Tag: Benjamin Netanyahu

  • Negara Palestina Akan Jadi ‘Bunuh Diri Nasional’ bagi Israel

    Negara Palestina Akan Jadi ‘Bunuh Diri Nasional’ bagi Israel

    New York

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato penuh amarah dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (26/9) waktu setempat. Netanyahu menuduh para pemimpin Eropa, yang mengakui negara Palestina, telah mendorong Israel ke dalam “bunuh diri nasional”.

    Netanyahu dalam pidatonya, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/9/2025), bersumpah untuk mencegah terbentuknya negara Palestina. Dia menyebut pengakuan yang diberikan beberapa negara Eropa untuk negara Palestina sama saja memberi imbalan kepada kelompok Hamas.

    Netanyahu, yang pidatonya disiarkan sebagian melalui pengeras suara militer Israel di Jalur Gaza, menegaskan dirinya akan “menyelesaikan pekerjaan” melawan Hamas, bahkan ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata telah tercapai.

    Beberapa hari setelah Inggris, Prancis, dan beberapa negara Barat lainnya mengakui negara Palestina, Netanyahu mengatakan negara-negara itu telah mengirimkan “pesan yang sangat jelas bahwa membunuh orang Yahudi ada untungnya”.

    “Israel tidak akan membiarkan Anda memaksakan negara teroris kepada kami,” kata Netanyahu dalam pidatonya di markas besar PBB di New York.

    “Kami tidak akan melakukan bunuh diri nasional karena Anda tidak memiliki nyali untuk menghadapi media yang bermusuhan dan massa antisemitisme yang menuntut darah Israel,” tegasnya.

    Serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu telah memicu serangan mematikan Tel Aviv terhadap Jalur Gaza.

    Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, yang merupakan rival Hamas telah mengutuk serangan tersebut dan mengecam antisemitisme dalam pidatonya di Sidang Umum PBB pada Kamis (25/9), yang dia sampaikan secara virtual setelah AS menolak visanya.

    Netanyahu, yang menentang negara Palestina selama beberapa dekade, mencemooh dukungan Barat untuk Abbas dan menyebut Otoritas Palestina “korup sampai ke akar-akarnya”.

    Namun pejabat Kementerian Luar Negeri Palestina, Adel Atieh, menyebut pidato Netanyahu sebagai “pidato orang yang kalah”.

    Netanyahu tidak menyinggung isu aneksasi atau pencaplokan Tepi Barat, yang diserukan oleh beberapa anggota kabinetnya sebagai cara untuk mematikan prospek berdirinya negara Palestina.

    Trump, yang biasanya mendukung teguh Netanyahu, telah melontarkan peringatan tentang pencaplokan Tepi Barat saat mengajukan rencana perdamaian untuk Jalur Gaza yang akan mencakup perlucutan senjata Hamas dalam pertemuan dengan pemimpin negara Arab dan Muslim pekan ini.

    Di Ruang Oval Gedung Putih, Trump bahkan secara terang-terangan menegaskan dirinya tidak akan mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat.

    Namun dalam pidatonya, Netanyahu melontarkan pujian untuk Trump, yang akan ditemuinya pada Senin (29/9) pekan depan di Gedung Putih.

    Pidato Netanyahu di Sidang Umum PBB ini diwarnai aksi walkout massal oleh para delegasi berbagai negara. Aksi protes juga digelar di area Times Square, New York, menyerukan penangkapan Netanyahu.

    Tonton juga Video: Pakai ‘Sound Horeg’, Pidato Netanyahu di PBB Disiarkan ke Gaza

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Ramai-ramai Delegasi Walk Out saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB

    Ramai-ramai Delegasi Walk Out saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB

    Jakarta

    Ada hal tak biasa saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu hadir di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Para delegasi ramai-ramai meninggalkan lokasi atau walk out bahkan sebelum Netanyahu menyampaikan pidato.

    Sidang Umum PBB ke-80 hari ke-4 berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan langsung di YouTube United Nations, pada Jumat (26/8/2025). Pimpinan sidang mulanya mempersilakan Netanyahu naik ke atas podium.

