Tag: Benjamin Netanyahu

  • Video: Netanyahu Ultimatum Musuh Israel di Tengah Konflik

    Video: Netanyahu Ultimatum Musuh Israel di Tengah Konflik

    Jakarta, CNBC Indonesia –Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan pernyataan tegas di hadapan kabinet keamanannya pada Minggu malam 24 Agustus, usai serangan udara yang dilancarkan angkatan udara israel ke ibu kota Yaman, Sanaa.

    Selengkapnya dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (25/08/2025).

  • Israel “Turun Gunung” ke Negara Arab, Mau Lucuti Senjata Kelompok Ini

    Israel “Turun Gunung” ke Negara Arab, Mau Lucuti Senjata Kelompok Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Israel siap mendukung Lebanon dalam upaya melucuti senjata Hizbullah. Hal ini diumumkan menyusul keputusan kabinet Lebanon untuk mendukung rencana pelucutan senjata AS bagi kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Senin (25/8/2025) mengatakan bahwa Israel siap memuluskan hal ini dengan mengurangi kehadiran militernya yang ada di dekat negara itu.

    “Jika Angkatan Darat Lebanon mulai menerapkan rencana tersebut, Israel akan mempertimbangkan langkah-langkah timbal balik, termasuk mengurangi kehadiran militernya, berkoordinasi dengan mekanisme keamanan yang dipimpin Amerika Serikat (AS),” ujar pengumuman itu dikutip Al Arabiya.

    Awal bulan ini, kabinet Lebanon menyetujui tujuan kerangka kerja AS yang bertujuan melucuti senjata Hizbullah dan faksi-faksi bersenjata lainny. Langkah ini memicu perpecahan tajam di negara tersebut.

    Kemudian, peta jalan pelucutan senjata diajukan oleh utusan AS Tom Barrack. Peta jalan tersebut menguraikan proposal paling rinci untuk mengekang kekuatan militer Hizbullah.

    Di sisi lain, Hizbullah, yang merupakan kelompok pro Iran, telah berulang kali menolak seruan untuk melucuti senjata. Penentangan Hizbullah utamanya dialamatkan setelah perangnya dengan Israel pada akhir tahun 2024, yang menyebabkan sebagian wilayah Lebanon hancur.

    Gencatan senjata yang ditengahi AS antara Lebanon dan Israel pada bulan November mengakhiri konflik tersebut, menyerukan Lebanon untuk menyita semua senjata “ilegal” di seluruh negeri, dan mengatakan Israel akan menghentikan operasi ofensif terhadap target-target Lebanon.

    Namun, Israel telah mempertahankan pasukan di lima posisi di sepanjang perbatasan selatan dan terus melancarkan serangan udara terhadap apa yang disebutnya sebagai pejuang Hizbullah dan fasilitas senjata.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Panas! Wali Kota Barcelona Ditolak Masuk ke Israel

    Panas! Wali Kota Barcelona Ditolak Masuk ke Israel

    Tel Aviv

    Wali Kota Barcelona Jaume Collboni ditolak masuk ke Israel menjelang kunjungan yang telah dijadwalkan sebelumnya. Penolakan ini terjadi setelah pemerintah kota Barcelona di Spanyol memutuskan hubungan dengan Israel terkait perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.

    Kementerian Dalam Negeri Israel, seperti dilaporkan surat kabar Yedioth Ahronoth dan dilansir Anadolu Agency, Senin (25/8/2025), mengumumkan bahwa Collboni dilarang untuk masuk ke negara Yahudi tersebut. Dia sebelumnya dijadwalkan tiba di Israel pada Jumat (29/8) malam.

    “Penolakan ini menyusul beberapa pernyataan sang Wali Kota baru-baru ini yang menentang Israel, dan setelah dewan kota merilis resolusi pada Mei lalu untuk memutuskan hubungan dengan Israel,” demikian laporan surat kabar Yedioth Ahronoth.

    Keputusan dewan kota Barcelona itu merupakan tanggapan atas kejahatan perang Israel yang dilakukan terhadap warga sipil di Jalur Gaza, setahun setelah pengakuan yang secara resmi diberikan Spanyol terhadap negara Palestina pada Mei 2024.

