Tag: Benjamin Netanyahu

  • Prabowo Dinobatkan Pemimpin Dunia Bakal Berpengaruh 2025, Bersanding Donald Trump dan Xi Jinping

    Prabowo Dinobatkan Pemimpin Dunia Bakal Berpengaruh 2025, Bersanding Donald Trump dan Xi Jinping

    TRIBUNJATIM.COM – Presiden Prabowo Subianto kini dinobatkan jadi pemipin dunia yang bakal berpengaruh pada tahun 2025.

    Penobatan itu dilakukan oleh media asal Singapura, The Straits Times.

    Prabowo Subianto bersanding dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping hingga Presiden AS terpilih, Donald Trump.

    Mereka dinobatkan dalam artikel bertajuk “Meet 10 World Leaders to Watch in 2025′ yang terbit pada Sabtu (4/1/2025).

    Pemimpin dunia itu bakal memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan dunia.

    “Dari Donald Trump dan Xi-Jinping hingga Prabowo Subianto dan Vladimir Putin, para tokoh berpengaruh akan memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan di seluruh dunia,” demikian tertulis dalam artikel tersebut.

    Dalam artikel tersebut, langkah Prabowo yang langsung melakukan kunjungan ke beberapa negara setelah dilantik menjadi Presiden ke-8 RI menjadi sorotan.

    Menurut media tersebut, kunjungan Prabowo tersebut lebih lebih bersifat untuk meningkatkan ekonomi Indonesia alih-alih membahas terkait geopolitik.

    Kendati demikian, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) era kepemimpinan Joko Widodo itu dianggap memiliki tujuan untuk menempatkan Indonesia sebagai negara yang turut berpengaruh dalam diplomasi internasional.

    Media tersebut turut menyanjung target Prabowo yang ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 8 persen.

     
    “Kurang dari sebulan setelah dilantik, Prabowo memulai kunjungan diplomatiknya dengan mengunjungi Tiongkok dan Amerika Serikat pada minggu yang sama serta menghadiri pertemuan-pertemuan multilateral besar sepert APEC, yang dengan cepat menandakan keinginannya untuk menempatkan Indonesia sebagai jantung diplomasi internasional.”

    “Motivasinya (kunjungan ke luar negeri) mungkin lebih bersifat ekonomi daripada geopolitik atau pribadi. Inti dari visi kepresidenannya adalah tujuan yang berani untuk mencapai pertumbuhan PDB sebesar 8 persen, naik dari 5 persen saat ini,” tulis The Straits Times.

    The Straits Times juga menyanjung langkah Prabowo yang berani agar Indonesia masuk dalam kemitraan organisasi antar pemerintah, BRICS.

    Diketahui, BRICS saat ini beranggotakan Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan.

    “Pengumuman status kemitraan BRICS Indonesia dalam beberapa hari setelah ia menjabat sebagai presiden, ditambah dengan deklarasi bahwa negara dengan populasi terpadat di Asia Tenggara ini siap untuk menjadi anggota penuh, menunjukkan bahwa Prabowo tidak takut untuk melanggar posisi yang diambil oleh pemerintahan Joko Widodo,” tulisnya.

    The Straits Times juga turut menyoroti peran Prabowo terkait posisi Indonesia di ASEAN.

    Media tersebut memprediksi akan ada kerjasama yang erat dengan Malaysia untuk menunjang visi-misinya yaitu pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

    “Namun, yang lebih mungkin terjadi adalah skenario di mana Anwar (PM Malaysia) menemukan sekutu dalam diri Prabowo, yang diharapkan dapat memberikan dukungan kuat untuk hasil kerja sama ASEAN Malaysia.”

    “Hal ini akan memfasilitasi investasi lintas batas, konektivitas rantai pasokan, dan pembangunan berkelanjutan, dan selaras dengan penekanan pemerintahannya pada pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan,” tulis media tersebut.

    Di sisi lain, The Straits Times juga mewanti-wanti terkait pendekatan kebijakan luar negeri Prabowo terkait hubungan Indonesia dengan Tiongkok dan Rusia yang dianggap memicu perdebatan.

    Media itu mewanti-wanti agar Prabowo dapat menyeimbangkan antara kebijakan luar negerinya yang dinilai ambisius serta mengakomodir kritik di dalam negeri terkait keputusan kebijakan internasionalnya.

    “Para pengamat politik di negara terbesar di kawasan ini akan memantau dengan seksama bagaimana Prabowo menyeimbangkan antara mengejar agenda global yang ambisius dan mengelola kritik domestik terhadap keputusan-keputusan internasionalnya,” pungkas media tersebut.

    Sebagai informasi, selain Prabowo, ada sembilan pemimpin negara yang turut dinobatkan sebagai pemimpin dunia yang akan berpengaruh tahun 2025 yaitu:

    Presiden terpilih AS, Donald Trump

    Presiden Tiongkok, Xi Jinping

    Presiden Rusia, Vladimir Putin

    Presiden Israel, Benjamin Netanyahu

    Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba

    Presiden Korea Utara, Kim Jong-un

    Perdana Menteri India, Narendra Modi

    Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese

    Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim

    Jokowi Masuk Finalis Presiden Terkorup 2024 Versi OCCRP

    Beda dengan Prabowo, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) justru ditetapkan menjadi salah satu pemimpin terkorup di dunia pada tahun 2024 versi lembaga independen, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

    Selain Jokowi, ada lima pemimpin dunia yang masuk dalam nominasi tersebut.

    Menurut organisasi tersebut, ‘pemenang’ dari nominasi tersebut adalah mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, yang digulingkan oleh kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada awal Desember 2024 lalu.

    Menurut salah satu juri nominasi ini, pendiri Daraj.com, Alia Ibrahim, Assad dianggap sebagai pemimpin terbrutal.

    Assad dianggap telah melakukan kerusakan dari segala sisi terhadap Suriah.

    Alia menilai, butuh waktu puluhan tahun untuk memperbaiki kondisi Suriah imbas kepemimpinan brutal Assad selama 24 tahun.

    “Selain menjadi diktator seperti ayahnya, Assad menambahkan dimensi kejahatan korupsi yang tak terbayangkan, menghancurkan kehidupan banyak orang bahkan di luar perbatasan negaranya sendiri.”

    “Kerusakan politik, ekonomi, dan sosial yang disebabkan oleh Assad, baik di Suriah maupun di kawasan ini, akan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengatasinya,” jelasnya.

    Di sisi lain, OCCRP turut memberikan ‘penghargaan khusus’ kepada Presiden Guinea Khatulistiwa, Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, berupa ‘Penghargaan Non-Prestasi Seumur Hidup’.

    Adapun ‘penghargaan’ ini diberikan imbas brutalnya Obiang dalam memimpin negara tersebut berupa penindasan, penangkapan yang melanggar hukum, hingga penghilangan paksa terhadap orang yang berbeda pendapat.

    Selain itu, Obiang dianggap telah mencuri sebagai besar kekayaan negara yang dipimpinnya secara bersama-sama dengan orang-orang di lingkarannya.

    Model kepemimpinan Obiang ini, membuat masyarakat Guinea Khatulistiwa menderita dalam kemiskinan ketika dirinya dan kroninya justru hidup dengan kemewahan.

    Jurnalis investigasi asal Ghana yang juga menjadi juri nominasi ini, Anas Aremeyaw Anas, menuturkan Obiang telah menciptakan dinasti otoriter sejak kepemimpinannya pada tahun 1979.

    “Melalui ketakutan, penindasan, dan korupsi, Teodoro Obiang telah menciptakan sebuah dinasti kekayaan dan kekebalan hukum,” kata Anas. 

    “Kecenderungan diktatornya dengan cepat ditiru oleh para pemimpin di seluruh benua Afrika, dengan para pemimpin kudeta saat ini yang memandangnya sebagai ayah baptis, dan memiliki ambisi yang sama untuk menjadi ayah baptis korupsi seperti dia,” sambung Anas.

