Tag: Benjamin Netanyahu

  • Israel dan Hamas Hampir Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjata ‘Kecil’ Selama Dua Bulan – Halaman all

    Israel dan Hamas Hampir Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjata ‘Kecil’ Selama Dua Bulan – Halaman all

    Israel dan Hamas Hampir Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjata ‘Kecil’ Selama Dua Bulan

    TRIBUNNEWS.COM – Israel dan Hamas hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata “kecil” , Otoritas Penyiaran Israel melaporkan pada Minggu (8/12/2024), mengutip sumber politik.

    Otoritas penyiaran mengutip sumber Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan kalau kedua pihak hampir menyelesaikan kesepakatan yang akan mencakup gencatan senjata selama dua bulan.

    Kesepakatan itu juga akan melibatkan pembebasan tahanan berdasarkan ” kasus kemanusiaan ,” termasuk orang lanjut usia, wanita, yang terluka dan sakit, serta penarikan tentara Israel dari sebagian Jalur Gaza, kata sumber tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Hamas dan negara-negara mediator, Mesir dan Qatar belum mengomentari laporan tersebut.

    Delegasi Hamas yang dipimpin oleh wakil pemimpin Khalil al-Hayya meninggalkan Kairo Minggu malam setelah pertemuan dengan kepala Badan Intelijen Umum Mesir, Mayjen Hassan Rashad, di mana mereka membahas upaya untuk melaksanakan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Delegasi tersebut menekankan komitmennya untuk memastikan keberhasilan upaya ini dan mengakhiri agresi terhadap rakyat Palestina.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengklaim dalam percakapan dengan keluarga sandera Israel di Gaza bahwa jatuhnya rezim Bashar al-Assad di Suriah pada hari Minggu dapat berkontribusi pada kesepakatan pertukaran sandera di Gaza.

    Israel memperkirakan saat ini ada 101 tahanan Israel yang ditahan di Gaza.

    Upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir dan Qatar untuk mencapai gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal karena penolakan Netanyahu untuk menghentikan konflik yang sedang berlangsung.

    Israel telah melancarkan perang genosida di Jalur Gaza, yang mengakibatkan kematian lebih dari 44.600 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

    Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

    Tekanan dari Keluarga Sandera

    Pada saat suasana optimis menyebar di Israel mengenai pencapaian kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas di Jalur Gaza, keluarga para tahanan Israel mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan agar tidak menunda-nunda dan menuntut penyelesaian kesepakatan yang komprehensif dan tidak parsial.

    Dan mereka pergi ke Dewan Keamanan PBB menuntut agar kesepakatan semacam itu disetujui dan diberlakukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan persetujuan bulat dari negara-negara besar.

    Einav Zengawker, ibu dari Matan tentara yang ditangkap Hamas, mengatakan bahwa kesepakatan parsial berarti anak saya akan tetap ditahan sampai tahap berikutnya di masa depan. 

    “Hanya Tuhan yang tahu kapan hal itu akan terjadi, dan itu mungkin tidak akan pernah terjadi.”

    Pernyataan tersebut ditujukan kepada lima negara besar, meminta agar mereka tidak menggunakan hak veto terhadap keputusan tersebut.

    Jelas terlihat bahwa demonstrasi protes yang terjadi pada Sabtu dan Minggu malam semakin meningkat kekuatannya, mencapai lebih dari 45 ribu orang di 30 lokasi di seluruh Israel, menuntut kembalinya 100 sandera yang ditahan oleh Hamas dan menentang kebijakan Israel. 

    Tel Aviv menyaksikan tiga demonstrasi: Dua diantaranya bersifat tradisional dalam isu tahanan, dan yang ketiga menentang rencana pemerintah untuk menggulingkan pemerintah dan melemahkan sistem peradilan. 

    Demonstrasi ketiga melibatkan 12.000 demonstran, dan merupakan demonstrasi pertama sejak Agustus lalu. Ketua Asosiasi Pengacara, Amit Baker, angkat bicara mengenai hal ini dan mengatakan bahwa pemerintah telah kembali melaksanakan rencana kudetanya. 

    Dia menambahkan: “Mereka percaya bahwa kampanye protes telah memudar, jadi mereka memutuskan untuk melanjutkan gelombang undang-undang tersebut.” 

    Kita harus menjelaskan kepada mereka bahwa revolusi kita belum memudar, bahwa keinginan kita terhadap demokrasi masih membara dalam diri kita, dan bahwa kita bertekad untuk menggulingkan pemerintah.” 

    Dia meminta masyarakat untuk keluar dalam jumlah ratusan ribu. “Sampai tanah berguncang di bawah kaki Netanyahu.”

    Ribuan orang berpartisipasi dalam pawai besar-besaran di Lapangan Sandera di Lapangan Museum Tel Aviv. 

    Polisi Israel menangkap lima orang (4 atas tuduhan perilaku tidak tertib, dan satu karena menyerang petugas polisi), dan 3 tahanan di bawah umur dibebaskan. 

    Sementara ribuan lainnya berdemonstrasi di Jalan Begin di kota, di mana api dinyalakan dan padam setelah beberapa saat. 

