Tag: Benjamin Netanyahu

  • Israel Tersulut Aksi Militer Houthi di Laut Merah

    Israel Tersulut Aksi Militer Houthi di Laut Merah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi menyatakan negaranya siap melawan kelompok pemberontak di Yaman, Houthi yang mengganggu pelayaran di Laut Merah jika komunitas internasional gagal melakukannya.

    Hanegbi mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden, serta para pemimpin Eropa terkait tindakan Houthi yang menargetkan kapal dagang yang diduga memiliki hubungan dengan Israel.

    “Israel memberi dunia waktu untuk berorganisasi guna mencegah hal ini, namun jika tidak ada kesepakatan global, karena ini adalah masalah global, kami akan bertindak untuk menghilangkan pengepungan laut ini,” kata Hanegbi seperti dikutip CNN, Minggu (10/12).

    Adapun aktivitas maritim Houthi meningkat sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

    Pejabat militer AS menyebut kapal perang AS menembak jatuh beberapa kendaraan udara tak berawak yang datang dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi di Laut Merah Selatan pada pekan lalu.

    Para pejabat militer AS menyampaikan mereka sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan perlindungan bagi kapal-kapal komersial.

    Perlindungan itu akan dilakukan di sekitar rute pelayaran penting Laut Merah di tengah serangkaian serangan rudal oleh Houthi baru-baru ini.

    AS telah membahas cara-cara untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut dengan anggota Pasukan Maritim Gabungan, satuan tugas angkatan laut multinasional yang bertugas melindungi pelayaran komersial di Laut Merah.

    Para pejabat AS telah mengatakan secara terbuka bahwa diskusi berpusat pada kemungkinan mengawal kapal-kapal yang beroperasi di Laut Merah dan melalui selat Bab-el-Mandeb ke Teluk Aden – jalur sempit yang memisahkan Yaman dan Tanduk Afrika.

    Kelompok Houthi sebelumnya dilaporkan terus melancarkan serangan ke wilayah di Israel sebagai respons atas gempuran ke Jalur Gaza Palestina yang kembali membabi buta sejak gencatan senjata berakhir.

    Houthi dilaporkan meluncurkan beberapa rudal balistik ke pos militer Israel di Kota Eilat pada Rabu (6/12).

    “Kami akan terus melancarkan operasi militer melawan musuh, Israel, serta mencegah kapal-kapal Israel berlalu-lalang di Laut Arab dan Laut Merah demi mendukung rakyat Palestina yang tertindas,” bunyi pernyataan Houthi beberapa waktu lalu.

    (yoa/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Biden Telepon Netanyahu, Ingatkan Pentingnya Lindungi Warga Sipil Gaza

    Biden Telepon Netanyahu, Ingatkan Pentingnya Lindungi Warga Sipil Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa melindungi warga sipil di Gaza adalah hal yang “penting”. Biden juga mengatakan lebih banyak bantuan harus diizinkan masuk, kata Gedung Putih.

    Biden, yang berbicara melalui telepon dengan Netanyahu pada Kamis (7/12) waktu setempat untuk pertama kalinya sejak 26 November, menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk “memisahkan penduduk sipil dari Hamas”.

    “Presiden menekankan kebutuhan penting untuk melindungi warga sipil dan memisahkan penduduk sipil dari Hamas, termasuk melalui koridor yang memungkinkan orang untuk bergerak dengan aman dari wilayah perang tertentu,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (8/12/2023).

    Amerika Serikat sangat membela hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel, menewaskan 1.200 orang, sementara 138 orang masih disandera.

    Namun, pemerintahan Biden menyebut terlalu banyak warga sipil Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 17.177 pada hari Kamis (7/12).

    Ketika pertempuran sengit di perkotaan terjadi di kota-kota terbesar di Gaza dan sekitarnya pada hari Kamis (7/12) waktu setempat, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Israel perlu berbuat lebih banyak.

