Tag: Benjamin Netanyahu

  • Serangan Besar-besaran Israel ke Yaman, Hantam Bandara-Markas Militer

    Serangan Besar-besaran Israel ke Yaman, Hantam Bandara-Markas Militer

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Yaman dengan menargetkan Bandara Internasional Ibu Kota Sanaa hingga markas militer negara tersebut pada Kamis (26/12). Serangan Israel ini balasan atas serangan milisi Houthi beberapa waktu lalu.

    Serangan ini menyasar bandara, fasilitas militer, dan pembangkit listrik di Yaman yang sampai saat ini dikuasai oleh milisi Houthi. Houthi merupakan bagian dari aliansi milisi Timur Tengah yang dekat dengan Iran atau “Poros Perlawanan”.

    Menurut saksi mata kepada AFP memaparkan Israel menghantam Bandara Internasional Sanaa dengan “lebih dari enam” rudal. Serangan udara juga menyasar pangkalan udara Al-Dailami tak jauh dari bandara. 

    Serangkaian serangan juga diarahkan ke pembangkit listrik di Hodeida, kata seorang saksi mata dan stasiun TV resmi Houthi, Al-Masirah.

    Juru bicara Houthi, Mohammed Abdulsalam, menyebut serangan Israel ini terjadi sehari setelah Houthi menembakkan rudal dan dua drone ke Israel. Houthi menganggap serangan Israel ini “kejahatan Zionis terhadap seluruh rakyat Yaman.”

    Sementara itum militer Israel menyatakan bahwa pasukan jet tempurnya telah “melakukan serangan berbasis intelijen terhadap target militer milik rezim teroris Houthi.”

    Target tersebut termasuk “infrastruktur militer” di bandara dan pembangkit listrik di Sanaa dan Hodeida, serta fasilitas lainnya di pelabuhan Hodeida, Salif, dan Ras Kanatib, menurut pernyataan Israel.

    “Target-target militer ini digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk menyelundupkan senjata Iran ke kawasan dan untuk memasukkan pejabat tinggi Iran,” tambah pernyataan itu.

    “Rezim teroris Houthi adalah bagian sentral dari poros teror Iran,” katanya.

    Pada Sabtu pekan lalu, Houthi lebih dulu melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel hingga mencapai ibu kota Tel Aviv. Insiden itu melukai 16 orang.

    Serangan Houthi itu memicu amarah dan ultimatum dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia segera memerintahkan militer Israel melancarkan serangan balasan dan menghancurkan infrastruktur kelompok pemberontak tersebut.

    “Saya telah menginstruksikan pasukan kami untuk menghancurkan infrastruktur Houthi karena siapa pun yang mencoba menyakiti kami akan diserang dengan kekuatan penuh,” kata Netanyahu di parlemen.

    Houthi telah menembakkan serangkaian rudal dan drone ke Israel sejak agresi brutal Israel di Jalur Gaza Palestina meletus pada Oktober tahun lalu. Houthi mengklaim serangannya ke Israel selama ini merupakan bentuk solidaritas terhadap Palestina.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas Sulit Siapkan Daftar Sandera Israel yang Masih Hidup, Koneksi dengan Penjaga Terputus – Halaman all

    Hamas Sulit Siapkan Daftar Sandera Israel yang Masih Hidup, Koneksi dengan Penjaga Terputus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Hamas menghadapi kesulitan dalam memenuhi persyaratan Israel untuk menyerahkan daftar tahanan hidup yang dimaksudkan untuk dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan.

    Menurut seorang pejabat Hamas, kelompoknya masih sulit berkomunikasi dengan anggota lainnya yang bertugas menjaga sandera karena memburuknya situasi keamanan di Jalur Gaza.

    “Selama perundingan, Hamas akan siap memberikan daftar lengkap nama tahanan Israel yang masih hidup pasca gencatan senjata,” kata pejabat itu kepada Al Araby, Kamis (26/12/2024).

    Namun, pejabat itu mengatakan Israel menolak tuntutan Hamas yang tidak setuju melepaskan tentara Israel yang disandera dalam pertukaran tahanan tahap pertama.

    “Israel menolak kesepakatan tersebut, karena desakan Hamas untuk tidak melepaskan tentaranya pada tahap pertama, serta karena tuntutan Hamas untuk menghentikan perang,” menurut laporan itu.

    “Salah satu hal yang menyulitkan perundingan tersebut adalah adanya tentara yang ditawan oleh Hamas. Tim perunding sedang berusaha mencapai kesepakatan mengenai masalah ini dan melepaskan mereka pada kesepakatan tahap pertama,” lanjutnya.

    Sementara itu, sumber di Mesir melaporkan perundingan yang berlangsung akhir-akhir ini yang ditengahi Mesir dan Qatar tinggal selangkah lagi menuju garis akhir.

    Namun, dalam dua hari terakhir, sebelum tim perunding Israel kembali dari Doha, terdapat kemajuan mengenai isu-isu yang telah lama diperdebatkan.

    Mengenai tuntutan Hamas untuk membebaskan sepuluh tahanan senior Palestina, Israel bersikeras untuk menunda pembebasan mereka sampai tahap akhir perjanjian.

    Menurut laporan tersebut, daftar tersebut mencakup pemimpin Fatah Marwan Barghouti, Sekretaris Jenderal Front Populer Ahmed Saadat, tahanan Hamas Abbas al-Sayyid, Abdullah Barghouti, Ibrahim Hamed dan Hassan Salama, dan dua pejabat senior dalam gerakan Jihad Islam.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak pernyataan Hamas yang menuduh Israel menunda kesepakatan gencatan senjata karena menambahkan syarat baru, seperti diberitakan Al Wasat Today.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.399 jiwa dan 107.940 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (26/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah – Halaman all

    Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah – Halaman all

    Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menepis saran Badan Intelijen Israel, Mossad untuk menyerang langsung Iran saat serangan kelompok Houthi Yaman meningkat.