    Tiga pengunjuk rasa terluka akibat penyerangan polisi, termasuk seorang wanita muda yang kepalanya beberapa kali terbentur tanah.

    Yang menonjol di antara para demonstran adalah Einav Zengawker, ibu dari tentara Matan yang ditangkap, yang dikenal sangat kuat dan telah memimpin demonstrasi selama 14 bulan, namun ia pingsan di atas panggung. 

    Beberapa jam yang lalu, Hamas menerbitkan rekaman yang menunjukkan putranya masih hidup, dan menuntut upaya serius untuk membebaskannya. 

    Netanyahu meneleponnya dan memberitahunya bahwa pemerintahnya sedang mendekati kesepakatan dan melakukan segala upaya. Dia menjawab dengan mengatakan bahwa dia tidak mempercayainya. 

    Saya memperingatkannya: “Hari ini Anda berbicara tentang optimisme.” Jangan biarkan kesepakatan itu gagal lagi, seperti yang Anda lakukan di masa lalu. Jangan korbankan anakku demi mempertahankan tahtamu.” 

    Dia meminta Trump untuk mengakhiri perang di Gaza dan bergerak menuju kesepakatan komprehensif, “semua untuk semua.”

    Nofer Buchstab, saudara perempuan Yjav Buchstab, yang diculik pada 7 Oktober 2023, dan dibunuh saat berada dalam tahanan Hamas, mengatakan: 

    “Selama berbulan-bulan kami telah mengatakan bahwa tekanan militer membuat mereka menghadapi bahaya dan sekarang fakta berbicara Orang-orang bersenjata telah menculik (Hamas) membunuh saudara saya dan selamanya akan tetap bersalah atas pembunuhannya, namun pemerintah mendikte, dan terus mendikte, kebijakan mengorbankan sandera. Anda terbawa dalam balas dendam dan peperangan dan melupakan kehidupan sepanjang perjalanan.” 

    Dia berbicara kepada Netanyahu dan berkata: “Anda membual bahwa Anda mempersiapkan putra kami agar kami dapat menguburkannya dengan cara yang tertib.” 

    “Ya, itu nyaman, tapi Anda meremehkan kami. Kami ingin anak-anak kami hidup, bukan mati, jadi hentikan perang sehingga kami memiliki harapan untuk membebaskan mereka hidup-hidup.”

    Forum Keluarga percaya bahwa peningkatan nyata dalam jumlah demonstran malam ini menunjukkan harapan bahwa partisipasi dalam demonstrasi di masa depan akan meningkat.

     

    (oln/anadolu/*)

     

     

  • Serangan Udara Israel Menargetkan Kelompok Pro-Iran di Suriah Timur – Halaman all

    Serangan Udara Israel Menargetkan Kelompok Pro-Iran di Suriah Timur – Halaman all

    Serangan Israel Menargetkan Kelompok Pro-Iran di Suriah Timur

    TRIBUNNEWS.COM- Israel melancarkan serangan udara di Suriah timur hari ini (Minggu), menargetkan gudang senjata.

    Selain itu, Israel juga menyerang kelompok yang setia kepada Iran, menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, tak lama setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad.

    Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman, mengatakan kepada Agence France-Presse, 

    “Israel melakukan beberapa serangan udara terhadap gudang senjata dan situs milik rezim sebelumnya dan kelompok yang didukung Iran di Kegubernuran Deir ez-Zor,” 

    Menunjuk pada eskalasi dalam kecepatan serangan Israel terhadap sasaran serupa setelah Assad melarikan diri dari Suriah dan kendali faksi oposisi atas Damaskus.

     

     

    Israel Perluas Pendudukan di Dataran Tinggi Golan saat Rezim Assad Tumbang

    Israel mengerahkan tank dan pasukan untuk menduduki zona penyangga di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki pada 8 Desember menyusul jatuhnya pemerintah Suriah ke tangan kelompok ekstremis yang didukung asing semalam.

    Tentara Israel mengumumkan pasukannya menduduki “beberapa titik yang diperlukan untuk pertahanan” di zona penyangga, dengan alasan kemungkinan “orang-orang bersenjata” memasuki zona tersebut.

    Zona penyangga ditetapkan pada tahun 1974 sebagai bagian dari gencatan senjata yang mengakhiri Perang Yom Kippur antara Israel dan Suriah.

    Militan yang didukung asing dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memasuki Damaskus semalam setelah serangan kilat menuju ibu kota yang dimulai kurang dari dua minggu lalu dari benteng mereka di Kegubernuran Idlib.

    Militan dari HTS, sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, dengan cepat menduduki pedesaan dan kota Aleppo sebelum bergerak ke selatan untuk merebut Hama, Homs, dan akhirnya, Damaskus.

    Tentara Suriah mundur dari Homs dan Damaskus tanpa melakukan perlawanan.

    Militer Israel mengklaim pihaknya “tidak ikut campur dalam urusan internal” di Suriah tetapi akan tetap berada di zona penyangga “selama diperlukan.”

    Pasukan Israel memasuki zona penyangga dengan dalih adanya dugaan ancaman dari militan ekstremis.

    Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengklaim “angkatan bersenjata” memasuki zona penyangga dan menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB yang ditempatkan di daerah tersebut.

