengadil,” tulis koran Kayhan dalam editorialnya.

    Diketahui, pada 13 dan 24 Juni, Israel melancarkan serangan terhadap Iran dan membunuh banyak pejabat tinggi militer, ilmuwan nuklir, dan warga sipil. Pada 22 Juni, AS juga masuk ke dalam konflik dengan mengebom tiga fasilitas nuklir Iran.

    Selama konflik berlangsung, Presiden AS Donald Trump mengeklaim bahwa Ayatollah Khamenei sebagai “suatu target mudah”. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun beberapa kali menyiratkan niat pembunuhan terhadap Ayatollah Khamenei akan “mengakhiri” perang.

    Atas ancaman Trump itu, pada Ahad (29/6/2025), ulama senior Iran, Ayatollah Nasser Makarem Shirazi dan Ayatollah Hossein Nouri-Hamedani menerbitkan fatwa terkait ancaman pembunuhan terhadap Ayatollah Khamenei. Fatwa itu menyatakan bahwa individual atau rezim yang mengancam kepemimpinan dan otoritas religius Iran dianggap melakukan moharebeh, sebuah istilah dalam yurisprudensi Islam yang artinya sebagai musuh Tuhan.

    Tidak hanya dari dalam negeri, pembelaan terhadap Khamenei juga datang dari anggota Senat Pakistan, Allama Raja Nasir Abbas Jafari, yang mengutuk ancaman dari Israel dan AS. Menurutnya, pembunuhan terhadap Khamenei bisa memicu respons dari negara-negara Muslim, termasuk Pakistan.

    Jafari menggambarkan Ayatollah Khamenei sebagai pemimpin spriritual dan seorang Marja (otoritas religius), yang juga seorang pemimpin politik. Jafari mendukung fatwa yang menyatakan bahwa siapapun yang mengancam Pemimpin Tertinggi Iran sebagai musuh Tuhan, yang hukumannya adalah hukuman mati dalam Islam.

    Pada Kamis (26/6/2025), untuk kali pertama sejak perang 12 hari Iran-Israel, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei muncul. Khamenei mengeklaim kemenangan Iran terhadap Israel dan Amerika Serikat (AS) ikut terlibat dalam perang setelah mengetahui Israel ‘akan dihancurkan’.

    “Ucapan selamat saya atas kemenangan Iran atas rezim AS. Rezim AS telah masuk ke medan perang secara langsung karena meraka jika meraka tida, rezim Zionis akan sepenuhnya dihancurkan. (AS) masuk ke peperangan sebagai upaya untuk menyelamatkan rezim itu dan tidak mendapatkan apapun,” kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan televisi-televisi Iran pada Kamis (26/6/2025).

  • Keji Israel Gempur Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 6 Orang Tewas

    Keji Israel Gempur Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 6 Orang Tewas

    Gaza City

    Serangan udara Israel kembali menghujani wilayah Jalur Gaza, termasuk menghantam sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan pengungsi Palestina. Sedikitnya enam orang tewas akibat serangan terbaru Israel tersebut.

    Badan pertahanan sipil Gaza, seperti dilansir AFP, Jumat (11/7/2025), melaporkan bahwa rentetan serangan Israel menghantam wilayah Jalur Gaza bagian utara utara dan wilayah Gaza City pada Jumat (11/7) waktu setempat.

    “Lima orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan Israel di Sekolah Halima al-Saadia, yang menampung para pengungsi di area Jabalia al-Nazla, Gaza bagian utara,” sebut badan pertahanan sipil Gaza dalam pernyataannya.

    Serangan terpisah menghantam area Gaza City di wilayah selatan, dengan badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya satu orang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.

    Di wilayah Jalur Gaza bagian tengah, Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat mengatakan telah menerima beberapa korban setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang berkumpul di dekat titik distribusi bantuan kemanusiaan.

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari militer Israel terkait laporan serangan mematikan tersebut.

    Baru-baru ini, militer Israel semakin mengintensifkan operasinya di wilayah Jalur Gaza seiring perang melawan kelompok Hamas memasuki bulan ke-22.

    Lihat juga Video Netanyahu: Israel-AS Ingin Akhiri Kekuasaan Hamas di Gaza

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Pembatasan media di Jalur Gaza dan kesulitan mengakses banyak wilayah membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan detail yang disampaikan oleh badan pertahanan sipil di daerah kantor Palestina tersebut dan pihak-pihak lainnya.

    Seorang warga Palestina yang berbicara kepada AFP dari wilayah Jalur Gaza bagian selatan, namun enggan disebut namanya, mengatakan bahwa ada serangan yang sedang berlangsung dan kerusakan yang meluas, dengan tank-tank Israel terlihat di dekat kota Khan Younis.