    OCCRP menilai, model kepemimpinan seperti Assad dan Obiang menjadi contoh rezim diktator yang sudah lama berkuasa di mana korupsi memainkan peran penting.

    Selengkapnya, berikut daftar pemimpin terkorup tahun 2024 versi OCCRP:

    Mantan Presiden Suriah, Bashar Al Assad

    Presiden Kenya, William Ruto

    Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi)

    Presiden Nigeria, Bola Ahmed Tinubu

    Mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina

    Pengusaha India, Gautam Adani

    Sebagai informasi, OCCRP telah menggelar ‘penghargaan’ ini sejak tahun 2012 silam.

    Tak hanya pemimpin, OCCRP turut memasukkan organisasi pemerintah sebagai salah satu calon penerima ‘penghargaan’.

    Adapun berikut daftar ‘pemenang’ terkait pemimpin atau organisasi pemerintah terkorup di dunia tiap tahunnya sejak tahun 2012-2024:

    2012: Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev

    2013: Parlemen Rumania

    2014: Presiden Rusia, Ilham Aliyev

    2015: Mantan Presiden Montenegro, Milo Djukanovic

    2016: Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

    2017: Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte

    2018: Bank Danske di Denmark

    2019: Mantan Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat

    2020: Mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro

    2021: Presiden Belarusia, Aleksandr Lukashenko

    2022: Pemimpin kelompok tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin

    2023: Jaksa Agung Guatemala, Maria Conseulo Porras

    2024: Mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad

    Di sisi lain, penentuan tokoh yang masuk sebagai finalis dilakukan OCCRP berdasarkan voting terbanyak dari para pembaca hingga jurnalis di dunia.

    Sementara, penentuan para tokoh yang menjadi finalis merupakan masukan dari publik, pembaca, jurnalis, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP.

  • Presiden Prabowo Masuk 10 Pemimpin Dunia Bakal Berpengaruh di 2025

    Presiden Prabowo Masuk 10 Pemimpin Dunia Bakal Berpengaruh di 2025

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto masuk daftar 10 pemimpin dunia yang dianggap akan berpengaruh di 2025 versi media Singapura, Straits Times.

    Mereka merilis laporan berjudul “Mengenal 10 Pemimpin Dunia yang Perlu Diperhatikan pada 2025 (Meet the 10 World Leaders to Watch in 2025)” pada Sabtu (4/1).

    “Dari Donald Trump dan Xi Jinping hingga Prabowo Subianto dan Vladimir Putin, para tokoh berpengaruh ini akan memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan di seluruh dunia,” demikian laporan media tersebut.

    Dalam laporan tersebut, Straits Times mengurai peran para pemimpin negara di kancah global, kebijakan luar negeri yang diambil, hingga cara mereka menghadapi tahun baru.

    Media itu bahkan menjuluki Prabowo “presiden kebijakan luar negeri pertama” Indonesia saat menggambarkan soal kepemimpinan regional.

    Straits Times juga menyoroti lawatan luar negeri Prabowo ke sejumlah negara kurang dari sebulan usai dilantik menjadi presiden.

    Pada November 2024, Prabowo mengunjungi China, Amerika Serikat, Peru, Brasil hingga Inggris.

    Di China, Prabowo bertemu Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan ketua parlemen. Mereka sepakat memperkuat kerja sama kedua negara di bidang ekonomi hingga pertahanan.

    Usai dari Negeri Tirai Bambu, Prabowo ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Joe Biden. Setelah itu, dia lanjut menghadiri konferensi tingkat tinggi APEC di Peru dan melaksanakan sejumlah pertemuan bilateral, kemudian menghadiri KTT G20 di Brasil.

    Setelah dari Brasil, Prabowo berkunjung ke Inggris. Di sana dia bertemu Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer.

    “[ini] menandakan keinginan dia [Prabowo] untuk menempatkan Indonesia di pusat diplomasi internasional,” lanjut Straits Times.

    Namun, media asal Singapura ini juga memandang motivasi lawatan itu lebih bersifat ekonomi ketimbang geopolitik atau ambisi pribadi.

    Selama menjadi presiden, Prabowo punya visi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen.

    Pencapaian target itu, menurut analisis media tersebut, bergantung atas upaya menarik investasi substansial dan meningkatkan Indonesia sebagai tujuan investasi asing langsung.

    Di tingkat internasional, Prabowo akan mendorong Indonesia lebih tegas dalam kelompok multilateral. Straits Times juga menyoroti langkah negara ini bergabung ke forum ekonomi yang digawangi Rusia-China, BRICS.

    Dalam KTT BRICS di Rusia pada Oktober 2024, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan ketertarikan untuk bergabung BRICS.

    “Pengumuman status kemitraan BRICS Indonesia beberapa hari setelah ia memangku jabatan puncak, ditambah dengan pernyataan bahwa negara dengan penduduk terbanyak di Asia Tenggara itu siap menjadi anggota penuh, menunjukkan bahwa Prabowo tak takut menentang posisi yang diambil oleh pemerintahan sebelumnya Joko Widodo,” lanjut Straits Times.

    Mereka juga menyoroti posisi Indonesia terkait rivalitas China dan Amerika Serikat di Asia Pasifik. Menurut media tersebut, pendekatan kebijakan luar negeri Prabowo memicu perdebatan soal langkah-langkah yang diambil untuk melayani kepentingan strategis nasional.

    Para pengamat akan memantau secara cermat langkah Prabowo mengarungi keseimbangan global dan mengelola kritik dalam negeri terhadap keputusan internasionalnya.

    “Dalam hal ini, mungkin aktivisme global Bapak Prabowo menggambarkan satu kebenaran: Para pemimpin membutuhkan dukungan kuat di dalam negeri, sehingga mereka dapat mengarahkan negaranya melalui masa-masa yang penuh tantangan,” demikian analisis Straits Times.

    Tak cuma bahas urusan luar negeri, media yang berbasis di Singapura ini menyebut Prabowo sebagai pemimpin “unorthodox” karena mengirim kabinet ke kamp pelatihan militer.

    Selain Prabowo, mereka yang masuk dalam daftar pemimpin yang bakal berpengaruh di 2025 versi Straits Times adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump, Presiden China Xi Jinping, dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

    Selain mereka terdapat pula nama Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

    (isa/dna)

  • Mati Satu Tumbuh Seribu, Saat Pasukan Israel Kaget Petempur Hamas Tak Habis-habis di Gaza – Halaman all

    Mati Satu Tumbuh Seribu, Saat Pasukan Israel Kaget Petempur Hamas Tak Habis-habis di Gaza – Halaman all

    Mati Satu Tumbuh Seribu, Saat Israel Kaget Petempur Hamas Tak Habis-habis di Gaza

     

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah laporan dari saluran televisi Israel, Channel 12 menyiratkan keterkejutan pihak pendudukan Israel terkait kekuatan militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas dalam Perang Gaza yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan tersebut.

    Laporan itu mengungkapkan kalau Hamas secara militer mampu kembali memiliki kendali di Jalur Gaza dengan merekrut pasukan baru.

    Bak pepatah, Mati Satu Tumbuh Seribu, Hamas dilaporkan mampu merestrukturisasi kekuatan militernya di Gaza terlepas dari banyaknya pejuangnya yang gugur ‘dinetralisir’ Pasukan Israel (IDF).

     
    Channel 12 Israel melaporkan, Hamas saat ini memiliki antara 20 dan 23 ribu pejuang, bekerja sama dengan kekuatan dari gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ).

    Menurut laporan tersebut, tingkat perekrutan petempur baru yang dilakukan Hamas melebihi tingkat ‘netralisasi dan pengurangan’ kekuatan tempur mereka oleh pasukan Israel (IDF).

    Berdasarkan data, jumlah pejuang milisi pembebasan Palestina yang saat ini beroperasi di Jalur Gaza, dalam berbagai bentuk dan organisasi berbeda, berkisar antara 20 hingga 23 ribu petempur.

    Data tersebut juga menunjukkan kalau sebanyak 9.000 pejuang terorganisir aktif di seluruh sektor dan front pertempuran di Jalur Gaza.

