Tag: Benjamin Netanyahu

  • Presiden Palestina Mahmoud Abbas Umumkan Pengganti Dirinya, Siapa?

    Presiden Palestina Mahmoud Abbas Umumkan Pengganti Dirinya, Siapa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu (27/11/2024) mengumumkan siapa yang akan menggantikannya secara sementara jika posisinya kosong, secara efektif mengecualikan peran Hamas dalam transisi kepemimpinan di masa depan.

    Abbas yang kini berusia 89 tahun, tetap berkuasa meskipun masa jabatannya sebagai kepala Otoritas Palestina (PA) telah berakhir pada 2009. Selama bertahun-tahun, ia menolak tekanan untuk menunjuk seorang penerus atau wakil presiden.

    Di bawah hukum Palestina saat ini, ketua Dewan Legislatif Palestina (PLC) akan mengambil alih PA dalam kondisi kekosongan kekuasaan.

    Namun, PLC yang sebelumnya didominasi Hamas, telah dibubarkan secara resmi oleh Abbas pada 2018 menyusul lebih dari satu dekade ketegangan antara Fatah yang dipimpinnya dan Hamas, yang mengambil alih kekuasaan di Jalur Gaza sejak 2007.

    Dalam sebuah dekrit terbaru, Abbas menyatakan bahwa Ketua Dewan Nasional Palestina (PNC), Rawhi Fattuh, akan menjadi penggantinya secara sementara jika jabatan presiden menjadi kosong.

    “Jika posisi presiden otoritas nasional menjadi kosong tanpa keberadaan dewan legislatif, maka Ketua Dewan Nasional Palestina akan mengambil alih tugas tersebut sementara,” bunyi dekrit tersebut, dilansir AFP.

    Dekrit ini juga menegaskan bahwa setelah masa transisi, pemilu harus diselenggarakan dalam waktu 90 hari. Namun, batas waktu ini dapat diperpanjang dalam kondisi “force majeure”.

    Adapun PNC adalah badan legislatif dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang memiliki lebih dari 700 anggota dari wilayah Palestina dan diaspora. Hamas, yang bukan bagian dari PLO, tidak memiliki perwakilan di dewan ini. Anggota PNC ditunjuk, bukan dipilih melalui pemilu.

    Dekrit Abbas mengacu pada “tahap sensitif dalam sejarah tanah air dan perjuangan Palestina,” mengingat perang yang terus berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas setelah serangan besar Hamas pada Oktober 2023.

    Pengumuman ini datang di tengah lemahnya posisi PA yang bahkan kesulitan membayar gaji pegawai negeri sipilnya. Sementara itu, ancaman dari para menteri sayap kanan Israel, termasuk seruan untuk mencaplok seluruh atau sebagian wilayah Tepi Barat, makin menguat di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu.

    Langkah ini menyoroti perpecahan internal yang mendalam antara Hamas dan Fatah, yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Hamas menguasai Jalur Gaza, sementara PA hanya memerintah sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Keputusan ini juga mencerminkan upaya Abbas untuk menjaga kontrol politik di tengah ketegangan regional yang meningkat dan ketidakpastian seputar masa depan Palestina di bawah pemerintahan Netanyahu yang semakin agresif terhadap wilayah Palestina.

    (luc/luc)

  • Hamas tidak Merasa Dikhianati Atas Keputusan Hizbullah Genjatan Senjata dengan Israel

    Hamas tidak Merasa Dikhianati Atas Keputusan Hizbullah Genjatan Senjata dengan Israel

    GELORA.CO – Anggota kantor politik Hamas Basem Naim mengatakan pihaknya menyambut baik perjanjian gencatan senjata Hizbullah-Israel seraya menegaskan bahwa Hamas “tidak merasa dikhianati” atas keputusan Hizbullah.

    “Bukan hanya Hizbullah yang membuat keputusan itu. Jika rakyat Lebanon memutuskan bahwa mencapai kesepakatan dengan Israel adalah demi kepentingan mereka, itu tidak masalah bagi kami, karena tujuan kami bukanlah agar Netanyahu menghancurkan Lebanon,” katanya kepada surat kabar Italia Repubblica, Rabu (27/11/2024).