    Begitu Netanyahu naik ke podium, delegasi dari berbagai negara ramai-ramai keluar ruangan. Terdengar juga teriakan, namun ada juga yang memberikan tepuk tangan.

    “Tolong bertahan di ruangan, dan tolong duduk,” kata pimpinan sidang.

    Keluarnya para delegasi itu membuat banyak bangku kosong di ruang sidang. Netanyahu tampak diam di atas podium sambil bersiap untuk pidato.

    “Bapak Presiden, keluarga dari para sandera kami mendekam di bawah penjara Gaza,” demikian kata Netanyahu memulai pidatonya.

    Membuka pidatonya, Netanyahu tampak mengangkat peta, yang menurutnya menunjukkan poros teror Iran.

    “Hadirin sekalian, tahun lalu saya berdiri di podium ini dan saya memperlihatkan peta ini, ini menunjukan poros teror Iran. Akses ini mengancam kedamaian dari seluruh dunia,” kata Netanyahu.

    Netanyahu Puji-puji Trump

    Di pidatonya, Netanyahu memuji pasukan Israel dan AS karena melumpuhkan kemampuan militer Iran selama perang 12 hari pada bulan Juni lalu. Netanyahu juga memuji-muji Presiden AS Donald Trump.

    “Pilot-pilot pemberani kami menetralkan pertahanan rudal Iran dan menguasai langit Teheran. Pilot pesawat tempur Israel dan pilot B-2 Amerika mengebom situs-situs pengayaan nuklir Iran,” ujar Netanyahu dalam sidang umum PBB, New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir Aljazeera .

    “Perang ini akan tercatat dalam sejarah militer,” imbuhnya.

    Netanyahu kemudian memuji Trump “atas tindakannya yang berani dan tegas, Presiden Trump dan saya berjanji untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, dan kami menepati janji itu,” tutur dia.

    Netanyahu juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan kembali sanksi ke Iran. Dia menyebut stok uranium Iran harus dimusnahkan.

    “Kita harus tetap waspada. Kita harus tetap berpikiran jernih. Kita tidak boleh membiarkan Iran membangun kembali kapasitas nuklir militernya,” tambahnya.

    “Stok uranium yang diperkaya Iran, harus dimusnahkan,” imbuhnya.

    Tonton Video: Ekspresi Netanyahu Disambut Aksi Walk Out saat Pidato di PBB

    Halaman 2 dari 3

    (whn/idh)

  • Terungkap Rute Panjang Netanyahu ke New York Agar Tak Ditangkap

    Terungkap Rute Panjang Netanyahu ke New York Agar Tak Ditangkap

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengambil rute yang tidak biasa dan lebih panjang dalam penerbangan ke New York, Amerika Serikat (AS). Rute ini diambil agar ia tak ditangkap Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

    Sebagaimana diketahui, tahun lalu ICC telah menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant pekan lalu atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza yang berkecamuk sejak Oktober tahun 2023.

    Dalam pengumumannya pada 21 November 2024, ICC menyatakan pihaknya menemukan “alasan yang masuk akal” untuk meyakini Netanyahu dan Gallant memikul “tanggung jawab secara pidana” atas kejahatan perang berupa kelaparan sebagai metode perang di Jalur Gaza dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan, penganiayaan dan tindakan tidak manusiawi lainnya terhadap warga Palestina.

    Netanyahu mengecam perintah penangkapan untuk dirinya dan menuduh ICC melakukan langkah anti-Semitisme.

    Dengan perintah penangkapan itu, Netanyahu terancam ditangkap jika menginjakkan kaki di sebanyak 124 negara anggota ICC yang menandatangani Statuta Roma. Beberapa negara yang menolak untuk menangkap Netanyahu, seperti Prancis, merupakan anggota ICC yang seharusnya wajib mematuhi perintah penangkapan itu.

