Tag: Benjamin Netanyahu

  • Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Semakin Dekat

    Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Semakin Dekat

    Jakarta

    Hamas dan dua kelompok Palestina lainnya mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata Gaza dengan Israel “lebih dekat dari sebelumnya”. Asalkan Israel tidak memberlakukan persyaratan baru.

    Seperti dilansir AFP, Minggu (22/12/202), minggu lalu negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat diadakan di Doha, yang menghidupkan kembali harapan akan tercapainya kesepakatan.

    “Kemungkinan tercapainya kesepakatan (untuk gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan) lebih dekat dari sebelumnya, asalkan musuh berhenti memberlakukan persyaratan baru,” kata Hamas, Jihad Islam, dan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina yang berhaluan kiri dalam sebuah pernyataan bersama yang langka yang dikeluarkan setelah perundingan di Kairo pada Jumat (20/12).

    Seorang pemimpin Hamas mengatakan bahwa perundingan telah membuat “kemajuan yang signifikan dan penting” dalam beberapa hari terakhir.

    “Sebagian besar poin yang terkait dengan masalah gencatan senjata dan pertukaran tahanan telah disepakati,” katanya dengan syarat anonim karena ia tidak berwenang untuk berbicara di depan umum tentang masalah tersebut.

    “Beberapa poin yang belum terselesaikan masih ada, tetapi tidak menghalangi prosesnya. Kesepakatan itu dapat diselesaikan sebelum akhir tahun ini, asalkan tidak terganggu oleh persyaratan baru (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu.”

    Pada hari Rabu (18/12), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa ia “berharap” akan tercapainya kesepakatan, tetapi menghindari membuat prediksi apa pun mengenai kapan kesepakatan itu akan benar-benar terwujud.

    “Saya tidak ingin menebak-nebak seberapa besar kemungkinannya,” katanya di Council on Foreign Relations.

    Hamas membawa 251 sandera selama serangan mereka terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 96 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 36 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

    Upaya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera telah berulang kali gagal karena berbagai kendala utama.

    Meskipun telah dilakukan beberapa putaran perundingan tidak langsung, Israel dan Hamas hanya menyetujui satu gencatan senjata, yang berlangsung selama seminggu pada akhir tahun 2023.

    Negosiasi telah menghadapi berbagai tantangan sejak saat itu, dengan pokok pertikaian utama adalah pembentukan gencatan senjata yang langgeng.

    Netanyahu telah berulang kali menyatakan bahwa ia tidak ingin menarik pasukan Israel dari Koridor Philadelphia, sebidang tanah yang telah dibuka dan dikuasai oleh Israel di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir.

    Masalah lain yang belum terselesaikan adalah tata kelola Gaza pascaperang. Hal ini tetap menjadi masalah yang sangat kontroversial, termasuk di dalam kepemimpinan Palestina. Israel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Hamas menguasai wilayah tersebut lagi.

    (rfs/rfs)

  • Ambisi Netanyahu Terwujud: Hamas, Hizbullah, dan Suriah Takluk, Tahun Depan Giliran Iran – Halaman all

    Ambisi Netanyahu Terwujud: Hamas, Hizbullah, dan Suriah Takluk, Tahun Depan Giliran Iran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DUBAI – Tahun 2025 akan menjadi tahun perhitungan bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan musuh bebuyutan negaranya, Iran.

    Pemimpin veteran Israel itu siap memperkuat tujuan strategis selanjutnya.

    Yakni memperketat kontrol militernya atas Gaza, menggagalkan ambisi nuklir Iran, dan memanfaatkan pembubaran sekutu Teheran-Hamas Palestina, Hizbullah Lebanon, dan penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

    Runtuhnya Assad, tersingkirnya para pemimpin tinggi Hamas dan Hizbullah, serta hancurnya struktur militer mereka menandai serangkaian kemenangan monumental bagi Netanyahu.

    Tanpa Suriah, aliansi yang telah dibina Teheran selama beberapa dekade telah hancur.

    Dikutip dari Reuters, Sabtu (21/12/2024), seiring melemahnya pengaruh Iran, Israel muncul sebagai kekuatan dominan di kawasan tersebut.

    Netanyahu siap memusatkan perhatian pada ambisi nuklir dan program rudal Iran serta menerapkan fokus yang kuat untuk membongkar dan menetralisir ancaman strategis ini terhadap Israel.

    Iran, kata pengamat Timur Tengah, menghadapi pilihan yang sulit yakni  melanjutkan program pengayaan nuklirnya atau mengurangi aktivitas atomnya dan menyetujui perundingan.

    “Iran sangat rentan terhadap serangan Israel, khususnya terhadap program nuklirnya,” kata Joost R. Hiltermann, Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara dari International Crisis Group.

    “Saya tidak akan terkejut jika Israel melakukannya, tetapi itu tidak akan menyingkirkan Iran.”