    Alih-alih menyerang langsung Iran, yang dikenal sebagai pendukung kelompok Yaman, Netanyahu justru memfokuskan ancamannya ke Houthi.

    Berpikir ulang untuk menyerang langsung Iran, Netanyahu menyatakan kalau ‘Teheran adalah masalah lain, akan ditangani pada kesempatan berbeda’.

    Ansarallah (Houthi) yang didukung Iran di Yaman dalam sepekan terakhir memang telah meningkatkan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Tel Aviv.

    “Kami menyerang musuh-musuh kami dan mereka yang mengira mereka dapat memutuskan benang kehidupan kami di sini. Ini akan berlaku untuk semua orang,” kata Netanyahu pada Rabu (25/12/2024) dalam sebuah pesan yang menandai dimulainya hari raya Yahudi Hanukkah.

    Menargetkan langsung kelompok Houthi, Netanyahu juga mengatakan: “Kelompok Houthi akan belajar, seperti halnya Hamas, Hizbullah, rezim Assad, dan yang lainnya, dan bahkan jika butuh waktu, pelajaran ini akan dipahami di seluruh Timur Tengah.”

    Kelompok Yaman mengatakan bahwa serangannya adalah balasan atas perang genosida Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 45.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi gerakan Ansarallah Houthi meluncurkan rudal hipersonik balistik Palestina-2 ke pangkalan militer Nevatim Israel. (TC/tangkap Layar)

    Saran Mossad: Serang Langsung Biangnya, Iran!

    Sebelumnya, kepala badan Intelijen Israel, Mossad, David Barnea, mendesak pimpinan Israel untuk berkonsentrasi menyerang Iran sebagai cara untuk membendung serangan dari kelompok Houthi.

    Hal itu menyusul kekhawatiran serangan Yaman yang didukung Iran akan meningkat dalam waktu dekat.

    Sikap yang  diambil oleh Barnea ini bertentangan dengan pendapat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz.

    Kabarnya Netanyahu dan Katz  lebih memilih untuk terus melancarkan serangan terhadap Houthi daripada terhadap Iran.

    Menurut surat kabar Haaretz, Barnea mengajukan opsi tersebut selama serangkaian diskusi mengenai kurangnya hasil dari tiga putaran serangan sebelumnya di Yaman.

    Laporan tersebut menyatakan bahwa Mossad yakin akan lebih efektif untuk menyerang Iran, yang mendanai dan mempersenjatai kelompok Syiah.

    “Kita harus melawan Iran secara langsung,” katanya kepada pejabat keamanan, menurut Channel 13.

    “Jika kita hanya menyerang Houthi, belum tentu kita akan mampu menghentikan mereka.”

    Tidak ada konfirmasi atau tanggapan langsung terhadap laporan tersebut, yang mengutip sumber tanpa nama yang mengetahui diskusi tersebut.

    Netanyahu, menurut Channel 13, tidak setuju dengan penilaian Barnea.

    Dan dia  sebaliknya memutuskan bahwa Iran adalah “masalah yang berbeda, yang akan ditangani pada waktu yang tepat.”

    Perkiraan Netanyahu diamini oleh sejumlah anggota senior lembaga keamanan, Channel 13 melaporkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Serangan Houthi

    Selama 10 hari terakhir, Houthi telah meluncurkan lima rudal balistik dan sedikitnya lima pesawat tak berawak ke Israel.

    Kelompok itu menyebut sebagai dukungan untuk Gaza yang diserang Israel.

    Netanyahu bersumpah bahwa Houthi akan mengalami nasib yang sama seperti musuh-musuh Israel lainnya di wilayah tersebut.

    “Hari ini kita menyalakan lilin pertama Hanukkah untuk memperingati kemenangan kaum Makabe pada masa itu dan kemenangan kaum Makabe saat ini,” katanya.

    “Seperti yang kita lakukan dulu, kita menyerang para penindas dan mereka yang mengira akan memutuskan tali kehidupan kita di sini, dan ini akan berlaku untuk semua orang.”

    “Kelompok Houthi juga akan belajar apa yang dipelajari Hamas, Hizbullah, rezim Assad, dan kelompok lainnya. Meskipun butuh waktu, pelajaran ini akan dipelajari di seluruh Timur Tengah,” janjinya.

    Israel Tingkatkan Serangan

    Kepala Angkatan Udara Israel, Mayjen Tomer Bar, juga mengisyaratkan peningkatan tindakan terhadap Houthi dalam waktu dekat.

    Ia mengatakan pada hari Rabu bahwa Angkatan Udara akan “bertindak tegas di mana pun kami diminta.”

    “Kami telah menyerang Houthi di Yaman tiga kali. Kami akan terus meningkatkan kecepatan dan intensitas serangan jika diperlukan,” katanya saat upacara wisuda pilot.

    Sementara semakin banyak pejabat tampaknya bersiap untuk memberikan pukulan telak terhadap kelompok yang didukung Iran.

    Situs berita Ynet melaporkan pada hari Rabu bahwa ada sedikit harapan di Yerusalem bahwa serangan semacam itu akan menghentikan serangan rudal dan pesawat tak berawak yang ditujukan ke Israel.

