Tag: Benjamin Netanyahu

  • Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Lampaui 21.000 Orang

    Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Lampaui 21.000 Orang

    Gaza City

    Jumlah korban tewas akibat rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza sejak awal Oktober lalu terus bertambah dan telah melampaui 21.000 orang. Dalam 24 jam terakhir, dilaporkan sedikitnya 195 orang tewas di daerah kantong Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (28/12/2023), Kementerian Kesehatan Gaza dalam laporan terbaru menyebut sedikitnya 21.110 orang tewas akibat serangan-serangan Israel di wilayah tersebut, sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober lalu usai Hamas menyerang negara Yahudi itu.

    Laporan otoritas kesehatan Gaza juga menyebut bahwa sebanyak 55.243 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan Israel.

    Angka-angka yang dilaporkan otoritas kesehatan Gaza itu mencakup sedikitnya 195 orang yang tewas dan 325 orang yang terluka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir.

    Pasukan militer Israel terus menyerang Jalur Gaza melalui darat, laut dan udara. Pemadaman telekomunikasi di sebagian besar daerah kantong Palestina itu menghambat upaya untuk menjangkau para korban sipil.

    Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu. Menurut otoritas Tel Aviv, sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dan lebih dari 240 orang lainnya disandera.

    Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bersumpah untuk memusnahkan Hamas dengan terus melancarkan serangan besar-besaran yang menghancurkan sebagian besar wilayah Jalur Gaza.

    Israel mengatakan mereka telah melakukan apa pun yang bisa mereka lakukan demi melindungi warga sipil di Jalur Gaza, dan menyalahkan Hamas karena membahayakan warga sipil dengan melakukan operasi di tengah-tengah area permukiman sipil. Tuduhan itu dibantah oleh kelompok Hamas.

    Namun sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat (AS), terus menyerukan Tel Aviv untuk melakukan lebih banyak hal demi mengurangi kematian warga sipil akibat apa yang disebut oleh Presiden Joe Biden sebagai “pengeboman tanpa pandang bulu”.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Disamakan dengan Hitler oleh Erdogan, Netanyahu Bilang Begini

    Disamakan dengan Hitler oleh Erdogan, Netanyahu Bilang Begini

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tidak berbeda dengan Adolf Hitler. Erdogan bahkan menyamakan serangan tanpa henti Israel terhadap Jalur Gaza dengan perlakuan keji Nazi terhadap orang-orang Yahudi.

    Netanyahu langsung menanggapinya dengan balik menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap warga Kurdi.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (28/12/2023), komentar Erdogan itu disampaikan saat dia menghadiri sebuah seremoni di Ankara pada Rabu (27/12) waktu setempat. Turki yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat Israel terhadap Jalur Gaza.

    Ankara bahkan menyebut Israel sebagai “negara teror” dan menyerukan agar pemimpin Israel diadili di pengadilan internasional.

    Mempertajam retorikanya, Erdogan menyatakan Turki akan menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi persekusi karena pandangan mereka soal konflik di Jalur Gaza. Dia juga menuduh negara-negara Barat yang mendukung Israel, turut terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai “kejahatan perang”.

    “Mereka biasa menjelek-jelekkan Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu ini tidak kalah dengan apa yang telah dilakukan Hitler?” ucapnya.

    “Tidak ada bedanya antara tindakan Netanyahu dan Hitler,” sebut Erdogan dalam pernyataannya.

    “Dia (Netanyahu-red) lebih kaya dari Hitler, dia mendapatkan dukungan dari Barat. Segala macam dukungan datang dari Amerika Serikat. Dan apa yang mereka lakukan dengan semua dukungan ini? Mereka membunuh lebih dari 20.000 warga Gaza,” ujarnya.

    Erdogan telah berulang kali mengecam Israel atas besarnya skala kematian dan kehancuran yang disebabkan oleh respons Israel terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. Dia sebelumnya mencap Netanyahu sebagai “penjagal Gaza” dan menyebut Hamas sebagai “kelompok pembebasan”.

    Netanyahu Balik Tuding Erdogan Lakukan Genosida terhadap Kurdi

    Netanyahu mengecam komentar Erdogan itu dan balik melontarkan tudingan terhadap Presiden Turki tersebut. Netanyahu menuduh Erdogan telah melakukan genosida terhadap Kurdi dan tidak seharusnya menguliahi Israel.