    “Jika mereka (Iran) tidak mundur, Trump dan Netanyahu mungkin akan menyerang, karena sekarang tidak ada yang bisa menghalangi mereka,” kata analis Palestina Ghassan al-Khatib, merujuk pada Presiden terpilih Donald Trump .

    Khatib berpendapat bahwa kepemimpinan Iran, yang telah menunjukkan pragmatisme di masa lalu, mungkin bersedia berkompromi untuk menghindari konfrontasi militer.

    Trump, yang menarik diri dari perjanjian tahun 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia yang bertujuan untuk mengekang tujuan nuklir Teheran, kemungkinan akan meningkatkan sanksi terhadap industri minyak Iran.

    Meskipun ada seruan untuk kembali ke negosiasi dari para kritikus yang melihat diplomasi sebagai kebijakan jangka panjang yang lebih efektif.

    Korupsi Netanyahu

    Di tengah kekacauan di Iran dan Gaza, persidangan korupsi Netanyahu yang telah berlangsung lama, yang dilanjutkan pada bulan Desember, juga akan memainkan peran penting dalam membentuk warisannya.

    Untuk pertama kalinya sejak pecahnya perang Gaza pada tahun 2023, Netanyahu mengambil sikap dalam persidangan yang telah memecah belah warga Israel.

    Dengan berakhirnya tahun 2024, Perdana Menteri Israel kemungkinan akan setuju untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Hamas untuk menghentikan perang Gaza yang telah berlangsung selama 14 bulan dan membebaskan sandera Israel yang ditawan di daerah kantong tersebut, menurut sumber yang dekat dengan negosiasi tersebut.

    Namun Gaza akan tetap berada di bawah kendali militer Israel jika tidak ada rencana AS pascaperang agar Israel menyerahkan kekuasaan kepada Otoritas Palestina (PA), yang ditolak Netanyahu.

    Negara-negara Arab tidak menunjukkan keinginan untuk menekan Israel agar berkompromi atau mendorong PA yang sedang membusuk untuk merombak kepemimpinannya guna mengambil alih.

    “Israel akan tetap berada di Gaza secara militer di masa mendatang karena penarikan pasukan akan membawa risiko Hamas melakukan reorganisasi. Israel percaya bahwa satu-satunya cara untuk mempertahankan perolehan militer adalah dengan tetap berada di Gaza,” kata Khatib kepada Reuters.

    Bagi Netanyahu, hasil seperti itu akan menandai kemenangan strategis, yang mengonsolidasikan status quo yang sejalan dengan visinya:

    Mencegah berdirinya negara Palestina sambil memastikan kontrol jangka panjang Israel atas Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur — wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian integral negara Palestina di masa depan.

    Perang Gaza meletus ketika militan Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang, menurut penghitungan Israel.

    Israel menanggapi dengan serangan udara dan darat yang telah menewaskan 45.000 orang, kata otoritas kesehatan di sana, menyebabkan 1,2 juta orang mengungsi dan membuat sebagian besar wilayah kantong itu hancur.

    Meskipun pakta gencatan senjata akan segera mengakhiri permusuhan di Gaza, namun hal itu tidak akan menyelesaikan konflik Palestina-Israel yang lebih dalam dan telah berlangsung puluhan tahun, kata pejabat Arab dan Barat.

    Di lapangan, prospek berdirinya negara Palestina, sebuah opsi yang berulang kali dikesampingkan oleh pemerintahan Netanyahu, menjadi semakin tidak mungkin tercapai, dengan para pemimpin pemukim Israel optimis bahwa Trump akan selaras dengan pandangan mereka.

    Meningkatnya kekerasan pemukim dan meningkatnya kepercayaan diri gerakan pemukim – papan iklan jalan raya di beberapa wilayah Tepi Barat bertuliskan pesan dalam bahasa Arab “Tidak Ada Masa Depan di Palestina” – mencerminkan tekanan yang semakin besar terhadap warga Palestina.

    Bahkan jika pemerintahan Trump berupaya keras untuk mengakhiri konflik tersebut, “resolusi apa pun akan mengikuti ketentuan Israel,” kata Hiltermann dari Crisis Group.

    “Semuanya sudah berakhir jika menyangkut negara Palestina, tetapi orang-orang Palestina masih ada di sana,” katanya.
    Pada masa jabatan Trump sebelumnya, Netanyahu memperoleh beberapa kemenangan diplomatik, termasuk

    Kesepakatan Abad Ini,” rencana perdamaian yang didukung AS yang diluncurkan Trump pada tahun 2020 untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

    Rencana tersebut, jika dilaksanakan, menandai perubahan dramatis dalam kebijakan AS dan perjanjian internasional dengan secara terang-terangan berpihak pada Israel dan menyimpang tajam dari kerangka kerja tanah untuk perdamaian yang telah lama ada, yang secara historis telah memandu negosiasi.