    “Setengah dari mereka di divisi utara Gaza dan separuh lainnya di divisi selatan Gaza,” tulis laporan itu. 

    Selain itu, terdapat antara 7.000 dan 10.000 pejuang tambahan yang tersebar di seluruh Jalur Gaza yang tidak beroperasi secara terorganisir, dan sekitar 4.000 pejuang dari Brigade Al-Quds, sayap militer gerakan Jihad Islam, dan organisasi lainnya, hadir di seluruh Gaza.

    Kesamaan Nasib

    Pejabat militer di Israel mengatakan kalau Hamas tahu cara efektif merekrut petempur baru hingga hari ini.

    IDF menduga Hamas menggunakan bantuan kemanusiaan untuk memikat mereka serta uang.

    IDF menyebut kalau kebutuhan pokok dan uang adalah sesuatu yang sulit ditolak merujuk pada situasi mengerikan di Jalur Gaza saat ini.

    Namun, sejumlah ulasan menyebut ada faktor ideologis yang cenderung dilupakan Israel seputar faktor jitunya Hamas merekrut petempur baru.

    Faktor ideologis itu adalah adalah kesamaan nasib untuk sama-sama memperjuangkan tanah air mereka, Palestina.

    Pola militer Israel yang cenderung melakukan pengusiran paksa, ditambah pembantaian di kamp-kamp pengungsi dan zona yang mereka sebut ‘aman’, menjadi motivasi lain warga sipil Gaza untuk bergabung menjadi kombatan.

    “Peluang mereka untuk hidup cenderung kecil baik sebagai warga sipil maupun sebagai kombatan. Dengan kondisi itu, menjadi kombatan adalah cara terbaik menghadapi penderitaan,” tulis sebuah ulasan yang dikutip, Jumat (3/1/2025).

    Metode militer Israel dalam penghancuran masif dan terstruktur Gaza, dinilai juga menjadi faktor lain.

    Warga sipil yang tadinya cenderung enggan bergabung dengan kelompok-kelompok milisi, secara sekejap berubah pikiran setelah melihat anggota keluarga mereka ikut menjadi korban.

    Beda Data antara IDF dan Pemerintah Israel

    Tentara Israel terakhir kali mengumumkan kalau mereka telah membunuh antara 17.000 dan 20.000 pejuang Hamas dan PIJ selama perang Gaza berlangsung. 

    Laporan media Israel tersebut menunjukkan, selama 15 bulan terakhir, terdapat kesenjangan beberapa ribu antara data tentara Israel dan pihak pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    “Perbedaan data soal kekuatan Hamas ini menimbulkan keraguan terhadap perkiraan tersebut,” kata laporan tersebut.

    Pada bulan Juni, tentara Israel mengatakan kalau antara 14.000 dan 16.000 pejuang Hamas telah terluka, sementara surat kabar Amerika, The Washington Post, melaporkan kalau lebih dari 6.000 warga Gaza ditangkap oleh tentara Israel selama perang, dan setidaknya 4.300 di antaranya masih dalam tahanan.

    “Paling banyak 2.200 orang dikembalikan ke Gaza, karena dianggap kurang berbahaya,” kata laporan itu.

    Adapun surat kabar The Jerusalem Post mengindikasikan bahwa angka-angka yang dipublikasikan tampaknya bertentangan dengan laporan IDF baru-baru ini kepada para jurnalis.

    IDF mengklaim kalau sebagian besar wilayah utara Gaza telah dibersihkan dari para pejuang milisi Palestina.

    “Perkiraan tentara Israel lebih terbatas, mengingat bahwa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, dievakuasi dan dipindahkan beberapa kali dalam perang ini, sehingga sulit membedakan antara kombatan dan warga sipil,” kata laporan itu.

    Kolase kejadian-kejadian saat serangan Banjir Al-Aqsa oleh milisi perlawanan Palestina, Hamas, ke perbatasan Gaza-Israel pada 7 Oktober 2023 silam. (tangkap layar)

    Hamas Beralih ke Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur

    Dalam laporan terpisah, surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth menerbitkan laporan baru mengenai perkembangan pertempuran di Jalur Gaza utara.

    Laporan itu menunjukkan kalau militer Israel (IDF) kewalahan seiring berubahnya situasi militer di wilayah tersebut.

    “Situasi di Gaza Utara menjadi lebih kompleks dan sulit untuk mengakhiri pertempuran saat ini,” kata laporan media itu dilansir Khaberni, Selasa (2/1/2024).

    Surat kabar tersebut menjelaskan, “Tingginya harga yang harus dibayar oleh tentara Israel dalam hal hilangnya nyawa personel menunjukkan kalau pertempuran tersebut belum mencapai tahap yang menentukan.”

    Surat kabar tersebut melaporkan kalau gerakan pembebasan Palestina, Hamas terus melakukan perlawanan dengan kegigihan.

    “Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah, namun terus melanjutkan upayanya untuk menembakkan roket ke kota-kota utara Israel,” kata laporan tersebut.

    Laporan tersebut menambahkan, Hamas semakin banyak menggunakan taktik gerilya yang disempurnakan.

    Selain menyesuaikan diri dengan situasi medan yang hancur, serangan dilakukan dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari tiga hingga empat orang atau mungkin kurang, dalam upaya untuk melumpuhkan tentara Israel.

    Tentara Israel berdiri di atas tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Pembebasan Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024. (Tangkap Layar/REUTERS/Violeta Santos Moura)

    Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Hamas telah berhasil beradaptasi dengan kondisi perang saat ini.

    “Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas telah beralih ke metode perang gerilya di wilayah yang telah hancur, sehingga meningkatkan kesulitan operasi militer bagi tentara Israel di wilayah tersebut,” kata khaberni, mengutip laporan itu.

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas di Jalur Gaza. Hamas menyatakan tidak ada pertukaran sandera sebelum pasukan Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Jumlah Anggota Hamas Bertambah

    Selain metode perang, pasukan militan Palestina, Hamas, dikabarkan bangkit dengan menambah jumlah prajuritnya.

    Namun, jumlah penambahan milisi baru yang bergabung masih simpang siur, sejumlah media memiliki jumlah versinya masing-masing.

    Sementara dari versi penambahan jumlah tersebut, berbeda dengan versi agresi militer dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    IDF disebut-sebut berbohong dengan jumlah pasukan Hamas yang terluka akibat pertempuran.

    Baik The Jerusalem Post maupun Channel 12 telah menerima informasi yang menunjukkan bahwa Hamas tengah melakukan upaya bangkit secara substansial dengan merekrut pasukan baru.

    Channel 12 mengatakan pada Rabu (1/1/2025) malam bahwa Hamas memiliki sekitar 20.000-23.000 pejuang, bersama dengan Jihad Islam

    Informasi yang diterima The Post dalam periode terkini menunjukkan jumlahnya mendekati sekitar 12.000.

    Fluktuasi liar dalam angka-angka tersebut menjadi lebih mencolok jika dibandingkan dengan angka-angka sebelumnya yang dikeluarkan oleh IDF atau Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Angka terakhir yang dipublikasikan adalah bahwa IDF telah membunuh sekitar 17.000-20.000 pasukan Hamas dan Jihad Islam selama perang.

    Terjadi perbedaan beberapa ribu antara IDF dan Netanyahu sepanjang perang, yang membuat beberapa perkiraan dipertanyakan.

    Pada bulan Juni, IDF mengatakan bahwa sekitar 14.000-16.000 pejuang Hamas telah terluka.

    Lebih jauh, The Post mengetahui bahwa lebih dari 6.000 warga Gaza telah ditahan oleh IDF selama perang, dengan setidaknya 4.300 orang masih dalam tahanan dan paling banyak 2.200 orang dikembalikan ke Gaza karena dianggap kurang berbahaya.

    Perbedaan Jumlah

    Mengingat pada awal perang, IDF mengatakan pasukan penuh Hamas berjumlah 25.000.

    Jumlah tersebut tidak mendekati jumlah sebenarnya kecuali jika seseorang memperhitungkan bahwa Hamas telah merekrut hampir seluruh pasukan baru, yang sepenuhnya menggantikan pasukan lamanya.