    “Erdogan, yang melakukan genosida terhadap Kurdi dan memegang rekor dunia karena memenjarakan para jurnalis yang menentang rezimnya, merupakan orang terakhir yang bisa menceramahi soal moralitas kepada kami,” tegasnya dalam sebuah pernyataan.

    Dalam komentarnya, Netanyahu menuduh Erdogan memuji dan menjamu para pemimpin Hamas. Dia juga membela operasi militer Israel di Jalur Gaza.

    “(Militer Israel) Bertempur untuk melenyapkan organisasi teroris yang paling menjijikkan dan brutal di dunia,” sebutnya, merujuk pada Hamas.

    Dia menambahkan bahwa Hamas telah “melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan”.

    Kelompok Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel pada 7 Oktober lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv, menewaskan sekitar 1.140 orang yang sebagian besar warga sipil. Lebih dari 240 orang disandera dan ditahan di Jalur Gaza.

    Rentetan serangan udara dan darat Israel untuk membalas Hamas memicu kehancuran di Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 21.110 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Lebih dari 55.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Militer Israel Tahan 1.000 Orang dalam Perang di Gaza

    Militer Israel Tahan 1.000 Orang dalam Perang di Gaza

    Tel Aviv

    Militer Israel menyebut pasukannya telah menawan lebih dari 1.000 orang dalam perang melawan Hamas yang berkecamuk selama nyaris tiga bulan terakhir di Jalur Gaza. Diklaim oleh militer Tel Aviv bahwa pihaknya mendapatkan banyak informasi intelijen dari para tawanan yang ditangkap di Jalur Gaza tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (18/12/2023), klaim itu disampaikan oleh Kepala Staf Jenderal militer Israel, Mayor Jenderal Herzi Halevi, dalam pernyataan via video yang dipublikasikan oleh pihak militer pada Minggu (17/12) waktu setempat.

    “Ketika kombatan meletakkan senjata dan mengangkat tangan mereka, kami menangkap mereka, kami tidak menembak mereka,” ucap Halevi saat berbicara kepada para tentara Israel yang ditugaskan dalam operasi darat ke wilayah Jalur Gaza.

    “Kami mendapatkan banyak informasi intelijen dari para tawanan yang kami tahan, kami sudah mendapatkan lebih dari seribu tawanan,” klaim Halevi.

    Pernyataan Halevi itu muncul setelah tentara-tentara Israel dilaporkan secara tidak sengaja menembak mati tiga warganya yang disandera di Jalur Gaza. Penembakan itu terjadi saat ketiga sandera Israel itu melambaikan bendera putih dan bergerak mendekati pasukan Israel karena ingin diselamatkan.

    Angkatan Bersenjata Israel atau IDF, dalam pernyataannya, menyampaikan penyesalan mendalam dan menjelaskan bahwa para tentara keliru mengidentifikasi ketiga sandera itu sebagai ancaman.

    Halevi, yang juga menanggapi insiden itu, menyatakan dirinya bertanggung jawab atas tewasnya tiga sandera Israel yang ditahan Hamas di Jalur Gaza tersebut. Dia menyebutnya sebagai insiden salah sasaran oleh pasukan Israel, dan memastikan insiden serupa tidak akan terulang kembali.

    “Insiden di mana tentara IDF secara keliru membunuh Yotam Haim, Alon Shamriz dan Samar Talalka, semoga kenangan mereka selalu diingat, adalah peristiwa yang sulit dan menyakitkan,” sebutnya.

    Halevi juga mengaku pasukannya telah gagal. Dia juga menyampaikan duka mendalam atas insiden tersebut. “Kami tidak berhasil dalam kasus ini. Kami menyampaikan duka mendalam untuk keluarga atas kematian para sandera,” ucapnya.

    Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menyatakan dirinya sangat sedih saat mengetahui insiden tewasnya tiga warga Israel yang disandera di Jalur Gaza di tangan pasukan Israel sendiri, dalam insiden salah identifikasi.

    “Ini menghancurkan hati saya. Ini menghancurkan hati seluruh bangsa,” ucap Netanyahu seperti dilansir AFP.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Geger Tentara Israel Tak Sengaja Tembak 3 Warganya yang Jadi Sandera

    Geger Tentara Israel Tak Sengaja Tembak 3 Warganya yang Jadi Sandera

    Jakarta

    Tentara Israel yang tak sengaja menembak mati 3 warganya yang disandera Hamas membuat geger. Tentara Israel mengaku keliru mengidentifikasi sandera itu sebagai ancaman.