    “Situasinya masih sangat sulit di wilayah tersebut — baku tembak yang intens, serangan udara yang terputus-putus, penembakan artileri, dan buldoser serta penghancuran kamp-kamp pengungsian dan lahan pertanian di selatan, barat, dan utara Al-Maslakh,” sebut warga Palestina tersebut.

    Lihat juga Video Netanyahu: Israel-AS Ingin Akhiri Kekuasaan Hamas di Gaza

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ulama Iran Tawarkan Hadiah Rp 18,5 M untuk Kepala Trump

    Ulama Iran Tawarkan Hadiah Rp 18,5 M untuk Kepala Trump

    Teheran

    Seorang ulama Iran menawarkan hadiah uang sebesar 100 miliar Tomans atau setara Rp 18,5 miliar kepada siapa saja yang membunuh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan membawakan kepalanya.

    Dalam pidato yang disampaikan dalam bahasa Azeri, seperti dilansir media Iran International, Jumat (11/7/2025), seorang ulama Iran bernama Mansour Emami mengumumkan imbalan yang besar tersebut bagi siapa pun yang mampu membunuh Trump.

    “Kami akan memberikan 100 miliar Tomans (setara US$ 1,14 juta atau Rp 18,5 miliar) kepada siapa pun yang membawa kepala Trump,” ucap Emami yang ditunjuk negara untuk menjabat sebagai Direktur Organisasi Dakwah Islam resmi wilayah Provinsi Azerbaijan Barat.

    Tidak hanya tawaran itu, sebuah fatwa juga dikeluarkan oleh dua ulama senior Iran lainnya yang menyerukan pembunuhan Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Bahkan dilaporkan bahwa fatwa itu mendapatkan dukungan dari sekitar 10 ulama Iran lainnya dan memicu penggalangan dana secara online.

    Sebanyak 10 ulama yang ditunjuk negara itu merilis surat terbuka pada Senin (7/7) yang isinya menyebut Trump dan Netanyahu sebagai “pejuang kafir”.

    Kemudian sebuah situs web Iran, thaar.ir, melakukan kampanye publik untuk penggalangan dana secara online bagi pembunuhan Trump. Situs tersebut baru-baru ini menampilkan bahwa dana sebesar lebih dari US$ 20 juta (Rp 324,4 miliar) telah terkumpul.

    Sejauh ini belum ada konfirmasi langsung mengenai kebenaran angka tersebut.

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dalam wawancara dengan tokoh media AS Tucker Carlson, yang disiarkan pada Senin (7/7) berusaha menjauhkan pemerintah Teheran dari fatwa dan seruan pembunuhan tersebut.

    “Sepengetahuan saya, mereka tidak mengeluarkan dekrit atau fatwa terhadap individu mana pun atau terhadap Donald Trump. Ini tidak ada hubungannya dengan pemerintah Iran atau pemimpin tertinggi Iran (Ayatollah Ali Khamenei),” tegas Pezeshkian.

    Bulan lalu, seorang ulama garis keras Iran yang bernama Alireza Panahian, yang dekat dengan Khamenei, menyerukan umat Muslim untuk membunuh Trump dan Netanyahu sebagai pembalasan atas ancaman kedua pemimpin itu terhadap Khamenei selama perang 12 hari pada Juni lalu.

    Panahian mengutip fatwa yang melabeli orang-orang yang melontarkan ancaman semacam itu sebagai “mohareb” atau musuh Tuhan.

    Ayatollah Naser Makarem Shirazi dan Ayatollah Hossein Nouri Hamedani sebelumnya mengeluarkan fatwa terpisah terhadap Trump dan Netanyahu.

    “Setiap rezim atau individu yang mengancam para pemimpin Umat Islam dan bertindak berdasarkan ancaman tersebut memenuhi syarat sebagai seorang mohareb,” kata Shirazi.

    Belum ada tanggapan langsung dari pemerintah AS dan Israel terkait seruan pembunuhan tersebut.

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Netanyahu Kasih Syarat untuk Setop Perang Gaza, Hamas Bilang Gini

    Netanyahu Kasih Syarat untuk Setop Perang Gaza, Hamas Bilang Gini

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu siap menegosiasikan kesepakatan jangka panjang dengan Hamas untuk mengakhiri perang di Gaza. Namun, Netanyahu mengatakan kelompok milisi Palestina tersebut harus terlebih dahulu menyerahkan senjata dan cengkeraman mereka di wilayah Palestina itu.

    Netanyahu pun memperingatkan bahwa kegagalan mencapai kesepakatan sesuai persyaratan Israel akan menyebabkan konflik lebih lanjut.