    Kesepakatan ini akan memungkinkan Israel untuk mencaplok wilayah yang luas di Tepi Barat yang diduduki, termasuk permukiman Israel dan Lembah Yordan. Kesepakatan ini juga akan mengakui Yerusalem sebagai “ibu kota Israel yang tidak terbagi” – yang secara efektif menolak klaim Palestina atas Yerusalem Timur sebagai ibu kota mereka, aspirasi utama dalam tujuan kenegaraan mereka dan sesuai dengan resolusi PBB.

    Suriah di Tengah Krisis

    Di seberang perbatasan Israel, Suriah berada pada titik kritis menyusul penggulingan Assad oleh pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang dipimpin oleh Ahmad al-Sharaa, yang lebih dikenal sebagai Abu Mohammed al-Golani.

    Golani kini menghadapi tugas berat untuk mengonsolidasikan kendali atas Suriah yang terpecah-pecah, di mana militer dan kepolisian telah runtuh.

    HTS harus membangun kembali dari awal, mengamankan perbatasan dan menjaga stabilitas internal terhadap ancaman dari para jihadis, sisa-sisa rezim Assad, dan musuh lainnya.

    Ketakutan terbesar di kalangan warga Suriah dan pengamat adalah apakah HTS, yang pernah terkait dengan al-Qaeda tetapi sekarang menampilkan dirinya sebagai kekuatan nasionalis Suriah untuk mendapatkan legitimasi, akan kembali ke ideologi Islam yang kaku.

    Kemampuan kelompok tersebut – atau kegagalannya – untuk menavigasi keseimbangan ini akan membentuk masa depan Suriah, rumah bagi berbagai komunitas Sunni, Syiah, Alawi, Kurdi, Druze, dan Kristen.

    “Jika mereka berhasil dalam hal itu (nasionalisme Suriah), ada harapan bagi Suriah, tetapi jika mereka kembali ke zona nyaman Islamisme yang sangat ternoda ideologis, maka itu akan memecah belah Suriah,” kata Hiltermann.

    “Anda bisa mengalami kekacauan dan kelemahan Suriah dalam jangka waktu lama, seperti yang kita lihat di Libya dan Irak.”

     

     

     

  • Pemukim Israel Bakar Masjid di Tepi Barat, Tulis Pesan Rasis – Halaman all

    Pemukim Israel Bakar Masjid di Tepi Barat, Tulis Pesan Rasis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemukim Israel membakar sebuah masjid dan merusak properti di Marda, Tepi Barat utara yang diduduki, pada Jumat (20/12/2024).

    Kepala dewan di Marda, Nasfat al-Khafash, mengatakan sekelompok pemukim tiba pagi-pagi sekali, membakar masjid dan menuliskan pesan-pesan kebencian di atasnya.

    “Mereka menghancurkan pintu utama dan jendelanya, lalu menuangkan bahan pembakar sebelum membakarnya,” katanya.

    Pintu masuk dan beberapa karpet masjid terbakar karena tindakan tersebut.

    Video yang tersebar di media sosial menunjukkan dinding masjid dengan gambar bintang David yang dibuat dengan cat semprot.

    “Matilah orang-orang Arab. Masjid akan terbakar, kuil akan dibangun,” bunyi tulisan berbahasa Ibrani pada dinding masjid, seperti diberitakan Al Quds.

    Tulisan tersebut diduga merujuk pada keinginan kaum ultranasionalis Zionis untuk membangun Kuil Ketiga bagi kaum Yahudi di Yerusalem yang menjadi lokasi tersuci dan paling diperebutkan di Palestina.

    “Slogan-slogan ini mencerminkan didikan dan kebencian mereka terhadap Palestina dan Arab,” kata Nasfat al-Khafash.

    Nasfat al-Khuffash membenarkan desa Marda menjadi sasaran serangan terus menerus oleh tentara pendudukan Israel dan pemukimnya.

    Ia mengatakan para pemukim menerima dukungan penuh dari pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

    Polisi, militer, dan badan keamanan internal Israel, Shin Bet, mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut. 

    “Kami menganggap insiden itu serius dan akan bertindak dengan tekad untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan,” kata mereka dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Tepi Barat telah menyaksikan lonjakan kekerasan oleh pemukim Yahudi selama meningkatnya agresi Israel di Gaza, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan tentara Israel sering kali menutup mata.

    Serangan pemukim Israel terhadap petani Palestina juga meningkat tiga kali lipat pada tahun 2024 dibandingkan dengan tiga tahun terakhir, menurut laporan kantor kemanusiaan PBB.

    Di Tepi Barat dan Yerusalem timur, lebih dari 700.000 pemukim Yahudi memiliki kewarganegaraan Israel, sementara 3 juta warga Palestina di wilayah tersebut hidup di bawah hukum militer Israel.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.206 jiwa dan 107.512 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (20/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

    Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Ancaman Panas Netanyahu Usai Serangan Rudal Houthi

    Ancaman Panas Netanyahu Usai Serangan Rudal Houthi

    Jakarta

    Kelompok Houthi di Yaman melancarkan serangan udara ke wilayah Israel, tapi dicegat pertahanan negara tersebut. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Houthi akan menerima pembalasan yang sangat mahal.