    Dirangkum detikcom, Minggu (17/12/2023), penembakan itu terjadi padai Jumat (15/12) waktu setempat itu. Hal itu terjadi karena tentara-tentara Israel ‘secara keliru’ mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.

    “Selama pertempuran di Shejaiya, tentara-tentara Israel secara keliru mengidentifikasi tiga sandera Israel sebagai ancaman. Akibatnya, tentara menembak ke arah mereka dan mereka terbunuh,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Sabtu (16/12).

    “Tentara Israel segera meninjau ulang insiden tersebut… Pelajaran langsung dari peristiwa tersebut telah diambil, yang kemudian diteruskan ke seluruh pasukan tentara Israel di lapangan,” tambah militer Israel.

    Netanyahu Mengaku Sedih

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku hatinya hancur saat tahu tiga warganya yang disandera Hamas di Gaza tewas akibat tembakan pasukan Israel. Namun, dia menegaskan bahwa tekanan militer juga diperlukan.

    “Ini menghancurkan hati saya. Ini menghancurkan hati seluruh bangsa,” katanya dilansir AFP, Minggu (17/12).

    Kendati demikian, dia tetap mengingatkan bahwa tekanan militer diperlukan. Hal ini dilakukan agar orang-orang yang disandera bisa kembali.

    Seruan kepada pemerintah Netanyahu untuk menghidupkan kembali perundingan yang terhenti dengan Hamas mengenai kesepakatan pertukaran sandera semakin meningkat sejak insiden ini.

    Selengkapnya pada halaman berikut.

    Kepala IDF Akan Tanggung Jawab

    Kepala Staf IDF (Israel Defence Forces) Letjen Herzi Halevi mengaku bertanggung jawab atas tewasnya tiga sandera Hamas yang menjadi korban salah sasaran pasukan Israel. Dia memastikan insiden serupa tak terulang kembali.

    “Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah terulangnya kasus serupa jika pertempuran berlanjut,” katanya dilansir The Times of Israel, Minggu (17/12).

    Dia mengaku pasukannya memang keliru dalam melancarkan serangan. Tiga warga Israel yang disandera Hamas justru terbunuh.

    “Insiden di mana tentara IDF secara keliru membunuh Yotam Haim, Alon Shamriz dan Samar Talalka, semoga ingatan mereka diberkati, adalah peristiwa yang sulit dan menyakitkan,” kata Halevi.

    “Tiga sandera yang selamat dari 70 hari yang mengerikan, bergerak menuju tentara IDF, dan terbunuh oleh tembakan pasukan kami,” lanjutnya.

    Dia mengatakan bahwa pasukan Israel sedari awal ingin menyelamatkan sandera. Israel ingin sandera selamat dan hidup.

    “Tidak ada yang lebih diinginkan oleh tentara IDF dan komandan mereka di Jalur Gaza selain menyelamatkan sandera hidup-hidup,” katanya.

    Dia mengaku pasukannya memang gagal. Ia juga menyampaikan duka mendalam atas insiden ini.

    “Kami tidak berhasil dalam kasus ini. Kami merasakan duka mendalam dari keluarga atas kematian para sandera,” katanya Halevi.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AS Punya Tanggung Jawab Pastikan Gencatan Senjata Gaza

    AS Punya Tanggung Jawab Pastikan Gencatan Senjata Gaza

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk memastikan gencatan senjata segera dalam perang yang berkecamuk di Jalur Gaza. Erdogan menyebut bahwa Washington memiliki ‘tanggung jawab historis’ untuk melakukan hal tersebut.

    Erdogan juga memperingatkan “konsekuensi negatif regional dan global” dari konflik berkelanjutan tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (15/12/2023), seruan dan peringatan itu disampaikan Erdogan kepada Biden saat keduanya bercakap via telepon pada Kamis (14/12) waktu setempat. Percakapan telepon itu menjadi yang pertama dilakukan kedua kepala negara sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu.

    Serangan yang melibatkan penyerbuan para militan bersenjata itu disebut oleh otoritas Tel Aviv telah menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Lebih dari 240 orang lainnya disandera oleh Hamas.

    Bertujuan memusnahkan Hamas, Israel melancarkan serangan balasan terhadap Jalur Gaza hingga memicu kehancuran besar-besaran. Laporan otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 18.787 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Presiden Erdogan menyatakan bahwa intensifikasi dan perpanjangan serangan Israel dapat menimbulkan konsekuensi negatif regional dan global,” demikian seperti disampaikan kantor kepresidenan Turki dalam pernyataan yang dirilis setelah percakapan telepon itu dilakukan.