    Israel telah melancarkan tiga putaran serangan terhadap Houthi dan telah bersumpah untuk terus menggempur mereka, tanpa hasil yang signifikan.

    Para analis mengatakan jarak Israel dari Yaman menimbulkan tantangan operasional yang dapat diatasi dengan dukungan dari AS atau kekuatan Barat lainnya.

    Para pejabat Israel telah membahas rencana untuk meningkatkan serangan dengan mitra mereka dari AS, yang menurut laporan turut serta.

     

  • Giliran Drone Kamikaze Houthi Hantam Zona Industri Ashkelon, IRGC Iran: Israel Salah Perhitungan – Halaman all

    Giliran Drone Kamikaze Houthi Hantam Zona Industri Ashkelon, IRGC Iran: Israel Salah Perhitungan – Halaman all

    Giliran Drone Kamikaze Houthi Hantam Zona Industri Ashkelon, IRGC Iran: Israel Salah Perhitungan

    TRIBUNNEWS.COM – Dalam peningkatan serangan ke wilayah Israel dalam sepekan terakhir, Angkatan Bersenjata Yaman terafiliasi gerakan Houthi, kembali meluncurkan rudal mereka ke negara pendudukan tersebut.

    Setelah meluncurkan rudal-rudal balistiknya, Tentara Yaman mengatakan telah melakukan operasi lain berupa serangan pesawat tak berawak yang menargetkan “zona industri musuh Israel” di wilayah Ashkelon.

    Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree membuat pengumuman tersebut pada Rabu (25/12/2024), PressTV melaporkan. 

    Operasi tersebut, klaim Saree, “berhasil mencapai tujuannya.”

    Menurut Saree, operasi dua tahap oleh Angkatan Udara Yaman juga mencakup serangan terhadap posisi vital Israel di wilayah Jaffa, Palestina yang diduduki Israel. 

    Pada tahap operasi lainnya, kawasan industri tersebut diserang.

    Yahya Saree, mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau “Kekuatan rudal menargetkan sasaran militer tentara pendudukan di wilayah Jaffa yang diduduki, dengan rudal balistik hipersonik Palestina 2,”.

    Saree mengklaim kalau operasi tersebut juga mencapai targetnya.

    Tentara pendudukan Israel mengumumkan sebelumnya pada Rabu pagi bahwa mereka telah mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman menuju Israel.

    Pernyataan tentara pendudukan yang dipublikasikan di aplikasi Telegram mengatakan, “Sebuah rudal yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat.”

    Sementara itu, Channel 13 mengutip sumber yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Pendudukan Benjamin Netanyahu menentang usulan kepala Mossad yang percaya kalau tindakan harus diambil secara langsung terhadap Iran dan bukan terhadap Houthi.

    Rakyat Yaman telah menyatakan dukungan terbuka mereka terhadap perjuangan Palestina melawan pendudukan Israel sejak rezim tersebut melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan Perlawanan Palestina di wilayah itu melancarkan serangan balasan mendadak, yang dijuluki Operasi Badai Al-Aqsa, terhadap entitas pendudukan.

    Angkatan Bersenjata Yaman telah menyatakan,  mereka tidak akan menghentikan serangan sampai serangan darat dan udara Israel yang tiada henti di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 27.948 orang dan melukai 67.459 orang lainnya, berakhir.

    Amerika Serikat dan Inggris pada bulan Desember mengumumkan koalisi militer untuk menargetkan Yaman guna mendukung Israel. 

    Tangkapan layar video peluncuran rudal yang dirilis Houthi (via Ynet)

    IRGC Iran: Israel Salah Perhitungan

    Terkait eskalasi serangan Houthi ke Israel, Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, seorang juru bicara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan serangan rudal “cepat” oleh gerakan perlawanan Ansarullah (Houthi) Yaman menyiratkan kalau Israel salah perhitungan.

    “Serangan Houhti mengubah perhitungan Israel karena rezim tersebut gembira atas situasi Suriah,” katanya dilansir MNA.

    Pernyataan Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini itu disandarkan pada hipotesis kalau Israel memanfaatkan pergolakan di Suriah dan menilai pengaruh Iran terputus karena pergantian rezim di negara tersebut.

    Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, yang juga merupakan kepala Departemen Hubungan Masyarakat IRGC, menyampaikan pernyataan tersebut pada Kamis (26/12/2024) di tengah agresi rezim Israel terhadap Suriah dan serangan rudal Yaman yang terus-menerus terhadap wilayah pendudukan.

    “Langkah-langkah kuat yang dilakukan oleh gerakan Ansarullah Yaman menunjukkan bahwa front perlawanan itu mandiri dan bebas di berbagai bidang dan mempunyai kemampuan yang tak tertandingi untuk menanggapi kejahatan rezim Zionis,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa media global sedang menargetkan perlawanan dan menyebarkan propaganda menentangnya untuk membungkam suaranya.

    Komandan IRGC menekankan perlunya membentuk front media yang luas untuk menghadapi gerakan yang menentang front perlawanan dengan cara yang inovatif.

    Sistem pertahanan udara Arrow Israel mencegat rudal yang ditembakkan kelompok Houthi Yaman. Untuk ketiga kali dalam sepekan, Houthi menyerang Israel tengah dengan Tel Aviv sebagai sasarannya, Selasa (24/12/2024). (khaberni/tangkap layar)

    Bukan Musuh Biasa

    Sumber militer dan keamanan Israel dalam wawancara bersama Maariv, Senin (23/12/2024), mengungkapkan serangan kelompok Houthi Yaman pada Sabtu (21/12/2024), telah membayangi dan menimbulkan kekhawatiran bagi Tel Aviv.