    “Israel prihatin dengan pelanggaran Perjanjian Pelepasan 1974 antara Israel dan Suriah, yang juga menimbulkan ancaman terhadap keamanannya, keselamatan masyarakatnya, dan warganya, khususnya di wilayah Dataran Tinggi Golan,” tulisnya pada X.

    Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah selama perang tahun 1967, menduduki wilayah tersebut secara ilegal, dan mencaploknya pada tahun 1981.

    Israel telah mengebom Suriah ratusan kali sejak dimulainya perang rahasia yang dipimpin AS di Suriah pada tahun 2011. 

    Pengeboman tersebut terus berlanjut setelah perang berakhir pada tahun 2019, dalam apa yang disebut media Israel sebagai “pertempuran antara kedua perang.”

    Serangan Israel semakin intensif setelah dimulainya perang di Gaza lebih dari setahun yang lalu. 

    Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan fasilitas senjata yang digunakan untuk mendukung Hizbullah dan perlawanan Islam di Lebanon.

     

     

    Israel Bombardir Gedung-gedung Militer & Pemerintahan di Damaskus Setelah HTS Ambil Alih Kekuasaan

    Serangan udara Israel menghantam distrik Mazzeh di Damaskus dan sebuah pangkalan udara di Suwayda di Suriah selatan pada tanggal 8 Desember, hanya beberapa jam setelah pemerintah Suriah jatuh ke tangan ekstremis yang didukung asing. 

    Puluhan serangan udara Israel menghantam Bandara Militer Mazzeh bersama dengan gedung bea cukai dan intelijen, alun-alun keamanan, fasilitas penelitian ilmiah, dan laboratorium pertahanan.

    Pengeboman ini terjadi setelah militan ekstremis dari Hayat Tahrir al-Sham menguasai ibu kota Suriah pada malam hari

    Selain itu, pesawat tempur Israel yang diduga mengebom pangkalan udara Khalkhala di Suriah selatan, dua sumber keamanan regional mengatakan kepada Reuters .

    Pangkalan udara tersebut dievakuasi oleh tentara Suriah semalam ketika militan dari Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menguasai ibu kota, Damaskus.

    Sumber keamanan regional mengatakan sedikitnya enam serangan menghantam pangkalan udara tersebut, yang terletak di dekat kota Suwayda yang mayoritas dihuni Druze. Pangkalan tersebut memiliki persediaan besar roket dan rudal yang ditinggalkan oleh tentara Suriah.

    Satu sumber mengklaim bahwa serangan itu tampaknya ditujukan untuk mencegah senjata-senjata ini jatuh ke tangan HTS.

    Namun, seorang komandan militan yang berpartisipasi dalam serangan HTS di Aleppo seminggu yang lalu mengatakan kepada The Times of Israel bahwa mereka berkomitmen untuk menjalin hubungan persahabatan dengan Israel.

    “Kami terbuka untuk bersahabat dengan siapa pun di kawasan ini, termasuk Israel. Kami tidak punya musuh selain rezim Assad, Hizbullah, dan Iran. Apa yang dilakukan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon sangat membantu kami. Sekarang kami mengurus sisanya,” kata komandan tersebut.

    Selama perang di Suriah antara tahun 2011 dan 2018, Israel memberikan dukungan langsung kepada militan dari HTS, yang sebelumnya dikenal sebagai Front Nusra yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

    Israel menyediakan senjata, bantuan medis, gaji, dan dukungan udara dari angkatan udaranya kepada militan Nusra saat mereka memerangi tentara Suriah di selatan negara itu.

    Setelah perang berakhir, Israel membombardir Suriah ratusan kali dalam apa yang media Israel sebut sebagai “perang antar perang.”

    Serangan Israel semakin intensif setelah dimulainya perang di Gaza lebih dari setahun yang lalu. Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan fasilitas senjata yang digunakan untuk mendukung Hizbullah dan perlawanan Islam di Lebanon.

    Netanyahu Mengulurkan “Tangan Perdamaian” kepada Warga Suriah saat Jet Tempur Israel Menyerang Damaskus

    Dalam kunjungannya ke daerah perbatasan dengan Suriah pada tanggal 8 Desember, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Tel Aviv akan “mengirimkan bantuan perdamaian” kepada seluruh warga Suriah, beberapa jam setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad dan ketika militer Israel menginvasi Suriah dan menggempurnya dengan serangan udara. 

    “Ini adalah hari bersejarah bagi Timur Tengah. Runtuhnya rezim Assad, tirani di Damaskus, menawarkan peluang besar tetapi juga penuh dengan bahaya yang signifikan,” kata Netanyahu. 

    “Kami mengirimkan tangan perdamaian kepada semua pihak yang berada di luar perbatasan kami di Suriah: kepada suku Druze, suku Kurdi, umat Kristen, dan umat Muslim yang ingin hidup damai dengan Israel,” tambahnya. 

    Komentar tersebut muncul setelah Israel mengerahkan tank dan pasukan untuk menduduki zona penyangga yang dipantau PBB di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki – juga maju dan menduduki bagian Gunung Hermon yang tidak diduduki. 