    “Penarikan dukungan tanpa syarat Amerika Serikat kepada Israel bisa menjamin gencatan senjata yang cepat,” cetus Erdogan dalam pernyataannya.

    Dalam percakapan telepon itu, Erdogan menyerukan kepada Biden untuk memastikan gencatan senjata segera di Jalur Gaza.

    “Amerika Serikat memiliki tanggung jawab historis untuk memastikan gencatan senjata permanen di wilayah tersebut sesegera mungkin,” tegas Erdogan kepada Biden dalam percakapan telepon itu.

    Sementara Gedung Putih dalam pernyataannya menyebut bahwa: “Biden menegaskan kembali dukungannya terhadap hak Israel untuk membela diri.”

    “Para pemimpin juga membahas upaya untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan melindungi warga sipil, serta cakrawala politik bagi rakyat Palestina,” sebut Gedung Putih dalam pernyataannya.

    Disebutkan juga oleh Gedung Putih bahwa Biden dan Erdogan juga membahas penundaan yang dilakukan Turki dalam menyetujui keanggotaan NATO untuk Swedia.

    Erdogan menjadi salah satu pengkritik paling vokal di dunia Muslim terhadap taktik militer Israel di Jalur Gaza. Dia pernah menyebut Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sebagai “tukang jagal Gaza” dan menjuluki Israel sebagai “negara teror”.

    Ketika AS, pada Jumat (8/12) lalu, menggunakan hak vetonya untuk menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza, Erdogan memberikan kritikan tajam. Dia mengecam Dewan Keamanan PBB sebagai “dewan perlindungan Israel”.

    “Sejak 7 Oktober, Dewan Keamanan telah menjadi dewan perlindungan dan pertahanan Israel,” sindirnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Israel Sebut Perang Lawan Hamas Bisa Sampai Berbulan-bulan Lagi

    Israel Sebut Perang Lawan Hamas Bisa Sampai Berbulan-bulan Lagi

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant memperingatkan Amerika Serikat (AS), sekutunya, bahwa perang melawan Hamas bisa berlangsung “lebih dari beberapa bulan”. Peringatan ini disampaikan setelah Gedung Putih menegaskan AS ingin perang antara Israel dan Hamas segera berakhir.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (15/2/2023), Gallant melontarkan peringatan untuk sekutu Israel itu saat dirinya bertemu dengan penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, yang sedang berkunjung ke Tel Aviv. Sullivan dalam kunjungannya tidak hanya bertemu Gallant, tapi juga Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

    Saat berbicara kepada Sullivan dalam pertemuan pada Kamis (14/12) waktu setempat, Gallant memperingatkan bahwa pertempuran Israel dan Hamas yang terus berlangsung bisa memakan waktu berbulan-bulan.

    “Akan memerlukan jangka waktu — itu akan berlangsung lebih dari beberapa bulan, namun kami akan menang dan kami akan menghancurkan mereka,” tegasnya.

    Gallant, dalam pertemuan itu seperti dilansir Al Jazeera, juga menekankan kepad aSullivan bahwa: “Ini akan menjadi perang yang panjang.”

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Perang yang berkecamuk di Jalur Gaza telah memasuki bulan ketiga, yang dimulai setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut.

    Sebagai respons, Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan serangan militer tanpa henti terhadap Jalur Gaza yang memicu kehancuran besar. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 18.787 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Lihat Video ‘Makin Berulah! Aksi Tentara Israel Lantunkan Doa Yahudi di Masjid’:

    Gedung Putih, pada hari yang sama, menegaskan bahwa AS menginginkan agar perang segera diakhiri.

    “Saya pikir kita semua menginginkan konflik ini berakhir secepat mungkin,” cetus juru bicara Gedung Putih, John Kirby, kepada wartawan setempat.

    Kirby menyatakan Washington “tidak mendikte ketentuannya” kepada Israel, dan bahwa batas waktu yang disampaikan oleh Menhan Israel itu “konsisten” dengan apa yang dikatakan para pejabat Israel sebelumnya.

    Namun selama kunjungan ke Israel, Sullivan mengajukan “pertanyaan-pertanyaan sulit” kepada para pejabat Israel soal arah serangan mereka terhadap wilayah Palestina.