    Namun Naim mengatakan, “Kesepakatan apapun dengan Lebanon, Yaman atau Iran tidak akan menjamin keamanan di kawasan. Tidak akan ada perdamaian hingga masalah Palestina terselesaikan.”

    Sebelumnya pada Selasa malam, dengan muara mutlak, Kabinet Keamanan Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memandang perlu gencatan senjata, seraya menambahkan bahwa Israel akan menanggapi setiap kemungkinan dimulainya kembali permusuhan.

    Selain itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga mengumumkan pada Selasa bahwa Pemerintah Israel dan Lebanon telah menyetujui usulan gencatan senjata dari Washington, yang mencakup penarikan tentara Israel dari Lebanon dalam waktu 60 hari.

    Berdasarkan rencana tersebut, angkatan bersenjata Lebanon akan menguasai Lebanon selatan, sedangkan Hizbullah akan merelokasi para pejuangnya ke utara Sungai Litani.

    Sementara itu, sebuah komite internasional yang dipimpin Amerika Serikat akan dibentuk untuk memantau kepatuhan kedua pihak terhadap ketentuan perjanjian gencatan senjata tersebut.

    Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon yang ditengahi melalui upaya diplomatik AS dan Prancis mulai berlaku pada Rabu pukul 4 pagi waktu setempat (0200 GMT).

    Berdasarkan kesepakatan tersebut, Angkatan Bersenjata Lebanon akan dikerahkan ke Lebanon selatan dalam waktu 60 hari, dan selama waktu tersebut Israel akan secara bertahap menarik pasukannya yang tersisa.

    Kesepakatan tersebut juga mengharuskan Hizbullah untuk memindahkan pasukannya ke utara Sungai Litani.

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden menegaskan bahwa meskipun tidak akan ada pasukan Amerika di Lebanon selatan, “Kami, bersama Prancis dan negara-negara lain, akan memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan kesepakatan ini dilaksanakan secara penuh dan efektif.”

    “Warga sipil di kedua belah pihak akan segera dapat kembali dengan aman ke komunitas mereka dan mulai membangun kembali rumah, sekolah, pertanian, bisnis, dan kehidupan mereka,” kata Biden.

    Menurut sejumlah laporan, lima ribu hingga 10 ribu tentara Lebanon akan dikerahkan ke wilayah antara perbatasan Israel-Lebanon dan Sungai Litani. Pengerahan itu bertujuan untuk mencegah kelompok bersenjata dipersenjatai kembali, sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

    Sedikitnya 55 orang tewas pada Senin dalam serangan Israel di Lebanon, sehingga jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 menjadi 3.823 orang, kata Kementerian Kesehatan Lebanon pada Selasa.

    Sebanyak 160 orang lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah korban luka-luka menjadi 15.859 orang.

    Dalam beberapa jam terakhir, serangan udara Israel ke ibu kota Lebanon, Beirut, dan pinggiran selatannya, serta provinsi selatan dan timur negara itu, semakin intensif, yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan cedera.

    Hizbullah memulai serangkaian serangan rudal balistik, roket, dan pesawat tak berawak terhadap Israel tak lama setelah kelompok Hamas Palestina melancarkan serangan lintas batas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Kelompok Lebanon itu mengatakan serangannya dimaksudkan untuk menunjukkan solidaritas dengan Hamas dan rakyat Gaza serta menekan Israel agar melakukan gencatan senjata di daerah kantong pantai yang terkepung itu.

    Israel membalas dengan serangan udara besar-besaran ke negara kecil di Mediterania itu untuk melawan apa yang mereka sebut sebagai sasaran Hizbullah. Pada Oktober, Israel memperluas serangannya hingga mencakup invasi darat ke Lebanon.

  • Tentara Lebanon Siap Dikerahkan Jamin Penegakan Gencatan Senjata

    Tentara Lebanon Siap Dikerahkan Jamin Penegakan Gencatan Senjata

    Beirut

    Militer Lebanon menyatakan pihaknya sedang bersiap mengerahkan pasukan ke wilayah selatan negara tersebut, setelah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai diberlakukan pada Rabu (27/11) pagi. Tentara-tentara Lebanon itu ditugaskan membantu dalam menjamin penegakan gencatan senjata.

    Militer Lebanon dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (27/11/2024), menyerukan agar para penduduk di desa-desa perbatasan menunda kepulangan ke rumah-rumah mereka hingga pasukan militer Israel bergerak mundur dari wilayah selatan negara tersebut.