    Sumber itu mengakui strategi teka-teki Houthi rumit diprediksi, dan mengatakan, “Mereka bukanlah musuh biasa.”

    Di antara berbagai kerumitan dalam menghadapi Houthi dan Angkatan Bersenjata Yaman, kata sumber itu, adalah jarak ribuan kilometer yang memisahkan Israel dan Yaman.

    Terlebih, Angkatan Bersenjata Yaman tersebar di seluruh negeri dan hadir di wilayah-wilayah yang tidak tercantum di peta, dilansir Al Mayadeen.

    Sumber keamanan lainnya mengatakan, kelompok Houthi merupakan tantangan yang belum pernah “dihadapi Israel sebelumnya.”

    “Israel tidak tahu bagaimana cara mengatasinya,” lanjut sumber itu.

    Baru-baru ini, media Israel secara menyeluruh memeriksa kesulitan militer dalam menghadapi Houthi, terutama kemampuan militer Yaman dan kegagalan lembaga keamanan Israel untuk mencegat rudal balistik Houthi.

    Karena itu, Israel memandang sulit untuk mengalahkan Houthi.

    Israel, lapor i24News, merasa perlu bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk melawan kelompok itu.

    Netanyahu Bakal Ambil Tindak Tegas Terhadap Houthi

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pihaknya bakal bertindak tegas terhadap kelompok Yaman, Houthi, yang didukung Iran.

    Ia juga memastikan “balasan Israel” terhadap Houthi, tak akan berbeda kepada kelompok militan lain yang didukung Iran.

    “Sebagaimana kami bertindak dengan kekuatan penuh terhadap poros yang didukung Iran, maka kami akan bertindak serupa terhadap Houthi,” kata Netanyahu dalam pertemuan Kabinet Keamanan di Komando Angkatan Udara utara, Minggu (22/12/2024), dikutip dari Iran International.

    Lebih lanjut, Netanyahu mengungkapkan Israel akan dibantu sekutunya, Amerika Serikat (AS), dalam menghadapi Houthi.

    “Hanya dalam kasus ini, kami tidak bertindak sendiri. Amerika Serikat, serta negara-negara lain, melihat Houthi sebagai ancaman tidak hanya bagi pelayaran internasional, tetapi juga bagi tatanan internasional.”

    “Oleh karena itu, kami akan bertindak dengan kekuatan, tekad, dan kecanggihan,” urai dia.

    Sebagai informasi, AS melancarkan serangan udara terhadap Houthi di Sana’a, Yaman, Sabtu.

    Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Houthi menembakkan rudal yang menghantam wilayah sipil di Israel.

    Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, melancarkan blokade Laut Merah pada November tahun lalu atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran, menyusul pecahnya perang Gaza, dalam kesetiaan kepada Hamas.

    Meskipun awalnya mereka bermaksud menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel dalam upaya untuk memaksakan gencatan senjata, serangan tersebut kemudian telah menyebar ke pengiriman komersial global, dengan banyak kapal menjadi sasaran serangan dan puluhan pelaut internasional disandera.

    Rudal Houthi Hantam Kementerian Pertahanan Israel

    Pekan lalu, Houthi mengumumkan telah melancarkan dua rudal hipersonik ke Israel, Rabu (17/12/2024).

    Salah satu rudal menghantam Kementerian Pertahanan Israel di pusat kota.

    Sementara, satu rudal lainnya diluncurkan saat pesawat tempur Israel menyerang Yaman.

    Operasi itu bersamaan dengan serangan udara Israel di Yaman, dilansir Al Mayadeen.

    Pemimpin gerakan Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengungkapkan serangan pihaknya ke Kementerian Israel menyebabkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) “mengalami kebingungan signifikan sebab misi mereka terganggu.”

    Ia menegaskan pihaknya tak akan mundur sedikitpun dari posisi mendukung rakyat Palestina.

    “Kami tidak akan menyimpang dari posisi kami dalam mendukung rakyat Palestina, terlepas dari tantangan atau serangan dari AS, Israel, atau sekutu mereka,” tegasnya.

    Al-Houthi juga menyerukan kepada rakyat Yaman untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (20/12/2024), untuk mendeklarasikan tantangan mereka terhadap Israel dan menegaskan kembali keteguhan mereka.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Israel juga pernah menjadi sasaran serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, pada pertengahan November 2024.

    Saat itu, Hizbullah mengatakan drone mereka tepat mengenai sasaran yang dituju.

     

    (oln/khbrn/*)

     

  • Israel Panggil Dubes Vatikan usai Komentar Paus Fransiskus soal Gaza

    Israel Panggil Dubes Vatikan usai Komentar Paus Fransiskus soal Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Duta Besar Vatikan dipanggil ke Kementerian Luar Negeri Israel setelah Paus Fransiskus mengkritik kekejaman serangan di Gaza.

    Utusan Vatikan, Uskup Agung Adolfo Tito Yllana dipanggil untuk berbicara dengan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Eyal Bar-Tal pada Selasa (24/12). Bar-Tal disebut mengecam pernyataan yang dibuat oleh Paus, tetapi tidak secara resmi menegur Yllana.

    Paus kembali menyuarakan seruannya untuk gencatan senjata di Gaza menjelang Natal, dengan menyoroti jumlah korban sipil yang tewas akibat serangan udara Israel.

    “Ini adalah kekejaman. Ini bukan perang. Saya ingin mengatakan ini karena ini menyedihkan,” kata Paus, dikutip dari RT News.

    Pada bulan lalu, Paus Fransiskus menulis dalam bukunya bahwa tuduhan genosida yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap Palestina “harus diselidiki dengan seksama.”