    Sepanjang Minggu sore, jet-jet tempur Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di ibu kota, Damaskus, dan lokasi-lokasi lain di Suriah –  yang menargetkan  lokasi-lokasi tentara Suriah, infrastruktur intelijen, dan depot senjata. 

    Puluhan serangan udara Israel menghantam Bandara Militer Mazzeh bersama dengan gedung bea cukai dan intelijen, alun-alun keamanan, fasilitas penelitian ilmiah di Damaskus, dan laboratorium pertahanan. 

    Israel juga secara resmi menarik diri dari Perjanjian Pelepasan antara Israel dan Suriah tahun 1974, kesepakatan yang ditandatangani secara tidak langsung antara Suriah dan Israel yang secara resmi mengakhiri perang Arab-Israel tahun 1973. Pasukan Israel kini telah memasuki wilayah yang belum pernah mereka masuki sejak tahun 1974.

    Komentar Netanyahu menyusul penyerbuan ibu kota Suriah oleh ekstremis Hayat Tahrir al-Sham (HTS), setelah kota Aleppo, Hama, dan Homs jatuh ke tangan militan dalam waktu kurang dari dua minggu. 

    Ada bukti terdokumentasi mengenai kolaborasi Israel dengan oposisi ekstremis di Suriah. Israel memberikan dukungan langsung kepada afiliasi Al-Qaeda Suriah, Front Nusra – yang menjadi HTS pada tahun 2017 setelah perubahan nama yang disponsori Qatar. 

    Perdana Menteri Israel juga mengatakan pada hari Minggu bahwa jatuhnya Suriah adalah “akibat langsung dari pukulan yang telah kita lakukan terhadap Iran dan Hizbullah, pendukung utama rezim Assad,” dan menganggap bahwa mereka bertanggung jawab atas runtuhnya pemerintah Suriah.

     

     

     

    SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT, THE CRADLE

  • Usai Assad Lengser, Netanyahu Perintahkan Militer Israel Siaga di Perbatasan

    Usai Assad Lengser, Netanyahu Perintahkan Militer Israel Siaga di Perbatasan

    ERA.id – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk merebut zona penyangga demiliterisasi di perbatasan dengan Suriah. Perintah ini dikeluarkan usai penggulingan Bashar al-Assad di Damaskus.

    Dalam perintahnya, Netanyahu menyinggung soal perjanjian pelepasan 50 tahun lalu yang ia sebut sudah tidak berlaku lagi setelah Assad lengser. Hal ini menyebabkan pasukan militer Suriah meninggalkan posisi mereka.

    “Saya memerintahkan IDF (militer) kemarin untuk merebut zona penyangga dan posisi komando di dekatnya. Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun membangun diri di perbatasan kami,” katanya, dikutip AFP, Senin (9/12/2024).

    Pengumuman tersebut dibuat oleh Netanyahu saat ia mengunjungi Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel yang berbatasan dengan zona penyangga.

    Sebelum aksi pemberontakan terjadi di Suriah, tentara Israel mengumumkan pengerahan pasukan di zona penyangga yang dipatroli oleh PBB untuk membantu pasukan penjaga perdamaian dalam menangkis serangan. Hal ini dilakukan dengan alasan kemungkinan adanya kelompok bersenjata ke zona penyangga.

    “Menyusul peristiwa baru-baru ini di Suriah, IDF telah mengerahkan pasukan di zona penyangga dan di beberapa tempat lain yang diperlikan untuk pertahanannya, guna memastikan keselamatan masyarakat Dataran Tinggi Golan dan warga Israel,” kata pernyataan IDF.

    Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa IDF akan tetap patroli untuk menjaga zona penyangga dan membela Israel.

    Selain itu, militer Israel juga mengatakan pada hari Minggu (11/12) bahwa mereka memberlakukan jam malam bagi penduduk lima kota Suriah di zona penyangga demiliterisasi Dataran Tinggi Golan.

    “Demi keamanan Anda, Anda harus tinggal di rumah dan tidak keluar rumah sampai ada pemberitahuan lebih lanjut,” kata Letnan Kolonel Avichay Adraee, juru bicara militer Israel.

    Sejak koalisi pemberontak, yang dipimpin oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham, memulai serangan barunya terhadap pasukan pemerintah pada 27 November, pasukan pemerintah Suriah telah meninggalkan posisi di dekat Golan yang dikuasai Israel.

    Presiden Suriah Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai ibu kota Damaskus pada Minggu (11/12) pagi, menandai runtuhnya rezim Partai Baath yang telah berkuasa di Suriah sejak 1963. Peristiwa ini terjadi lebih dari sepekan setelah kelompok anti-rezim merebut kendali atas Aleppo, sebuah kota besar di wilayah utara Suriah.

  • Presiden Iran Kecam Israel yang Masuki Wilayah Suriah di Tengah Jatuhnya Assad

    Presiden Iran Kecam Israel yang Masuki Wilayah Suriah di Tengah Jatuhnya Assad

    ERA.id – Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengecam tentara Israel yang masuk ke Suriah di tengah tumbangnya Bashar Assad dari kekuasaan.