    Menurut laporan media Israel lainnya, Channel 12, Collboni dijadwalkan mengunjungi Yad Vashem, sebuah museum di Yerusalem Timur, dan bertemu dengan para pejabat Otoritas Palestina.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah melarang masuk banyak pejabat dan aktivis Barat yang menunjukkan solidaritas dengan Palestina dan mengkritik tindakan militer Israel di Jalur Gaza.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu, setelah Hamas melancarkan serangan mematikan terhadap Israel. Sebagai respons, militer Tel Aviv terus membombardir berbagai wilayah Jalur Gaza, yang diklaim oleh Israel untuk memusnahkan Hamas yang menguasai daerah kantong Palestina tersebut.

    Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut sedikitnya 62.686 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel yang menghancurkan wilayah tersebut.

    Pekan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengumumkan bencana kelaparan di Gaza, berdasarkan laporan ketahanan pangan yang mengonfirmasi sedikitnya 500.000 orang menghadapi “bencana besar” kelaparan.

    Israel menolak mentah-mentah pengumuman itu dan bersikeras menyatakan bahwa tidak ada kelaparan di Gaza. Tel Aviv menuding temuan PBB itu didasarkan pada “kebohongan Hamas”.

    Lihat juga Video ‘Netanyahu Klaim Rudal Israel Hantam Istana Presiden Yaman’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Siapa Menyerang Kami, Kami Akan Menyerangnya!

    Siapa Menyerang Kami, Kami Akan Menyerangnya!

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk terus menyerang siapa pun yang berencana menyerang Israel. Hal ini disampaikannya setelah Israel melancarkan serangan udara terbaru terhadap kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

    Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Katz mengklaim serangan Israel tersebut “menghancurkan istana presiden Houthi di Yaman.” Namun, belum ada laporan serupa dari Yaman. Netanyahu hanya mengindikasikan bahwa Angkatan Udara Israel (IAF) menggempur istana tersebut.

    “Siapa pun yang menyerang kami, kami akan menyerangnya,” kata Netanyahu. “Siapa pun yang berencana menyerang kami – kami akan menyerangnya. Saya pikir seluruh kawasan sedang mempelajari kekuatan dan tekad Israel,” ujarnya dari pusat komando Angkatan Udara Israel di Tel Aviv, dilansir kantor berita AFP, Senin (25/8/2025).

    “Rezim teroris Houthi sedang belajar dengan cara yang sulit bahwa mereka akan membayar dan membayar harga yang sangat mahal atas agresinya terhadap Israel,” kata Netanyahu dalam pernyataan video yang dirilis oleh kantornya, setelah IAF menargetkan kompleks-kompleks militer di Sanaa, ibu kota Yaman, tempat istana presiden Yaman berada, sebuah depot bahan bakar, dan dua pembangkit listrik.

    Serangan itu terjadi tak lama setelah militer Israel mengatakan bahwa investigasi IAF terhadap serangan rudal balistik dari Yaman pada Jumat lalu menemukan bahwa, untuk pertama kalinya, Houthi menggunakan proyektil dengan hulu ledak bom cluster.

    “Untuk setiap rudal yang mereka luncurkan ke Israel, Houthi akan membayar berkali-kali lipat,” cetus Katz.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi mengatakan via media sosial X bahwa serangan Israel terhadap Yaman tersebut menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 86 orang lainnya.

    “Serangan-serangan itu dilancarkan sebagai tanggapan atas serangan berulang kali oleh rezim teroris Houthi terhadap Negara Israel dan warga sipilnya, termasuk peluncuran rudal-rudal jenis permukaan-ke-permukaan dan UAV (drone) ke wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir,” kata militer Israel dalam pernyataannya.

    Houthi, pada Jumat (22/8), mengatakan kelompoknya telah menembakkan sebuah rudal balistik ke wilayah Israel dalam serangan terbaru mereka, yang mereka sebut sebagai dukungan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Amarah Anwar Ibrahim ke Rezim Israel: Manusia Macam Apa Ini!

    Amarah Anwar Ibrahim ke Rezim Israel: Manusia Macam Apa Ini!

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan salah satu kecaman terkerasnya terhadap pemerintah Israel. Dia menuduh Israel mendalangi bencana kelaparan di Gaza.

    “Berbagai macam bantuan telah dikirim, tetapi Zionis membiarkannya membusuk di perbatasan,” ujar Anwar.

    “Manusia macam apa yang melakukan ini? Ini binatang! Orang-orang sekarat dan kelaparan, sementara makanan dan obat-obatan dijauhkan,” cetus pemimpin negeri jiran itu, dilansir media Malaysia, The Star, Senin (25/8/2025).