    Militer Israel mengatakan pada hari Kamis (19/12/2024) bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman, saat sirene terdengar meraung-raung di Israel bagian tengah.

    Segera setelah pengumuman militer Israel tersebut, saluran media kelompok Houthi di Yaman, Al-Masira, mengatakan serangkaian “serangan agresif” diluncurkan ke ibu kota Yaman, Sanaa, dan kota pelabuhan Hodeidah.

    Angkatan Udara Israel “mencegat satu rudal yang diluncurkan dari Yaman sebelum melintasi wilayah Israel”, kata militer Israel dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis dini hari waktu setempat, dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/12).

    Al-Masira kemudian melaporkan serangan yang “menargetkan dua pembangkit listrik pusat” di ibu kota Yaman, Sanaa, sementara di Hodeidah dikatakan “musuh meluncurkan empat serangan agresif yang menargetkan pelabuhan dan dua serangan yang menargetkan” fasilitas minyak.

    Ini adalah kedua kalinya dalam sepekan militer Israel mencegat sebuah rudal dari Yaman. Yang pertama adalah hari Senin (16/12) lalu, peluncuran rudal yang kemudian diklaim oleh Houthi.

    Netanyahu Ancam Houthi Akan Membayar Harga Mahal

    Ilustrasi pertahanan udara Israel menghalau serangan. (REUTERS/Amir Cohen)

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan kelompok Houthi bahwa mereka “akan membayar harga yang mahal” setelah Israel melancarkan serangan di Yaman.

    “Setelah Hamas, Hizbullah, dan rezim (Bashar al-) Assad di Suriah, Houthi hampir menjadi lengan terakhir yang tersisa dari poros kejahatan Iran,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Jumat (20/12).

    “Houthi sedang belajar dan akan belajar dengan cara yang sulit, bahwa mereka yang menyerang Israel akan membayar harga yang sangat mahal untuk itu,” imbuhnya.

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, dalam pernyataan pada Kamis (19/12), bersumpah bahwa “tangan panjang” Israel akan sampai kepada para pemimpin Houthi di Yaman.

    “Saya memperingatkan para pemimpin organisasi teroris Houthi: tangan panjang Israel akan menjangkau Anda. Siapa pun yang mengangkat tangan melawan negara Israel, tangannya akan dipotong; siapa pun yang menyakiti, akan disakiti tujuh kali lipat,” tegas Katz dalam pernyataan via media sosial X.

    9 Warga Sipil Yaman Tewas

    Ilustrasi serangan Israel ke wilayah Yaman. (via REUTERS/Social Media)

    Kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman melaporkan sedikitnya 9 warga sipil tewas akibat rentetan serangan udara Israel. Houthi menyebut gempuran militer Tel Aviv itu menghantam pelabuhan dan fasilitas minyak yang ada di wilayah Yaman.

    “Musuh Israel menargetkan pelabuhan di Hodeida dan pembangkit listrik di Sanaa, dan agresi Israel mengakibatkan sembilan warga sipil mati syahid,” sebut pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, dalam pidatonya yang disiarkan Al-Masirah TV yang dikelola Houthi, seperti dilansir AFP, Jumat (20/12).

    Rentetan serangan Tel Aviv lainnya menghantam kota pelabuhan Hodeida, dengan Al-Masirah TV menyebut “musuh melancarkan empat serangan agresif yang menargetkan pelabuhan … dan dua serangan yang menargetkan fasilitas minyak”.

    Disebutkan oleh Al-Masirah TV dalam laporannya bahwa sedikitnya tujuh orang tewas dalam serangan yang menghantam area pelabuhan Al-Saleef, sedangkan dua orang lainnya tewas akibat serangan yang menghantam area fasilitas minyak Ras Issa — kedua target serangan itu berlokasi di Hodeida.

    Sebagai informasi, Hodeida merupakan pintu masuk utama untuk pasokan bahan bakar dan bantuan kemanusiaan ke wilayah Yaman, yang dilanda perang selama bertahun-tahun.

    Halaman 2 dari 3

    (rfs/fas)

  • Israel Kuasai Bendungan, Ambil Alih Pasokan Air di Suriah

    Israel Kuasai Bendungan, Ambil Alih Pasokan Air di Suriah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan pendudukan Israel disebut telah menguasai semua bukit strategis dan lokasi militer di Provinsi Quneitra, dan mengambil alih sumber utama pasokan air Suriah.

    Dilansir Middle East Monitor, pasukan pendudukan Israel menguasai dasar sungai Yarmouk dan Bendungan Al-Wahba, yang memasok air ke Yordania untuk keperluan minum dan pertanian, serta listrik tenaga air ke Suriah.