    Pezeshkian menyerukan negara-negara Timur Tengah untuk waspada terhadap langkah-langkah Israel terkait dengan rakyat di kawasan, kata kantor Presiden Iran dalam sebuah pernyataan.

    Stasiun penyiaran negara Israel Kan sebelumnya melaporkan bahwa pasukan Israel (IDF) pada Minggu (8/12/2024) telah menduduki pos Suriah di Gunung Hermon setelah tentara Suriah meninggalkan posisinya di zona penyangga.

    Juru bicara IDF dalam bahasa Arab, Avichai Edri, kemudian memperingatkan penduduk lima kota perbatasan di Suriah selatan untuk tetap berada di rumah dan tidak keluar demi alasan keamanan.

    “Pezeshkian dengan tegas mengutuk tindakan rezim Zionis yang melanggar integritas teritorial Suriah. Ia juga menyerukan kepada semua pihak Suriah serta negara-negara tetangga untuk waspada terhadap penyalahgunaan situasi oleh rezim Zionis untuk memperluas dan menerapkan kebijakan ilegalnya terhadap bangsa-bangsa di kawasan ini,” kata kantor Presiden Iran dikutip dari Sputnik.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengatakan bahwa perjanjian pemisahan dengan Suriah di Dataran Tinggi Golan, yang dicapai segera setelah Perang Yom Kippur 1973, tidak lagi berlaku karena tentara Suriah telah meninggalkan posisinya.

    Netanyahu menegaskan bahwa, bersama dengan kepala pertahanan dan dengan dukungan penuh dari kabinet, ia telah memerintahkan tentara Israel untuk menduduki zona demarkasi dan pos-pos yang mengontrolnya.

    Israel secara aktif memperkuat pertahanannya di Dataran Tinggi Golan di tengah jatuhnya Presiden Bashar Assad di Suriah dan perebutan sebagian besar negara tersebut oleh pasukan oposisi bersenjata.

    Kelompok bersenjata Suriah merebut ibu kota negara Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

    Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali mengatakan bahwa ia dan 18 menteri lainnya memutuskan untuk tetap berada di Damaskus.

    Al-Jalali juga mengatakan bahwa ia telah menghubungi pemimpin kelompok militan yang memasuki kota tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Bashar Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah setelah melakukan negosiasi dengan beberapa pihak yang terlibat dalam konflik Suriah.

  • Israel Bombardir Gudang Senjata Pasukan Suriah, Curi Kesempatan Caplok Wilayah Rezim Assad – Halaman all

    Israel Bombardir Gudang Senjata Pasukan Suriah, Curi Kesempatan Caplok Wilayah Rezim Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangkaian udara, membombardir sejumlah wilayah di Suriah termasuk Ibu Kota Damaskus, Senin (9/12/2024).

    Tak hanya itu serangan juga dilaporkan menyasar gudang senjata milik pasukan Suriah yang berada di Provinsi Daraa, sekitar 70 kilometer dari selatan Damaskus.

    Hal itu turut dikonfirmasi media lokal Qatar yang melaporkan telah mendengar sebuah ledakan di sekitar area gudang senjata serta pusat penelitian milik Suriah di Distrik Kafr Sousa, Damaskus.

    Adapun gudang senjata itu digunakan pasukan Suriah untuk menyimpan data sensitif militer, peralatan dan bagian-bagian peluru kendali. 

    Hingga saat ini belum ada kabar mengenai korban luka dan korban tewas imbas serangan tersebut.

    Namun, imbas serangan brutal Israel, Kantor Bea Cukai yang bersebelahan dengan kantor intelijen militer mengalami kerusakan besar.

    “Israel telah melancarkan serangan udara terhadap depot senjata dan posisi milik rezim yang sudah tidak berkuasa dan kelompok yang didukung Iran di provinsi Deir Ezzor bagian timur,” kata Rami Abdel Rahman yang mengepalai Syrian Observatory for Human Rights mengutip dari Barrons.

    Banyak pihak berspekulasi bahwa serangan sengaja dilakukan Israel untuk mengambil alih wilayah Suriah pasca kekuasaan rezim Bashar al-Assad yang telah memimpin Suriah selama 50 tahun terakhir dilengserkan secara paksa oleh kelompok pemberontak.

    IDF Ambil Alih Golan

    Selain melakukan serangan militer IDF juga diutus PM Netanyahu untuk menggelar operasi baru di perbatasan Suriah dan Dataran Tinggi Golan.

    Tujuannya untuk mengambil alih kekuasaan di zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan, Suriah, sebagaimana dilansir BBC International.

    Netanyahu mengatakan runtuhnya rezim Assad adalah “hari bersejarah di Timur Tengah”.

    Ini lantaran runtuhnya rezim Assad membuat perjanjian Israel dan Suriah tahun 1974 ikut “runtuh”, memungkinkan Israel untuk bergerak cepat mengambil alih Dataran Golan.

    “Pasukan Pertahanan Israel ditugaskan untuk memasuki zona penyangga dan posisi komando di dekatnya yang merupakan dari bagian Golan yang diduduki Israel,” kata Netanyahu dikutip dari BBC International.

    “Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun muncul di perbatasan kami,” imbuhnya.