    “Saya berusia 78 tahun, dan saya belum pernah melihat kekejaman seperti itu. (Benjamin) Netanyahu dan antek-anteknya gila dan jahat,” tegasnya.

    Ia menekankan bahwa rakyat Malaysia tidak akan pernah meninggalkan perjuangan Palestina.

    “Kami salut atas semangat perlawanan Anda, dan kami tidak akan pernah meninggalkan Anda sendirian. Rakyat Malaysia, bersama banyak orang lainnya, berdiri bersama Anda,” katanya dalam pidatonya di aksi solidaritas Palestina yang berlangsung di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur pada Minggu (24/8).

    “Sekarang, di tahun 2025, perjuangannya tetap sama,” katanya.

    Setelah Anwar menyampaikan pidatonya, sesi doa untuk Gaza diadakan. Anwar, yang tiba sekitar pukul 21.05 waktu setempat, meninggalkan Dataran Merdeka sekitar pukul 22.20 waktu setempat.

    Aksi di Dataran Merdeka tersebut diikuti oleh puluhan ribu orang, banyak yang mengenakan pakaian putih dan memegang plakat bertuliskan slogan #sebagai bentuk solidaritas.

    Lihat Video ‘Anwar Ibrahim: Netanyahu Benar-benar Gila dan Zalim’:

    (ita/ita)

  • Korban Tewas Serangan Israel ke Yaman Bertambah Jadi 6 Orang, 86 Luka

    Korban Tewas Serangan Israel ke Yaman Bertambah Jadi 6 Orang, 86 Luka

    Sanaa

    Korban tewas akibat rentetan serangan udara Israel terhadap target-target kelompok Houthi di Sanaa, ibu kota Yaman, bertambah menjadi sedikitnya enam orang. Sekitar 86 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran tersebut.

    Serangan udara Tel Aviv itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (25/8/2025), membalas serangan rudal yang diluncurkan oleh Houthi dari Yaman ke wilayah Israel.

    Serangan udara yang terjadi pada Minggu (24/8) waktu setempat itu menjadi yang terbaru selama lebih dari setahun meningkatnya aksi saling serang antara Israel dan Houthi yang bermarkas di Yaman, yang merupakan imbas dari perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut target-target yang digempur termasuk kompleks militer yang menjadi lokasi istana kepresidenan, kemudian dua pembangkit listrik, dan sebuah lokasi penyimpanan bahan bakar.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi mengatakan via media sosial X bahwa serangan-serangan Israel terhadap ibu kota Yaman itu menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 86 orang lainnya.

    “Serangan-serangan itu dilancarkan sebagai tanggapan atas serangan berulang kali oleh rezim teroris Houthi terhadap Negara Israell dan warga sipilnya, termasuk peluncuran rudal-rudal jenis permukaan-ke-permukaan dan UAV (drone) ke wilayah Israel dalam beberapa hari terakhir,” kata militer Israel dalam pernyataannya.

    Houthi, pada Jumat (22/8), mengatakan kelompoknya telah menembakkan sebuah rudal balistik ke wilayah Israel dalam serangan terbaru mereka, yang mereka sebut sebagai dukungan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

    Seorang pejabat Angkatan Udara Israel, yang enggan disebut namanya, mengatakan pada Minggu (24/8), bahwa rudal yang terdeteksi diluncurkan dari Yaman kemungkinan besar membawa sub-munisi yang “dimaksudkan untuk meledak saat terjadi benturan”.

    “Ini adalah pertama kalinya rudal semacam ini diluncurkan dari Yaman,” kata pejabat Angkatan Udara Israel tersebut.

    Sejak perang antara Israel dan kelompok Hamas berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023, Houthi yang didukung oleh Iran telah melancarkan rentetan serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim serangannya itu sebagai aksi solidaritas untuk Palestina.

    Kelompok yang kini menguasai ibu kota Yaman itu juga sering meluncurkan rudal ke wilayah Israel, meskipun sebagian besar berhasil dicegat oleh pertahanan udara Tel Aviv. Israel merespons serangan Houthi dengan melancarkan serangan-serangan balasan, termasuk menargetkan pelabuhan vital Hodeidah di Yaman.

    Seorang pejabat senior Houthi, Abdul Qader al-Murtada, mengatakan pada Minggu (24/8) bahwa Houthi akan terus bertindak dalam solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel.