    “Penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil,” kata Blinken saat konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron yang sedang berkunjung pada hari Kamis.

    Gedung Putih menyatakan, Biden juga menyambut baik keputusan Israel untuk memberikan lebih banyak bahan bakar menyusul gagalnya gencatan senjata “tetapi menekankan bahwa lebih banyak bantuan sangat dibutuhkan secara menyeluruh.”

    Biden juga meminta Hamas untuk mengizinkan Palang Merah mengakses para sandera yang masih ditahan oleh kelompok milisi Palestina tersebut.

    Secara terpisah, Biden juga berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II, seiring upaya terus dilakukan untuk memulihkan gencatan senjata singkat yang gagal pekan lalu, kata Gedung Putih.

    Kedua pemimpin sepakat untuk mengupayakan “perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan di Timur Tengah termasuk pembentukan negara Palestina,” imbuh Gedung Putih.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • VIDEO: Netanyahu Ancam Ubah Beirut Seperti Gaza jika Hizbullah Berulah

    VIDEO: Netanyahu Ancam Ubah Beirut Seperti Gaza jika Hizbullah Berulah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Beirut akan bernasib sama seperti Gaza, jika Hizbullah memulai perang.

    Pernyataan itu diungkap Netanyahu saat bertemu tentara IDF di utara Israel pada Kamis (7/12).

  • Biden Tekan Netanyahu Soal Keselamatan Warga Sipil di Gaza

    Biden Tekan Netanyahu Soal Keselamatan Warga Sipil di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden AS Joe Biden kembali menekankan pentingnya melindungi warga sipil kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hal itu ia sampaikan lagi di tengah agresi militer yang masih berlangsung di Gaza kini sejak 7 Oktober.

    Biden menegaskan “melindungi warga sipil di Gaza adalah hal penting.” Tak hanya itu, ia juga meminta lebih banyak lagi bantuan yang diizinkan masuk.

    “Presiden menekankan kebutuhan penting untuk melindungi warga sipil,” kata Gedung Putih seperti diberitakan AFP pada Jumat (8/12).

    Itu disampaikan dalam panggilan telepon pertama Biden dan Netanyahu setelah 26 November. Dalam kesempatan tersebut, Biden juga disebut menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan untuk “memisahkan penduduk sipil dari Hamas”.

    “Dan memisahkan penduduk sipil dari Hamas termasuk melalui koridor yang memungkinkan orang untuk bergerak dengan aman dari wilayah permusuhan tertentu,” ungkap Gedung Putih.

    AS sejak awal sangat membela hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang dan 138 orang masih disandera.

    Namun, pemerintahan Biden menilai sudah terlalu banyak warga sipil Palestina yang tewas dalam serangan Israel. Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan sudah 17.177 orang tewas per Kamis (7/12) sejak serangan balasan 7 Oktober.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengingatkan Israel untuk berbuat lebih banyak untuk memastikan keselamatan warga sipil Palestina, terutama saat sedang melakukan serangan darat ke wilayah selatan.

    “Penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil,” kata Blinken saat konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron yang sedang berkunjung pada Kamis (7/12).

    “Masih ada kesenjangan antara niat [Israel] untuk melindungi warga sipil dan hasil nyata yang kami lihat di lapangan.”

    Amerika Serikat juga telah berupaya untuk memberikan lebih banyak bantuan ke Gaza.

    Biden menyambut baik keputusan Israel untuk memberikan lebih banyak bahan bakar menyusul gagalnya gencatan senjata “tetapi menekankan bahwa lebih banyak bantuan sangat dibutuhkan secara menyeluruh.

    Gedung Putih turut mengungkapkan Joe Biden secara terpisah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II sebagai upaya untuk memulihkan gencatan senjata singkat yang gagal pekan lalu.

    “Kedua pemimpin sepakat untuk mengupayakan perdamaian yang langgeng dan berkelanjutan di Timur Tengah termasuk pembentukan negara Palestina,” ungkap Gedung Putih.