    Alternatif lain adalah meskipun IDF memperkirakan pada awal perang bahwa pasukan Hamas berjumlah 25.000 orang, perkiraan sebelumnya sebelum perang dimulai memperkirakan jumlahnya 30.000 atau bahkan 40.000 orang.

    Post diberi tahu pada Rabu malam bahwa angka 40.000 lebih akurat.

    Hal ini dapat menunjukkan bahwa mayoritas pejuang Hamas masih berasal dari pasukan asli mereka, sementara mereka pasti telah menambah ribuan rekrutan baru.

    Bulan Juni menandai laporan pertama mengenai kebangkitan besar Hamas setelah IDF menarik diri dari Gaza utara pada bulan Januari-Februari dan menarik diri dari Khan Yunis pada tanggal 7 April.

    Jika laporan Channel 12 benar, laporan itu mengatakan bahwa sekitar 9.000 pasukan Hamas terbagi antara Gaza utara dan selatan, bahwa Jihad Islam memiliki 4.000 pejuang lainnya, dan bahwa ada 7.000-10.000 pejuang yang tidak terorganisir, lebih lokal, dan tersebar di seluruh Jalur tersebut.

    Angka-angka ini tampaknya bertentangan dengan pengarahan terbaru IDF kepada Post dan media lainnya yang menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Gaza utara telah dibersihkan dari para pejuang.

    Sebaliknya, jumlah Hamas mendekati 12.000, dengan lebih banyak pejuang di Gaza selatan daripada di Gaza utara.

    Namun, beberapa sumber pada Rabu malam mendukung angka-angka Channel 12.

    Namun, bahkan angka-angka Channel 12 memiliki kesenjangan dan spektrum yang signifikan, sehingga perkiraan IDF mungkin lebih terbatas dalam kurun waktu ketika sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza berdesakan bersama di beberapa wilayah kemanusiaan kecil, dengan sedikit kemampuan untuk membedakan antara teroris dan warga sipil.

    Sumber lain mengatakan kepada  The Post bahwa jumlah totalnya tidak jelas tetapi kualitas pejuang Hamas baru yang diberi senjata oleh kelompok teror itu jauh lebih rendah daripada sebelumnya dalam perang, mengingat banyak dari mereka adalah anak di bawah umur yang belum terlatih.

    Populasi Turun

    Populasi Gaza telah turun enam persen sejak perang Israel di daerah kantong yang terkepung itu dimulai hampir 15 bulan yang lalu ketika sekitar 100.000 warga Palestina meninggalkan daerah kantong itu sementara lebih dari 55.000 orang diperkirakan tewas, menurut Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS).

    Sekitar 45.500 warga Palestina, lebih dari separuhnya wanita dan anak-anak, telah terbunuh sejak perang dimulai tetapi 11.000 lainnya hilang, kata biro tersebut, mengutip angka dari Kementerian Kesehatan Palestina.

    Dengan demikian, populasi Gaza telah menurun sekitar 160.000 selama perang menjadi 2,1 juta, dengan lebih dari satu juta atau 47 persen dari total anak-anak berusia di bawah 18 tahun, kata PCBS, dikutip dari NewArab.

    Ditambahkan pula bahwa Israel telah “melancarkan agresi brutal terhadap Gaza yang menyasar semua jenis kehidupan di sana; manusia, bangunan, dan infrastruktur vital… seluruh keluarga telah dihapus dari catatan sipil. Terjadi kerugian manusia dan material yang sangat besar.”

    Israel menghadapi tuduhan genosida di Gaza karena skala kematian dan kehancuran.

    Mahkamah Internasional (ICJ), badan hukum tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa, memutuskan Januari lalu bahwa Israel harus mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina.

    Sementara Paus Fransiskus menyarankan masyarakat global harus mempelajari apakah kampanye Israel di Gaza merupakan genosida.

    PCBS mengatakan sekitar 22 persen penduduk Gaza saat ini menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang sangat parah, menurut kriteria Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, sebuah pemantau global.

    Termasuk dalam 22 persen itu sekitar 3.500 anak yang berisiko meninggal karena kekurangan gizi dan kekurangan makanan, kata biro tersebut.

     

    (oln/khbrn/*)

     

     

  • Tahun Baru, Ratusan Ribu Orang Berunjuk Rasa di Istanbul Turki untuk Dukung Perjuangan Palestina – Halaman all

    Tahun Baru, Ratusan Ribu Orang Berunjuk Rasa di Istanbul Turki untuk Dukung Perjuangan Palestina – Halaman all

    Tahun Baru, Ratusan Ribu Orang Berunjuk Rasa di Istanbul Turki untuk Dukung Perjuangan Palestina

    TRIBUNNEWS.COM- Ratusan ribu orang berunjuk rasa di Istanbul pada Hari Tahun Baru untuk mendukung Palestina.

    Para pengunjuk rasa berunjuk rasa memenuhi ruas jalan di Jembatan Galata, menuntut diakhirinya kekerasan di Palestina.

    Lebih dari 450.000 orang berkumpul di Jembatan Galata Istanbul pada Hari Tahun Baru untuk menyatakan solidaritas dengan Palestina.

    Para peserta berbaris dari masjid-masjid di seluruh semenanjung bersejarah dan sekitarnya setelah salat subuh, melawan dinginnya musim dingin dan membawa bendera Turki dan Palestina. 

    Acara ini diselenggarakan oleh National Will Platform, sebuah koalisi yang terdiri dari 308 LSM.

    Para demonstran, termasuk para lansia, wanita, dan anak-anak, berdoa agar pembantaian Israel di Palestina diakhiri sebelum berkumpul di jembatan, yang membentang di Tanduk Emas yang ikonik, untuk menuntut tindakan internasional terhadap kekejaman yang sedang berlangsung.

    Di tengah jembatan, di mana tindakan pengamanan ketat dilakukan, terlihat spanduk besar bertuliskan: “Hentikan Genosida di Gaza” dalam bahasa Turki dan Inggris, disertai bendera Turki dan Palestina.

    Perahu juga mendukung protes dari laut.

    Selain itu, stiker “ForFairFuture” dipasang di panggung yang disiapkan untuk pers, dan layar raksasa serta sistem suara juga dipasang di area tersebut.

    Beberapa anggota LSM Turki dan asing serta aktivis hak asasi manusia juga memberikan pidato selama acara tersebut.

    Berbicara di rapat umum tersebut, Bilal Erdogan, ketua dewan pengawas yayasan, mengecam tindakan Israel di Gaza, yang menandai hari ke-453 genosida. Ia mengenang pembunuhan bayi, anak-anak, wanita, orang tua, dokter, jurnalis, dan pekerja bantuan oleh Israel, serta menargetkan sekolah, masjid, dan gereja.

    “Topeng” Barat telah jatuh di Gaza, katanya, sambil bertanya: “Di mana hak asasi manusia? Di mana hak anak-anak? Di mana hak perempuan? Di mana kebebasan pers, kebebasan berekspresi? Semua nilai-nilai Barat telah mati di Gaza dan Barat.”

    Ibrahim Besici, pemimpin LSM lainnya, menambahkan: “Anak-anak yang seharusnya lelah bermain justru kelelahan karena perang. Mata para ibu tak lagi berlinang air mata, dan para ayah tak lagi punya kekuatan untuk bertekuk lutut. Setiap meter persegi Gaza telah disirami darah para martir.”

    Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan: “Pembunuh Israel akan dimintai pertanggungjawaban” dan “Martir tidak boleh mati.”

    Aksi unjuk rasa besar-besaran diakhiri dengan pesan solidaritas global

    Aksi unjuk rasa besar-besaran di Jembatan Galata ditutup dengan doa dan partisipasi luas, termasuk peserta asing dan liputan media internasional.

    Acara tersebut, yang dihadiri oleh 450.000 orang sebagaimana diumumkan oleh penyelenggara, menampilkan nyanyian dan lagu tentang Palestina, dengan para peserta bergabung secara serempak.