    “(Israel) Harusnya mengetahui bahwa kami tidak akan meninggalkan saudara-saudara kami di Gaza, apa pun pengorbanannya,” tegas Al-Murtada.

    Lihat Video ‘Netanyahu Klaim Rudal Israel Hantam Istana Presiden Yaman’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kepala UNRWA Desak Israel Berhenti Sangkal Bencana Kelaparan di Gaza

    Kepala UNRWA Desak Israel Berhenti Sangkal Bencana Kelaparan di Gaza

    Jakarta

    Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, Philippe Lazzarini, mendesak Israel untuk berhenti menyangkal tanggung jawab atas bencana kelaparan yang ditimbulkannya di Jalur Gaza. UNRWA juga meminta negara-negara berpengaruh untuk segera bertindak demi mengakhiri krisis.

    “Sudah saatnya Pemerintah Israel berhenti menyangkal bencana kelaparan yang telah diciptakannya di Gaza,” ujar Philippe Lazzarini di platform media sosial AS, X, dilansir Anadolu, Minggu (24/8/2025).

    “Semua pihak yang berpengaruh harus menggunakannya dengan tekad dan rasa tanggung jawab moral. Setiap jam berharga,” tambahnya.

    Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC), pemantau kelaparan global yang didukung PBB, mengonfirmasi bahwa bencana kelaparan telah terjadi di wilayah Gaza, dan memproyeksikan bahwa bencana tersebut akan menyebar ke wilayah tengah dan selatan wilayah tersebut pada akhir September.

    Diketahui serangan Israel telah membunuh lebih dari 62.000 warga Palestina di Gaza sejak Oktober 2023. Kampanye militer tersebut telah menghancurkan daerah kantong tersebut, menyebabkan kematian akibat kelaparan, migrasi paksa, dan penyebaran penyakit.

    November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Lihat juga Video: Kelaparan di Gaza Makin Parah, 132 Ribu Anak Berisiko Meninggal

    (yld/knv)

  • Istri Erdogan Kirim Surat ke Istri Trump, Minta Bersuara soal Anak-anak Gaza

    Istri Erdogan Kirim Surat ke Istri Trump, Minta Bersuara soal Anak-anak Gaza

    Ankara

    Istri Presiden Turki, Emine Erdogan mengirimkan surat untuk istri Presiden Amerika Serikat (AS), Melania Trump. Emine meminta Melania untuk bersuara demi warga Gaza, terutama untuk anak-anak Gaza.

    Dilansir AFP, Minggu (24/8/2025), Emine meminta Melania menulis surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menunjukkan belas kasihan kepada anak-anak di Gaza.

    “Saya yakin bahwa kepekaan penting yang Anda tunjukkan terhadap 648 anak Ukraina yang telah kehilangan nyawa dalam perang akan meluas ke Gaza juga, di mana, dalam kurun waktu dua tahun, 62.000 warga sipil tak berdosa, termasuk 18.000 anak-anak, telah dibunuh secara brutal,” tulis Emine kepada Melania.

    “Sebagai seorang ibu, sebagai seorang perempuan, dan sebagai manusia, saya sangat sependapat dengan perasaan yang diungkapkan dalam surat Anda, dan saya berharap Anda akan memberikan harapan yang sama kepada anak-anak Gaza, yang juga mendambakan kedamaian dan ketenangan,” tulis Emine.

    Pada hari Selasa (19/8), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata di Gaza. Ia mengatakan bahwa foto-foto yang berasal dari Gaza lebih buruk daripada “kamp Nazi”.

    (isa/isa)

  • Jerman Belum Berniat Akui Negara Palestina, Ini Alasannya

    Jerman Belum Berniat Akui Negara Palestina, Ini Alasannya

    Jakarta

    Sejumlah negara besar Eropa telah mengumumkan rencana mereka untuk memberikan pengakuan resmi atas kedaulatan negara Palestina. Namun, tidak demikian halnya dengan Jerman.

    Seorang juru bicara pemerintah Jerman mengatakan pada hari Jumat (22/8) waktu setempat, bahwa Berlin saat ini tidak memiliki rencana untuk mengakui negara Palestina. Alasannya, karena hal itu akan merusak upaya apa pun untuk mencapai solusi dua negara yang dinegosiasikan dengan Israel.