    Pekan ini, Presiden Joe Biden — yang pemerintahannya mengucurkan bantuan militer miliaran dolar kepada Israel — melontarkan teguran paling tajam terhadap sekutu AS tersebut. Biden memperingatkan bahwa “pengeboman tanpa pandang bulu” yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza mengikis dukungan internasional.

    Tapi Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan perang “sampai mencapai kemenangan”. Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Eli Cohen bahkan menegaskan bahwa perang akan terus berlanjut “dengan atau tanpa dukungan internasional”.

    Dalam pernyataannya, Netanyahu juga mengakui adanya “ketidaksepakatan” antara Tel Aviv dan Washington soal bagaimana pemerintahan masa depan yang berkuasa atas Jalur Gaza usai perang berakhir. Netanyahu menolak solusi dua negara yang diusung secara teguh oleh AS.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Biden Desak Israel Kurangi Serangan di Gaza: Fokus Selamatkan Warga Sipil

    Biden Desak Israel Kurangi Serangan di Gaza: Fokus Selamatkan Warga Sipil

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Israel untuk mengurangi intensitas serangan di jalur Gaza. Biden meminta Israel untuk lebih berhati-hati dalam menyelamatkan warga sipil.

    “Saya ingin mereka fokus pada cara menyelamatkan nyawa warga sipil – bukan berhenti mengejar Hamas, tapi lebih berhati-hati,” kata Biden kepada wartawan usai acara di pusat penelitian medis dekat Washington, dilansir AFP, Jumat (15/12/2023).

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, telah menyampaikan seruan Biden ke pihak Tel Aviv. Pesan itu disampaikan Sullivan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat senior Israel lainnya.

    “Sullivan telah berbicara tentang kemungkinan transisi dari apa yang kami sebut operasi intensitas tinggi, yang kita lihat sekarang dilakukan, ke operasi intensitas rendah dalam waktu dekat,” kata John Kirby.

    Di satu sisi Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah memperingatkan Sullivan terkait perang Israel melawan Hamas. Dia mengatakan perang akan memakan waktu lebih dari beberapa bulan.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Selain bertemu dengan pihak Israel, Jake Sullivan juga mengadakan pertemuan dengan perwakilan Arab Saudi. Gedung Putih mengatakan pertemuan itu membahas upaya peningkatan bantuan ke Gaza.

    “Mereka membahas upaya berkelanjutan untuk menciptakan kondisi baru bagi perdamaian abadi dan berkelanjutan antara Israel dan Palestina dan meningkatkan bantuan ke Gaza, kata Gedung Putih.

    Perang Israel melawan Hamas kini telah memasuki bulan ketiga, Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas mengatakan 18.787 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza.

  • Israel Terus Gempur Gaza, Hamas Kian Didukung di Tepi Barat

    Israel Terus Gempur Gaza, Hamas Kian Didukung di Tepi Barat

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, mengatakan negaranya akan meneruskan perang di Gaza “dengan atau tanpa dukungan internasional.”

    Sebab, menurutnya, gencatan senjata pada tahap konflik sekarang merupakan “hadiah” untuk Hamas dan sama saja mengizinkan mereka kembali menyusun kekuatan.

    Tekanan internasional yang dihadapi Israel semakin meningkat seiring dengan terus bertambahnya korban warga sipil Palestina akibat gempuran militer Israel di Gaza dan kian memburuknya krisis kemanusiaan di sana.

    Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas menyebut jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 18.600 orang.

    Pada Selasa (12/12) lalu, Sidang Umum PBB dengan tegas mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata sesegera mungkin.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Kemudian, dalam komentar terkuatnya sejauh ini, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengatakan Israel sudah kehilangan dukungan di dunia akibat “pengeboman tanpa pandang bulu” di Gaza.

    Ketika Israel menggencarkan serangan ke Gaza, operasi militer Israel di Tepi Barat juga semakin sering dan bertambah parah.

    Jenin, sebuah kota di bagian utara Tepi Barat – menjadi medan pertempuran setiap pekan.

    Korban sipil juga berjatuhan di Tepi Barat

    Koresponden BBC News di Jenin, Lucy Williamson, mewawancarai sejumlah remaja Palestina yang lari dari pasukan Israel di Tepi Barat, Selasa (12/12) lalu.

    Dia melaporkan remaja-remaja ini punya sikap yang skeptis terhadap orang-orang yang jauh lebih tua.