    Dukungan untuk ICC

    Pekan lalu, Spanyol mengumumkan akan mendukung penyelidikan ICC dan memberikan bantuan dengan membentuk tim khusus untuk menyelidiki dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Jalur Gaza. Madrid menyebutnya sebagai bagian upaya lebih luas untuk menekan Israel agar mengakhiri perang Gaza.

    Netanyahu dijadwalkan berpidato di Sidang Umum PBB pada Jumat (26/9) waktu AS. Dia juga akan melakukan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pekan depan.

    Terbang Ambil Jalur Lain

    Netanyahu dalam penerbangan ke New York, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (25/9) waktu setempat, dalam rangka menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Pesawat yang membawa Netanyahu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (26/9/2025), tampak menghindari beberapa negara Eropa dalam penerbangannya demi menghindari risiko penangkapan berdasarkan surat perintah penangkapan yang dirilis oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

    Meskipun seorang sumber diplomatik Prancis yang berbicara kepada AFP mengatakan bahwa otoritas Paris mengizinkan Israel menggunakan wilayah udaranya, data pelacakan penerbangan menunjukkan pesawat yang membawa Netanyahu justru mengambil rute selatan.

    Pesawat Netanyahu itu, menurut data pelacakan penerbangan pada Kamis (25/9), terbang melintasi Yunani dan Italia, kemudian berbelok ke jalur selatan melintasi Selat Gibraltar sebelum melanjutkan penerbangan ke Atlantik.

    Prancis, bersama Inggris dan Portugal, termasuk di antara sejumlah negara yang pekan ini memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina. Langkah semacam itu ditentang keras oleh Netanyahu.

    Irlandia dan Spanyol telah terlebih dahulu mengumumkan pengakuan mereka untuk negara Palestina pada Mei lalu.

    Sementara itu, laporan media lokal Israel menyebut pengalihan rute pesawat Netanyahu dimaksudkan untuk menghindari negara-negara yang menandatangani Statuta Roma, yang dapat mengeksekusi surat perintah penangkapan yang dikeluarkan ICC jika terjadi pendaratan darurat.

    Lihat juga Video Pesan UNRWA untuk Netanyahu Tentang Gaza: Akhiri Neraka Ini

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/rdp)

  • Ramai-ramai Delegasi Walk Out saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB

    Hamas Sebut Israel Terisolasi Usai Delegasi Walk Out Pidato Netanyahu di PBB

    Jakarta

    Delegasi ramai-ramai meninggalkan lokasi atau walk out saat Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hamas menyebut hal itu menunjukkan Israel semakin terisolasi akibat perang Gaza.

    “Memboikot pidato Netanyahu merupakan salah satu manifestasi isolasi Israel dan konsekuensi perang pemusnahan,” ujar Taher al-Nunu, penasihat media kepala biro politik Hamas, dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP, Sabtu (27/9/2025).

    Izzat al-Rishq, anggota biro politik Hamas, mengatakan perdana menteri Israel tidak mendapatkan apa pun selain “sekelompok pendukung yang memasuki aula PBB hanya untuk bertepuk tangan mendukung genosida”.

    Dalam sebuah pernyataan, Hamas menuduh Netanyahu mengulangi “kebohongan dan penyangkalan terang-terangan atas genosida, pemindahan paksa, dan kelaparan sistematis yang dilakukan olehnya” dan militer Israel di Gaza.

    “Jika dia benar-benar peduli pada tawanannya, dia akan mengakhiri pemboman brutal, pembantaian, dan penghancuran Gaza, tetapi sebaliknya, dia berbohong dan terus membahayakan nyawa mereka,” kata kelompok itu.

    Delegasi Ramai-ramai Walk Out

    Sidang Umum PBB ke-80 hari ke-4 ini berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan langsung di YouTube United Nations, Jumat (26/8). Pimpinan sidang mulanya mempersilakan Netanyahu naik ke atas podium.

    Begitu Netanyahu naik ke podium, delegasi dari berbagai negara ramai-ramai keluar ruangan. Terdengar juga teriakan, namun ada juga yang memberikan tepukan tangan.