    Di sisi lain, Israel menampik tuduhan genosida dan bersikeras bahwa kelompok militan Palestina, Hamas, telah menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

    “Kekejaman adalah teroris yang bersembunyi di balik anak-anak ketika mencoba membunuh anak-anak Israel; kekejaman adalah menyandera 100 sandera selama 442 hari, termasuk bayi dan anak-anak, oleh teroris dan menyiksa mereka,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan bulan lalu.

    “Sayangnya, Paus memilih untuk mengabaikan semua ini,” kata para diplomat Israel.

    Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa operasi di Gaza akan terus berlanjut hingga Israel berhasil melenyapkan ancaman dari Hamas.

    Sebagai informasi, lebih dari 45.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak Oktober 2023 dan hampir 90 persen penduduk daerah kantong Palestina tersebut telah mengungsi.

    Serangan Israel ke Gaza sendiri dimulai pada 7 Oktober 2023 usai Hamas dan kelompok-kelompok sekutunya melakukan serangan mendadak ke kota-kota Israel.

    (lom/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bos Mossad Ingin Israel Langsung Serang Iran untuk Lumpuhkan Houthi, Netanyahu Tidak Setuju – Halaman all

    Bos Mossad Ingin Israel Langsung Serang Iran untuk Lumpuhkan Houthi, Netanyahu Tidak Setuju – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, ISRAEL –  Bos Intelijen Israel Mossad, David Barnea, mendesak pimpinan Israel untuk berkonsentrasi menyerang Iran sebagai cara untuk membendung serangan dari kelompok Houthi.

    Hal itu menyusul kekhawatiran serangan Yaman yang didukung Iran akan meningkat dalam waktu dekat.

    Sikap yang  diambil oleh Barnea ini bertentangan dengan pendapat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz.

    Kabarnya Netanyahu dan Katz  lebih memilih untuk terus melancarkan serangan terhadap Houthi daripada terhadap Iran.

    Menurut surat kabar Haaretz, Barnea mengajukan opsi tersebut selama serangkaian diskusi mengenai kurangnya hasil dari tiga putaran serangan sebelumnya di Yaman.

    Laporan tersebut menyatakan bahwa Mossad yakin akan lebih efektif untuk menyerang Iran, yang mendanai dan mempersenjatai kelompok Syiah.

    “Kita harus melawan Iran secara langsung,” katanya kepada pejabat keamanan, menurut Channel 13.

    “Jika kita hanya menyerang Houthi, belum tentu kita akan mampu menghentikan mereka.”

    Tidak ada konfirmasi atau tanggapan langsung terhadap laporan tersebut, yang mengutip sumber tanpa nama yang mengetahui diskusi tersebut.

    Netanyahu, menurut Channel 13, tidak setuju dengan penilaian Barnea.

    Dan dia  sebaliknya memutuskan bahwa Iran adalah “masalah yang berbeda, yang akan ditangani pada waktu yang tepat.”

    Perkiraan Netanyahu diamini oleh sejumlah anggota senior lembaga keamanan, Channel 13 melaporkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Serangan Houthi

    Selama 10 hari terakhir, Houthi telah meluncurkan lima rudal balistik dan sedikitnya lima pesawat tak berawak ke Israel.

    Kelompok itu menyebut sebagai dukungan untuk Gaza yang diserang Israel.

    Netanyahu bersumpah bahwa Houthi akan mengalami nasib yang sama seperti musuh-musuh Israel lainnya di wilayah tersebut.

    “Hari ini kita menyalakan lilin pertama Hanukkah untuk memperingati kemenangan kaum Makabe pada masa itu dan kemenangan kaum Makabe saat ini,” katanya.

    “Seperti yang kita lakukan dulu, kita menyerang para penindas dan mereka yang mengira akan memutuskan tali kehidupan kita di sini, dan ini akan berlaku untuk semua orang.”

    “Kelompok Houthi juga akan belajar apa yang dipelajari Hamas, Hizbullah, rezim Assad, dan kelompok lainnya. Meskipun butuh waktu, pelajaran ini akan dipelajari di seluruh Timur Tengah,” janjinya.

    Israel Tingkatkan Serangan

    Kepala Angkatan Udara Israel, Mayjen Tomer Bar, juga mengisyaratkan peningkatan tindakan terhadap Houthi dalam waktu dekat.

    Ia mengatakan pada hari Rabu bahwa Angkatan Udara akan “bertindak tegas di mana pun kami diminta.”

    “Kami telah menyerang Houthi di Yaman tiga kali. Kami akan terus meningkatkan kecepatan dan intensitas serangan jika diperlukan,” katanya saat upacara wisuda pilot.

    Sementara semakin banyak pejabat tampaknya bersiap untuk memberikan pukulan telak terhadap kelompok yang didukung Iran.

    Situs berita Ynet melaporkan pada hari Rabu bahwa ada sedikit harapan di Yerusalem bahwa serangan semacam itu akan menghentikan serangan rudal dan pesawat tak berawak yang ditujukan ke Israel.

    Israel telah melancarkan tiga putaran serangan terhadap Houthi dan telah bersumpah untuk terus menggempur mereka, tanpa hasil yang signifikan.

    Para analis mengatakan jarak Israel dari Yaman menimbulkan tantangan operasional yang dapat diatasi dengan dukungan dari AS atau kekuatan Barat lainnya.

    Para pejabat Israel telah membahas rencana untuk meningkatkan serangan dengan mitra mereka dari AS, yang menurut laporan turut serta.