    Dengan menguasai bendungan tersebut, Israel secara langsung telah memperoleh kendali atas salah satu sumber air utama di Suriah.

    “Pasukan Israel memasuki Desa Koya dan Bendungan Al Wahda yang bersejarah di dekat perbatasan Suriah-Yordania,” demikian laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

    “(Pasukan) ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, setelah memberikan peringatan kepada penduduk agar menyerahkan senjata mereka di daerah tersebut,” lanjut laporan itu.

    Laporan media Al Mayadeen juga mengatakan bahwa tentara Israel merebut 440 kilometer persegi wilayah Suriah.

    Dalam seminggu terakhir, Israel juga melakukan 450 serangan udara yang menargetkan 50 lokasi militer di Suriah.

    Awal pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pasukannya akan tetap menguasai Gunung Hermon yang berada di perbatasan Suriah, hingga ada kesepakatan lebih lanjut.

    Pada Selasa (17/12) lalu, Netanyahu secara langsung mendatangi gunung tersebut untuk memberikan pengarahan operasional dengan komandan militer dan pejabat keamanan.

    “Kami mengadakan penilaian ini untuk memutuskan penempatan IDF di tempat penting ini, hingga ditemukan kesepakatan lain yang menjamin keamanan Israel,” kata Netanyahu usai mengunjungi Gunung Hermon, seperti dilansir Reuters.

    Pasukan Israel menduduki Gunung Hermon saat mereka bergerak ke zona demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menyusul runtuhnya rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad.

    Israel mengeklaim langkah itu “terbatas dan sementara”, untuk memastikan keamanan perbatasan Israel. Namun negeri Zionis tidak memberikan indikasi kapan pasukan akan ditarik.

    (dna/dna)

  • Niat Erdogan Habisi ISIL dan Pejuang Kurdi di Suriah, Termasuk Militan yang Dibela AS – Halaman all

    Niat Erdogan Habisi ISIL dan Pejuang Kurdi di Suriah, Termasuk Militan yang Dibela AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada hari Jumat (19/12/2024), sudah waktunya untuk menghancurkan kelompok teroris yang menimbulkan ancaman terhadap kelangsungan hidup Suriah.

    Kelompok yang dimaksud adalah kelompok militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIL) dan pejuang Kurdi, Agence France-Presse melaporkan.

    “Daesh, PKK dan afiliasinya — yang mengancam kelangsungan hidup Suriah — harus diberantas,” katanya kepada wartawan saat kembali dari pertemuan puncak di Kairo, menggunakan akronim bahasa Arab untuk ISIL.

    “Sudah saatnya menetralisir organisasi teroris yang ada di Suriah.”

    Turki memandang Pasukan Demokratik Suriah (SDF) sebagai organisasi teror karena didominasi oleh Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), kelompok Kurdi yang dikatakan terkait dengan militan terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah berperang selama puluhan tahun di tanah Turki.

    Namun pasukan yang didukung AS memimpin pertempuran melawan militan ISIS di Suriah pada tahun 2019, dan SDF dipandang oleh Amerika Serikat sebagai pasukan yang “penting” untuk mencegah kebangkitan ISIS di wilayah tersebut.

    Erdoğan mengatakan pemerintahnya mengambil “tindakan pencegahan” terhadap kelompok-kelompok yang menimbulkan ancaman bagi Turki.

    “Tidak mungkin bagi kami untuk menerima risiko seperti itu,” katanya, sambil berharap para pemimpin baru Suriah tidak akan memilih untuk bekerja sama dengan mereka.

    “Kami tidak yakin ada kekuatan yang akan terus bekerja sama dengan organisasi teroris di masa mendatang,” katanya.

    “Pimpinan organisasi teroris seperti ISIS dan PKK-YPG … akan dihancurkan dalam waktu sesingkat mungkin,” ia memperingatkan.

    Erdoğan juga mengatakan diplomat utamanya Hakan Fidan akan segera mengunjungi Damaskus, mengikuti jejak kepala mata-mata İbrahim Kalın yang pergi ke ibu kota Suriah hanya empat hari setelah jatuhnya Assad dan bertemu dengan pimpinan Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Eks Orang Nomor 2 Iran

    Mantan Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan masa depan Suriah kini rumit dan tak menentu setelah rezim Bashar al-Assad diambrukkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham.

    Eks orang nomor dua di Iran itu mengklaim HTS memiliki kesamaan dengan Al-Qaeda dan Daesh (ISIS), dua kelompok yang secara luas dianggap sebagai teroris.

    Di samping itu, dia berujar “tampilan demokratis” HTS saat ini hanya sementara. Oleh karena itu, dia memprediksi Suriah nantinya akan menghadapi masa-masa sulit.

    Rouhani mengklaim Suriah bisa saja kembali menjadi markas Daesh dan Al-Qaeda. Hal itu juga bisa mengancam Lebanon dan Irak.