    Netanyahu, yang berada di bawah tekanan domestik untuk mengakhiri perang Gaza seiring meningkatnya korban militer, mengatakan bahwa perlucutan senjata Hamas merupakan “syarat-syarat fundamental” bagi Israel.

    “Jika ini dapat dicapai melalui negosiasi, bagus,” katanya. “Jika tidak dapat dicapai melalui negosiasi dalam 60 hari, kami harus mencapainya melalui cara lain, dengan menggunakan… kekuatan tentara heroik kami,” imbuhnya, dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (11/7/2025).

    Bagaimana tanggapan kelompok Hamas?

    Pejabat senior Hamas, Bassem Naim, mengatakan kepada AFP, bahwa mereka tidak akan menerima “berlanjutnya pendudukan tanah kami” atau warga Palestina digiring ke “kantong-kantong terisolasi” di wilayah padat penduduk tersebut.

    Naim menambahkan bahwa Hamas secara khusus menentang kendali Israel atas kota Rafah, di perbatasan dengan Mesir, dan apa yang disebut Koridor Morag antara Rafah dan Khan Yunis.

    Upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang Gaza yang telah berlangsung selama 21 bulan, telah mendominasi pembicaraan Netanyahu dengan Presiden AS Donald Trump di Washington.

    Negosiasi tidak langsung telah berlangsung antara kedua belah pihak di Qatar, dan Hamas telah sepakat untuk membebaskan 10 dari 20 sandera yang masih hidup.

    Poin-poin penting dalam negosiasi tersebut termasuk tuntutan Hamas untuk aliran bantuan bebas ke Gaza dan penarikan militer Israel dari wilayah tersebut. Hamas juga menginginkan “jaminan nyata” untuk perdamaian abadi, kata kelompok itu.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan “kemajuan telah dicapai”. Namun, dia mengakui dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Austria, Die Presse bahwa penyelesaian “semua masalah kompleks” kemungkinan akan memakan waktu “beberapa hari lagi”.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kapal Kargo Milik Perusahaan Inggris Diserang Israel, Kenapa?

    Kapal Kargo Milik Perusahaan Inggris Diserang Israel, Kenapa?

    Jakarta

    Militer Israel telah melancarkan serangan udara di wilayah Yaman yang dikuasai oleh Houthi. Target serangan tersebut, yakni pelabuhan Laut Merah Hudaydah, Ras Issa, al-Salif dan kapal kargo Galaxy Leader.

    Melansir dari BBC News, Jumat (11/7/2025) kapal kargo tersebut dibajak oleh Houthi pada November 2023. Kapal itu dimiliki oleh perusahaan Inggris yang sahamnya dikuasai oleh pengusaha Israel.

    Serangan udara ini sebagai aksi balasan atas serangan rudal dan pesawat tak berawak yang berulang kali dari Houthi ke Israel. Menurut Militer Israel, pelabuhan tersebut terindikasi digunakan untuk mentransfer senjata dari Iran.

    Pasukan Houthi diduga telah memasang sistem radar di Kapal Kargo Galaxy Leader yang berbendera Bahama. Sistem radar tersebut untuk melacak kapal di arena maritim internasional guna memfasilitasi kegiatan teroris lebih lanjut.

    Militer Israel menyebut pembangkit listrik Ras Kanatib ini memasok listrik ke kota terdekat Ibb dan Taizz serta digunakan untuk menggerakkan operasi militer Houthi. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa Houthi akan terus membayar harga mahal atas tindakan mereka.

    “Nasib Yaman sama dengan nasib Teheran. Siapa pun yang mencoba menyakiti Israel akan disakiti, dan siapa pun yang melawan Israel akan dipotong tangannya,” katanya dalam sebuah unggahan di X.

    Sementara itu, Juru Bicara Militer Houthi Yahya Sarea mengatakan pertahanan udara miliknya berhasil menghadapi agresi Israel ke Houthi dan menggagalkan rencana Israel untuk menargetkan sejumlah kota di Yaman.

    “Sebagai balasan atas agresi ini, dan sebagai kelanjutan dari upaya meraih kemenangan bagi rakyat Palestina yang tertindas, pasukan rudal dan UAV melancarkan operasi militer gabungan menggunakan 11 rudal dan drone,” kata Sarea.

    “Sepenuhnya Houthi siap untuk konfrontasi yang berkelanjutan dan berkepanjangan dengan Israel,” tambah Sarea.