    (tim/chri)

  • Anak Mantan Kepala IDF Tewas dalam Pertempuran di Jalur Gaza

    Anak Mantan Kepala IDF Tewas dalam Pertempuran di Jalur Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tentara Israel (IDF) mengumumkan kematian dua tentara cadangan selama pertempuran di Jalur Gaza. Salah satu yang tewas adalah Gal Meir Eisenkot (25 tahun) dari Batalyon 699 Brigade 551, Herzliya.

    Gal Meir Eisenkot adalah putra dari mantan kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Gadi Eizenkot, yang kini juga menjabat sebagai menteri kabinet Israel dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Benny Gantz.

    Reuters pada Kamis (7/12) memberitakan militer Israel tidak mendetailkan kematian Gal Meir Eisenkot. Mereka hanya mengatakan ia tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.

    Gadi Eizenkot juga mengetahui berita tersebut saat mengunjungi Komando Selatan IDF bersama Benny Gantz pada hari itu.

    Sementara itu, tentara lain yang turut dikonfirmasi meninggal adalah Jonathan David Deitch, 34, dari Batalyon Pengintai 6623 Brigade ke-55, dari Harish. Dia tewas dalam baku tembak di selatan Jalur Gaza.

    Benny Gantz mengungkapkan belasungkawa, terutama bagi Eizenkot.

    “Bersama seluruh Israel, saya menyampaikan dukungan saya kepada Gadi dan seluruh keluarganya, serta pelukan erat. Kami semua berkomitmen untuk terus berjuang demi tujuan suci kematian Gal,” kata Gantz dalam sebuah pernyataan.

    Dalam pesan belasungkawa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengungkapkan dukanya.

    Israel sebelumnya bersumpah untuk memusnahkan kelompok Hamas setelah para pejuangnya membunuh 1.200 orang di Israel dan menyeret 240 lainnya kembali ke Gaza sebagai sandera, menurut penghitungan Israel.

    Mereka pun membalas itu dengan agresi di kawasan Gaza hingga lebih dari 17.000 warga Palestina telah terbunuh di sana sejak 7 Oktober. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

    Tak hanya itu, sekitar 1,9 juta orang, atau 85 persen dari populasi di Gaza telah mengungsi.

    Sementara itu, sekitar 89 tentara terbunuh dalam serangan darat dalam beberapa waktu terakhir.

    (tim/chri)

  • Netanyahu Ancam Hizbullah: Kami Akan Ubah Beirut Jadi Gaza

    Netanyahu Ancam Hizbullah: Kami Akan Ubah Beirut Jadi Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam Hizbullah untuk tak ikut-ikutan menyerang. Ancaman itu disampaikan setelah militer Israel mengungkapkan satu warga sipil mereka tewas akibat tembakan anti-tank dari Lebanon.

    Netanyahu, seperti diberitakan Al Jazeera, menyatakan pihaknya tak ragu untuk mengubah Beirut sama seperti Gaza apabila terus berusaha memperluas cakupan perang yang dilakukan Israel dengan Hamas.

    “Jika Hizbullah memilih untuk memulai perang global, maka mereka akan mengubah Beirut dan Lebanon selatan, yang tidak jauh dari sini, menjadi Gaza dan Khan Younis dengan tangannya sendiri,” kata Benjamin Netanyahu, Kamis (7/12).

    Netanyahu mengacu pada daerah-daerah Palestina yang mengalami kerusakan parah akibat agresi militer mereka. Hal tersebut disampaikan di tengah-tengah kunjungan ke wilayah utara Israel.

    Tentara Israel kemudian mengungkapkan mereka telah “menyerang sumber serangan [dari Lebanon] menggunakan helikopter tempur, tank, dan tembakan artileri.”