     

  • Rudal Houthi Ubah Pemukiman Israel Jadi Kompleks ‘Zombie’, Sirene Meraung Keras saat Tengah Malam – Halaman all

    Rudal Houthi Ubah Pemukiman Israel Jadi Kompleks ‘Zombie’, Sirene Meraung Keras saat Tengah Malam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Media Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan serangan rudal kelompok bersenjata Yaman, Houthi, mengenai wilayah Gush Dan di Israel tengah, Rabu (25/12/2024).

    Serangan itu dilaporkan sukses membuat pemukiman Israel berubah menjadi kompleks “zombie”.

    Sebab, para warga terbangun tengah malam karena sirene peringatan berbunyi keras.

    Sementara itu, situs web Israel, Ynet, mengungkapkan pertahanan udara Israel berhasil mencegat beberapa rudal Houthi sebelum memasuki wilayah udara Israel.

    Tapi, puing-puing rudal itu menyebabkan kerusakan properti dan secara umum mengganggu kehidupan sehari-hari.

    “Sirene mengenai peluncuran roket dan rudal diaktifkan karena kemungkinan serpihan jatuh,” tulis militer Israel di Telegram, Rabu, dikutip dari Al Mayadeen.

    Houthi diketahui menargetkan situs militer Israel di wilayah Yafa yang diduduki menggunakan rudal balistik hipersonik Palestine-2.

    Juru Bicara Houthi, Yahya Saree, mengatakan serangan itu berhasil mencapai tujuannya.

    Ia menambahkan, operasi tersebut merupakan bagian dari tahap kelima dukungan terhadap front Gaza dan sebagai balasan terhadap agresi Israel di Yaman.

    Netanyahu Bakal Ambil Tindak Tegas Terhadap Houthi

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pihaknya bakal bertindak tegas terhadap kelompok Yaman, Houthi, yang didukung Iran.

    Ia juga memastikan “balasan Israel” terhadap Houthi, tak akan berbeda kepada kelompok militan lain yang didukung Iran.

    “Sebagaimana kami bertindak dengan kekuatan penuh terhadap poros yang didukung Iran, maka kami akan bertindak serupa terhadap Houthi,” kata Netanyahu dalam pertemuan Kabinet Keamanan di Komando Angkatan Udara utara, Minggu (22/12/2024), dikutip dari Iran International.

    Lebih lanjut, Netanyahu mengungkapkan Israel akan dibantu sekutunya, Amerika Serikat (AS), dalam menghadapi Houthi.

    “Hanya dalam kasus ini, kami tidak bertindak sendiri. Amerika Serikat, serta negara-negara lain, melihat Houthi sebagai ancaman tidak hanya bagi pelayaran internasional, tetapi juga bagi tatanan internasional.”

    “Oleh karena itu, kami akan bertindak dengan kekuatan, tekad, dan kecanggihan,” urai dia.

    Sebagai informasi, AS melancarkan serangan udara terhadap Houthi di Sana’a, Yaman, Sabtu.

    Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Houthi menembakkan rudal yang menghantam wilayah sipil di Israel.

    Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, melancarkan blokade Laut Merah pada November tahun lalu atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran, menyusul pecahnya perang Gaza, dalam kesetiaan kepada Hamas.

    Meskipun awalnya mereka bermaksud menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel dalam upaya untuk memaksakan gencatan senjata, serangan tersebut kemudian telah menyebar ke pengiriman komersial global, dengan banyak kapal menjadi sasaran serangan dan puluhan pelaut internasional disandera.

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

  • Gencatan Senjata Gaza Tertunda, Hamas-Israel Saling Menyalahkan

    Gencatan Senjata Gaza Tertunda, Hamas-Israel Saling Menyalahkan

    Gaza City

    Kelompok Hamas dan Israel saling menyalahkan dan saling melempar tudingan atas kembali tertundanya kesepakatan gencatan senjata untuk Jalur Gaza. Hal ini terjadi setelah kedua pihak sama-sama melaporkan adanya kemajuan dari perundingan dalam beberapa hari terakhir.

    Pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS), telah berlangsung di Doha dalam beberapa hari terakhir. Berlanjutnya pembicaraan ini menghidupkan kembali harapan akan kesepakatan gencatan senjata yang sulit untuk diwujudkan di Jalur Gaza.

    Namun ternyata kesepakatan kembali gagal dicapai, dengan Hamas, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (26/12/2024), menyebut Israel menetapkan persyaratan baru yang menunda kesepakatan.

    Sedangkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menuduh kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu telah mengingkari pemahaman yang telah dicapai sebelumnya.

    “Perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan terus berlanjut di Doha, di bawah mediasi Qatar dan Mesir dengan cara yang serius… tapi pendudukan telah menetapkan persyaratan baru terkait penarikan pasukan, gencatan senjata, para tahanan dan pemulangan para pengungsi, yang telah menunda pencapaian kesepakatan yang ada,” sebut Hamas dalam pernyataannya.

    Hamas tidak menyebutkan lebih lanjut soal persyaratan baru dari Israel tersebut. Namun, Hamas mengklaim pihaknya menunjukkan fleksibilitas, dan bahwa perundingan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir bergerak ke arah yang serius.

    Israel belum memberikan pernyataan publik mengenai persyaratan baru dalam upaya menjamin pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.

  • Hamas Tuding Syarat Baru Israel Tunda Gencatan Senjata di Gaza

    Hamas Tuding Syarat Baru Israel Tunda Gencatan Senjata di Gaza

    Jakarta, CNN Indonesia

    Hamas menuding Israel membuat syarat baru yang menunda gencatan senjata terkait serangan di Jalur Gaza. Namun, Hamas tidak merinci syarat yang diberlakukan oleh Israel.