    Remaja-remaja ini mengolok-olok presiden Palestina yang memohon perlindungan kepada dunia dari pendudukan Israel.

    ReutersPasukan Israel terus melancarkan serangan di Jalur Gaza.

    Di belakang mereka, buldoser-buldoser bersenjata dan jip-jip militer Israel bergerak di sekitar pintu masuk kamp pengungsi Jenin. Ledakan-ledakan dan tembakan senjata dari penjuru kota bergema di sepanjang jalan-jalan nan sepi.

    Dinding-dinding kota ini dipenuhi foto-foto remaja-remaja pria yang dibunuh oleh pasukan Israel – beberapa dari mereka adalah anggota berbagai kelompok bersenjata seperti Hamas, yang telah dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Inggris dan negara-negara lainnya. Poster-poster dan wajah-wajah itu terus diperbarui, tahun demi tahun.

    Pada Selasa (12/12) saja, sebanyak enam laki-laki terbunuh dalam sebuah operasi militer Israel – empat dari mereka menjadi korban serangan pesawat nirawak, menurut pernyataan saksi-saksi mata.

    Israel mengatakan operasi-operasi mereka di Tepi Barat menyasar anggota-anggota kelompok bersenjata, yang mereka klaim terlibat dalam pembunuhan warga Israel.

    Namun, direktur rumah sakit Jenin, Wissam Bakr, mengatakan seorang anak berusia 13 tahun yang menderita sakit kronis juga meregang nyawa setelah dihadang masuk ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan.

    “Serangan terus-menerus terhadap Jenin, dan pembunuhan orang-orang muda – ini akan membuat orang-orang semakin marah, sebab setiap hari kita kehilangan satu dari teman kita,” ujarnya.

    “Ini tidak akan mendatangkan perdamaian kepada Israel – ini hanya akan semakin menimbulkan perlawanan.”

    Baca juga:

    Pada 7 Oktober, pasukan bersenjata Hamas dari Gaza menyerang Israel, membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang. Israel kemudian melancarkan serangan balasan yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 18.600 orang di Gaza.

    Di Tepi Barat, sebanyak 271 orang Palestina, termasuk 69 anak, terbunuh sejak serangan tersebut – lebih dari setengah dari jumlah total tahun ini. Hampir semuanya dibunuh oleh pasukan Israel, menurut PBB.

    Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, dukungan terhadap perlawanan bersenjata telah meningkat di sejumlah wilayah Tepi Barat – seperti Nablus dan Jenin.

    “Saya melihatnya dari suara-suara orang-orang, dari musik yang mereka putar di mobil-mobil mereka, dari Facebook, dan unggahan-unggahan media sosial, dari debat-debat saya dengan murid-murid saya,” tutur Raed Debiy, ahli politik dan ketua bidang anak muda dari partai berkuasa Fatah di Tepi Barat, yang mendominasi Otoritas Palestina (PA).

    Dukungan terhadap Hamas menguat di Tepi Barat

    Debiy mengatakan serangan Hamas merupakan “titik balik” bagi bangsa Palestina.

    “Orang-orang ini, terutama generasi muda, kini mendukung Hamas, lebih dari sebelum-sebelumnya,” ucap Debiy.

    “Dalam 30 tahun sebelumnya, tidak ada model, tidak ada idola bagi generasi muda; sekarang mereka melihat sesuatu yang berbeda, sebuah cerita yang berbeda kini tengah dibuat.”

    Bahkan keponakan Debiy yang baru berusia 11 tahun menunjukkan sikap kurang hormat terhadap Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

    Bocah itu justru mengidolakan juru bicara militer Hamas, Abu Ubaida – “sebab dia melindungi kita.”

    “Generasi muda Palestina memiliki prioritas-prioritas dan harapan-harapan tentang membangun rumah atau meraih gelar sarjana,” ujar ahli politik Tepi Barat, Amjad Bushkar.

    “Tetapi setelah 7 Oktober, saya rasa prioritas-prioritas ini telah berubah sepenuhnya. Ada suara-suara dukungan yang meningkat untuk kemerdekaan sepenuhnya untuk tanah air melalui perlawanan – apakah itu dengan jalan damai atau dengan senjata.”

    Bushkar menambahkan dia sudah menghabiskan sembilan tahun di penjara Israel, dan pernah menjadi anggota sayap kelompok pelajar Hamas. Dia menambahkan tujuh anggota keluarganya telah ditangkap setelah serangan 7 Oktober.