    Pasukan Tel Aviv telah beberapa kali terlibat pertempuran dengan para petempur Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan, dan telah mendorong posisinya hingga sejauh enam kilometer di dalam wilayah Lebanon.

    Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah berlaku mulai Rabu (27/11) pagi, setelah kedua belah pihak menyetujui kesepakatan yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis. Hal ini menjadi kemenangan langka bagi diplomasi di kawasan yang diguncang dua perang selama setahun terakhir.

    Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa gencatan senjata mulai diberlakukan pada Rabu (27/11) pagi, dengan pertempuran diharapkan berhenti sejak pukul 04.00 waktu setempat.

    Menurut ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, seperti diumumkan Biden, Israel sepakat untuk menarik pasukannya secara bertahap, dalam waktu 60 hari ke depan, dari wilayah Lebanon bagian selatan.

    Penarikan pasukan Israel itu dilakukan saat tentara-tentara Lebanon, dari Angkatan Bersenjata resmi negara itu, mengambil alih wilayah di dekat perbatasan dengan Israel, demi memastikan Hizbullah tidak membangun kembali infrastrukturnya di sana.

    Lihat video: 3 Alasan Netanyahu Dorong Gencatan Senjata di Lebanon

  • Netanyahu Pastikan Gencatan Senjata di Lebanon Diterapkan

    Netanyahu Pastikan Gencatan Senjata di Lebanon Diterapkan

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya siap memberlakukan dan menegakkan perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon, yang baru saja disepakati. Namun Netanyahu juga menegaskan Tel Aviv akan merespons dengan tegas setiap pelanggaran gencatan senjata oleh Hizbullah.

    “Kami akan menegakkan perjanjian (gencatan senjata) dan merespons dengan tegas setiap pelanggaran. Bersama, kita akan melanjutkannya hingga kemenangan,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (27/11/2024).

    Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dan Prancis, baru saja disepakati. Presiden Joe Biden mengumumkan bahwa gencatan senjata mulai diberlakukan pada Rabu (27/11) waktu setempat, dengan pertempuran diharapkan berhenti sejak pukul 04.00 waktu setempat.

    Pengumuman itu disampaikan Biden setelah kabinet keamanan pada pemerintahan Netanyahu menyetujui kesepakatan gencatan senjata itu dengan 10 suara mendukung dan hanya satu suara yang menolak.

    Netanyahu, dalam pernyataannya, menyebut gencatan senjata akan memungkinkan Israel untuk fokus pada ancaman Iran, mengisi kembali pasokan senjata yang menipis dan memberikan waktu istirahat kepada tentaranya, serta untuk mengisolasi Hamas yang bertempur melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    “Dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, kita akan mempertahankan kebebasan aksi militer sepenuhnya. Jika Hizbullah melanggar perjanjian atau berypaya mempersenjatai kembali (para petempurnya), kita akan menyerang dengan tegas,” cetusnya.

    Netanyahu mengklaim Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, kini jauh lebih lemah dibandingkan pada awal konflik.

  • Harga Minyak Mentah Turun Setelah Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Lebanon

    Harga Minyak Mentah Turun Setelah Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Lebanon

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah dunia kembali mengalami penurunan pada Selasa (26/11/2024) setelah Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon.

    Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 20 sen atau 0,27%, menjadi US$ 72,81 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 17 sen atau 0,25%, menjadi US$ 68,77 per barel.

    Kantor berita Channel 12 melaporkan, Israel telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon. Kesepakatan ini diperkirakan akan mulai berlaku pada Rabu (27/11/2024).

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kesiapan untuk menerapkan kesepakatan tersebut, sembari menegaskan akan memberikan respons tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh Hizbullah.

    Pada Senin (25/11/2024), harga minyak sempat turun lebih dari US$ 2 per barel setelah muncul laporan bahwa Israel dan Lebanon telah menyepakati gencatan senjata dalam konflik Israel-Hezbollah.

    Analis dari StoneX, Alex Hodes mengatakan gencatan senjata ini dapat menekan harga minyak mentah karena kemungkinan pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengurangi sanksi terhadap minyak dari Iran, yang merupakan pendukung Hizbullah.

  • Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

    Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

    Jakarta

    Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan mayoritas kabinet keamanan menyetujui gencatan senjata di Lebanon. Hanya satu orang menteri yang menolak gencatan senjata dalam pemungutan suara tersebut.

    “Kabinet politik-keamanan menyetujui usulan Amerika Serikat untuk pengaturan gencatan senjata di Lebanon malam ini, dengan suara mayoritas 10 menteri melawan satu penentang,” demikian keterangan yang disampaikan Kantor Perdana Menteri Israel, dilansir CNN, Rabu (27/11/2024).

    Israel juga menghargai kontribusi Amerika dalam upaya gencatan senjata dengan Lebanon.

    “Israel menghargai kontribusi Amerika Serikat dalam proses tersebut, dan mempertahankan haknya untuk bertindak melawan segala ancaman terhadap keamanannya,” lanjutnya.

    Sebelumnya diberitakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya. Netanyahu mengatakan pemungutan suara akan digelar secepatnya pada Selasa (26/11) malam waktu setempat.

    “Warga Israel, malam ini saya akan menyampaikan garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan),” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir AFP, Rabu (27/11/2024).

    Netanyahu tak mendetailkan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung. Namun ia menyebut semua itu “bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon”.

    Pertama, Netanyahu ingin “Fokus pada ancaman Iran”. Seperti diketahui, Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.

    Alasan kedua, ia inging memberikan pasukan Israel waktu istirahat dan mengisi kembali amunisi.

    Alasan ketiga, Netanyahu ingin memisahkan garis depan. Netanyahu menyebut Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di Gaza “Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas akan sendirian. Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu membebaskan para sandera yang masih berada di daerah kantong itu,” katanya.

    Ia menambahkan: “Jika Hizbullah melanggar perjanjian dan berupaya mempersenjatai kembali, kami akan menyerang. Jika mereka berupaya memperbarui aktivitas teror di dekat perbatasan, kami akan menyerang. Jika mereka meluncurkan roket, menggali terowongan, atau membawa truk berisi rudal, kami akan menyerang.”

    (taa/taa)

  • Kabinet Israel Gelar Voting Gencatan Senjata Lebanon Selasa Malam

    Kabinet Israel Gelar Voting Gencatan Senjata Lebanon Selasa Malam

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya. Netanyahu mengatakan pemungutan suara akan digelar secepatnya pada Selasa (26/11) malam waktu setempat.

    “Warga Israel, malam ini saya akan menyampaikan garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan),” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir AFP, Rabu (27/11/2024).

    Netanyahu tak mendetailkan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung. Namun ia menyebut semua itu “bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon”.

    Netanyahu memberi lampu hijau untuk menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon. Setidaknya ada tiga alasan utama mengapa Netanyahu menghendaki gencatan senjata.

    Pertama, Netanyahu ingin “Fokus pada ancaman Iran”. Seperti diketahui, Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.

    Alasan kedua, ia inging memberikan pasukan Israel waktu istirahat dan mengisi kembali amunisi.

    Alasan ketiga, Netanyahu ingin memisahkan garis depan. Netanyahu menyebut Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di Gaza “Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas akan sendirian. Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu membebaskan para sandera yang masih berada di daerah kantong itu,” katanya.

    Pendukung utama Israel, Amerika Serikat, telah memimpin upaya gencatan senjata untuk Lebanon bersama sekutu, termasuk Prancis.

    Perang di Lebanon meningkat setelah hampir setahun terjadi penembakan lintas batas yang diprakarsai oleh Hizbullah.

    Kelompok Lebanon itu mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Hamas setelah serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang di Gaza.

    Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 3.799 orang di Lebanon sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan, sebagian besar dari mereka telah tewas sejak September.

    Di pihak Israel, permusuhan tersebut telah menewaskan sedikitnya 82 tentara dan 47 warga sipil, kata pihak berwenang.

    Netanyahu mengatakan Israel akan meningkatkan perlawanannya terhadap Hamas di Gaza.

    “Sejak hari kedua perang, Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di pihaknya. Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas dibiarkan sendiri,” katanya.

    “Kami akan meningkatkan tekanan kami terhadap Hamas dan itu akan membantu kami dalam misi suci kami untuk membebaskan sandera kami.”