    Para pengunjuk rasa juga menunjukkan gambar-gambar yang mencolok, termasuk figur manusia tanpa kepala yang dicat dengan warna bendera Israel dan tertulis “Teroris Israel” di atasnya serta boneka berlumuran darah yang dibawa oleh seorang peserta yang memegang tanda bertuliskan: “Pembunuh Bayi.”

    Emine Karatas, seorang peserta, mengungkapkan kesedihannya atas para korban Palestina yang tidak bersalah, dengan menyatakan: “Hati kami tidak sanggup lagi menahan tangisan anak-anak, ayah, dan ibu. Kami ingin ini segera berakhir.”

    Ahmet Salih Ozturk, pengunjuk rasa lainnya, menyoroti keberagaman peserta aksi, dengan mengatakan: “Orang-orang dari berbagai agama hadir di sini untuk membela hak asasi manusia. … Ini bukan hanya penindasan terhadap umat Muslim, tetapi juga kemanusiaan secara keseluruhan.”

    Abdulai Embalo, seorang pelajar dari Guinea-Bissau, menyerukan persatuan melawan penindasan: “Kita harus bersatu sebagai Muslim dan mengakhiri kekejaman ini.”

    Tentara Israel telah melancarkan perang genosida di Gaza, menewaskan lebih dari 45.500 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

    Pada bulan November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

    Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.

    SUMBER: AA

  • Netanyahu Keluar Rumah Sakit usai Operasi Pengangkatan Prostat

    Netanyahu Keluar Rumah Sakit usai Operasi Pengangkatan Prostat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, keluar dari rumah sakit pada Kamis (2/1), usai menjalani operasi pengangkatan prostat pada Minggu (29/12) lalu.

    Operasi Netanyahu dilakukan di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem Yerusalem, setelah dokter menemukan infeksi pada saluran kemih akibat pembesaran prostat jinak. Dia kemudian dirawat di rumah sakit selama beberapa hari usai memulihkan diri pasca operasi.

    “PM menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para spesialis di Hadassah, seluruh staf, ahli dari Assaf Harofeh, dan dokter pribadinya,” demikian pernyataan pihak rumah sakit, dilansir Times of Israel.

    Lantaran masih dalam pemilihan dan tindak lanjut medis, media Israel menyebut dokter menyarankan agar Netanyahu menghabiskan waktu selama dua minggu depan untuk beristirahat total dan tidak kembali bekerja seperti biasa.

    Terkait itu laporan menyebut pengacara Netanyahu, Amit Hadad, diperkirakan akan meminta Pengadilan Distrik Yerusalem untuk membatalkan sidang dalam persidangan pidananya di mana dia dijadwalkan untuk bersaksi minggu depan.

    Netanyahu yang kini berusia 75 tahun, termasuk di antara para pemimpin dunia yang berusia tua seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang berusia 82 tahun, Presiden AS terpilih Donald Trump usia 78 tahun, Presiden Brasil Lula da Silva usia 79 tahun, dan pemimpin Vatikan Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun.

    Pada Maret 2024 lalu, Netanyahu sempat dirawat dan dibius total untuk menjalani operasi hernia. Pada bulan yang sama, dia juga absen bekerja selama beberapa hari akibat terserang flu.

    Sebelumnya pada 2023, dia menjalani operasi pemasangan alat pacu jantung setelah mengalami penyumbatan jantung sementara. Deret masalah kesehatan Netanyahu bahkan memicu spekulasi besar di antara banyak warga Israel.

    (dna/dna)

  • Tentara IDF Sibuk di Gaza Utara, Hamas Kendalikan Lagi Gaza Tengah: Basmi Geng Pencuri Truk Bantuan – Halaman all

    Tentara IDF Sibuk di Gaza Utara, Hamas Kendalikan Lagi Gaza Tengah: Basmi Geng Pencuri Truk Bantuan – Halaman all

    Tentara Israel Sibuk di Gaza Utara, Hamas Kendalikan Lagi Gaza Tengah: Basmi Geng Pencuri Truk Bantuan

    TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth, menyoroti efektivitas operasi militer pasukan Israel (IDF) dalam agresi yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan sejak 7 Oktober 2023 ke Jalur Gaza.

    Saat IDF tengah sibuk dan memfokuskan serangan pada Gaza Utara, gerakan pembebasan Palestina, Hamas dilaporkan justru bisa kembali merebut kendali wilayah Gaza Tengah.

    “Mengutip pernyataan para pejabat Barat, “Hamas akhirnya berhasil memulihkan sebagian besar kemampuannya untuk mengendalikan wilayah sipil di Jalur Gaza”,” kata laporan Yedioth Ahronoth, dikutip Khaberni, Selasa (2/12/2024).

    Laporan itu menambahkan, para pejabat Barat mengatakan, “Daerah di mana Hamas mendapatkan kembali sebagian kemampuannya terletak di pusat Jalur Gaza (Gaza Tengah), seperti Al-Mawasi dan Al-Nuseirat.”

    Kendali Hamas di Gaza Tengah ini dibuktikan saat mereka mampu membasmi kelompok kriminal, yang diduga dipersenjatai oleh Israel, penyebotase truk-truk bantuan yang memasuki Jalur Gaza.

    “Hamas tiba-tiba mendapatkan kembali sebagian kemampuannya dan melenyapkan entitas kriminal yang mencuri konvoi,” kata narasumber laporan tersebut.

    Menurut laporan media tersebut, para pejabat Barat mengkonfirmasi bahwa “Hamas menyerang pencuri yang menyita bantuan di depan tentara Israel”.

    Truk bantuan mulai memasuki Penyeberangan Erez yang baru saja dibuka Israel (Tangkapan Layar Video X/Twitter)

    Pasukan Israel Kutip Jatah dari Geng Bersenjata

    Sebelumnya dilaporkan, Otoritas Palestina (PA) pada November silam mengklaim kalau tentara Israel (IDF) mengizinkan geng-geng bersenjata menjarah truk-truk bantuan di Jalur Gaza yang diblokade .

    Selain itu, PA juga menuduh IDF malah meminta ‘jatah’ dengan mengutip biaya ke geng-geng tersebut dari hasil penjarahan yang dilakukan.

    “Tentara mengizinkan geng-geng bersenjata mencuri truk-truk bantuan dan barang-barang serta mengenakan biaya,” kata Ismail Thawabteh, yang mengepalai kantor media pemerintah Gaza, kepada Anadolu, dikutip RNTV, Selasa (12/11/2024).

    Ia mengatakan pasukan Israel mencegah petugas polisi Palestina dan perusahaan-perusahaan keamanan swasta mengamankan truk-truk bantuan dan mengancam akan menargetkan mereka.

    “Strategi ini sesuai dengan kebijakan (Israel) yang sengaja membuat warga Palestina kelaparan , dan menegaskan bahwa tujuannya adalah untuk mencegah pengiriman bantuan,” tambahnya.

    Beberapa polisi dan petugas keamanan Palestina tewas dalam serangan-serangan Israel saat menjaga truk-truk bantuan di Gaza.

    Bulan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan tentang kelaparan yang “tidak dapat ditoleransi” di daerah kantong Palestina itu. “Khawatir dengan temuan laporan IPC

    “(Integrated Food Security Phase Classification) hari ini bahwa pengungsian yang tinggi dan pembatasan aliran bantuan kemanusiaan berarti orang-orang di Gaza menghadapi tingkat kelaparan yang sangat parah,” tulis Guterres di X.

    Israel telah melanjutkan serangannya yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Serangan itu telah menewaskan lebih dari 43.600 korban dan membuat daerah kantong itu hampir tidak dapat dihuni. Israel menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza.

    Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari satu juta orang di Gaza tengah dan Gaza selatan tidak menerima pasokan makanan apa pun selama bulan Agustus dan situasi kemanusiaan di Gaza masih sangat buruk. (Anadolu Agency)

    Rencana Kejam Membuat Warga Gaza Mati Kelaparan

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan sedang memeriksa proposal untuk menutup bantuan kemanusiaan ke Gaza utara, dengan tujuan membuat ratusan ribu orang yang tidak bisa meninggalkan rumah mereka mati kelaparan.