    Keluarnya para delegasi itu membuat banyak bangku kosong di ruang sidang. Netanyahu tampak diam di atas podium sambil bersiap untuk pidato.

    “Bapak Presiden, keluarga dari para sandera kami mendekam di bawah penjara Gaza,” demikian kata Netanyahu memulai pidatonya.

    Membuka pidatonya, Netanyahu tampak mengangkat peta, yang menurutnya menunjukkan poros teror Iran.

    “Hadirin sekalian, tahun lalu saya berdiri di podium ini dan saya memperlihatkan peta ini, ini menunjukkan pores teror Iran. Akses ini mengancam kedamaian dari seluruh dunia,” kata Netanyahu.

    (whn/whn)

  • Netanyahu Pidato 40 Menit di PBB, Tolak Akui Palestina-Ungkit Serangan 7 Oktober

    Netanyahu Pidato 40 Menit di PBB, Tolak Akui Palestina-Ungkit Serangan 7 Oktober

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato hingga 40 menit di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat menutup pidatonya, Netanyahu menyinggung serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

    Sidang Umum PBB berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan di YouTube United Nations, Jumat (26/9/2025). Netanyahu pidato hingga 40 menit 7 detik, melewati batas durasi yang ditentukan 15 menit.

    Pidato Netanyahu hingga 40 menit ini juga disorot oleh media internasional Aljazeera. Aljazera melaporkan bahwa Netanyahu mengakhiri pidatonya yang berdurasi sekitar 45 menit di PBB, disambut tepuk tangan meriah dan ejekan saat meninggalkan podium.

    Netanyahu sebelum menutup pidatonya menyatakan bahwa Israel ingin menjadi mercusuar kemajuan. Dia juga menyinggung serangan 7 Oktober 2023 lalu.

    “Pada 7 Oktober, musuh-musuh Israel mencoba memadamkan cahaya itu. Tekad dan kekuatan Israel bersinar lebih terang dari sebelumnya, dengan pertolongan Tuhan, kekuatan dan tekad itu akan membawa kita menuju kemenangan yang cepat, menuju masa depan yang gemilang, penuh kemakmuran dan perdamaian,” ujar Netanyahu seperti dilansir Aljazeera.

    Tolak Akui Palestina

    Dalam pidatonya ini, Netanyahu mengecam pengakuan negara Palestina. Dia mengatakan langkah itu akan memicu lebih banyak serangan.

    Dia menyebut pengakuan negara Palestina itu akan memicu serangan lebih lanjut terhadap orang Yahudi. Dia mengklaim bahwa status negara Palestina akan menguntungkan kelompok-kelompok seperti Hamas.

    Netanyahu juga membandingkan serangan 7 Oktober 2023 di Israel dengan 11 September 2001 di AS. Perbandingan ini menjadi pembicaraan yang sering digunakan oleh para pendukung perang Israel di Gaza yang berbasis di AS.

    “Memberi Palestina sebuah negara satu mil dari Yerusalem setelah 7 Oktober seperti memberi al-Qaeda sebuah negara satu mil dari Kota New York setelah 11 September,” kata Netanyahu.

    Anggota delegasi AS yang hadir, yang selama ini merupakan pembela setia Israel di organisasi internasional dan pendukung militer utama, terlihat bertepuk tangan.

    “Ini benar-benar gila. Ini gila, dan kami tidak akan melakukannya,” kata Netanyahu.

    (lir/whn)

  • Ramai-ramai Delegasi Walk Out saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB

    Netanyahu Singgung Presiden Indonesia saat Pidato di Sidang PBB

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sempat membawa-bawa Indonesia dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bagaimana pernyataannya?

    Netanyahu menjadi salah satu pemimpin yang turut berpidato di Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (26/9/2025). Dalam pidatonya, Netanyahu menyinggung pernyataan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengenai Israel dan Palestina.

    “Dan saya mencatat, seperti yang saya yakin Anda demikian, kata-kata penyemangat yang diucapkan di sini oleh Presiden Indonesia, ini adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di antara semua negara,” kata Netanyahu.