    Beberapa waktu lalu, Hizbullah mengklaim melakukan serangan di kawasan al-Jardah di Israel. Tidak jelas apakah itu adalah serangan yang disalahkan Israel atas jatuhnya korban sipil.

    Baku tembak antara kelompok Hizbullah Lebanon dan militer Israel semakin meningkat sejak gagalnya gencatan senjata pekan lalu dan dimulainya kembali permusuhan di Gaza.

    Sedangkan pada Selasa (5/12), seorang tentara Lebanon tewas akibat tembakan Israel di sebuah pos militer dekat perbatasan.

    Kematian itu menandai kasus pertama sejak meningkatnya konflik di sepanjang perbatasan akibat pecahnya perang Israel dan Hamas.

    Tentara Israel mengaku menyesal atas insiden itu. Penyesalan yang jarang diungkapkan itu dituangkan lewat unggahan di X atau Twitter bahwa berusaha “menghilangkan” ancaman Hizbullah dan tentara Lebanon “bukan sasaran serangan.”

    Berdasarkan perhitungan AFP, lebih dari 110 orang tewas di sisi perbatasan Lebanon sejak Oktober, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah dan lebih dari selusin warga sipil.

    Sedangkan Israel mengatakan enam tentaranya dan tiga warga sipil Israel tewas di daerah tersebut.

    (tim/chri)

  • Israel Klaim Tahu Posisi Bos Hamas Yahya Sinwar: Ada di Bawah Tanah

    Israel Klaim Tahu Posisi Bos Hamas Yahya Sinwar: Ada di Bawah Tanah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Israel mengklaim berhasil melacak keberadaan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang selama ini diincar mereka selama agresi ke Jalur Gaza Palestina berlangsung.

    Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menuturkan pihaknya meyakini Sinwar berada “di bawah tanah” di Gaza. Meski begitu, ia tak menjelaskan secara rinci kemungkinan lokasinya.

    “Rumah Sinwar ada di wilayah Khan Younis. Ada infrastruktur dan markas teroris di sana. Sinwar tidak berada di daratan. Dia berada di bawah tanah. Saya tidak mau menyebutkan di mana, dan intelijen apa yang kami peroleh,” papar Hagari dalam jumpa pers di Tel Aviv pada Rabu (6/12).

    “Target kami adalah menangkap Sinwar dan membunuhnya. Kita perlu melakukan itu sesegera mungkin,” ucapnya menambahkan.

    Sebelumnya, pejabat Israel juga mengklaim sedikit lagi menciduk rumah Sinwar.

    Seorang penasihat senior Netanyahu, Mark Regev, kepada mengatakan kepada CNN bahwa pengepungan rumah Sinwar adalah “kemenangan simbolis.”

    Foto: Dok. CNNIndonesia

    “Ini akan menjadi kemenangan nyata dalam waktu dekat,” kata Regev.

    “Hanya masalah waktu sebelum kita mendapatkan orangnya.”

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memajang poster tiga petinggi Hamas yang paling diburu. Poster itu dipasang di kantornya di Tel Aviv.

    Selain tiga petinggi Hamas yang sedang diincar, Israel juga memajang foto wajah anggota Hamas yang sudah dibunuh sekaligus mencoret foto tersebut dengan tanda silang.

    Ada tiga sosok yang menduduki tempat tertinggi dalam hierarki Hamas, yakni Mohammed Deif sebagai Kepala Sayap Militer. Kemudian Komandan Brigade Izz el Deen al Qassam, Marwan Issa, dan Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • 2 Tanda Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza

    2 Tanda Hamas Dinilai Masih Kuat Hadapi Gempuran Israel di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Serangan beruntun Israel di Gaza dengan bombardir dan artilerinya tidak membuat Hamas gentar.

    Sejumlah pengamat menilai bahwa kekuatan sayap bersenjata Hamas tidak bisa diremehkan. Yon Machmudi, pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia menyatakan Hamas masih kuat melawan Israel walaupun sudah digempur selama dua bulan.