    Dalam proposal tersebut, yang dilihat oleh Associated Press, warga yang masih berada di Gaza utara akan diklasifikasikan sebagai kombatan.

    Artinya, tentara Israel diperbolehkan menembak mereka.

    Warga pun akan dilarang mengakses makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

    Proposal itu dibuat oleh sekelompok pensiunan jenderal Israel.

    Mereka menyerukan agar Israel tetap mengendalikan Gaza utara dalam waktu yang tidak terbatas untuk membentuk administrasi baru, sehingga membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian.

    Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan dalam sesi tertutup komite parlemen bahwa ia sedang mempertimbangkan rencana tersebut.

    Otoritas Israel yang mengetahui masalah tersebut mengatakan sebagian dari rencana itu bahkan sudah dilaksanakan.

    Rencana tersebut memberi warga Palestina waktu seminggu untuk meninggalkan sepertiga utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza, sebelum mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai zona militer tertutup.

    Israel telah mengeluarkan banyak perintah evakuasi untuk wilayah Gaza utara selama satu tahun ini, dan yang terbaru adalah pada hari Minggu (6/10/2024).

    Pasukan Israel memperluas serangan militer brutal mereka di Gaza utara pada hari Minggu pagi, setelah menewaskan 300 orang selama sembilan hari dalam serangan darat yang semakin intensif yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia.

    Tank-tank Israel bergerak menuju tepi utara Kota Gaza, sementara serangan udara dari atas terus berlanjut.

    Penduduk mengatakan mereka terisolasi dari wilayah Gaza lainnya.

    Mereka mengatakan bahwa pasukan Israel tidak mengizinkan siapa pun masuk atau keluar dari wilayah utara.

    Tidak ada truk makanan, air, atau obat-obatan yang memasuki wilayah utara sejak 30 September, menurut PBB.

    Sejauh ini, sangat sedikit warga Palestina yang mematuhi perintah evakuasi terbaru.

    Sebab, banyak yang takut bahwa tidak ada lagi tempat yang aman untuk dituju dan mereka tidak akan pernah diizinkan kembali.

    “Semua warga Gaza takut dengan rencana itu,” kata Jomana Elkhalili, seorang pekerja bantuan Palestina berusia 26 tahun untuk Oxfam yang tinggal di Kota Gaza bersama keluarganya.

    “Namun, mereka tidak akan melarikan diri. Mereka tidak akan membuat kesalahan lagi. Kami tahu tempat lain di sana tidak aman,” katanya.

    “Itulah sebabnya orang-orang di utara mengatakan lebih baik mati daripada pergi.”

    Para wanita Palestina mengulurkan piring mereka ke arah seorang pria, untuk menerima jatah roti sayur yang disiapkan oleh para sukarelawan di Beit Lahia di Jalur Gaza utara pada tanggal 14 Agustus 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Photo by Omar AL-QATTAA / AFP) (AFP/OMAR AL-QATTAA)

    Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, mengatakan pada hari Kamis bahwa hanya sekitar 100 warga Palestina yang telah melarikan diri dari utara sejak Minggu.

    “Setidaknya 400.000 orang terjebak di daerah itu,” kata Lazzarini.

    “Dengan hampir tidak ada persediaan dasar yang tersedia, kelaparan menyebar.”

    Kelompok HAM Khawatir Israel Menggunakan Makanan sebagai Senjata

    Mengutip PressTV, kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa rencana tersebut kemungkinan akan membuat warga sipil kelaparan.

    Rencana itu juga bertentangan dengan hukum internasional, yang melarang penggunaan makanan sebagai senjata dan pemindahan paksa.

    Fakta bahwa Israel secara sengaja membatasi makanan ke Gaza merupakan inti dari kasus genosida yang diajukan terhadapnya di Mahkamah Internasional.

    Pihak berwenang Israel mengatakan bahwa jika strategi tersebut berhasil di Gaza utara, strategi itu dapat ditiru di wilayah lain, termasuk kamp-kamp tenda di selatan yang menampung ratusan ribu warga Palestina.

    Agresi Israel terhadap Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 42.000 orang.

    Lebih dari 98.000 orang lainnya juga terluka sejak saat itu.

     

    (oln/anadolu/rntv/*)

     

  • Media Israel: IDF Kelabakan, Hamas Upgrade Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur – Halaman all

    Media Israel: IDF Kelabakan, Hamas Upgrade Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur – Halaman all

    Media Ibrani: Tentara Israel Kelabakan, Hamas Beralih ke Metode Perang Gerilya di Wilayah yang Telah Hancur

    TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Yedioth Ahronoth menerbitkan laporan baru mengenai perkembangan pertempuran di Jalur Gaza utara.

    Laporan itu menunjukkan kalau militer Israel (IDF) kewalahan seiring berubahnya situasi militer di wilayah tersebut.

    “Situasi di Gaza Utara menjadi lebih kompleks dan sulit untuk mengakhiri pertempuran saat ini,” kata laporan media itu dilansir Khaberni, Selasa (2/1/2024).

    Surat kabar tersebut menjelaskan, “Tingginya harga yang harus dibayar oleh tentara Israel dalam hal hilangnya nyawa personel menunjukkan kalau pertempuran tersebut belum mencapai tahap yang menentukan.”

    Surat kabar tersebut melaporkan kalau gerakan pembebasan Palestina, Hamas terus melakukan perlawanan dengan kegigihan.

    “Hamas tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah, namun terus melanjutkan upayanya untuk menembakkan roket ke kota-kota utara Israel,” kata laporan tersebut.

    Laporan tersebut menambahkan, Hamas semakin banyak menggunakan taktik gerilya yang disempurnakan.

    Selain menyesuaikan diri dengan situasi medan yang hancur, serangan dilakukan dengan menggunakan kelompok kecil yang terdiri dari tiga hingga empat orang atau mungkin kurang, dalam upaya untuk melumpuhkan tentara Israel.

    Tentara Israel berdiri di atas tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Pembebasan Palestina Hamas, dekat perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 1 Januari 2024. (Tangkap Layar/REUTERS/Violeta Santos Moura)

    Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Hamas telah berhasil beradaptasi dengan kondisi perang saat ini.

    “Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas telah beralih ke metode perang gerilya di wilayah yang telah hancur, sehingga meningkatkan kesulitan operasi militer bagi tentara Israel di wilayah tersebut,” kata khaberni, mengutip laporan itu.

    Personel Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas di Jalur Gaza. Hamas menyatakan tidak ada pertukaran sandera sebelum pasukan Israel menghentikan agresinya di Jalur Gaza. (khaberni/HO)

    Jumlah Anggota Hamas Bertambah

    Selain metode perang, pasukan militan Palestina, Hamas, dikabarkan bangkit dengan menambah jumlah prajuritnya.

    Namun, jumlah penambahan milisi baru yang bergabung masih simpang siur, sejumlah media memiliki jumlah versinya masing-masing.

    Sementara dari versi penambahan jumlah tersebut, berbeda dengan versi agresi militer dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

    IDF disebut-sebut berbohong dengan jumlah pasukan Hamas yang terluka akibat pertempuran.

    Baik The Jerusalem Post maupun Channel 12 telah menerima informasi yang menunjukkan bahwa Hamas tengah melakukan upaya bangkit secara substansial dengan merekrut pasukan baru.

    Channel 12 mengatakan pada Rabu (1/1/2025) malam bahwa Hamas memiliki sekitar 20.000-23.000 pejuang, bersama dengan Jihad Islam

    Informasi yang diterima The Post dalam periode terkini menunjukkan jumlahnya mendekati sekitar 12.000.

    Fluktuasi liar dalam angka-angka tersebut menjadi lebih mencolok jika dibandingkan dengan angka-angka sebelumnya yang dikeluarkan oleh IDF atau Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Angka terakhir yang dipublikasikan adalah bahwa IDF telah membunuh sekitar 17.000-20.000 pasukan Hamas dan Jihad Islam selama perang.