    Lihat juga Video ‘Mengapa PM Israel Benjamin Netanyahu Dipanggil ‘Bibi’?’:

    (rea/kil)

  • Israel Tahan Bantuan, RS di Gaza Akan Berubah Jadi Kuburan Bagi Pasiennya

    Israel Tahan Bantuan, RS di Gaza Akan Berubah Jadi Kuburan Bagi Pasiennya

    Jakarta

    Para dokter dan pasien yang kewalahan di pusat medis terbesar di Gaza kemungkinan akan segera kehilangan pasokan karena menipisnya pasokan bahan bakar. Para dokter mengatakan hal ini mengancam melumpuhkan Rumah Sakit Al Shifa sementara Israel terus melanjutkan kampanye militernya.

    Diberitakan Reuters, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membahas nasib para sandera Israel di Gaza dengan Presiden AS Donald Trump di Washington, para pasien di RS Al Shifa menghadapi bahaya yang mengancam, kata para dokter di sana.

    Ancaman tersebut datang dari “bukan serangan udara maupun rudal, melainkan pengepungan yang menghambat masuknya bahan bakar,” ujar Dr Muneer Alboursh, direktur jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, kepada Reuters.

    “Kekurangan ini merampas hak dasar orang-orang rentan ini untuk mendapatkan perawatan medis, mengubah rumah sakit menjadi kuburan yang sunyi,” sambung dia.

    Serangan udara dan pemboman Israel yang gencar telah menimbulkan kerugian besar di rumah sakit-rumah sakit di Gaza. Israel menuduh Hamas beroperasi dari fasilitas medis dan menjalankan pusat komando di bawahnya, sesuatu yang dibantah Hamas.

    Pasien yang membutuhkan perawatan medis, makanan, dan air menanggung akibatnya.

    Telah terjadi lebih dari 600 serangan terhadap fasilitas kesehatan sejak konflik dimulai, kata WHO, tanpa menyebutkan siapa yang bertanggung jawab. WHO menggambarkan sektor kesehatan di Gaza “berlutut”, dengan kekurangan bahan bakar, pasokan medis, dan seringnya kedatangan korban massal.

    Hanya setengah dari 36 rumah sakit umum di Gaza yang berfungsi sebagian, menurut badan PBB tersebut.

    Dr Muhammad Abu Salamiyah, direktur Al Shifa, memperingatkan bencana kemanusiaan akibat krisis bahan bakar yang menimbulkan ancaman langsung terhadap operasional rumah sakit, pabrik desalinasi, dan sistem pasokan air.

    Abu Salamiyah mengatakan departemen dialisis Al Shifa telah ditutup untuk melindungi unit perawatan intensif dan ruang operasi, yang tidak mungkin tanpa listrik bahkan untuk beberapa menit saja.

    Ada sekitar 100 bayi prematur di rumah sakit Kota Gaza yang nyawanya terancam, katanya.

    “Stasiun oksigen akan berhenti beroperasi. Rumah sakit tanpa oksigen bukan lagi rumah sakit. Laboratorium dan bank darah akan ditutup, dan unit darah di lemari es akan rusak,” ucap Abu Salamiyah, menambahkan bahwa rumah sakit itu bisa menjadi “kuburan bagi mereka yang berada di dalamnya”.

    (kna/kna)

  • Israel Siap Gencatan Senjata Permanen di Gaza Asalkan Hamas Didemiliterisasi

    Israel Siap Gencatan Senjata Permanen di Gaza Asalkan Hamas Didemiliterisasi

    Tel Aviv

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya siap menegosiasikan gencatan senjata permanen di Gaza. Namun, asalkan wilayah Gaza didemiliterisasi.

    Dilansir AFP, Jumat (11/7), delegasi dari Israel dan Hamas memulai perundingan tidak langsung di Doha. Mereka mencoba menyepakati penghentian sementara perang.

    Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, telah mengusulkan gencatan senjata 60 hari dengan imbalan pembebasan separuh dari 20 sandera yang masih hidup di Gaza.

    “Pada awal gencatan senjata ini, kami akan memasuki negosiasi untuk mengakhiri perang secara permanen,” katanya dalam pesan video dari Washington.

    Ia mengatakan “syarat fundamental” Israel adalah bahwa “Hamas meletakkan senjatanya” dan tidak lagi memiliki “kemampuan pemerintahan atau militer”.

    Hamas mengatakan pada hari Rabu (9/7) bahwa mereka telah setuju untuk membebaskan 10 sandera yang masih hidup, tetapi Hamas menentang kesepakatan yang mencakup kehadiran militer Israel dalam jumlah besar di Gaza.

    Mereka juga menginginkan aliran bantuan yang bebas ke wilayah tersebut untuk meredakan krisis kemanusiaan, dan “jaminan nyata” untuk perdamaian abadi.