    Netanyahu membuka peluang soal pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesia bisa mengakui Israel jika mengakui Palestina. Dia mengatakan adanya tanda bahwa hal itu akan terjadi.

    “Dan ini juga merupakan pertanda akan apa yang mungkin terjadi,” ujarnya.

    “Kita harus menjamin negara Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa begitu Israel mengakui kemerdekaan dan kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel dan akan mendukung semua jaminan keamanan Israel,” ujar Prabowo disambut riuh tepuk tangan hadirin sidang.

    (fca/lir)

  • Netanyahu Ungkit Serangan Israel ke Iran di PBB, Puji-puji Trump

    Netanyahu Ungkit Serangan Israel ke Iran di PBB, Puji-puji Trump

    New York

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memuji pasukan Israel dan Amerika Serikat (AS) karena melumpuhkan kemampuan militer Iran selama perang 12 hari pada bulan Juni lalu. Netanyahu juga memuji-muji Presiden AS Donald Trump.

    “Pilot-pilot pemberani kami menetralkan pertahanan rudal Iran dan menguasai langit Teheran. Pilot pesawat tempur Israel dan pilot B-2 Amerika mengebom situs-situs pengayaan nuklir Iran,” ujar Netanyahu dalam sidang umum PBB, New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir Aljazeera, Jumat (26/9/2025).

    “Perang ini akan tercatat dalam sejarah militer,” imbuhnya.

    Netanyahu kemudian memuji Trump “atas tindakannya yang berani dan tegas, Presiden Trump dan saya berjanji untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, dan kami menepati janji itu,” tutur dia.

    Netanyahu juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan kembali sanksi ke Iran. Dia menyebut stok uranium Iran harus dimusnahkan.

    “Kita harus tetap waspada. Kita harus tetap berpikiran jernih. Kita tidak boleh membiarkan Iran membangun kembali kapasitas nuklir militernya,” tambahnya.

    (lir/lir)

  • Netanyahu Sebut Indonesia saat Pidato di Sidang Umum PBB, Bilang Ini

    Netanyahu Sebut Indonesia saat Pidato di Sidang Umum PBB, Bilang Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan Indonesia dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB 2025, Kamis (26/9/2025). Hal ini disampaikannya setelah Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan sikap soal Solusi Dua Negara.

    Dalam pidatonya, Netanyahu menyebut bahwa pidato Prabowo yang menyebut Indonesia bisa mengakui Israel jika mengakui Palestina bisa terjadi di masa depan.

    “Saya ingin mengingatkan kembali pidato Presiden Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia. Saya rasa ini yang akan terjadi di masa depan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Prabowo menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Hal ini juga perlu dilakukan meski Indonesia pada akhirnya harus mengakui kedaulatan Israel.

    Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap berpidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 di markas besar PBB di New York City, AS, 26 September 2025. (REUTERS/Shannon Stapleton)
    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersiap berpidato di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 di markas besar PBB di New York City, AS, 26 September 2025. (REUTERS/Shannon Stapleton)

    “Dunia harus memiliki Palestina yang merdeka, namun kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan demikianlah kita dapat memiliki perdamaian sejati, kedamaian sejati, dan tidak ada lagi kebencian, dan tidak ada lagi kecurigaan,” tegasnya.

    “Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara ini. Dua keturunan Abraham harus hidup dalam rekonsiliasi, kedamaian, dan harmoni. Arab, Yahudi, Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga manusia,” tuturnya.

    Prabowo kemudian menegaskan juga komitmen untuk menjadi bagian dari mewujudkan visi ini. Ia juga mengajak dunia untuk mewujudkan hal ini bersama.

    “Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, sebuah perjalanan yang dimulai oleh para leluhur kita, sebuah perjalanan yang harus kita selesaikan,” paparnya.

    (tps/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Ramai-ramai Walk Out

    Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Ramai-ramai Walk Out

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Saat Netanyahu naik podium, delegasi yang hadir di ruang sidang umum ramai-ramai meninggalkan lokasi atau walk out.