    “Tujuan Israel dalam perang adalah melenyapkan kelompok Hamas, tetapi yang terjadi Hamas masih kuat posisinya,” ungkap Yon kepada CNNIndonesia.com, Selasa (5/12).

    “Bahkan kemarin [Hamas] bisa bernegosiasi untuk mengatur [pembebasan] tawanan perang.” imbuhnya.

    Berapa keputusan yang diambil Hamas menunjukkan keberaniannya dalam menentang Israel.

    Hamas masih punya posisi tawar

    Hamas saat ini menegaskan tidak akan ada negosiasi mengenai pembebasan sandera yang tersisa sampai perang di Jalur Gaza benar-benar berhenti.

    Pejabat senior Hamas menyatakan sandera Israel yang tersisa di Gaza saat ini adalah tentara dan mantan tentara.

    “Kami menganggap (Perdana Menteri Israel) Netanyahu bertanggung jawab penuh atas nyawa para sandera Israel dan menghalangi penyelesaian kesepakatan pertukaran,” ungkap Osama Hamdan, pejabat Hamas, dikutip dari Al Arabiya News.

    Hamas secara konsisten siap untuk membebaskan sandera asing tanpa menuntut pertukaran tahanan Palestina yang disandera di penjara-penjara Israel.

    Al-Arouri, wakil kepala biro politik Hamas, menekankan bahwa pasukannya tidak menganiaya dan akan membebaskan tahanan anak-anak dan perempuan Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Menggunakan strategi pembersih

    Institute for the Study of War (ISW) menganalisis strategi yang digunakan Hamas dalam melawan Israel yang serupa strategi pembersih atau clearing operations.

    Milisi Hamas semakin sering menggunakan peledak rakitan hingga ranjau jenis claymore ketika menyerang pasukan dan tank Israel.

    Hamas merancang taktik yang lebih canggih untuk menyerbu Israel, terutama sejak berakhirnya gencatan senjata dan dimulainya perang babak selanjutnya.

    “Kelompok (Hamas) ini bahkan mengklaim mereka memenuhi sebuah terowongan bawah tanah di bawah barak militer dengan bahan peledak dan meledakkannya ketika ada sekitar 60 tentara Israel di sana,” bunyi laporan ISW.

    Dilansir dari MEHR News Agency, Brigade Al-Qassam mengumumkan pasukannya telah menargetkan Tel Aviv sebagai pembalasan atas kekejaman rezim Zionis terhadap warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan di Gaza.

    Brigade Al-Qassam juga mengklaim kelompoknya berhasil membunuh 10 pasukan Zionis dan menghancurkan lima kendaraan lapis baja Israel, termasuk tiga buldoser, satu tank, dan sebuah pengangkut personel di wilayah utara Khan Yunis di selatan Gaza.

  • Erdogan: Israel Harus ‘Bayar Mahal’ Jika Berani Serang Hamas di Turki

    Erdogan: Israel Harus ‘Bayar Mahal’ Jika Berani Serang Hamas di Turki

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Israel akan membayar mahal, jika mereka berani menyerang anggota kelompok Hamas di Turki.

    Pernyataan itu menanggapi laporan yang menyebut Israel akan membunuh anggota Hamas di luar Palestina.

    “Jika mereka berani mengambil langkah seperti itu terhadap Turki dan rakyat Turki, mereka akan membayar harga yang tak bisa mereka tanggung,” kata Erdogan kepada jurnalis pada Selasa (5/12), dikutip Anadolu Agency.

    Erdogan memperingatkan Israel akan menghadapi konsekuensi yang serius jika betul-betul menyerang Hamas di Turki.

    Dia lantas memamerkan bahwa semua orang sadar betul Turki adalah negara terbaik di bidang intelijen dan keamanan.

    “Apalagi kita bukan negara yang baru berdiri,” ungkap Erdogan.

    Erdogan merupakan salah satu kepala negara yang lantang menentang agresi Israel ke Palestina.