    Sabotase seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel, negara Zionis tersebut sebelumnya pernah merebut Golan dari Suriah pada tahap akhir Perang Enam Hari tahun 1967 dan mencaploknya secara sepihak pada tahun 1981.

    Meski sebagian Golan berhasil diduduki Israel, tindakan tersebut tidak diakui secara internasional.

    Israel  Klaim Bantu PBB Tangkis Serangan di Suriah

    Untuk merespons munculnya isu negatif yang menyebut Israel telah melakukan pencaplokan wilayah di Suriah, pemerintah Netanyahu langsung buka suara.

    Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar di media sosial X menjelaskan bahwa keberadaan angkatan bersenjata di zona penyangga Suriah bertujuan untuk menjaga pasukan penjaga perdamaian (PBB) di daerah tersebut”.

    Hal serupa juga dilontarkan juru bicara  tentara Israel yang mengumumkan pengerahan pasukan di sana, dengan alasan “kemungkinan masuknya individu bersenjata ke zona penyangga”.

    “Menyusul kejadian baru-baru ini di Suriah… IDF telah mengerahkan pasukan di zona penyangga dan di beberapa tempat lain yang diperlukan untuk pertahanannya, untuk menjamin keselamatan masyarakat di Dataran Tinggi Golan dan warga Israel,” kata sebuah pernyataan militer.

    Israel Terapkan Jam Malam

    Setelah mengambil alih Dataran Tinggi Golan, militer Israel langsung memberlakukan jam malam bagi penduduk lima kota Suriah.

    “Jam malam akan berlaku pukul 16.00 hingga 05.00 setiap hari, mulai Minggu (8/12/2024).

    Adapun peraturan itu diterapkan di 5 kota yang berada di zona penyangga demiliterisasi Dataran Tinggi Golan yang kini berada di tangan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    “Demi keamanan Anda, Anda harus tinggal di rumah dan tidak keluar sampai pemberitahuan lebih lanjut,” Letnan Kolonel Avichay Adraee, juru bicara militer Israel, dilansir dari AFP.

    Israel berdalih penerapan jam malam bertujuan untuk mengkonsolidasikan kendali saat pemberontak merebut Suriah.

    Namun, banyak pihak menilai kebijakan ini diberlakukan demi memperkuat posisi Israel setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad, yang menandai perubahan dramatis dalam konflik Suriah.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Netanyahu Puji Tumbangnya Assad sebagai Hari Bersejarah Bagi Suriah

    Netanyahu Puji Tumbangnya Assad sebagai Hari Bersejarah Bagi Suriah

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memuji tumbangnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai “hari bersejarah”. Tel Aviv menyaksikan penggulingan pemerintahan Assad oleh pasukan oposisi dengan perasaan campur aduk antara harapan dan kekhawatiran.

    Lengsernya Assad setelah puluhan tahun berkuasa dinilai akan memicu perubahan strategis paling signifikan selama beberapa tahun terakhir di kawasan Timur Tengah.

    Militer Tel Aviv beberapa waktu terakhir melancarkan serangan yang menargetkan pasukan Iran dan Hizbullah di Suriah, yang mendukung rezim Assad.

    “Hal ini tentu saja menciptakan peluang baru yang sangat penting bagi Negara Israel. Tapi itu juga bukan tanpa risiko,” ucap Netanyahu saat berkunjung ke area perbatasan Israel-Suriah, seperti dilansir Reuters, Senin (9/12/2024).

    Israel telah mengerahkan tank-tank militernya ke perbatasan, hingga memasuki zona penyangga dengan Suriah, untuk mencegah semakin meluasnya kekacauan di sana. Namun Tel Aviv menegaskan tidak akan terlibat dalam konflik yang melanda negara tetangganya tersebut.

    Netanyahu, dalam pernyataannya, menyatakan Israel sedang mengupayakan kebijakan “bertetangga yang baik” dan akan “mengulurkan tangan perdamaian” kepada warga Druze, Kurdi, Kristen dan Muslim yang ada di Suriah.

    “Kami akan terus memantau perkembangannya. Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk melindungi perbatasan kami dan menjaga keamanan kami,” ujar Netanyahu.

  • Video: Netanyahu Berlakukan Jam Malam di Perbatasan Israel-Suriah

    Video: Netanyahu Berlakukan Jam Malam di Perbatasan Israel-Suriah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Militer Israel memberlakukan jam malam bagi penduduk di lima kota Suriah. Peraturan ini sebagai tindak lanjut, atas kabar Presiden Suriah Bashar Al Assad yang melarikan diri, usai digulingkan.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Senin, 09/12/2024) berikut ini.

  • Netanyahu Mengulurkan Tangan Perdamaian kepada Warga Suriah saat Jet Tempur Israel Serang Damaskus – Halaman all

    Netanyahu Mengulurkan Tangan Perdamaian kepada Warga Suriah saat Jet Tempur Israel Serang Damaskus – Halaman all

    Netanyahu Mengulurkan “Tangan Perdamaian” kepada Warga Suriah saat Jet Tempur Israel Menyerang Damaskus

    TRIBUNNEWS.COM- Dalam kunjungannya ke daerah perbatasan dengan Suriah pada tanggal 8 Desember, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Tel Aviv akan “mengirimkan bantuan perdamaian” kepada seluruh warga Suriah, beberapa jam setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad dan ketika militer Israel menginvasi Suriah dan menggempurnya dengan serangan udara. 