    “Solusi dua negara yang dinegosiasikan tetap menjadi tujuan kami, meskipun tampaknya masih jauh hari ini. … Pengakuan Palestina kemungkinan besar akan tercapai di akhir proses tersebut dan keputusan semacam itu, untuk saat ini akan menjadi kontraproduktif,” kata juru bicara tersebut dalam konferensi pers, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (23/8/2025).

    Negara-negara besar termasuk Inggris, Prancis, dan Kanada, dan Australia, baru-baru ini mengatakan bahwa mereka akan mengakui negara Palestina dengan syarat-syarat yang berbeda.

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengecam PM Australia Anthony Albanese yang disebutnya sebagai “politikus lemah” dan menuduhnya telah mengkhianati Israel.

    Kata-kata pedas ini dilontarkan saat kedua negara bersitegang setelah Canberra mengumumkan rencananya untuk mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang.

    “Sejarah akan mengingat Albanese untuk siapa dia sebenarnya: Seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan orang-orang Yahudi di Australia,” kata Netanyahu dalam pernyataan bernada keras via akun media sosial resmi kantor PM Israel, seperti dilansir AFP.

    Albanese mengatakan bahwa keputusan untuk mengakui negara Palestina, merupakan keputusan yang didasarkan pada komitmen yang diterima Australia dari Otoritas Palestina, termasuk bahwa kelompok Hamas tidak akan memiliki keterlibatan dalam pembentukan negara mana pun di masa mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • IPC Nyatakan Gaza Resmi Dilanda Bencana Kelaparan

    IPC Nyatakan Gaza Resmi Dilanda Bencana Kelaparan

    GELORA.CO -Lembaga pemantau kelaparan global Integrated Food Security Phase Classification (IPC) menyatakan Kota Gaza dan sekitarnya secara resmi mengalami kelaparan. Jumlah warga yang terdampak diperkirakan akan terus meningkat.

    Dalam laporan yang dirilis Jumat, 22 Agustus 2025, IPC menyebutkan 514.000 orang, atau hampir seperempat penduduk Gaza, sudah mengalami kelaparan. Angka ini diperkirakan naik menjadi 641.000 pada akhir September.

    Dari jumlah itu, sekitar 280.000 orang berada di wilayah utara Gaza, termasuk Kota Gaza, yang disebut paling parah terdampak setelah hampir dua tahun perang antara Israel dan Hamas.

    Ini menjadi pertama kalinya IPC menetapkan status kelaparan di luar benua Afrika. Menurut IPC, kondisi kelaparan berpotensi menyebar ke wilayah tengah dan selatan, termasuk Deir al-Balah dan Khan Younis, pada akhir bulan depan.

    “Ini adalah bencana kelaparan yang sebenarnya bisa dicegah, seandainya bantuan diizinkan masuk,” kata Tom Fletcher, Kepala Kemanusiaan PBB, dikutip Reuters, Sabtu 23 Agustus 2025.

    Fletcher menegaskan makanan menumpuk di perbatasan Gaza akibat hambatan sistematis dari Israel.

    Namun, pemerintah Israel membantah laporan IPC. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut temuan itu “kebohongan nyata” dan menuding laporan tersebut bias karena datanya banyak bersumber dari Hamas. 

    Menurut Netanyahu, Israel tidak memiliki kebijakan kelaparan dan justru sejak awal perang sudah mengizinkan 2 juta ton bantuan masuk ke Jalur Gaza, atau setara lebih dari satu ton per orang.

    Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menilai Hamas sengaja memanfaatkan isu kelaparan untuk menekan Israel secara politik. Meski begitu, AS menegaskan tetap fokus menyalurkan bantuan kepada warga Gaza.

    IPC sendiri merupakan inisiatif gabungan 21 organisasi bantuan internasional, termasuk badan PBB dan lembaga regional yang didukung pendanaan dari Uni Eropa, Jerman, Inggris, dan Kanada. Sejak berdiri, IPC baru empat kali menetapkan status kelaparan: di Somalia pada 2011, Sudan Selatan pada 2017 dan 2020, serta Sudan pada 2024.

    Menurut IPC, suatu wilayah hanya bisa dikategorikan mengalami kelaparan jika setidaknya 20 persen penduduknya mengalami kekurangan pangan ekstrem, sepertiga anak-anak menderita gizi buruk akut, dan dua dari setiap 10.000 orang meninggal setiap hari akibat kelaparan atau penyakit terkait.