    Dia bahkan pernah menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai “tukang jagal” dan harus diseret ke pengadilan internasional karena kejahatan perang Israel di Gaza.

    Pasukan Israel melancarkan serangan fase dua ke Palestina usai gencatan senjata tak diperpanjang.

    Israel dan Hamas sempat sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir 30 November.

    Usai berakhir, Israel menggempur habis-habisan Gaza terutama di wilayah selatan yang padat penduduk.

    Wilayah selatan merupakan tempat mengungsi warga Gaza utara yang diusir Israel pada November lalu. Kini, daerah itu menjadi arena perang.

    Banyak pihak menilai warga Gaza tak lagi punya tempat yang aman untuk berlindung, apalagi Israel terus menyerang objek sipil seperti rumah sakit hingga kamp pengungsi.

    Terbaru, Israel menyerang kamp pengungsian Jabalia selama 12 jam tanpa henti.

    Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Imbas gempuran mereka, lebih dari 16.000 jiwa mayoritas anak-anak dan perempuan meninggal.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Niat Israel Mau Kuasai Gaza Bisa Rusak Hubungan dengan AS

    Niat Israel Mau Kuasai Gaza Bisa Rusak Hubungan dengan AS

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan akan mengubah Jalur Gaza sebagai zona demiliterisasi jika agresi berakhir pada masa mendatang.

    Menurut laporan Al Jazeera pada Rabu (6/12), berdasarkan rencana itu nantinya tentara Israel akan ditempatkan untuk mengawasi wilayah tersebut. 

    Demiliterisasi ini juga memungkinkan Israel menguasai Gaza melalui pengawasan militer Israel Defense Force (IDF).

    Namun, rencana itu berpotensi menempatkan Israel pada konflik diplomatik dengan berbagai negara. Tak hanya konflik dengan negara tetangga, demiliterisasi juga kemungkinan dapat merusak hubungan dengan Amerika Serikat.

    Kemungkinan itu berkaitan dengan pernyataan Amerika Serikat yang mengatakan bahwa tidak akan ada wilayah yang hilang di Gaza setelah agresi. AS hingga kini juga menyatakan tidak ingin Israel terlibat dalam pendudukan apa pun atas wilayah Gaza.

    Peringatan itu sempat diungkapkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden kepada Netanyahu. Ia mengingatkan PM Israel itu bahwa menduduki Gaza adalah sebuah “kesalahan besar.”

    Biden juga mengatakan solusi yang paling tepat agar perang antara Israel dan Palestina bisa berakhir adalah dengan solusi dua negara atau two state solution.

    “Saya mengatakan kepada Israel bahwa adalah sebuah kesalahan besar bagi mereka jika berpikir mereka akan menduduki dan mempertahankan Gaza. Saya rasa itu tidak akan berhasil,” kata Joe Biden pada Rabu (15/11) waktu AS, seperti dikutip Reuters.

    “Saya menegaskan kepada Israel, kepada Bibi [Benjamin Netanyahu] dan kabinet perangnya. Saya rasa jawabannya adalah solusi dua negara,” imbuhnya.

    Sementara itu, korban tewas akibat agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu kini sudah menembus 16.159 ribu jiwa per Selasa (5/12).

    Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sebanyak 15.899 orang tewas akibat agresi Israel di wilayah itu. Sementara itu, sebanyak 42 ribu warga Palestina lainnya terluka akibat gempuran Israel ini.

    Gempuran Israel ke Gaza sejauh ini juga masih berlanjut sejak gencatan senjata berakhir pada Jumat (1/12) lalu. Gencatan senjata itu hanya bertahan selama seminggu setelah diperpanjang sebanyak dua kali.

    Selama gencatan senjata, sebanyak 80 sandera Hamas di Gaza dibebaskan. Sebagai imbalan, 240 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga dilepaskan.

    (frl/dna)

    [Gambas:Video CNN]