    “Ini adalah hari bersejarah bagi Timur Tengah. Runtuhnya rezim Assad, tirani di Damaskus, menawarkan peluang besar tetapi juga penuh dengan bahaya yang signifikan,” kata Netanyahu. 

    “Kami mengirimkan tangan perdamaian kepada semua pihak yang berada di luar perbatasan kami di Suriah: kepada suku Druze, suku Kurdi, umat Kristen, dan umat Muslim yang ingin hidup damai dengan Israel,” tambahnya. 

    Komentar tersebut muncul setelah Israel mengerahkan tank dan pasukan untuk menduduki zona penyangga yang dipantau PBB di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki – juga maju dan menduduki bagian Gunung Hermon yang tidak diduduki. 

     

     

     

     

     

    Sepanjang Minggu sore, jet-jet tempur Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di ibu kota, Damaskus, dan lokasi-lokasi lain di Suriah –  yang menargetkan  lokasi-lokasi tentara Suriah, infrastruktur intelijen, dan depot senjata. 

    Puluhan serangan udara Israel menghantam Bandara Militer Mazzeh bersama dengan gedung bea cukai dan intelijen, alun-alun keamanan, fasilitas penelitian ilmiah di Damaskus, dan laboratorium pertahanan. 

    Israel juga secara resmi menarik diri dari Perjanjian Pelepasan antara Israel dan Suriah tahun 1974, kesepakatan yang ditandatangani secara tidak langsung antara Suriah dan Israel yang secara resmi mengakhiri perang Arab-Israel tahun 1973. Pasukan Israel kini telah memasuki wilayah yang belum pernah mereka masuki sejak tahun 1974.

    Komentar Netanyahu menyusul penyerbuan ibu kota Suriah oleh ekstremis Hayat Tahrir al-Sham (HTS), setelah kota Aleppo, Hama, dan Homs jatuh ke tangan militan dalam waktu kurang dari dua minggu. 

    Ada bukti terdokumentasi mengenai kolaborasi Israel dengan oposisi ekstremis di Suriah. Israel memberikan dukungan langsung kepada afiliasi Al-Qaeda Suriah, Front Nusra – yang menjadi HTS pada tahun 2017 setelah perubahan nama yang disponsori Qatar. 

    Perdana Menteri Israel juga mengatakan pada hari Minggu bahwa jatuhnya Suriah adalah “akibat langsung dari pukulan yang telah kita lakukan terhadap Iran dan Hizbullah, pendukung utama rezim Assad,” dan menganggap bahwa mereka bertanggung jawab atas runtuhnya pemerintah Suriah.

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Terungkap Alasan Israel Bebaskan 18 Warga Palestina, Langsung Dipindahkan ke RS – Halaman all

    Terungkap Alasan Israel Bebaskan 18 Warga Palestina, Langsung Dipindahkan ke RS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Sabtu (7/12/2024), Israel mengambil langkah signifikan dengan membebaskan 18 warga Palestina dari berbagai penjara.

    Warga Palestina ini segera dipindahkan ke rumah sakit pemerintah di Gaza selatan untuk menjalani pemeriksaan medis, Middle East Monitor melaporkan.

    Langkah ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi fisik mereka, yang sebelumnya menunjukkan indikasi penyiksaan dan kekerasan.

    Menurut laporan Anadolu Agency, sebuah sumber medis dari Rumah Sakit Eropa Gaza menyatakan bahwa para warga Palestina yang dibebaskan telah dipindahkan ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

    Tindakan ini bukan tanpa alasan; beberapa bulan terakhir, banyak tahanan yang dilepaskan dalam kondisi kesehatan yang memprihatinkan.

    Kesaksian dari tahanan yang telah dibebaskan sebelum ini mengungkapkan bahwa mereka mengalami pemukulan, penyiksaan, penghinaan, dan interogasi selama penahanan mereka.

    Kondisi yang dialami oleh para tahanan ini menjadi perhatian serius, mengingat banyak di antara mereka yang tidak mendapatkan perawatan yang layak.

    Sejak serangan darat yang dimulai pada 27 Oktober, militer Israel telah menahan ribuan warga Palestina, termasuk wanita, anak-anak, pekerja kesehatan, dan personel pertahanan sipil.

    Meskipun sejumlah kecil dari mereka telah dibebaskan, nasib banyak tahanan lainnya masih tidak diketahui.

    Israel telah terlibat dalam konflik yang terus berlanjut di Jalur Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 44.600 kematian, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

    Situasi ini mengundang banyak perhatian dan kecaman internasional.

    Bulan lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Selain itu, Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional terkait perangnya di Gaza.

    Kejadian-kejadian ini menimbulkan banyak tanda tanya di tingkat internasional mengenai keadilan dan hak asasi manusia.

    Banyak pihak mengecam tindakan kekerasan yang terus berlanjut dan menuntut pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat.