    “Apa yang terjadi di Suriah direncanakan berbulan-bulan sebelumnya dan bukan sekadar hasil dua atau tiga minggu perencanaan,” kata Rouhani saat rapat hari Rabu, (18/12/2024), dikutip dari IRNA.

    “Kenyataannya ialah bahwa perang Suriah melawan Daesh dan teroris lainnya tetap tidak terselesaikan karena kengototan Turki untuk menghentikan operasi di Kota Idlib, tempat para teroris berkumpul.”

    Presiden Hassan Rouhani berbicara kepada media setelah memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di ibukota Teheran. Iran, Jumat (21/02/2020) (AFP)

    Dia mengatakan belakang ini Rusia terpaksa mengabaikan atau meninggalkan Suriah karena memfokuskan perang di Ukraina.

    “Turki, Amerika Serikat, Israel, dan Qatar memanfaatkan situiasi ini dan beberapa negara Arab bergabung dengan mereka, memunculkan situasi baru di Suriah.”

    Selain itu, dia juga memperingatkan ancaman dari musuh besar Iran, yakni Israel.

    Rouhani mengutip penyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebutkan bahwa perimbangan kekuatan di Timur Tengah akan berubah drastis.

    Menurut dia, pernyataan Netanyahu itu menunjukkan bahwa Israel ingin menyeret Iran ke dalam perang, tetapi gagal karena adanya kebijaksanaan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatolah Ali Khamenei.

    Dia kemudian menyinggung pentingnya memperbarui strategi-strategi Iran.

    “Strategi yang kuat tidaklah mencukupi, strategi itu harus dikembangkan ketika diperlukan.”

    Hubungan HTS dengan Al-Qaeda

    Dikutip dari BBC, HTS berawal dari organisasi bernama Jabhat al-Nusra yang dibentuk tahun 2011. Kelompok itu terafiliasi langsung dengan Al-Qaeda.

    HTS dianggap sebagai salah satu kelompok oposisi terkuat yang melawan Presiden Bashar al-Assad.

    Kelompok itu dimasukkan dalam daftar kelompok teroris oleh PBB, AS, Turki, dan negara lain.

    Akan tetapi, pemimpin HTS yang dikenal sebagai Abu Mohammed al-Jolani memutuskan hubungan dengan Al-Qaeda.

    Dia membubarkan Jabhat al-Nusra kemudian membentuk organisasi baru bernama Hayat Tahrir al-Sham. Faksi-faksi lain bergabung dengan HTS setahun berselang.

    Pada saat itu mencul keraguan apakah HTS benar-benar sudah terputus dari Al-Qaeda. Akan tetapi, pesan-pesan yang disampaikan HTS menandakan bahwa kelompok itu menolak kekerasan ataupun balas dendam.

    Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Mohammad al-Jolani (Daily News Egypt)

    Iran: AS dan Israel dalang di balik tumbangnya Assad

    Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding AS dan Israel berada di balik runtuhnya pemerintahan Assad.

    Dia juga mengklaim intelijen Iran sudah memberi tahun pemerintahan Assad mengenai potensi adanya serangan selama tiga bulan.

    Intel Iran memprediksi para pemuda Suriah pada akhirnya akan merebut Suriah dari tangan Assad.

    “Tak ada keraguan bahwa apa yang terjadi di Suriah adalah hasil rencana Amerika dan Zionis. Ya, pemerintahan tetangga di Iran jelas berperan dalam hal ini, dan masih berperan, semua melihatnya, tetapi konspirator utama, dalang, dan pusat komando berada di rezim Amerika dan Zionis,” kata Khamenei hari Rabu dikutip dari The Guardian.

    Dia bahkan mengklaim memiliki bukti keterlibatan AS dan Israel.

    The Guardian menyebut “pemerintahan tetangga” yang disebut Khamanei barangkali merujuk kepada Turki. Turki memainkan peran penting dalam mendukung pasukan oposisi di Suriah.

    “Biarkan semua orang tahu bahwa situasi ini tidak akan tetap seperti ini. Kenyataan bahwa beberapa orang di Damaskus merayakannya, menari, dan mengganggu rumah warga lainnya saat rezim Zionis mengebom Suriah, memasuki wilayahnya dengan tank dan artileri, tidak bisa diterima.

    Khamenei mengatakan para pemuda Suriah pasti nantinya bisa mengatasi situasi tersebut.

    (Tribunnews/ Chrysnha, Febri)

  • Ketegangan Suriah: PBB Cabut Bendera Israel, Apa Selanjutnya? – Halaman all

    Ketegangan Suriah: PBB Cabut Bendera Israel, Apa Selanjutnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Bendera Israel yang terpasang di zona penyangga Dataran Tinggi Golan, Suriah, telah dicabut oleh pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 17 Desember 2024.

    Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, menyatakan bahwa Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF) terus melaksanakan mandatnya untuk mengamati dan melaporkan situasi di wilayah tersebut.