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Update Aksi Trump dalam 24 Jam: Tambah Musuh Lagi-Sanksi Pejabat PBB

    5 Update Aksi Trump dalam 24 Jam: Tambah Musuh Lagi-Sanksi Pejabat PBB

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih terus mengambil sejumlah kebijakan yang kontroversial. Tak cuma dalam bidang ekonomi dan perdagangan, orang nomor satu AS itu juga mengambil manuver yang memicu polemik dari segi politik.

    Berikut sejumlah kebijakan Trump sebagaimana dikutip CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Kamis (10/7/2025):

    1. Beri Sanksi Pejabat PBB

    Trump menjatuhkan sanksi kepada Pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Francesca Albanese. Hal ini dilakukan atas dokumentasi Albanese mengenai pelanggaran Israel terhadap Palestina selama perang di Gaza.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengumumkan sanksi tersebut pada hari Rabu (9/7/2025). Ia menuduh Albanese melancarkan sejumlah aksi yang menyudutkan AS dan Israel dan mengutip dorongan figur asal Italia itu untuk penuntutan pejabat Israel di Mahkamah Internasional (ICC) sebagai dasar hukum untuk sanksi tersebut.

    “Albanese telah melancarkan kampanye perang politik dan ekonomi melawan AS dan Israel,” ucapnya dikutip Al Jazeera.

    “Bias tersebut telah terlihat jelas sepanjang kariernya, termasuk merekomendasikan agar ICC, tanpa dasar yang sah, mengeluarkan surat perintah penangkapan yang menargetkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.”

    Rubio juga menyoroti laporan terbaru Albanese yang mendokumentasikan peran perusahaan internasional, termasuk perusahaan AS, dalam serangan Israel di Gaza, yang ia gambarkan sebagai genosida.

    “Kami tidak akan menoleransi kampanye perang politik dan ekonomi ini, yang mengancam kepentingan dan kedaulatan nasional kami,” ujar diplomat tinggi AS tersebut.

    2. Jatuhkan Tarif 50% ke Brasil, Presiden Balas Dendam

    Trump menjatuhkan tarif 50% kepada ekonomi terbesar Amerika Selatan, Brasil, mulai 1 Agustus mendatang. Hal ini tercantum dalam sebuah surat yang dikirimkan Trump kepada Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Rabu (9/7/2025).

    Mengutip Reuters, Trump melampiaskan kemarahan atas apa yang disebutnya sebagai persidangan “Perburuan Penyihir” terhadap pendahulu Lula yang berhaluan kanan, Jair Bolsonaro. Ia juga memerintahkan penyelidikan praktik perdagangan tidak adil yang dapat menyebabkan tarif yang lebih tinggi lagi.

    Trump kemudian juga mengkritik “Perintah Sensor yang RAHASIA dan MELANGGAR HUKUM terhadap platform Media Sosial AS,” yang merujuk pada putusan Mahkamah Agung Brasil baru-baru ini yang dapat meminta pertanggungjawaban platform media sosial atas konten penggunanya.

    “Serangan licik Brasil terhadap Pemilu Bebas, dan Hak Kebebasan Berbicara fundamental warga Amerika,” tuturnya dalam surat tersebut.

    “Harap dipahami bahwa angka 50% jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk mencapai Kesetaraan yang harus kita miliki dengan Negara Anda. Dan ini diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan yang parah dari rezim saat ini.”

    Atas manuver ini, Lula kemudian mengunggah balasan di akun X-nya. Dalam unggahan tersebut, Lula mengatakan Brasil adalah negara berdaulat yang tidak akan menerima kendali siapa pun.

    Ia juga dengan tegas mengatakan bahwa dalam hal ini, setiap kenaikan tarif sepihak akan direspons berdasarkan Undang-Undang Timbal Balik Ekonomi Brasil. Ia mengancam pembalasan dilakukan tanpa kompromi.

    “Kedaulatan, rasa hormat, dan pembelaan tanpa kompromi terhadap kepentingan rakyat Brasil adalah nilai-nilai yang memandu hubungan kita dengan dunia,” ujar Lula.

    3. Jatuhkan Tarif ke Negara Lain, Ada Tetangga RI

    Selain Brasil, Trump juga mengunggah tujuh surat terkait tarif melalui Truth Social, seperti ke pemimpin Aljazair, Brunei, Filipina, Irak, Libya, Moldova dan Sri Lanka. Rentang tarif yang dijatuhkan berkisar antara 20% hingga 30%.