    Anggota-anggota Hamas di Tepi Barat secara rutin disasar pasukan keamanan Palestina – bukan hanya pasukan Israel – sejak Hamas mengambil kendali Gaza pada 2007, setahun setelah memenangi pemilu legislatif.

    Baca juga:

    Tetapi sekarang, menurut Bushkar, sesuatu sudah berubah.

    “Baik Fatah maupun Hamas menyadari bahwa mereka saling melengkapi satu sama lain, dan saya rasa kita akan melihat integrasi yang sesungguhnya di antara kedua gerakan.”

    “Otoritas Palestina menyadari bahwa menyasar Hamas tidak akan memusnahkannya sebab ini adalah gerakan ideologis yang berakar di dalam orang-orang Palestina; dan Hamas sepenuhnya sadar bahwa mereka tidak dapat mendirikan negara [Palestina] merdeka tanpa bantuan Fatah.”

    Beberapa tokoh senior di pemerintahan Palestina – walaupun bukan Presiden Abbas – sekarang secara terbuka berbicara tentang manfaat-manfaat persatuan politik.

    Awal bulan ini, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mengatakan dalam wawancaranya dengan media Bloomberg bahwa Otoritas Palestina mengharapkan Hamas bergabung ke dalam pemerintahan persatuan pimpinan Otoritas Palestina setelah perang di Gaza berakhir.

    Qossay Ahmed, seorang ahli Hamas dari Universitas Terbuka Al-Quds di Ramallah, mengatakan krisis di Gaza dapat menguatkan sayap politik Hamas, tapi dengan mengorbankan sayap militernya.

    “Dalam gerakan revolusi apa pun, harus ada panen politik dari hasil aksi [militer],” ujarnya.

    “Ada banyak tren di dalam Hamas. Dan ada bentrokan-bentrokan internal. Saya rasa akan ada ruang untuk tren politis di dalam Hamas, terutama setelah perang ini, ketika seluruh dunia tidak akan toleran terhadap mereka.”

    Pemerintah Israel mengatakan tujuan mereka di Gaza adalah untuk menghancurkan Hamas serta menolak peran Hamas ataupun Fatah dalam pemerintahan Gaza nanti.

    “Saya tidak akan mengizinkan masuknya mereka yang mengajarkan terorisme, mendukung terorisme, dan membiayai terorisme ke dalam Gaza,” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Selasa (12/12) silam.

    “Gaza tidak akan menjadi Hamas-stan ataupun Fatah-stan.”

    Beberapa orang Palestina secara tertutup mengatakan harga yang harus dibayar oleh Gaza atas serangan Hamas ke Israel terlalu mahal.

    Namun kalangan lainnya mengatakan taktik brutal kelompok tersebut ampuh dalam memaksa Israel untuk melepas tahanan-tahanan Palestina. Mereka membandingkan dengan pencapaian Otoritas Palestina, yang dibentuk 30 tahun lalu setelah Perjanjian Oslo untuk bekerja sama dengan Israel untuk membentuk Negara Palestina di masa depan.

    Jajak pendapat yang dilangsungkan antara 22 November dan 2 Desember oleh Pusat Kajian Palestina untuk Kebijakan dan Riset Survei (PSR), menemukan bahwa dukungan terhadap Hamas meningkat tiga kali lipat di Tepi Barat dibandingkan tiga bulan sebelumnya.

    Pendukung Hamas di Tepi Barat masih minoritas, tetapi 70% responden menyatakan perlawanan bersenjata adalah upaya terbaik untuk menghentikan pendudukan Israel.

    Sebaliknya, dukungan terhadap Presiden Abbas turun tajam menyusul serangan Hamas, menurut survei. Bahkan, lebih dari 90% warga Palestina di Tepi Barat meneriakkan supaya dirinya mundur.

    Sejak serangan Hamas, menurut Amjad Bushkar, “dunia dan komunitas internasional telah menempatkan Palestina ke dalam prioritas mereka.”

    Dipandang luas sebagai korup dan tidak efektif, Otoritas Palestina juga tidak mampu membayar pegawai sipil ataupun polisi sejak serangan Hamas, sebab perang di Gaza membuat mandek pemasukan pajak yang ditransfer Israel setiap bulan.