    (taa/taa)

  • PM Lebanon Desak Israel Segera Terapkan Gencatan Senjata

    PM Lebanon Desak Israel Segera Terapkan Gencatan Senjata

    Jakarta

    Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendesak agar gencatan senjata Israel dengan Hizbullah segera diterapkan. Ia mendesak agar masyarakat internasional bertindak cepat menghentikan agresi militer Israel.

    Dilansir AFP, Rabu (22/11/2024), pernyataan itu muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pidato bahwa kabinet keamanannya “malam ini” akan menyetujui kesepakatan gencatan senjata dalam perangnya melawan kelompok militan Lebanon, Hizbullah.

    Mikati mengatakan gelombang serangan udara Israel yang hebat di Beirut pada hari Selasa “menegaskan kembali bahwa musuh Israel tidak menghormati hukum atau pertimbangan apa pun”.

    “Masyarakat internasional diminta untuk bertindak cepat guna menghentikan agresi ini dan menerapkan gencatan senjata segera,” katanya dalam pernyataannya, yang dikeluarkan sebelum serangan menghantam distrik komersial Hamra di pusat kota.

    Pernyataan Netanyahu

    Netanyahu mengatakan bahwa ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya untuk pemungutan suara secepatnya pada Selasa malam.

    “Warga Israel, malam ini saya akan membawa garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan),” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi.

    Ia menambahkan: “Jika Hizbullah melanggar perjanjian dan mencoba mempersenjatai kembali, kami akan menyerang. Jika mereka mencoba memperbarui aktivitas teror di dekat perbatasan, kami akan menyerang. Jika mereka meluncurkan roket, menggali terowongan, atau membawa truk berisi rudal, kami akan menyerang.”

    Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 3.799 orang di Lebanon sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan, sebagian besar dari mereka telah tewas sejak September.

    Netanyahu mencantumkan alasan Israel untuk gencatan senjata termasuk “berfokus pada ancaman Iran” dan “mengisolasi Hamas”.

    Netanyahu mengatakan Israel akan meningkatkan perlawanannya terhadap Hamas di Gaza.

    “Sejak hari kedua perang, Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di pihaknya. Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas dibiarkan sendiri,” katanya. “Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu kami dalam misi suci kami untuk membebaskan sandera.”

    (taa/taa)

  • Netanyahu Sebut Israel Akan Balas Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata

    Netanyahu Sebut Israel Akan Balas Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu buka suara soal kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah. Pernyataan itu disampaikan Netanyahu setelah pertemuan selama berjam-jam dengan pejabatnya yang membahas kesepakatan tersebut.

    Dilansir AFP dan Aljazeera, Rabu (27/11/2024), Netanyahu mengatakan ia akan menyampaikan kepada seluruh kabinet garis besar kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah Lebanon untuk disetujui.

    Netanyahu mengatakan bahwa gencatan senjata dengan Hizbullah akan memungkinkan Israel untuk “meningkatkan” tekanan pada Hamas dan fokus pada “ancaman Iran”.

    “Ketika Hizbullah tidak terlibat, Hamas akan ditinggalkan sendirian dalam pertempuran. Tekanan kami terhadapnya akan meningkat,” kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa gencatan senjata juga akan memungkinkan “fokus pada ancaman Iran” dan memberi waktu bagi militer untuk memasok ulang.

    Soal berapa lama durasi gencatan senjata, Netanyahu menyebut semua itu bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon.

    Netanyahu menekankan Israel akan ‘membalas’ jika Hizbullah melanggar gencatan senjata. Netanyahu menyatakan Hizbullah bukan lagi kelompok yang sama “yang melancarkan perang terhadap kami”, dengan mengatakan pasukan Israel telah membuat mereka mundur beberapa dekade.

    Ia mengklaim pasukan Israel telah membunuh sebagian besar pimpinan kelompok tersebut dan “menghancurkan infrastruktur mereka”.

    Perjanjian tersebut akan mengakhiri keberadaan bersenjata Hizbullah di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani dan mengharuskan pasukan Israel untuk mundur dari Lebanon selatan.

    Tentara Lebanon kemudian perlu dikerahkan di wilayah tersebut-yang juga merupakan basis Hizbullah-dalam waktu 60 hari, kata para pejabat.