    Mengutip CNBC International, surat-surat dua halaman tersebut sebenarnya hampir identik yang ditandatangani Trump Senin. Selain Indonesia, surat sebelumnya dikirimkan ke Jepang, Korea Selatan (Korsel), Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Laos, Myanmar, Bosnia dan Herzegovina, Tunisia, Bangladesh, Serbia, Kamboja, dan Thailand.

    Surat-surat tersebut mencatat bahwa AS “mungkin” akan mempertimbangkan penyesuaian tarif baru. “Tergantung pada hubungan kami dengan negara Anda,” tulis Trump, Kamis (10/7/2025).

    Semua surat tersebut menyatakan bahwa tarif tersebut “jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk menghilangkan disparitas Defisit Perdagangan yang kami miliki dengan negara Anda”. Trump sendiri sering mengklaim bahwa defisit perdagangan menunjukkan “AS sedang dimanfaatkan” meskipun banyak pakar tidak sependapat.

    4. Tetapkan Tarif 50% pada Primadona RI

    Trump mengatakan akan mengenakan tarif 50% pada impor tembaga mulai 1 Agustus mendatang. Hal ini didasari penilaian potensi ancaman keamanan nasional mengingat pentingnya logam tersebut dalam rantai pasok industri strategis.

    “Saya mengumumkan TARIF 50% untuk Tembaga, berlaku efektif 1 Agustus 2025, setelah menerima PENILAIAN KEAMANAN NASIONAL yang kuat,” tulis Trump di akun media sosialnya, Truth Social, dikutip Kamis (9/7/2025).

    “Tembaga diperlukan untuk Semikonduktor, Pesawat Terbang, Kapal, Amunisi, Pusat Data, Baterai Litium-ion, Sistem Radar, Sistem Pertahanan Rudal, dan bahkan Senjata Hipersonik, yang banyak di antaranya sedang kami produksi. Tembaga adalah material kedua yang paling banyak digunakan oleh Departemen Pertahanan,” jelasnya lagi.

    Pengumuman ini membuat harga tembaga naik 2,62%. Hal tersebut memperpanjang kenaikannya dari sesi sebelumnya ketika melonjak 13,12% dan mencatat kenaikan satu hari terbaiknya sejak 1989.

    Harga tembaga berjangka acuan tiga bulan di London Metal Exchange turun 1,63% menjadi US$9.630,50 per ton pada pukul 09.20 waktu Singapura. Angka tersebut mencerminkan premi yang luar biasa lebar yang berkembang antara tembaga AS dan logam di tempat lain.

    Sementara itu, menurut lembaga Benchmark Mineral Intelligence yang berbasis di London, konsumen AS kemungkinan membayar sekitar US$15.000 per metrik ton untuk tembaga. Di data yang sama, seluruh dunia membayar sekitar US$10.000 pada bulan Agustus.

    Mengutip CNBC International, tembaga adalah logam ketiga yang paling banyak dikonsumsi secara global, setelah besi dan aluminium. Menurut data dari Survei Geologi AS, negeri itu mengimpor hampir setengah dari tembaga yang digunakannya, dengan sebagian besar berasal dari Chili, diikuti Kongo, Peru, China, dan Indonesia.

    5. Mau Bom Moskow dan Beijing

    Trump dilaporkan sempat memberikan ancaman bagi Rusia dan China. Ancaman ini muncul di sebuah rekaman yang direkam tahun lalu di depan pertemuan tertutup dengan para donor.

    Saat itu, Trump mengatakan berusaha menghalangi Presiden Rusia Vladimir Putin menyerang Ukraina dengan mengancam akan “mengebom habis-habisan Moskow” sebagai balasan.

    “Dengan Putin, saya berkata, ‘Jika Anda pergi ke Ukraina, saya akan mengebom habis-habisan Moskow’. Saya katakan, ‘saya tidak punya pilihan’,’” kata Trump dalam sebuah penggalangan dana untuk tahun 2024, menurut rekaman audio tersebut, dikutip dari CNN International dan CNBC International, Kamis (10/7/2025).

    “Lalu (Putin) berkata, seperti, ‘Saya tidak percaya Anda.’ Tapi dia hanya percaya 10%.”

    Trump kemudian mengklaim bahwa ia menyampaikan peringatan serupa kepada Presiden China, Xi Jinping tentang potensi invasi ke Taiwan. Ia mengatakan kepadanya bahwa AS akan mengebom Beijing sebagai balasannya.