    Lebih dari 4.000 orang diamputasi di Gaza

    Mohammad Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit al-Shifa, mengatakan dalam sebuah konferensi yang diadakan untuk memperingati Hari Internasional Penyandang Disabilitas di Kompleks Medis Nasser di Gaza selatan, bahwa “mayoritas dari mereka yang kehilangan anggota tubuh adalah anak-anak”.

    “Lebih dari 4.000 orang telah diamputasi anggota tubuh bagian atas atau bawah sejak dimulainya genosida,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa lebih dari 2.000 orang dengan cedera tulang belakang dan otak kini terbaring di tempat tidur dan sangat membutuhkan rehabilitasi.

    Ribuan orang lainnya menderita gangguan pendengaran dan penglihatan akibat pemboman yang tiada henti, tambahnya.

    Kelaparan dan penyakit merajalela di Gaza

    Krisis kemanusiaan di Gaza makin memburuk dari hari ke hari dan “rintangan” dalam penyediaan bantuan harus disingkirkan, kata kepala UNRWA Philippe Lazzarini.

    “Kita kehabisan kata-kata. Kelaparan dan penyakit merajalela,” katanya dalam sebuah posting di X, mengomentari posting oleh anggota parlemen Partai Buruh Inggris Annaliese Dodd, yang menyebut situasi di Gaza “tidak dapat ditoleransi”.

    “Kini saatnya bagi semua pihak untuk mendukung UNRWA – tulang punggung operasi bantuan internasional di Gaza,” imbuh Lazzarini.

    UNRWA, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina, mengatakan pada tanggal 1 Desember bahwa mereka telah menghentikan pengiriman bantuan melalui penyeberangan Karem Abu Salem (dikenal sebagai Kerem Shalom oleh orang Israel) antara Israel dan Gaza karena masalah keamanan yang mereka salahkan pada Israel.

    Serangan Israel memutus aliran listrik

    Rumah Sakit Kamal Adwan telah terputus aliran listriknya sepenuhnya setelah serangan Israel berulang kali terhadap generator utama dan tangki bahan bakar di rumah sakit tersebut.

    Tim medis di sana telah menyatakan keprihatinan yang mendalam atas memburuknya kondisi pasien di unit perawatan intensif dan orang-orang yang terluka yang sangat membutuhkan perawatan medis tingkat lanjut.

    Rumah sakit tersebut saat ini terperangkap dalam cengkeraman operasi militer yang sedang berlangsung di wilayah utara Gaza yang semakin meningkat dari hari ke hari tanpa ada henti di lapangan.

    Mereka telah menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera bertindak dan memberi mereka perlindungan.

    Tetapi bagian utara Gaza telah menjadi sasaran operasi militer tanpa henti yang telah mengubah sebagian besar fasilitas medis, bersama dengan infrastruktur sipil, menjadi puing-puing.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Israel Terapkan Jam Malam di 5 Kota Suriah Usai Assad Digulingkan

    Israel Terapkan Jam Malam di 5 Kota Suriah Usai Assad Digulingkan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Israel memberlakukan jam malam bagi penduduk lima kota Suriah pada Minggu (8/12) menyusul kabar Presiden Suriah Bashar Al Assad dikabarkan melarikan diri dari negaranya.

    Peraturan itu diterapkan di zona penyangga demiliterisasi Dataran Tinggi Golan yang diperintahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk direbut pasukan Israel.

    “Demi keamanan Anda, Anda harus tinggal di rumah dan tidak keluar sampai pemberitahuan lebih lanjut,” Letnan Kolonel Avichay Adraee, juru bicara militer Israel, seperti diberitakan AFP.

    Hal itu disampaikan setelah Netanyahu memerintahkan militer merebut zona tersebut, yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, setelah jatuhnya presiden Suriah

    Sementara itu, pemantau perang Suriah mengatakan Israel menargetkan gedung-gedung keamanan pemerintah di Damaskus dalam serangan mereka pada Minggu (8/12) atau beberapa jam setelah pemberontak menyerbu ibu kota.

    “Serangan Israel menargetkan kompleks keamanan di Damaskus dekat gedung-gedung bekas rezim”termasuk intelijen, bea cukai, dan markas militer,” kata Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris.

    Militer Israel menerobos masuk perbatasan Suriah untuk pertama kalinya sejak 1974 pada Minggu (8/12). Pergerakan Israel ini terjadi kala Suriah dilanda kekacauan politik usai Presiden Bashar Al Assad digulingkan pemberontak.

    Manuver militer Israel ini berlangsung tak lama setelah Tel Aviv mengumumkan akan memperkuat kehadiran personel di tanah Suriah. Langkah itu diambil sebagai tanggapan atas pergolakan yang sedang berlangsung di Suriah menyusul penggulingan Presiden Bashar Al Assad.

    Menurut surat kabar Maariv Israel yang dikutip Al Jazeera, Israel berdalih mengerahkan pasukan melintasi perbatasan Suriah untuk mencegah pasukan bersenjata negara itu atau warga sipil mendekati “posisi-posisi Israel.”

    Sementara itu, Dataran Tinggi Golan masih menjadi perseteruan antara Suriah dan Israel yang selama ini masih diduduki Tel Aviv.

    (AFP/chri)