    Sementara itu, Israel tak mengeluarkan pernyataan resmi apapun terkait hal tersebut.

    “Negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan terus berlanjut di Doha di bawah mediasi Qatar dan Mesir dengan cara yang serius… tetapi pendudukan telah menetapkan syarat baru mengenai penarikan (pasukan), gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan orang-orang terlantar, yang telah menunda tercapainya kesepakatan,” kata Hamas dalam pernyatan mereka, dilansir AFP, Kamis (26/12).

    Pembicaraan tidak langsung antara Israel dan Hamas, yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), telah berlangsung di Doha dalam beberapa hari terakhir.

    Negosiasi menghidupkan kembali harapan untuk kesepakatan gencatan senjata, tetapi ternyata sulit dicapai.

    Pada Senin (23/12), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada parlemen bahwa ada “beberapa kemajuan” dalam negosiasi dengan Hamas. Lalu, pada Selasa (24/12), perwakilan Israel diklaim telah kembali dari Qatar setelah “negosiasi yang signifikan”.

    Minggu lalu, Hamas dan dua kelompok militan Palestina lainnya, Jihad Islam dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa kesepakatan gencatan senjata lebih dekat dari sebelumnya asalkan Israel tidak memberlakukan persyaratan baru.

    Upaya untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera telah berulang kali gagal karena berbagai hambatan.

    Meskipun telah melakukan banyak perundingan tidak langsung, Israel dan Hamas hanya menyetujui satu gencatan senjata, yang berlangsung selama seminggu yaitu pada akhir tahun 2023.

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Hamas: Israel Minta Syarat Baru, Negosiasi Pertukaran Sandera demi Gencatan Senjata Mandek – Halaman all

    Hamas: Israel Minta Syarat Baru, Negosiasi Pertukaran Sandera demi Gencatan Senjata Mandek – Halaman all

    Hamas: Israel Minta Syarat Baru, Negosiasi Pertukaran Sandera demi Gencatan Senjata Mandek

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas, Rabu (25/12/2024) menyatakan, negosiasi pertukaran negosiasi tahanan demi gencatan senjata yang sedang berlangsung di Doha di bawah mediator Qatar dan Mesir telah mengalami  kemunduran.

    Hamas mengutip syarat-syarat baru yang diajukan oleh Israel terkait penarikan pasukan mereka dari Jalur Gaza, sebagai alasan penundaan negosiasi tersebut.

    Penarikan mundur pasukan Israel telah menjadi prioritas utama Hamas sejak dimulainya agresi, 

    Israel dilaporkan juga mengajukan tuntutan baru terkait ketentuan gencatan senjata, tawanan, dan pemulangan warga Gaza yang mengungsi.

    Pernyataan Hamas tersebut menyatakan bahwa kesepakatan tersebut masih “dapat dicapai”.

    Hamas juga menyatakan kalau mereka telah menunjukkan “tanggung jawab dan fleksibilitas” selama negosiasi yang dimediasi.

    Agresi Hari ke-466 Israel

    Sementara itu, serangan udara dan artileri Israel terus berlanjut di Jalur Gaza yang terkepung pada  Rabu, menandai hari ke-446 agresi Israel tersebut.

    Operasi militer militer Israel (IDF) yang sedang berlangsung telah mengakibatkan puluhan korban sipil.

    Serangan di Dekat Rumah Sakit Kamal Adwan

    Sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa pasukan ‘Israel’ meledakkan bangunan di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Gaza utara, Rabu pagi.

    Saksi mata mengonfirmasi bahwa pasukan ‘Israel’ juga menembaki rumah sakit sementara ledakan mengguncang daerah sekitarnya.

    Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. (khaberni/HO)

    Korban dan Kehancuran di Gaza

    Di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, seorang warga Palestina tewas, dan empat lainnya terluka setelah serangan Israel terhadap sebuah apartemen tempat tinggal.

    Sementara itu, di lingkungan Al Zaytoun di Kota Gaza, ledakan besar dilaporkan setelah pasukan Israel menghancurkan rumah-rumah di bagian selatan daerah tersebut.

    Lebih jauh ke selatan, barat laut Khan Younis, tujuh orang—termasuk tiga anak-anak—terluka ketika pesawat tak berawak ‘Israel’ menargetkan sebuah tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi.

    Meningkatnya Jumlah Kematian

    Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 45.338 sejak agresi dimulai.

    Latihan militer Houthi Yaman menggunakan rudal jelajah pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (dok. Gerakan Houthi via Getty Images/Middle East Monitor)

    Houthi Teguhkan Dukungan ke Gaza, Luncurkan Rudal Balistik ke Israel

    Di tengah mandeknya negosiasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel, Kelompok Houthi di Yaman mengatakan pada Selasa kalau mereka telah menembakkan “rudal balistik” ke wilayah “Israel” bagian tengah, setelah militer Israel mengatakan mereka telah mencegat sebuah “proyektil”.

    Kelompok yang didukung Iran tersebut, yang telah menargetkan Israel serta rute maritim utama selama agresi Israel di Gaza, minggu lalu menembakkan dua rudal yang menyebabkan kerusakan dan lebih dari selusin cedera di pusat komersial Tel Aviv.

    Pada Selasa kemarin, Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menargetkan situs militer “musuh Israel di wilayah pendudukan Yaffa dengan rudal balistik hipersonik.”

    Pasukan Pendudukan Israel (IDF) sebelumnya mengklaim telah mencegat “sebuah proyektil yang diluncurkan dari Yaman”, setelah sirene serangan udara berbunyi di bagian tengah dan selatan “Israel”.