    “Saya mengatakan hal yang sama kepada (Presiden China Xi Jinping). Saya bilang, Anda tahu, kalau Anda masuk ke Taiwan, saya akan mengebom Beijing habis-habisan,” tambah Trump. “Saya bilang, saya tak punya pilihan lain, saya harus mengebom Anda,” tegasnya.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hamas Siap Bebaskan 10 Sandera Saat Gencatan Senjata, Israel Bilang Gini

    Hamas Siap Bebaskan 10 Sandera Saat Gencatan Senjata, Israel Bilang Gini

    Tel Aviv

    Otoritas Israel mengatakan bahwa gencatan senjata Gaza, yang kini sedang dinegosiasikan di Qatar, mungkin dapat terwujud dalam waktu satu minggu atau dua minggu ke depan. Hal ini disampaikan Tel Aviv setelah kelompok Hamas menyatakan kesiapan untuk membebaskan 10 sandera Israel sebagai bagian kesepakatan.

    Seorang pejabat senior Israel, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (10/7/2025), mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza kemungkinan besar tidak akan tercapai dalam satu hari saja.

    Menurut pejabat senior Israel tersebut, kesepakatan antara Israel dan Hamas mungkin dapat tercapai dalam waktu sekitar satu minggu atau dua minggu ke depan.

    Pernyataan ini disampaikan saat Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengunjungi Washington DC pekan ini.

    Lebih lanjut, dikatakan oleh pejabat senior Israel tersebut bahwa jika kedua belah pihak menyetujui usulan gencatan senjata selama 60 hari, maka Tel Aviv akan menggunakan waktu tersebut untuk menawarkan gencatan senjata permanen — dengan syarat kelompok Hamas harus melucuti senjata mereka.

    Jika Hamas menolak, sebut pejabat senior Israel itu, maka “kami akan melanjutkan” operasi militer di Jalur Gaza.

    Hal tersebut disampaikan setelah Hamas, pada Rabu (9/7), menyatakan kesiapan untuk membebaskan 10 sandera dalam upaya yang sedang berlangsung untuk mewujudkan gencatan senjata Gaza.

    Namun Hamas juga menyebut bahwa perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar berlangsung “sulit” karena “kekerasan hati” pihak Israel.

    Dalam pernyataannya, kelompok Hamas mengatakan masih ada hambatan utama dalam perundingan, terutama mengenai aliran bantuan kemanusiaan secara bebas, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan “jaminan nyata” untuk gencatan senjata permanen.

    “Gerakan ini menunjukkan fleksibilitas yang dibutuhkan dan setuju untuk membebaskan 10 tahanan (sandera),” kata Hamas dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP.

    “Meskipun negosiasi mengenai isu-isu ini masih sulit hingga saat ini karena kekerasan hati pendudukan (Israel), kami terus bekerja dengan serius dan dengan semangat positif bersama para mediator untuk mengatasi hambatan dan mengakhiri penderitaan rakyat kami, serta memastikan aspirasi mereka akan kebebasan, keamanan, dan kehidupan yang bermartabat,” tegas kelompok tersebut.

    Pernyataan Hamas itu disampaikan setelah empat hari perundingan tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar, dan ketika Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan keyakinan bahwa kesepakatan gencatan senjata 60 hari akan tercapai sebelum akhir pekan.

    Utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengatakan bagian dari kesepakatan itu adalah pemulangan 10 sandera yang masih hidup, yang ditahan Hamas dan sekutunya di Jalur Gaza sejak serangan pada Oktober 2023 yang memicu perang.

    Dari 251 sandera yang dibawa ke Jalur Gaza, sebanyak 49 sandera di antara diyakini masih ditahan di wilayah tersebut, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Jalur Gaza “dapat dicapai”, meskipun belum ada tanda-tanda terobosan dalam perundingan yang sedang berlangsung dengan Hamas.

    Ditegaskan oleh Saar bahwa Israel serius ingin mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran selama 21 bulan terakhir.

    “Jika gencatan senjata sementara tercapai, kami akan merundingkan gencatan senjata permanen,” ucapnya dalam pidato di Bratislava, ibu kota Slovakia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Disambut Hangat Trump di Gedung Putih, Netanyahu Ditolak Mentah-mentah Warga AS Termasuk Rabi Yahudi

    Disambut Hangat Trump di Gedung Putih, Netanyahu Ditolak Mentah-mentah Warga AS Termasuk Rabi Yahudi

    GELORA.CO – Betapa kontrasnya nasib Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Amerika Serikat (AS). Di satu sisi, ia disambut hangat, bahkan dimanja Presiden Donald Trump di Gedung Putih. Tapi di sisi lain, ribuan warga Amerika, termasuk para Rabi Yahudi sendiri, ramai-ramai berteriak lantang di depan kediaman orang nomor satu AS itu: “Usir Penjahat Perang!”

    Suasana di depan Gedung Putih, Senin (7/7/2025), memanas saat Netanyahu berkunjung. Puluhan, bahkan mungkin ratusan orang, berteriak-teriak menuntut Netanyahu untuk segera melakukan gencatan senjata permanen dan tanpa syarat di Jalur Gaza, Palestina.