    “Kehadiran Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di zona penyangga berdampak serius terhadap UNDOF. Hal ini membuat operasi kami menjadi lebih kompleks,” ungkap Dujarric.

    Ia menambahkan bahwa UNDOF biasanya melakukan sekitar 55 hingga 60 tugas operasional dan logistik per hari, namun saat ini dibatasi hanya tiga hingga lima pergerakan logistik penting.

    Pengaruh IDF dan Protes dari UNDOF

    Dujarric menekankan pentingnya mengizinkan pasukan penjaga perdamaian untuk melaksanakan tugas mereka tanpa halangan.

    Menurut UNDOF, IDF telah memasuki wilayah zona penyangga dan mengerahkan pasukan di lokasi-lokasi penting, termasuk Gunung Hermon.

    Bendera Israel yang terpasang di tiga posisi dalam area pemisahan juga telah diturunkan setelah adanya protes dari pejabat UNDOF.

    “Misi kami menegaskan kembali tuntutan bagi semua pihak untuk mematuhi perjanjian pelepasan tahun 1974 dan mempertahankan gencatan senjata yang berlaku,” tambah Dujarric.

    Komitmen Israel di Puncak Gunung Hermon

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa IDF akan tetap berada di zona penyangga perbatasan Suriah, khususnya di puncak Gunung Hermon.

    Menteri Pertahanan Israel, Katz, juga memerintahkan militer untuk segera memposisikan diri di puncak Gunung Hermon dan membangun benteng pertahanan.

    “Puncak Hermon adalah mata negara Israel untuk mengidentifikasi musuh-musuh kami,” ujar Katz.

    Seruan untuk Menghentikan Serangan

    Di sisi lain, pemimpin Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), Mohammed al-Julani, meminta Israel untuk menghentikan serangan udara dan menarik diri dari wilayah Suriah.

    Tumbangnya Rezim al-Assad

    Situasi di Suriah semakin kompleks setelah tumbangnya rezim Presiden Bashar al-Assad pada 7 Desember 2024, ketika ibu kota Damaskus jatuh ke tangan oposisi.

    Setelah puluhan tahun berkuasa, al-Assad beserta keluarganya melarikan diri dari Suriah.

    Kejadian ini menandai akhir dari kekuasaan rezim al-Assad yang dimulai sejak 1963.

    Dengan pencabutan bendera Israel dan ketegangan yang meningkat, situasi di zona penyangga Suriah tetap menjadi perhatian internasional, terutama terkait dengan operasi UNDOF dan keamanan regional.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Netanyahu Ogah Tarik Pasukan dari Gunung Hermon, Klaim Jaga Perbatasan

    Netanyahu Ogah Tarik Pasukan dari Gunung Hermon, Klaim Jaga Perbatasan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeklaim militer Israel (ID) akan tetap menguasai Gunung Hermon yang berada di perbatasan Suriah, hingga ada kesepakatan lebih lanjut.

    Pada Selasa (17/12) lalu, Netanyahu secara langsung mendatangi gunung tersebut untuk memberikan pengarahan operasional dengan komandan militer dan pejabat keamanan.

    “Kami mengadakan penilaian ini untuk memutuskan penempatan IDF di tempat penting ini, hingga ditemukan kesepakatan lain yang menjamin keamanan Israel,” kata Netanyahu usai mengunjungi Gunung Hermon, seperti dilansir Reuters.

    Pasukan Israel menduduki Gunung Hermon saat mereka bergerak ke zona demiliterisasi antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menyusul runtuhnya rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad.

    Israel mengeklaim langkah itu “terbatas dan sementara”, untuk memastikan keamanan perbatasan Israel. 

    Penempatan pasukan Israel di zona penyangga, yang dibuat setelah perang Arab-Israel tahun 1973, dikritik sebagai pelanggaran perjanjian internasional oleh sejumlah negara dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

    Perjanjian tersebut menetapkan zona penyangga demiliterisasi antara Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan wilayah Suriah lainnya.

    Dalam perjanjian itu Israel harus menarik diri dari beberapa wilayah Suriah yang diduduki pada tahun 1967.

    Namun Netanyahu menolak dengan mengeklaim perjanjian itu tidak berlaku lagi setelah runtuhnya rezim Assad dan pengambilalihan Suriah oleh kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir Al Sham (HTS).

    Dilansir CNN, puncak Gunung Hermon merupakan aset luar biasa yang berada di bawah kendali Israel. Dengan ketinggian 2.814 meter, puncak gunung ini lebih tinggi daripada titik mana pun di Suriah atau Israel.

    Direktur Institut Strategi dan Keamanan Yerusalem (JISS), Efraim Inbar, dalam makalah akademisnya tahun 2011 menulis tentang banyak keuntungan yang ditawarkan oleh Gunung Hermon.

    “(Gunung) ini memungkinkan penggunaan pengawasan elektronik hingga ke wilayah Suriah, sehingga Israel dapat memberikan peringatan dini jika terjadi serangan,” tulisnya.