    (taa/taa)

  • Netanyahu: Israel Akan Balas Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata

    Netanyahu: Israel Akan Balas Jika Hizbullah Langgar Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan siap melaksanakan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon seperti yang telah diputuskan dalam perundingan pada Selasa (26/11)

    Dalam kesempatan yang sama, ia menekankan bakal menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran oleh Hizbullah terkait gencatan senjata tersebut.

    “Kami akan menegakkan kesepakatan dan menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran. Bersama-sama, kami akan terus berjuang sampai menang,” kata Benjamin Netanyahu seperti diberitakan Reuters.

    “Dengan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, kami mempertahankan kebebasan penuh dalam bertindak. Jika Hizbullah melanggar kesepakatan atau mencoba mempersenjatai kembali, kami akan menyerang dengan tegas.”

    Dalam pidato di televisi lokal, Netanyahu mengatakan bakal menyerahkan kesepakatan gencatan senjata kepada seluruh kabinetnya nanti malam.

    Kesepakatan tersebut, yang membuka jalan bagi berakhirnya konflik yang telah menewaskan ribuan orang sejak dipicu perang Gaza pada 2023 dan diharapkan mulai berlaku pada Rabu (27/11).

    Persetujuan Israel terhadap kesepakatan tersebut akan membuka jalan bagi deklarasi gencatan senjata oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, menurut empat sumber senior Lebanon.

    Meskipun ada terobosan diplomatik, permusuhan berkecamuk saat Israel secara dramatis meningkatkan kampanye serangan udara di Beirut dan bagian lain Lebanon, dengan otoritas kesehatan melaporkan sedikitnya 18 orang tewas.

    Seorang anggota parlemen Hizbullah di Lebanon, Hassan Fadlallah, mengatakan negara itu menghadapi “jam-jam yang berbahaya dan sensitif” selama menunggu kemungkinan pengumuman gencatan senjata.

    Namun, tidak ada indikasi bahwa gencatan senjata di Lebanon akan mempercepat kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza yang hancur, tempat Israel memerangi kelompok militan Palestina Hamas.

    Perjanjian gencatan senjata Lebanon mengharuskan pasukan Israel mundur dari Lebanon selatan dan tentara Lebanon untuk dikerahkan di wilayah tersebut, kata para pejabat. Hizbullah akan mengakhiri kehadiran bersenjatanya di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani.

    Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan tentara Lebanon akan siap mengerahkan setidaknya 5.000 tentara di Lebanon selatan saat pasukan Israel mundur, dan bahwa Amerika Serikat dapat berperan dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat serangan Israel.

    Israel menuntut penegakan PBB yang efektif atas gencatan senjata dengan Lebanon dan akan menunjukkan “toleransi nol” terhadap pelanggaran apa pun, kata Menteri Pertahanan Israel Katz pada Selasa (26/11).

    Serangan Israel sebelum kesepakatan gencatan senjata

    Beberapa jam sebelum pengumuman, serangan Israel menghantam lebih banyak wilayah pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk, basis Hizbullah.

    Militer Israel mengatakan satu rentetan serangan telah mengenai 20 target di kota itu hanya dalam 120 detik, menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 37 orang, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

    Israel mengeluarkan peringatan evakuasi terbesarnya, dengan memerintahkan warga sipil meninggalkan 20 lokasi. Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengatakan angkatan udara melancarkan “serangan besar-besaran” terhadap target-target Hezbollah di seluruh kota.

    Sementara itu, Hizbullah yang didukung Iran terus melancarkan serangan roket ke Israel.

    Israel memberikan pukulan telak kepada Hizbullah sejak melancarkan serangan terhadap kelompok tersebut pada September 2024 dan menewaskan pemimpinnya Sayyed Hassan Nasrallah dan komandan tinggi lainnya, serta menggempur wilayah-wilayah Lebanon tempat kelompok tersebut berkuasa.

    Dalam setahun terakhir, lebih dari 3.750 orang tewas di Lebanon dan lebih dari satu juta orang dipaksa meninggalkan rumah mereka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, yang tidak membedakan jumlah warga sipil dan militer.

    Serangan Hizbullah telah menewaskan 45 warga sipil di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Setidaknya 73 tentara Israel telah tewas di Israel utara, Dataran Tinggi Golan, dan dalam pertempuran di Lebanon selatan, menurut otoritas Israel.

    (Reuters/chri)