    Terjadi perbedaan beberapa ribu antara IDF dan Netanyahu sepanjang perang, yang membuat beberapa perkiraan dipertanyakan.

    Pada bulan Juni, IDF mengatakan bahwa sekitar 14.000-16.000 pejuang Hamas telah terluka.

    Lebih jauh, The Post mengetahui bahwa lebih dari 6.000 warga Gaza telah ditahan oleh IDF selama perang, dengan setidaknya 4.300 orang masih dalam tahanan dan paling banyak 2.200 orang dikembalikan ke Gaza karena dianggap kurang berbahaya.

    Perbedaan Jumlah

    Mengingat pada awal perang, IDF mengatakan pasukan penuh Hamas berjumlah 25.000.

    Jumlah tersebut tidak mendekati jumlah sebenarnya kecuali jika seseorang memperhitungkan bahwa Hamas telah merekrut hampir seluruh pasukan baru, yang sepenuhnya menggantikan pasukan lamanya.

    Alternatif lain adalah meskipun IDF memperkirakan pada awal perang bahwa pasukan Hamas berjumlah 25.000 orang, perkiraan sebelumnya sebelum perang dimulai memperkirakan jumlahnya 30.000 atau bahkan 40.000 orang.

    Post diberi tahu pada Rabu malam bahwa angka 40.000 lebih akurat.

    Hal ini dapat menunjukkan bahwa mayoritas pejuang Hamas masih berasal dari pasukan asli mereka, sementara mereka pasti telah menambah ribuan rekrutan baru.

    Bulan Juni menandai laporan pertama mengenai kebangkitan besar Hamas setelah IDF menarik diri dari Gaza utara pada bulan Januari-Februari dan menarik diri dari Khan Yunis pada tanggal 7 April.

    Jika laporan Channel 12 benar, laporan itu mengatakan bahwa sekitar 9.000 pasukan Hamas terbagi antara Gaza utara dan selatan, bahwa Jihad Islam memiliki 4.000 pejuang lainnya, dan bahwa ada 7.000-10.000 pejuang yang tidak terorganisir, lebih lokal, dan tersebar di seluruh Jalur tersebut.

    Angka-angka ini tampaknya bertentangan dengan pengarahan terbaru IDF kepada Post dan media lainnya yang menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Gaza utara telah dibersihkan dari para pejuang.

    Sebaliknya, jumlah Hamas mendekati 12.000, dengan lebih banyak pejuang di Gaza selatan daripada di Gaza utara.

    Namun, beberapa sumber pada Rabu malam mendukung angka-angka Channel 12.

    Namun, bahkan angka-angka Channel 12 memiliki kesenjangan dan spektrum yang signifikan, sehingga perkiraan IDF mungkin lebih terbatas dalam kurun waktu ketika sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza berdesakan bersama di beberapa wilayah kemanusiaan kecil, dengan sedikit kemampuan untuk membedakan antara teroris dan warga sipil.

    Sumber lain mengatakan kepada  The Post bahwa jumlah totalnya tidak jelas tetapi kualitas pejuang Hamas baru yang diberi senjata oleh kelompok teror itu jauh lebih rendah daripada sebelumnya dalam perang, mengingat banyak dari mereka adalah anak di bawah umur yang belum terlatih.

    Populasi Turun

    Populasi Gaza telah turun enam persen sejak perang Israel di daerah kantong yang terkepung itu dimulai hampir 15 bulan yang lalu ketika sekitar 100.000 warga Palestina meninggalkan daerah kantong itu sementara lebih dari 55.000 orang diperkirakan tewas, menurut Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS).

    Sekitar 45.500 warga Palestina, lebih dari separuhnya wanita dan anak-anak, telah terbunuh sejak perang dimulai tetapi 11.000 lainnya hilang, kata biro tersebut, mengutip angka dari Kementerian Kesehatan Palestina.

    Dengan demikian, populasi Gaza telah menurun sekitar 160.000 selama perang menjadi 2,1 juta, dengan lebih dari satu juta atau 47 persen dari total anak-anak berusia di bawah 18 tahun, kata PCBS, dikutip dari NewArab.

    Ditambahkan pula bahwa Israel telah “melancarkan agresi brutal terhadap Gaza yang menyasar semua jenis kehidupan di sana; manusia, bangunan, dan infrastruktur vital… seluruh keluarga telah dihapus dari catatan sipil. Terjadi kerugian manusia dan material yang sangat besar.”

    Israel menghadapi tuduhan genosida di Gaza karena skala kematian dan kehancuran.

    Mahkamah Internasional (ICJ), badan hukum tertinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa, memutuskan Januari lalu bahwa Israel harus mencegah tindakan genosida terhadap warga Palestina.

    Sementara Paus Fransiskus menyarankan masyarakat global harus mempelajari apakah kampanye Israel di Gaza merupakan genosida.

    PCBS mengatakan sekitar 22 persen penduduk Gaza saat ini menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang sangat parah, menurut kriteria Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu, sebuah pemantau global.

    Termasuk dalam 22 persen itu sekitar 3.500 anak yang berisiko meninggal karena kekurangan gizi dan kekurangan makanan, kata biro tersebut.

     

    (oln/khbrn/*)

     

  • Izin Siaran Al Jazeera Tepi Barat Dicabut, Otoritas Palestina Sebut Media Sesat – Halaman all

    Izin Siaran Al Jazeera Tepi Barat Dicabut, Otoritas Palestina Sebut Media Sesat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Izin siaran media Al-Jazeera di Tepi Barat Palestina resmi di tangguhkan berlaku mulai 1 Januari 2025, setelah pemerintah Palestina menutup paksa kantor utama Al Jazeera.

    Penangguhan ini diumumkan langsung oleh Otoritas Palestina (PA) dengan alasan jaringan yang berkantor pusat di Qatar itu telah melakukan dugaan pelanggaran hukum Palestina.

    “Al Jazeera Media Network mengecam keputusan Otoritas Palestina untuk membekukan pekerjaan dan liputannya di Tepi Barat. Al Jazeera menganggap keputusan ini tidak lebih dari sekadar upaya untuk mencegah saluran tersebut meliput peristiwa yang meningkat pesat di wilayah pendudukan,” kata Al Jazeera dalam pernyataanya resminya.

    PA mengatakan penangguhan tersebut hanya bersifat sementara, namun sejauh ini pihaknya belum dapat memastikan kapan penangguhan akan dicabut.

    Ia menegaskan pencabutan akan dilakukan sambil menunggu kepatuhan jaringan terhadap peraturan hukum.

    Adapun keputusan ini dirilis menyusul liputan kritis jaringan Qatar atas serangan PA terhadap perlawanan Palestina di kamp pengungsi Jenin.

    Dalam liputan tersebut disebutkan bahwa tujuan operasi gerakan Fatah yang dipimpin presiden Palestina Mahmoud Abbas berhasil membunuh pentolan Brigade Jenin, warga sipil, dan anak-anak. 

    Sejumlah laporan menyebut mereka beroperasi di bawah pantauan dan dukungan Israel.

    Hal ini lantas membuat Otoritas Palestina meradang, mereka bahkan menyebut  Al Jazeera sebagai media sesat yang menghasut, serta suka campur tangan dalam urusan internal Palestina.

    Al Jazeera Lontarkan Kecaman

    Merespon pembekuan izin siaran yang dilakukan PA Palestina, Al Jazeera dengan tegas mengecam tindakan itu.

    Mereka menyebut praktik tersebut sejalan dengan pendudukan Israel yang lebih dulu melarang siaran media ini.

    “Otoritas Palestina berusaha menghalangi Al Jazeera meliput berbagai peristiwa yang meningkat di wilayah Palestina yang diduduki,termasuk di Jenin dan kamp pengungsian,” lanjut Al Jazeera.

    Sementara itu Hamdah Salhut dari Al Jazeera, yang melaporkan dari ibu kota Amman, Yordania, mengatakan bahwa insiden penggerebekan pasukan keamanan Palestina di Jenin tidak disukai oleh warga Palestina di Tepi Barat.