    Dikatakan bahwa proyektil tersebut “dicegat sebelum melintasi wilayah Israel”.

    Kelompok Houthi telah melancarkan puluhan serangan yang menargetkan Israel untuk mendukung Palestina sejak agresi di Gaza pada 7 Oktober 2023.

    Puing-puing rudal serangan Houthi Yaman dicegat oleh rudal sistem pertahanan udara Israel di Tel Aviv, Kamis (19/12/2024) dini hari. (RNTV/TangkapLayar)

    Houthi Bukan Musuh Biasa Israel

    Adapun sumber militer dan keamanan Israel dalam wawancara bersama Maariv, Senin (23/12/2024), mengungkapkan serangan kelompok Houthi Yaman pada Sabtu (21/12/2024), telah membayangi dan menimbulkan kekhawatiran bagi Tel Aviv.

    Sumber itu mengakui strategi teka-teki Houthi rumit diprediksi, dan mengatakan, “Mereka bukanlah musuh biasa.”

    Di antara berbagai kerumitan dalam menghadapi Houthi dan Angkatan Bersenjata Yaman, kata sumber itu, adalah jarak ribuan kilometer yang memisahkan Israel dan Yaman.

    Terlebih, Angkatan Bersenjata Yaman tersebar di seluruh negeri dan hadir di wilayah-wilayah yang tidak tercantum di peta, dilansir Al Mayadeen.

    Sumber keamanan lainnya mengatakan, kelompok Houthi merupakan tantangan yang belum pernah “dihadapi Israel sebelumnya.”

    “Israel tidak tahu bagaimana cara mengatasinya,” lanjut sumber itu.

    Baru-baru ini, media Israel secara menyeluruh memeriksa kesulitan militer dalam menghadapi Houthi, terutama kemampuan militer Yaman dan kegagalan lembaga keamanan Israel untuk mencegat rudal balistik Houthi.

    Karena itu, Israel memandang sulit untuk mengalahkan Houthi.

    Israel, lapor i24News, merasa perlu bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) untuk melawan kelompok itu.

    Netanyahu Bakal Ambil Tindak Tegas Terhadap Houthi

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pihaknya bakal bertindak tegas terhadap kelompok Yaman, Houthi, yang didukung Iran.

    Ia juga memastikan “balasan Israel” terhadap Houthi, tak akan berbeda kepada kelompok militan lain yang didukung Iran.

    “Sebagaimana kami bertindak dengan kekuatan penuh terhadap poros yang didukung Iran, maka kami akan bertindak serupa terhadap Houthi,” kata Netanyahu dalam pertemuan Kabinet Keamanan di Komando Angkatan Udara utara, Minggu (22/12/2024), dikutip dari Iran International.

    Lebih lanjut, Netanyahu mengungkapkan Israel akan dibantu sekutunya, Amerika Serikat (AS), dalam menghadapi Houthi.

    “Hanya dalam kasus ini, kami tidak bertindak sendiri. Amerika Serikat, serta negara-negara lain, melihat Houthi sebagai ancaman tidak hanya bagi pelayaran internasional, tetapi juga bagi tatanan internasional.”

    “Oleh karena itu, kami akan bertindak dengan kekuatan, tekad, dan kecanggihan,” urai dia.

    Sebagai informasi, AS melancarkan serangan udara terhadap Houthi di Sana’a, Yaman, Sabtu.

    Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Houthi menembakkan rudal yang menghantam wilayah sipil di Israel.

    Houthi yang didukung Iran, yang menguasai sebagian besar Yaman, melancarkan blokade Laut Merah pada November tahun lalu atas perintah Pemimpin Tertinggi Iran, menyusul pecahnya perang Gaza, dalam kesetiaan kepada Hamas.

    Meskipun awalnya mereka bermaksud menargetkan kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan Israel dalam upaya untuk memaksakan gencatan senjata, serangan tersebut kemudian telah menyebar ke pengiriman komersial global, dengan banyak kapal menjadi sasaran serangan dan puluhan pelaut internasional disandera.

    Rudal Houthi Hantam Kementerian Pertahanan Israel

    Pekan lalu, Houthi mengumumkan telah melancarkan dua rudal hipersonik ke Israel, Rabu (17/12/2024).

    Salah satu rudal menghantam Kementerian Pertahanan Israel di pusat kota.

    Sementara, satu rudal lainnya diluncurkan saat pesawat tempur Israel menyerang Yaman.

    Operasi itu bersamaan dengan serangan udara Israel di Yaman, dilansir Al Mayadeen.

    Pemimpin gerakan Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengungkapkan serangan pihaknya ke Kementerian Israel menyebabkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) “mengalami kebingungan signifikan sebab misi mereka terganggu.”

    Ia menegaskan pihaknya tak akan mundur sedikitpun dari posisi mendukung rakyat Palestina.

    “Kami tidak akan menyimpang dari posisi kami dalam mendukung rakyat Palestina, terlepas dari tantangan atau serangan dari AS, Israel, atau sekutu mereka,” tegasnya.

    Al-Houthi juga menyerukan kepada rakyat Yaman untuk berpartisipasi dalam unjuk rasa besar-besaran pada Jumat (20/12/2024), untuk mendeklarasikan tantangan mereka terhadap Israel dan menegaskan kembali keteguhan mereka.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Israel juga pernah menjadi sasaran serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, pada pertengahan November 2024.

    Saat itu, Hizbullah mengatakan drone mereka tepat mengenai sasaran yang dituju.

    (oln/pvtr/khbrn/RNTV/*)