    Pemandangan ini jelas menampar keras narasi ‘persahabatan abadi’ yang coba dibangun antara Washington dan Tel Aviv.

    Aksi massa yang bikin telinga penguasa panas itu digagas oleh American Muslims for Palestine (AMP), berkolaborasi dengan kelompok anti-perang CODEPINK dan Council on American-Islamic Relations (CAIR). 

    Mereka berunjuk rasa di Taman Lafayette, hanya beberapa jam sebelum Netanyahu masuk ke Gedung Putih untuk bertemu Trump. Sengaja, agar pesan penolakan itu sampai langsung ke kuping sang tamu.

    Para demonstran tak tanggung-tanggung. Mereka menyebut kunjungan Netanyahu ke Washington sebagai ‘noda hitam’ bagi kebijakan luar negeri AS. Spanduk-spanduk bertuliskan “Netanyahu Penjahat Perang” bertebaran di mana-mana.

    Banyak juga yang membawa tanda merujuk pada surat perintah penangkapan Netanyahu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Jelas sekali, mereka tak menganggapnya sebagai kepala negara biasa, melainkan buronan keadilan.

    “Ini bukan kunjungan diplomatik. Ini memalukan!” seru Robert McCaw, Direktur Urusan Pemerintahan CAIR, seperti dikutip Middle East Monitor.

    Ia menambahkan dengan nada keras, “Setiap salaman, setiap kesepakatan, setiap foto (Netanyahu) dengan para pemimpin Amerika menodai tangan seluruh rakyat AS dengan darah anak-anak di Gaza.” Sebuah kalimat yang menusuk kalbu.

    Memang, sejak agresi Israel ke Gaza pada Oktober 2023, sudah lebih dari 57.000 warga Palestina tewas, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan. Angka kematian yang mengerikan ini adalah bukti nyata kebrutalan agresi tersebut.

    Karena agresi inilah, ICC merilis surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Belum lagi, Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Beban hukumnya berat, tapi seolah tak digubris.

    “Amerika bukan pihak netral. Trump bukan mediator. Trump adalah mitra dalam genosida ini. Dia harus menghentikan genosida ini dan mendesak Netanyahu menyudahi genosida ini,” tegas Osama Abu Irshaid, Direktur Eksekutif AMP, tanpa basa-basi.

    Medea Benjamin, salah satu pendiri CODEPINK, juga menyoroti jurang lebar antara sikap politisi AS dan opini publik. Menurutnya, mayoritas warga AS saat ini tak lagi mendukung agresi Israel di Gaza.

    “Cukup menakjubkan bahwa, terlepas dari pemberitaan media mainstream, mayoritas warga Amerika sekarang tidak mendukung Israel,” kata Benjamin.

    “Semua kelompok usia, simpatisan Republikan, Demokrat, Independen, orang kulit hitam, kulit putih, semua demografi di Amerika, mereka tidak ingin terus memberikan uang dan bom ke Israel,” tegasnya lagi. Sebuah fakta yang menampar muka para politisi pro-Israel.

    Yang paling mencolok, Rabi Dovid Feldman ikut berdiri di antara para demonstran. Dalam pidatonya, ia menegaskan aksinya bukanlah antisemitisme, melainkan desakan untuk penghentian kejahatan.

    “Benjamin Netanyahu adalah penjahat perang yang diburu ICC. Yudaisme dan Zionisme tidaklah sama. Yudaisme adalah agama, sementara Zionisme adalah gerakan politik,” ucapnya, memisahkan secara tegas keyakinan agama dengan agenda politik Zionis.

    Di tengah riuhnya penolakan ini, Netanyahu tetap melenggang masuk ke Gedung Putih. Ini adalah kunjungan ketiga kalinya ke AS sejak Trump menjabat presiden. Dalam pertemuan itu, keduanya membahas prospek gencatan senjata di Gaza yang, entah kenapa, Trump ingin tercapai minggu ini.

    Yang bikin kening berkerut, Netanyahu dan Trump juga membahas soal kerja sama untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza –sebuah langkah yang ditentang keras oleh komunitas internasional dan beraroma etnis cleansing alias pembersihan etnis.

    Ironi di atas ironi. Sementara dunia mengecam kejahatan di Gaza, seorang pemimpin yang dicap penjahat perang justru disambut karpet merah oleh penguasa adidaya. Namun, suara nurani rakyat Amerika tak bisa dibungkam. Dan itu, jauh lebih keras dari riuhnya sambutan di dalam Gedung Putih.