    “Otoritas Palestina telah melakukan penggerebekan sendiri yang terpisah dari pasukan Israel. Otoritas Palestina telah melakukan itu selama empat pekan terakhir. Tindakan ini telah menewaskan beberapa warga Palestina,” katanya.

    Sebelum Otoritas Palestina memboikot siaran Al Jazeera, pasukan Israel sebelumnya telah lebih dulu menggelar penggerebekan di studio siaran televisi Al Jazeera yang berlokasi di Ramallah Tepi Barat.

    Tak hanya melakukan penggerebekan, dalam kesempatan tersebut tentara bersenjata Israel juga turut menyita peralatan siar seperti kamera yang ada dalam ruangan tersebut.

    Dari rekaman siaran yang diunggal Al Jazeera, para pasukan bertopeng itu terlihat memaksa masuk gedung siaran, menyusuri tiap lorong studio TV yang menjadi kantor pusat biro Al Jazeera di Tepi Barat.

    Pengusiran paksa itu dilakukan lantaran Netanyahu menuduh saluran TV Al Jazeera telah membantu kelompok perlawanan Palestina Hamas.

    Karena selama perang berlangsung media asal Qatar itu terus menyebarkan hasutan ke publik. Netanyahu menilai tindakan itu sebagai

    Setelah penggerebekan, kepala biro al-Omari mengemukakan kekhawatiran tentang apa yang mungkin dilakukan tentara Israel di kantor tersebut.

    Menurut al-Omari cara ini sengaja dilakukan Israel, bertujuan untuk menghapus kebenaran dan mencegah orang mendengar kebenaran.

    Hal senada juga dilontarkan Izzat al-Risheq, anggota biro politik Hamas, ia menggambarkan perintah penutupan tersebut sebagai tindakan pembungkaman kebenaran.

    “Penutupan kantor Al Jazeera adalah puncak dari perang yang dideklarasikan terhadap jurnalis yang menjadi sasaran terorisme Zionis sistematis yang bertujuan menyembunyikan kebenaran,” jelas al-Risheq.

    (Tribunnews.com / Namira Yunia)

  • Amerika Serikat Kirim Bantuan Militer Lebih dari Rp 356 Triliun untuk Israel Sejak 7 Oktober 2023 – Halaman all

    Amerika Serikat Kirim Bantuan Militer Lebih dari Rp 356 Triliun untuk Israel Sejak 7 Oktober 2023 – Halaman all

    AS Mengirimkan Lebih dari 22 Miliar Dolar Bantuan Militer untuk ‘Israel’ Sejak 7 Oktober 2023

    TRIBUNNEWS.COM- Israel Hayom mengatakan total pendapatan dari tiga perusahaan manufaktur senjata utama “Israel” meningkat sebesar 15 persen setelah dimulainya agresi di Gaza, mencapai $13,6 miliar.

    “Israel” telah menerima bantuan militer dari Amerika Serikat senilai lebih dari $22 miliar (lebih dari Rp 356 Triliun)  sejak 7 Oktober 2023, surat kabar Israel, Israel Hayom, mengungkapkan dalam sebuah laporan.

    Laporan tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 10.000 ton amunisi, senilai $2,4 miliar, awalnya dikirim ke “Israel”, mencatat bahwa jumlah ini telah meningkat lima kali lipat, mencapai 50.000 ton pada Agustus 2024.

    Menurut laporan itu, Washington juga mengirim “Israel” berbagai peralatan militer canggih, termasuk rudal untuk sistem pertahanan Iron Dome, bom berpemandu presisi, helikopter angkut berat CH-53, helikopter serang AH-64 Apache, peluru artileri 155 mm, bom penghancur bunker, dan kendaraan lapis baja.

    Israel Hayom menyoroti bahwa total pendapatan dari tiga perusahaan manufaktur senjata utama “Israel” meningkat sebesar 15 persen setelah dimulainya agresi di Gaza, mencapai $13,6 miliar.

    Pada akhir Desember, Saluran 13 Israel mengisyaratkan bahwa kesepakatan pertukaran tahanan dan diakhirinya perang di Gaza tidak akan disetujui oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “kecuali jika itu datang sebagai arahan atau perintah yang jelas dari presiden AS .”

    Saluran tersebut menambahkan bahwa, sejauh ini, tampaknya “Israel” belum menerima perintah yang jelas dari presiden Amerika, meskipun kerugian terus menerus dialami oleh militer Israel.

    Namun, hal ini dapat berubah jika “Donald Trump mengambil alih kekuasaan di Gedung Putih dan mengatakan kepada Netanyahu: Cukup. Pada titik itu, mungkin kita akan mencapai titik yang cukup,” menurut media tersebut.

    Pada pertengahan November, Amerika Serikat mengonfirmasi akan melanjutkan bantuan militernya yang besar kepada “Israel “, meskipun terjadi genosida di Gaza, yang mengakibatkan terbunuhnya lebih dari 45.000 warga Palestina.

    Saat itu, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa tidak ada perubahan pada kebijakannya mengenai aliran senjata ke “Israel”.

    Keputusan Washington muncul bahkan ketika “Israel” telah mengabaikan batas waktu 30 hari yang ditetapkan oleh sekutu terbesarnya untuk meningkatkan bantuan ke Jalur Gaza Palestina yang dilanda perang.

    SUMBER: AL MAYADEEN

  • Otoritas Palestina Ikuti Israel Larang Media Al Jazeera, Ada Apa?

    Otoritas Palestina Ikuti Israel Larang Media Al Jazeera, Ada Apa?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Otoritas Palestina (PA) mengikuti langkah Israel melarang media Al Jazeera menyiarkan laporan di seluruh wilayah negara itu.

    Media pemerintah Palestina, Wafa, melaporkan Al Jazeera merilis laporan yang lebih banyak menghasut.

    “Al Jazeera menyiarkan konten dan laporan yang menghasut dan laporan yang mengandung misinformasi, memprovokasi, menghasut dan mencampuri urusan internal Palestina,” demikian laporan Wafa, dikutip AFP, Kamis (2/1).

    Langkah tersebut merupakan keputusan Komite khusus menteri, yang terdiri dari kementerian kebudayaan, kementerian dalam negeri, dan kementerian komunikasi.

    “[mereka] telah memutuskan untuk menangguhkan siaran dan membekukan semua kegiatan saluran satelit Al Jazeera dan kantornya di Palestina,” lanjut laporan Wafa.

    Salah satu staf Al Jazeera mengonfirmasi kantor jaringan tersebut di Ramallah telah menerima perintah penangguhan pada Rabu.

    Al Jazeera lalu merilis gambar-gambar yang tampak seperti petugas keamanan Palestina memasuki kantor di Ramallah dan menyerahkan perintah penangguhan.

    Mereka juga mengecam Otoritas Palestina dan menyebut praktik tersebut sejalan dengan pendudukan Israel yang lebih dulu melarang siaran media ini.

    “Otoritas Palestina berusaha menghalangi Al Jazeera meliput berbagai peristiwa yang meningkat di wilayah Palestina yang diduduki,termasuk di Jenin dan kamp pengungsian,” lanjut Al Jazeera.

    Sebelum PA menutup Al Jazeera, Israel lebih dulu melakukannya pada September lalu.

    Pemerintahan Benjamin Netanyahu menyebut Al Jazeera menggunakan media untuk menghasut teror.

    Di luar soal pelarangan Al Jazeera, pasukan keamanan PA menjadi sorotan setelah menyerbu Jenin dan bentrok dengan milisi selama berminggu-minggu.

    Pasukan PA berhasil membunuh pentolan Brigade Jenin, warga sipil, dan anak-anak. Sejumlah laporan menyebut mereka beroperasi di bawah pantauan dan dukungan Israel.

    Pasukan PA ingin membuktikan diri ke Israel bahwa mereka mampu dan siap jika ditunjuk untuk mengendalikan Gaza. Saat ini, wilayah itu dikuasai Hamas.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]