    Sidang Umum PBB ke-80 hari ke-4 ini berlangsung di Markas PBB, New York, Amerika Serikat (AS) dan disiarkan langsung di YouTube United Nations, Jumat (26/8/2025). Pimpinan sidang mulanya mempersilakan Netanyahu naik ke atas podium.

    PM Israel Benjamin Netanyahu pidato di PBB. Delegasi ramai-ramai walk out. (Foto: YouTube United Nations)

    Begitu Netanyahu naik ke podium, delegasi dari berbagai negara ramai-ramai keluar ruangan. Terdengar juga teriakan, namun ada juga yang memberikan tepukan tangan.

    “Tolong tertib di ruangan, dan tolong duduk,” kata pimpinan sidang sambil mengetuk palu.

    Keluarnya para delegasi itu membuat banyak bangku kosong di ruang sidang. Netanyahu tampak diam di atas podium sambil bersiap untuk pidato.

    “Bapak Presiden, keluarga dari para sandera kami mendekam di bawah penjara Gaza,” demikian kata Netanyahu memulai pidatonya.

    “Hadirin sekalian, tahun lalu saya berdiri di podium ini dan saya memperlihatkan peta ini, ini menunjukkan pores teror Iran. Akses ini mengancam kedamaian dari seluruh dunia,” kata Netanyahu.

    (lir/whn)

  • Israel di Ujung Tanduk, Terancam “Bye Bye” Piala Dunia 2026

    Israel di Ujung Tanduk, Terancam “Bye Bye” Piala Dunia 2026

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib tim nasional Israel di Piala Dunia FIFA 2026 di ujung tanduk. Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) dilaporkan akan menggelar pemungutan suara terkait kemungkinan penangguhan Israel dari kompetisi internasional akibat perang di Gaza.

    Menurut laporan The Associated Press, mayoritas dari 20 anggota komite eksekutif UEFA diperkirakan mendukung langkah tersebut. Jika larangan diberlakukan, Israel praktis tidak bisa mengikuti kualifikasi Piala Dunia yang dikelola UEFA di zona Eropa.

    Seruan agar Israel dilarang dari dunia olahraga meningkat setelah Komisi Penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa operasi militer Israel di Gaza merupakan tindakan genosida. Panel penasihat PBB bahkan mendesak FIFA dan UEFA untuk menangguhkan Israel.

    “Tim nasional yang mewakili negara-negara yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran dapat, dan harus, ditangguhkan,” kata panel ahli PBB dalam pernyataan bersama, seperti dikutip Newsweek, Jumat (26/9/2025).

    Pemerintah Israel kemudian menolak tuduhan tersebut. “Laporan itu sepenuhnya didasarkan pada kebohongan Hamas, yang direkayasa dan diulang-ulang oleh pihak lain,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel.

    Di sisi lain, tekanan datang dari sejumlah negara Eropa. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez menilai ada standar ganda dalam penanganan kasus Israel.

    “Mengapa Rusia diusir setelah invasi Ukraina, tetapi Israel tidak diusir setelah invasi Gaza?” ujarnya dalam rapat kabinet 15 September lalu.

    Presiden federasi sepak bola Norwegia, Lise Klaveness, juga menegaskan, “Kami tidak dapat tetap acuh tak acuh terhadap penderitaan kemanusiaan dan serangan yang tidak proporsional di Gaza.”

    Namun, Amerika Serikat yang menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Meksiko dan Kanada, menentang keras rencana itu.

    “Kami pasti akan berupaya sepenuhnya untuk menghentikan segala upaya melarang tim nasional sepak bola Israel dari Piala Dunia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

    Menteri Olahraga Israel, Miki Zohar, mengungkapkan bahwa ia bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan ketua federasi sepak bola Moshe Zuares tengah bekerja intensif untuk melobi UEFA.

    Keputusan UEFA disebut belum pernah terjadi sebelumnya, karena biasanya FIFA yang memimpin proses penangguhan. Jika larangan berlaku, Israel akan bernasib sama dengan Rusia yang ditendang dari Piala Dunia 2022 setelah invasi ke Ukraina.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]