    Ketika bendera-bendera dan slogan-slogan Hamas bertambah di Jenin menyusul dilepaskannya tahanan Palestina dalam bus-bus untuk ditukar dengan sejumlah sandera Israel yang ditahan di Gaza, Presiden Mahmoud Abbas dan pasukan keamanan Tepi Barat tidak tampak.

    Israel bertekad untuk mencegah Hamas menguasai Gaza, tetapi di Tepi Barat pengaruh Hamas malah sudah menyebar.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Biden Blak-blakan Mengaku Zionis saat Perayaan Yahudi Hanukkah

    Biden Blak-blakan Mengaku Zionis saat Perayaan Yahudi Hanukkah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengaku dirinya Zionis saat tengah memperingati Hanukkah di Gedung Putih, Senin (11/12).

    Hanukkah adalah perayaan nasionalisme bangsa Yahudi yang menang atas penjajahan Yunani. Hanukkah diperingati setiap tanggal 25 bulan Kislew.

    Saat bicara di perayaan tersebut, Biden mulanya mengatakan AS bakal terus memberikan bantuan militer kepada Israel sampai Negeri Zionis berhasil menumpas Hamas.

    “Seperti yang saya sampaikan setelah serangan 7 Oktober lalu, komitmen saya adalah keselamatan orang-orang Yahudi, dan keamanan Israel, [serta] haknya untuk eksis sebagai negara Yahudi merdeka dan tak tergoyahkan,” kata Biden, seperti dikutip The Times of Israel.

    Biden kemudian berujar jika tidak ada Israel, maka tidak akan ada orang Yahudi di dunia ini yang aman.

    “Kehangatan dan hubungan yang saya rasakan dengan komunitas Yahudi tidak perlu dipertanyakan lagi,” katanya.

    “Saya mengalami masalah dan kritik ketika saya mengatakan beberapa tahun yang lalu bahwa Anda tidak harus menjadi Yahudi untuk menjadi seorang Zionis. Dan Saya seorang Zionis,” lanjut dia.

    Biden melontarkan pengakuan ini seiring dengan kecamannya atas antisemitisme di AS dan negara lain yang meningkat imbas perang Israel-Hamas.

    Sebelum ini, Biden juga pernah mengakui hal serupa kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota kabinet perang Israel.

    Biden saat itu menyebut bahwa tidak harus menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis.

    “Saya tidak percaya Anda harus menjadi seorang Yahudi untuk menjadi seorang Zionis. Dan saya seorang Zionis,” kata Biden dalam pertemuan di hotel Tel Aviv, akhir Oktober lalu, seperti dikutip dari Reuters.

    Pengakuan seperti ini pun telah lama digunakan Biden untuk menunjukkan kedekatannya dengan Israel.

    Namun, pengakuan secara gamblang seperti ini menggambarkan bagaimana Biden berusaha menggunakan kesempatan ini untuk keluar dari krisis yang menentukan nasib kepresidenannya.

    (blq/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas Masa Bodoh Ultimatum Netanyahu, Bersikeras Ogah Lepas Sandera

    Hamas Masa Bodoh Ultimatum Netanyahu, Bersikeras Ogah Lepas Sandera

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, tetap tak peduli dengan ultimatum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang akan membinasakan kelompok perlawanan Palestina itu.

    Hamdan menyatakan tidak akan membebaskan para sandera kecuali dengan satu syarat.

    “Tujuan pihak Israel, melalui kebocoran, menghadapi tekanan internal,” kata Hamdan di Beirut kepada Al Jazeera, Rabu (13/12).

    Dia kemudian berujar, “Posisi Israel terkait perspektif ini adalah untuk konsumsi internal.”

    Pernyataan Hamdan muncul usai media Israel, mengutip komentar pejabat, mengatakan pemerintahan Benjamin Netanyahu terbuka untuk jeda kemanusiaan (truce).

    Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berhasil mengadopsi resolusi terkait Gaza pada Selasa.

    Resolusi tersebut menyerukan gencatan segera di Gaza, desakan semua pihak mematuhi hukum internasional, dan memberi akses kemanusiaan terhadap para sandera atau tawanan.

    Meski PBB berhasil mengadopsi, tetapi resolusi ini tak bersifat mengikat dan tak ada jaminan Israel bakal mematuhinya.

    Israel dan Hamas sempat sepakat gencatan pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga 30 November.

    Usai gencatan senjata berakhir, Israel menggempur habis-habisan ke Gaza. Hingga kini total korban tewas akibat serangan pasukan Zionis mencapai 18.000 jiwa.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]