    Selain itu puncak Gunung Hermon yang berjarak hanya 35 kilometer dari ibu kota Damaskus, sangat mudah bagi Israel untuk menargetkan Suriah dalam jangkauan meriam artileri.

    Pemimpin milisi Suriah Mohammad Al Jolani menuduh Israel melewati “garis batas” dengan tindakannya di Suriah. Sementara negara-negara tetangga di kawasan itu juga mendesak Israel menarik pasukan dari semua wilayah di Suriah.

    Netanyahu bersikeras “tangannya terulur” kepada pemerintah baru Suriah. Dia mengeklaim akan menarik pasukan Israel jika pasukan Suriah dapat menjamin keamanan di perbatasan.

    Namun tidak jelas kapan kesepakatan itu bisa tercapai.

    (dna/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Apple Dikecam karena Ringkasan Notifikasi Berbasis AI yang Keliru

    Apple Dikecam karena Ringkasan Notifikasi Berbasis AI yang Keliru

    JAKARTA – Apple menghadapi kritik tajam setelah fitur ringkasan notifikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) di perangkat iOS 18.2 menghasilkan berita palsu terkait kasus pembunuhan profil tinggi. Kritik ini datang dari organisasi jurnalisme terkemuka, Reporters Without Borders (RSF).

    Fitur bernama Apple Intelligence Notification ini disoroti setelah membuat headline keliru yang menyatakan bahwa tersangka pembunuhan, Luigi Mangione, telah menembak dirinya sendiri. Informasi palsu tersebut secara salah dikaitkan dengan sumber berita BBC News. Faktanya, Mangione masih berada di bawah pengamanan maksimum di Lembaga Pemasyarakatan Huntingdon, Pennsylvania, setelah didakwa atas pembunuhan CEO asuransi kesehatan, Brian Thompson, di New York.

    Pihak BBC telah mengajukan keluhan resmi kepada Apple terkait insiden ini. Sementara itu, RSF mendesak Apple untuk menonaktifkan fitur tersebut, dengan alasan bahwa “layanan generatif AI masih terlalu belum matang untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya oleh publik.”

    “AI adalah mesin probabilitas, dan fakta tidak bisa ditentukan melalui permainan dadu,” ujar Vincent Berthier, Kepala Divisi Teknologi dan Jurnalisme RSF. Ia menambahkan bahwa produksi otomatis informasi palsu merupakan “bahaya bagi hak publik atas informasi yang andal.”

    Insiden ini bukan yang pertama. Sebelumnya, fitur yang sama dilaporkan keliru menyimpulkan berita tentang Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan notifikasi yang menyebutkan bahwa ia telah ditangkap, meskipun artikel aslinya hanya membahas surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional.

    Fitur AI Apple ini bertujuan untuk mengurangi overload notifikasi dengan merangkum pemberitahuan menjadi ringkasan singkat. Fitur ini tersedia di iPhone 15 Pro, iPhone 16, serta beberapa model iPad dan Mac dengan sistem operasi terbaru. Meski diaktifkan secara default, pengguna dapat mematikannya melalui pengaturan perangkat.

  • Memanas! Netanyahu Ancam Houthi Akan Membayar Harga yang Mahal

    Memanas! Netanyahu Ancam Houthi Akan Membayar Harga yang Mahal

    Jakarta

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan kelompok pemberontak Houthi bahwa mereka “akan membayar harga yang mahal” setelah Israel melancarkan serangan di Yaman. Serangan itu sebagai respons atas serangan rudal dari kelompok bersenjata di Yaman tersebut.

    “Setelah Hamas, Hizbullah, dan rezim (Bashar al-) Assad di Suriah, Houthi hampir menjadi lengan terakhir yang tersisa dari poros kejahatan Iran,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir Al Arabiya, Jumat (20/12/2024).

    “Houthi sedang belajar dan akan belajar dengan cara yang sulit, bahwa mereka yang menyerang Israel akan membayar harga yang sangat mahal untuk itu,” imbuhnya.

    Sebelumnya pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Israel Katz bersumpah bahwa “tangan panjang” Israel akan mencapai para pemimpin gerakan Houthi.

    Serangan udara Israel di Yaman menewaskan sembilan orang, kata Al Masirah TV, outlet berita televisi utama yang dijalankan oleh Houthi yang berpihak pada Iran. Serangan itu juga menargetkan dua pembangkit listrik pusat di selatan dan utara ibu kota, Sanaa, imbuh Al Masirah TV.

    “Saya peringatkan para pemimpin organisasi teroris Houthi: tangan panjang Israel juga akan menjangkau Anda,” kata Katz dalam sebuah postingan di media sosial X.

    “Siapa pun yang mengangkat tangan melawan negara Israel, tangannya akan dipotong; siapa pun yang menyakiti, akan disakiti tujuh kali lipat,” imbuhnya.